Analisa Hukum Atas Kedudukan Kreditur Lain Dalam Upaya Hukum Kasasi Pada Perkara Kepailitan (Studi Terhadap Tiga Putusan Mahkamah Agung)
ABSTRAK
Kreditur lain memiliki peran yang sangat penting dalam perkara kepailitan
meskipun bukan merupakan pihak dalam persidangan tingkat pertama. Kedudukan
kreditur lain dalam perkara kepailitan adalah sebagai unsur yang harus dipenuhi oleh
pihak pemohon pailit dalam mengajukan permohonan pailit yaitu syarat dari
ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU yang mengharuskan adanya dua atau lebih
kreditur lain dalam mengajukan permohonan pailit. Namun dalam perkembangan
perkara kepailitan, adakalanya kreditur lain menolak dan keberatan dengan kepailitan
debitur sehingga berseberangan dengan keinginan pihak pemohon pailit. Hukum
kepailitan perlu menyediakan upaya hukum yang dapat digunakan oleh kreditur lain
dengan adanya keberatan kreditur lain tersebut, maka perlu dibahas tentang
bagaimana upaya hukum dalam perkara kepailitan, bagaimana kedudukan kreditur
lain dalam mengajukan upaya hukum pada perkara kepailitan serta bagaimana
putusan Mahkamah Agung dalam upaya hukum kasasi yang diajukan kreditur lain
pada perkara kepailitan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif yang
bersifat deskriftif yang mengacu pada asas-asas hukum dan peraturan hukum yang
berhubungan dengan hukum kepailitan di Indonesia dengan sumber data berupa data
sekunder.
Dengan demikian, upaya hukum yang disediakan dalam perkara kepailitan
terdiri dari upaya hukum biasa yaitu kasasi dan upaya hukum luar biasa yaitu
peninjauan kembali. Upaya hukum kasasi juga dapat digunakan oleh kreditur lain
meskipun bukan merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama dalam hal
keberatan dengan putusan hakim sebelumnya. Hal ini merupakan kekhususan dalam
perkara kepailitan dan juga sebagai wujud kepastian hukum atas asas keseimbangan
yang melahirkan kesetaraan kedudukan antara kreditur lain dengan para pihak yang
berperkara pada persidangan tingkat pertama (debitur dan para kreditur). Putusan
Mahkamah Agung Nomor : 24PK/N/1999, Nomor : 075K/Pdt.Sus/2007 dan Nomor :
331K/Pdt.Sus/2012 telah memperbaiki putusan hakim terdahulu yang meskipun
bagus dan efisien namun tidak menjamin keadilan bagi semua pihak dan ada pihak
yang dikorbankan yaitu kreditur lain dan debitur sendiri. Putusan-putusan Mahkamah
Agung tersebut telah melahirkan putusan yang adil bagi semua pihak sesuai dengan
konsep keadilan Jhon Rawls.
Kata Kunci : Kreditur Lain, Upaya Hukum Kasasi, Hukum Kepailitan
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Another creditor does not refer to the creditor who applies for bankruptcy in
a bankruptcy case. However, he/she has an essential role in bankruptcy case. His/her
position is a requirement to be met by an applicant who applies for bankruptcy before
a court; it is a requirement stipulated in Article 2 paragraph (1) of the UUKPKPU
(the Law on Bankruptcy and Suspension of Obligation for Debt Payment) which
obliges the presence of two or more other creditors in applying for bankruptcy.
However, in the development of bankruptcy cases, the other creditor does not always
meet the wish of the applicant’s creditor. The other creditor occasionally refuses and
objects to the debtor’s bankruptcy. Consequently, the bankruptcy law requires to
make legal efforts that can be used by other creditor to oppose against Judge’s
Ruling; thus, it needs to study how the legal efforts in bankruptcy case are, how the
position of other creditor in applying for legal efforts in bankruptcy case are, and
how the Verdict of the Supreme Court is in an appeal requested by the other creditor
against a bankruptcy case in the Verdict of the Supreme Court No.27K/N/1999,
No:075K/Pdt.Sus/2007 and No. 331K/Pdt.Sus/2012.
The research used normative judicial method which was descriptive referring
to the legal principles and regulations related to the bankruptcy law in Indonesia
with secondary data as the data resources.
Therefore, the legal efforts provided in the bankruptcy case consisted of an
appeal and a review. An appeal can also be used by the other creditor to refuse the
judge’s previous ruling which was specialized in bankruptcy case. An appeal by the
other creditor who was not one of the parties involved in the first level court reflected
a position equity between the other creditor and the bankruptcy applicant (the debtor
themselves or the creditor) who were involved in the first level court. The Judge in
investigating and handing down the ruling to the appeal requested by the other
creditor who objected to the debtor’s bankruptcy against the Verdicts of the Supreme
Court No: 24PK/N/1999, No: 075K/Pdt.Sus/2007, and No: 331K/Pdt.Sus/2012 had
provided an equal justice for the other creditor and all parties who related to
bankruptcy case which was accordance with a theory of justice by Jhon Rawls.
