Pemanfaatan Sari Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia.L) dan Sari Kulit Buah Nenas (Ananas Comosus L Merr) Sebagai Alternati Koagulan Lateks Karet Alam Chapter III V
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Alat
Beaker glass
250 mL
Pyrex
Gelas ukur
200 mL
Pyrex
Labu takar
100 mL
pyrex
Thermo gravimetri analyzer
SDT Q600
Neraca Analitis
Radwag
pH meter
-
Kertas saring
-
Blender
-
Mangkok penggumpal
-
Spatula
-
Saringan
-
Pipet tetes
-
Pisau cutter
-
Stop watch
-
Oven
-
Punch wallance
-
Lab mill
-
Plastimeter wallace
-
Universitas Sumatera Utara
3.2
Bahan
Lateks segar
Saribuah mengkudu
Sari kulit buah nenas
Asam formiat
Aquabidest(aq)
3.3
Prosedur Penelitian
3.3.1 Persiapan pembuatan sari buah mengkudu
Dibersihkan buah mengkudu, dipotong kecil kecil kemudian dimasukkan kedalam
blender, diblender sampai halus kemudian disaring menggunakan kertas saring dan
diambil sarinya. Diukur pHnya
3.3.2 Pembuatan sari kulit buah nenas
Dibersihkan kulit buah nenas, dipotong kecil kecil kemudian dimasukkan kedalam
blender, diblender sampai halus kemudian disaring menggunakan kertas saring dan
diambil sarinya.diukur pHnya.
3.3.3 Penggunaan asam formiat sebagai penggumpal lateks
Disediakan lateks kebun sebanyak 100 mL diukur pHnya, 100 mL lateks dimasukkan
kedalam wadah penggumpal. Wadah ditambahkan asam formiat dengan volume
penambahan 25 mL. Setelah ditambahkan koagulan diaduk diamati sampai lateks
menggumpal, diukur pHnya dan dicatat waktu proses penggumpalannya.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Penggunaan sari buah mengkudu sebagai penggumpal lateks
Disediakan lateks kebun sebanyak 400 mL,diukur pHnya masing-masing 100 mL lateks
dimasukkan kedalam 4 wadah penggumpal. Masing-masing wadah ditambahkan sari
buah mengkudu dengan volume penambahan 25, 50, 75, dan 100 mL. Setelah
ditambahkan koagulan diamati sampai lateks menggumpal, diukur pHnya dan dicatat
waktu proses penggumpalannya.
3.3.5 Penggunaan sari kulit buah nenas sebagai penggumpal lateks
Disediakan lateks kebun sebanyak 400 mL, diukur pHnya masing-masing 100 mL
lateks dimasukkan kedalam 4 wadah penggumpal. Masing-masing wadah ditambahkan
saribuah mengkudu dengan volume penambahan 25, 50, 75, dan 100 mL. Setelah
ditambahkan koagulan diamati sampai lateks menggumpal, diukur pHnya dan dicatat
waktu proses penggumpalannya.
3.3.6 Penetapan Kadar Karet Kering(% KKK)
Ditimbang 10 gr lateks dalam beaker glass 250 mL, sebelumnya berat beakerglass sudah
ditimbang, kemudian ditambahkan 10 mL aquadest dan asam formiat 5% sedikit demi
sedikit diaduk hingga terbentuk gumpalan.Gumpalan tersebut dipanaskan diatas weater
batch yang mendidih selama 10 menit tujuannya agar lateks menggumpal
sempurna.Gumpalan digiling dengan gilingan laboratorium hingga terbentuk crep
dengan ketebalan (0,6-1,0) mm. selanjutnya dikeringkan dalam oven padasuhu 100 oC
selama 30 menit. Setelah itu karet dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit
hingga suhu kamar, lalu ditimbang untuk mengetahui berat karet keringnya hubungan
KKK diperoleh berdasarkan persamaan 2.1 sebagai berikut:
KKK =
x 100%
(2.1)
Universitas Sumatera Utara
3.3.7 Penetapan Plastisitas Retensi Indeks (% PRI)
Ditimbang sekitar 25 gram lateks yang sudah dikeringkan, lalu digiling dengan
gilingan laboratorium sebanyak tiga kali, lalu lembaran karet tersebut dilipat dua,
ditekan perlahan-lahan dengan telapak tangan, kemudian lembaran karet tersebut
dipotong dengan alat wallace punch sebanyak enam buah potongan uji dengan
diameter 13 mm seperti gambar di bawah ini :
1
2
1
2
1
2
Gambar 3.1. Lembaran karet setelah di potong dengan alat wallace punch
Untuk pengukuran plastisitas awal diambil potongan uji (1), sedangkan potongan uji
(2) untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan. Diletakkan potongan uji (2)
untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan di atas baki dan dimasukkan ke dalam
oven pada suhu 140 oC selama 30 menit. Lalu dikeluarkan kemudian didinginkan
sampai suhu kamar, sementara potongan uji (1) sebanyak tiga buah diletakkan satu
persatu diantara dua lembar kertas sigaret yang berukuran 35 mm x 45 mm selanjutnya
diletakkan di atas piringan plastimeter lalu piringan plastimeter tersebut ditutup,
kemudian setelah ketukan pertama piringan bawah plastimeter akan bergerak ke atas
selama 15 detik dan menekan piringan atas, lalu dilanjutkan sampai ketukan berakhir
yang ditandai dengan angka jarum mikrometer berhenti bergerak pada nilai plastisitas
karet, sedangkan potongan uji (2) setelah pengusangan tadi diukur dengan cara yang
Universitas Sumatera Utara
sama, kemudian tiga potongan uji dari setiap contoh diambil angka rata-ratanya dan
dibulatkan.
