Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
Oleh
Cut Mey Ribka Sirait 121121003
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
(4)
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya masih diberi kesehatan dan kesempatan membuat proposal yang
berjudul “Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Pada Mahasiswa Reguler dan
Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”.
Tiada kata yang dapat diungkapkan untuk menyampaikan rasa terima
kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu dan
menyelesaikan proposal ini. Izinkan saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara beserta pengurus Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan I Fakultas keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS Selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ihsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Roxsana Devi Tumanggor, Mnurs (MntlHlth) selaku dosen pembimbing
saya, terima kasih saya ucapkan atas bimbingannya kepada saya dan telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu saya dalam
(5)
6. Ibu Wardiah Daulay, S.Kep. Ns., M.Kep dan ibu Rika Endah Nurhidayah,
S.Kp., M.Pd selaku dosen penguji yang memberikan masukan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
7. Yang teristimewa kedua orang tua saya yang sudah terlebih dahulu dipanggil
Yang Maha Kuasa, terimakasih atas teladan dan semangat yang diberikan, dan
kepada saudara-saudara saya yang telah memberikan perhatian, dorongan dan
motivasi baik terlebih untuk abang saya Simon Sirait yang telah menjadi
penerjemah buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini.
8. Untuk teman terdekat bapak Syaiful, Magdayofa, Agus Surya Bakti dan
teman-teman mahasiswa Ekstensi Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012 yang telah meluangkan
waktunya dan kerja sama untuk bertukar pikiran selama proses penyusunan
proposal ini.
Dalam Proposal ini saya menyadari masih banyak kekurangan baik dari
segi penyusunan kalimat, tutur bahasa, dan cara penulisan. Untuk saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga proposal ini
dapat berguna bagi para pembaca.
Medan, Februari 2014
(6)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pernyataan ... iii
Prakata ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Skema ... x
Abstrak ... xi
BAB 1. Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB 2. Tinjauan Pustaka ... 8
2.1 Definisi Stres ... 8
2.2 Etiologi Stres ... 9
2.3 Respon Stres ... 11
2.4 Tingkat Kekebalan Stres ... 14
2.5 Mahasiswa ... 14
BAB 3. Kerangka Penelitian ... 16
3.1 Kerangka Penelitian ... 13
(7)
BAB 4. Metode Penelitian... 15
4.1 Desain Penelitian ... 15
4.2 Populasi dan Sampel ... 15
4.2.1 Populasi ... 15
4.2.2 Sampel ... 15
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
4.4 Pertimbangan Etik ... 17
4.5 Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas ... 18
4.5.1 Pengukuran Validasi ... 18
4.5.2 Pengukuran Reliabilitas ... 19
4.6 Metode Pengumpulan Data ... 20
4.7 Analisa Data ... 21
4.7.1 Pengolahan Data ... 21
4.7.2 Analisa Data ... 23
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
5.1 Hasil Penelitian ... 24
5.1.1 Karakteristik Responden ... 24
5.1.2 Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler ... 26
5.1.3 Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Ekstensi ... 27
5.1.4 Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi ... 28
5.2 Pembahasan ... 29
5.2.1 Karakteristik Individu ... 29
5.2.1.1 Mahasiswa Reguler ... 29
5.2.1.2 Mahasiswa Ekstensi ... 30
5.2.1.3 Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi ... 32
(8)
BAB 6. PENUTUP ... 34
6.1 Kesimpulan ... 34
6.2 Saran ... 34
Daftar Pustaka ... 37 Lampiran:
1. Lembar Persetujuan Kuesioner 2. Lembar Kuesioner
3. Surat Izin Penelitian 4. Surat Selesai Penelitian 5. Surat Ethical Clearance 6. Riwayat Hidup
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Ekstensi
Tabel 5.4 Distribusi Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler dan Ekstensi
(10)
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangka konseptual penelitian perbedaan tingkat kekebalan stres
mahasiswa reguler dan ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas
(11)
Judul : Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Nama Mahasiswa : Cut Mey Ribka Sirait
NIM : 121121003
Program : Sarjana Keperawatan
Tahun : 2014
ABSTRAK
Stres merupakan suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan sebagai suatu kondisi dimana individu dihadapkan pada tuntutan. Setiap individu berbeda dalam tingkat kekebalan stres yang dapat berdampak positif dan negatif. Penelitian deskriptif comparative ini dilakukan terhadap 64 mahasiswa keperawatan reguler dan ekstensi Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui perbedaan tingkat kekebalan stres mahasiswa reguler dan ekstensi dengan menggunakan teknik proportion stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan dengan CI 95 % bahwa mahasiswa reguler yang teridentifikasi tidak kebal terhadap stres sebanyak (17,2%) dan mahasiswa ekstensi teridentifikasi kebal terhadap stres sebanyak (37,5 %). Pada mahasiswa reguler dan ekstensi terdapat perbedaan tingkat kekebalan stres (p=0,000; α=0,05). Jadi untuk rekomendasi selanjutnya, fakultas disarankan memberikan program bagi mahasiswa reguler untuk meminimalisasi dampak stres terhadap kemajuan akademik.
(12)
Title : The Difference of the Stress Vulnerability Level Between the Extension Nursing Student and the Bachelor Nursing Student in the Faculty of Nursing University of Sumatera Utara
Name : Cut Mey Ribka Sirait
Student Number : 121121003
Program : Bachelor of Nursing
Year : 2014
ABSTRACT
Stress is a condition produced by the environmental changing in which the individual faced with demands. Every individual is different in the level of stress vulnerability in which impact the individual positively and negatively. This study was a comparative study conducted on 64 nursing students. It consist of 34 bachelor nursing students and 30 extension nursing students in University of Sumatera Utara. Determining the purpose of this study was of the stress vulnerability between bachelor nursing and extension nursing students using stratified random sampling technique proportion. The result showed that there was 95% confidence interval between the two group samples. There was (17.2%) bachelor nursing students found vulnerable toward stress. This is significantly different found in extension nursing students in which (37,5%) identified resistant toward stress. So, it can be concluded that the difference of stress vulnerability level between two group samples were statistically significant (p=0.000; α= 0.05). it is recommended that the faculty should provide the program for bachelor nursing students to minimize the stress impact for academic improvement.
(13)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangStres merupakan topik pembicaraan sehari-hari, namun kemampuan untuk
mendefenisikan dan meramalkan stres tetap belum jelas dan setiap individu
mengalaminya. Stres dapat dikatakan sebagai suatu keadaan yang dihasilkan oleh
perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang,
mengancam atau merusak terhadap keseimbangan atau ekuilibrium dinamis
seseorang (Brunner and Suddarth, 2002). Tiap orang menjalankan adaptasi dengan
tingkatan tertentu dan secara teratur menyelesaikan perubahan sesuai
kekuatannya. Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu, dan umumnya
dapat mengadaptasi stres jangka panjang atau menghadapi stres jangka pendek
sampai stres tersebut berlalu (Potter & Perry, 2005).
Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi
untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana. Dalam
persiapannya untuk mencapai suatu keahlian, mahasiswa mengalami
permasalahan non akademis. Permasalahan non-akademis terutama berasal dari
tekanan sosial yang dialami mahasiswa sehari-hari seperti permasalahan yang
terkait dengan keluarga, misalnya karena tinggal terpisah dari keluarga, kondisi
keuangan keluarga, riwayat pola pengasuhan asuh dari orangtua, perbedaan
(14)
Selain itu masalah-masalah yang bersumber dari kehidupan di pondokan,
hubungan perteman dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda,
kesulitan adaptasi umum, masalah dalam hubungan lawan jenis, serta masalah di
dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan sering merupakan sumber
permasalahan yang serius bagi mahasiswa (Fakultas Psikologi UGM, 2013). Pada
penelitian Womble, 2001 ada banyak faktor yang dapat menyebabkan stres
mahasiswa, faktor utama termasuk olahraga, nutrisi, tidur, dan bekerja (womble,
2001).
Menurut penelitian Agola dan Ongori (2009) dalam Susi Purwati (2012)
bahwa tingkat stres pada mahasiswa tergolong tinggi. Tingkat stres mahasiswa
perlu diantisipasi, pada kondisi stres mahasiswa cenderung menjadi mudah marah
dan tidak fokus, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan dan orientasi
terhadap kegiatan proses pembelajaran yang diikuti oleh mahasiswa. Hasilnya
adalah mahasiswa menjadi pusing, penundaan dalam penyelesaian tugas, dan
mengalami gangguan tidur (Womble, 2001).
Pada beberapa penelitian yang menggambarkan tingkat stres pada
mahasiswa tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian sebelumnya
oleh Susi Purwati (2012) bahwa mahasiswa yang mengalami tingkat stres sedang
berjumlah (43,3%), dari hasil penelitian ini tingkat stress mahasiswa dibagi atas
usia dan jenis kelamin. Pada jenis kelamin, tidak ditemukan perbedaan tingkat
stres, namun pada tingkat usia ditemukan perbedaan tingkat stres, yaitu semakin
(15)
Menurut penelitian Yemima Dayfiventy (2012), dalam penelitiannya
“Stressor dan Koping Mahasiswa KBK Fakultas Keperawatan USU”,
menunjukkan bahwa stressor utama yang dikeluhkan mahasiswa KBK adalah
mempersiapkan ujian blok, jadwal kuliah yang padat, kelas yang penuh,
mengikuti ujian skill lab dan ujian tertulis. Sementara koping yang dipilih
mahasiswa untuk menghadapi stressor tersebut adalah mendengarkan musik, tidur
dan jalan-jalan.
Menurut hasil penelitian Oktavius (2008), dalam penelitiannya tentang
tingkat kekebalan stres mahasiswa dengan memakai Skala Smith dan Miller,
tingkat kekebalan mahasiswa bernilai kurang dari 30 berjumlah (47%), itu berarti
mahasiswa memiliki tingkat kekebalan terhadap stres yang cukup baik.
Dengan adanya beberapa data dari hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk mengetahui tingkat kekebalan mahasiswa terhadap stres, termasuk
perbedaannya antara mahasiswa program reguler dan mahasiswa program
ekstensi. Penelitian ini melibatkan Mahasiswa Reguler dan Ekstensi Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU), dimana mengingat tempat
penelitian adalah kampus peneliti. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat
digunakan untuk mengantisipasi tingkat kekebalan stres yang akan dihadapi oleh
mahasiswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah dalam penelitian
(16)
stres mahasiswa program reguler dan ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian keperawatan ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kekebalan stres mahasiswa program reguler dan
ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat kekebalan stres mahasiswa program
reguler Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui tingkat kekebalan stres mahasiswa program
ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Untuk menegetahui perbedaan tingkat kekebalan stres mahasiswa
program reguler dan ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi informasi bagi Universitas untuk
lebih mengetahui tingkat kekebalan stres mahasiswa selama menjalani
perkuliahan. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
para tim pengajar untuk mengetahui tingkat kekebalan terhadap stres
pada mahasiswa sehingga dapat menyelaraskan sistem pengajaran
(17)
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Penelitian ini berguna bagi mahasiswa untuk lebih memahami hal
– hal yang dapat mempengaruhin tingkat kekebalan dalam menghadapi
stres selama masa perkuliahan. Mahasiswa mampu mengetahui konsep
terkait stres, sehingga mampu menyesuaikan diri dalam menghadapi
stres. Mahasiswa juga mampu memfokuskan cara pencegahan dan
pengelolaan.
1.4.3 Bagi Peneliti Lainnya
Penelitian ini berfungsi sebagai referensi untuk penelitian terkait
selanjutnya terkait dengan tingkat kekebalan stres dari segi psikologis.
Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam intervensi
keperawatan dalam berbagai karakteristik stres mahasiswa.
(18)
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1 Defenisi stresStres merupakan topik pembicaraan sehari-hari, namun
kemampuan untuk mendefenisikan dan meramalkan stres tetap belum
jelas. Tiga pendekatan teoritis yaitu fisiologi, psikologi, dan sosiologi telah
digunakan untuk mendefinisikan stres dalam riset keperawatan. Stres
fisiologi diartikan sebagai respon non spesifik tubuh terhadap setiap
kebutuhan, tanpa memerhatikan sikapnya (Selye, 1976 dalam Brunner &
Suddarth, 2002).
Dari pendekatan psikologi stres dipandang sebagai suatu hal di luar
individu, stres dianggap sebagai faktor predisposisi atau pencetus yang
meningkatkan kepekaan individu terhadap penyakit (Rahe, 1975 dalam
Brunner & Suddarth, 2002). Pendekatan sosiologi mendefinisikan stres
sebagai transaksi dimana terdapat pertukaran antara individu dan
lingkungannya, yang memberikan umpan balik kepada hubungan
orang-lingkungan (Lazarus, 1994 dalam Brunner & Suddarth, 2002).
Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan
lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam
atau merusak terhadap keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang
(Brunner and Suddarth, 2002). Stres juga dapat didefinisikan sebagai suatu
kondisi dinamis di mana seorang individu dihadapkan pada peluang,
(19)
individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting (Stephen,
2008).
2.2 Etiologi Stres
Tiap orang menjalankan adaptasi dengan tingkatan tertentu dan
secara teratur menyelesaikan perubahan sesuai kekuatannya. Setiap orang
mengalami stres dari waktu ke waktu, dan umumnya dapat mengadaptasi
stres jangka panjang atau menghadapi stres jangka pendek sampai stres
tersebut berlalu (Potter & Perry, 2005). Kondisi tersebut dapat
menyebabkan stres yang disebut dengan stressor. Menurut Selye (1976),
dalam Potter & Perry (2005) memperkenalkan konsep stressor yang
adalah rangsangan internal dan eksternal.
Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, misalnya
demam, atau keadaan emosi seperti rasa bersalah (Potter & Perry, 2005).
Faktor gaya hidup yang konstruktif juga termasuk dalam stressor internal,
termasuk diet sehat, olahraga, manajemen waktu yang efektif. Faktor gaya
hidup merusak termasuk merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan dan
obat-obatan lain dan gaya hidup yg tidak berubah atau terus menerus
(Funnel, Koutoukidis, & Lawrence, 2005).
Menurut Stuart dan Laraia (2005), dalam Purwati (2012)
mengatakan bahwa usia berhubungan dengan pengalaman seseorang
dalam menghadapi berbagai stressor, kemampuan memanfaatkan sumber
dukungan dan keterampilan dalam mekanisme koping. Stressor eksternal
(20)
lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial (Potter & Perry,
2005).
Permasalahan non-akademis terutama berasal dari tekanan sosial
yang dialami mahasiswa sehari-hari seperti permasalahan yang terkait
dengan keluarga, misalnya karena tinggal terpisah dari keluarga, kondisi
keuangan keluarga, riwayat pola pengasuhan asuh dari orangtua,
perbedaan prinsip dengan orang tua. Selain itu masalah-masalah yang
bersumber dari kehidupan di pondokan, hubungan perteman dengan latar
belakang sosial dan budaya yang berbeda, kesulitan adaptasi umum,
masalah dalam hubungan lawan jenis, serta masalah di dalam organisasi
dan kegiatan kemahasiswaan sering merupakan sumber permasalahan
yang serius bagi mahasiswa (Fakultas Psikologi UGM, 2013).
Pada penelitian Womble, 2001 ada banyak faktor yang dapat
menyebabkan stres mahasiswa, faktor utama termasuk olahraga, nutrisi,
tidur, dan bekerja (womble, 2001). Pada hasil penelitian sebelumnya oleh
Susi Purwati (2012), dari hasil penelitian ini tingkat stress mahasiswa
dibagi atas usia dan jenis kelamin. Pada jenis kelamin, tidak ditemukan
perbedaan tingkat stres, namun pada tingkat usia ditemukan perbedaan
tingkat stres, yaitu semakin tinggi tingkat usia maka tingkat stres akan
(21)
2.3 Respon Stres
Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan
mengadaptasi stres. Namun demikian, sebagian besar dari riset tentang
riset tentang stres berfokus pada respon psikologis dan fisiologi, meski
dimensi ini saling tumpang tindih dan berinteraksi dengan dimensi lain.
Ketika terjadi stres, seseorang menggunakan energi fisiologis dan
psikologis untuk berespon dan mengadaptasi (Potter & Perry, 2005).
Respon psikologis dapat berupa perilaku konstruktif maupun destruktif
(Smeltzer & Bare, 2008).
Respon fisiologis terhadap stres akut dikenal sebagai respon
fight-or-flight. Ini dimulai ketika orang dihadapkan dengan situasi ancaman
stres . Ketika tubuh mempersiapkan untuk melawan atau melarikan diri,
akan terjadi beberapa perubahan. Sistem saraf otonom dan sistem
neuroendokrin bergabung untuk memberikan tubuh dengan kapasitas yang
cukup untuk menangani stres. hormon yang diperlukan untuk beradaptasi
dengan stres disekresikan, otot tegang, jantung berdetak lebih cepat, napas
dan keringat meningkat, pupil membesar dan kadar gula darah
meningkat.
Setelah penyebab stres dihapus, mekanisme homeostatis yang
melibatkan sistem saraf parasimpatis dan aktivitas penurunan hipotalamus
dan kelenjar hipofisis mengembalikan tubuh dari keadaan dari kesiapan
tinggi ke mode rileks. Respon fight-or-flight sangat penting untuk
(22)
yg tak terselesaikan dalam kondisi stres kronis, yang berdampak pada
tubuh dan mungkin akan menghasilkan salah satu dari berbagai macam
penyakit atau ganguan (Funnel, Koutoukidis, Lawrence, 2005).
Menurut Selye, 1976 dalam Potter & Perry, 2005
mengidentifikasikan 2 respon fisiologis yaitu Sindrom Adaptasi Lokal
(LAS) dan Sindrom Adaptasi Umum (GAS). LAS adalah respon dari
jaringan, organ, atau bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit,
atau perubahan fisiologis lainnya. Dua respon setempat, yaitu respon
reflek nyeri dan respon inflamasi. Respon reflek nyeri adalah respon
adaptif dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut.
Respon melibatkan reseptor sensoris, saraf sensoris yang menjalar
ke medulla spinalis, neuron penghubung dalam medulla spinalis, saraf
motorik yang menjalar dari medulla spinalis, dan otot efektif. Respon
inflamasi distimuli oleh trauma atau infeksi, respon ini memusatkan
inflamasi sehingga dengan demikian menghambat penyebaran inflamasi
dan meningkatkan penyembuhan. Respon inflamasi terjadi dalam tiga fase.
Fase pertama mencakup perubahan dalam sel-sel dan sistem
sirkulasi. Fase kedua ditandai oleh pelepasan eksudat dari luka. Fase
terakhir adalah perbaikan jaringan regenerasi atau pembentukan jaringan
parut. Regenerasi menggantikan sel-sel yang rusak dengan sel-sel identis
(23)
GAS adalah respon pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap
stress. Respon ini melibatkan beberapa sistem tubuh, terutama sistem
saraf otonom dan sistem endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan,
tahap resisten dan tahap kehabisan tenaga. Pada tahap alarm respon
simpatis fight or flight diaktifkan yang bersifat defensif dan anti inflamasi
yang akan menghilang dengan sendirinya. Bila stressor menetapm maka
akan beralih ke tahap pertahanan. Pada tahap pertahanan tubuh individu
berupaya untuk mengadaptasi terhadap stressor. Jika stressor tetap terus
menetap dan tidak berhasil menghadapinya maka individu memasuki
tahap kehabisan tenaga.
Tahap kehabisan tenaga terjadi ketika tubuh tidak dapat
lagimelawan stress dan ketika energi yang diperlukan untuk
mempertahankan adaptasi sudah menipis. Tubuh tidak mampu untuk
mempertahankan dirinya terhadap dampak stressor, regulasi fisiologis
menghilang, dan jika stress berlanjut dapat terjadi kematian (Potter &
Perry, 2005).
2.4 Tingkat Kekebalan Stres
Dalam teori interaksional Lazarus mengatakan bahwa setiap orang
atau individu berbeda dalam kerentanan mereka terhadap stres dan cara
mereka bereaksi terhadap stres (Funnel, Koutoukidis, Lawrence, 2005).
Untuk mengetahui taraf kekebalan terhadap stres dari seseorang
(24)
Skala Miller & Smith atau Stress vulnerability Scale. Pada alat ukur ini
terdapat 20 aktivitas kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh orang,
yang masing-masing jenis aktivitas diberi nilai (score) dari 1 sampai 5.
