Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak (Studi Di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan)

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam suatu perkawinan, tentunya setiap suami dan istri akan
mendambakan kehadiran anak. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan
Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat
harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia harus dijunjung tinggi. Anak
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan
keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak mampu bertanggung
jawab dalam keberlangsungan bangsa dan negara, setiap Anak perlu mendapat
kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,
baik fisik, mental, maupun sosial. Negara menjunjung tinggi hak asasi manusia,
termasuk di dalamnya hak asasi Anak yang ditandai dengan adanya jaminan
perlindungan dan pemenuhan Hak Anak dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan beberapa ketentuan peraturan perundangundangan baik yang bersifat nasional maupun yang bersifat internasonal. Jaminan
ini dikuatkan melalui ratifikasi konvensi internasional tentang Hak Anak, yaitu
pengesahan Konvensi Hak Anak melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun
1990 tentang Pengesahan Convention On The Rights Of The Child (Konvensi

Tentang Hak-Hak Anak).1
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga dan Orang
Tua berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan menjamin terpenuhinya
1

Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Pelindungan Anak, I. Umum.

1

Universitas Sumatera Utara

2

hak asasi Anak sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Khususnya bagi
Orangtua, yang menjadi dasar terjaminnya keberlangsungan hidup si anak.
Pertanggungjawaban Orangtua, Keluarga, Masyarakat, Pemerintah dan Negara
merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi
terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan
terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental,

spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan
terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial,
tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai
Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara.
Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak
dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun.
Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan
komprehensif, undang-undang meletakkan kewajiban memberikan perlindungan
kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
a. nondiskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik untuk anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.2

Di dalam sebuah keluarga, suami yang merupakan kepala keluarga
berkewajiban untuk mencari nafkah untuk membiayai istri dan anaknya. Suami
2

Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.


I. Umum.

Universitas Sumatera Utara

3

wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya dan istri wajib mengatur urusan
rumah tangga sebaik-baiknya. Sesuai dengan penghasilannya, suami menanggung:
a. nafkah, kiswah, dan tempat kediaman bagi istri;
b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan
anak;
c. biaya pendidikan bagi anak.3
Di era globalisasi saat ini, semakin tingginya tuntutan ekonomi masyarakat,
menyebabkan semakin banyak wanita yang bekerja untuk membantu menambah
pendapatan keluarga walaupun kebutuhan itu sudah dipenuhi oleh kepala
keluarga, yaitu suami, tetapi masih banyak kekurangan yang dirasakan untuk
mencukupi kebutuhan rumah tangga sehingga masih diperlukan penghasilan
tambahan guna menutupi kekurangan tersebut. Salah satu alternatif yang lain yaitu

istri sebagai seorang ibu juga ikut membantu bekerja. Jika dalam suatu keluarga
terdapat ayah dan ibu yang sibuk bekerja diluar maka yang akan menjadi korban
adalah anak-anak.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah wanita yang
bekerja pada tahun 2011 mencapai 48,440 juta dimana meningkat dari tahun
sebelumnya 47,240 juta padahal tahun 2009 baru 46,680 juta jiwa. Hal ini
membuktikan jumlah wanita yang bekerja terus meningkat setiap tahunnya. Hal
ini disebabkan tingkat kebutuhan manusia semakin meningkat dan kebutuhan itu
merupakan kebutuhan primer yang mau tidak mau harus dipenuhi agar kehidupan
yang dijalaninya dapat berlanjut.

3

Kompilasi Hukum Islam, Pasal 80 ayat (2) dan (4).