Plastisitas Retensi Index (PRI) dapat dihitung dengan persamaan 3.1 sebagai berikut
:
PRI =
x 100%
(3.1)
Dimana: Pa = Plastisitas setelah pengusangan
Po = Plastisitas sebelum pengusangan
Universitas Sumatera Utara
3.4
Bagan Penelitian
3.4.1
Pembuatan sari buah mengkudu
Buah Mengkudu
Dipotong kecil-kecil
Dimasukkan kedalam blender
Disaring dengan kertas saring
Diukur pH nya
Sari Buah Mengkudu
3.4.2
Residu
Pembuatan sari kulit buah nenas
kulit buah nenas
Dipotong kecil-kecil
Dimasukkan kedalam blender
Disaring dengan kertas saring
Diukur pH nya
Sari buah kulit nenas
Residu
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Koagulasi Lateks Menggunakan Asam Formiat (CHOOH)
asam formiat 25 mL
diukur pH
dimasukan kedalam 100 mL lateks
dicatat waktu sampai menggumpal
ditimbang berat karet
Koagulum
terlindung sinar
matahari
disimpan 10 hari
digiling
dikeringkan
dikarakterisasi
Po/PRI
TGA
KKK
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Koagulasi Lateks Menggunakan Sari Buah Mengkudu
Sari Buah Mengkudu 25 mL
diukur pH
dimasukan kedalam 100 mL lateks
dicatat waktu sampai menggumpal
ditimbang berat karet
Koagulum
terlindung sinar
matahari
disimpan 10 hari
digiling
dikeringkan
dikarakterisasi
Po/PRI
TGA
KKK
NB :Dilakukan prosedur yang sama untuk variasi volum sari buah mengkudu 50, 75, dan 100mL
Universitas Sumatera Utara
3.4.5 Koagulasi Lateks Menggunakan Sari Kulit Buah Nenas
Sari Kulit Buah Nenas 25 mL
diukur pH
dimasukan kedalam 100 mL lateks
dicatat waktu sampai menggumpal
ditimbang berat karet
Koagulum
terlindung sinar
matahari
disimpan 10 hari
digiling
dikeringkan
dikarakterisasi
Po/PRI
TGA
KKK
NB :Dilakukan prosedur yang sama untuk variasi volum sari kulit buah Nenas 50, 75, dan 100 mL
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Pengujianinidilakukanuntukmengetahuiseberapalamawaktukoagulasilateksdenganmengg
unakanpenambahansari buahmengkududan sari
kulitbuahnenassebagaikoagulanlatekskaretalam.Denganmenggunakanasamformiatsebag
ai control Tabel 4.1.Diperoleh hasilpengukuran pH
danwaktupenggumpalansebagaimanaditunjukkanpadaTabel 4.2danTabel 4.3sebagai
berikut:
No Volume Volume
lateks
(mL)
1
100
Asam
formiat
(mL)
25
pH
Asam
Waktu
PRI KKK
(%) (%)
Gumpal
TGA
(T)
(%)
(%)
Dekom Dekom residu
formiat
(menit)
3,5
1,12
50
25,28
Posisi
300400
posisi
87,90
3,353
Table 4.1 Data HasilKoagulasi LateksMenggunakanAsamFormiat
Universitas Sumatera Utara
Table 4.2 Data HasilKoagulasiLateksMenggunakan Sari BuahMengkudu
N
O
Volum
e
Lateks
(mL)
Volume sari
Mengkudu
(mL)
pH
Latek
s
pH
Setelahdicampu
r
WaktuGumpa
l (menit)
6,6
5,5
1:12
Keadaan
25
1
100
Asamformia
t
2
100
25
Menggumpa
l
6,6
5,9
8:19
Menggumpa
l
3
100
50
6,6
5,9
6:16
Menggumpa
l
4
100
75
6,6
5,3
2:10
Menggumpa
l
5
100
100
6,6
5,2
1:3
Menggumpa
l
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1Grafik Hubungan waktu koagulasi (menit) vs volume saribuah
Mengkudu.
Dari Grafik Hubungan waktu koagulasi (menit) vs volume saribuah
Mengkududiatasmenunjukkanpeningkatanwaktupenggumpalanberdasarkanvariasivolum
e penambahansampel25,50,75dan 100mLkedalam 100
mLlateksdenganwaktupenggumpalpaling lama yaitu8,19 menitdenganpenambahan
volume sampel 25 mLdanwaktukoagulasilateks paling cepattenjadiyaitu1,3
menitdenganpenambahan volume sampel 100 mL.Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransemakinmeningkatdanwaktukoagulasisemakincepat. Dimana pHsari
buah mengkudu 4,3 dan pH lateks segar 6,6. Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransertawaktukoagulasisemakinmeningkat.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.3 Data HasilKoagulasiLateksMenggunakan Sari KulitBuahNenas
Volume
lateks
(mL)
NO
Volume
sampel
sari
kulitnenas
(mL)
pH
lateks
pH
Waktugumpal
setelahdicampur
(menit)
Keadaan
25 Asam
1
100
2
100
3
formiat
6,6
5,5
1:12
Menggumpal
25
6,6
5,0
9:35
Menggumpal
100
50
6,6
4,7
8:01
Menggumpal
4
100
75
6,6
4,3
7:43
Menggumpal
5
100
100
6,6
4,3
7:20
Menggumpal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2Grafik Hubungan waktu koagulasi (menit) vs volume sari kulit buah
nenas.
Dari diagram hasilpenggumpalanmenggunakan sari
kulitbuahnenasdiatasmenunjukkanpeningkatanwaktupenggumpalanberdasarkanvariasipe
nambahan volumesampel 25,50,75dan 100 mL kedalam 100
mLlateksdenganwaktugumpal paling lama yaitu 9,35 menitdenganpenambahan volume
sampel 25 mLdanwaktukoagulasilateks paling cepattenjadiyaitu 7,20
menitdenganpenambahan volume sampel 100 mL. Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransemakinmeningkatdanwaktukoagulasisemakincepat. Dimana pHsari
kulit buah nenas 3,4 dan pH lateks segar 6,6.Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransertawaktukoagulasisemakinmeningkat.
4.1.2
HasilPengujianMutuKaret
Pengujianmutukaret yang
dilakukanuntukmengetahuibagaimanapengaruhpenambahansari buahmengkududan sari
kulit buahnenasterhadapmutukaretalam SIR 20 yang ditunjukkan pada Tabel
4.3danTabel 4.4sebagai berikut:
Pengujianinidilakukanuntukmengetahuinilaidarisifatplastisitas (kekenyalan)
karet.Nilai PRI
karetadalahpersentaseplastisitaskaretsetelahdipanaskandibandingkanplastisitassebelumdi
panaskanditentukandenganalatplastimeter Wallace, dapatdihitungdenganpersamaan 4.1
sebagaiberikut:
PRI =
x 100%
(4.1)
dimana : Pa = Plastisitas karet sesudah dipanaskan selama 30 menit (setelah
Universitas Sumatera Utara
pengusangan).
