Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak (Studi Di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan) Chapter III V

BAB III
PANTI ASUHAN ADE IRMA SURYANI NASUTION MEDAN SEBAGAI
YAYASAN BERBADAN HUKUM

A. Tinjauan Umum Tentang Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani
Nasution Medan
1. Sejarah Berdirinya Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution
Medan
Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan didirikan atas
anjuran Bapak Menteri Sosial yang datang berkunjung ke Kantor Dinas Sosial Tk.
II pada Juli 1958. Bapak Menteri sangat terkejut pada masa itu, didapatkannya
keberadaan 9 (sembilan) orang bayi di Kantor Dinas Sosial Tk. II Medan. Secara
langsung Menteri bertanya kepada Bapak Kepala Dinas sebab keberadaan bayi
tersebut.
Kepala Dinas Sosial pada saat itu, (Bapak Bahran Tais) menceritakan
bahwa bayi-bayi tersebut dihantarkan oleh polisi dan masyarakat dikarenakan
tidak adanya keluarga atau sanak family yang berkenan memelihara mereka.
Dalam kesempatan yang sama Bapak Kepala Dinas Sosial mengeluh atas
kesulitan yang dihadapi. Kesulitan mendasar yang sangat dirasa yaitu untuk
mengurusi atau merawat bayi-bayi ini sembari memohon petunjuk atas solusi
permasalahan yang ada.

Bapak Menteri menginstruksikan langsung pada Gubernur agar kiranya
Sumatera Utara dibentuk suatu Yayasan yang dapat memelihara dan merawat
bayi. Selanjutnya Yayasan ini hendaknya dijalankan oleh para ibu-ibu Pengurus

60
Universitas Sumatera Utara

61

Organisasi Wanita dijajaran Sumatera Utara. Apa yang diharapkan dalam hal ini
adalah, bahwa ketika pelaksanaan Yayasan dilakukan langsung oleh para ibu,
maka diyakini anak-anak tidak akan merasa kehilangan kasih sayang dari seorang
ibu.
Instruksi ini ditindak lanjuti langsung oleh Gubernur Sumatera Utara
dengan pelaksanaan pada waktu itu ada 2 (dua) orang anggota Komisi Kesra
DPRD Tk. I Sumatera Utara (Nyonya Rasimah Ilyas dan Nyonya Tobing) pada 14
Agustus 1958 persis belakang 3 hari pada tanggal 17 Agustus 1958 Yayasan
dimaksud sudah selesai dibentuk dan diberi nama pertama kali pada saat itu
adalah Yayasan Perawatan Peinitipan Bayi Sumatera Utara berdomisili di Medan
dan telah selesai diaktekan pada tanggal 30 September 1958. Berdasarkan hasil

rapat pengurus pada tanggal 05 Februari 1966 diubah menjadi Yayasan Perawatan
dan Penitipan Bayi “ADE IRMA SURYANI NASUTION”.
Yayasan ini didirikan diatas sebidang tanah Hak Guna Bangunan seluas
11.396 m2 (sebelas ribu tiga ratus sembilan puluh enam meter persegi) di Jalan
Teuku Cik Ditiro No. 110 Medan, Sumatera Utara. Kemudian Yayasan ini
berkembang menjadi Panti Asuhan bagi anak-anak yang terlantar yang sampai
saat ini memiliki anak asuh sebanyak 62 orang dengan perincian usia sebagai
berikut:
a. 0-5 tahun

: 14 orang

b. 6-12 tahun

: 32 orang

c. 13-18

: 16 orang


Universitas Sumatera Utara

62

Dengan rincian tingkat pendidikan sebagai berikut:
a. TK

:

-

b. SD

: 32 orang

c. SMP

: 8 orang

d. SMA


: 8 orang

Dengan sejumlah bangunan yang didirikan yaitu:
Gambar sketsa:

G

D

B

E

F

C
A

LANTAI 2


Keterangan:
A. Kantor Yayasan;
B. Gudang;
C. Ruang Makan;
D. Kamar Bayi;
E. Ruang Belajar;
F. Kamar anak asuh;
G. Musholla;
Lantai 2 beberapa kamar anak asuh.

Universitas Sumatera Utara

63

2. Visi, Misi dan Tujuan
Panti Asuhan merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen
Sosial yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar agar
mereka dapat tumbuh kembang secara wajar baik rohani, jasmani maupun
sosialnya. Panti Asuhan diharapkan mampu melaksanakan kuasa asuh atas anak

yang diartikan sebagai kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik,
memelihara, membina, melindungi, dan menumbuh kembangkan anak sesuai
dengan agama yang dianutnya dan kemampuan, bakat, serta minatnya. Sehingga
dalam kehadirannya suatu Panti Asuhan diharapkan mampu memberikan
lingkungan yang nyaman dan menyenangkan demi perkembangan jiwa yang baik
bagi para anak asuhnya. Untuk menciptakan suasana tersebut dibutuhkan suatu
program kerja tertentu dalam menjalankan sebuah Panti Asuhan.
Berangkat dari niatan baik atas permasalahan yang dihadapi sosial
masyarakat khususmya di Medan Sumatera Utara, didirikanlah Yayasan Panti
Asuhan Ade Irma Suryani Nasution ini dengan tujuan:
1. Turut serta berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan umum,
membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan khususnya
memelihara dan merawat bayi-bayi terlantar, fakir miskin dan yatim piatu.
2. Turut serta berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara terutama
dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang makmur baik
dalam material maupun spiritual serta berbudi pekerti luhur.
3. Turut serta berperan aktif dalam mendidik putra-putri dalam pendidikan
yang formal maupun nonformal.

Universitas Sumatera Utara


64

Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution memiliki beberapa kegiatan
pokok diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menyantuni anak asuhan.
2. Memberikan pendidikan formal dan keterampilan di luar jam sekolah.
3. Memberikan bimbingan rohani.
4. Melatih untuk bisa melayani sesama.
Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, Panti Asuhan Ade Irma
Suryani Nasution memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Pusat pelayanan kesejahtaraan sosial.
1. Penyantunan.
Upaya untuk mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak asuh
agar tercapai pemeliharaan fisik, penyesuaian sosial dan psikologis.
Mencakup kombinasi berbagai disiplin (keahlian), teknik, metode dan
fasilitas pelayanan. Bersifat komprehensif meliputi penyuluhan sosial
dan bimbingan kepribadian, latihan kerja serta upaya penempatan.
2. Perlindungan.
Upaya


untuk

menghindarkan

anak

asuh

dari

keterlambatan

perkembangan pribadi, perlakuan kejam dari pihak lain maupun
ekspoitasi oleh orang tua atau para pihak yang tidak bertanggung
jawab.
3. Pencegahan.
Upaya untuk menekankan pada perbaikan lingkungan sosial anak asuh
dengan tujuan menghindarkan anak asuh dari pola-pola tingkah laku
menyimpang


