Ornamen Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Kajian: Semiotika Chapter III V
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Setiap penelitian membutuhkan suatu cara ataupun metode untuk mencapai
hasil yang sistematis dan terarah. Metode menurut Subagyo (2004: 1) adalah cara
atau jalan, yang selanjutnya metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara
kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat
memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau
tujuan pemecahan masalah. Kemudian, metode penelitian menurut Subagyo
(2004: 2) merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan
terhadap segala permasalahan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu
penelitian yang mengambil data dari Masjid RayaBaiturrahman Banda Aceh
dengan menggunakan metode deskriptif yakni suatu metode yang menggunakan,
mengumpulkan, atau menguraikan berbagai data-data atau teori yang ada
(Mukhtar, 2009: 202).
Berdasarkan dengan tempat, waktu, dan hasil yang akan diteliti, maka
metodologi yang akan digunakan adalah pengamatan/observasi, wawancara dan
dokumentasi.
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian lapangan ini akan dilakukan di Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh. Masjid ini berada di Jl. Mohd. Jam no.1, Kec. Baiturrahman, Kotamadya
Banda Aceh, Provinsi Aceh.
3.2. Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai bulan
Januari 2016. Dilanjutkan menganalisis data yang sudah diperoleh sampai bulan
Oktober 2016.
30
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel
Dalam bukunya yang berjudulProsedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,
Arikunto (2010: 173) mendefinisikan populasi sebagai berikut:
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti akan melakukan penelitian terhadap
ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Selanjutnya Arikunto (1998: 174) juga mendefinisikan sampel dalam
bukunya yang sama di atas sebagai berikut:
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan
hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggenralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi
populasi.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti akan menggunakan ornamen pada
Masjid Raya Baiturrahman yang memiliki tanda denotatif dan konotatif (kajian
semiotika) sebagai sampel penelitian ini.
3.4. Metode Penelitian
Metode menurut Subagyo (2004: 1) adalah cara atau jalan, yang selanjutnya
metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek
sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan
masalah. Kemudian, metode penelitian menurut Subagyo (2004: 2) merupakan
suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala
permasalahan.
Peneliti menggunakan metodelogi analisis semiotika serta metode deskriptif
dan pendekatan kualitatif sebagai metodelogi yang telah digunakan dalam
penelitian ini.
31
Universitas Sumatera Utara
Wawancara yang telah peneliti lakukan adalah mewawancarai narasumber
yang masih berkaiatan dengan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Wawancara dilakukan di dalam ruang kesekretariatan masjid dengan narasumber
imam besar masjid yaitu Bapak Dr. H. Azman Ismail, MA. Narasumber
menceritakan sejarah berkaitan dengan masjid tersebut, mengenai latar belakang
pembangunan hingga keadaan masjid yang sedang direnovasi. Akan tetapi perihal
yang berkaitan dengan ornamen yang ada pada masjid ini, beliau hanya
memberikan sedikit informasi dan rujukan selanjutnya. Sehingga dalam penelitian
ini peneliti mengalami kesulitan minimnya narasumber dan rujukan. Daftar
wawancara dapat dilihat pada lampiran I.
3.5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sebuah alat perekam visual yaitu kamera digital
untuk mengumpulkan data berupa gambar sampel ornamen pada Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh.
32
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pertama kali dibangun oleh Sultan
Iskandar Muda pada tahun 1614 M. Bentuk Masjid Raya Baiturrahman pada
awalnya empat persegiyang terbuat dari kayu berstruktur Indonesia dengan atap
bertingkat tiga. Pertama kali masjid ini diberi nama Masjid Raya Koetaraja,
Koetaraja diambil dari nama kota Banda Aceh pada masa itu (wawancara
langsung dengan Bapak Drs. Nurdin AR, M.Hum.).
Dalam sejarah panjangnya Masjid Raya Baiturrahman pernah terbakar
beberapa kali. Bangunan pertama yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda telah
hilang terbakar pada masa Sultanah Nurul Alam Naqiyatuddin Syah (1675-1678),
ketika terjadi pergolakan antara kaum Wujudiyyah yang menilai kerajaan yang
dipimpin oleh perempuan tidak sah dan berakhir pada kepanikan yang
mengakibatkan istana dan Masjid musnah terbakar.Dalam kebakaran tersebut
tidak hanya istana dan masjid yang musnah, tetapi juga perpustakaan masjid yang
memiliki berbagai kitab dalam jumlah yang sangat besar (Alamsyah Banta, dkk.,
2004: 5-13).
BangunanMasjid Raya Baiturrahman yang dibangun pasca kebakaran
terakhir dipugar secara luar biasa dengan gotong royong masyarakat di bawah
pimpinan Habib Abdurrahman Az-Zahir, tokoh yang dikagumi dan disegani
banyak orang. Ia menjabat Mangkubumi Kesultanan Aceh Darussalam menjelang
perang Belanda di Aceh. Pada permulaan perang Belanda di Acehantara 9
Desember 1873 M hingga 6 Januari 1874 M (Sumalyo, 2006:483)pada tanggal 8
Safar 1290 H pada pukul 08.00 WIB bangunan Masjid Raya Baiturrahman sekali
lagi musnah terbakar terkena peluru meriam api yang dilepaskan pasukanBelanda
ke kampung Meuraksa (Alamsyah Banta, dkk., 2004: 13-15).
Setelah kebakaran tersebut, hilanglah wajah Masjid Baiturraahman lama dan
berganti dengan wajah baru, ketika 6 tahun kemudian dalam rangka mengambil
hati rakyat Aceh. Pemerintah Militer Belanda pada masa Gubernur Militer
Jenderal Mayor K. van Der Hajden (1879-1881) membangunnya kembali dalam
33
Universitas Sumatera Utara
bentuk bangunan batu bergaya Moor, sebagaimana terlihat sekarang hasil
rancangan ArsitekDe Bruen. Hadirnya bangunan Masjid Raya Baiturrahman dari
bahan batu dan bergaya Moor tersebut, telah mengubah gaya dan bentuknya yang
berciri Melayu Nusantara kepada bentuk dan ciri bangunan masjid-masjid di
Negara-negara Islam lainnya, sebagai corak baru yang gemilang dalam sejarah
seni bangunannya, seperti Syro-Egyptostyle, Hispano-Moresque style, Persian
style, Ottoman style, atau Indian style (Alamsyah Banta, dkk., 2004: 16).
Peletakan batu pertama dilaksanakan pada 9 Oktober 1879 oleh Tengku
Malikul Adil disaksikaan oleh pembesar Belanda G.J. van Heijden. Masjid secara
resmi dibuka pada 27 Desember 1881. Kemudian pada tahun 1935-1936 atas
usaha Gubernur Jenderal A.P.H. Van Aken masjid mengalami beberapa
penambahan dan perluasan, sayap kiri dan kanan atapnya ditambah dengan kubah
sehingga jumlahnya menjadi tiga buah. Selanjutnya dalam masa kemerdekaan
Indonesia, yaitu pada masa Gubernur A. Hasmy (antara 1958-1967) Masjid
kebanggaan masyarakat Aceh tersebut diperluas lagi, ditambah dua unit kubah
kembar masing-masing pada ujung kiri-kanan atau utara-selatan dari sayap,
bentuknya identik dengan unit di tengah termasuk porch, kolom, pelengkung,
ornamen dan kubahnya. Dengan demikian kubah menjadi lima buah (Sumalyo,
2006:483-485). Pada masa Gubernur Ibrahim Hasan (antara 1987-1993) Masjid
Raya Baiturrahman diperluas lagi menjadi tujuh kubah (Alamsyah Banta, dkk.,
2004: 16). Terakhir pada saat ini, pada masa Gubernur dr. Zaini Abdullah Masjid
Raya Baiturrahman diperluas lagi dengan melebarkan halaman dan pemasangan
12 unit payung raksasa, di halaman depan dan samping kiri masjid seperti yang
terlihat di halaman Masjid Nabawi, di Madinah. Selain itu pembangunan
basement (bawah tanah) untuk lapangan parkir mobil dan sepeda motor, basement
itu nantinya akan dilengkapi tempat wudhu, serta toilet pria dan wanita yang
semua bahannya terbuat dari batu mar-mar dari Italia atau Spanyol.
Proyek
pelebaran dan peningkatan sarana prasarana ibadah di Masjid Raya Baiturrahman
yang akan selesai pada Juni 2017 mendatang, juga akan menambah daya tampung
masjid
dari
7000
orang
jamaah
menjadi
15.000
orang
jamaah(http://bappeda.acehprov.go.id/aceh_masa_depan/detail/8-renovasi-masjidraya-baiturrahman-kota-banda-aceh/diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).
34
Universitas Sumatera Utara
4.2 Deskripsi Bangunan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Bangunan Masjid Raya Baiturrahman terletak di tengah-tengah kota Banda
Aceh, di jalanMohammad Jam No. 1, Kecamatan Baiturrahman, Kotamadya
Banda Aceh. Bangunan Masjid Raya Baiturrahman terdiri dari beberapa bagian,
yaitu:
4.2.1 Pagar dan Gerbang
Pagar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang digunakan untuk
membatasi (mengelilingi, menyekat) pekarangan, tanah, rumah, kebun, dan
sebagainya (http://kbbi.web.id/pagar/ diakses pada tanggal 11 November
2016).Adapun gerbang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pintu masuk
(http://kbbi.web.id/gerbang-2 diakses pada tanggal 11 November 2016).Pagar
Masjid Raya Baiturrahman dibangun mengelilingi seluruh lahan masjid dengan
bentuk memanjang Timur-Barat dengan luas lahan +31.000 m2. Pagar tersebut
memiliki 4 (empat) gerbang di ke-empat sisinya sebagai pintu masuk ke
pekarangan masjid, gerbang utama terletak di sisi Timur dengan membentuk
relung antar tiang dan direlief dengan pola-pola geometri. Di dalam pekarangan
masjid terdapat 1 (satu) gerbang, yang mana gerbang ini merupakan pintu masuk
utama sebelum dilakukan perluasan kawasan pekarangan masjid pada tahun 1990
(Alamsyah Banta, dkk., 2004: 109).
Gambar 12 : Pagar Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok. Pribadi 17/12/2015)
35
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13: Gerbang Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok. Pribadi 17/12/2015)
4.2.2 Bangunan Induk
Bangunaninduk atau bangunan utama masjid menghadap kearah kiblat dan
memiliki 7(tujuh) kubah, serta 4(empat) menara yang melekat pada bangunan
masjid. Tampak depan bangunan masjid cenderung dihiasi sulur-sulur yang
dominan pada relung antar kolom dengan relief pada bidang dindingnya. Bagian
barat dari bangunan masjid terdiri dari dua lantai dengan fungsi sebagai fasilitas
pengelola dan pelayanan. Bangunan induk terdiri atas Serambi dan Ruang Utama,
untuk memasuki serambi pada bangunan induk melalui anak tangga dengan 10
(sepuluh) anak tangga yang terletak di setiap pintu masuk masjid. Pada anak
tangga paling bawah terdapat parit yang mengalir untuk mencuci kaki sebelum
masuk ke masjid.
4.2.3 Serambi
Serambi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah beranda atau selasar
yang agak panjang, bersambung dengan induk rumah (biasanya lebih rendah
daripada induk rumah) (http://kbbi.web.id/serambi/ diakses 11 November 2016).