Po = Plastisitas karet sebelum dipanaskan (sebelum pengusangan).
(Kartowardoyo. 1980)
Tabel 4.4NilaiPlastisitasAwal(Po) danPlastisitasRetensiIndeks (PRI)
KaretMenggunakanKoagulan Sari BuahMengkudu
Po
NO
1
Karetkoagulasi
3
4
II
III
Nilai
Tengah
I
II
III
Nilai
Tengah
PRI
(%)
Asamformiat
25 mL
2
I
Pa
24
24
24
24
12
13
12
12
50
43
39
53
43
33
36
38
36
83,72
23
28
35
28
37
34
37
37
132,14
33
33
33
33
31
30
34
31
93,93
Sari
buahmengkudu 25
mL
Sari
buahmengkudu 50
mL
Sari
buahmengkudu 75
mL
Universitas Sumatera Utara
5
Saribuahmengkudu
100 mL
26
25
18
25
32
34
32
32
128
Gambar 4.3 Diagram nilai % Po/PRI karet menggunakan koagulan sari buah
Mengkudu
Dari diagramnilai% Po/PRI diatasmenunjukkanpeningkatanberdasarkanvariasi volume
koagulan sari buahmengkudu 25,50,75 dan 100 mL yang
ditambahkan,dimanapeningkatanmaksimumterjadidengannilaiPo/PRI 132,14 %
padapenambahan 50 mLkoagulandanminimum 83,72 % denganpenambahan 25 ml
koagulan.
Tabel 4.5NilaiPlastisitasAwal(Po) danPlastisitasRetensiIndeks (PRI)
Karet Menggunakan KoagulanSari KulitBuah Nenas
Universitas Sumatera Utara
Po
NO Karetkoagulasi
1
2
3
4
5
Asam formiat
25mL
I
II
Pa
III Nilaitengah
I
II
III Nilaitengah PRI(%)
24 24
24
24
12 13
12
12
50,00
Sari
kulitbuahnenas
32 37
25 mL
40
37
30 27
30
30
81,08
Sari
kulitbuahnenas
33 25
50 mL
23
25
21 19
21
37
84,00
Sari
kulitbuahnenas
27 23
75 mL
29
27
21 20
20
20
74,07
Sari
kulitbuahnenas
23 28
100 mL
24
24
21 19
19
19
76,00
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4Grafik Hubungan Nilai % Po/PRI vs volume sari kulit buah Nenas
Dari Grafik Hubungan Nilai % Po/PRI vs volume sari kulit buah
Nenasdiatasmenunjukkanterjadinyapeningkatan.Berdasarkanvariasi volume koagulasi
sari kulit buahnenas25,50,75 dan 100 mLyang
ditambahkan,dimanapeningkatanmaksimumterjadidengannilaiPo/PRI 81,08 %
padapenambahan 25 mLsampeldan minimum 76 %denganpenambahan 100
mLkoagulan.
4.1.3 Kadar KaretKering (% KKK)
Menurut Purbaya, (2011) Kadar karet kering adalah kandungan padatan karet per satuan
berat (%).Berdasarkan Maspanger (2005) kualitas karet dinilai dari KKK, yakni mutu 1
dengan kadar kering minimal 28% dan mutu II dengan kadar kering di bawah 28%.
Menurut Rivai (1994) metode yang paling sederhana untuk menentukan KKK yakni
metode gravimetri. Hubungan KKK dapat dihitung dengan persamaan (4.2) sebagai
berikut:
KKK =
x 100%
(4.2)
Universitas Sumatera Utara
Kadar karetkering (KKK)ditunjukkanpadaTabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6Kadar KaretKering ( % KKK)MenggunakanKoagulan Sari
BuahMengkudu
NO
Lateks +
koagulan sari
buahmengkudu
(mL)
1
25 Asamformiat
25,74
137,80
34,84
25,28
2
25
25,69
134,47
38,11
28,34
3
50
25,73
159,81
38,97
24,40
4
75
25,75
184,87
35,94
19,45
5
100
25,71
209,31
40,23
19,22
Beratmangkok Bobotlateks Bobotkaretkering
(%)KKK
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Diagram nilai % KKKmenggunakan koagulansari buah mengkudu
Dari diagramnilai% KKK diatasmenunjukkanpenurunanberdasarkanvariasi volume
koagulan sari buahmengkudu yang ditambahkandimanapeningkatanmaksimumKKK
28,34% padapenambahan 25 mLkoagulan dannilai minimum 19,22 %dengan
penambahan100 mL koagulan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7Kadar KaretKering (% KKK)MenggunakanKoagulanSari kulit
BuahNenas
NO
Lateks +
koagulansari
kulitbuahnenas
(mL)
1
25 Asamformiat
25,74
137,80
34,84
25,28
2
25
25,85
134,47
38,12
28,34
3
50
25,54
159,81
33,36
20,87
4
75
25,85
184,87
37,68
20,38
5
100
25,71
210,25
40,28
19,15
Beratmangkok BobotLateks Bobotkaretkering (%) KKK
Gambar 4.6 Diagram nilai % KKK menggunakan koagulan sari kulit buah nenas
Universitas Sumatera Utara
Dari diagram nilai% KKK diatasmenunjukkanpenurunanberdasarkanvariasi volume
koagulan sari kulitbuahnenas yang ditambahkandimanapeningkatanmaksimum KKK
28,34 % padapenambahan 25 mLkoagulan dannilai minimum 19,15 % dengan
penambahan100 mL koagulan.
4.1.3
HasilAnalisaThermal Gravimetry Analysis (TGA)
Teknik yang digunakandalammetodeanalisistermaladalahThermal Gravimetry
Analysis(TGA) yang
didasaripadaperubahanberatakibatpemanasan.Metodeanalisistermalinibertujuanuntukme
ngetahuiformulasihasildekomposisitermal.
