Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara Chapter III IV

BAB III
SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Pengertian Sistem
Sistem

merupakan suatu kerangka

dan prosedur-prosedur

yang saling

berhubungan yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh, untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari suatu organisasi atau
perusahaan (Baridwan, 1991:4), sedangkan prosedur-prosedur yang saling
berhubungan disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh adalah suatu uruturutan pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau
lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap
transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu organisasi.

B. Pengertian Keuangan Daerah

Peraturan pemerintah No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah mendefenisikan Keuangan Daerah sebagai semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Yang dimaksud daerah di sini adalah
pemerintah daerah yang merupakan daerah otonom berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Daerah otonom terdiri dari pemerintah provinsi, pemerintah

22
Universitas Sumatera Utara

kabupaten, pemerintah kota. Karena pemerintah daerah merupakan bagian dari
pemerintah (pusat) maka keuangan daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari
keuangan negara.
Keuangan daerah adalah seluruh tatanan, perangkat

kelembagaan dan

kebijaksanaan anggaran daerah yang meliputi pendapatan dan belanja daerah
(Jaya, 1999 :11). Oleh karena itu, Mardiasmo (2000:3) menyatakan bahwa dalam

pemberdayaan daerah ini, maka perspektif perubahan yang dinginkan dalam
pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah adalah :
1. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada kepentingan publik (public
oriented);
2. Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dan
anggaran daerah pada khususnya;
3. Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran pada partisipan yang
terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti DPRD, KDH, Sekda dan perangkat
daerah lainnya;
4. Kerangka hukum dan administrasi atas pembiayaan, investasi dan pengelolaan
keuangan daerah berdasarkan kaidah mekanisme pasar, value for money,
transparansi dan akuntabilitas.
5. Kejelasan tentang kedudukan keuangan DRPRD, KDH dan PNS Daerah, baik
ratio maupun dasar pertimbangannya.
6. Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggarankinerja, dan anggaran
multi-tahunan;
7. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang daerah yang lebih profesional;
8. Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran PRD, peran
akuntan publik dalam pengawasan , pemberian opini dan rating kinerja
anggaran, dan transparansi informasi anggaran kepada publik;

9. Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan pembinaan, peran
23
Universitas Sumatera Utara

asosiasi, dan peran anggota masyarakat guna pengembangan profesionalisme
aparat pemerintah daerah;
10. Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk menyediakan
informasi anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah
daerah terhadap penyebarluasan informasi.

Pengelolaan keuangan daerah berarti mengurus dan mengatur keuangan daerah itu
sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dinyatakan oleh Devas (1989:279280) adalah sebagai berikut:
1. Tanggung jawab (accountability). Pemerintah daerah harus mempertanggung
jawabkan keuangannya kepada lembaga atau orang yang berkepentingan sah,
lembaga atau orang itu adalah Pemerintah Pusat, DPRD, Kepala Daerah dan
masyarakat umum.
2. Mampu memenuhi kewajiban keuangan. Keuangan daerah harus ditata dan
dikelola sedemikian rupa sehinggan mampu melunasi semua kewajiban atau
ikatan keuangan baik jangka pendek, jangka panjang maupun pinjaman jangka
panjang pada waktu yang telah ditentukan.

3. Kejujuran. Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah pada
prinsipnya harus diserahkan kepada pegawai yang benar-benar jujur dan dapat
dipercaya.
4. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency). Merupakan tata cara

24
Universitas Sumatera Utara

mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan
program dapat direncakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemerintah
daerah dengan biaya yang serendah-rendahnya dan dalam waktu yang secepatcepatnya.
5. Pengendalian aparat pengelola keuangan daerah, DPRD dan petugas
pengawasan harus melakukan pengendalian agar semua tujuan dapat tercapai.
Timbulnya hak akibat penyelenggaraan pemerintah daerah tersebut menimbulkan
aktivitas yang tidak sedikit. Hal itu harus diikuti dengan adanya suatu sistem
pengelollan keuangan daerah untuk mengelolanya. Pegelolaan keuangan daerah
sebagaimana dimaksud, merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Untuk menjamin pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah tersebut maka
hendaknya sebuah pengelolaan keuangan daerah meliputi keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan

perencanaan,

pelaksanaan,

penatausahaan,

pelaporan,

pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.

C. Manajemen Keuangan Daerah
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah. Sebagian
dari sumber pendapatannya, daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber
keuangan yang antara lain berupa : kepastian tersedianya pendanaan dari

25
Universitas Sumatera Utara


Pemerintah sesuai dengan urusan Pemerintah yang diserahkan, kewenangan
memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah, hak untuk
mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah,
hak untuk mengelola kekyaan daerah, dan mendapatkan sumber-sumber
pendapatan lain yang sah.
Di lain pihak, salah satu tugas Kepala Daerah dan Wakilnya adalah
mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu pengelolaan
keuangan daerah harus dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel,
tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. Fungsi
pengelolaan keuangan daerah meliputi perencanaan, pelaksanaan, penata-usahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan keuangan daerah.

D. Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
Siklus Pengelolaan keuangan daerah terdiri dari lima tahapan sebagai
berikut :
1. Perencanaan sasaran dan tujuan fundamental
2. Perencanaan operasional
3. Penganggaran
4. Pengendalian dan pengukuran

5. Pelaporan dan umpan balik
- Tahap pertama merupakan tanggung jawab legislatif dan eksekuti yang
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
- Tahap kedua eksekutif menyusun perencanaan tahunan yang disevur Rencana

26
Universitas Sumatera Utara

Kerja Pemerintah (RKPD).
- Pada tahap ketiga, berdasasrkan dokumen perencanaan disusunlah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
- Sedangkan tahap keempat merupakan pelaksanaan anggaran dan pengukuran.
- Dan tahap kelima merupakan pelaporan atas pelaksanaan anggaran yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus kas dan catatan
laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dimaksud disusun sesuai dengan standar
Akuntansi Pemerintahan. Sebelum dilaporkan kepada masyarakat melalui DPRD,
laporan keuangan perlu diperiksa terlebih dahulu oleh BPK. Fungsi pemeriksaan
merupakan salah satu fungsi manajemen sehingga tidak dapat dipisahkan dari
manajemen keuangan daerah. Berkaitan dengan pemeriksaan telah dikeluarkan

Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.. Terdapat dua jenis pemeriksaan yang
dilaksanakan terhadap pengelolaan keuangan negara, yaitu pemeriksaan intern dan
pemeriksaan ekstern.
Pemeriksaan atas laporan keuangan diaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Dengan demikian BPK RI akan
melaksanakan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah. Dalam
rangka pelaksanaan pemeriksaan keuangan ini, BPK sebagai auditor yang
independen akan melaksanakan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku

27
Universitas Sumatera Utara

dan akan memberikan pendapatan atas kewajaran laporan keuangan. Kewajaran
atas laporan keuangan pemerintah ini diukur dari kesesuaiannya terhadap standar
akuntansi pemerintah. Selain pemeriksaan ekstern oleh BPK, juga dapat dilakukan
pemeriksaan intern. Pemeriksaan ini pada pemerintah daerah dilaksanakan oleh
Badan Pengawasan Daerah/ Inspektorat Provinsi dan atau Kabupaten/Kota.

E. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


PERATURAN PERUNDANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PP 58/2005
21/201
1
PERMENDAGRI13 /2006

UU
17/200

32/200
3
UU

UU

PP

PP24/200


59 /2007
PERDA

PKD PP
58/2005

PERGUB/BUP WAL
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pengawasan keuangan daerah.

28
Universitas Sumatera Utara

III.1 KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANNGAN DAERAH
KEPALA DAERAH
(PEMEGANG KEKUASAAN KEUDA)

SEKRETARIS DAERAH
(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)

PENGGUNA
ANGGARAN
(KEPALA SKPD)
BENDAHA
RAA
PPTK

PPKD Selaku BUD
(KEPALA
BPAKD)

KUASA
PA

KUASA BUD

PPKSKPD

IV.1 STRUKTUR PENGELOLAAN KEUANGAN SKPD

PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
(KEPALA SKPD)

KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
(Kabid-n1)

KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
(Kabid-n)

KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
(Sekretaris)

BENDAHARA
PENERIMAAN/
PENGELUARAN

PPTK

PPTK

PPK-SKPD

Pembantu Bendahara

1. Menyiapkan SPM
2. Memverifikasi SPJ
3. Melaksanakan
Akuntansi &
Pelaporan Keuangan

Membantu Bendahara Penerimaan
& Bendahara Pengeluaran :
1. Membuat dokumen
2. Mencatat pembukaan
3. Gaji

1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3. Menyiiapkan dokumen anggaran atas beban
pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

29
Universitas Sumatera Utara

V.1 PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN SKPD (PPK-SKPD)

PENGGUNA ANGGARAN

PPK-SKPD
SEKRETARIS/ TATA USAHA/ KEUANGAN

PENYIAPAN
SPM

AKUNTAN
SI &
PELAPORA

VERIFIKASI
SPJ

1. Kepala SKPD (Pengguna Anggaran/Pengguna Barang)

Pejabat pengguna anggaran/barang daerah mempunyai tugas dan wewenang :
1) Menyusun RKA-SKPD.
2) Menyusun DPA-SKPD.
3) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja.
4) Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.
5) Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
6) Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pinjaman.
7) Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan.
8) Menandatangani SPM atas beban anggaran belanja SKPD yang dipimpinnya.
9) Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya
10) Mengelola barang milik daearah/ kekayaan daerah yang menjadi
tanggungjawab SKPD yang dipimpinnya.
11) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang di-

30
Universitas Sumatera Utara

pimpinnya.
12) Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya
13) Melaksanakan

tugas-tugas pengguna anggaran/ barang

lainnya

berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah, dan
14) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah
melalui sekretaris daerah.

2. Pejabat Pelaksanaa Teknis Kegiatan/ PPTK

Pejabat pengguna anggaran/ pengguna barang dan kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan
dapat menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD atau PPTK.
Kriteria yang ditunjuk oleh PPTK berdasakan pertimbangan : kompetensi jabatan,
anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan.atau rentang kendali dan pertimbangan
objektif lainnya. PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna
barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa pengguna
anggaran/ kuasa pengguna barang.

Tugas PPTK :
-

Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

-

Melaporkan

perkembangan

pelaksanaan

kegiatan; dan
Menyiapkan dokumen anggaran atas beban

-

pengeluaran pelaksanaan kegiatan mencakup dokumen administrasi
kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan.

31
Universitas Sumatera Utara

3. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)

Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPD
menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD
sebagai PPK-SKPD.

PPK-SKPD mempunyai tugas :


Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan
barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan
diketahui/ disetujui oleh PPTK;



Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU,
SPP-TU, dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undanngan yang
diajukan oleh bedahara pengeluaran;



Melakukan verifikasi SPP;



Melakukan SPM;



Melakukan

verifikasi

harian

atas

penerimaan;


Melaksanakan akuntansi SKPD; dan



Menyiapkan laporan keuangan SKPD.

PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan
pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK, kecuali
ditentukan lain atas pertimbangan kepala daerah.

2.1 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran


Diusulkan

PPKD

kepada

KDH

untuk

ditetapkan sebagai bendahara untuk melaksanakan tugas kebendahraan
dalam rangka pelaksanaan anggaran SKPD


Sebagai pejabat fungsional

32
Universitas Sumatera Utara



Secara langsung dan tidak langsung dilarang
melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan
jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan,
serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank
atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.



Dalam

melaksanakan

tugasnnya

dapat

dibantu oleh bendahara penerimaan pembantu dan/atau bendahara
pengeluaran pembantu.


Secara fungsional bertanggung jawab kepada
PPKD selaku BUD.



Secara administratif bertanggung jawab
kepada kepala SKPD.

PROSES PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
DOKUMEN POKOK
PENGANGGARAN DAERAH

-RPJMD/
-RKPD

-KUA

-PPAS

-RAPBD

-RKASKPD

EVALU
-PERDA
-APBD
RENJABA
RA
-APBD

-DPASKPD

ANGGARAN
KAS

33
Universitas Sumatera Utara

DOKUMEN POKOK
PELAKSANAAN ANGGARAN

SPP-

SPM-LS

SP2D

SPMUP
SPMGU

SP2D

SPD
SPPUP
SPPDilampiri daftar rincian
penggunaan dana s.d jenis
belanja
SPP (Surat Permintaan Pembayaran)

Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh
pejabat yang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembayaran.

1.

SPP – Uang Persediaan (SPP-UP)

1.1 SPP-UP adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
untuk permintaan uang muka kerja yang bersifat pengisian kembali
(revolving) yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.

2.

SPP – Ganti Uang (SPP-GU)

2.1 SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung.

3.

SPP – Tambahan Uang (SPP-TU)

3.1. SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran
atau bendahara pengeluaran pembantu untuk permintaan tambahan
uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat

34
Universitas Sumatera Utara

mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan
uang persediaan.
SPP – Langsung (SPP-LS)

4.

4.1 SPP-LS untuk pengadaan Barang dan Jasa adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu untuk permintaan
pembayaran langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kerja
lainnya dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran
tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.

4.2 SPP-LS untuk pembayaran Gaji dan Tunjangan adalah dokumen yang
diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran
gaji dan tunjangan dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu
pembayaran tertentu.
4.3 SPP-LS PPKD adalah dokumen yang diajukan bendahara pengeluaran
PPKD untuk permintaan pembayaran atas transaksi-transaksi yang
dilakukan PPKD dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu
pembayaran tertentu.

KELENGKAPAN DOKUMEN SPP

Kelengkapan Dokumen SPP-UP :


Surat Pengantar SPP-UP



Ringkasan SPP-UP



Salinan SPD



Draf

Surat

Pernyataan

Penggunaan

Anggaran yang menyatakan bahwa tidak boleh digunakan selain UP


Dll.

35
Universitas Sumatera Utara

Kelengkapan Dokumen SPP-GU


Surat Pengantar SPP-GU



Ringkasan SPP-GU



Rincian SPP-GU



Salinan SPD



Surat

Pengesahan

Pertanggungjawaban

(SPJ)


Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
yang menyatakan bahwa Tidak Boleh Digunakan Selain GU



Dll.

Kelengkapan Dokumen SPP

Kelengkapan Dokumen SPP-LS Pembayaran Gaji & Tunjangan :


Surat Pengantar SPP-LS



Ringkasan SPP-LS



Rincian SPP-LS



Lampiran SPP-LS Pembayaran Gaji dan
Tunjangan a.I. :
a.

Daftar pembayaran gaji induk/ gaji susunan /
kekurangan gaji

b.

SK CPNS/SK kenaikan pangkat/SK jabatan

c.

Daftar

keluarga

(KP4)/surat

nikah/akte

kelahiran
d.

Surat pindah/Surat kematian

e.

SSP PPh Pasal 21

f.

Dll.

Kelengkapan digunakan sesuai peruntukkannya

36
Universitas Sumatera Utara

Kelengkapan Dokumen SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa:


Surat Pengantar SPP-LS



Ringkasan SPP-LS



Rincian SPP-LS



Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang dan
Jasa a.I.:
a.

Salinan surat rekomendasi dari SKPD tteknis
terkait

b.

SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh)

c.

Surat perjanjian lerjasama/kontrak

d.

Berita acara penyelesaian pekerjaan ? Serah
terima

e.

Kwitansi bermeterai/nota/faktur

f.

Surat jaminan bank atau yang dipersamakan

g.

Berita acara pemeriksaan

h.

Surat

pemberitahuan

potongan

denda

keterlambatan Pekerjaan
i.

Photo/

buku/

dokumentasi

kemajuan/

penyelesaian pekerjaan.
j.

Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam
kontrak, dll.

KELENGKAPAN DOKUMEN SPP

Kelengkapan Dokumen SPP terbagi atas :


Permintaan pembayaran Belanja bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan
pembiayaan oleh bendahara pengeluaran SKPKD dilakukan dengan
menerbitkan SPP-LS yang diajukan kepada PPKD melalui PPK SKPKD .



Dokumen Bendahara pengeluaraan dalam
menatausahakan pengeluaran permintaan pembayaran mencakup :

37
Universitas Sumatera Utara

*BKU, buku bank/ simpanan, buku pajak, buku panjar, buku rekapitulasi
pengeluaran per rincian obyek dan register SPP-UP/GI/TU/LS

SPM
Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk
mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang
dipersamakan.
1.
SPM – Uang Persediaan (SPM-UP)
2.
SPM – Ganti Uang (SPM-GU)
3.
SPM – Tambahan Uang (SPM-TU)
4.
SPM – Langsung (SPM-LS)
Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak diterima SPP dan dikembalikan paling
lamgbat 1 hari sejak diterima SPP

SP2D
Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen
yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan Bendahara Umum
Daerah berdasarkan SPM.
1.

Dapat dicairkan pada Bank yang telah
ditunjuk

2.

Bukan Alat Pembayaran

3.

Dapat Diterbitkan, Jika :
a.

Pengeluaran yang diminta tidak melampaui
pagu anggaran yang tersedia; dan/atau

b.

Didukung dengan kelengkapan dokumen
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

4.

Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak
diterima SPM.

5.

Penolakan/Dikembalikan paling lambat 1
hari sejak diterima SPM.

38
Universitas Sumatera Utara

PROSES PENCAIRAN DAN PEMBAYARAN LS

PEJABAT PENGGUNA
ANGGARAN/KUASA

KUASA
BUD

PPK-SKPD

SP2D
BANK

BENDAHARA
PENGELUAR
AN
(SPP-LS)

Uang

PPTK
(menyiapkan doku

Tagihan &
Laporan Kegiatan

PIHAK
IIII

PROSES PENCAIRAN & PEMBAYARAN UP/GU/TU

PEJABAT PENGGUNA
ANGGARAN/KUASA

SPMUP/GU/TU
SP2D

KUASA
BUD

PPK-SKPD

SPMUP/GU/TU

UANG

BENDAHARA
PENGELUARA
N

BANK

39
Universitas Sumatera Utara

III.1 PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN

NO Uraian

Keterangan

1.

Memberi persetujuan pengesahan DPA-SKPD

SEKDA

2.

Mengesahkan DPA-SKPD & Anggaran Kas

PPKD

3.

Menerbitkan SPD

PPKD selaku BUD

4.

Menerima & menyetor penerimaan SKPD

Bendahara Penerimaan

5.

Penyiapan dokumen SPP-LS

PPTK

6.

Pengajuan SPP-UP/GU/TU/LS(sistem UYHD)

Bendahara Pengeluaran

7.

Pengajuan SPM-UP/GU/TU & SPM-LS

Kepala SKPD

8.

Mnerbitkan SP2D

Kuasa BUD

9.

Pertanggungjawaban Dana (SPJ)

Kepala SKPD

F. SISTEM DAN PROSEDUR PENATAUSAHAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

1. BENDAHARA PENERIMAAN SKPD
1.1 PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PENDAPATAN

Bendahara penerimaan SKPD menerima pembayaran sejumlah uang yang
tertera pada Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau Surat Ketetapan
Retribusi (SKR) dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SKP/SKR
dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi dan/atau pihak ketiga yang berada dalam
pengurusannya. Bendahara penerimaan SKPD mempunyai kewajiban untuk
melakukan pemeriksaan kesesuaian antara jumlah uang dengan jumlah yang telah
ditetapkan.
Bendahara

penerimaan

SKPD

kemudian

membuat

Surat

Tanda

Bukti

Pembayaran/bukti lain yang sah untuk diberikan kepada wajib pajak/wajib

40
Universitas Sumatera Utara

retribusi. Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara penerimaan SKPD
harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja
berikutnya dengan menggunakan formulir Surat Ketetapan Tanda Setoran (STS).
Format dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah, Surat Ketetapan Retribusi
(SKR) dan Surat Tanda Setoran (STS) dibuat sesuai dengan keteraturan peraturan
perundang-udangan yang berlaku.

A. PEMBUKUAN PENERIMAAN PENDAPATAN

Pembukuan pendapatan oelh bendahara penerimaan menggunakan Buku
Penerimaan

dan

Penyetoran

Bendahara

Penerimaan.

Dalam

melakukan

pembukuan tersebut, bendahara penerimaan menggunakan Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan. Dalam melakukan pembukuan tersebut,
bendahara penerimaan menggunakan dokumen-dokumen tertentu sebagai dasar
pencatatan antara lain :
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran
2. Nota Kredit
3. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
4. Surat Tanda Setoran
5. Daftar STS yang dibuat oleh bendahara penerimaan didokumentasikan
dalam Register STS.
Prosedur Pembukuan dapat dikembangkan dalam 3 (tiga) prosedur, antara lain :
a. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar tunai.

41
Universitas Sumatera Utara

b. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar melalui rekening bendahara
penerimaan.
c. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar melalui Kas Umum Daerah.

B. Pembukuan atas Pendapatan Secara Tunai
Proses pencatatan yang dilakukan dimulai dari saat bendahara penerimaan
menerima pembayaran tunai dari wajib pajak atau wajib retribusi. Apabila
pembayaran menggunakan cek/giro, maka pencatatan dilakukan ketika cek
tersebut diuangkan bukan pada saat cek tersebut diterima. Selanjutnya pencatatan
dilakukan pada saat bendahara penerimaan menyetorkan pendapatan yang
diterimanya ke rekening kas umum daerah.
Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan [enyetoran Bendahara
Penerimaan pada saat penerimaan dan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain Yang Sah, bendahara
penerimaan mengisi Bukti Penerimaan dan Penytoran pada bagian
penerimaan kolom tanggal dan kolom nomor bukti. Setelah itu
bendahara penerimaan mengisi kolom cara pembayaran dengan
pembayaran tunai.
2. Kemudian bendahra penerimaan mengidentifikasi jenis dan kode
rekening pendapatan. Lali bendahara penerimaan mengisi komlom
kode rekening.
3. Bendahara penerimaan mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran adalah sebagai berikut :

42
Universitas Sumatera Utara

1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan penyetoran
pendapatan yang diterimanya ke rekening kas umum daerah.
2. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas umum daerah pada
buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan pada bagian
penyetoran kolom Tanggal, No.STS dan Jumlah Penyetoran.
Selain pembukuan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan, bendahara penerimaan mengisi register STS.

C. Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekening Bank Bendahara
Penerimaan

Wajib pajak/ wajib retribusi dapat melakukan pembayaran melalui
rekening bendahara penerimaan. Dalam kondisi tersebut, pencatatan dilakukan
saat bendahara penerimaan menerima informasi di bank mengenai adanya
penerimaan

pendapatan

pada

rekening

bendahara

penerimaan

hingga

penyetorannya.
Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang diterima di rekening bank
bendahara penerimaan adalah sebagai berikut :
1. Bendahara

penerimaan

menerima

pemberitahuan

dan

bank

(pemberitahuan tergantung dalam mekanisme yang digunakan)
mengenai adanya penerimaan di rekening bendahara penerimaan.

43
Universitas Sumatera Utara

2. Berdasarkan

info

tersebut

dan

info

pembayran

dari

wajib

pajak/retribusi (bisa berupa slipsetoran atau bukti lain yang sah),
bendahara

penerimaan

melakukan

verifikasi

dan

rekonsiliasi

penerimaan tersebut.
3. Setelah melakukan verifikasi dan mengetahui asal penerimaan,
bendahara penerimaan mencatat penerimaan di Buku Penerimaan dan
Penyetoran pada bagian penerimaan kolom nomor Bukti, kolom
tanggak dan kolom cara pembayaran. Pada kolom cara pembayaran
diisi dengan pembayaran melalui rekening bendahara penerimaan.
4. Kemudian bendahara penerimaan mengidentifikasi kolom kode
rekening sesuai dengan jenis pendapatan yang diterima. Setelah itu
bendahara mengisi kolom jumlah sesuai dengan jumlah penerimaan
yang didapat.
Langkah-langkah dalam membukukan penyetoran ke rekening kas umum daerah
atas penerimaan pendapatan melalui rekening bank bendahara penerimaan adalah
sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan penyetoran
pendapatan yang diterimanya dengan cara transfer melalui rekening bank
bendahara penerimaan ke rekening kas umum daerah.
2. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas umum daerah pada
buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan, pada bagian
penyetoran pada kolom Tanggal, No.STS dan Jumlah Penyetoran.
Selain pembukuan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan, bendahara penerimaan mengisi register STS.

44
Universitas Sumatera Utara

Berikut adalah bagan alir yang menggambarkan proses Pembukuan Penerimaan
dan Penyetoran atas Penerimaan melalui rekening bendahara penerimaan.

D. Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekening Kas Umum/Daerah

Wajib pajak/wajib retribusi dapar melakukan pembayaran secara langsung melalui
rekening kas umum daerah. Pencatatan dilakukan saat bendahara penerimaan
menerima informasi BUD mengenai adanya penerimaan pendapatan pada
rekening kas umum daerah. Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang diterima langsung di
rekening bank Kas Umum Daerah adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan menerima slip setoran bukti lain yang sah dari
wajib pajak/retribusi atas pembayaran yang mereka lakukan ke kas
umum daerah.
2. Berdasarkan slip setoran/bukti lainnya, bendahara penerimaan
mencatat penerimaan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran pada
bagian penerimaan.
3. Lalu berdasarkan slip setoran/bukti lainnya, bendahara penerimaan
juga mencatat penyetoran pada Buku Penerimaan dan Penyetoran pada
bagian penyetoran.

45
Universitas Sumatera Utara

E. Pertanggungjawaban Fungsional
Bendahara penerimaan SKPD juga menyampaikan pertanggung-jawaban
secara fungsional kepada PPKD paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya
menggunakan format LPJ yang sama dengan pertanggungjawaban administratif.
LPJ fungsional ini dilampiri dengan :
a. Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan
berkenaan
b. Register STS
c. Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian perttanggung-jawaban bendahara
penerimaan SKPD adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan menerima pertanggungjawaban yang dibuat oleh
bendahara penerimaan pembantu paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
2. Bendahara penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis kebenaran
pertanggungjawaban yang disampaikan oleh bendahara penerimaan pembantu.
3. Bendahara penerimaan menggunakan data pertanggungjawaban bendahara
penerimaan pembantu yang telah diverifikasi dalam proses pembuatan laporan
pertanggungjawaban bendahara pembantu.
4. Bendahara dapat menyempurnakan laporannya apabila terdapat masukan dari
PPK SKPD ketika melakukan verifikasi atas pertanggungjawaban administratif.
5. Bendahara

penerimaan

menyerahkan 1 (satu)

lembar

laporan

pertanggungjawaban kepada PPKD sebagai bentuk pertangggung-jawaban
fungsional paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
6. PPKD kemudian melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis dalam rangka

46
Universitas Sumatera Utara

rekonsiliasi pendapatan.
Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan
paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN FUNGSIONAL BENDAHARA
PENERIMAAN
SKPD

:

PERIODE

:

A. Penerimaan

Rp. . . . . . . .

1. Tunai melalui bendahara penerimaan

Rp. . . . . . .

2. Tunai melalui bendahara penerimaan
pembantu

Rp. . . . . . .

3. Melalui ke rekening bendahara penerimaan Rp. . . . . . .
4. Melalui ke rekening kas umum daerah

Rp. . . . . . .

B. Jumlah penerimaan yang haru disetorkan (A1+A2+A3)

Rp. . . . . . . .

C. Jumlah penyetoran

Rp. . . . . . . .

D. Saldo Kas di Bendahara

Rp. . . . . . . .

1.

Bendahara Penerimaan

Rp. . . . . .

2.

Bendahara Penerimaan Pembantu

Rp. . . . . .

3.

Bendahara Penerimaan Pembantu

Rp. . . . . .

4.

dst . . . . .

Rp. . . . . .

Mengetahui

. . . . . ., tanggal . . . . .

.

47
Universitas Sumatera Utara

Pengguna Anggaran

Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan)

(Tanda Tangan)

(Nama Jelas)

(Nama jelas)

NIP.

NIP.

2. BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU SKPD
2.1. PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PENDAPATAN

Bendahara penerimaan pembantu SKPD menerima pembayaran sejumlah uang
yang tertera pada Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau Surat Keterangan
Retribusi (SKR) dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SKP/SKR
dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi dan/atau pihak ketiga yang berada dalam
pengurusannya. Bendahara penerimaan pembantu SKPD mempunyai kewajiban
untuk melakukan pemeriksaan kesesuaian antara jumlah uang dengan jumlah
yang telah ditetapkan.
Bendahara penerimaan pemabntu SKPD kemudia membuat Surat Tanda Bukti
Pembayaran/bukti lain yang sah untuk diberikan kepada wajib pajak/wajib
retribusi.
Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara penerimaan pembantu SKPD
harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja
berikutnya dengan menggunakan formulir Surat Tanda Setoran (STS).

48
Universitas Sumatera Utara

Format dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah, Surat Ketetapan Retribusi
(SKR) dan Surat Tanda Setoran (STS) sibuat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

A. PEMBUKUAN PENDAPATAN

Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan pembantu menggunakan
Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan Pembantu. Dalam
melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan pembantu menggunakan
dokumen-dokumen tertentu sebagai dasar pencatatan antara lain :
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran
2. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
3. Surat tanda Setoran

Daftar STS yang dibuat oleh bendahara penerimaan pembantu didokumentasikan
dalam Register STS. Khusus bendahara penerimaan pembantu ada satu prosedur
pembukuan penerimaan dan cara pemabayaran yang dilakukan oelh wajib pajak
atau wajib retribusi. Prosedur tersebut adalah pembukuan atas pendapatan yang
dilakukan secara tunai.
Proses pencatatan yang dilakukan dimulai dari saat bendahara penerimaan
pembantu menerima pembayaran tunai dari wajib retribusi. Apabila pembayaran
menggunakan cek/giro, maka pencatatan dilakukan ketika cek tersebut diuangkan
bukan pada saat cek tersebut diterima. Sedangkan pencatatan transaksi penyetoran

49
Universitas Sumatera Utara

dilakukan pada saat bendahara penerimaan pembantu menyetorkan pendapatan
yang diterimanya ke rekening kas umum daerah.
Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara
Penerimaan pada saat penerimaan dan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Bukti Penerimaan/ Bukti Lain Yang Sah bendahara penerimaan
pembantu mengisi Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan
kolom tanggal dan kolom nomor bukti. Setelah itu Bendahara penerimaan
pembantu mengisi kolom cara pembayaran dengan pembayaran tunai.
2. Kemudian bendahara penerimaan pemabntu mengidantifikasi jenis dan kode
rekening pendapatan. Lalu bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom
kode rekening.
3. Bendahara penerimaan pembantu mencatat niali transaksi pada kolom jumlah.
Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran adalah sebagai berikut :
1. Bendahara penerimaan pembantu membuat STS dan melakukan penyetoran
pendapatan yang diterimanya ke rekening kas umum daerah.
2. Bendahara penerimaan pembantu mencatat penyetoran ke kas umum daerah
pada buku penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan pembantu pada
bagian penyetoran kolom Tanggal, No.STS dan Jumlah Penyetoran.
Selain pembukuan pada Buku Penerimaan dan Penytoran Bendahara Penerimaan,
bendaharan penerimaan mengisi regsiter STS.

50
Universitas Sumatera Utara

3. BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pendapatan dana perimbangan,
pendapatan lain-lain yang sah, dan pembiayaan penerimaan. Penerimaanpenerimaan tersebut diterima secara langsung di Kas Umum Daerah.
Berdasarkan penerimaan tersebut, Bank membuat Nota Kredit yang meemuat
informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa informasi pengiriman, jumlah
rupiah maupun kode rekening yang terkait. Bendahara penerimaan wajib
mendapatkan nota kredit tersebut melalui mekanisme yang telah ditetapkan.

A. PEMBUKUAN PENERIMAAN PPKD

Pembukuan Pendapatan oleh bendahara penerimaan PPKD menggunakan Buku
Penerimaan Pendapatan PPKD.
Dalam

melakukan

pembukuan

tersebut,

bendahara

penerimaan

PPKD

menggunakan dokumen-dokumen tertentu sebagai dasar pencatatan, antara lain :
1. Nota Kredit
2. Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah
Pembukuan Pendapatan PPKD dimulai dari saat bendahara penerimaan PPKD
menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD mengenai adanya penerimaan di
rekening kas umum daerah. Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan Nota kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah, bendahara
penerimaan PPKD, Buku Penerimaan PPKD pada bagian penerimaan kolom

51
Universitas Sumatera Utara

tanggal dan kolom nomor bukti.
2. Kemudian bendahara penerimaan PPKD mengidantifikasi jenis dan kode
rekening pendapatan.
3. Bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.

4. BENDAHARA PENGELUARAN SKPD
4.1. PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP).

Bendahara pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dalam
rangka melakukan belanja. Dalam hal ini bendahara pengeluaran menyusun
dokumen SPP yang dapar berupa :
a) Uang Persediaan (UP)
b) Ganti Uang (GU)
c) Tambah Uang (TU)
d) Langsung (LS)
- LS untuk pembayaran Gaji dan Tunjangan
- LS untuk pengadaan Barang dan Jasa
Disamping membuat SPP Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk
SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

A. SPP Uang Persediaan (UP)
Bendahara pengeluaran mengajukan SPP Uang Persediaan (UP) setiap awal tahun
anggaran setelah dikeluarkannya SK Kepala Daerah tentang besaran UP. SPP-UP

52
Universitas Sumatera Utara

dipergunakan untuk mengisi uang persediaan tiap-tiap SKPD. Pengajuan UP
hanya dilakukan sekali dalam setahun tanpa pembebanan pada kode rekening
tertentu.
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran
dalam pengajuan SPP UP, selain dari dokumen SPP UP itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain :
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Lampiran lain yang diperlukan
Bendahara Pengeluaran SKPD dapat melimpahkan sebagian uang persediaan yang
dikelolanya kepada bendahara pengeluaran pembantu SKPD untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan. Pelimpahan tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan
pengguna anggaran.

B. SPP Ganti Uang Persediaan (GU)
Pada saat uang persediaan telah terpakai bendahara pengeluaran dapat
mengajukan SPP Ganti Uang Persediaan (GU) dengan besaran sejumlah SPJ
penggunaan uang persediaan sejumlah SPJ penggunaan uang persediaan yang
telah disahkan pada periode waktu tertentu atau beberapa kegiatan sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Misal, suatu SKPD mendapatkan alokasi Uang Persediaan
pada tanggal 4 Januari sebesar Rp. 100.000.000. Pada tanggal 20 Januari trelah
terlaksana 2 (dua) kegiatan yang menghabiskan uang UP sebesar Rp. 80.000.000,

53
Universitas Sumatera Utara

maka SPP-GU yang diajukan adalah sebesar Rp. 80.000.000 dengan pembebanan
pada kode rekening belanja terkait kegiatan tersebut.
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran
dalam pengajuan SPP GU, selain dari dokumen SPP GU itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain :
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Laporan Pertanggungjawaban Uan g Persediaan
d) Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah

C. SPP Tambahan Uang (TU)
Apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak, yang harus dikelola
oleh bendahara pengeluaran, dan uang persediaan tidak mencukup karena sudah
direncanakan untuk kegiatan yang lain, maka bendahara pengeluaran dapat
mengajukan SPP-TU. Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus mendapat
persetujuan dari PPKD dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu
penggunaan. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus
dipertanggung-jawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus disetorkan kembali.
Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka
sisa tambahan uang disetor ke rekening kas umum daerah. Ketentuan batas waktu
penyetoran sisa tambahan uang dikecualikan untuk :
a) kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan
b) kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang
diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali PA/KPA;

54
Universitas Sumatera Utara

Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran
dalam pengajuan SPP TU, selain dari dokumen SPP T itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain :
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Surat Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU
d) Lampiran lain yang diperlukan

D. SPP Langsung (LS)
SPP Langsung (SPP-LS); yang dipergunakan untuk pembayaran langsung pada
pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan. SPP-Ls dapat dikelompokkan
menjadi :
a. SPP-LS untuk pembayaran Gaji dan Tunjangan
b. SPP-LS untuk pengadaan Barang dan Jasa
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran
dalam pengajuan SPP LS, selain dari dokumen SPP LS itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain :
Untuk SPP-LS Gaji dan Tunjangan
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Dokumen-Dokumen Pelengkapan Daftar Gaji yang terdiri atas :


pembayaran gaji induk; gaji susulan; kekurangan gaji; gaji terusan; uang
duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji
susulan/kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas; SK CPNS; SK PNS; SK

55
Universitas Sumatera Utara

kenaikan pangkat; SK jabatan; Kenaikan gaji berkala; Surat pernyataan
pelantikan; Surat pernyataan masih menduduki jabatan; Surat pernyataan
melaksanakan tugas; Daftar keluarga (KP4); Fotokopi surat nikah;
Fotokopi akte kelahiran;Surat keterangan pemberhentian pembayaran
(SKPP) gaji; Daftar potongan sewa rumah dinas; Surat keterangan masih
sekolah/kuliah; Surat pindah; Surat kematian; SSP PPh Pasal 21; dan
peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan pimpinan dan
anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah/wakil kepala
daerah.

5. BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU SKPD
5.1. PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilakukan bendahara
pengeluaran pembantu meliputi :
a. Tambah Uang (TU)
b. Langsung (LS) Barang dan Jasa
Bendahara pengeluaran pembantu hanya mengajukan SPP TU dan SPP LS
pengadaan Barang dan Jasa karena untuk UP/GU dan LS gaji hanya boleh
dilakukan oleh bendahara pengeluaran. Disamping membuat SPP bendahara
pengeluaran pembantu juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan
SP2D yang sudah diterima oleh bendahara pengeluaran pembantu.

A. SPP Tambahan Uang (TU)

56
Universitas Sumatera Utara

Apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak, yang harus
dikelola oleh bendahara pengeluaran pembantu, dan uang persediaan yang
diberikan

oleh

bendahara

pengeluaran

tidak

mencukupi

karena

sudah

direncanakan untuk kegiatan yang lain, maka bendahara pengeluaran pembantu
dapat mengajukan SPP Tambahan Uang (TU). Batas jumlaj pengajuan SPP-TI
harus mendapat persetujuan dari PPKD dengan memperhatikan rincian kebutuhan
dan waktu penggunaan. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP TU ini harus
dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus disetorkan kembali.
Dalam hal dana tambahan uang tidak habs digunakan dalam 1 (satu) bulan maka
sisa tambahan uang disetor ke rekening kas umum daerah. Ketentuan batas waktu
penyetoran sisa tambahan uang dikecualikan untuk :
a. kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;
b. kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang
diakibatkan oleh peristiwa di luar kendali KPA;
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran
dalam pengajuan SPP TU, selain dari dokumen SPP TU itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain :
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran
c) Surat Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU
d) Lampiran lain yang diperlukan
Setelah itu bendahara pengerluaran pembantu mengisi dokumen SPP TU yang
telah disiapkan.

57
Universitas Sumatera Utara

B. SPP Langsung (LS)
Bendahara pengeluaran pembantu dapat mengajukan SPP-LS Barang dan Jasa
kepada Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD berdasarkan dokumen-dokumen
yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan, selain dari dokumen SPP-LS
Barang dan Jasa itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain :
a) Salinan SPD
b) Draft Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran
c) Dokumen-dokumen Terkait Kegiatan (yang disiapkan oleh PPTK)
Setelah itu bendahara pengeluaran pemabntu mengisi dokumen SPP-LS yang
telah disiapkan

C. Pertanggungjawaban Fungsional

Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran pembantu dan
disampaikan kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya.

Pertanggungjawaban

fungsional

terjadi

berupa

Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) dengan dilampiri dengan :


Buku Kas Umum



Laporan Penutupan Kas

Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan
paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir bulan tersebut.
Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.

58
Universitas Sumatera Utara

6. BENDAHARA PENGELUARAN PPKD
6.1. PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilakukan bendahara
pengeluaran PPKD adalah untuk melakukan pengeluaran/belanja PPKD dan
pengeluaran pembiayaan. Dakam proses ini bendahara pengeluaran PPKD
menyusun dokumen SPP-LS PPKD.
SPP-LS PPKD sebagai alat pengajuan dana atas belanja-belanja PPKD seperti
belanja hibah, belanja bunga, dan belanja tak terduga. SPP-LS PPKD ini disusun
oleh bendahara pengeluaran PPKD
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran
dalam pengajuan SPP-LS, selain dari dokumen SPP-LS itu sendiri. Lampiran
tersebut antara lain:
a) Salinan SPD
b) Lampiran lain yang diperlukan

Setelah itu bendahara pengeluaran PPKD mengisi dokumen SPP-LS PPKD yang
telah disiapkan. Disamping membuat SPP, bendahara pengeluaran PPKD juga
membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima
oleh bendahara.

59
Universitas Sumatera Utara

2. PEMBUKUAN BELANJA PPKD

Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD merupakan proses pencatatan SP2D LS
PPKD ke dalam BKU Pengeluaran dan Buku Pembantu yang terkait. Pembukuan
dimulai ketika bendahara pengeluaran PPKD menerima SP2D LS PPKD dari
BUD/Kuasa BUD.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pembukuan bendahara pegeluaran
PPKD adalah :
1. Buku Kas Umum (BKU) – Bendahara Pengeluaran PPKD.
2. Buku Pembantu BKU – Bendhara Pengeluaran PPKD yang terdiri dari :


Buku

Rekapitulasi

Pengeluaran

Per

Rincian

Obyek-Bendahara

Pengeluaran PPKD

3. PERTANGGUNGJAWABAN

Bendahara

pengeluaran PPKD menyampaikan pertanggung-jawaban atas

pengelolaan fungsi kebendaharaan yang berada dalam tanggung jawabanya setiap
tanggal 10 bula berikutnya. Pertanggungjawaban disampaikan kepada PPKD.
Dalam melakukan pertanggungjawaban tersbut, dokumen yang disampaikkan
adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
Dokumen SPJ tersebut dilampirkan dengan :
1. Buku Kas Umum (BKU) –bendahara pengeluaran PPKD.
2. Ringkasan pengeluaran per rincian obyek-bendahara pengeluaran PPKD yang
disertai dengan bukti-butki pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap

60
Universitas Sumatera Utara

rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian obyek
dimaksud.
Di samping laporan pertanggungjawaban diatas Bendahara Pengeluaran PPKD
membuat Register untuk SPP yang diajukan serta SPM dan SP2D yang telah
diterbitkan.

7. PENYUSUNAN LAPORAN BENDAHARA UMUM DAERAH
Bendahara Umum Daerah membuat laporan atas kas Umum Daerah yang berada
dalam pengelolaannya. Bendahara Umum Daerah menyampaikan laporan tersebut
kepada Kepala Daerah. Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh penatausahaan
dan bukti-bukti transaksi pada kas umum daerah akan dijadikan dasar dalam
membuat laporan SUD.
Laporan Bendahara Umum Daerah disusun dalam bentuk :
a. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH) ; dan
b. Rekonsiliasi Bank

Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada Kepala Daerah setiap
hari kerja pertama setiap minggunya. Disamping laporan-laporan di atas
Bendahara Umum Daerah membuat register untuk SPP yang diajukan serta SPM
dan SP2D yang telah diterbitkan.

61
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan

beberapa kesimpulan dari

pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

A. Kesimpulan

1. Dari uraian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan
penatausahaan pengelolaan keuangan daerah, terutama didalam pelaksanaan
sistem dan prosedur penerimaan kas pada Bendahara SKPD yang terjadi
dilapangan Pemerintah Kota Medan sudah memakai Permendagri Nomor 13
Tahun 2006.
2. Masih kurangnya kepedulian para pimpinan dilingkungan pemerintah daerah
untuk mendasarkan keputusannya pada informasi keuangan. Saat ini dorongan
untuk mengembangkan akuntansi pemerintah lebih pada pemenuhan tuntutan
peraturan perundangan, bukan karena kebutuhan akan informasi keuangan
untuk dasar pengambilan keputusan dan peningkatan kinerja.
3. Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sejalan Undangundang yang berlaku.

62
Universitas Sumatera Utara

B. Saran

1. Keuangan Daerah haruslah dikelola secara tertib, taat pada peraturan,
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
3. Kepada pegawai yang telah mahir dan telah mengikuti pelatihan aplikasi Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah hendaknya dapat memberikan pelatihan secara
intern kepada pegawai lainnya sehingga lebih memudahkan mereka untuk dapat
menyesuaikan diri dengan format sistem dan prosedur penatausahaan
pengelolaan keuangan daerah yang baru.

Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama dengan
judul “Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah pada Setda Provsu”, yaitu lebih
memfokuskan pada kebijakan Peraturan Pemerintah Daerah tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan melakukan
observasi lebih lanjut kebijakan apa yang berpengaruh terhadap dokumendokumen yang diigunakan dalam sistem dan prosedur penatausahaan pengelolaan
keuangan daerah tersebut.

63
Universitas Sumatera Utara