Serambi, merupakan bagian depan masjid yang biasa berada dipintu masuk
masjid. Serambi biasa digunakan sebagai teras tempat beristirahat atau hanya
sekedar berkumpul sejenak. Masjid Raya Baiturrahman memiliki 3 (tiga) serambi,
serambi utama berada di tengah-tengah bagian depan masjid, serambi ini
36
Universitas Sumatera Utara
merupakan serambi yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1879. Selanjutnya
pada tahun 1933-1936 Belanda melakukan perluasan masjid sehingga menambah
2 (dua)serambi lagi yang berada di samping kiri dan kanan serambi utama,
serambi kiri dan kanan memiliki ukuran yang lebih kecil dari serambi utama
(Alamsyah Banta, dkk., 2004:104).
Gambar 14: Serambi Utama Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.2.4 Ruang Utama
Ruang utama masjid dengan luas lantai + 3.500 m2 digunakan untuk shalat,
lantai terbuat dari marmer (wawancara langsung dengan Bapak Dr. Azman Ismail,
MA.). Dinding ruang utama terbuat dari tembok dengan 7 (tujuh) buah pintu
masuk pada ke-tiga sisi ruang utama dengan lengkungan Persia di bagian atasnya
dan pintu dari besi kerawang yang berpola geometris dan floralis. Bagian Barat
dari ruang shalat merupakan bangunan perluasan dengan jarak antar kolom lebih
lebar dan adanya relung-relung antar kolom yang mendominasi ruang. Pada sisi
timur, utara dan selatan terdapat 20 jendela kaca berbentuk lengkungan dengan
terali besi yang berpola geometris.
Pada dinding ruang utama masjid terdapat kaligrafi Arab yang terbuat dari
lempengan besi, ornamen geometris dan floralis berwarna putih. Dinding
penyangga kubah dibuat lebih tinggi dan menjorok ke atas dengan bentuk persegi
dan segi enam. Pada sisi dinding terdapat lingkaran kaca yang berfungsi sebagai
tempat masuknya cahaya pada ruang shalat. Pada plafon (langit-langit) ruang
utama masjid terdapat hiasan ornamen berpola geometris.Ruang utama masjid
37
Universitas Sumatera Utara
Raya Baiturrahman ini memiliki 193 buah tiang (wawancara langsung dengan
Bapak Dr. Azman Ismail, MA.).
4.2.5 Mihrab
Mihrab dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:931) adalah ruang kecil yang
menjorok keluar dari dinding mesjid (langgar) yang mengarah ke Kabah, tempat
imam memimpin sembahyang.
Mihrabmerupakan bagian dari masjid yang biasanya berbentuk relung dan
menyatu dengan dinding sebelah kiblat. Mihrab merupakan titik sentral dan
aksentuasi dari masjid yang sering dihiasi baik kaligrafi ataupun bentuk
polygonal, dan pada langit-langitnya dibuat hiasan yang karakteristik (Alamsyah
Banta, dkk., 2004:112).
Mihrab pada masjid Raya Baiturrahman terletak pada sisi barat ruang utama.
Mihrab berbentuk relung dengan bentuk ruang 1/2 (setengah) lingkaran. Dinding
mihrab menggunakan batu hitam yang dihiasi dengan Qiswah (selimut
berornamen kaligrafi pada Ka’bah) dan dibuat diatas kuningan serta dipadukan
dengan ragam hias Aceh. Warna kekuningan dari latar mihrab cenderung
memantulkan sinar atau cahaya lampu, sehingga memberikan penekanan yang
lebih kuat sebagai pusat orientasi(Alamsyah Banta, dkk., 2004:112-114).
Gambar 15: Mihrab Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
38
Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Mimbar
Mimbar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 975) adalah panggung
kecil tempat berkhotbah (berpidato). Mimbar masjid Raya Baiturrahman terletak
di sebelah barat, tepatnya di sisi kiri mihrab.Mimbar terbuat dari kayu yang dicat
dengan warna coklat. Mimbar tidak memiliki atap, bagian puncak mimbar
berbentuk lengkungan yang ditopang oleh dua tiang di sisi kiri dan kanan yang di
atasnya dihiasi dengan kubah kecil berwarna kuning keemasan. Bagian dalam di
diukir dengan ornamen floralis (bunga, dedaunan dan bulatan). Dalam bulatan
ditulis lafaz La ilaha illaallah. Di bawah ukiran daun-dedaunan terdapat lafaz
yang lebih lengkap La ilaha illaallah Muhammad rasulullah.
Bagian depan mimbar dikelilingi ukiran ornamen Aceh yang di sebut taloe
meuputa, di bagian dalam diukir dengan bentuk lengkungan ditopang oleh dua
tiang, pada bagian tengah lengkungan terdapat 1 (satu) ukiran berbentuk neraca
gantung berwarna kuning emas. Di sisi kiri dan kanan lengkungan terdapat ukiran
bulan dan bintang berwarna kuning emas serta terdapat ukiran dedaunan. Tepat di
bawah ukiran neraca terdapat ukiran sulur-sulur.
Gambar 16: Mimbar Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.2.7 Tempat Wudhu
Tempat wudhu terletak pada sisi utara dan selatan dari bangunan induk
masjid. Tempat wudhu pria di bagian selatan dilengkapi alat otomatis untuk
pemakaian air wudhunya. Untuk melayani kebutuhan dari kegiatan di atas, masjid
39
Universitas Sumatera Utara
Raya Baiturrahman memanfaatkan 2 (dua) sumber air yang pertama dari PDAM
dan satu lagi dari sumur dalam. Untuk penampungan air tersebut telah disediakan
tangki air sebanyak dua buah, satu pada halaman bagian selatan dan satu lagi pada
teras bagian barat di bawah tangga. Bangunan tangki air dibuat dari plat beton
bertulang dan dilengkapi pompa serta bak penampung air di atas bangunan
pengelola dengan kapasitas 8m3 sebelum dialirkan melalui kran-kran yang ada
(Alamsyah Banta, dkk., 2004:122-123).
Gambar 17: Tempat Wudhu Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.2.8 Menara
Menara adalah bangunan yang tinggi (seperti di masjid, gereja); bagian
bangunan
yang
dibuat
jauh
lebih
tinggi
daripada
bangunan
induknya(http://kbbi.web.id/menara/ diakses pada tanggal 11 November 2016).
Bangunan menara pada masjid Raya Baiturrahman yang dibangun tahun
1958/1965 adalah 2 (dua) buah, dan dalam perencanaan tahun 1989 menara
masjid ditambah sebanyak 2 (dua) buah yang melekat pada sisi sebelah barat dan
mengapit mihrab serta pada halaman sebelah timur dibangun 1 (satu) buah menara
utama dengan tinggi 53 m yang terletak pada garis sumbu utama bangunan
masjid. Pada garis sumbu ini terdapat pintu gerbang utama yang merupakan batas
akhir lingkungan masjid pada sisi sebelah timur. Kubah menara utama dibuat dari
bahan aluminium berbentuk Boh Meuria (buah rumbia) dan di atas kubah tersebut
dibangun Boh Roe dengan menggunakan bahan suasa sehingga bangunan ini
40
Universitas Sumatera Utara
diharapkan merupakan massa bangunan tertinggi dalam Kotamadya Aceh
(Alamsyah Banta, dkk., 2004 :120-121).
Gambar 18: Menara Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.3
Analisis Semiotika Pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh memiliki beberapa bagian yaitu
pagar, gerbang, bangunan induk, ruang utama, mihrab, mimbar, tempat wudhu
dan menara. Semua bagian tersebut dihiasi oleh ornamen (hiasan). Hampir seluruh
ornamen yang ada bermotif goemetris dan floralis. Yang dimaksud dengan
geometris adalah garis, lengkung, segitiga hingga segi banyak dan lain-lain ada
dalam ilmu ukur, bagian-bagiannya termasuk sudut dan luasnya dapat diukur
(Sumalyo, 2006: 13).
Dalam bukunya yang berjudul Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah
Muslim, Sumalyo (2006:22) menyebutkan Ornamen Floral (tumbuh-tumbuhan)
41
Universitas Sumatera Utara
disebut juga Arabeisque. Ornamen Arabeisque banyak juga terdapat di masjid,
seperti di gerbang, gerbang dalam halaman masjid, bagian depan serambi masjid,
tiang ruang utama, dinding lengkungan ruang utama masjid, plafon ruang utama,
pintu, jendela dan mihrab masjid.
Selain ornamen geometris dan Arabeisque terdapat juga ornamen Aceh di
beberapa bagian masjid, seperti ornamen pada pintu, plafon, tiang, mimbar dan
mihrab masjid.
4.3.1 Analisis Jenis dan Bantuk Ornamen Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh
Ornamen Arab yang dijumpai di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
sebanyak 27 buah, berikut uraiannya berdasarkan jenis dan bentuknya:
1.
Ornamen Arab Berbentuk Tumbuhan/Floralis Pada Bagian Atas Lengkungan
Masjid
Gambar 19: OrnamenFloralis Pada Bagian Atas Lengkungan Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen yang terletak pada Bagian Atas Lengkungan Masjid tersebut
merupakan ornamen Arab berupa bentuk ornamen floralis dengan bentuk dasar
segitiga.
2.
Ornamen Arab Berbentuk Tumbuhan/Floralis Pada Bagian Depan Serambi
Masjid
42
Universitas Sumatera Utara
Gambar 20 : Ornamen Floralis Pada Bagian Depan Serambi Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab berbentuk floralis dengan bentuk
bunga mawar tunggal. Ornamen tersebut terdapat pada bagian atas serambi
masjid. Pada serambi tengahterdapat dua ornamen bunga tunggal, sedangkan pada
serambi kanan dan kiri masing-masing terdapat tiga ornamen bunga tunggal.
3.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Bagian Plafon Ruang Utama
Masjid
Gambar 21: Ornamen Geometris Pada Bagian Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen
geometris. Ornamen tersebut terdapat pada bagian plafon di seluruh ruang utama
masjid. Terdapat 75 ornamen dengan bentuk serupa dalam masjid Raya
Baiturrahman ini.
43
Universitas Sumatera Utara
4.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Lengkungan Dinding Masjid
Gambar 22: Ornamen Geometris Pada Lengkungan Dinding Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen dengan bentuk geometris yaitu ornamen
berbentuk persegi yang di dalamnya dihiasi dengan ornamen bentuk floralis.
Lengkungan tersebut diapit oleh empat tiang sehingga membentuk tiga
lengkungan menyerupai lengkungan Persia. Ornamen geometris tersebut terletak
pada seluruh lengkungan dinding masjid.
5.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Sisi Kanan dan Kiri
Mihrab Masjid
Gambar 23: Ornamen Geometris Pada Dinding Sisi Kanan dan Kiri Mihrab
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk geometris.
Perpaduan antara bentuk persegi delapan dan bintang membuat ornamen yang
terjalin sangat tegas dan indah. Ornamen ini terletak pada dinding bagian depan
ruang utama masjid, tepatnya pada dinding sisi kanan dan kiri mihrab.
6.
Ornamen Arab Berbentuk Geografis Pada Plafon Ruang Utama di Bagian
Depan Mihrab Masjid
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 24: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama di Bagian Depan
Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
geometris yaitu persegi delapan dengan lukisan-lukisan indah menghiasi sisi
dalam persegi delapan.
7.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Jendela Ruang Utama Masjid
Gambar 25: Ornamen Geometris Pada Jendela Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas diketahui dengan jelas bahwa termasuk ornamen Arab
dengan bentuk geometris karena mengandung unsur segi delapan. Ornamen
tersebut terletak pada jendela ruang utama masjid yang berjumlah jendela.
45
Universitas Sumatera Utara
8.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Depan Ruang Utama
Masjid
Gambar 26: Ornamen Geometris Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen
geometris. Ornamen tersebut terletak pada dinding depan ruang utama masjid.