Analisainidilakukanpadasampelkoagulum karet yang
dikoagulasikanmenggunakan sari buahmengkudu,Grafik Hubungan Nilaiuji TGA %
beratvssuhukoagulum sari buahMengkuduhasilujiditunjukkan pada Gambar 4.7sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7Grafik Hubungan Nilai uji TGA % berat vs suhu koagulum sari buah
Mengkudu
Analisainidilakukanpadasampelkoagulum karet yang dikoagulasikanmenggunakan sari
kulitbuahNenasGrafik Hubungan Nilaiuji TGA % beratvssuhukoagulum sari
kulitbuahNenas,hasilujiditunjukkan pada Gambar 4.8sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Nilai uji TGA % Berat vs suhu pada koagulum
sari kulit buah nenas
Universitas Sumatera Utara
Grafik HubunganNilaiuji TGA % Berat vs suhupadakoagulumasamformiat, sari
buahmengkududan sari kulitbuahnenashasilujiditunjukkan pada Gambar 4.9sebagai
berikut:
Dari grafikdiatasbiladibandingkandariketigakoagulum,menggunakan sari buah
mengkudulebihmemiliki kestabilan termal yang tinggi dari pada menggunakan sari kulit
buahnenas dan asam formiat sebagai kontrolhalinidisebabkanperbedaankomposisi dari
koagulum karet alamterdekomposisi pada suhu yang berbeda, dimana beberapa bagian
pada kurva yang disajikan pada tabel diatas, dari 0oC sampai 100 oC merupakan
penguapan kadar air yang terdapat pada sampel, kemudian pada bagian selanjutnya
300oC sampai 306 oC merupakan penguraian kehilangan komponen pelarut yang mudah
menguap dan komponen organik lain yang menunjukan persentase kehilangan sekitar
57% (Miao, Li, 2015).
Universitas Sumatera Utara
Padakoagulasilateksmenggunakan sari buahmengkududan sari kulitbuah
nenasdiperolehwaktukoagulasi, Po/PRI dansifattermal (TGA) yang berbeda,
koagulasilateksmendekatiwaktukoagulasiasamformiatsebagai control yaitupada sari
buahmengkududenganpenambahan100 mLkedalamlateks segar 100 mL
denganwaktukoagulasi 1,3 menit. Dibandingkandengankoagulasi sari kulit
buahnenaslebih lama terkoagulasiyaitu 9,35 menit. Hal initerjadi karenapada sari buah
mengkudu memiliki gugus –N yang dapat dengan cepat merusak lapisan pelindung pada
protein sehingga menyebabkan lateks lebih cepat menggumpal, adanya gugus –N ini
menyebabkan pH tidak berpengaruh terhadap penggumpalan dimana pH pada sari kulit
buah nenas lebih asam yaitu 3, 4 dan pada sari buah mengkudu 4,3, sehingga interaksi
antara air yang terkandung dalam lateks dengan adanya gugus –N pada sari mengkudu
meningkat dan partikel-partikel terdispersi akan akan lebih mudah bergabung
membentuk agregat yang lebih besar yang menyebabkan emulsi pecah.
Pada waktu pemecahan emulsi ada dua gaya yang mempengaruhi proses pemecahan
tersebut yaitu gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya van der walls, dimana gaya
ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan
mengendap. Kemudian gaya kedua yaitu gaya tolak-menolak yang disebabkan tumpang
tindih partikel yang bermuatan sama hal ini mengakibatkan partikel partikel tersebut
tidak mau bergabungsehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid koloid
pelindung yang berfungsi untuk menjaga kestabilan emulsi pada lateks adalah protein
(emulgator). Selama tidak ada mempengaruhi kestimbangan muatan-muatan partikel
koloid. Gaya tolak menolak yang ada selalu lebih besar dari pada gaya tarik van der
walls dan akibatnya partikel partikel koloid akan tetap stabil.
Perbedaankandungan adanya gugus –N pada sari buahmengkududan sari
kulit buahnenassebagaikoagulanmenyebabkanterjadinyaperbedaan lama waktukoagulasi,
mutu,
sertasifattemalpadakoagulum.Waktugumpalakansemakinmeningkatpadapenambahanvol
ume sari buahmengkududan sari kulitbuahnenas 25,50,75dan 100 mL kedalam 100
mLlateks.Padapengujianmutukaretstandar SIR 20,
Universitas Sumatera Utara
Nilai KKK dannilai Po/PRI karetmenggunakanpenggumpal sari mengkududan sari
buahkulitnenasdenganpembandingasamformiatmenggunakanvariasivolumekoagulan
25,50,75 dan 100 mLsesuaidenganstandar SIR 20 yaitu min 40%nilaiPo/PRI.
Padapengujiankadarkaretkering 29% yang memenuhistandart SIR 20 yaitukaret
yang dikoagulasikandenganpenambahankoagulan sari buahmengkududan sari
buahkulitnenas 25,50,75 dan 100 mL kedalam 100
mLlateksyaitudengankadarkaretkeringoptimum 28,34 %. Padapengujiansifattermalkaret
yang dikoagulasikandenganmenggunakanasamformiat, sari kulitbuahnenasdansari
buahmengkudu.Koagulum sari buahmengkudu25 mLlebih lama
terdekomposisidibandingkandengankoagulum sarikulitbuah nenas 25
mLdimanaasamformiatsebagai control denganresiduasamformiat 3,353%, sari
buahmengkudu 5,284 % dan sari kulitbuahnenas3,999 %.Denganmetodebitagentdapatdiketahui temperature onset darihilangnyamassa. Koagulum sari
buahmengkudumemilikikestabilantermal yang tinggiditemperatur 350
o
Csedikitmelebihikoagulumasamformiatyaitu 325 oCsedangkanpadakoagulum sari
kulitnenasmemlikikestabilantermal yang paling rendahyaitu 290 oC.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Sari
buahmengkududan
sari
buahkulitnenasbisadigunakansebagaipenggumpallateksyaitudenganpenambahan2
5,50,75dan 100 mL kedalam 100 mLlateks.
2. Sari
buahmengkududan
sarikulitbuah
nenasdapatdigunakansebagaipenggumpalkaretalam,karenadapatmemenuhistanda
rtmutu SIR 20dankoagulum sari buahmengkudumemilikikestabilantermal yang
paling tinggisesuaidengananalisa TGA.
5.2
Saran
1. DisarankanuntukpenelitianselanjutnyamenggunakanpengujianGCMS
padasari
buahmengkudumaupun sarikulitbuahnenas.
2. Disarankanuntukmelakukanpenelitianpadajenispohonkaretdenganjenisatausifat
yang berbeda.