dan

mendorong

lingkungan

sosial

untuk

Universitas Sumatera Utara

65

mengembangkan pola-pola tingkah laku yang wajar.
4. Pengembangan.
Upaya pendayagunaan peranan anak asuh, peranan dan tanggung
jawab pengasuh pada anak asuh orang lain. Menekankan pada
pengembangan


potensi

dan

kemampuan

anak

asuh

untuk

mengembangkan diri sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan.
5. Penunjang program nasional.
Upaya untuk mengisi celah-celah program nasional, agar pelaksanan
program lebih berdayaguna karena didukung oleh berbagai sektor baik
intra maupun inter sektoral.
b. Pusat pengembangan kepribadian, potensi dan pembinaan kesetiakawanan

sosial.
1. Pengembangan kepribadian.
a) Menumbuhkan kepribadian percaya diri.
1) Panti Asuhan harus mampu membekali anak asuh menjadi manusia
yang cerdas, terampil dan berbudi.
2) Jiwa Pancasila harus mempribadi pada diri pembina, pengasuh dan
anak asuh baik dalam tutur kata, sikap, tingkah laku dan tindakan.
3) Pembina harus dibekali ilmu pekerjaan sosial agar bermental pekerja
sosial pejuang, maka dapat diukur tingkat kualitas pengabdiannya
terhadap orang lain.
4) Penanaman mental kemandirian kepada anak asuh sedini mungkin agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang tegar, bangga sebagai anak

Universitas Sumatera Utara

66

asuh yang dapat berkarya dan mandiri di tengah-tengah masyarakat
dan mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
b) Menegakkan disiplin dan kewibawaan.
1) Menumbuhkan sikap hidup efektif dan efisien, menghargai pentingnya
waktu.
2) Menanamkan kepatuhan dan ketaatan serta memegang teguh terhadap
aturan yang telah ditetapkan, baik kepada pembina, pengasuh,
pelaksana teknis dan administratif maupun kepada anak yang diasuh.
3) Menampilkan kewibawaan dalam pergaulan bermasyarakat dengan
tanpa mengurangi sikap keterbukaan pelayanan kesejahteraan sosial
agar dapat menarik simpati masyarakat akan keberadaan Panti Asuhan
sebagi lembaga yang potensial memecahkan masalah kesejahteraan
sosial anak terlantar.
c) Menciptakan budaya hidup bersih, sehat dan indah.
1) Melibatkan secara aktif anak asuh dalam kegiatan kebersihan
lingkungan misalnya tidak membuang sampah di sembarang tempat
dalam rangka menciptakan suasana asrama dan lingkungan yang
nyaman, bersih dan sedap.
2) Mengusahakan lingkungan yang hijau, sejuk, indah dan bermanfaat.
3) Menciptakan suasana anak asuh, pembina dan pengasuh serta aparat
yang lain merasa kerasan karena suasana terasa sejuk, asri, indah dan
nyaman.
4) Memberikan pelayanan gizi yang sehat dan memenuhi syarat sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhan anak asuh.

Universitas Sumatera Utara

67

5) Menumbuhkan kebiasaan hidup sehat yang dimulai dari bangun tidur
sampai dengan tidur lagi.
6) Mengusahakan adanya kegiatan olah raga, kesenian dan
7) Rekreasi yang terprogram agar membudaya di lingkungan Panti
Asuhan.

3.

Hak dan Kewajiban Pengurus Yayasan Panti Asuhan Ade Irma
Suryani Nasution Medan
Yayasan ini memiliki struktur organisasi sebagai berikut, yaitu:
PEMBINA

: 1. Ibu Hj. Tursina Darwis
2. Ibu Hj. Rustina Adenin

KETUA

: Ibu Hj. Hendrati, S.H.

SEKRETARIS

: Ibu Hj. Nursiah Abdullah

WAKIL SEKRETARIS

: Ibu Iriana.OK.R

BENDAHARA

: Ibu Hj. Cut Aisyah

PENGAWAS

: 1. Bapak Febriansyah Mirza, S.H.
2. Bapak Drs. Yusran Idris Harahap

PEGAWAI

: 1. Ibu Tuti Suryani
2. Ibu Wulandari Harahap, AMF.
3. Ibu Zulfida
4. Bapak Khalid Sulaiman, S.Pd.

Universitas Sumatera Utara

68

Dalam pengelolaan fisik Panti Asuhan, Ketua Panti Asuhan dibantu oleh
tenaga yang mengatur bidang rumah tangga/ asrama, gizi dan kesehatan,
ketertiban dan keamanan dan tata usaha. Sedangkan dalam pembinaan anak-anak
asuh Ketua Panti Asuhan dibantu oleh tenaga pengasuh, tenaga pendidik/ ahli dan
pekerja sosial. Mekanisme kerja yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Ketua Panti Asuhan yang mengetuai seluruh kegiatan di Yayasan dan
bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan sosial di dalam Panti
Asuhan.
2. Sekretaris Panti Asuhan mengurusi bagian tata usaha dan bertanggung
jawab untuk melaksanakan urusan kepegawaian, serta urusan administrasi
termasuk mengurus surat yang masuk dan keluar Panti Asuhan.
3. Bendahara mengurusi dan bertanggung jawab atas segala hal keuangan
yang masuk dan keluar di Panti Asuhan.
4. Pengawas yang bertugas untuk mengawasi jalannya kegiatan di Panti
Asuhan, termasuk kondisi anak-anak, apakah ada masalah hukum atau
tidak.
5. Pegawai, masing-masing mempunyai peranannya seperti bagian kantor
administrasi, bertangung jawab melaksanakan pengasuhan, kesehatan
anak-anak, pendidikan, pembinaan mental dan spiritual serta latihan
ketrampilan.

Universitas Sumatera Utara

69

B. Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan Sebagai Yayasan
Berbadan Hukum
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan,
yang dimaksud dengan Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Berdasarkan pengertian tersebut, sudah jelas bahwa undang-undang menyatakan
dengan tegas yayasan adalah badan hukum. Dengan ketentuan tersebut, status
badan hukum yayasan yang semula diperoleh dari sistem terbuka penentuan suatu
badan hukum (het Open system van Rechtspersonen), beralih berdasarkan sistem
tertutup (de Gesloten system van Rechtspersonen). Artinya, sekarang yayasan
menjadi badan hukum karena undang-undang atau berdasarkan undang-undang,
bukan berdasarkan sistem terbuka, yang berlandaskan pada kebiasaan, doktrin,
dan ditunjang oleh yurisprudensi.67
Mengenai kapan saat diperolehnya status badan hukum bagi yayasan,
menurut Pasal 11 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2004 yaitu setelah akta pendirian
yayasan memperoleh pengesahan dari Menteri. Hal ini berbeda dengan ketentuan
sebelum Undang-Undang Yayasan diterbitkan, dimana ada yang menyatakan
status badan hukum yayasan lahir setelah akta pendirian ditandatangani di
hadapan Notaris, atau setelah anggaran dasarnya didaftarkan di Pengadilan
Negeri, atau setelah Yayasan memperoleh izin usaha dari Instansi yang terkait
dengan usaha Yayasan.