9.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Gerbang Masjid
Gambar 27: Ornamen Geometris Pada Dinding Gerbang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Diketahui dengan jelas bahwa ornamen yang termasuk ornamen Arab di atas
merupakan ornamen geometris karena mengandung unsur persegi. Ornamen ini
terdapat pada setiap dinding bagian luar masjid dan di setiap dinding gerbang
masjid.
10. Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 28: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
46
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen dengan bentuk geometris
karena
memiliki bentuk segi delapan dibagian tengah dan adanya bentuk lingkaran
dengan hiasan kaligrafi yang mengelilingi segi delapan . Ornamen ini terdapat
pada plafon di bagian yang menjorok ke atas sebagai penopang kubah masjid
yang pertama kali di bangun oleh Belanda. Ornamen dibuat pada bagian tengah
plafon sebagai hiasan untuk tempat lampu hias yang digantung tepat di bawah
ornamen tersebut
11. Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 29: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen dengan bentuk geometris dengan pola
dasar berbentuk persegi dua belas. Ornamen ini terdapat pada plafon di bagian
yang menjorok ke atas sebagai penopang kubah masjid yang kedua dan ketiga.
Ornamen tersebut dibuat pada bagian tengah plafon sebagai hiasan untuk tempat
lampu hias yang digantung tepat di bawah ornamen tersebut.
12. Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Atas Plafon
Gambar 30: Ornamen Geometris Pada Dinding Atas Plafon
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
47
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen
geometris yaitu berbentuk lingkaran dengan hiasan-hiasan ornamen floralis
didalamnya.Ornamen dengan bentuk lingkaran ini terdapat pada dinding yang
menjorok ke atas sebagai dinding penopang kubah masjid.
13. Ornamen Arab Berbentuk Geometris dan Floralis Pada Pintu Masuk ke
Ruang Utama Masjid
Gambar 31: Ornamen Geometris Pada Pintu Masuk ke Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk dasar geometris
dan dihiasi dengan bentuk ornamen floralis didalamnya. Ornamen ini dibuat dari
besi kerawang yang digunakan sebagai pintu yang dibuka dengan cara dilipat ke
sisi samping kiri dan kanan.
14.
Ornamen bernama “Puta Taloe” Yang Terdapat Pada Dinding Depan Ruang
Utama Masjid
Gambar 32: Ornamen “Puta Taloe” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
48
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab bernama Puta taloe yang artinya
pintalan tali. Ornamen dengan bentuk dua tali yang dipintal tersebut terletak pada
bagian dinding depan ruang utama masjid. Terdapat 28 (dua puluh delapan)
ornamen
dari bahan fiber glass dengan warna hijau tosca dan 8 (delapan)
ornamen dari bahan kayu berwarna coklat. Ornamen ini dibuat dengan teknik ukir.
15. Ornamen bernama “Puta Taloe” Pada Mihrab Masjid
Gambar 33: Ornamen “Puta Taloe” Pada Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis.
Ornamen tersebut berbentuk dua pintalan tali yang diakhiri dengan sulur-sulur
dari ornamen bernamaAwan meusingklet. Ornamen ini dibuat dengan bentuk
melengkung mengikuti bentuk mihrab yang berbentuk setengah lingkaran dan
dibuat dari lempengan besi berwarna coklat keemasan.
16. Ornamen bernama “Awan Si On” Yang Terdapat Pada Jendela Masjid
Gambar 34: Ornamen “Awan si on” Pada Jendela Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis.
Ornamen yang terdapat pada jendela masjid ini
diukir dengan sulur-sulur
menyerupai bentuk pohon.
49
Universitas Sumatera Utara
17. Ornamen bernama “Rante” Yang Terdapat
Pada Dinding Depan Ruang
Utama Masjid
Gambar 35: Ornamen “Rante” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk geometris bangun
datar belah ketupat yang bersusun ke bawah, pada bagian dalamnya diukir
ornamen bentuk floralis bernama Bungong meulu. Ornamen diatas terletak pada
dinding depan ruang utama, tepatnya di atas tiang dengan jumlah keseluruhan 18
ornamen.
18. Ornamen bernama Pada “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Leher Kubah
Masjid.
Gambar 36: Ornamen “Pucok reubong” Pada Leher Kubah Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis yang terletak pada leher kubah. Ornamen ini dibuat berulang dan
mengitari seluruh leher kubah masjid yang berjumlah 7(tujuh) kubah.
50
Universitas Sumatera Utara
19.
Ornamen bernama “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Bagian Bawah
Atap Masjid
Gambar37: Ornamen “Pucok reubong” Pada Bagian Bawah Atap Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis yang terletak pada bagian bawah atap. Ornamen ini dibuat tersusun dan
mengitari seluruh bagian pinggir bawah atap masjid.
20. Ornamen bernama “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Tabir Masjid
Gambar 38: Ornamen “Pucok reubong” Pada Tabir Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis.
Ornamen tersebut terletak pada tabir masjid sebagai pembatas antar shaf laki-laki
dan perempuan. Ornamen tersebut dibuat dengan bentuk kerawang dari bahan
kayu.
21. Ornamen bernama “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Tiang Masjid
Gambar 39: Ornamen “Pucok reubong” Pada Tiang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
51
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis. Ornamen Pucok reubong tersebut dibuat satu persatu di atas ornamen
bernama Bungong reune leue mengelilingi lingkaran tiang. Ornamen ini dibuat di
atas lempengan besi yang direkatkan pada tiang masjid.Ornamen ini terletak pada
seluruh tiang masjid bangunan baru yang dibangun oleh pemerintah Aceh sebagai
bentuk renovasi untuk pelebaran masjid.
22.
Ornamen bernama “Awan Meusingklet” Yang Terdapat Pada Pintu Masuk
Ruang Utama Masjid
Gambar 40: Ornamen “Awan Meucanek” Pada Pintu Masuk Ruang Utama
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis
yang dibuat dalam pola geometris persegi panjang. Ornamen tersebut dibuat pada
lengkungan dengan hiasan kerawang dari besi. Pintu kerawang dari besi ini
dibuka dengan cara di lipat. Ornamen ini terletak pada seluruh 7(tujuh) pintu
masuk ruang utama masjid.
23.
Ornamen bernama “Bungong ajoe-ajoe” Yang Terdapat Pada Tiang Masjid
Gambar 41: Ornamen “Bungong ajoe-ajoe” Pada Tiang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
52
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis yang dibuat dengan bentuk dasar segitiga. Ornamen ini terletak pada
seluruh tiang masjid yang dibangun oleh Belanda. Ornamen ini dibuat di atas
lempengan besi yang direkatkan pada tiang masjid.
24. Ornamen bernama Pada “Bungong Meulu” Yang Terdapat Pada Tiang
Masjid
Gambar 42: Ornamen “Bungong meulu” Pada Tiang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis, yang terdapat pada tiang masjid. Ornamen ini dibuat dengan teknik
diukir. Ornamen Bungong meulu diukir pada bagian tengah dan diapit oleh
ornamen lain yang diadaptasi dari ornamen Arab bentuk floralis lainnya seperti
ornamen dheuen dan awan meucanek.
25. Ornamen bernama “Bungong Meusingklet” Yang Terdapat Pada Mihrab
Masjid
Gambar 43: Ornamen “Bungong Meusingklet” Yang Terdapat Pada Mihrab
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen yang diadaptasi dari ornamen Arab
dengan bentuk floralis. yang dibuat dari lempengan besi berwarna emas. Ornamen
53
Universitas Sumatera Utara
yang terletak pada atas mihrab ini dibuat dengan bentuk setengah lingkaran
mengikuti bentuk mihrab masjid.
26. Ornamen “Bulen Bintang” Yang Terdapat Pada Mimbar Masjid
Gambar 44: Ornamen “Bulen Bintang” Pada Mimbar Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen ini merupakan ornamen Arab yang disebut Bulen bintang dalam
bahasa Aceh. Ornamen dengan bentuk Arabesque ini terletak pada bagian depan
mimbar, tepatnya di sisi kanan dan kiri mimbar.
27. Ornamen “Awan Meucanek” Yang Terdapat Pada Mimbar Masjid
Gambar 45: Ornamen “Awan meucanek” Pada Mimbar Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis
yang terdapat mimbar masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Ornamen ini
bersusun berurutan mengitari seluruh sisi mimbar menyerupai bingkai bagi
ornamen lainnya.
4.3.2. Analisis Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh
Dalam penelitian Ornamen Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ini,
peneliti menggunakan ilmu Semiotika dalam menelaah tanda yang terkandung
pada objek (ornamen) yang terdapat pada masjid Raya Baiturrahman. Dalam teori
Roland Barthes (1968) terdapat dua jenis tanda, yaitu denotatif dan konotatif,
untuk lebih jelas peneliti akan menguraikan tanda-tanda tersebut sebagai berikut:
54
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.1 Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab
1. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada Bagian
Atas Lengkungan Masjid
Gambar 46: OrnamenFloralis Pada Bagian Atas Lengkungan Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen floralis ini menggambarkan motif sulursuluran yang berada di sisi kiri dan kanan lengkungan masjid yang berbentuk
segitiga.
Secara konotatif, ornamen floralis yang terdapat pada bagian atas
lengkungan masjid ini memiliki bentuk dasar segitiga yang memiliki
pemaknaan yaitu “Symbol of human, consciousness and the principle of
harmony” (Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya “Lambang dari
manusia, tentang kesadaran dan dasar-dasar keselarasan”. Dalam ornamen
bentuk segitiga terdapat 3 (tiga) sisi yang sejajar dan saling terhubung
menjelaskan karakteristik manusia, yang seimbang saling terhubung antara
Tuhan, lingkungan dan manusia.
2. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada Bagian
Atas Serambi Masjid
Gambar 47: Ornamen Floralis Pada Bagian Atas Serambi Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
55
Universitas Sumatera Utara
Secara denotatif, ornamen yang terletak pada bagian atas serambi masjid
ini merupakan ornamen floralis dengan bentuk dasar pola segi delapan.
Ornamen ini diukir tiga buah bersusun membentuk segitiga pada dinding atas
serambi. Ornamen floralis ini menjadi pusat perhatian pada ornamen
geometris persegi atau segi empat yang bersusun memenuhi seluruh dinding.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna
“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
3.
Tanda Denotatif dan Konotatif
Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Bagian Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 48: Ornamen Geometris Pada Bagian Plafon Ruang
Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada bagian plafon ruang utama
masjid ini merupakan ornamen geometris dengan bentuk segi enam yang
dibingkai dengan ornamen dengan ukiran yang sama. Ornamen ini dibuat
dengan teknik lukis.
56
Universitas Sumatera Utara
Secara konotatif, ornamen geometris ini memiliki bentuk dasar segi enam
yang memiliki makna “Symbol of heaven” (Pancawaty dan Faqih, 2012:2)
yang artinya adalah “Lambang Surga”. Segi enam disebut sebagai simbol
utopia, yaitu negeri yang sempurna. Ornamen ini melambangkan kesuburan
dengan 6 (enam) segi yang menopang kehidupan muslim, lambang
kesempurnaan juga dapat diartikan sesuatu yang bersifat khayalan. Segi enam
juga diibaratkan rukun iman yang apabila dijalani dengan baik akan
mendapatkan balasan surga.
4.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Lengkungan Dinding Masjid
Gambar 49: Ornamen Geometris Pada Lengkungan Dinding
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk dasar segi empat persegi. Pada bagian dalam persegi, untuk mengisi
kekosongan dan menambah keindahan ornamen
tersebut dihiasi dengan
ukiran ornamen floralis. Ornamen ini terletak pada lengkungan dinding
masjid.