3. Disarankan untuk melakukan pemurnian padasampel yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
3.1
Alat
Beaker glass
250 mL
Pyrex
Gelas ukur
200 mL
Pyrex
Labu takar
100 mL
pyrex
Thermo gravimetri analyzer
SDT Q600
Neraca Analitis
Radwag
pH meter
-
Kertas saring
-
Blender
-
Mangkok penggumpal
-
Spatula
-
Saringan
-
Pipet tetes
-
Pisau cutter
-
Stop watch
-
Oven
-
Punch wallance
-
Lab mill
-
Plastimeter wallace
-
Universitas Sumatera Utara
3.2
Bahan
Lateks segar
Saribuah mengkudu
Sari kulit buah nenas
Asam formiat
Aquabidest(aq)
3.3
Prosedur Penelitian
3.3.1 Persiapan pembuatan sari buah mengkudu
Dibersihkan buah mengkudu, dipotong kecil kecil kemudian dimasukkan kedalam
blender, diblender sampai halus kemudian disaring menggunakan kertas saring dan
diambil sarinya. Diukur pHnya
3.3.2 Pembuatan sari kulit buah nenas
Dibersihkan kulit buah nenas, dipotong kecil kecil kemudian dimasukkan kedalam
blender, diblender sampai halus kemudian disaring menggunakan kertas saring dan
diambil sarinya.diukur pHnya.
3.3.3 Penggunaan asam formiat sebagai penggumpal lateks
Disediakan lateks kebun sebanyak 100 mL diukur pHnya, 100 mL lateks dimasukkan
kedalam wadah penggumpal. Wadah ditambahkan asam formiat dengan volume
penambahan 25 mL. Setelah ditambahkan koagulan diaduk diamati sampai lateks
menggumpal, diukur pHnya dan dicatat waktu proses penggumpalannya.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Penggunaan sari buah mengkudu sebagai penggumpal lateks
Disediakan lateks kebun sebanyak 400 mL,diukur pHnya masing-masing 100 mL lateks
dimasukkan kedalam 4 wadah penggumpal. Masing-masing wadah ditambahkan sari
buah mengkudu dengan volume penambahan 25, 50, 75, dan 100 mL. Setelah
ditambahkan koagulan diamati sampai lateks menggumpal, diukur pHnya dan dicatat
waktu proses penggumpalannya.
3.3.5 Penggunaan sari kulit buah nenas sebagai penggumpal lateks
Disediakan lateks kebun sebanyak 400 mL, diukur pHnya masing-masing 100 mL
lateks dimasukkan kedalam 4 wadah penggumpal. Masing-masing wadah ditambahkan
saribuah mengkudu dengan volume penambahan 25, 50, 75, dan 100 mL. Setelah
ditambahkan koagulan diamati sampai lateks menggumpal, diukur pHnya dan dicatat
waktu proses penggumpalannya.
3.3.6 Penetapan Kadar Karet Kering(% KKK)
Ditimbang 10 gr lateks dalam beaker glass 250 mL, sebelumnya berat beakerglass sudah
ditimbang, kemudian ditambahkan 10 mL aquadest dan asam formiat 5% sedikit demi
sedikit diaduk hingga terbentuk gumpalan.Gumpalan tersebut dipanaskan diatas weater
batch yang mendidih selama 10 menit tujuannya agar lateks menggumpal
sempurna.Gumpalan digiling dengan gilingan laboratorium hingga terbentuk crep
dengan ketebalan (0,6-1,0) mm. selanjutnya dikeringkan dalam oven padasuhu 100 oC
selama 30 menit. Setelah itu karet dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit
hingga suhu kamar, lalu ditimbang untuk mengetahui berat karet keringnya hubungan
KKK diperoleh berdasarkan persamaan 2.1 sebagai berikut:
KKK =
x 100%
(2.1)
Universitas Sumatera Utara
3.3.7 Penetapan Plastisitas Retensi Indeks (% PRI)
Ditimbang sekitar 25 gram lateks yang sudah dikeringkan, lalu digiling dengan
gilingan laboratorium sebanyak tiga kali, lalu lembaran karet tersebut dilipat dua,
ditekan perlahan-lahan dengan telapak tangan, kemudian lembaran karet tersebut
dipotong dengan alat wallace punch sebanyak enam buah potongan uji dengan
diameter 13 mm seperti gambar di bawah ini :
1
2
1
2
1
2
Gambar 3.1. Lembaran karet setelah di potong dengan alat wallace punch
Untuk pengukuran plastisitas awal diambil potongan uji (1), sedangkan potongan uji
(2) untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan. Diletakkan potongan uji (2)
untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan di atas baki dan dimasukkan ke dalam
oven pada suhu 140 oC selama 30 menit. Lalu dikeluarkan kemudian didinginkan
sampai suhu kamar, sementara potongan uji (1) sebanyak tiga buah diletakkan satu
persatu diantara dua lembar kertas sigaret yang berukuran 35 mm x 45 mm selanjutnya
diletakkan di atas piringan plastimeter lalu piringan plastimeter tersebut ditutup,
kemudian setelah ketukan pertama piringan bawah plastimeter akan bergerak ke atas
selama 15 detik dan menekan piringan atas, lalu dilanjutkan sampai ketukan berakhir
yang ditandai dengan angka jarum mikrometer berhenti bergerak pada nilai plastisitas
karet, sedangkan potongan uji (2) setelah pengusangan tadi diukur dengan cara yang
Universitas Sumatera Utara
sama, kemudian tiga potongan uji dari setiap contoh diambil angka rata-ratanya dan
dibulatkan.