67

Chatamarrasjjid Ais, Badan Hukum Yayasan Edisi Revisi, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2001, Hal. 2.

Universitas Sumatera Utara

70

Aktivitas yayasan dalam hal kegiatan sosial meliputi:
a. pendidikan formal dan non formal;
b. panti asuhan, panti jompo, panti wreda;
c. rumah sakit, poliklinik, dan laboratorium;
d. pembinaan olahraga;
e. penelitian di bidang ilmu pengetahuan;
f. studi banding.
Dapat dilihat bahwa salah satu bentuk kegiatan sosial yayasan adalah panti
asuhan, seperti Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, panti asuhan adalah rumah tempat
memelihara dan merawat anak yatim piatu dan sebagainya. Di dalam Pedoman
Panti Asuhan Anak, Departemen Sosial Republik Indonesia memberikan
pengertian panti asuhan adalah sebuah lembaga yang mempunyai tanggung jawab
untuk memberikan pelayanan kesejahteraan kepada anak terlantar serta
melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan
pelayanan pengganti atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik,
mental, dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas,
tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai yang diharapkan,
sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita banga dan sebagai insan yang akan
turut serta aktif di dalam pembangunan nasional.
Pada Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, pada
mulanya merupakan tempat penitipan dan perawatan bayi-bayi yang terlantar,
yang kemudian bayi-bayi yang ditipkan tersebut tidak ada yang mengambil atau
mengakui sebagai anaknya ataupun sebagai sanak saudaranya, sehingga bayi

Universitas Sumatera Utara

71

tersebut terus diasuh oleh yayasan tersebut, dan pada akhirnya menjadi semakin
banyak anak yang diasuh oleh yayasan tersebut sehingga berkembang menjadi
panti asuhan. Sebagai sebuah Yayasan yang berbadan hukum, Panti Asuhan Ade
Irma Suryani Nasution Medan didirikan dengan Akte pendirian yang telah
didaftarkan dan ditandatangani di hadapan Notaris dan di sahkan oleh Menteri
Hukum dan HAM.
Sebagai salah satu Yayasan yang tertua di kota Medan, menjadi tempat
yang paling banyak diminati untuk dilakukannya kegiatan seperti bakti sosial
ataupun

kegiatan

sosial

lainnya.

Dapat

dilihat

juga

lembaga-lembaga

pemerintahan seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Provinsi
Sumatera Utara maupun dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara yang memilih
yayasan ini untuk menitipkan anak-anak yang terlantar untuk diasuh dan dirawat
sebaik-baiknya.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PELAKSANAAN PERJANJIAN PENITIPAN ANAK DI YAYASAN PANTI
ASUHAN ADE IRMA SURYANI NASUTION MEDAN

A. Konstruksi Hukum Perjanjian Penitipan Anak Di Yayasan Panti Asuhan
Ade Irma Suryani Nasution
Dalam Buku III KUHPerdata diatur mengenai perjanjian penitipan barang
dan perjanjian untuk melakukan jasa tertentu sebagaimana yang telah diuraikan
terdahulu. Jika dilihat dari unsur-unsur yang ada dalam perjanjian penitipan anak,
dapat diketahui apakah perjanjian penitipan anak termasuk dalam perjanjian
penitipan barang atau termasuk dalam perjanjian untuk melakukan jasa tertentu,
ataukah merupakan perjanjian tersendiri yang tidak diatur dalam Buku III
KUHPerdata.
Berdasarkan data di lapangan di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani
Nasution Medan, bahwa perjanjian penitipan anak adalah suatu perjanjian dimana
pihak yang satu yaitu orangtua menitipkan anaknya kepada pihak lain yaitu
penerima titipan anak dengan syarat bahwa ia akan mengasuh dan mengurus anak
tersebut dan berhak menerima upah atas jasanya itu dan akan mengembalikan
anak tersebut kepada orangtuanya setelah habis masa penitipannya.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur dari
perjanjian penitipan anak adalah:
a. jasa untuk mengasuh anak yang dititipkan;
b. menerima upah atas jasa tersebut;
c. terjadi setelah anak itu diserahkan (merupakan perjanjian rill).

72
Universitas Sumatera Utara

73

Dilihat dari unsur-unsur tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam
perjanjian penitipan anak yang diperjanjikan mengenai adanya jasa, yaitu jasa
untuk mengasuh dan mengurus anak serta bahwa perjanjian penitipan anak itu
baru dapat terjadi setelah anak tersebut diserahkan, sehingga merupakan
perjanjian rill.
Mengenai apakah perjanjian penitipan anak ini sama dengan penitipan
barang, akan diulang kembali pengertian penitipan barang menurut Pasal 1694
KUHPerdata adalah penitipan adalah terjadi apabila seseorang menerima sesuatu
dari seorang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan
mengembalikannya dalam ujud asalnya. Selanjutnya Pasal 1707 KUHPerdata
menyatakan bahwa kewajiban dari penerima titipan ini harus dilakukan lebih
keras jika penerima titipan telah menawarkan dirinya untuk menyimpan
barangnya; jika penerima titipan telah meminta diperjanjikannya sesuatu upah
untuk menyimpan itu; jika penitipan telah terjadi sedikit banyak untuk
kepentingan penerima titipan; dan jika telah diperjanjikan bahwa penerima titipan
akan menanggung segala macam kelalaian.
Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat diketahui bahwa unsur-unsur dari
perjanjian penitipan barang adalah:
a. menyimpan barang yang dititipkan;
b. secara cuma-cuma atau dengan upah;
c. terjadi setelah barang itu diserahkan;
Berdasarkan unsur-unsur diatas, jika dibandingkan antara unsur perjanjian
penitipan anak dengan perjanjian penitipan barang, maka terbukti bahwa
perjanjian penitipan anak tidak termasuk dalam pengertian perjanjian penitipan