Secara konotatif, ornamen yang memiliki bentuk dasar segi empat ini
memiliki makna “Symbol of physical experience and the physical world of
materiality” (Pancawaty dan Faqih, 2012:12)yang artinya “Lambang dari
pengalaman fisik ( sesuatu yang dirasakan secara fisik) dan yang bersifat
nyata”. Makna dari ornamen bentuk persegi dengan keempat sisi yaitu
menunjukkan simbol fondasi, saling menyokong dan terhubung
yang
melambangkan inspirasi(fondasi dasar), keseimbangan, kesiagaan dan
57
Universitas Sumatera Utara
spiritualitas melambangkan urutan alam semesta, seperti: utara, selatan, timur
dan barat.
5.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Sisi Kanan dan Kiri Mihrab Masjid
Gambar 50: Ornamen Geometris Pada Dinding Sisi Kanan dan
Kiri Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang
terletak pada dinding bagian depan
ruang utama masjid, tepatnya pada dinding sisi kanan dan kiri mihrab ini
merupakan ornamen geometris dengan bentuk persegi delapan yang tidak
putus-putus sehingga terbentuk pola bintang-bintang membuat ornamen ini
terjalin sangat tegas dan indah.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
58
Universitas Sumatera Utara
6.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Plafon Ruang Utama di Bagian Depan Mihrab Masjid
Gambar 51: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama di
Bagian Depan Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada plafon ruang utama di
bagian depan mihrab masjid ini memiliki bentuk dasar segi delapan dengan
motif-motif floralis di dalamnya sehingga membuat ornamen ini menjadi
sangat indah. Ornamen ini dibuat dengan ukiran dari kaca patri yang
berfungsi sebagai penerangan buatan dari sisi atas dan dapat memberikan
efek panas pada ruang di bawahnya.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
7.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Jendela Ruang Utama Masjid
59
Universitas Sumatera Utara
Gambar 52: Ornamen Geometris Pada Jendela Ruang Utama
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada jendela masjid ini memiliki
bentuk dasar segi delapan. Ornamen yang berwarna biru muda ini dibuat dari
besi jenis kerawang guna untuk memberikan efek gelap terang, agar cahaya
dapat masuk ke dalam masjid. Ornamen ini berukiran persegi delapan dengan
garis-garis teratur di dalamnya yang menyerupai gambaran bintang.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna
“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
60
Universitas Sumatera Utara
8.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Depan Ruang Utama Masjid
Gambar 53: Ornamen Geometris Pada Dinding Depan Ruang
Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terletak pada dinding depan ruang utama
masjid ini merupakan ornamen geometris dengan bentuk menyerupai segitiga
terbalik dengan sisi kanan dan kirinya seperti bentuk segi yang patah
bersusun yang ukurannya semakin kebawah semakin kecil. Pada bagian atas
diisi dengan ukiran lingkaran yang bersusun berurutan ke arah samping.
Ornamen ini diukir dari bahan kayu berwarna coklat.
Secara konotatif, ornamen geometris dengan bentuk dasar segitiga ini
memiliki makna “Symbol of human, consciousness and the principle of
harmony” (Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya “Lambang dari
manusia, tentang kesadaran dan dasar-dasar keselarasan”. Dalam ornamen
bentuk segitiga terdapat 3 (tiga) sisi yang sejajar dan saling terhubung
menjelaskan karakteristik manusia, yang seimbang saling terhubung antara
Tuhan, lingkungan dan manusia.
9.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Gerbang Masjid
Gambar 54 : Ornamen Geometris Pada Dinding Gerbang
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
61
Universitas Sumatera Utara
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk dasar persegi atau segi empat. Ornamen persegi ini bersusun rapi
memenuhi dinding gerbang masjid.
Secara konotatif, ornamen geometris tersebut memiliki bentuk dasar
persegi atau segi empat, memiliki makna “Symbol of physical experience and
the physical world of materiality” (Pancawaty dan Faqih, 2012:12)yang
artinya “Lambang dari pengalaman fisik ( sesuatu yang dirasakan secara
fisik) dan yang bersifat nyata”. Makna dari ornamen bentuk persegi dengan
keempat sisi yaitu menunjukkan simbol fondasi, saling menyokong dan
terhubung
yang melambangkan inspirasi(fondasi dasar), keseimbangan,
kesiagaan dan spiritualitas melambangkan urutan alam semesta, seperti: utara,
selatan, timur dan barat.
10. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 55 : Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
pola dasar lingkaran berbentuk kaligrafi dan pada bagian tengahnya diberi
ukiran dengan pola geometris pula yaitu pola segi delapan. Perpaduan dua
ukiran ini menghasilkan bentuk ornamen yang sangat indah sebagai tempat
menggantung lampu pada bagian plafon masjid.
62
Universitas Sumatera Utara
Secara konotatif, ornamen di atas memiliki dua bentuk pola ornamen
yaitu pola lingkaran dan pola segi delapan. Pola lingkaran memiliki
pemaknaanSymbol of eternity, perfect expression of justice(Pancawaty dan
Faqih, 2012:2). “Lambang keabadian,
ungkapan yang sempurna untuk
keadilan”. Makna dari ornamen bentuk lingkaran ini memiliki arti keabadian
tanpa ujung tanpa akhir, bahwa Tuhan tidak berawal dan berakhir. Sedangkan
pola segi delapan memiliki pemaknaan “Symbol of God light, spreading the
Islamic Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang
cahaya Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan
ini menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama
sisi dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
11. Tanda Denotatif dan Konotatif
Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 56: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris yang
diukir dengan garis-garis yang saling berkaitan sehingga berbentuk pola
persegi dua belas. Ornamen yang terletak pada plafon sebagai tempat
63
Universitas Sumatera Utara
digantungnya lampu masjid ini diukir dengan sangat indah, dengan garisgaris yang terlihat seperti bentuk bunga.
Secara konotatif, ornamen geometris di atas memiliki bentuk dasar
lingkaran, sehingga pemaknaannya yaitu “Symbol of God light, spreading the
Islamic Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang
cahaya Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan
ini menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama
sisi dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
12. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Atas Plafon
Gambar 57 : Ornamen Geometris Pada Dinding Atas Plafon
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk lingkaran dan dihiasi dengan bentuk ornamen floralis didalamnya
64
Universitas Sumatera Utara
sebagai hiasan untuk menambahan keindahan pada ornamen geometris
tersebut.
Secara konotatif, ornamen geometris di atas memiliki bentuk dasar
lingkaran,
sehingga pemaknaannya
yaituSymbol
of
eternity,
perfect
expression of justice(Pancawaty dan Faqih, 2012:2). “Lambang keabadian,
ungkapan yang sempurna untuk keadilan”. Makna dari ornamen bentuk
lingkaran ini memiliki arti keabadian tanpa ujung tanpa akhir, bahwa Tuhan
tidak berawal dan berakhir.
13. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada Pintu
Masuk ke Ruang Utama Masjid
Gambar 58 : Ornamen Geometris dan Floralis Pada Pintu
Masuk ke Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk dasar persegi panjang dan dihiasi dengan bentuk ornamen floralis
didalamnya sebagai hiasan untuk menambahan keindahan pada ornamen
geometris tersebut. Ornamen ini dibuat pada pintu dari besi dengan bentuk
kerawang yang dapat memberikan efek gelap terang dari komposisi geometri.
Secara konotatif, ornamen geometris di atas memiliki bentuk dasar
persegi, sehingga pemaknaannya yaitu “Symbol of physical experience and
the physical world of materiality”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang
artinya adalah “Lambang dari pengalaman fisik ( sesuatu yang dirasakan
secara fisik) dan yang bersifat nyata”. Makna dari ornamen bentuk persegi
dengan keempat sisi yaitu menunjukkan simbol fondasi, saling menyokong
65
Universitas Sumatera Utara
dan terhubung yang melambangkan inspirasi(fondasi dasar), keseimbangan,
kesiagaan dan spiritualitas melambangkan urutan alam semesta, seperti: utara,
selatan, timur dan barat.Lambang pengalaman yang nyata dan kebendaaan di
dunia nyata”.
14. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Puta Taloe” Yang Terdapat
Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
Gambar 59: Ornamen “Puta Taloe” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada dinding depan ruang utama
masjid ini termasuk ornamen floralis yang menggambarkan bentuk dua tali
yang dipintal sebagai sisi pinggir menyerupai bingkai dengan hiasan ornamen
floralis berbentuk sulur-sulur di dalamnya. Ornamen yang dibuat dengan
teknik ukir tersebut dibuat dari bahan fiber glass dengan warna hijau tosca
dari bahan kayu berwarna coklat.
Secara konotatif, ornaen “Puta Taloe” di atas memiliki makna tentang
simbol ikatan persaudaraan yang kuat bagi masyarakat suku bangsa Aceh.
15. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Puta Taloe” Yang Terdapat
Pada Mihrab Masjid
Gambar 60: Ornamen “Puta Taloe” Pada Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
66
Universitas Sumatera Utara
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada mimbar masjid di atas
merupakan ornamen Aceh dengan bentuk ornamen floralis. Ornamen tersebut
berbentuk dua pintalan tali yang diakhiri dengan sulur-sulur dari ornamen
Aceh Awan meusingklet. Ornamen ini dibuat dengan bentuk melengkung
mengikuti bentuk mihrab yang berbentuk setengah lingkaran dan dibuat dari
lempengan besi berwarna coklat keemasan.
Secara konotatif, ornamen “Puta Taloe” di atas memiliki makna tentang
simbol ikatan persaudaraan yang kuat bagi masyarakat suku bangsa Aceh.
16. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Awan Si On” Yang Terdapat
Pada Jendela Masjid
Gambar 61: Ornamen “Awan Si On” Yang Terdapat Pada Jendela Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada jendela masjid ini
merupakan ornamenfloralis yang diukir dengan bentuk menyerupai sebatang
pohon dengan ranting yang menjalar berbentuk sulur-suluran. Ornamen ini
dibuat dari besi jenis kerawang.
Secara konotatif, ornamen “Awan si on” di atas hanya memiliki makna
untuk menambah keindahan semata.
17. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Rante” Yang Terdapat Pada
Dinding Depan Ruang Utama Masjid
67
Universitas Sumatera Utara
Gambar62: Ornamen “Rante” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada dinding depan ruang utama
masjid Raya Baiturrahman ini merupakan ornamen geometris dengan bentuk
bangun datar belah ketupat yang bersusun ke bawah, pada bagian dalamnya
diukir ornamen bentuk floralis bernama Bungong meulu. Ornamen yang
dibuat dengan teknik ukir ini dibuat dari bahan fiber glass dengan warna hijau
tosca.
Secara konotatif, ornamen “Rante” di atas belum memiliki makna secara
simbol, hanya untuk menambah keindahan suatu bangunan.
18. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Pada “Pucok Reubong” Yang
Terdapat Pada Leher Kubah Masjid
Gambar 63: Ornamen “Pucok Reubong” Pada Leher Kubah Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terletak pada leher kubah masjid Raya
Baiturrahman ini merupakan ornamen
METODOLOGI PENELITIAN
Setiap penelitian membutuhkan suatu cara ataupun metode untuk mencapai
hasil yang sistematis dan terarah. Metode menurut Subagyo (2004: 1) adalah cara
atau jalan, yang selanjutnya metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara
kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat
memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau
tujuan pemecahan masalah. Kemudian, metode penelitian menurut Subagyo
(2004: 2) merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan
terhadap segala permasalahan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu
penelitian yang mengambil data dari Masjid RayaBaiturrahman Banda Aceh
dengan menggunakan metode deskriptif yakni suatu metode yang menggunakan,
mengumpulkan, atau menguraikan berbagai data-data atau teori yang ada
(Mukhtar, 2009: 202).