Plastisitas Retensi Index (PRI) dapat dihitung dengan persamaan 3.1 sebagai berikut
:
PRI =
x 100%
(3.1)
Dimana: Pa = Plastisitas setelah pengusangan
Po = Plastisitas sebelum pengusangan
Universitas Sumatera Utara
3.4
Bagan Penelitian
3.4.1
Pembuatan sari buah mengkudu
Buah Mengkudu
Dipotong kecil-kecil
Dimasukkan kedalam blender
Disaring dengan kertas saring
Diukur pH nya
Sari Buah Mengkudu
3.4.2
Residu
Pembuatan sari kulit buah nenas
kulit buah nenas
Dipotong kecil-kecil
Dimasukkan kedalam blender
Disaring dengan kertas saring
Diukur pH nya
Sari buah kulit nenas
Residu
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Koagulasi Lateks Menggunakan Asam Formiat (CHOOH)
asam formiat 25 mL
diukur pH
dimasukan kedalam 100 mL lateks
dicatat waktu sampai menggumpal
ditimbang berat karet
Koagulum
terlindung sinar
matahari
disimpan 10 hari
digiling
dikeringkan
dikarakterisasi
Po/PRI
TGA
KKK
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Koagulasi Lateks Menggunakan Sari Buah Mengkudu
Sari Buah Mengkudu 25 mL
diukur pH
dimasukan kedalam 100 mL lateks
dicatat waktu sampai menggumpal
ditimbang berat karet
Koagulum
terlindung sinar
matahari
disimpan 10 hari
digiling
dikeringkan
dikarakterisasi
Po/PRI
TGA
KKK
NB :Dilakukan prosedur yang sama untuk variasi volum sari buah mengkudu 50, 75, dan 100mL
Universitas Sumatera Utara
3.4.5 Koagulasi Lateks Menggunakan Sari Kulit Buah Nenas
Sari Kulit Buah Nenas 25 mL
diukur pH
dimasukan kedalam 100 mL lateks
dicatat waktu sampai menggumpal
ditimbang berat karet
Koagulum
terlindung sinar
matahari
disimpan 10 hari
digiling
dikeringkan
dikarakterisasi
Po/PRI
TGA
KKK
NB :Dilakukan prosedur yang sama untuk variasi volum sari kulit buah Nenas 50, 75, dan 100 mL
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Pengujianinidilakukanuntukmengetahuiseberapalamawaktukoagulasilateksdenganmengg
unakanpenambahansari buahmengkududan sari
kulitbuahnenassebagaikoagulanlatekskaretalam.Denganmenggunakanasamformiatsebag
ai control Tabel 4.1.Diperoleh hasilpengukuran pH
danwaktupenggumpalansebagaimanaditunjukkanpadaTabel 4.2danTabel 4.3sebagai
berikut:
No Volume Volume
lateks
(mL)
1
100
Asam
formiat
(mL)
25
pH
Asam
Waktu
PRI KKK
(%) (%)
Gumpal
TGA
(T)
(%)
(%)
Dekom Dekom residu
formiat
(menit)
3,5
1,12
50
25,28
Posisi
300400
posisi
87,90
3,353
Table 4.1 Data HasilKoagulasi LateksMenggunakanAsamFormiat
Universitas Sumatera Utara
Table 4.2 Data HasilKoagulasiLateksMenggunakan Sari BuahMengkudu
N
O
Volum
e
Lateks
(mL)
Volume sari
Mengkudu
(mL)
pH
Latek
s
pH
Setelahdicampu
r
WaktuGumpa
l (menit)
6,6
5,5
1:12
Keadaan
25
1
100
Asamformia
t
2
100
25
Menggumpa
l
6,6
5,9
8:19
Menggumpa
l
3
100
50
6,6
5,9
6:16
Menggumpa
l
4
100
75
6,6
5,3
2:10
Menggumpa
l
5
100
100
6,6
5,2
1:3
Menggumpa
l
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1Grafik Hubungan waktu koagulasi (menit) vs volume saribuah
Mengkudu.
Dari Grafik Hubungan waktu koagulasi (menit) vs volume saribuah
Mengkududiatasmenunjukkanpeningkatanwaktupenggumpalanberdasarkanvariasivolum
e penambahansampel25,50,75dan 100mLkedalam 100
mLlateksdenganwaktupenggumpalpaling lama yaitu8,19 menitdenganpenambahan
volume sampel 25 mLdanwaktukoagulasilateks paling cepattenjadiyaitu1,3
menitdenganpenambahan volume sampel 100 mL.Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransemakinmeningkatdanwaktukoagulasisemakincepat. Dimana pHsari
buah mengkudu 4,3 dan pH lateks segar 6,6. Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransertawaktukoagulasisemakinmeningkat.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.3 Data HasilKoagulasiLateksMenggunakan Sari KulitBuahNenas
Volume
lateks
(mL)
NO
Volume
sampel
sari
kulitnenas
(mL)
pH
lateks
pH
Waktugumpal
setelahdicampur
(menit)
Keadaan
25 Asam
1
100
2
100
3
formiat
6,6
5,5
1:12
Menggumpal
25
6,6
5,0
9:35
Menggumpal
100
50
6,6
4,7
8:01
Menggumpal
4
100
75
6,6
4,3
7:43
Menggumpal
5
100
100
6,6
4,3
7:20
Menggumpal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2Grafik Hubungan waktu koagulasi (menit) vs volume sari kulit buah
nenas.
Dari diagram hasilpenggumpalanmenggunakan sari
kulitbuahnenasdiatasmenunjukkanpeningkatanwaktupenggumpalanberdasarkanvariasipe
nambahan volumesampel 25,50,75dan 100 mL kedalam 100
mLlateksdenganwaktugumpal paling lama yaitu 9,35 menitdenganpenambahan volume
sampel 25 mLdanwaktukoagulasilateks paling cepattenjadiyaitu 7,20
menitdenganpenambahan volume sampel 100 mL. Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransemakinmeningkatdanwaktukoagulasisemakincepat. Dimana pHsari
kulit buah nenas 3,4 dan pH lateks segar 6,6.Semakinbesar volume sampel yang
ditambahkanpadalateksmakanilai pH
setelahpencampuransertawaktukoagulasisemakinmeningkat.
4.1.2
HasilPengujianMutuKaret
Pengujianmutukaret yang
dilakukanuntukmengetahuibagaimanapengaruhpenambahansari buahmengkududan sari
kulit buahnenasterhadapmutukaretalam SIR 20 yang ditunjukkan pada Tabel
4.3danTabel 4.4sebagai berikut:
Pengujianinidilakukanuntukmengetahuinilaidarisifatplastisitas (kekenyalan)
karet.Nilai PRI
karetadalahpersentaseplastisitaskaretsetelahdipanaskandibandingkanplastisitassebelumdi
panaskanditentukandenganalatplastimeter Wallace, dapatdihitungdenganpersamaan 4.1
sebagaiberikut:
PRI =
x 100%
(4.1)
dimana : Pa = Plastisitas karet sesudah dipanaskan selama 30 menit (setelah
Universitas Sumatera Utara
pengusangan).