Universitas Sumatera Utara

74

barang yang diatur dalam Buku III KUHPerdata. Hal ini dikarenakan dalam
perjanjian penitipan anak, yang diserahkan atau dititipkan (objeknya) adalah anak,
sedangkan dalam perjanjian penitipan yang diserahkan atau dititipkan (objeknya)
adalah barang. Dengan demikian perjanjian penitipan anak berbeda dengan
perjanjian penitipan barang.
Mengenai apakah perjanjian penitipan anak termasuk dalam perjanjian
untuk melakukan jasa tertentu maka akan diulang kembali pengertian perjanjian
untuk melakukan jasa tertentu adalah perjanjian di mana pihak yang satu
menghendaki dari pihak yang lainnya dilakukannya suatu pekerjaan untuk
mencapai suatu tujuan dan untuk itu ia bersedia membayar upah.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa unsur-unsur dari
perjanjian untuk melakukan jasa tertentu adalah:
a. jasa untuk melakukan pekerjaan;
b. upah atas jasa tersebut;
c. terjadi setelah adanya kesepakatan antara para pihak (merupakan
perjanjian konsensual).
Berdasarkan unsur-unsur diatas, jika dibandingkan antara unsur-unsur
perjanjian penitipan anak dengan perjanjian untuk melakukan jasa tertentu, maka
perjanjian penitipan anak juga tidak termasuk dalam perjanjian untuk melakukan
jasa tertentu. Hal tersebut karena perjanjian untuk melakukan jasa tertentu
merupakan perjanjian konsensual, artinya bahwa perjanjian ini sudah terjadi sejak
adanya kesepakatan di antara para pihak yang membuat perjanjian. Sedangkan
perjanjian penitipan anak merupakan perjanjian rill, karena untuk terjadinya
perjanjian ini tidak cukup hanya dengan kesepakatan diantara para pihak saja,

Universitas Sumatera Utara

75

tetapi harus diikuti dengan perbuatan nyata yaitu adanya penyerahan anak
tersebut. Dengan demikian terbukti bahwa perjanjian penitipan anak berbeda
dengan perjanjian untuk melakukan jasa tertentu.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa
konstruksi hukum perjanjian penitipan anak yang dilaksanakan di Yayasan Ade
Irma Suryani Nasution Medan ini tidak tergolong dengan perjanjian penitipan
barang maupun perjanjian untuk melakukan jasa tertentu. Perjanjian penitipan
anak ini merupakan perjanjian tersendiri, yaitu perjanjian tidak bernama
(innominaat) yang tidak diatur dalam KUHPerdata dan lahir sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Tetapi dengan dianutnya asas
kebebasan berkontrak, walaupun perjanjian penitipan anak ini tidak diatur oleh
Undang-Undang, perjanjian ini tidak dilarang atau dengan kata lain diperbolehkan
untuk dilaksanakan dalam praktek kehidupan bermasyarakat.

B. Bentuk Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak Di Yayasan Panti
Asuhan Ade Irma Suryani Nasution
Perjanjian penitipan anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani
Nasution ada dua jenis, yaitu:
1. Perjanjian penitipan anak yang dilakukan oleh masyarakat kota Medan dan
sekitarnya atau penitipan anak sementara, yaitu penitipan anak yang dilakukan
oleh masyarakat setempat dengan jangka waktu tertentu dan dengan biaya atau
tarif tertentu, yang saat ini sudah tidak ada lagi yang memakai jasa penitipan anak
jenis ini.

Universitas Sumatera Utara

76

2. Perjanjian penitipan anak yang dilakukan oleh Pemerintah kota Medan dan
sekitarnya atau penitipan anak permanen, yaitu penitipan anak yang dilakukan
oleh pemerintah setempat seperti Dinas Sosial, Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) dan sebagainya yang biasanya terhadap anak-anak yang
terlantar yang tidak ada dan/atau tidak tahu siapa orangtuanya dengan jangka
waktu yang cukup lama.68

1. Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Masyarakat Kota
Medan dan Sekitarnya
Pada perjanjian penitipan anak jenis ini, sudah berlangsung mulai dari
didirikannya Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, yaitu
sejak tahun 1958. Tetapi 3 tahun belakangan ini yaitu sejak tahun 2013, sudah
tidak ada lagi dilakukannya perjanjian penitipan anak oleh masyarakat
setempat. Walaupun demikian, penulis akan mengkaji pelaksanaan perjanjian
penitipan anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan
yang dilakukan oleh masyarakat setempat atau lebih singkatnya perjanjian
penitipan anak sementara. Berikut adalah hasil wawancara saya dengan
Pengurus Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan.
Sebelum anak dititipkan di Panti Asuhan dan Pengurus Panti Asuhan
menerima anak yang akan dititipkan, orangtua anak tersebut wajib mengisi
formulir pendaftaran. Formulir ini yang berfungsi sebagai perjanjian diantara
para pihak, yang tercantum hak dan kewajiban para pihak. Formulir ini yang
dianggap sebagai perjanjian. Pada tahap pelaksanaan perjanjian, para pihak
68

Wawancara dengan Ibu Hendrati, Tanggal 03 November 2016 di Panti Asuhan Ade
IrmaSuryani Nasution.

Universitas Sumatera Utara

77

harus melaksanakan apa yang telah diperjanjikan atau apa yang telah menjadi
kewajiban dalam memenuhi apa yang dijanjikan dalam perjanjian tersebut.
Adapun yang menjadi syarat untuk melakukan perjanjian penitipan anak
sementara antara lain:
a. Usia anak yang akan dititipkan maksimal 3 tahun;
b. Membayar biaya jasa titip satu hari sejumlah Rp. 20.000,-;
c. Membayar biaya administrasi sejumlah Rp. 350.000,-;
d. Membayar biaya bulanan sejumlah Rp. 700.000,-;
e. Melengkapi syarat administrasi berupa:
-Fotocopy Kartu Keluarga
-Fotocopy KTP Suami dan Istri
-Fotocopy Akte Kelahiran Anak yang akan dititipkan
f. Mengisi formulir pendaftaran yang terdiri dari:
-Nama Orangtua
-Nama Anak dan Usia Anak
-Alamat Lengkap
-No. HP Orangtua
-Membuat pernyataan bahwa orangtua si anak ikhlas menitipkan anaknya
di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, setelah itu
tanda tangan oleh orangtua selaku penitip anak, dan Pengurus Panti
Asuhan selaku penerima titipan anak.
Mengenai perjanjian penitipan anak sementara ini pun bervariasi,
tergantung dari kehendak orangtua yang akan menitipkan anaknya. Misalnya
orangtua anak menitipkan anaknya hanya untuk satu hari, maka ia datang pukul