Berdasarkan dengan tempat, waktu, dan hasil yang akan diteliti, maka
metodologi yang akan digunakan adalah pengamatan/observasi, wawancara dan
dokumentasi.
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian lapangan ini akan dilakukan di Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh. Masjid ini berada di Jl. Mohd. Jam no.1, Kec. Baiturrahman, Kotamadya
Banda Aceh, Provinsi Aceh.
3.2. Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai bulan
Januari 2016. Dilanjutkan menganalisis data yang sudah diperoleh sampai bulan
Oktober 2016.
30
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel
Dalam bukunya yang berjudulProsedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik,
Arikunto (2010: 173) mendefinisikan populasi sebagai berikut:
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti akan melakukan penelitian terhadap
ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Selanjutnya Arikunto (1998: 174) juga mendefinisikan sampel dalam
bukunya yang sama di atas sebagai berikut:
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan
hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggenralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi
populasi.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti akan menggunakan ornamen pada
Masjid Raya Baiturrahman yang memiliki tanda denotatif dan konotatif (kajian
semiotika) sebagai sampel penelitian ini.
3.4. Metode Penelitian
Metode menurut Subagyo (2004: 1) adalah cara atau jalan, yang selanjutnya
metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek
sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan
masalah. Kemudian, metode penelitian menurut Subagyo (2004: 2) merupakan
suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala
permasalahan.
Peneliti menggunakan metodelogi analisis semiotika serta metode deskriptif
dan pendekatan kualitatif sebagai metodelogi yang telah digunakan dalam
penelitian ini.
31
Universitas Sumatera Utara
Wawancara yang telah peneliti lakukan adalah mewawancarai narasumber
yang masih berkaiatan dengan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Wawancara dilakukan di dalam ruang kesekretariatan masjid dengan narasumber
imam besar masjid yaitu Bapak Dr. H. Azman Ismail, MA. Narasumber
menceritakan sejarah berkaitan dengan masjid tersebut, mengenai latar belakang
pembangunan hingga keadaan masjid yang sedang direnovasi. Akan tetapi perihal
yang berkaitan dengan ornamen yang ada pada masjid ini, beliau hanya
memberikan sedikit informasi dan rujukan selanjutnya. Sehingga dalam penelitian
ini peneliti mengalami kesulitan minimnya narasumber dan rujukan. Daftar
wawancara dapat dilihat pada lampiran I.
3.5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sebuah alat perekam visual yaitu kamera digital
untuk mengumpulkan data berupa gambar sampel ornamen pada Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh.
32
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pertama kali dibangun oleh Sultan
Iskandar Muda pada tahun 1614 M. Bentuk Masjid Raya Baiturrahman pada
awalnya empat persegiyang terbuat dari kayu berstruktur Indonesia dengan atap
bertingkat tiga. Pertama kali masjid ini diberi nama Masjid Raya Koetaraja,
Koetaraja diambil dari nama kota Banda Aceh pada masa itu (wawancara
langsung dengan Bapak Drs. Nurdin AR, M.Hum.).
Dalam sejarah panjangnya Masjid Raya Baiturrahman pernah terbakar
beberapa kali. Bangunan pertama yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda telah
hilang terbakar pada masa Sultanah Nurul Alam Naqiyatuddin Syah (1675-1678),
ketika terjadi pergolakan antara kaum Wujudiyyah yang menilai kerajaan yang
dipimpin oleh perempuan tidak sah dan berakhir pada kepanikan yang
mengakibatkan istana dan Masjid musnah terbakar.Dalam kebakaran tersebut
tidak hanya istana dan masjid yang musnah, tetapi juga perpustakaan masjid yang
memiliki berbagai kitab dalam jumlah yang sangat besar (Alamsyah Banta, dkk.,
2004: 5-13).
BangunanMasjid Raya Baiturrahman yang dibangun pasca kebakaran
terakhir dipugar secara luar biasa dengan gotong royong masyarakat di bawah
pimpinan Habib Abdurrahman Az-Zahir, tokoh yang dikagumi dan disegani
banyak orang. Ia menjabat Mangkubumi Kesultanan Aceh Darussalam menjelang
perang Belanda di Aceh. Pada permulaan perang Belanda di Acehantara 9
Desember 1873 M hingga 6 Januari 1874 M (Sumalyo, 2006:483)pada tanggal 8
Safar 1290 H pada pukul 08.00 WIB bangunan Masjid Raya Baiturrahman sekali
lagi musnah terbakar terkena peluru meriam api yang dilepaskan pasukanBelanda
ke kampung Meuraksa (Alamsyah Banta, dkk., 2004: 13-15).
Setelah kebakaran tersebut, hilanglah wajah Masjid Baiturraahman lama dan
berganti dengan wajah baru, ketika 6 tahun kemudian dalam rangka mengambil
hati rakyat Aceh. Pemerintah Militer Belanda pada masa Gubernur Militer
Jenderal Mayor K. van Der Hajden (1879-1881) membangunnya kembali dalam
33
Universitas Sumatera Utara
bentuk bangunan batu bergaya Moor, sebagaimana terlihat sekarang hasil
rancangan ArsitekDe Bruen. Hadirnya bangunan Masjid Raya Baiturrahman dari
bahan batu dan bergaya Moor tersebut, telah mengubah gaya dan bentuknya yang
berciri Melayu Nusantara kepada bentuk dan ciri bangunan masjid-masjid di
Negara-negara Islam lainnya, sebagai corak baru yang gemilang dalam sejarah
seni bangunannya, seperti Syro-Egyptostyle, Hispano-Moresque style, Persian
style, Ottoman style, atau Indian style (Alamsyah Banta, dkk., 2004: 16).
Peletakan batu pertama dilaksanakan pada 9 Oktober 1879 oleh Tengku
Malikul Adil disaksikaan oleh pembesar Belanda G.J. van Heijden. Masjid secara
resmi dibuka pada 27 Desember 1881. Kemudian pada tahun 1935-1936 atas
usaha Gubernur Jenderal A.P.H. Van Aken masjid mengalami beberapa
penambahan dan perluasan, sayap kiri dan kanan atapnya ditambah dengan kubah
sehingga jumlahnya menjadi tiga buah. Selanjutnya dalam masa kemerdekaan
Indonesia, yaitu pada masa Gubernur A. Hasmy (antara 1958-1967) Masjid
kebanggaan masyarakat Aceh tersebut diperluas lagi, ditambah dua unit kubah
kembar masing-masing pada ujung kiri-kanan atau utara-selatan dari sayap,
bentuknya identik dengan unit di tengah termasuk porch, kolom, pelengkung,
ornamen dan kubahnya. Dengan demikian kubah menjadi lima buah (Sumalyo,
2006:483-485). Pada masa Gubernur Ibrahim Hasan (antara 1987-1993) Masjid
Raya Baiturrahman diperluas lagi menjadi tujuh kubah (Alamsyah Banta, dkk.,
2004: 16). Terakhir pada saat ini, pada masa Gubernur dr. Zaini Abdullah Masjid
Raya Baiturrahman diperluas lagi dengan melebarkan halaman dan pemasangan
12 unit payung raksasa, di halaman depan dan samping kiri masjid seperti yang
terlihat di halaman Masjid Nabawi, di Madinah. Selain itu pembangunan
basement (bawah tanah) untuk lapangan parkir mobil dan sepeda motor, basement
itu nantinya akan dilengkapi tempat wudhu, serta toilet pria dan wanita yang
semua bahannya terbuat dari batu mar-mar dari Italia atau Spanyol.
Proyek
pelebaran dan peningkatan sarana prasarana ibadah di Masjid Raya Baiturrahman
yang akan selesai pada Juni 2017 mendatang, juga akan menambah daya tampung
masjid
dari
7000
orang
jamaah
menjadi
15.000
orang
jamaah(http://bappeda.acehprov.go.id/aceh_masa_depan/detail/8-renovasi-masjidraya-baiturrahman-kota-banda-aceh/diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).
34
Universitas Sumatera Utara
4.2 Deskripsi Bangunan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Bangunan Masjid Raya Baiturrahman terletak di tengah-tengah kota Banda
Aceh, di jalanMohammad Jam No. 1, Kecamatan Baiturrahman, Kotamadya
Banda Aceh. Bangunan Masjid Raya Baiturrahman terdiri dari beberapa bagian,
yaitu:
4.2.1 Pagar dan Gerbang
Pagar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah yang digunakan untuk
membatasi (mengelilingi, menyekat) pekarangan, tanah, rumah, kebun, dan
sebagainya (http://kbbi.web.id/pagar/ diakses pada tanggal 11 November
2016).Adapun gerbang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pintu masuk
(http://kbbi.web.id/gerbang-2 diakses pada tanggal 11 November 2016).Pagar
Masjid Raya Baiturrahman dibangun mengelilingi seluruh lahan masjid dengan
bentuk memanjang Timur-Barat dengan luas lahan +31.000 m2. Pagar tersebut
memiliki 4 (empat) gerbang di ke-empat sisinya sebagai pintu masuk ke
pekarangan masjid, gerbang utama terletak di sisi Timur dengan membentuk
relung antar tiang dan direlief dengan pola-pola geometri. Di dalam pekarangan
masjid terdapat 1 (satu) gerbang, yang mana gerbang ini merupakan pintu masuk
utama sebelum dilakukan perluasan kawasan pekarangan masjid pada tahun 1990
(Alamsyah Banta, dkk., 2004: 109).
Gambar 12 : Pagar Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok. Pribadi 17/12/2015)
35
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13: Gerbang Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok. Pribadi 17/12/2015)
4.2.2 Bangunan Induk
Bangunaninduk atau bangunan utama masjid menghadap kearah kiblat dan
memiliki 7(tujuh) kubah, serta 4(empat) menara yang melekat pada bangunan
masjid. Tampak depan bangunan masjid cenderung dihiasi sulur-sulur yang
dominan pada relung antar kolom dengan relief pada bidang dindingnya. Bagian
barat dari bangunan masjid terdiri dari dua lantai dengan fungsi sebagai fasilitas
pengelola dan pelayanan. Bangunan induk terdiri atas Serambi dan Ruang Utama,
untuk memasuki serambi pada bangunan induk melalui anak tangga dengan 10
(sepuluh) anak tangga yang terletak di setiap pintu masuk masjid. Pada anak
tangga paling bawah terdapat parit yang mengalir untuk mencuci kaki sebelum
masuk ke masjid.
4.2.3 Serambi
Serambi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah beranda atau selasar
yang agak panjang, bersambung dengan induk rumah (biasanya lebih rendah
daripada induk rumah) (http://kbbi.web.id/serambi/ diakses 11 November 2016).
Serambi, merupakan bagian depan masjid yang biasa berada dipintu masuk
masjid. Serambi biasa digunakan sebagai teras tempat beristirahat atau hanya
sekedar berkumpul sejenak. Masjid Raya Baiturrahman memiliki 3 (tiga) serambi,
serambi utama berada di tengah-tengah bagian depan masjid, serambi ini
36
Universitas Sumatera Utara
merupakan serambi yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1879. Selanjutnya
pada tahun 1933-1936 Belanda melakukan perluasan masjid sehingga menambah
2 (dua)serambi lagi yang berada di samping kiri dan kanan serambi utama,
serambi kiri dan kanan memiliki ukuran yang lebih kecil dari serambi utama
(Alamsyah Banta, dkk., 2004:104).