Po = Plastisitas karet sebelum dipanaskan (sebelum pengusangan).
(Kartowardoyo. 1980)
Tabel 4.4NilaiPlastisitasAwal(Po) danPlastisitasRetensiIndeks (PRI)
KaretMenggunakanKoagulan Sari BuahMengkudu
Po
NO
1
Karetkoagulasi
3
4
II
III
Nilai
Tengah
I
II
III
Nilai
Tengah
PRI
(%)
Asamformiat
25 mL
2
I
Pa
24
24
24
24
12
13
12
12
50
43
39
53
43
33
36
38
36
83,72
23
28
35
28
37
34
37
37
132,14
33
33
33
33
31
30
34
31
93,93
Sari
buahmengkudu 25
mL
Sari
buahmengkudu 50
mL
Sari
buahmengkudu 75
mL
Universitas Sumatera Utara
5
Saribuahmengkudu
100 mL
26
25
18
25
32
34
32
32
128
Gambar 4.3 Diagram nilai % Po/PRI karet menggunakan koagulan sari buah
Mengkudu
Dari diagramnilai% Po/PRI diatasmenunjukkanpeningkatanberdasarkanvariasi volume
koagulan sari buahmengkudu 25,50,75 dan 100 mL yang
ditambahkan,dimanapeningkatanmaksimumterjadidengannilaiPo/PRI 132,14 %
padapenambahan 50 mLkoagulandanminimum 83,72 % denganpenambahan 25 ml
koagulan.
Tabel 4.5NilaiPlastisitasAwal(Po) danPlastisitasRetensiIndeks (PRI)
Karet Menggunakan KoagulanSari KulitBuah Nenas
Universitas Sumatera Utara
Po
NO Karetkoagulasi
1
2
3
4
5
Asam formiat
25mL
I
II
Pa
III Nilaitengah
I
II
III Nilaitengah PRI(%)
24 24
24
24
12 13
12
12
50,00
Sari
kulitbuahnenas
32 37
25 mL
40
37
30 27
30
30
81,08
Sari
kulitbuahnenas
33 25
50 mL
23
25
21 19
21
37
84,00
Sari
kulitbuahnenas
27 23
75 mL
29
27
21 20
20
20
74,07
Sari
kulitbuahnenas
23 28
100 mL
24
24
21 19
19
19
76,00
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4Grafik Hubungan Nilai % Po/PRI vs volume sari kulit buah Nenas
Dari Grafik Hubungan Nilai % Po/PRI vs volume sari kulit buah
Nenasdiatasmenunjukkanterjadinyapeningkatan.Berdasarkanvariasi volume koagulasi
sari kulit buahnenas25,50,75 dan 100 mLyang
ditambahkan,dimanapeningkatanmaksimumterjadidengannilaiPo/PRI 81,08 %
padapenambahan 25 mLsampeldan minimum 76 %denganpenambahan 100
mLkoagulan.
4.1.3 Kadar KaretKering (% KKK)
Menurut Purbaya, (2011) Kadar karet kering adalah kandungan padatan karet per satuan
berat (%).Berdasarkan Maspanger (2005) kualitas karet dinilai dari KKK, yakni mutu 1
dengan kadar kering minimal 28% dan mutu II dengan kadar kering di bawah 28%.
Menurut Rivai (1994) metode yang paling sederhana untuk menentukan KKK yakni
metode gravimetri. Hubungan KKK dapat dihitung dengan persamaan (4.2) sebagai
berikut:
KKK =
x 100%
(4.2)
Universitas Sumatera Utara
Kadar karetkering (KKK)ditunjukkanpadaTabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6Kadar KaretKering ( % KKK)MenggunakanKoagulan Sari
BuahMengkudu
NO
Lateks +
koagulan sari
buahmengkudu
(mL)
1
25 Asamformiat
25,74
137,80
34,84
25,28
2
25
25,69
134,47
38,11
28,34
3
50
25,73
159,81
38,97
24,40
4
75
25,75
184,87
35,94
19,45
5
100
25,71
209,31
40,23
19,22
Beratmangkok Bobotlateks Bobotkaretkering
(%)KKK
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Diagram nilai % KKKmenggunakan koagulansari buah mengkudu
Dari diagramnilai% KKK diatasmenunjukkanpenurunanberdasarkanvariasi volume
koagulan sari buahmengkudu yang ditambahkandimanapeningkatanmaksimumKKK
28,34% padapenambahan 25 mLkoagulan dannilai minimum 19,22 %dengan
penambahan100 mL koagulan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7Kadar KaretKering (% KKK)MenggunakanKoagulanSari kulit
BuahNenas
NO
Lateks +
koagulansari
kulitbuahnenas
(mL)
1
25 Asamformiat
25,74
137,80
34,84
25,28
2
25
25,85
134,47
38,12
28,34
3
50
25,54
159,81
33,36
20,87
4
75
25,85
184,87
37,68
20,38
5
100
25,71
210,25
40,28
19,15
Beratmangkok BobotLateks Bobotkaretkering (%) KKK
Gambar 4.6 Diagram nilai % KKK menggunakan koagulan sari kulit buah nenas
Universitas Sumatera Utara
Dari diagram nilai% KKK diatasmenunjukkanpenurunanberdasarkanvariasi volume
koagulan sari kulitbuahnenas yang ditambahkandimanapeningkatanmaksimum KKK
28,34 % padapenambahan 25 mLkoagulan dannilai minimum 19,15 % dengan
penambahan100 mL koagulan.
4.1.3
HasilAnalisaThermal Gravimetry Analysis (TGA)
Teknik yang digunakandalammetodeanalisistermaladalahThermal Gravimetry
Analysis(TGA) yang
didasaripadaperubahanberatakibatpemanasan.Metodeanalisistermalinibertujuanuntukme
ngetahuiformulasihasildekomposisitermal.