Universitas Sumatera Utara

4

Pengasuhan yang dilakukan orang tua sangat berperan penting bagi tumbuh

kembang anak. Pengasuhan merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh
orangtua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung
jawab kepada anak-anaknya sehingga perlakuan orang tua terhadap anaknya
memberikan andil sangat baik dalam proses pembentukan karakter anak. Keluarga
merupakan masyarakat pendidikan pertama kali bagi anak. Setiap orang tua
mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang berperilaku baik, oleh karena itu
dalam membentuk karakter anak harus diberikan pengasuhan yang baik sejak dini.
Hal ini disebabkan karena pendidikan pertama yang diterima oleh anak adalah
pendidikan dari orang tuanya.
Keadaan orang tua yang sibuk bekerja akan mengurangi waktu
kebersamaan bersama anak. Dengan demikian kedekatan orangtua dengan anak
pun menjadi berkurang. Suatu konsekuensi logis dari ibu rumah tangga yang
biasanya mendidik anak mulai digantikan peranannya oleh pembantu rumah
tangga yang terkadang mempunyai banyak permasalahan baik dari segi biaya
maupun pengetahuan yang masih sangat rendah dalam mengasuh dan mendidik
anak. Perubahan kondisi tersebut sangat dirasakan di Indonesia terutama yang
terjadi di kota besar.
Terkait hal yang telah dijelaskan tentang pentingnya pengasuhan, anak
adalah dambaan setiap orang tua yang sudah berkeluarga, karena pada dasarnya
anak merupakan calon generasi penerus keturunan dalam setiap keluarga dan

sekaligus sebagai pewaris cita-cita bangsa, sehingga anak sangat penting untuk
dikembangkan sejak usia yang masih dini. Pendidikan dasar anak pertama kali
adalah berasal dari keluarga terutama dari kedua orangtua. Pendidikan yang

Universitas Sumatera Utara

5

terarah dengan baik sejak dini terhadap anak yang didasari kasih sayang dari
kedua orangtua akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak pada
periode selanjutnya, dan pada tahap inilah akan terbentuk dasar-dasar kepribadian
pada anak.
Pada akhirnya, karena orangtua yang sibuk bekerja dan mempunyai anak
yang masih bayi ataupun balita tetapi tidak ada yang menjaga atau merawatnya,
membuat para orangtua memilih untuk menitipkan anaknya di Tempat Penitipan
Anak (TPA) ataupun Panti Asuhan yang menerima jasa penitipan anak.
TPA adalah salah satu cara agar anak tetap mendapatkan pendidikan serta
pengasuhan yang baik selama orang tua sibuk bekerja. TPA bukanlah sekedar
gedung tempat menitipkan anak dimana kebutuhan makan dan mandi adalah
prioritas utama mereka tetapi fungsi TPA juga diperluas yaitu dengan

memberikan nilai-nilai edukatif bagi anak sebagai bekal pengetahuan dan
pengembangan maupun pembentukan perilaku. TPA diharapkan menjadi lembaga
yang dapat membantu mendidik anak dengan baik, yang dapat menghindarkan
kemungkinan anak terlantar dan ibu dapat bekerja dengan tenang.
Anak yang dititipkan baik di TPA ataupun Panti Asuhan akan
menimbulkan perikatan dimana adanya perjanjian antara orangtua dengan TPA
atau Panti Asuhan tersebut. Hukum perdata mengenal adanya perikatan, yang
diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
Perikatan merupakan suatu hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan
antara dua orang atau lebih dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak
lain berkewajiban atas sesuatu. Hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan

Universitas Sumatera Utara

6

ini merupakan suatu akibat hukum; akibat hukum dari suatu perjanjian atau
peristiwa hukum lain yang menimbulkan perikatan.4
Berdasarkan ketentuan Pasal 1233 KUHPerdata, dapat diketahui bahwa
sumber pokok dari perikatan adalah perjanjian dan undang-undang. Perjanjian

merupakan sumber perikatan karena perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
seseorang berjanji kepada seorang yang lain atau dimana dua orang itu saling
berjanji untuk melakukan sesuatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu
hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu
menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam
bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung
janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.5
Perjanjian yang dimaksud oleh Buku III KUHPerdata merupakan perjanjian
dalam arti sempit karna hubungan yang timbul antara pihak di dalam perjanjian
adalah hubungan hukum dalam lapangan hukum kekayaan.6
Di dalam Pasal 1319 KUHPerdata disebutkan ada dua macam perjanjian
menurut namanya, yaitu perjanjian nominaat (bernama) dan perjanjian innominaat
(tidak bernama). Perjanjian nominaat adalah perjanjian yang ketentuannya sudah
dikenal dan diatur dalam KUHPerdata. Misalnya, perjanjian jual beli, sewa
menyewa dan sebagainya. Sedangkan perjanjian innominaat adalah perjanjian
yang lahir dari pekembangan yang ada dalam masyarakat dan tidak dikenal
ataupun tidak diatur dalam KUHPerdata.