Gambar 14: Serambi Utama Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.2.4 Ruang Utama
Ruang utama masjid dengan luas lantai + 3.500 m2 digunakan untuk shalat,
lantai terbuat dari marmer (wawancara langsung dengan Bapak Dr. Azman Ismail,
MA.). Dinding ruang utama terbuat dari tembok dengan 7 (tujuh) buah pintu
masuk pada ke-tiga sisi ruang utama dengan lengkungan Persia di bagian atasnya
dan pintu dari besi kerawang yang berpola geometris dan floralis. Bagian Barat
dari ruang shalat merupakan bangunan perluasan dengan jarak antar kolom lebih
lebar dan adanya relung-relung antar kolom yang mendominasi ruang. Pada sisi
timur, utara dan selatan terdapat 20 jendela kaca berbentuk lengkungan dengan
terali besi yang berpola geometris.
Pada dinding ruang utama masjid terdapat kaligrafi Arab yang terbuat dari
lempengan besi, ornamen geometris dan floralis berwarna putih. Dinding
penyangga kubah dibuat lebih tinggi dan menjorok ke atas dengan bentuk persegi
dan segi enam. Pada sisi dinding terdapat lingkaran kaca yang berfungsi sebagai
tempat masuknya cahaya pada ruang shalat. Pada plafon (langit-langit) ruang
utama masjid terdapat hiasan ornamen berpola geometris.Ruang utama masjid
37
Universitas Sumatera Utara
Raya Baiturrahman ini memiliki 193 buah tiang (wawancara langsung dengan
Bapak Dr. Azman Ismail, MA.).
4.2.5 Mihrab
Mihrab dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:931) adalah ruang kecil yang
menjorok keluar dari dinding mesjid (langgar) yang mengarah ke Kabah, tempat
imam memimpin sembahyang.
Mihrabmerupakan bagian dari masjid yang biasanya berbentuk relung dan
menyatu dengan dinding sebelah kiblat. Mihrab merupakan titik sentral dan
aksentuasi dari masjid yang sering dihiasi baik kaligrafi ataupun bentuk
polygonal, dan pada langit-langitnya dibuat hiasan yang karakteristik (Alamsyah
Banta, dkk., 2004:112).
Mihrab pada masjid Raya Baiturrahman terletak pada sisi barat ruang utama.
Mihrab berbentuk relung dengan bentuk ruang 1/2 (setengah) lingkaran. Dinding
mihrab menggunakan batu hitam yang dihiasi dengan Qiswah (selimut
berornamen kaligrafi pada Ka’bah) dan dibuat diatas kuningan serta dipadukan
dengan ragam hias Aceh. Warna kekuningan dari latar mihrab cenderung
memantulkan sinar atau cahaya lampu, sehingga memberikan penekanan yang
lebih kuat sebagai pusat orientasi(Alamsyah Banta, dkk., 2004:112-114).
Gambar 15: Mihrab Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
38
Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Mimbar
Mimbar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 975) adalah panggung
kecil tempat berkhotbah (berpidato). Mimbar masjid Raya Baiturrahman terletak
di sebelah barat, tepatnya di sisi kiri mihrab.Mimbar terbuat dari kayu yang dicat
dengan warna coklat. Mimbar tidak memiliki atap, bagian puncak mimbar
berbentuk lengkungan yang ditopang oleh dua tiang di sisi kiri dan kanan yang di
atasnya dihiasi dengan kubah kecil berwarna kuning keemasan. Bagian dalam di
diukir dengan ornamen floralis (bunga, dedaunan dan bulatan). Dalam bulatan
ditulis lafaz La ilaha illaallah. Di bawah ukiran daun-dedaunan terdapat lafaz
yang lebih lengkap La ilaha illaallah Muhammad rasulullah.
Bagian depan mimbar dikelilingi ukiran ornamen Aceh yang di sebut taloe
meuputa, di bagian dalam diukir dengan bentuk lengkungan ditopang oleh dua
tiang, pada bagian tengah lengkungan terdapat 1 (satu) ukiran berbentuk neraca
gantung berwarna kuning emas. Di sisi kiri dan kanan lengkungan terdapat ukiran
bulan dan bintang berwarna kuning emas serta terdapat ukiran dedaunan. Tepat di
bawah ukiran neraca terdapat ukiran sulur-sulur.
Gambar 16: Mimbar Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.2.7 Tempat Wudhu
Tempat wudhu terletak pada sisi utara dan selatan dari bangunan induk
masjid. Tempat wudhu pria di bagian selatan dilengkapi alat otomatis untuk
pemakaian air wudhunya. Untuk melayani kebutuhan dari kegiatan di atas, masjid
39
Universitas Sumatera Utara
Raya Baiturrahman memanfaatkan 2 (dua) sumber air yang pertama dari PDAM
dan satu lagi dari sumur dalam. Untuk penampungan air tersebut telah disediakan
tangki air sebanyak dua buah, satu pada halaman bagian selatan dan satu lagi pada
teras bagian barat di bawah tangga. Bangunan tangki air dibuat dari plat beton
bertulang dan dilengkapi pompa serta bak penampung air di atas bangunan
pengelola dengan kapasitas 8m3 sebelum dialirkan melalui kran-kran yang ada
(Alamsyah Banta, dkk., 2004:122-123).
Gambar 17: Tempat Wudhu Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.2.8 Menara
Menara adalah bangunan yang tinggi (seperti di masjid, gereja); bagian
bangunan
yang
dibuat
jauh
lebih
tinggi
daripada
bangunan
induknya(http://kbbi.web.id/menara/ diakses pada tanggal 11 November 2016).
Bangunan menara pada masjid Raya Baiturrahman yang dibangun tahun
1958/1965 adalah 2 (dua) buah, dan dalam perencanaan tahun 1989 menara
masjid ditambah sebanyak 2 (dua) buah yang melekat pada sisi sebelah barat dan
mengapit mihrab serta pada halaman sebelah timur dibangun 1 (satu) buah menara
utama dengan tinggi 53 m yang terletak pada garis sumbu utama bangunan
masjid. Pada garis sumbu ini terdapat pintu gerbang utama yang merupakan batas
akhir lingkungan masjid pada sisi sebelah timur. Kubah menara utama dibuat dari
bahan aluminium berbentuk Boh Meuria (buah rumbia) dan di atas kubah tersebut
dibangun Boh Roe dengan menggunakan bahan suasa sehingga bangunan ini
40
Universitas Sumatera Utara
diharapkan merupakan massa bangunan tertinggi dalam Kotamadya Aceh
(Alamsyah Banta, dkk., 2004 :120-121).
Gambar 18: Menara Masjid Raya Baiturrahman
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
4.3
Analisis Semiotika Pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh memiliki beberapa bagian yaitu
pagar, gerbang, bangunan induk, ruang utama, mihrab, mimbar, tempat wudhu
dan menara. Semua bagian tersebut dihiasi oleh ornamen (hiasan). Hampir seluruh
ornamen yang ada bermotif goemetris dan floralis. Yang dimaksud dengan
geometris adalah garis, lengkung, segitiga hingga segi banyak dan lain-lain ada
dalam ilmu ukur, bagian-bagiannya termasuk sudut dan luasnya dapat diukur
(Sumalyo, 2006: 13).
Dalam bukunya yang berjudul Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah
Muslim, Sumalyo (2006:22) menyebutkan Ornamen Floral (tumbuh-tumbuhan)
41
Universitas Sumatera Utara
disebut juga Arabeisque. Ornamen Arabeisque banyak juga terdapat di masjid,
seperti di gerbang, gerbang dalam halaman masjid, bagian depan serambi masjid,
tiang ruang utama, dinding lengkungan ruang utama masjid, plafon ruang utama,
pintu, jendela dan mihrab masjid.
Selain ornamen geometris dan Arabeisque terdapat juga ornamen Aceh di
beberapa bagian masjid, seperti ornamen pada pintu, plafon, tiang, mimbar dan
mihrab masjid.
4.3.1 Analisis Jenis dan Bantuk Ornamen Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh
Ornamen Arab yang dijumpai di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
sebanyak 27 buah, berikut uraiannya berdasarkan jenis dan bentuknya:
1.
Ornamen Arab Berbentuk Tumbuhan/Floralis Pada Bagian Atas Lengkungan
Masjid
Gambar 19: OrnamenFloralis Pada Bagian Atas Lengkungan Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen yang terletak pada Bagian Atas Lengkungan Masjid tersebut
merupakan ornamen Arab berupa bentuk ornamen floralis dengan bentuk dasar
segitiga.
2.
Ornamen Arab Berbentuk Tumbuhan/Floralis Pada Bagian Depan Serambi
Masjid
42
Universitas Sumatera Utara
Gambar 20 : Ornamen Floralis Pada Bagian Depan Serambi Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab berbentuk floralis dengan bentuk
bunga mawar tunggal. Ornamen tersebut terdapat pada bagian atas serambi
masjid. Pada serambi tengahterdapat dua ornamen bunga tunggal, sedangkan pada
serambi kanan dan kiri masing-masing terdapat tiga ornamen bunga tunggal.
3.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Bagian Plafon Ruang Utama
Masjid
Gambar 21: Ornamen Geometris Pada Bagian Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen
geometris. Ornamen tersebut terdapat pada bagian plafon di seluruh ruang utama
masjid. Terdapat 75 ornamen dengan bentuk serupa dalam masjid Raya
Baiturrahman ini.
43
Universitas Sumatera Utara
4.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Lengkungan Dinding Masjid
Gambar 22: Ornamen Geometris Pada Lengkungan Dinding Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen dengan bentuk geometris yaitu ornamen
berbentuk persegi yang di dalamnya dihiasi dengan ornamen bentuk floralis.
Lengkungan tersebut diapit oleh empat tiang sehingga membentuk tiga
lengkungan menyerupai lengkungan Persia. Ornamen geometris tersebut terletak
pada seluruh lengkungan dinding masjid.
5.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Sisi Kanan dan Kiri
Mihrab Masjid
Gambar 23: Ornamen Geometris Pada Dinding Sisi Kanan dan Kiri Mihrab
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk geometris.
Perpaduan antara bentuk persegi delapan dan bintang membuat ornamen yang
terjalin sangat tegas dan indah. Ornamen ini terletak pada dinding bagian depan
ruang utama masjid, tepatnya pada dinding sisi kanan dan kiri mihrab.
6.
Ornamen Arab Berbentuk Geografis Pada Plafon Ruang Utama di Bagian
Depan Mihrab Masjid
44
Universitas Sumatera Utara
Gambar 24: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama di Bagian Depan
Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
geometris yaitu persegi delapan dengan lukisan-lukisan indah menghiasi sisi
dalam persegi delapan.
7.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Jendela Ruang Utama Masjid
Gambar 25: Ornamen Geometris Pada Jendela Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas diketahui dengan jelas bahwa termasuk ornamen Arab
dengan bentuk geometris karena mengandung unsur segi delapan. Ornamen
tersebut terletak pada jendela ruang utama masjid yang berjumlah jendela.
45
Universitas Sumatera Utara
8.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Depan Ruang Utama
Masjid
Gambar 26: Ornamen Geometris Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen
geometris. Ornamen tersebut terletak pada dinding depan ruang utama masjid.
9.
Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Gerbang Masjid
Gambar 27: Ornamen Geometris Pada Dinding Gerbang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Diketahui dengan jelas bahwa ornamen yang termasuk ornamen Arab di atas
merupakan ornamen geometris karena mengandung unsur persegi. Ornamen ini
terdapat pada setiap dinding bagian luar masjid dan di setiap dinding gerbang
masjid.
10. Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 28: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
46
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen dengan bentuk geometris
karena
memiliki bentuk segi delapan dibagian tengah dan adanya bentuk lingkaran
dengan hiasan kaligrafi yang mengelilingi segi delapan . Ornamen ini terdapat
pada plafon di bagian yang menjorok ke atas sebagai penopang kubah masjid
yang pertama kali di bangun oleh Belanda. Ornamen dibuat pada bagian tengah
plafon sebagai hiasan untuk tempat lampu hias yang digantung tepat di bawah
ornamen tersebut
11. Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 29: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen dengan bentuk geometris dengan pola
dasar berbentuk persegi dua belas. Ornamen ini terdapat pada plafon di bagian
yang menjorok ke atas sebagai penopang kubah masjid yang kedua dan ketiga.