Analisainidilakukanpadasampelkoagulum karet yang
dikoagulasikanmenggunakan sari buahmengkudu,Grafik Hubungan Nilaiuji TGA %
beratvssuhukoagulum sari buahMengkuduhasilujiditunjukkan pada Gambar 4.7sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7Grafik Hubungan Nilai uji TGA % berat vs suhu koagulum sari buah
Mengkudu
Analisainidilakukanpadasampelkoagulum karet yang dikoagulasikanmenggunakan sari
kulitbuahNenasGrafik Hubungan Nilaiuji TGA % beratvssuhukoagulum sari
kulitbuahNenas,hasilujiditunjukkan pada Gambar 4.8sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Nilai uji TGA % Berat vs suhu pada koagulum
sari kulit buah nenas
Universitas Sumatera Utara
Grafik HubunganNilaiuji TGA % Berat vs suhupadakoagulumasamformiat, sari
buahmengkududan sari kulitbuahnenashasilujiditunjukkan pada Gambar 4.9sebagai
berikut:
Dari grafikdiatasbiladibandingkandariketigakoagulum,menggunakan sari buah
mengkudulebihmemiliki kestabilan termal yang tinggi dari pada menggunakan sari kulit
buahnenas dan asam formiat sebagai kontrolhalinidisebabkanperbedaankomposisi dari
koagulum karet alamterdekomposisi pada suhu yang berbeda, dimana beberapa bagian
pada kurva yang disajikan pada tabel diatas, dari 0oC sampai 100 oC merupakan
penguapan kadar air yang terdapat pada sampel, kemudian pada bagian selanjutnya
300oC sampai 306 oC merupakan penguraian kehilangan komponen pelarut yang mudah
menguap dan komponen organik lain yang menunjukan persentase kehilangan sekitar
57% (Miao, Li, 2015).
Universitas Sumatera Utara
Padakoagulasilateksmenggunakan sari buahmengkududan sari kulitbuah
nenasdiperolehwaktukoagulasi, Po/PRI dansifattermal (TGA) yang berbeda,
koagulasilateksmendekatiwaktukoagulasiasamformiatsebagai control yaitupada sari
buahmengkududenganpenambahan100 mLkedalamlateks segar 100 mL
denganwaktukoagulasi 1,3 menit. Dibandingkandengankoagulasi sari kulit
buahnenaslebih lama terkoagulasiyaitu 9,35 menit. Hal initerjadi karenapada sari buah
mengkudu memiliki gugus –N yang dapat dengan cepat merusak lapisan pelindung pada
protein sehingga menyebabkan lateks lebih cepat menggumpal, adanya gugus –N ini
menyebabkan pH tidak berpengaruh terhadap penggumpalan dimana pH pada sari kulit
buah nenas lebih asam yaitu 3, 4 dan pada sari buah mengkudu 4,3, sehingga interaksi
antara air yang terkandung dalam lateks dengan adanya gugus –N pada sari mengkudu
meningkat dan partikel-partikel terdispersi akan akan lebih mudah bergabung
membentuk agregat yang lebih besar yang menyebabkan emulsi pecah.
Pada waktu pemecahan emulsi ada dua gaya yang mempengaruhi proses pemecahan
tersebut yaitu gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya van der walls, dimana gaya
ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan
mengendap. Kemudian gaya kedua yaitu gaya tolak-menolak yang disebabkan tumpang
tindih partikel yang bermuatan sama hal ini mengakibatkan partikel partikel tersebut
tidak mau bergabungsehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid koloid
pelindung yang berfungsi untuk menjaga kestabilan emulsi pada lateks adalah protein
(emulgator). Selama tidak ada mempengaruhi kestimbangan muatan-muatan partikel
koloid. Gaya tolak menolak yang ada selalu lebih besar dari pada gaya tarik van der
walls dan akibatnya partikel partikel koloid akan tetap stabil.
Perbedaankandungan adanya gugus –N pada sari buahmengkududan sari
kulit buahnenassebagaikoagulanmenyebabkanterjadinyaperbedaan lama waktukoagulasi,
mutu,
sertasifattemalpadakoagulum.Waktugumpalakansemakinmeningkatpadapenambahanvol
ume sari buahmengkududan sari kulitbuahnenas 25,50,75dan 100 mL kedalam 100
mLlateks.Padapengujianmutukaretstandar SIR 20,
Universitas Sumatera Utara
Nilai KKK dannilai Po/PRI karetmenggunakanpenggumpal sari mengkududan sari
buahkulitnenasdenganpembandingasamformiatmenggunakanvariasivolumekoagulan
25,50,75 dan 100 mLsesuaidenganstandar SIR 20 yaitu min 40%nilaiPo/PRI.
Padapengujiankadarkaretkering 29% yang memenuhistandart SIR 20 yaitukaret
yang dikoagulasikandenganpenambahankoagulan sari buahmengkududan sari
buahkulitnenas 25,50,75 dan 100 mL kedalam 100
mLlateksyaitudengankadarkaretkeringoptimum 28,34 %. Padapengujiansifattermalkaret
yang dikoagulasikandenganmenggunakanasamformiat, sari kulitbuahnenasdansari
buahmengkudu.Koagulum sari buahmengkudu25 mLlebih lama
terdekomposisidibandingkandengankoagulum sarikulitbuah nenas 25
mLdimanaasamformiatsebagai control denganresiduasamformiat 3,353%, sari
buahmengkudu 5,284 % dan sari kulitbuahnenas3,999 %.Denganmetodebitagentdapatdiketahui temperature onset darihilangnyamassa. Koagulum sari
buahmengkudumemilikikestabilantermal yang tinggiditemperatur 350
o
Csedikitmelebihikoagulumasamformiatyaitu 325 oCsedangkanpadakoagulum sari
kulitnenasmemlikikestabilantermal yang paling rendahyaitu 290 oC.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Sari
buahmengkududan
sari
buahkulitnenasbisadigunakansebagaipenggumpallateksyaitudenganpenambahan2
5,50,75dan 100 mL kedalam 100 mLlateks.
2. Sari
buahmengkududan
sarikulitbuah
nenasdapatdigunakansebagaipenggumpalkaretalam,karenadapatmemenuhistanda
rtmutu SIR 20dankoagulum sari buahmengkudumemilikikestabilantermal yang
paling tinggisesuaidengananalisa TGA.
5.2
Saran
1. DisarankanuntukpenelitianselanjutnyamenggunakanpengujianGCMS
padasari
buahmengkudumaupun sarikulitbuahnenas.
2. Disarankanuntukmelakukanpenelitianpadajenispohonkaretdenganjenisatausifat
yang berbeda.
3. Disarankan untuk melakukan pemurnian padasampel yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara