Analisis Tingkat Plagiarisme pada Penulisan Tesis (Studi Kasus Mahasiswa S2 Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tahun 2015)

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Plagiarisme
Henry Soelistyo, (2011) menyatakan bahwa secara etimologis plagiat
berasal dari bahasa Inggris Plagiarism yang apabila dirunut sebenarnya berasal
dari bahasa Yunani yaitu Plagiarius berarti penculik atau pencuri karya tulis.
Kemudian di kamus Longman Dictionary of English Language and Culture,
plagiarism didefinisikan sebagai pengambilan gagasan dari karya orang lain
kemudian menggunakan gagasan tersebut dalam karyanya sendiri tanpa memberi
penghargaan terhadap penulis aslinya.
Untuk menyamakan pemahaman, perlu dikutip sebuah referensi
konseptual dari Black’s Law Dictionary, yang mendefinisikan plagiarism sebagai
berikut:
The deliberate and knowing presentation of another person’s original ideas
or creative expression as one’s own. Generally, plagiarism is immoral but
not illegal. If the expression’s creator gives unrestricted permission for it’s
use and the user claim the expression as original, the user commits
plagiarism but does not violate copyright laws. If the original expression is
copied without permission, the plagiarist may violate copyright laws, even if
credit goes to the creator. And if the plagiarism results in material gain, it
may be deemed a passing-off activity that violates the Lanham Act

Definisi dari kamus tersebut membedakan antara tindakan immoral dengan
illegal. Namun yang pasti apabila yang diplagiat merupakan original creative
expressions, maka plagiator itu dianggap melanggar UU Hak Cipta. Sementara
itu, penilaian bahwa plagiat merupakan pelanggaran Hak Cipta juga secara tegas

Universitas Sumatera Utara

dinyatakan oleh the World Intellectual Property Organization/WIPO, dalam
glossary tahun 1980, sebagai berikut:
Generally understood as the act offering or presenting as one’s own the
work of another, wholly or partly, in a more or less altered form or
context. The person so doing is called a plagiarist, he is guilty of
deception and, in the case of works protected by copyright, also of
infringement of copyright.
Definisi WIPO menekankan satu syarat normatif, bahwa pelanggaran Hak
Cipta terjadi apabila ciptaan yang diplagiat merupakan karya yang dilindungi Hak
Cipta. Persyaratan ini secara implisit mengindikasikan norma sebaliknya bahwa
apabila karya yang diplagiat merupakan ciptaan, maka plagiarism yang dilakukan
itu bukan merupakan tindakan pelanggaran Hak Cipta. Interpretasi iniperlu
dikonfirmasi mengingat tindakan plagiat seperti ini merupakan tindak pelanggaran

hak moral pencipta, yang di beberapa negara perlindungan hukumnya tidak
mengenal batas waktu, artinya bersifat abadi.
Perbedaan referensi Black’s Law Dictionary dengan WIPO glossary
adalah aspek manfaat plagiat bagi pelaku. Dikatakan dalam Black’s Law
Dictionary bahwa:”… if the plagiarism result in material gain, it may be deemed
a passing-off acttivity that violate the Lamban Act…” pernyataan ini dapat
dipahami logikanya. Meski Indonesia tidak memiliki undang-undang yang secara
khusus mengatur substansi passing-off, namun rasionalitas dan filosofi yang
mendasarinya bersifat universal. Logika hukum ini tentu juga dapat diterima dan
diberlakukan dalam sistem hukum Indonesia. Intinya, apabila plagiator
mendapatkan keuntungan ekonomi dari tindakan plagiatnya, ia dapat digugat ganti

Universitas Sumatera Utara

rugi secara perdata. Atas tindakan plagiasi itu ia secara hukum diancam sanksi
membayar ganti rugi.
Selanjutnya, Alexander Lindsey dalam tulisan Plagiarism and Originality
dalam Soelistyo (2011: 8-9), plagiat yang diartikan sebagai tindakan menjiplak
ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau
menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga

menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide,
gagasan atau karya. Karena definisi tersebut tidak secara spesifik membatasi pada
ciptaan karya tulis, maka plagiarisme dapat pula digunakan untuk menyatakan
tindakan penjiplakan ide, gagasan atau karya arsitektur.
Plagiat itu sendiri merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja
dalam memperoleh nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagain atau
seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara
tepat dan memadai (Permendiknas No 17 tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 ).
Pengertian ini serupa dengan definisi yang dikutip dari Kamus Besar
Bahasa Indonesia bahwa plagiasi adalah pengambilan karangan (pendapat) orang
lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya
menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri (KBBI, 2008).
Kamus Besar Bahasa Indonesia membedakan secara tegas istilah plagiat dengan
plagiarisme. Plagiariseme ini diartikan sebagai penjiplakan yang melanggar Hak
Cipta.
Pelanggaran hak cipta (Copyright infringement), lebih menekankan aspek
hukum. Apakah seseorang dikatakan melanggar hak cipta atau tidak, tergantung