Universitas Sumatera Utara

78

07.00 WIB dan menitipkan anaknya sampai dengan ia selesai bekerja biasanya
pukul 18.00 WIB, ia datang kembali untuk menjemput anaknya. Pada penitipan
anak seperti ini, orangtua anak tetap harus menyediakan segala keperluan
anaknya seperti: pakaian ganti, handuk, susu, makanan, minyak kayu putih,
bedak dan lain-lain. Pengurus Panti Asuhan hanya menjaga si anak selama
orangtuanya bekerja dan mengasuh si anak seperti memberi makan atau susu
dan juga memandikannya. Tetapi orangtua si anak tidak perlu membayar biaya
administrasi ataupun biaya bulanan, hanya membayar biaya titip anak tersebut
satu hari sejumlah Rp. 20.000,-.
Selanjutnya ada juga penitipan anak selama 24 jam. 24 jam disini
maksudnya adalah si anak menginap di Panti Asuhan. Misalnya, orangtua anak
menitipkan anaknya pada pagi hari dan si anak akan dijemput kembali pada
besok paginya. Penitipan ini tidak banyak berbeda dengan penitipan yang
harian, hanya saja biaya jasa titipnya 2 kali lipat dari titipan harian yaitu Rp.
40.000,-. Pada penitipan seperti ini, bisa berlanjut sampai dengan keesokan
harinya lagi dan seterusnya. Dengan maksimal selama 7 hari, orangtua anak
tidak berkewajiban membayar biaya administrasi, hanya membayar biaya jasa
penitipan dikalikan dengan jumlah hari anak dititipkan. Tetapi apabila lebih
dari 7 hari, maka akan dikenakan biaya administrasi sejumlah RP. 350.000,-.
Selanjutnya, ada juga penitipan anak selama sebulan. Pada penitipan ini,
sudah jelas si anak akan terus menginap dan tinggal di Panti Asuhan selama
sebulan penuh. Orangtua si anak akan dibebankan biaya administrasi dan biaya
bulanan sejumlah Rp. 700.000,-. Mengenai segala kebutuhan si anak akan
menjadi tanggung jawab Panti Asuhan. Orangtua anak hanya perlu membawa

Universitas Sumatera Utara

79

beberapa keperluan si anak seperti pakaian, handuk dan lain-lain, tetapi untuk
makanan dan susu si anak sudah ditanggung oleh Panti Asuhan, termasuk
untuk mencuci pakaian si anak. Mengenai pakaian si anak, masing-masing
anak hanya akan memakai pakaian yang dibawa oleh orangtuanya. Misalnya,
pakaian bayi A hanya untuk bayi A, dan tidak akan dipakaikan ke bayi B dan
seterusnya.
Contoh keadaan lainnya yaitu, orangtua anak berlangganan untuk
menitipkan anaknya selama sebulan (30 hari), dengan keadaan orangtua anak
paginya menitipkan anaknya, lalu sorenya datang menjemput anaknya dan
keesokan paginya menitipkan anaknya kembali dan begitu seterusnya selama
sebulan, maka orangtua anak tersebut tetap membayar biaya administrasi dan
biaya jasa penitipan Rp. 20.000,- x 30 hari, dan keadaan ini dapat berlanjut
dibulan-bulan selanjutnya. Pada penitipan anak seperti ini, jika orangtua anak
sudah memenuhi semua persyaratan dan membayar segala biaya untuk
menitipkan anaknya selama sebulan, hingga sampai lewat jangka waktunya
sebulan kemudian tetapi orang tua anak tidak kunjung datang menjemput
anaknya, maksimal 3 bulan setelah habisnya jangka waktu penitipan anak,
maka anak tersebut akan menjadi anak asuh Panti Asuhan.
Lain halnya apabila orangtua anak tersebut kemudian datang menjemput
setelah 3 bulan berlalu, walaupun anak tersebut sudah menjadi milik Panti
Asuhan tetapi orangtua mau membayar seluruh biaya yang kurang, maka anak
tersebut akan dikembalikan ke orangtuanya. Tetapi, pernah ada satu kasus
orangtua si anak tidak kunjung datang menjemput anaknya sampai setahun
lamanya, kemudian datang dan mau menjemput anaknya kembali tetapi tidak

Universitas Sumatera Utara

80

sanggup untuk membayar semua biaya keperluan si anak selama setahun,
Pengurus Panti Asuhan tetap akan mengembalikan anak tersebut kepada
orangtuanya dengan ikhlas karena keadaan ekonomi orangtua si anak memang
tidak mampu.
Tetapi pada umumnya, orangtua yang akan menitipkan anaknya adalah
orangtua yang mampu dan telah membayar segala biaya baik administrasi,
perawatan dan sebagainya kepada Panti Asuhan. Karena Panti Asuhan baru
akan menerima anak tersebut apabila orangtua si anak sudah melunasi segala
biayanya. Biasanya, sebelum menitipkan anaknya, orangtua si anak sudah
datang terlebih dahulu untuk survei atau bertanya kepada pengurus panti
asuhan, lalu keesokan harinya datang untuk menitipkan anaknya dan langsung
melunasi biayanya.
Sebagaimana yang telah disinggung diatas, bahwa penitipan anak
sementara ini sudah 3 tahun terakhir tidak terlaksana lagi. Salah satu faktor
yang menyebabkan sudah tidak ada lagi penitipan anak sementara di Yayasan
Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution karena babysitternya rata-rata lebih
memilih bekerja di perusahaan atau pabrik, sehingga Panti Asuhan kekurangan
tenaga kerja untuk mengasuh anak. Adapun yang melamar untuk menjadi
babysitter di Panti Asuhan, pihak Panti Asuhan sangat berhati-hati memilih
siapa yang akan menjadi babysitternya karena seorang baby sitter harus jujur
dan menguasai untuk mengasuh dan merawat anak-anak di Panti Asuhan. Dulu
ada sebuah lembaga pendidikan khusus untuk menjadi babysitter yang
didistribusikan ke Panti Asuhan, dan juga beberapa perawat dan dokter anak.
Tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Padahal, dulu karena adanya tenaga

Universitas Sumatera Utara

81

medis di Panti Asuhan sering menjadi tempat diselenggarakannya kegiatan
imunisasi pada anak secara besar-besaran.
Pengurus Panti Asuhan mengatakan bahwa dulu ada 5 babysitter yang
bekerja di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution dan masingmasing babysitter memiliki tugas dan peran yang berbeda-beda. Misalnya
babysitter A mengurus bayi usia 3-6 bulan, babysitter B mengurus bayi usia 612 bulan dan seterusnya.
Para babysitter saat ini lebih memilih bekerja di perusahaan atau pabrik
karena mereka menganggap bekerja sebagai babysitter seperti pembantu.
Padahal pihak Panti Asuhan melarang babysitter yang bekerja pada waktu itu
untuk mencuci, menyetrika dan sebagainya, hanya menjaga dan mengurus
anak-anak saja. Tetapi mereka merasa seperti pembantu, karena rata-rata
mereka masih gadis dan merasa malu sehingga mereka lebih memilih bekerja
di perusahaan atau pabrik.
Selain itu, faktor lainnya adalah karena sudah tidak adanya kehendak dari
masyarakat setempat selaku orangtua anak untuk menitipkan anaknya di
Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution. Padahal di era tahun 2000
ke bawah, sangat banyak para orangtua yang sibuk bekerja dan tidak sempat
untuk mengurus anaknya sehingga mereka menitipkan anakanya di Yayasan
Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution. Tetapi sekarang karena sudah
banyak didirikannya lembaga swasta seperti Lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) ataupun Tempat Penitipan Anak (TPA), masyarakat lebih
memilih untuk menitipkan anaknya pada lembaga tersebut daripada Yayasan
Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution.

Universitas Sumatera Utara

82

Hal tersebut dikarenakan para orangtua menganggap fasilitas di PAUD
ataupun TPA lebih lengkap untuk anak-anak mereka karena anak mereka bisa
sambil bermain dibandingkan dengan Panti Asuhan yang fasilitasnya terbatas.
Selain itu, dikarenakan orangtua takut untuk menitipkan anaknya yang masih
bayi karena masih sangat sensitif, dan baru akan menggunakan jasa penitipan
anak setelah anak mereka berusia 3 tahun ke atas. Sementara Panti Asuhan
hanya menerima penitipan anak yang berusia maksimal 3 tahun, hal ini karena
pihak Panti Asuhan mengatakan bahwa usia 3 tahun ke atas sudah usianya
sekolah bagi anak dan di Panti Asuhan ini kurang fasilitasnya untuk pendidikan
anak, karena peran Panti Asuhan hanya sekedar menjaga dan mengurus anak
yang dititipkan di Panti Asuhan. Oleh karena itu, para orangtua lebih memilih
untuk menitipkan anaknya di PAUD ataupun TPA.
Pengurus Panti Asuhan juga menyinggung sedikit tentang pengeluaran per
anak. Seperti untuk susu anak, terhadap anak usia 0-3 bulan, anak laki-laki
membutuhkan susu 60 cc setiap kali minum dan biasanya untuk satu bulan
membutuhkan 6 atau 7 kotak susu dengan berat 700 gram. Sedangkan untuk
anak yang perempuan membutuhkan 5 atau 6 kotak dalam satu bulan.
Mengenai harganya relatif dengan harga yang berlaku saat itu. Belum lagi
untuk pengeluaran yang lainnya, jika dihitung dengan biaya penitipan selama
satu bulan Rp. 700.000,- dirasa juga masih kurang untuk semua keperluan
anak.
Selanjutnya mengenai kondisi anak yang sedang dititipkan tiba-tiba sakit,
untuk penitipan anak yang bulanan maka akan langsung dibawa ke rumah sakit
oleh Pengurus Panti Asuhan, karena orangtuanya sedang bekerja jauh, dan

Universitas Sumatera Utara

83

akan diberitahukan kepada orangtua si anak melalui telefon. Sedangkan untuk
penitipan anak yang harian, akan ditanya dahulu ke orangtua si anak karena
pada sore hari anaknya akan di jemput kembali oleh orangtuanya, apakah
pengurus Panti Asuhan yang membawa anak tersebut ke rumah sakit atau
orangtuanya saja, jadi tergantung dari izin orangtua anak tersebut. Karena
kondisi bayi yang sensitif, seringkali bayi demam dan Pengurus Panti Asuhan
akan langsung melapor kepada orangtuanya. Biasanya untuk penitipan yang
harian, orangtua anak yang dilaporkan sakit akan langsung datang menjemput
anaknya yang sakit. Pada dasarnya, Panti Asuhan sudah menyediakan obat
dasar untuk pertolongan pertama pada anak, seperti obat demam, flu, betadine,
dan sebagainya. Anak baru dibawa ke rumah sakit kalau tergolong cukup
parah. Untuk biaya pengobatannya, diluar dari biaya titip anak yang sudah
dibayarkan diawal. Biasanya Pengurus Panti Asuhan akan membayar dahulu
biaya pengobatannya, lalu nanti akan minta ganti kepada orangtua si anak. Hal
ini juga sudah diperjanjikan sebelumnya. Pengurus Panti Asuhan juga
mengatakan bahwa selama Panti Asuhan ini menyediakan jasa penitipan anak,
tidak pernah ada anak yang meninggal ketika sedang dititipkan.
Selain itu, sebagai syarat tambahan bahwa siapa yang mengantar anaknya
untuk dititipkan, maka ketika hendak diambil atau dijemput kembali orang
yang mengambil anak tersebut harus yang mengantar itu juga. Walaupun ada
pihak yang mengaku ketika hendak mengambil anak tersebut adalah neneknya,
tantenya dan lain-lain. Kecuali, kalau orangtua atau pihak yang mengantar anak
untuk dititipkan tersebut sudah menitip pesan dan menunjukkan saat
menitipkan anaknya kepada Pengurus Panti Asuhan bahwa nenek atau tantenya

Universitas Sumatera Utara

84

yang mana orangnya dan nanti yang menjemput dapat diwakilkan oleh orang
yang diunjuk oleh orangtua tersebut.
Perlu diketahui juga bahwa pada saat menitipkan anaknya, para orangtua
harus datang berdua yakni ayah dan ibu si anak harus ikut saat menitipkan
anaknya. Tetapi apabila salah satu dari orangtua tidak bisa, misalnya
dikarenakan kerja di luar kota, sudah bercerai atau sudah meninggal dunia,
maka dibuat surat keterangannya tersebut. Hal ini dikarenakan Pengurus Panti
Asuhan pernah mengalami suatu keadaan dimana orangtua anak yang
dititipkan sudah bercerai, dan yang menjadi wali si anak adalah bapaknya.
Bapak si anak kemudian menitipkan anaknya ke Panti Asuhan, lalu pada siang
harinya datang seseorang yang mengaku sebagai ibu kandung si anak dengan
maksud mau menjemput anak tersebut. Tetapi, Pengurus Panti Asuhan tidak
mengizinkan untuk mengambil anak tersebut, karena hanya bapaknya yang
dapat menjemput anaknya kembali. Walaupun si ibu memaksa dan memang
benar bahwa ia adalah ibu kandungnya, Pengurus Panti Asuhan tetap tidak
mengizinkan dan meminta kepada bapak si anak untuk yang datang menjemput
barulah pihak Panti Asuhan akan menyerahkan anak tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti penculikan.

2. Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota
Medan dan Sekitarnya
Penitipan Anak yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dan
sekitarnya atau lebih singkatnya penitipan permanen masih berlangsung hingga
saat ini. Penitipan anak yang dilakukan oleh Pemerintah biasanya dilakukan

Universitas Sumatera Utara

85

terhadap anak-anak terlantar yang tidak mempunyai orangtua (yatim piatu),
ataupun yang tidak mempunyai tempat tinggal. Pemerintah dalam hal ini yang
selalu menitipkan anak ke Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution
Medan adalah Dinas Sosial Kota Medan dan sekitarnya, Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) Daerah Sumatera Utara, dan juga bisa dari kantor
kepolisian.
Anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah di Panti Asuhan juga sama
halnya dengan penitipan sementara (yang dilakukan oleh masyarakat), yaitu
anak yang berusia 0-3 tahun saja. Karena Yayasan Panti Asuhan Ade Irma
Suryani Nasution Medan khusus dan satu-satunya Panti Asuhan yang merawat
dan mengurus bayi. Tetapi, khusus untuk penitipan permanen ini, karena anakanak tersebut sudah tidak mempunyai orangtua atau tempat tinggal, maka
pengurus Panti Asuhan akan terus merawat mereka sampai tamat SMA atau
telah berusia 18 tahun. Tetapi, biasanya setelah berusia 18 tahun, anak tersebut
tetap akan tinggal di Panti Asuhan karena tidak tahu akan pergi kemana.
Mereka akan membantu pengurus panti untuk mengurus adik-adik yang ada di
Panti Asuhan sambil bekerja mencari uang agar dapat hidup mandiri dan tidak
bergantung lagi terhadap Panti Asuhan.
Ketika Pemerintah akan menitipkan anak ke Panti Asuhan, maka pihak
Panti Asuhan wajib menerima anak tersebut dan tidak boleh menolak.
Walaupun kondisi Panti Asuhan sudah penuh, tidak dapat menjadi alasan dan
tetap harus menerima anak tersebut. Hal ini yang menjadi masalah terberat bagi
Pengurus Panti Asuhan, karena Pemerintah pada saat menitipkan anak tersebut
sama sekali tidak memberikan biaya sedikitpun kepada pihak Panti Asuhan.

Universitas Sumatera Utara

86

Sampai pada saat ini, sudah ada 15 anak yang dititipkan oleh Pemerintah ke
Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan dan semua biaya
anak-anak tersebut ditanggung oleh Panti Asuhan tanpa diberi dana bantuan
dari pemerintah. Bukan hanya Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan saja
yang demikian, begitu juga dengan semua Panti Asuhan yang ada khususnya di
kota Medan, tidak ada bantuan dari pemerintah setempat.
Adapun dana bantuan dari Kementrian Sosial Republik Indonesia yaitu
sejumlah Rp. 1.000.000,- untuk satu anak per tahunnya. Tentu saja bantuan
tersebut tidak cukup untuk menanggung semua keperluan satu orang anak
selama setahun. Walaupun demikian, selalu ada rezeki yang datang dan banyak
donatur dan para dermawan yang membantu memberikan dana dan keperluan
lainnya untuk anak-anak di Panti Asuhan.
Mengenai agama anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah, jika anak
tersebut sudah diketahui apa agamanya, maka Pemerintah sudah dapat
menentukan akan menitipkan anak tersebut ke Panti Asuhan mana. Perlu
diketahui bahwa Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan
khusus untuk yang beragama Muslim. Maka pemerintah akan menitipkan anak
yang beragama Muslim saja ke Panti Asuhan. Tetapi, kalau anak terlantar
tersebut tidak diketahui apa agamanya dan dibawa ke Yayasan Panti Asuhan
Ade Irma Suryani Nasution Medan untuk dititipkan, maka Pengurus Panti
Asuhan akan meng-islam-kan anak tersebut. Tujuannya adalah agar tahu
mendidik anak tersebut dalam bidang keagamaan. Tetapi, bukan berarti untuk
penitipan yang sementara juga hanya khusus untuk anak yang beragama
Muslim saja. Panti Asuhan juga tetap menerima anak yang non Muslim, karena

Universitas Sumatera Utara

87

Panti Asuhan selaku penerima titipan hanya bertanggungjawab untuk
mengurus anak tersebut sementara saja.
Anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah kepada Yayasan Ade Irma
Suryani Nasution Medan tidak dibuat dalam suatu perjanjian tertulis dan
menjadi perjanjian yang tidak langsung, dimana anak tersebut menjadi
tanggungjawab Panti Asuhan sepenuhnya. Yang ada hanya berita acara serah
terima anak tersebut. Berita acara serah terima anak yang dilakukan oleh
Pemerintah kepada pengurus Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan akan
di lampirkan pada bagian terakhir skripsi ini.
Pengurus Panti Asuhan juga menyampaikan keluhan dalam menjalankan
penitipan anak permanen ini, yaitu seperti ketika akan mengurus kartu keluarga
dan akte kelahiran anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah, Pengurus Panti
Asuhan dipersulit oleh dinas yang bersangkutan, walaupun mereka tahu bahwa
anak tersebut adalah anak Panti Asuhan. Padahal Panti Asuhan sudah
membantu negara dengan merawat dan mengurus anak-anak yang terlantar,
tetapi untuk mengurus keperluan administrasi si anak tetap dipersulit. Seperti
halnya mengurus BPJS untuk anak-anak tersebut juga sangat sulit. Sehingga
anak-anak yang ada di Panti Asuhan tidak ada yang mempunyai BPJS.

C. Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penitipan Anak
Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, wanpretasi adalah salah satu
pihak tidak melaksanakan janji atau prestasinya sebagaimana yang sudah
diperjanjikan sebelumnya antara para pihak tersebut. Pada perjanjian penitipan

Universitas Sumatera Utara

88

anak di Yayasan Ade Irma Suryani Nasution Medan ini juga terdapat beberapa
wanpretasi diantaranya sebagai berikut:
1) Terhadap perjanjian penitipan anak yang sementara, orangtua yang telah
menitipkan anaknya, baik harian, mingguan ataupun bulanan, jika tidak
datang untuk mengambil anaknya pada waktu yang diperjanjikan, paling
lama 3 bulan setelahnya maka anak tersebut akan menjadi anak asuh milik
Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan. Cara
penyelesaiannya yaitu jika orangtua wanpretasi dan anak tersebut sudah
menjadi milik Panti Asuhan, lalu di kemudian hari orangtua si anak
tersebut datang dan hendak mengambil anaknya kembali maka orangtua si
anak tersebut harus mengganti semua biaya selama anak itu dititipkan dan
dirawat

oleh

Pengurus

Panti

Asuhan.