Pengukuran kekebalan ini dapat dilakukan oleh diri yang bersangkutan /
self assessment (Miller and Smith, 1985).
2.5 Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan
tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana
(Budiman, 2006). Menurut Djojodibroto, 2004 mahasiswa adalah
mahasiswa mempunyai kewajiban untuk belajar, namun cara belajar di
Perguruan Tinggi merupakan suatu kegiaan yang spesifik karena
mahasiswa sudah dianggap telah mencapai kedewasaan, tidak saja fisiknya
tetapi juga psikonya (Ganda, 2008). Mahasiswa memiliki tujuan yaitu
untuk mencapai taraf keilmuan yang matang, yang artinya mahasiswa
ingin menjadi sarjana yang sujana yang menguasai ilmu serta memahami
wawasan ilmiah yang luas sehingga mampu bersikap dan bertindak ilmiah
dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk diabdikan
(25)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2010).
Skema 3.1 : Kerangka konseptual penelitian tingkat kekebalan stres Mahasiswa
Reguler dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler
Kebal
Kurang Kebal Tidak kebal Tingkat Kekebalan Stres
(26)
3.2 Defenisi Operasional
Tabel 3.1 : Defenisi operasional variabel penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti sebagai berikut
No. Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Tingkat kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Suatu rentang respon yang dipersepsikan terhadap stresor stres yang diterima oleh mahasiswa regular Lembar kuisioner , penilaian menggunakan alat ukur stress vulnerability scale, yaitu: Selalu (1) Sering (2) Kadang-kadang (3) Jarang (4) Tidak Pernah (5) 1.Kebal terhadap stres (skor < 30) 2.Kurang kebal terhadap stres (skor 30-50) 3.Tidak kebal terhadap stres (skor > 50) Ordinal 2. Tingkat kekebalan Stres Mahasiswa Ekstensi Suatu rentang respon yang dipersepsikan terhadap stresor stres yang diterima oleh mahasiswa ekstensi Lembar kuisioner , penilaian menggunakan alat ukur stress vulnerability scale, yaitu: Selalu (1) Sering (2) Kadang-kadang (3) Jarang (4) Tidak Pernah (5) 1.Kebal terhadap stres (skor < 30) 2.Kurang kebal terhadap stres (skor 30-50) 3.Tidak kebal terhadap stres (skor > 50) Ordinal
(27)
BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif untuk mencari
perbedaan tingkat kekebalan stres mahasiswa reguler dan ekstensi Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan
dalam satu waktu atau cross sectional dengan menggunakan metode
proportional stratified random sampling atau pengambilan sample secara
acak stratifikasi.
4.2 Populasi dan sampel 4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa reguler angkatan 2012
sebanyak 138 orang dan ekstensi angkatan 2012 sebanyak 117 orang
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Jadi semua populasi
berjumlah 255 orang populasi.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).
Sampel penelitian ini mempunyai kriteria inklusi yaitu:
a. Mahasiswa reguler angkatan 2012 dan ekstensi angkatan 2012
yang masih aktif
(28)
Untuk teknik pembagian sampling, maka digunakan cara
Proportional Stratified Random Sampling yaitu dengan cara mengambil
subjek dari setiap strata atau wilayah, ditentukan seimbang dengan
banyaknya subjek dalam masing-masing strata ataupun wilayahnya
(Arikunto, 2006). Pengambilan sampel dengan Stratified Random
Sampling dengan proporsi sampel yang diambil adalah 25% dari tiap
kelas yang ada di populasi, sehingga sampel yang didapat sebanyak 64
orang.
Penentuan strata ini berdasarkan program pendidikan, setelah
ditentukan stratanya barulah masing-masing strata diambil sampel yang
mewakili strata dan masing-masing kelas.
Tabel 4.1 Jumlah sampel masing-masing program
No. Kelas Populasi Jumlah
1. Reguler 138 34
2. Ekstensi 117 32
Setelah dilakukan perhitungan jumlah sampel keseluruhan yang
dibutuhkan adalah 64 sampel. Jumlah sampel masing-masing kelas
(29)
4.3 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara dengan alasan karena Fakultas Keperawatan USU ini merupakan
kampus peneliti, dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat
kekebalan stres mahasiswa reguler dan ekstensi. Penelitian ini dilaksanakan
mulai bulan Juli s/d Agustus 2013.
4.4 Pertimbangan Etik
Selama penelitian peneliti tetap mempertahankan dan menjunjung tinggi
etika, meliputi : self determinan, privacy, anonymity, confidentially, dan
protection from discomfort (Setiadi, 2007). a. Self Determinan
Sebelum penelitian dilaksanakan, mahasiswa yang menjadi subjek
penelitian diberikan informasi. Informasi yang diberikan meliputi manfaat
intervensi, rencana dan tujuan penelitian. Penjelasan dilakukan secara
resmi tertulis dengan mahasiswa. Sebagai responden atau subjek penelitian
diberi kebebasan dalam menentukan hak dan kesediaannya untuk terlibat
dalam penelitian ini secara sukarela dengan menandatangani “Informed
concent” yang disediakan (lampiran 1). Apabila terjadi hal-hal yang
memberatkan maka diperbolehkan untuk mengundurkan diri.
b. Privacy
Peneliti tetap menjaga kerahasiaan semua informasi yang telah
diberikan oleh mahasiswa sebagai responden dan hanya digunakan untuk
(30)
c. Anonymity
Peneliti tidak mencantumkan nama responden, dan diganti dengan
nomor kode.
d. Confidentially
Peneliti menjaga kerahasiaan identitas mahasiswa dan informasi yang
diberikannya. Semua catatan atau data responden akan dimusnahkan
setelah proses penelitian berakhir.
e. Protection form discomfort
Mahasiswa bebas dari rasa tidak nyaman. Peneliti menjelaskan dan
menekankan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam penelitian ini tidak
akan menimbulkan kerugian, baik secara psikologis maupun sosial.
4.5 Instrument Penelitian dan Pengukuran Validasi-Reliabilitas
Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuisioner yang mengacu kepada penelitian-penelitian sebelumnya dan
dimodifikasi serta dikembangkan oleh peneliti dengan melihat kerangka
konsep dan tinjauan pustaka yang dibuat. Tingkat kekebalan stres dengan
menggunakan stress vulnerability scale oleh Miller & Smith (1985). Pada
stress vulnerability scale terdiri dari 20 pernyataan yang terkait dengan
kekebalan stres. Peneliti juga melakukan uji reliabilitas pada 20 pernyataan
tersebut.
4.5.1 Pengukuran Validasi
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
(31)
penelitian stress vulnerability scale, peneliti tidak lagi melakukan uji
validitas karena telah divaliditas oleh Brodjonegoro (1987) dengan
sensivitas 85%, dalam penelitian Jusuf, Paramata, Abudi (2012).