4


Purwahid Patrik, 1994, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Bandung: Mandar Maju, hal. 2.
Subekti, 1987, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, hal. 1.
6
J. Satrio, 1995, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian (Buku I),
Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 28.
5

Universitas Sumatera Utara

7

Semakin pesatnya pembangunan serta semakin tinggi tingkat peradaban
manusia mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan jasa. Hal
inilah yang mendorong lahirnya perjanjian-perjanjian lain, yakni perjanjian yang
tidak diatur dalam KUHPerdata, misalnya perjanjian penitipan anak. Perjanjian
penitipan anak ini tumbuh dan berkembang dalam praktek kehidupan
bermasyarakat, khususnya pada kehidupan masyarakat di kota-kota besar.
Sebagian besar penduduk di kota-kota besar, baik laki-laki maupun
perempuan, baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum, disibukkan dengan
berbagai macam aktivitas atau pekerjaan di luar rumah. Bagi penduduk yang

sudah berkeluarga dan mempunyai anak, aktivitas atau pekerjaan tersebut sangat
menyita waktu mereka, sehingga mereka tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk mengasuh anak-anak mereka. Oleh karena itu, para orang tua yang sibuk
dengan pekerjaannya, membutuhkan jasa dari orang lain untuk mengasuh anakanak mereka. Selama mereka bekerja, para orang tua ini akan menitipkan anaknya
pada suatu tempat yang menyediakan jasa penitipan anak dengan memberikan
imbalan berupa sejumlah uang atas jasa tersebut dan akan mengambil anak
tersebut setelah mereka pulang dari tempat kerja.
Sebenarnya mengenai penitipan anak ini sudah lama ada dan dikenal oleh
masyarakat, terutama pada masyarakat desa. Penitipan anak yang dikenal oleh
masyarakat desa ini terjadi karena kebiasaan atau adat. Di desa, orang terbiasa
untuk menitipkan anaknya kepada orang lain yang dipercaya untuk menjaga dan
mengawasi anak mereka. Penitipan ini terjadi misalnya seseorang hendak pergi,
sehingga orang tersebut terpaksa harus meninggalkan anaknya untuk sementara
waktu, maka orang ini akan menitipkan anaknya kepada orang lain yang

Universitas Sumatera Utara

8

dipercaya bisa menjaga dan mengawasi anaknya, selama dia pergi. Orang lain

yang dititipi anak ini akan dengan senang hati menerima anak tersebut, dan
bersedia untuk mengawasi anak tersebut, tanpa meminta imbalan apapun dari
orang yang menitipkan anaknya itu.
Penitipan anak menurut kebiasaan atau adat di desa ini sangat berbeda jika
dibandingkan dengan perjanjian penitipan amak yang terjadi pada masyarakat di
kota-kota besar. Perjanjian penitipan anak yang ada pada masyarakat di kota besar
diperjanjikan untuk mencari keuntungan. Perjanjian ini tidak semata-mata
diadakan untuk kepentingan pihak yang menitipkan anak, tetapi sedikit banyak
juga untuk kepentingan pihak penerima titipan anak tersebut. Dikatakan demikian
karena dalam perjanjian penitipan anak ini, pihak yang satu, yakni orang tua dari
anak yang dititipkan itu membutuhkan jasa dari orang lain untuk mengasuh anak
mereka untuk sementara waktu selama mereka bekerja. Pihak yang lain, yakni
pihak penerima titipan menawarkan jasa untuk mengasuh anak disertai dengan
permintaan imbalan berupa upah atas jasa tersebut.
Pada skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap perjanjian penitipan
anak yang dilakukan oleh Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution
Medan. Panti Asuhan merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang
berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak. Setiap anak
berhak untuk mendapat kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan
khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.7
Pada dasarnya, Panti Asuhan adalah tempat anak-anak terlantar, yatim atau