Ornamen tersebut dibuat pada bagian tengah plafon sebagai hiasan untuk tempat
lampu hias yang digantung tepat di bawah ornamen tersebut.
12. Ornamen Arab Berbentuk Geometris Pada Dinding Atas Plafon
Gambar 30: Ornamen Geometris Pada Dinding Atas Plafon
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
47
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen
geometris yaitu berbentuk lingkaran dengan hiasan-hiasan ornamen floralis
didalamnya.Ornamen dengan bentuk lingkaran ini terdapat pada dinding yang
menjorok ke atas sebagai dinding penopang kubah masjid.
13. Ornamen Arab Berbentuk Geometris dan Floralis Pada Pintu Masuk ke
Ruang Utama Masjid
Gambar 31: Ornamen Geometris Pada Pintu Masuk ke Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk dasar geometris
dan dihiasi dengan bentuk ornamen floralis didalamnya. Ornamen ini dibuat dari
besi kerawang yang digunakan sebagai pintu yang dibuka dengan cara dilipat ke
sisi samping kiri dan kanan.
14.
Ornamen bernama “Puta Taloe” Yang Terdapat Pada Dinding Depan Ruang
Utama Masjid
Gambar 32: Ornamen “Puta Taloe” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
48
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab bernama Puta taloe yang artinya
pintalan tali. Ornamen dengan bentuk dua tali yang dipintal tersebut terletak pada
bagian dinding depan ruang utama masjid. Terdapat 28 (dua puluh delapan)
ornamen
dari bahan fiber glass dengan warna hijau tosca dan 8 (delapan)
ornamen dari bahan kayu berwarna coklat. Ornamen ini dibuat dengan teknik ukir.
15. Ornamen bernama “Puta Taloe” Pada Mihrab Masjid
Gambar 33: Ornamen “Puta Taloe” Pada Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis.
Ornamen tersebut berbentuk dua pintalan tali yang diakhiri dengan sulur-sulur
dari ornamen bernamaAwan meusingklet. Ornamen ini dibuat dengan bentuk
melengkung mengikuti bentuk mihrab yang berbentuk setengah lingkaran dan
dibuat dari lempengan besi berwarna coklat keemasan.
16. Ornamen bernama “Awan Si On” Yang Terdapat Pada Jendela Masjid
Gambar 34: Ornamen “Awan si on” Pada Jendela Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis.
Ornamen yang terdapat pada jendela masjid ini
diukir dengan sulur-sulur
menyerupai bentuk pohon.
49
Universitas Sumatera Utara
17. Ornamen bernama “Rante” Yang Terdapat
Pada Dinding Depan Ruang
Utama Masjid
Gambar 35: Ornamen “Rante” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk geometris bangun
datar belah ketupat yang bersusun ke bawah, pada bagian dalamnya diukir
ornamen bentuk floralis bernama Bungong meulu. Ornamen diatas terletak pada
dinding depan ruang utama, tepatnya di atas tiang dengan jumlah keseluruhan 18
ornamen.
18. Ornamen bernama Pada “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Leher Kubah
Masjid.
Gambar 36: Ornamen “Pucok reubong” Pada Leher Kubah Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis yang terletak pada leher kubah. Ornamen ini dibuat berulang dan
mengitari seluruh leher kubah masjid yang berjumlah 7(tujuh) kubah.
50
Universitas Sumatera Utara
19.
Ornamen bernama “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Bagian Bawah
Atap Masjid
Gambar37: Ornamen “Pucok reubong” Pada Bagian Bawah Atap Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis yang terletak pada bagian bawah atap. Ornamen ini dibuat tersusun dan
mengitari seluruh bagian pinggir bawah atap masjid.
20. Ornamen bernama “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Tabir Masjid
Gambar 38: Ornamen “Pucok reubong” Pada Tabir Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis.
Ornamen tersebut terletak pada tabir masjid sebagai pembatas antar shaf laki-laki
dan perempuan. Ornamen tersebut dibuat dengan bentuk kerawang dari bahan
kayu.
21. Ornamen bernama “Pucok Reubong” Yang Terdapat Pada Tiang Masjid
Gambar 39: Ornamen “Pucok reubong” Pada Tiang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
51
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis. Ornamen Pucok reubong tersebut dibuat satu persatu di atas ornamen
bernama Bungong reune leue mengelilingi lingkaran tiang. Ornamen ini dibuat di
atas lempengan besi yang direkatkan pada tiang masjid.Ornamen ini terletak pada
seluruh tiang masjid bangunan baru yang dibangun oleh pemerintah Aceh sebagai
bentuk renovasi untuk pelebaran masjid.
22.
Ornamen bernama “Awan Meusingklet” Yang Terdapat Pada Pintu Masuk
Ruang Utama Masjid
Gambar 40: Ornamen “Awan Meucanek” Pada Pintu Masuk Ruang Utama
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis
yang dibuat dalam pola geometris persegi panjang. Ornamen tersebut dibuat pada
lengkungan dengan hiasan kerawang dari besi. Pintu kerawang dari besi ini
dibuka dengan cara di lipat. Ornamen ini terletak pada seluruh 7(tujuh) pintu
masuk ruang utama masjid.
23.
Ornamen bernama “Bungong ajoe-ajoe” Yang Terdapat Pada Tiang Masjid
Gambar 41: Ornamen “Bungong ajoe-ajoe” Pada Tiang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
52
Universitas Sumatera Utara
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis yang dibuat dengan bentuk dasar segitiga. Ornamen ini terletak pada
seluruh tiang masjid yang dibangun oleh Belanda. Ornamen ini dibuat di atas
lempengan besi yang direkatkan pada tiang masjid.
24. Ornamen bernama Pada “Bungong Meulu” Yang Terdapat Pada Tiang
Masjid
Gambar 42: Ornamen “Bungong meulu” Pada Tiang Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk berupa ornamen
floralis, yang terdapat pada tiang masjid. Ornamen ini dibuat dengan teknik
diukir. Ornamen Bungong meulu diukir pada bagian tengah dan diapit oleh
ornamen lain yang diadaptasi dari ornamen Arab bentuk floralis lainnya seperti
ornamen dheuen dan awan meucanek.
25. Ornamen bernama “Bungong Meusingklet” Yang Terdapat Pada Mihrab
Masjid
Gambar 43: Ornamen “Bungong Meusingklet” Yang Terdapat Pada Mihrab
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen yang diadaptasi dari ornamen Arab
dengan bentuk floralis. yang dibuat dari lempengan besi berwarna emas. Ornamen
53
Universitas Sumatera Utara
yang terletak pada atas mihrab ini dibuat dengan bentuk setengah lingkaran
mengikuti bentuk mihrab masjid.
26. Ornamen “Bulen Bintang” Yang Terdapat Pada Mimbar Masjid
Gambar 44: Ornamen “Bulen Bintang” Pada Mimbar Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen ini merupakan ornamen Arab yang disebut Bulen bintang dalam
bahasa Aceh. Ornamen dengan bentuk Arabesque ini terletak pada bagian depan
mimbar, tepatnya di sisi kanan dan kiri mimbar.
27. Ornamen “Awan Meucanek” Yang Terdapat Pada Mimbar Masjid
Gambar 45: Ornamen “Awan meucanek” Pada Mimbar Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Ornamen di atas merupakan ornamen Arab dengan bentuk ornamen floralis
yang terdapat mimbar masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Ornamen ini
bersusun berurutan mengitari seluruh sisi mimbar menyerupai bingkai bagi
ornamen lainnya.
4.3.2. Analisis Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh
Dalam penelitian Ornamen Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ini,
peneliti menggunakan ilmu Semiotika dalam menelaah tanda yang terkandung
pada objek (ornamen) yang terdapat pada masjid Raya Baiturrahman. Dalam teori
Roland Barthes (1968) terdapat dua jenis tanda, yaitu denotatif dan konotatif,
untuk lebih jelas peneliti akan menguraikan tanda-tanda tersebut sebagai berikut:
54
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.1 Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab
1. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada Bagian
Atas Lengkungan Masjid
Gambar 46: OrnamenFloralis Pada Bagian Atas Lengkungan Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen floralis ini menggambarkan motif sulursuluran yang berada di sisi kiri dan kanan lengkungan masjid yang berbentuk
segitiga.
Secara konotatif, ornamen floralis yang terdapat pada bagian atas
lengkungan masjid ini memiliki bentuk dasar segitiga yang memiliki
pemaknaan yaitu “Symbol of human, consciousness and the principle of
harmony” (Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya “Lambang dari
manusia, tentang kesadaran dan dasar-dasar keselarasan”. Dalam ornamen
bentuk segitiga terdapat 3 (tiga) sisi yang sejajar dan saling terhubung
menjelaskan karakteristik manusia, yang seimbang saling terhubung antara
Tuhan, lingkungan dan manusia.
2. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada Bagian
Atas Serambi Masjid
Gambar 47: Ornamen Floralis Pada Bagian Atas Serambi Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
55
Universitas Sumatera Utara
Secara denotatif, ornamen yang terletak pada bagian atas serambi masjid
ini merupakan ornamen floralis dengan bentuk dasar pola segi delapan.
Ornamen ini diukir tiga buah bersusun membentuk segitiga pada dinding atas
serambi. Ornamen floralis ini menjadi pusat perhatian pada ornamen
geometris persegi atau segi empat yang bersusun memenuhi seluruh dinding.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna
“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
3.
Tanda Denotatif dan Konotatif
Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Bagian Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 48: Ornamen Geometris Pada Bagian Plafon Ruang
Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada bagian plafon ruang utama
masjid ini merupakan ornamen geometris dengan bentuk segi enam yang
dibingkai dengan ornamen dengan ukiran yang sama. Ornamen ini dibuat
dengan teknik lukis.
56
Universitas Sumatera Utara
Secara konotatif, ornamen geometris ini memiliki bentuk dasar segi enam
yang memiliki makna “Symbol of heaven” (Pancawaty dan Faqih, 2012:2)
yang artinya adalah “Lambang Surga”. Segi enam disebut sebagai simbol
utopia, yaitu negeri yang sempurna. Ornamen ini melambangkan kesuburan
dengan 6 (enam) segi yang menopang kehidupan muslim, lambang
kesempurnaan juga dapat diartikan sesuatu yang bersifat khayalan. Segi enam
juga diibaratkan rukun iman yang apabila dijalani dengan baik akan
mendapatkan balasan surga.
4.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Lengkungan Dinding Masjid
Gambar 49: Ornamen Geometris Pada Lengkungan Dinding
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk dasar segi empat persegi. Pada bagian dalam persegi, untuk mengisi
kekosongan dan menambah keindahan ornamen
tersebut dihiasi dengan
ukiran ornamen floralis. Ornamen ini terletak pada lengkungan dinding
masjid.
Secara konotatif, ornamen yang memiliki bentuk dasar segi empat ini
memiliki makna “Symbol of physical experience and the physical world of
materiality” (Pancawaty dan Faqih, 2012:12)yang artinya “Lambang dari
pengalaman fisik ( sesuatu yang dirasakan secara fisik) dan yang bersifat
nyata”. Makna dari ornamen bentuk persegi dengan keempat sisi yaitu
menunjukkan simbol fondasi, saling menyokong dan terhubung
yang
melambangkan inspirasi(fondasi dasar), keseimbangan, kesiagaan dan
57
Universitas Sumatera Utara
spiritualitas melambangkan urutan alam semesta, seperti: utara, selatan, timur
dan barat.