Keywords: Other Creditor, Appeal, Bankruptcy Law
ii
Universitas Sumatera Utara
Kreditur lain memiliki peran yang sangat penting dalam perkara kepailitan
meskipun bukan merupakan pihak dalam persidangan tingkat pertama. Kedudukan
kreditur lain dalam perkara kepailitan adalah sebagai unsur yang harus dipenuhi oleh
pihak pemohon pailit dalam mengajukan permohonan pailit yaitu syarat dari
ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUKPKPU yang mengharuskan adanya dua atau lebih
kreditur lain dalam mengajukan permohonan pailit. Namun dalam perkembangan
perkara kepailitan, adakalanya kreditur lain menolak dan keberatan dengan kepailitan
debitur sehingga berseberangan dengan keinginan pihak pemohon pailit. Hukum
kepailitan perlu menyediakan upaya hukum yang dapat digunakan oleh kreditur lain
dengan adanya keberatan kreditur lain tersebut, maka perlu dibahas tentang
bagaimana upaya hukum dalam perkara kepailitan, bagaimana kedudukan kreditur
lain dalam mengajukan upaya hukum pada perkara kepailitan serta bagaimana
putusan Mahkamah Agung dalam upaya hukum kasasi yang diajukan kreditur lain
pada perkara kepailitan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif yang
bersifat deskriftif yang mengacu pada asas-asas hukum dan peraturan hukum yang
berhubungan dengan hukum kepailitan di Indonesia dengan sumber data berupa data
sekunder.
Dengan demikian, upaya hukum yang disediakan dalam perkara kepailitan
terdiri dari upaya hukum biasa yaitu kasasi dan upaya hukum luar biasa yaitu
peninjauan kembali. Upaya hukum kasasi juga dapat digunakan oleh kreditur lain
meskipun bukan merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama dalam hal
keberatan dengan putusan hakim sebelumnya. Hal ini merupakan kekhususan dalam
perkara kepailitan dan juga sebagai wujud kepastian hukum atas asas keseimbangan
yang melahirkan kesetaraan kedudukan antara kreditur lain dengan para pihak yang
berperkara pada persidangan tingkat pertama (debitur dan para kreditur). Putusan
Mahkamah Agung Nomor : 24PK/N/1999, Nomor : 075K/Pdt.Sus/2007 dan Nomor :
331K/Pdt.Sus/2012 telah memperbaiki putusan hakim terdahulu yang meskipun
bagus dan efisien namun tidak menjamin keadilan bagi semua pihak dan ada pihak
yang dikorbankan yaitu kreditur lain dan debitur sendiri. Putusan-putusan Mahkamah
Agung tersebut telah melahirkan putusan yang adil bagi semua pihak sesuai dengan
konsep keadilan Jhon Rawls.
Kata Kunci : Kreditur Lain, Upaya Hukum Kasasi, Hukum Kepailitan
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Another creditor does not refer to the creditor who applies for bankruptcy in
a bankruptcy case. However, he/she has an essential role in bankruptcy case. His/her
position is a requirement to be met by an applicant who applies for bankruptcy before
a court; it is a requirement stipulated in Article 2 paragraph (1) of the UUKPKPU
(the Law on Bankruptcy and Suspension of Obligation for Debt Payment) which
obliges the presence of two or more other creditors in applying for bankruptcy.
However, in the development of bankruptcy cases, the other creditor does not always
meet the wish of the applicant’s creditor. The other creditor occasionally refuses and
objects to the debtor’s bankruptcy. Consequently, the bankruptcy law requires to
make legal efforts that can be used by other creditor to oppose against Judge’s
Ruling; thus, it needs to study how the legal efforts in bankruptcy case are, how the
position of other creditor in applying for legal efforts in bankruptcy case are, and
how the Verdict of the Supreme Court is in an appeal requested by the other creditor
against a bankruptcy case in the Verdict of the Supreme Court No.27K/N/1999,
No:075K/Pdt.Sus/2007 and No. 331K/Pdt.Sus/2012.
The research used normative judicial method which was descriptive referring
to the legal principles and regulations related to the bankruptcy law in Indonesia
with secondary data as the data resources.
Therefore, the legal efforts provided in the bankruptcy case consisted of an
appeal and a review. An appeal can also be used by the other creditor to refuse the
judge’s previous ruling which was specialized in bankruptcy case. An appeal by the
other creditor who was not one of the parties involved in the first level court reflected
a position equity between the other creditor and the bankruptcy applicant (the debtor
themselves or the creditor) who were involved in the first level court. The Judge in
investigating and handing down the ruling to the appeal requested by the other
creditor who objected to the debtor’s bankruptcy against the Verdicts of the Supreme
Court No: 24PK/N/1999, No: 075K/Pdt.Sus/2007, and No: 331K/Pdt.Sus/2012 had
provided an equal justice for the other creditor and all parties who related to
bankruptcy case which was accordance with a theory of justice by Jhon Rawls.
Keywords: Other Creditor, Appeal, Bankruptcy Law
ii
Universitas Sumatera Utara