7

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

Universitas Sumatera Utara

9

piatu ataupun anak yang tidak mempunyai orangtua yang akan merawat dan
mengasuh mereka. Tetapi, pada Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani
Nasution Medan ini, juga menerima jasa penitipan anak bagi orangtua yang sibuk
bekerja dengan biaya tertentu. Penitipan anak yang terjadi di Yayasan Panti
Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan bisa dilakukan oleh masyarakat dan
juga oleh Pemerintah.
Perjanjian penitipan anak tidak diatur dalam KUHPerdata maupun UndangUndang lainnya, tetapi perjanjian ini tidak dilarang oleh Undang-Undang untuk
dilaksanakan dalam praktek kehidupan bermasyarakat. Hal ini erat kaitannya
dengan asas yang dimuat oleh Buku III KUHPerdata yang dikenal dengan asas
kebebasan berkontrak.
Karena perjanjian penitipan anak tidak diatur dalam Undang-Undang, maka
dalam pelaksanaannya bisa timbul permasalahan mengenai wujud tanggung jawab
dari Panti Asuhan apabila wanprestasi. Permasalahan ini muncul karena tidak ada
ketentuan dalam Undang-Undang yang dapat dipakai menjadi pedoman untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Hal lain yang berkenaan dengan itu juga adalah
konstruksi dari perjanjian penitipan anak itu sendiri, karena termasuk perjanjian
innominaat atau tidak bernama, maka perlu juga diketahui dasar perjanjian
penitipan anak itu berkaitan dengan perjanjian penitipan barang ataukah perjanjian
lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “PELAKSANAAN PERJANJIAN PENITIPAN
ANAK (STUDI DI YAYASAN PANTI ASUHAN ADE IRMA SURYANI
NASUTION MEDAN)”.

Universitas Sumatera Utara

10

B. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penulisan ini
permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konstruksi hukum Perjanjian Penitipan Anak di Yayasan Panti
Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, digolongkan sebagai
perjanjian penitipan barang ataukah perjanjian melakukan jasa tertentu?
2. Bagaimana bentuk pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak di Yayasan
Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan?
3. Bagaimana

penyelesaian

apabila

terjadinya

wanprestasi

terhadap

perjanjian penitipan anak tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk konstruksi hukum perjanjian penitipan anak di
Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian penitipan anak di Yayasan Panti
Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan.
3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan wanprestasi dalam perjanjian
penitipan anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution
Medan.

Universitas Sumatera Utara

11

D. Manfaat Penulisan
Dalam suatu penelitian diharapkan akan memberikan manfaat yang
berguna, adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini yaitu secara teoritis
maupun praktis, yaitu:
a. Secara Teoritis:
1. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis terhadap ilmu
pengetahuan yaitu memberi sumbangan pengetahuan dalam bidang
Hukum pada umumnya, Hukum Perdata pada khususnya yang
berkaitan dengan aspek hukum dari perjanjian penitipan anak.
2. Bagi Peneliti, untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam
penyusunan

skripsi,

sebagai

syarat

untuk

memperoleh

gelar

kesarjanaan dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara di samping menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai perjanjian penitipan anak.
b. Secara Praktis:
1. Bagi Pemerintah, memberi sumbangan dan masukan kepada
pemerintah sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan
produk hukum yang lebih baik mengenai perjanjian penitipan anak.
2. Bermanfaat bagi masyarakat luas yang berkepentingan berupa
memberi sumbangan dan masukan terhadap masyarakat sehingga
mereka lebih dapat mengetahui dan memahami mengenai aspek
hukum dari perjanjian penitipan anak.