4.5.2 Pengukuran Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002). Uji reliabilitas
ini dilakukan pada mahasiswa reguler angkatan 2011 Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Menurut Notoatmodjo (2010), uji reliabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik tes-tes ulang. Teknik tes-tes ulang adalah dengan
kuisioner yang sama diujikan kepada sekelompok responden yang sama
sebanyak dua kali. Sedang waktu antara tes pertama dan tes kedua
sebaiknya tidak terlalu jauh maupun tidak terlalu dekat, waktu antara
25-30 hari adalah cukup memenuhi persyaratan. Dalam penelitian ini rumus
untuk menghitung reliabilitas instrument dengan menggunakan cronbach
alpha yang dilakukan pada 30 responden.
Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data kepada
responden yang memenuhi kriteria seperti responden yang sebenarnya
sebanyak 30 orang di Fakultas Keperawatan USU angakatan 2012. Uji
reliabilitas dilakukan dengan rumus cronbach alpha dimana jika α > 0,70 maka butir-butir pernyataan dinyatakan reliabel. Uji reliabel dibantu
(32)
Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas
ditentukan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus cronbach alpha
dimana yang diteliti yaitu butir pernyataan stress vulnerability scale
dengan nilai 0,744. Jadi instrumen penelitian stress vulnerability scale
telah reliabel dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
4.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti mengajukan
surat permohonan izin ke pihak Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara, untuk mendapatkan data.
b. Peneliti menemui calon responden ke ruang kelas dan melakukan
pendekatan. Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan menjelaskan
hak-hak calon responden. Bagi mahasiswa yang bersedia menjadi
responden diberikan lembar persetujuan (lampiran 1) dan lembar kuisioner
(lampiran 2) dan responden menandatangani lembar persetujuan jika sudah
setuju.
c. Peneliti menjelaskan kepada responden tata cara pengisian kuisioner, dan
memberikan kesempatan bagi responden untukbertanya jika ada yang
kurang jelas.
d. Responden diberikan waktu untuk mengisi kuisioner dan peneliti
melakukan pengawasan agar respnden tidak bekerja sama dalam mengisi
(33)
e. Setelah selesai, peneliti mengumpulkan kembali semua kuisioner untuk
kemudian diseleksi dan dilakukan pengolahan data.
4.7 Analisa Data
4.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Editing, dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan data dan
kejelasan semua data dari hasil pengukuran yang diperoleh dari
responden.
b. Coding, koding adalah merumuskan atau menetapkan kode pada
variabel yang dibutuhkan. koding data dilakukan dengan
mengunakan tehnologi komputer. Pertama, peneliti membuat kode
pada kuisioner sebagai pengganti identitas responden. Selanjutnya
peneliti memberikan kode pada masing-masing variavel dalam
kuisioner sebagai berikut:
1. Nama diberi kode 01, 02, dst.
2. Usia: 18-21 tahun diberi kode (1), 22-40 tahun diberi kode (2),
41-60 tahun diberi kode (3).
3. Jenis kelamin: 1 untuk laki-laki dan 2 untuk perempuan.
4. Tempat tinggal: 1 kos dan 2 dengan orang tua.
5. Status perkawinan: 1 untuk menikah dan 2 untuk belum
menikah.
6. Variabel tingkat kekebalan stres diukur dengan memberikan
(34)
kadang-kadang, 4 untuk jarang, 5 untuk tidak pernah. Seluruh jumlah
skor dikurangi 20 dan hasilnya menjadi nilai akhir jawaban
responden. Semakin tinggi skor yang diperoleh responden
maka semakin tidak kebal terhadap stres dengan kategori :
a. Jika nilai yang diperoleh < 30, hal ini akan menunjukkan
bahwa responden kebal terhadap stres
b. Jika nilai yang diperoleh 30-50, hal ini menujukkan bahwa
responden kurang kebal terhadap stres
c. Jika nilai yang diperoleh > 50, hal ini menunjukkan bahwa
responden tidak kebal terhadap stres.
c. Cleaning data, data yang telah dimasukan diperiksa kembali, untuk
memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan. Baik kesalahan
dalam pengkodean maupun dalam membaca kode sehingga data
siap untuk dianalisis
d. Entry data, dalam kegiatan ini data akan dimasukkan sesuai dengan
nama-nama variabel yang telah dibuat. Paket program komputer
digunakan untuk mempermudah dan membantu dari
kesalahan-kesalahan pengisian sekaligus untuk dianalisis lebih lanjut.
Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak komputer berbasis statistik. Pengolahan data
tersebut menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.
(35)
4.7.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menggunakan hasil
distribusi dan persentase tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Data karakteristik demografi responden, gambaran tingkatan
kekebalan stres mahasiswa reguler dan ekstensi disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan presentase.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).
Sebelum dilakukannya uji bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji
prasarat normalitas Kolmogorov-Smirnov. Hasil yang didapat dari
uji prasarat normalitas dari distribusi data p=0,000 (p<0,05) yang
artinya adalah distribusi data tidak normal. Uji yang dilakukan
untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat kekebalan stres dengan
subvariabel yaitu program reguler dan ekstensi adalah dengan
deskriptif komparatif dengan uji Mann Whitney. Uji Mann Whitney
ini digunakan setelah dilakukannya uji normalitas pada variabel,
dan didapatkan hasil distribusi data tidak normal. Uji Mann
Whitney dapat digunakan untuk uji komparatif pada distribusi data
(36)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. Bab ini menjelaskan hasilpenelitian dan pembahasan dari 64 responden
yang dilaksanakan pada bulan Agustus s/d November 2013. Hasil penelitian
diuraikan melalui proses analisis karakteristik responden yang meliputi usia, jenis
kelamin, tempat tinggal serta identifikasi tingkat kekebalan stres pada responden.
Analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji Mann Whitney untuk
mengidentifikasi tingkat perbedaan kekebalan stres pada responden.
5.1.1 Karakteristik Responden
Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan data
demografi meliputi usia, jenis kelamin, tempat tinggal,status pernikahan. Usia,
jenis kelamin, tempat tinggal, status pernikahan akan ditampilkan dalam bentuk
(37)
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi (n=64) Variabel Jumlah (Orang) Persentase (%) Usia 18-21 Tahun 22-40 Tahun 41-60 Tahun 34 28 2 53,1 43,8 3,1 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 13 51 20,3 79,7 Status Menikah Belum Menikah 8 56 12,5 87,5 Tempat Tinggal Kost
Dengan Orang Tua
53 11 82,8 17,2 Program Pendidikan Reguler Ekstensi 34 30 53,1 46,9
Tabel 5.1 menjelaskan bahwa distribusi responden berdasarkan data
demografi. Responden yang lebih dominan pada usia 18-21 tahun (53,1%).
Responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang (79,7%),
sedangkan laki-laki sebanyak 13 orang (20,3%). Distribusi status perkawinan
(38)
menikah 8 orang (12,5%). Responden lebih banyak yang bertempat tinggal kost
(82,8%).
5.1.2 Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler
Tingkat kekebalan stres mahasiswa reguler akan ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan persentase.
Tabel 5.2
Distribusi Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler
(n=34) Status
Kebal
Tingkat Kekebalan Stres Kurang Kebal Tidak kebal
Total
n (%)
n n (%) (%)
Reguler 10
(15,6)
11 13
(17,2) (20,3)
34
(53,1)
Tabel 5.2 ini menunjukkan hasil analisis tingkat kekebalan stres
mahasiswa reguler dengan jumlah responden 34 orang. Hasil peneltian
menunjukkan bahwa tingkat kekebalan stres mahasiwa reguler bervariasi, namun
(39)
5.1.3 Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Ekstensi
Tingkat kekebalan stres mahasiswa reguler akan ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan persentase.
Tabel 5.3
Distribusi Tingkat Kekebalan Stres MahasiswaEkstensi
(n=30) Status
Kebal
Tingkat Kekebalan Stres Kurang Kebal Tidak kebal
Total
n (%)
n n (%) (%)
Ekstensi 22
(34,3)
8 0
(12,5) (0)
30
(46,9)
Total 22 8 0 30
Tabel 5.3 ini menunjukkan hasil analisis tingkat kekebalan stres
mahasiswa ektensi dengan jumlah responden 30 orang. Hasil peneltian
menunjukkan bahwa tingkat kekebalan stres mahasiwa ektensi lebih dominan
(40)
5.1.4 Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi
Untuk mengetahui perbedaan tingkat kekebalan stres mahasiswa reguler
dan ekstensi uji yang digunakan adalah uji Mann Whitney, dengan hipotesis:
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kekebalan stres antara
mahasiswa reguler dan ekstensi.
Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kekebalan stres mahasiswa
antara mahasiswa reguler dan ekstensi
Tabel 5.4
Distribusi Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler dan Ekstensi
(n=64)
Kelompok N Mean Rank Z P
Reguler 34 40,93
-4,224 0,000
Ekstensi 30 22,95
Tabel 5.4 menunjukkan hasil analisis perbedaan tingkat kekebalan stres
antara mahasiswa reguler dan ekstensi. Nilai Z hitung tabel berdasarkan ketentuan
yang merupakan standar baku untuk tingkat kepercayaan 95% adalah sebesar
± 1,96. Oleh karena nilai Z -4,224 lebih kecil dari (-1,96) maka Ho ditolak.
Berdasarkan nilai signifikan yang diperoleh yaitu 0,000 maka dapat diambil
kesimpulan untuk menolak Ho (p=0,000<α=0,05). Kesimpulannya adalah ada perbedaan tingkat kekebalan stres yang signifikan mahasiswa reguler dan ekstensi
(41)
5.2 Pembahasan
Pembahasan ini menguraikan secara terstruktur berdasarkan tujuan
penelitian dengan diawalai penjelasan teme-tema yang didapatkan. Peneliti
membandingkana hasil penelitian dengan tinjauan pustaka dan
penelitian-penelitian terkait yang telah diuraikan sebelumnya. Keterbatasan penelitian-penelitian akan
dibahas dengan membandingkan proses penelitian yang telah dilalui. Implikasi
penelitian akan diuraikan dengan mempertimbangkan pengembangan lebih lanjut
bagi pelayanan keperawatan, pendidikan dan penelitian keperawatan.
5.2.1 Karakterisitik Individu 5.2.1.1 Mahasiswa Reguler
Hasil analisis karakteristik responden yaitu mahasiswa reguler
angkatan tahun 2012 fakultas Keperawatan USU yang aktif kuliah berjumlah
138 orang. Hasil analisis karakteristik responden mahasiswa reguler
menunjukkan bahwa mahasiswa reguler didominasi oleh usia 18-21 tahun
dengan jumlah 34 orang (53,1%). Usia tersebut sesuai dengan pembagian usia
menurut Hurlock yang merupakan bagian dari usia remaja akhir.
Perkembangan mental yang pesat pada usia remaja akhir
mengakibatkan kemampuan remaja akhir mengakibatkan kemampuan remaja
untuk menghipotesis apapun yang berhubungan dengan hidupnya dan
lingkungannya juga meningkat. Menurut Potter & Perry (2005) remaja akhir
mampu berhadapan dengan suatu kondisi yang abstrak.
Mahasiswa dihadapkan pada kondisi untuk menempah diri menjadi
(42)
yang mereka dapatkan. Menurut Piageut dalam teori perkembangan kognitif,
pada tahapan remaja akhir merupakan tahapan operasional (Wong’s, 2001),
dimana remaja mungkin mengalami kebingungan antara ideal dan praktik
sama halnya seperti mahasiswa yang merupakan bagian dari usia remaja
akhir. Mahasiswa perlu melakukan penyesuaian diri dan adaptasi atas
tuntutan dan kewajiban yang diterima sebagai bagian dari akademisi.
Dalam masa penyesuaian dan tantangan dalam mengembangkan
mekanisme koping yang adaptif dapat menyebabkan mahasiswa menjadi
stres. Walaupun mahasiswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
masalah dan berpikir sebagai orang dewasa. Kenyataannya mahasiswa tidak
mampu mencegah dampak buruk akibat stres yang dialami.
Hal ini sesuai dengan penelitian Yemima Dayfiventy (2012) dalam
penelitiannya “Stresor dan koping mahasiswa KBK Fakultas Keperawatan
USU ”, menunjukkan bahwa stresor utama yang dikeluhkan mahasiswa KBK
adalah mempersiapkan ujian Blok, jadwal kuliah yang padat, kelas yang
penuh, mengikuti ujian Skill Lab dan ujian tertulis.
5.2.1.2 Mahasiswa Ekstensi
Hasil analisis karakteristik responden yaitu mahasiswa ekstensi
tahun 2012 Fakultas Keperawatan USU yang aktif kuliah berjumlah 117
orang. Hasil analisis karakteristik responden Mahasiswa Ekstensi
menunjukkan bahwa didominasi oleh usia 22 sampai 40 Tahun dengan
jumlah 28 Orang (43.8 %). Usia tersebut sesuai dengan pembagian usia
(43)
Menurut Jean Piaget tahap perkembangan dewasa awal ini adalah
tahap acquisitive dimana mereka berusaha mengetahui pengetahuan dan
keterampilan melalui jalur pendidikan formal dan non formal guna
mempersiapkan masa depannya. Dalam ini, mahasiswa cenderung lebih
bersemangat dan mandiri.
Masa pencapaian prestasi dianggap sebagai kemampuan untuk
mempraktikan seluruh potensi intelektual, bakat, minat, pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh sebelumnya. Demikian pula mahasiswa yang
memasuki masa dewasa awal, akan dituntut rasa tanggung jawabnya sebagai
individu. Masa dewasa awal lebih mampu mengembangkan mekanisme
kopingnya sehingga mampu mengatasi situasi emosi yang dapat
mengakibatkan stres.
Hal ini didukung oleh penelitian Oktavius (2008), dalam penelitiannya
tentang tingkat kekebalan stres dengan tingkat kekebalan mahasiswa bernilai
kurang dari 30 berjumlah (47%), itu berarti mahasiswa memiliki tingkat
kekebalan stres yang cukup baik.
Pada masa dewasa ini, perkembangan emosi berkaitan berbagai
macam perubahan dari masa sebelumnya yaitu masa remaja. Hal ini sesuai
dengan penelitian ini dimana mahasiswa ekstensi dominan kebal terhadap
(44)
5.2.1.3 Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi
Tingkat kekebalan stres berdasarkan Program Pendidikan lebih
bervariasi pada program pendidikan reguler. Hal ini terlihat dari lebih
bervariasinya tingkat kekebalan stres mahasiswa mulai dari kebal, kurang
kebal, dan tidak kebal. Bila dibandingkan dengan program pendidikan
ekstensi, responden cenderung kebal terhadap stres.
Hal ini dapat dikaitkan dengan perbedaan usia pada program
reguler dan ekstensi. Dimana, program ekstensi umurnya lebih tinggi
dibandingkan program reguler. Usia pada program reguler yaitu 18-21 tahun
yang tergolong dalam usia remaja akhir. Remaja akhir mampu berhadapan
dengan suatu kondisi yang bersifat abstrak (Potter & Perry, 2005) sesuai
dengan teori perkembangan kognitif menurut Piaget dimana tahapan remaja
mengalami kebingungan antara ideal dan praktek (Wong`s, 2001).
Stres berhubungan dengan segala sesuatu yang mempengaruhi
kehidupan bagi mahasiswa yang diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan
individu yang mengalami tekanan dan penilaian mahasiswa tentang stresor
yang berhubungan dengan perguruan tinggi (Govarest & Gregoire, 2004).
Setiap manusia mengalami pengalaman terhadap stres bahkan sebelum
mahasiswa lahir dan menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Sesuai hasil penelitian Stuart & Laraia (2005) yang menyatakan
usia berhubungan dengan pengalaman seseorang dalam menghadapi berbagai
(45)
keterampilan dalam mekanisme koping. Sesuai dengan usia mahasiswa
program reguler yang lebih muda dari pada mahasiswa program ekstensi.
Dimana, mahasiswa program ekstensi lebih banyak pengalaman masa
perkuliahan saat sebelum memasuki program sarjana, sehingga pengelolaan
(46)
BAB 6 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan
penjelasan dari bab sebelumnya sampai dengan pembahasan hasil penelitian.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
Saran yang diberikan berua masukan bersifat operasional dimana terkait dengan
hasil penelitian.
6.1 Kesimpulan
Tingkat kekebalan stres pada mahasiswa reguler dan ekstensi angkatan
2012 Fakultas Keperawatan USU sebagian besar teridentifikasi dalam tingkat
kebal. Perbedaan tingkat kekebalan stres terhadap reguler dan ekstensi fakultas
keperawatan USU diperoleh sebagai berikut:
a. Tingkat kekebalan stres mahasiswa reguler angkatan tahun 2012
bervariasi, dan masih terdapat mahasiswa reguler yang tidak kebal
terhadap stres.
b. Pada tingkat kekebalan stres mahasiswa ekstensi angkatan tahun 2012
yang paling dominan adalah mahasiswa kebal terhadap stres dan tidak ada
yang tidak kebal terhadap stres.
c. Tingkat kekebalan stres mahasiswa reguler dan ekstensi bervariasi, secara
statistik memiliki perbedaan yang bermakna. Pada program reguler masih
ditemukan mahasiswa yang tidak kebal terhadap stres.
6.2 Saran
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar mahasiswa reguler dan
(47)
kekebalan stres pada tahap kebal. Walaupun tingkat kekebalan stres dalam
rentang kebal, tingkat kekebalan stres sebaiknya diantisipasi sehingga
mahasiswa yang tidak kebal terhadap stres dapat memberikan pengaruh
positif (adaptif). Oleh karena itu, berdasarkan temuan hasil penelitian
beberapa saran yang dapat disampaikan adalah:
a. Bagi Institusi Pendidikan
Saran untuk bidang keperawatan yang mengelola bidang
pendidikan keperawatan agar lebih memperhatikan stres yang dialami
mahasiswa. Rekomendasi peneliti adalah dengan memperkuat peran
pendamping melalui pembimbing akademik yang sudah ditentukan.
Hal ini dapat membantu mahasiswa dalam mengungkapkan
kendala-kendala yang dapat menyebabkan stres. Penerapan metode
kelompok dan pemberian tugas yang lebih jelas. Perawat pendidik dapat
membandingkan pengalam mahasiswa yang berpotensi menimbulkan
dampak stres.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
khususnya pengembangan teknik-teknik dalam penataan pelaksanaan
keperawatan mandiri untuk meningkatkan tingkat kekebalan terhadap
stres. Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan memiliki peran
sebagai motivator bagi klien. Oleh karena itu sebagai bentuk
(48)
dalam bentuk manajemen stres. Didukung dengan ilmu-ilmu yang
dipelajari manusia secara holistik termasuk ilmu komunikasi.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjunya yang akan meneliti dengan topik
yang terkait dengan tingkat kekebalan stres sebaiknya jumlah responden
lebih banyak dengan tingkat populasi lebih luas. Perlu adanya penambahan
pernyataan dalam instrument penelitian yang memiliki reliabilitas yang
tinggi. Sebaiknya dikaitkan dengan tingkat stres yang berhubungan pada
bagian akademik mahasiswa sehingga lebih jelas faktor stres pada saat
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta
Budiman, A. (2006). Kebebasan, Negara, Pembangunan: Kumpulan Tulisan 1965-2005. Jakarta: Pustaka Alvabet
Djojodibroto, R. (2004). Tradisi Kehidupan Akademik. Yogyakarta: Galang Press
Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Diunduh 5 Mei 2013 dari http://www.unud.ac.id
Direktorat Pembina Akademik Dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-Bidang Ilmu: Ilmu-Ilmu Dasar, Pertanian, Kesehatan, Sosial, Teknik. Jakarta
Direktorat Pembina Akademik Dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Tanya Jawab Seputar Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Perguruan Tinggi. Jakarta
Fakultas Psikologi UGM. (2013). Center For Public Mental Health. Diunduh 10 Mei 2013 dari http://cpmh.psikologi.ugm.ac.id
Funnel, R., Koutoukidis, G., Lawrence, K. (2005). Tabbner’s Nursing Care: Theory And Practice. Australia: Elsevier
Ganda, Y. (2008). Petunjuk Praktis Cara Mahasiswa Belajar Di perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi Edisi 2 Cetakan 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Hidayat, A.(2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nurhidayah, R. (2011). Pendidikan Keperawatan: Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Medan: USU Press
(50)
Miller & Smith. (1985). Stress Vulnerabillity Scale. Diunduh 1 Mei 2013 dari www.thinkingstyle.files.wordpress.com
Potter, P. & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep Proses dan praktek Volume I Edisi 4. Jakarta : EGC
Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Smeltzer, S. & Bare, B.(2008). Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk keperawatan. Jakarta: EGC
Purwanti, S. (2012). Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Diunduh 1 Mei 2013 dari http://www.google.com/tingkat%2520stres.pdf
Womble, L. (2001). Impact Of Stress Factors On College Students Academic Performance. Diunduh 20 Mei 2013 dari www.psych.uncc.edu/womble.pdf
(51)
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Penelitian : Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Nama : Cut Mey Ribka Sirait
Nim : 121121003
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan tingkat kekebalan stres pada Mahasiswa Reguler dan Ekstensi Fakultas Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.
Partisipasi Saudara/I dalam penelitian ini bersifat sukarela, namun jika saudara/i tidak bersediamenjadi responden saya akan menghargainya.
Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas yang saudara/i berikan. Informasi yang diberikan akan saya simpan di tempat yang aman dan saya gunakan hanya semata-mata untuk kepentingan penelitian ini.
Medan, Juni 2013
Responden Peneliti
(52)
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
Petunjuk Umum Pengisisan:
1. Saudara/i diharapkan menjawab semua Pernyataan yang ada
2. Gunakan tanda ceklist (√) pada kolom untuk pilihan jawaban yang tepat pada pernyataan yang anada anggap sesuai dengan kondisi anda
3. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya pada peneliti
A. Data Demografi
Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Status : Menikah Belum Menikah
Status Tempat Tinggal : Kost Dengan Orang Tua
(53)
B. Kuisioner
Berikan tanda ceklist (√) pada kolom: 1. Selalu (SL)
2. Sering (SR)
3. Kadang-kadang (KK) 4. Jarang (JR)
5. Tidak Pernah (TP)
No. Pernyataan SL SR KK JR TP
1. Saya makan dengan gizi seimbang
minimal sekali sehari.
2. Jam tidur saya 7-8 jam dalam empat
kali seminggu.
3. Saya mendapat kasih sayang yang
layak.
4. Saya memiliki seseorang yang bias
saya andalkan.
5. Saya rutin berolahraga 2 kali
seminggu.
6. Saya merokok kurang dari setengah
bungkus sehari.
7. Saya minum teh kurang dari 5
cangkir/minggu.
(54)
9. Keuangan yang saya miliki mampu
dan mencukupi kebutuhan saya
sehari-hari.
10. Saya mendapatkan kekuatan dari
keyakinan saya.
11. Saya rutin mengikuti perkumpulan
kemasyarakatan dilingkungan saya.
12. Saya memiliki banyak teman dan
relasi.
13. Saya memiliki beberapa orang teman
untuk tempat saya mencurahkan
perasaan.
14. Kondisi kesehatan saya secara umum
sangat baik.
15. Saya mampu mengungkapkan
perasaan saya secara terbuka ketika
saya sedang marah atau cemas.
16. Saya berkomunikasi dengan baik
dengan orang-orang di sekitar saya
mengenai masalah-masalah pribadi.
17. Saya melakukan sesuatu yang
menyenangkan saya minimal sekali
(55)
18. Saya mampu mengatur waktu dengan
baik.
19. Saya minum kopi kurang dari tiga
cangkir sehari.
20. Saya meluangkan waktu untuk
(56)
(57)
(58)
(59)
Lampiran 6
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Cut Mey Ribka Sirait
Tempat Tanggal Lahir : Medan, 26 Mei 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Mesjid Gg. Beringin No. 04/21 Desa Purwodadi
No Telepon/Hp : 081361111376
Orangtua (Ayah) : (Alm.) Edison Sirait
Orangtua (Ibu) : (Alm.) T. Mariati Marpaung
Riwayat Pendidikan :
1. 1994-2000 SD TD. Pardede Medan
2. 2000-2003 SLTP Methodist-6 Medan
3. 2003-2006 SMA St. Thomas 3 Medan
4. 2006-2009 D-III Keperawatan Akper RSU
(60)
RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P 18 P19 P20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created 30-Nov-2013 19:25:38
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 30
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.016
(61)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.744 20
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(62)
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PERNYATAAN1 3.97 .964 30
PERNYATAAN2 3.80 1.126 30
PERNYATAAN3 4.63 .669 30
PERNYATAAN4 4.00 1.145 30
PERNYATAAN5 2.33 1.213 30
PERNYATAAN6 1.23 .774 30
PERNYATAAN7 2.33 1.093 30
PERNYATAAN8 2.93 1.596 30
PERNYATAAN9 4.23 .898 30
PERNYATAAN10 4.57 .679 30
PERNYATAAN11 2.53 1.106 30
PERNYATAAN12 4.30 .837 30
PERNYATAAN13 4.43 .774 30
PERNYATAAN14 4.23 .817 30
PERNYATAAN15 4.07 .785 30
PERNYATAAN16 3.53 1.042 30
PERNYATAAN17 4.00 1.050 30
PERNYATAAN18 3.77 .971 30
PERNYATAAN19 1.50 .974 30
PERNYATAAN20 4.00 .983 30
(1)
(2)
(3)
Lampiran 6
Daftar Riwayat Hidup
Nama
: Cut Mey Ribka Sirait
Tempat Tanggal Lahir
: Medan, 26 Mei 1988
Jenis
Kelamin
:
Perempuan
Agama
:
Kristen
Protestan
Alamat
: Jl. Mesjid Gg. Beringin No. 04/21 Desa Purwodadi
No Telepon/Hp
: 081361111376
Orangtua (Ayah)
: (Alm.) Edison Sirait
Orangtua (Ibu)
: (Alm.) T. Mariati Marpaung
Riwayat Pendidikan
:
1.
1994-2000 SD TD. Pardede Medan
2.
2000-2003 SLTP Methodist-6 Medan
3.
2003-2006 SMA St. Thomas 3 Medan
4.
2006-2009 D-III Keperawatan Akper RSU
(4)
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Notes
Output Created 30-Nov-2013 19:25:38
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 30
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00.016
(5)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.744 20
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(6)
PERNYATAAN2 3.80 1.126 30
PERNYATAAN3 4.63 .669 30
PERNYATAAN4 4.00 1.145 30
PERNYATAAN5 2.33 1.213 30
PERNYATAAN6 1.23 .774 30
PERNYATAAN7 2.33 1.093 30
PERNYATAAN8 2.93 1.596 30
PERNYATAAN9 4.23 .898 30
PERNYATAAN10 4.57 .679 30
PERNYATAAN11 2.53 1.106 30
PERNYATAAN12 4.30 .837 30
PERNYATAAN13 4.43 .774 30
PERNYATAAN14 4.23 .817 30
PERNYATAAN15 4.07 .785 30
PERNYATAAN16 3.53 1.042 30
PERNYATAAN17 4.00 1.050 30
PERNYATAAN18 3.77 .971 30
PERNYATAAN19 1.50 .974 30
PERNYATAAN20 4.00 .983 30