Universitas Sumatera Utara


jenis izin yang dipegang oleh pemegang hak (penemu/ pembuat aslinya).
Sedangkan plagiat (plagiarism), seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lebih
menekankan aspek etika (ethic). Secara sederhana, plagiat diartikan sebagai
mengambil atau meniru karya orang lain, lalu mengakuinya sebagai karya sendiri.
Meniru karya orang lain tanpa mencantumkan sumber aslinya, sama saja dengan
mengakui karya orang lain sebagai karya sendiri, yang disebut plagiat. Plagiat
tidak hanya sebatas meminta izin, mendapatkan izin dari pencipta atau sebatas
mencantumkan sumbernya. Menurut Julissar seperti dikutip Soelistyo (2011:34)
menyimpulkan beberapa definisi plagiat, atau plagiarisme berdasarkan dari hasil
penelitiannya, yaitu:
1. Penggunaan ide atau gagasan orang lain yang tercantum dalam karya tulis
tanpa mencantumkan identitas sumber aslinya;
2. Menggunakan ataupun mengutip kata-kata, kalimat, dan paragraf milik
orang lain dalam sebuah karya tulistanpa memberi tanda kutip dan/atau
mencantumkan sumber aslinya;
3. Menggunakan ungkapan, uraian, dan penjelasan orang lain dalam sebuah
karya tulis tanpa memberitanda kutip dan/atau mencantumkan sumber
aslinya;
4. Menggunakan fakta berupadata dan informasi milik orang lain yang
merupakan hasil penelitiannya yang dituangkan dalam suatu karya tulis

tanpa mencantumkan identitas sumber aslinya;
5. Mengganti identitas penulis/pencipta dari karya tulis orang lain dengan
identitas sendiri sehingga karya tersebut seolah-olah menjadi karyanya
sendiri.
Dari uraian dimuka dapat disimpulkan bahwa plagiat adalah menjiplak ide,
gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau
menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga
menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide,
gagasan atau karya. Hasil pembajakan, penjiplakan, dan penggunaan fakta, dan

Universitas Sumatera Utara

ungkapan yang tidak sah (mendapat izin dan mencantumkan sumber) tersebut
disebut plagiat .
2.1.1 Faktor Penyebab Plagiarisme
Plagiat bukan sebuah fenomena yang muncul dan terjadi secara tiba-tiba
dan bukan budaya yang secara arti kata budaya itu sendiri merupakan sesuatu
yang dilestarikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya
mahasiswa itu melakukan tindakan plagiat, menurut Ariani (2011) faktor-faktor
tersebut antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Minimnya Sosialisasi
Pemahaman Kurang Baik
Pengawasan Kurang (permisif)
Kecanggihan Teknologi
Kemalasan
Mengikisnya Kejujuran
Beberapa faktor yang menjadi alasan marak terjadinya tindakan plagiat

dikalangan mahasiswa yakni kurangnya sosialisasi dari pihak universitas kepada
mahasiswa mengenai plagiarisme ini sehingga kurangnya pemahaman dan
pengetahuan tentang pembuatan sebuah karya ilmiah, padahal pemahaman tentang
plagiat perlu untuk disosialisasikan agar mereka memahami dan tidak melakukan
plagiat. Plagiat juga disebabkan oleh mudahnya mahasiswa dalam mendapatkan

informasi yang tersedia di internet sehingga dalam membuat karya ilmiah bisa
dilakukan dengan copy paste dari internet saja. Memang perkembangan teknologi
sangat memudahkan dan membantu pekerjaan manusia, namun disisi lain
kemudahan yang disediakan oleh teknologi dapat menjadi boomerang tersendiri
bagi manusia. Contohnya, maraknya tindakan plagiat.

Universitas Sumatera Utara

Kemalasan, hal inilah yang menjadi potret kehidupan disekitar kita pada
saat ini. Para mahasiswa yang menjadi korban malas akan sangat mudah untuk
terpancing malakukan tindakan plagiat. Ketika mendapat tugas membuat karya
ilmiah mereka tidak ragu untuk melakukan tindakan menjiplak atau plagiat agar
tugas mereka cepat selesai. Kalau saja mental kejujuran pada diri sendiri itu
menjadi pegangan maka tindakan plagiat akan dapat dihindari, akan tetapi jujur
adalah sesuatu yang sangat mahal. Menjadi jujur adalah sebuah kebodohan, itulah
yang saat ini banyak kita dengar. Hanya demi mendapatkan nilai yang baik
mahasiswa tanpa ragu melakukan tindakan plagiat.
2.1.2 Jenis-Jenis Plagiarisme
Ada terdapat beberapa jenis plagiarisme, menurut Sudigdo (2007), jenisjenis plagiarisme dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Jenis plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri: plagiarisme ide,

plagiarismeisi (data penelitian), plagiarisme kata, kalimat, paragraf,
plagiarisme total.
2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme: plagiarisme
yangdisengaja dan plagiarisme yang tidak disengaja.
3. Klasifikasi berdasarkan proporsi atau presentasi kata, kalimat, paragraf yang
dibajak: plagiarisme ringan 70%.
Berdasarkan pada pola plagiarisme ada tiga jenis plagiarisme menurut
Novin, dkk (2012), yaitu:
a.
b.
c.

Word-of-word plagiarism: menyalin setiap kata secara langsung
tanpadiubah sedikitpun.
Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program.
Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil
karya sendiri dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan
namapengarang sebenarnya.

Universitas Sumatera Utara


Sastroasmoro

(2007),

menjabarkan

kategori

plagiarisme

berdasarkan,yaitu:
1.
2.
3.
4.

Aspek yang dijiplak.
Berdasarkan proporsi bahan yang dijiplak.
Berdasarkan pola plagiarisme.

Berdasarkan kesengajaan.
Dari jenis-jenis plagiarisme yang disebutkan di atas dapat diketahui bahwa

tindakan plagiarisme memiliki beberapa kategori yang pertama adalah
berdasarkan aspek yang dijiplak, yakni plagiat ide, isi, tulisan dan plagiarism
total. Kategori yang kedua adalah seberapa besar proporsi plagiat dilakukan,
berdasarkan proporsi plagiat dibagi tiga yaitu plagiat ringan, sedang dan plagiat
berat. Kategori yang ketiga adalah plagiarisme berdasarkan pola, kategori ini
dibagi dua jenis : plagiat kata perkata dan plagiat mozaik dengan menggabungkan
beberapa ide orang lain. Dan kategori yang terakhir adalah plagiarisme yang
dilakukan dengan sengaja atau tidak.
Menurut Lako (2012), terdapat beberapa jenis plagiarisme, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Plagiarisme total,
Plagiarisme parsial,
Auto-plagiasi (self-plagiarisme),

Plagiarisme antarbahasa.
Pendapat Lako di atas menyebutkan berdasarkan proporsi yang dilakukan

dalam melakukan plagiarisme yaitu plagiarisme total yakni menjiplak keseluruhan
dari karya orang lain, plagiarisme parsial yakni menjiplak sebagian dari sebuah
karya orang lain untuk dijadikan karya sendiri, auto-plagiasi (self-plagiarism)
yakni mencopy kembali karya sendiri tanpa menyebutkan sumber asli dan
plagiarisme antar bahasa yakni menerjemahkan karya dari suatu bahasa ke bahasa
lain tanpa menyebutkan sumber aslinya.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan

menurut

Elisabeth

H.