Panti

Asuhan

akan

menyelesaikannya secara kekeluargaan tanpa sanksi yang berat dan hanya
meminta orangtua untuk memenuhi kewajibannya dengan melunasi semua
biaya yang telah dikeluarkan oleh Panti Asuhan. Kecuali, apabila keadaan
orangtua si anak yang benar-benar tidak mampu untuk melunasinya maka
Panti Asuhan akan tetap mengembalikan anak tersebut kepada
orangtuanya. Karena mau bagaimanapun Panti Asuhan tidak boleh
memisahkan antara anak dan orangtuanya.
2) Terhadap perjanjian penitipan anak yang sementara dengan perjanjian
akan menitipkan anaknya satu hari (harian), orangtua si anak wanpretasi
dimana telah diperjanjikan bahwa orangtua si anak akan datang
menjemput anaknya paling lama pukul 18.00 WIB, tetapi orangtua si anak
baru datang pukul 20.00 WIB. Maka Pengurus Panti Asuhan tidak akan

Universitas Sumatera Utara

89

meminta biaya tambahan atau memberikan sanksi apapun dan dapat
diberikan toleransi atau kelonggaran kepada orangtua tersebut sehingga
tidak perlu ada penyelesaian terhadap wanprestasi ini. Kecuali jika
orangtua anak tersebut baru datang menjemput keesokan harinya, yang
berarti anaknya menginap di Panti Asuhan, maka orangtua si anak akan
diminta membayar biaya tambahan menitip anaknya satu hari lagi.

Pengurus Panti Asuhan mengatakan bahwa tidak pernah wanprestasi
dalam perjanjian penitipan anak ini. Untuk penitipan anak yang dilakukan oleh
Pemerintah (permanen), karena tidak diperjanjikan maka tidak ada bentuk
wanprestasi maupun penyelesaiannya.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Pelaksanaan
Perjanjian Penitipan Anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution
Medan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Konstruksi hukum perjanjian penitipan anak tidak tergolong dengan
perjanjian penitipan barang yang diatur dalam KUHPerdata, karena objek
atau yang diserahkan dalam perjanjian penitipan anak adalah anak itu
sendiri sedangkan dalam perjanjian penitipan barang yang diserahkan atau
objeknya adalah barang. Begitu juga dengan konstruksi hukum perjanjian
penitipan anak tidak tergolong dengan perjanjian untuk melakukan jasa
tertentu yang diatur dalam KUHPerdata, karena pada perjanjian untuk
melakukan jasa tertentu adalah perjanjian konsensual yaitu perjanjian
terjadi begitu adanya kata sepakat, sedangkan pada perjanjian penitipan
anak adalah perjanjian rill yaitu perjanjian tidak semata-mata terjadi
karena sepakat, tetapi baru terjadi jika adanya penyerahan anak tersebut.
Yang berarti bahwa perjanjian penitipan anak adalah perjanjian tersendiri
yaitu perjanjian tidak bernama (innominaat) yang tidak diatur dalam
KUHPerdata.
2. Bentuk pelaksanaan perjanjian penitipan anak di Yayasan Panti Asuhan
Ade Irma Suryani Nasution Medan terdiri dari dua jenis, yaitu:

90
Universitas Sumatera Utara

91

a) Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Masyarakat Kota
Medan dan Sekitarnya atau perjanjian penitipan anak sementara. Pada
perjanjian jenis ini bervariasi, yang meliputi perjanjian penitipan anak
harian, mingguan, ataupun bulanan. Penitipan anak sementara
dibebankan biaya jasa penitipan sejumlah Rp. 20.000,- per hari.
Penitipan anak sementara ini sudah tidak berlangsung selama 3 tahun
terakhir dikarenakan kurangnya tenaga asuh dan penjaga anak (baby
sitter) serta para orangtua yang lebih memilih untuk menitipkan
anaknya di Lembaga Swasta seperti Taman Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) atau Tempat Penitipan Anak (TPA).
b) Perjanjian Penitipan Anak yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota
Medan dan Sekitarnya atau perjanjian penitipan anak permanen.
Perjanjian jenis ini tidak dibuat secara tertulis dan hanya perjanjian
tidak langsung. Anak-anak yang dititipkan oleh Pemerintah adalah
anak-anak terlantar yang sudah tidak mempunyai orangtua (yatim
piatu) atau tempat tinggal. Pada perjanjian jenis ini tidak dibebankan
biaya apapun, dan semua biaya ditanggung oleh Pengurus Panti
Asuhan.
3. Wanprestasi dalam perjanjian penitipan anak hanya terjadi pada jenis
perjanjian penitipan anak yang sementara. Wanpretasi yang terjadi seperti
orangtua yang menitipkan anaknya tidak datang untuk menjemput anaknya
kembali paling lama 3 bulan, maka anak tersebut menjadi milik Panti
Asuhan. Wanprestasi ini dapat diselesaikan jika orangtua datang kembali
menjemput dan membayar semua biaya yang kurang. Selain itu, orangtua

Universitas Sumatera Utara

92

yang datang terlambat menjemput anaknya beberapa jam tidak dikenakan
sanksi dan dapat ditoleransi.
B. Saran
Dari permasalahan dan kesimpulan yang telah disebutkan diatas, maka
penulis mencoba untuk mengutarakan saran sebagai berikut:
1. Mengenai

konstruksi

hukum

perjanjian

penitipan

anak,

penulis

memberikan saran agar pembuat undang-undang membuat suatu peraturan
yang mengatur tentang konstruksi hukum perjanjian penitipan anak ini,
karena perjanjian penitipan anak tidak diatur di dalam KUHPerdata dan
sebaiknya dibuat peraturannya tersendiri di luar KUHPerdata.
2. Mengenai bentuk pelaksanaan perjanjian penitipan anak sementara,
penulis memberikan saran kepada Pengurus Yayasan Panti Asuhan Ade
Irma Suryani Nasution Medan agar bentuk pelaksanaan perjanjian
penitipan anak dapat berjalan kembali dengan menambah tenaga asuh dan
fasilitas untuk anak-anak yang dititipakan supaya dapat bermain, sehingga
pelaksanaan penitipan anak yang belakangan ini tidak berlangsung dapat
dijalankan kembali dan orangtua lebih memilih menitipkan anaknya di
Panti Asuhan dibandingkan PAUD ataupun TPA. Sedangkan untuk
penitipan yang permanen atau yang dilakukan oleh Pemerintah, penulis
juga memberikan saran kepada Pemerintah untuk memberikan dana
bantuan yang rutin setiap bulannya kepada masing-masing anak yang
dititipkan, tidak hanya di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani
Nasution Medan, tetapi seluruh Panti Asuhan yang ada khususnya di kota
Medan.

Universitas Sumatera Utara

93

3. Mengenai penyelesaian wanprestasi terhadap perjanjian penitipan anak,
penulis memberikan saran kepada Pengurus Yayasan Panti Asuhan Ade
Irma Suryani Nasution Medan terhadap penyelesaian wanpretasi dalam
perjanjian penitipan anak agar lebih ditegaskan lagi kepada para orangtua
yang tidak datang menjemput anaknya kembali paling lama 3 bulan,
Pengurus Panti Asuhan terlalu memberi keringanan kepada orangtua
dengan cukup mengganti semua biaya perawatan anaknya, seharusnya
Pengurus Panti Asuhan melaporkan ke Polisi agar ditindaklanjuti oleh
pihak yang berwajib.

Universitas Sumatera Utara