Universitas Sumatera Utara

12

E. Metode Penelitian
Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu
masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara berhati-hati, tekun dan
tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan manusia, maka metode
penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian.8
Menurut Sutrisno Hadi, penelitian atau riset adalah usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha
mana dilakukan dengan menggunakan meode-metode ilmiah.9
Dengan demikian penelitian yang dilaksanakan tidak lain untuk
memperoleh data yang telah teruji kebenaran ilmiahnya. Namun untuk mencapai
kebenaran ilmiah tersebut ada dua buah pola pikir menurut sejarahnya, yaitu:
berpikir secara rasional dan berpikir secara empiris atau melalui pengalaman.
Oleh karena itu untuk menemukan metode ilmiah maka digabungkanlah metode
pendekatan rasional dan metode pendekatan empiris, disini rasionalisme
memberikan kerangka pemikiran yang logis sedangkan empirisme memberikan
kerangka pembuktian atau pengujian untuk memastikan suatu kebenaran.10
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan
untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
8

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 1986,

hal. 6.
9

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Psikologi UGM, hal. 4.
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1990, hal. 36.
10

Universitas Sumatera Utara

13

atas

permasalahan-permasalahan

yang

timbul

di

dalam

gejala

yang

bersangkutan.11
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara dalam
rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode
ilmiah, suatu ilmu pengetahuan itu sebenarnya bukan suatu ilmu, tetapi suatu
himpunan pengetahuan saja tentang berbagai gejala, tanpa dapat disadari
hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lainnya .12
Adapun metode penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti
mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya, agar dapat
membantu dalam memperkuat teori-teori lama, atau dalam rangka
menyusun teori-teori baru.
2. Metode Pendekatan
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa penelitian hukum dapat
dibagi dalam penelitian hukum normatif, yang terdiri dari: penelitian
terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum,
penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum dan
penelitian perbandingan hukum. Dan penelitian hukum empiris terdiri

11

Soerjono Soekanto,op.cit, hal. 3.
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2011, hal. 45.
12

Universitas Sumatera Utara

14

dari: penelitian terhadap identifikasi hukum dan penelitian terhadap
efektivitas hukum.13
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis empiris. Artinya, pendekatan ini dimaksudkan untuk menjelaskan
permasalahan yang diteliti beserta hasil penelitian yang diperoleh dalam
hubungannya dengan aspek-aspek hukumnya, serta untuk mengetahui
realita dalam masyarakat.
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari:
a) Data Primer
Data primer merupakan keterangan atau fakta yang diperoleh secara
langsung dari sumber pertama atau melalui penelitian lapangan. Data
primer dari penelitian ini merupakan keterangan dari pengelola Panti
Asuhan yang menyediakan jasa penitipan anak.
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data atau fakta yang diperoleh dari bukubuku, dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan, laporan,
teori-teori, bahan-bahan kepustakaan dan sumber-sumber tertulis
lainnya yang berkaitan dengan rumusan masalah pada penelitian ini.
Bahan-Bahan hukum yang mengikat terdiri dari: Undang-Undang
Dasar 1945, Peraturan Perundang-undangan yang meliputi: UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 jo. Undang-Undang Nomor 35 Tahun

13

Soerjono Soekanto, op.cit, hal. 3.

Universitas Sumatera Utara

15

2014 Tentang Pelindungan Anak, Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dilihat dari segi pengumpulan data, penelitian ini dapat diartikan
sebagai penelitian lapangan (field research). Untuk mengumpulkan data
dari sumber-sumber diatas teknik pengumpulan data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Studi Lapangan
Untuk penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara kepada
para pengurus Panti Asuhan yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal
03 November 2016 di lingkungan Yayasan Panti Asuhan Ade Irma
Suryani Nasution Medan.
b) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan
mempelajari dokumen, buku-buku literatur, serta peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu UndangUndang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Pelindungan Anak,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.
5. Analisis Data
Sesuai dengan teknik yang dipakai dan sifat data yang diperoleh
dalam penelitian ini, maka data yang terkumpul dari hasil penelitian ini
akan dianalisis dengan teknik analisis yang bersifat kualitatif.

Universitas Sumatera Utara

16

Seorang peneliti yang mempergunakan metode kualitatif tidak
semata-mata bertujuan mengungkapkan kebenaran saja, tetapi juga
memahami kebenaran tersebut.14
Seluruh data sekunder dan data primer yang diperoleh dari pustaka
dan penelitian lapangan diklasifikasikan dan disusun secara sistematis,
sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan analisis. Langkah
selanjutnya, dari data sekunder dan data primer yang telah disusun dan
ditetapkan sebagai sumber dalam penyusunan skripsi ini kemudian
dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Analisis

kualitatif

yaitu

metode

analisis

data

yang

mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian
lapangan menurut kualitas dan kebenarannya kemudian dihubungkan
dengan teori-teori yuridis normatif yang diperoleh dari studi kepustakaan
sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan. Sedangkan metode
deksriptif

yaitu

metode

analisis

dengan

memilih

data

yang

menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan.
Sebagai akhir, penarikan kesimpulan dalam penulisan skripsi ini
dilakukan dengan metode deduktif, yakni menarik kesimpulan dari suatu
permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan yang konkret
dihadapi.

F. Keaslian Penulisan
Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Perjanjian Penitipan Anak (Studi di
Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan)” ini merupakan
14

Ibid, hal. 64.

Universitas Sumatera Utara

17

benar hasil karya sendiri dari penulis sendiri, tanpa meniru karya tulis milik orang
lain. Oleh karenanya, keaslian dan kebenaran ini dapat dipertanggung jawabkan
oleh penulis sendiri. Selain itu juga penulis telah mencantumkan nama pengarang
beserta buku yang penulis kutip dalam skripsi ini.
Setelah diperiksa di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara (USU), tidak ditemukan judul yang sama. Apabila di kemudian hari terdapat
judul yang sama maka penulis bertanggung jawab sepenuhnya terhadap skripsi
ini.

G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, dimana masing-masing
bab dibagi atas beberapa subbab. Urutan bab tersusun secara sistematis dan saling
berkaitan satu dengan lainnya. Uraian singkat atas bab-bab dan sub saling
berkaitan dengan lainnya. Uraian singkat atas bab-bab dan sub-sub bab tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I:

PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan dimana penulis menjelaskan secara umum
hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian
penulisan dan sistematika penulisan dari skripsi ini.

BAB II:

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENITIPAN
BARANG

DAN

PERJANJIAN

MELAKUKAN

JASA

TERTENTU
Berisi uraian dari tinjauan umum seperti perjanjian pada umumnya
yang meliputi pengertian, syarat sahnya perjanjian, asas-asas hukum

Universitas Sumatera Utara

18

perjanjian,

serta wanprestasi, dan juga menguraikan mengenai

perjanjian penitipan barang yang diatur dalam KUHPerdata, termasuk
di dalamnya pengertian, jenis-jenis penitipan barang, serta hak dan
kewajiban para pihak perjanjian penitipan barang serta menguraikan
tentang perjanjian untuk melakukan pekerjaan dalam hal jasa tertentu.
BAB III: PANTI ASUHAN ADE IRMA SURYANI NASUTION MEDAN
SEBAGAI YAYASAN BERBADAN HUKUM
Bab ini berisi uraian tentang Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani
Nasution Medan, seperti sejarah dan latar belakang didirikannya
Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution, visi, misi, hak dan
kewajiban para pengurus serta tujuan Panti Asuhan. Selain itu juga
membahas Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution yang merupakan
Yayasan Berbadan Hukum.
BAB IV: PELAKSANAAN
YAYASAN

PERJANJIAN

PANTI

ASUHAN

PENITIPAN
ADE

IRMA

ANAK

DI

SURYANI

NASUTION MEDAN
Bab ini menguraikan hasil dari penelitian tentang pelaksanaan
perjanjian penitipan anak di Yayasan Panti Asuhan Ade Irma Suryani
Nasution sekaligus menjawab dari perumusan masalah dalam skripsi
ini, seperti konstruksi hukum perjanjian penitipan anak, bentuk
pelaksanaan perjanjian penitipan anak serta penyelesaian wanprestasi
terhadap perjanjian penitipan anak tersebut.

Universitas Sumatera Utara

19

BAB V:

PENUTUP
Merupakan bab penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dari
penelitian mengenai pelaksanaan perjanjian penitipan anak di Yayasan
Panti Asuhan Ade Irma Suryani Nasution Medan, disertai dengan
saran-saran yang dianggap perlu.

Universitas Sumatera Utara