Oakes

dan

Mehrdad

Kia

(2004),berdasarkan pola penyajiannya jenis plagiarisme ada 5 macam yaitu,
plagiarisme verbatim yaitu plagiat apa adanya/plagiat total, plagiarisme kain perca
yaitu plagiat dengan menggabungkan beberapa karya tanpa menyebutkan sumber
asli, Plagiarisme parafrasa yaitu plagiat yang hanya mengubah kalimat asli dari
karya orang lain kedalam bahasa sendiri tanpa menyebutkan sumbernya,
plagiarism kata kunci atau frasa kunci adalah plagiat dengan mengambil kata
kunci dari penulis asli dan memparafrasekannya dengan bahasa sendiri tanpa
menyebutkan sumber asli dan Plagiarisme struktur gagasan yakni plagiat dengan
mengambil struktur gagasan orang lain, kemudian dituangkan lagi agar terlihat
berbeda.
2.1.3. Identifikasi Plagiarisme
Menurut Clough (2000:5) yang dikutip oleh Novanto (2009) ada beberapa
faktor yang sering digunakan untuk mengidentifikasi plagiarisme, yaitu:
1. Penggunaan kosa kata.
2. Perubahan kosa kata
3. Teks yang membingungkan.
4. Penggunaan tanda baca.
5. Jumlah kemiripan teks.
6. Kesalahan ejaan yang sama.
7. Distribusi kata-kata.
8. Struktur sintaksis teks.
9. Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama.
10. Orde kemiripan antar teks.
11. Ketergantungan pada kata atau frase tertentu.
12. Frekuensi kata.
13. Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat pendek.
14. Teks yang dapat dibaca.
15. Referensi yang tidak jelas.

Universitas Sumatera Utara

Faktor-faktor yang disebutkan di atas adalah metode identifikasi
plagiarisme secara manual yang disebut dengan intra-corporal detection ,yakni
karya ilmiah yang diidentifikasi melakukan plagiat dibandingkan dengan
dokumen yang dianggap dokumen asli dibatasi pada sebuah lokasi tertentu yang
terdiri dari beberapa dokumen yang akan dibandingkan, dimana pengumpulan
dokumen dilakukan secara manual. Metode identifikasi ini sedikit memakan
waktu, akan tetapi akurasinya cukup besar.
Pendeteksian juga dapat dilakukan secara online atau disebut internetbased detection, yang berarti dokumen teks yang di identifikasi plagiat diperikasa
dengan dokumen teks yang berada di internet. Salah satu cara yang digunakan
adalah pencarian dengan membandingkan keseluruhan dokumen yang terindikasi
plagiat dengan dokumen yang berada di internet (Knight,2003). Cara lain adalah
dengan memecah dokumen yang terindikasi plagiat menjadi beberapa kalimat
tunggal dan menjadikan kalimat tuggal tersebut sebuah query yang akan berfungsi
sebagai keyword pencarian dokumen yang relevan yang tersebar di internet.
Ada beberapa alat atau perangkat lunak untuk mendeteksi plagiat, dengan
cara online maupun instalasi perangkat lunak, secara gratis maupun berbayar.
Contoh alat atau perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yaitu: Turnitin, Viper,
dan Plagiarisma.net.
1.

Perangkat Lunak Turnitin
Turnitin adalah sebuah situs web tools pendeteksi plagiat buatan Amerika

banyak digunakan oleh berbagai kampus terkemuka di dunia yang dapat di akses
di http://www.turnitin.com. Turnitin dikembangkan oleh iParadigms, LLC.

Universitas Sumatera Utara

Biasanya perguruan tinggi dan sekolah tinggi membeli lisensi untuk mengirimkan
esai ke situs web Turnitin untuk memeriksa keorisinilannya.Kelebihan dan
Kekurangan Turnitin
a.

Kelebihan Perangkat Lunak Turnitin
Cara kerja perangkat lunak ini adalah dengan menggunakan database

online yang dimilikinya, jumlahnya ratusan ribu hingga jutaan data karya ilmiah
dari berbagai penjuru dunia, dalam beberapa jam kemudian file karya ilmiah yang
di submit akan mendapatkan hasil seberapa tingkat kemiripannya dengan karya
ilmiah yang lain. Perangkat lunak ini mempunyai keberhasilan yang tinggi jika
artikel yang dimasukkan menggunakan bahasa Inggris.
b. Kelemahan Perangkat Lunak Turnitin
Harga perangkat lunak ini memang sangat mahal, sehingga tidak banyak
kampus yang mampu membelinya, kira-kira harga lisensinya kurang lebih
mencapai 400 juta rupiah untuk multi-account. Selain itu, kelemahan dari
perangkat lunak ini memiliki tingkat keberhasilan yang kurang, jika artikel yang
akan di cek menggunakan bahasa non-english.
2.