5.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Sisi Kanan dan Kiri Mihrab Masjid
Gambar 50: Ornamen Geometris Pada Dinding Sisi Kanan dan
Kiri Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang
terletak pada dinding bagian depan
ruang utama masjid, tepatnya pada dinding sisi kanan dan kiri mihrab ini
merupakan ornamen geometris dengan bentuk persegi delapan yang tidak
putus-putus sehingga terbentuk pola bintang-bintang membuat ornamen ini
terjalin sangat tegas dan indah.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
58
Universitas Sumatera Utara
6.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Plafon Ruang Utama di Bagian Depan Mihrab Masjid
Gambar 51: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama di
Bagian Depan Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada plafon ruang utama di
bagian depan mihrab masjid ini memiliki bentuk dasar segi delapan dengan
motif-motif floralis di dalamnya sehingga membuat ornamen ini menjadi
sangat indah. Ornamen ini dibuat dengan ukiran dari kaca patri yang
berfungsi sebagai penerangan buatan dari sisi atas dan dapat memberikan
efek panas pada ruang di bawahnya.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
7.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Jendela Ruang Utama Masjid
59
Universitas Sumatera Utara
Gambar 52: Ornamen Geometris Pada Jendela Ruang Utama
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada jendela masjid ini memiliki
bentuk dasar segi delapan. Ornamen yang berwarna biru muda ini dibuat dari
besi jenis kerawang guna untuk memberikan efek gelap terang, agar cahaya
dapat masuk ke dalam masjid. Ornamen ini berukiran persegi delapan dengan
garis-garis teratur di dalamnya yang menyerupai gambaran bintang.
Secara konotatif, ornamen yang berbentuk dasar segi delapan ini
memiliki
makna
“Symbol
of
God
light,
spreading
the
Islamic
Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang cahaya
Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan ini
menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama sisi
dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
60
Universitas Sumatera Utara
8.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Depan Ruang Utama Masjid
Gambar 53: Ornamen Geometris Pada Dinding Depan Ruang
Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terletak pada dinding depan ruang utama
masjid ini merupakan ornamen geometris dengan bentuk menyerupai segitiga
terbalik dengan sisi kanan dan kirinya seperti bentuk segi yang patah
bersusun yang ukurannya semakin kebawah semakin kecil. Pada bagian atas
diisi dengan ukiran lingkaran yang bersusun berurutan ke arah samping.
Ornamen ini diukir dari bahan kayu berwarna coklat.
Secara konotatif, ornamen geometris dengan bentuk dasar segitiga ini
memiliki makna “Symbol of human, consciousness and the principle of
harmony” (Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya “Lambang dari
manusia, tentang kesadaran dan dasar-dasar keselarasan”. Dalam ornamen
bentuk segitiga terdapat 3 (tiga) sisi yang sejajar dan saling terhubung
menjelaskan karakteristik manusia, yang seimbang saling terhubung antara
Tuhan, lingkungan dan manusia.
9.
Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Gerbang Masjid
Gambar 54 : Ornamen Geometris Pada Dinding Gerbang
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
61
Universitas Sumatera Utara
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk dasar persegi atau segi empat. Ornamen persegi ini bersusun rapi
memenuhi dinding gerbang masjid.
Secara konotatif, ornamen geometris tersebut memiliki bentuk dasar
persegi atau segi empat, memiliki makna “Symbol of physical experience and
the physical world of materiality” (Pancawaty dan Faqih, 2012:12)yang
artinya “Lambang dari pengalaman fisik ( sesuatu yang dirasakan secara
fisik) dan yang bersifat nyata”. Makna dari ornamen bentuk persegi dengan
keempat sisi yaitu menunjukkan simbol fondasi, saling menyokong dan
terhubung
yang melambangkan inspirasi(fondasi dasar), keseimbangan,
kesiagaan dan spiritualitas melambangkan urutan alam semesta, seperti: utara,
selatan, timur dan barat.
10. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 55 : Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
pola dasar lingkaran berbentuk kaligrafi dan pada bagian tengahnya diberi
ukiran dengan pola geometris pula yaitu pola segi delapan. Perpaduan dua
ukiran ini menghasilkan bentuk ornamen yang sangat indah sebagai tempat
menggantung lampu pada bagian plafon masjid.
62
Universitas Sumatera Utara
Secara konotatif, ornamen di atas memiliki dua bentuk pola ornamen
yaitu pola lingkaran dan pola segi delapan. Pola lingkaran memiliki
pemaknaanSymbol of eternity, perfect expression of justice(Pancawaty dan
Faqih, 2012:2). “Lambang keabadian,
ungkapan yang sempurna untuk
keadilan”. Makna dari ornamen bentuk lingkaran ini memiliki arti keabadian
tanpa ujung tanpa akhir, bahwa Tuhan tidak berawal dan berakhir. Sedangkan
pola segi delapan memiliki pemaknaan “Symbol of God light, spreading the
Islamic Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang
cahaya Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan
ini menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama
sisi dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
11. Tanda Denotatif dan Konotatif
Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Plafon Ruang Utama Masjid
Gambar 56: Ornamen Geometris Pada Plafon Ruang Utama
Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris yang
diukir dengan garis-garis yang saling berkaitan sehingga berbentuk pola
persegi dua belas. Ornamen yang terletak pada plafon sebagai tempat
63
Universitas Sumatera Utara
digantungnya lampu masjid ini diukir dengan sangat indah, dengan garisgaris yang terlihat seperti bentuk bunga.
Secara konotatif, ornamen geometris di atas memiliki bentuk dasar
lingkaran, sehingga pemaknaannya yaitu “Symbol of God light, spreading the
Islamic Faith”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang artinya adalah “Lambang
cahaya Allah, yang menyebarkan Iman Islam. Ornamen bentuk segi delapan
ini menunjukkan cahaya ketuhanan memiliki 8(delapan) sisi segitiga sama
sisi dengan makna nikmat Tuhan yang adil dan merahmati siapapun. Seperti
bintang 8 (delapan), menggambarkan empat sudut ruang yaitu delapan garis
mewakili simbolis Utara, Selatan, Timur, Barat, dan empat sudut yang berada
diantaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil
‘alamin. Islam juga sebagai agama yang dapat dirasakan oleh semua makhluk
yang tersebar di alam semesta ini.
12. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada
Dinding Atas Plafon
Gambar 57 : Ornamen Geometris Pada Dinding Atas Plafon
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk lingkaran dan dihiasi dengan bentuk ornamen floralis didalamnya
64
Universitas Sumatera Utara
sebagai hiasan untuk menambahan keindahan pada ornamen geometris
tersebut.
Secara konotatif, ornamen geometris di atas memiliki bentuk dasar
lingkaran,
sehingga pemaknaannya
yaituSymbol
of
eternity,
perfect
expression of justice(Pancawaty dan Faqih, 2012:2). “Lambang keabadian,
ungkapan yang sempurna untuk keadilan”. Makna dari ornamen bentuk
lingkaran ini memiliki arti keabadian tanpa ujung tanpa akhir, bahwa Tuhan
tidak berawal dan berakhir.
13. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Arab Yang Terdapat Pada Pintu
Masuk ke Ruang Utama Masjid
Gambar 58 : Ornamen Geometris dan Floralis Pada Pintu
Masuk ke Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen di atas merupakan ornamen geometris dengan
bentuk dasar persegi panjang dan dihiasi dengan bentuk ornamen floralis
didalamnya sebagai hiasan untuk menambahan keindahan pada ornamen
geometris tersebut. Ornamen ini dibuat pada pintu dari besi dengan bentuk
kerawang yang dapat memberikan efek gelap terang dari komposisi geometri.
Secara konotatif, ornamen geometris di atas memiliki bentuk dasar
persegi, sehingga pemaknaannya yaitu “Symbol of physical experience and
the physical world of materiality”(Pancawaty dan Faqih, 2012:2) yang
artinya adalah “Lambang dari pengalaman fisik ( sesuatu yang dirasakan
secara fisik) dan yang bersifat nyata”. Makna dari ornamen bentuk persegi
dengan keempat sisi yaitu menunjukkan simbol fondasi, saling menyokong
65
Universitas Sumatera Utara
dan terhubung yang melambangkan inspirasi(fondasi dasar), keseimbangan,
kesiagaan dan spiritualitas melambangkan urutan alam semesta, seperti: utara,
selatan, timur dan barat.Lambang pengalaman yang nyata dan kebendaaan di
dunia nyata”.
14. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Puta Taloe” Yang Terdapat
Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
Gambar 59: Ornamen “Puta Taloe” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada dinding depan ruang utama
masjid ini termasuk ornamen floralis yang menggambarkan bentuk dua tali
yang dipintal sebagai sisi pinggir menyerupai bingkai dengan hiasan ornamen
floralis berbentuk sulur-sulur di dalamnya. Ornamen yang dibuat dengan
teknik ukir tersebut dibuat dari bahan fiber glass dengan warna hijau tosca
dari bahan kayu berwarna coklat.
Secara konotatif, ornaen “Puta Taloe” di atas memiliki makna tentang
simbol ikatan persaudaraan yang kuat bagi masyarakat suku bangsa Aceh.
15. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Puta Taloe” Yang Terdapat
Pada Mihrab Masjid
Gambar 60: Ornamen “Puta Taloe” Pada Mihrab Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
66
Universitas Sumatera Utara
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada mimbar masjid di atas
merupakan ornamen Aceh dengan bentuk ornamen floralis. Ornamen tersebut
berbentuk dua pintalan tali yang diakhiri dengan sulur-sulur dari ornamen
Aceh Awan meusingklet. Ornamen ini dibuat dengan bentuk melengkung
mengikuti bentuk mihrab yang berbentuk setengah lingkaran dan dibuat dari
lempengan besi berwarna coklat keemasan.
Secara konotatif, ornamen “Puta Taloe” di atas memiliki makna tentang
simbol ikatan persaudaraan yang kuat bagi masyarakat suku bangsa Aceh.
16. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Awan Si On” Yang Terdapat
Pada Jendela Masjid
Gambar 61: Ornamen “Awan Si On” Yang Terdapat Pada Jendela Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada jendela masjid ini
merupakan ornamenfloralis yang diukir dengan bentuk menyerupai sebatang
pohon dengan ranting yang menjalar berbentuk sulur-suluran. Ornamen ini
dibuat dari besi jenis kerawang.
Secara konotatif, ornamen “Awan si on” di atas hanya memiliki makna
untuk menambah keindahan semata.
17. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen “Rante” Yang Terdapat Pada
Dinding Depan Ruang Utama Masjid
67
Universitas Sumatera Utara
Gambar62: Ornamen “Rante” Pada Dinding Depan Ruang Utama Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terdapat pada dinding depan ruang utama
masjid Raya Baiturrahman ini merupakan ornamen geometris dengan bentuk
bangun datar belah ketupat yang bersusun ke bawah, pada bagian dalamnya
diukir ornamen bentuk floralis bernama Bungong meulu. Ornamen yang
dibuat dengan teknik ukir ini dibuat dari bahan fiber glass dengan warna hijau
tosca.
Secara konotatif, ornamen “Rante” di atas belum memiliki makna secara
simbol, hanya untuk menambah keindahan suatu bangunan.
18. Tanda Denotatif dan Konotatif Ornamen Pada “Pucok Reubong” Yang
Terdapat Pada Leher Kubah Masjid
Gambar 63: Ornamen “Pucok Reubong” Pada Leher Kubah Masjid
(sumber: Dok.Pribadi 17/12/2015)
Secara denotatif, ornamen yang terletak pada leher kubah masjid Raya
Baiturrahman ini merupakan ornamen