Perangkat Lunak Viper
Perangkat

lunak

ini

dapat

diakses

melalui

situs

resmi

http://www.scanmyessay.com/. Viper membutuhkan dukungan perangkat lunak
NET Framework 4.0 agar bisa diinstal. Cara kerjanya membutuhkan hubungan

Universitas Sumatera Utara

internet. Program ini mampu mendeteksi dari hardisk dan internet, sehingga bisa
membandingkan data-data di dalam hardisk dan mengklasifikasi mana-mana yang
bersifat plagiat. Program ini juga memberikan presentase kemiripan dari sebuah
dokumen atau file yang satu dan yang lainnya. Tulisan yang sama
(mengindikasikan plagiarisme) pada data yang di scan akan diberi tanda merah.
Namun program ini membutuhkan waktu berpikir yang cukup lama dibandingkan
layanan online.Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Viper
a. Kelebihan Perangkat Lunak Viper
Viper adalah perangkat lunak pendeteksi plagiarisme dokumen dengan
cara membandingkan dengan lebih dari 10 miliar sumber daya/ dokumen secara
online. Viper mampu mendeteksi kecenderungan plagiarisme melalui data dari
hardisk dan internet. Kelebihan lainnya, program ini memberikanm nilai berapa
persen kemiripan tulisan yang satu dengan lainnya, setelah itu kita juga dapat
membandingkannya. Tulisan yang sama (plagiat) akan diberi tanda merah pada
kedua file.
b. Kelemahan Perangkat Lunak Viper
Viper memiliki kelemahan yaitu, program ini tidak gratis dan memerlukan
waktu yang lama dibandingkan layanan online pendeteksi plagiat lainnya. Viper
juga memiliki limitasi dalam pemeriksaan paper.
3. Website Plagiarisma.net
Website Plagiarisma.net juga menyediakan layanan pendeteksian plagiat
(pencurian tulisan) yang bisa dipakai untuk mendeteksi keaslian sebuah artikel.

Universitas Sumatera Utara

Plagiarisma.net merupakan alternatif yang bisa digunakan secara gratis namun
juga dibatasi jumlah pendeteksian perharinya. Untuk menggunakan fitur premium,
disediakan layanan free trial dengan cara mendaftar lebih dahulu.
Kelebihan dan Kekurangan Plagiarisma.net
a. Kelebihan Plagiarisma.net
Mudah digunakan karena hanya tinggal mengcopy isi teks pada artikel lalu
ditaruh pada text area yang disediakan oleh Plagiarisma.net. Untuk proses
pendeteksiannya tinggal klik saja tombol Check Duplicate Content.
b. Kelemahan Plagiarisme.net
Kekurangan dari Plagiarisma.net adalah kita harus menaruh teks (bukan
URL) dan lagi waktu mendeteksinya relatif lama. Untuk teks dengan panjang
sekitar 400 karakter dibutuhkan waktu pendeteksian lebih dari 1 menit.
4. Perangkat Lunak Plagiarism Checker X
Plagiarism Checker X adalah perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yang
bisa diunduh secara gratis. Perangkat lunak ini, berguna bagi siswa, guru, pencipta
konten, ahli SEO dan pemilik situs web untuk mencari dan menemukan konten
yang sama atau identik dengan teks dokumen atau konten web yang
diinginkan.Plagiarism Checker X dapat memeriksa konten yang dipublikasi secara
online. Jika seseorang telah menyalin sebuah hasil karya apakah itu berupa konten
website, dokumen, makalah, skripsi dan sebagainya, maka Plagiarism Checker X
dapat menemukannya dengan mudah. Pada saat ini Plagiarisme Checker X

Universitas Sumatera Utara

mendukung mesin pencari populer seperti Google dan Bing dan Yahoo.
Kelebihan dan Kekurangan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X
a. Kelebihan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X
Plagiarism Checker X adalah perangkat lunak yang sangat sederhana. Kita
dapat menyisipkan teks yang dibutuhkan untuk diperiksa dan memungkinkan
untuk memilih antara Google dan Bing untuk melakukan pencarian awal. Kita
dapat menemukan konten yang mirip hanya dengan memasukan beberapa kalimat
saja. Perangkat lunak ini memungkinkan kita untuk mengupload dokumen dalam
format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa. Tidak ada batasan untuk jumlah
halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat lunak Plagiarism Checker X.
b. Kelemahan Perangkat Lunak Plagiarism Checker X
Perangkat lunak ini memiliki kelemahan yaitu, program ini memerlukan
waktu yang lebih lama dalam melakukan pendeteksian dokumen ketika diupload
ke dalam perangkat lunak Plagiarism Checker X.
Penulis memilih Plagiarism Checker X sebagai perangkat lunak pendeteksi
plagiarisme karena perangkat lunak Plagiarism Checker X bersifat free dan sangat
mudah digunakan. Proses penggunaan Plagiarism Checker X tergolong sangat
sederhana, kita hanya perlu memasukkan artikel, kemudian Plagiarism Checker X
akan mengkoneksikan diri dengan database server, beberapa menit kemudian
Plagiarism Checker X akan memberikan hasil (dalam persentase) seberapa
miripkah artikel kita dengan artikel yang lain berikut dengan link artikel tersebut
lengkap dengan menunjukkan kalimat-kalimat yang mempunyai kemiripan

Universitas Sumatera Utara

dengan artikel milik kita. Selain itu, perangkat lunak ini memungkinkan kita
untuk mengupload dokumen dalam format doc, docx, rtf, PDF, dan teks biasa.
Tidak ada batasan untuk jumlah halaman yang dapat diperiksa oleh perangkat
lunak Plagiarism Checker X.
2.1.4. Bentuk Plagiarisme
Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba untuk memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah karya
pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara
tepat dan memadai. Pada prinsipnya, saat ini pemerintah telah memiliki peraturan
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan plagiat. Tindakan pencegahan
plagiat bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tinggi.
Penanggulang plagiat merupakan tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan
perguruan tinggi dan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan
perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik
perguruan tinggi yang bersangkutan.
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 bahwa bentuk plagiat meliputi:
1. Mengacu dan mengutip istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber
tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa
menyatakansumber secara memadai.
2. Mengacu dan mengutip secara acak istilah kata/kalimat, data/info dari
suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan
tanpamenyatakan sumber secara memadai.
3. Menggunakan
sumber
gagasan,
pendapat,
pandangan/teori
tanpamenyatakan sumber secara memadai.

Universitas Sumatera Utara

4. Merumuskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri dari sumber kata-kata
dan kalimat, gagasan, pendapat/teori tanpa menyatakan sumber secara
memadai.
5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilakan dan telah
dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan
sumber secara memadai.
Menurut Clough (2005), bentuk-bentuk plagiarisme yang sering terjadi
didunia akademis dapat dibagi atas:
1. Plagiarisme kata perkata : Menjiplak secara langsung dari tulisan yang
telah dipublikasikan tanpa mencantumkan tanda kutip atau pemberitahuan
pengutipan.
2. Plagiarisme Praphrasa : Melakukan penjiplakan dengan mengubah tulisan
asli tanpa mencantumkan sumbernya.
3. Plagiarisme dari sumber kedua : Ketika sumber asli pernah di kutip, akan
tetapi melakukan pengutipan kembali pada sumber kedua tanpa melihat
langsung pada sumber yang aslinya.
4. Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program.
5. Plagiarimse ide : menggunakan kembali ide original dari sebuah tulisan
tanpa mencantumkan sumbernya.
6. Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil
karya sendiri dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan nama
pengarang sebenarnya.
2.2. Sanksi bagi Pelaku Tindakan Plagiarisme
Ada beberapa peraturan yang mengatur sanksi bagi pelaku tindakan
plagiarisme diantaranya sebaga berikut:
1. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas)
Nomor 17 Tahun 2010Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor17 Tahun 2010 Pasal 12 telah mengatur sanksi bagi plagiator
yang melakukan tindakan plagiat di perguruan tinggi. Jika terbukti melakukan
plagiasi maka plagiator akan memperoleh sanksi sebagai berikut:
1. Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang paling
ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;

Universitas Sumatera Utara

d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh
mahasiswa;
e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
atau
g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu
program.
2. Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbuktimelakukan
plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat (6), secara berurutan
dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.

teguran
peringatan tertulis;
penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan;
penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;
pencabutan
hak
untuk
diusulkan
sebagai
guru
besar/profesor/ahlipeneliti/tenaga kependidikan
f. Pemberhentian
dengan
hormat
dari
status
sebagai
dosen/peneliti/tenagakependidikan;
g. Pemberhentian
tidak
dengan
hormat
dari
status
sebagaidosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau
h. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi
yangbersangkutan.
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Undang-Undang tentang hak cipta sebagaimana undang-undang yang
mengatur tersebut plagiat merupakan tindakan pidana. Di bawah ini jelas sekali
undang-undang yang mengaturnya Pasal 72 ayat (1) :
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1
(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang
melakukan plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi
tersebut adalah sebagai berikut (Pasal 70):

Universitas Sumatera Utara

Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar
akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara
paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Universitas Sumatera Utara