Sejarah Perjalanan Peradaban Islam Anali

SEJARAH PERJALANAN PERADABAN ISLAM
(ANALISIS GEOKULTUR)
A. Pendahuluan
Islam adalah agama yang memiliki sejarah panjang, peradabannya tidak mungkin bisa
disamakan dengan agama-agama lainnya di muka bumi ini. Islam tidak hanya
memberikan pengaruh yang biasa-biasa saja kemudian akan terlupakan, namun ia akan
menjadi sebuah tonggak sejarah dan terukir lewat peninggalan dan pengaruhnya yang luar
biasa hebatnya. Dalam sejarahnya Islam telah memberikan pengaruh dalam banyak hal
baik itu di bidang ekonomi, sosial, budaya, ataupun di bidang politik dunia.
Selama ini Islam kadang dikaitkan dengan kekerasan, yaitu peperangan-peperangan
yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu ketika memerangi kaum kafir atau dalam
rangka menyebarkan agama Islam ke daerah lainnya, padahal dalam Islam sendiri dikenal
dengan istilah rahmatan lil ‘alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam. Meskipun
begitu sejarah telah mencatatkan tulisannya sendiri, bahwa Islam bukanlah agama yang
mengajarkan tentang kekerasan dan penindasan, bahkan sebaliknya yaitu tentang budi
pekerti dan mengasihi. Sebagai contoh terberantasnya tradisi perbudakan di dunia Arab
secara evolusioner setelah datangnya Islam dengan ditentangnya lembaga perbudakan,
sehingga negeri Arab pada akhirnya mengeliminasikan seluruh perbudakan dan melarang
untuk mengimpor budak dari luar hingga sekarang ini.1 Begitu pula pada masa
penyebaran Islam ke Afrika dan Spanyol, pasukan Islam datang untuk menghentikan
kekejaman penguasa pada saat itu, yaitu Byzantium yang kerap melakukan penyiksaan

kepada penduduk Koptik. Saat itu Amr bin Ash datang untuk memerangi perilaku
penguasa zalim itu, dan ketika pemerintahan Islam menggantikan menguasai Afrika maka
semua perbudakan dan pajak yang tinggi dihapuskan. Selain itu, pemerintahan Islam
menjamin kebebasan umat agama lain untuk menjalankan ibadah mereka tanpa diganggu.
Bahkan berdasar pada kesaksian dari Thomas Arnold, melalui bukunya Al Da’wah ila Al1 Aunur Rahim Faqih dkk, Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: UII Press, 1998), hlm. 8.

1

Islam, disebutkan bahwa penguasa Islam tidak sedikitpun menjamah kekayaan gereja.
Selain itu tidak ada kriminalitas atas wilayah yang sudah ditaklukkannya.2
Peradaban Islam tersebar di berbagai belahan dunia, bahkan Islam dapat berkembang
dengan pesat dan meninggalkan jejaknya di berbagai daerah, yaitu dikawasan Afrika,
Spanyol, Mongol atau China, Persia hingga di kawasan Eropa Timur. Islam pernah hidup
dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada saat itu dan sekarang ini. Mengingat
begitu banyak negara-negara yang ditaklukkan oleh Islam tentu akan memunculkan
sebuah pertanyaan bagaimanakah Islam bisa sampai di sana dan melebur dengan daerah
yang ditaklukkanya ? Dan Islam sekali lagi adalah agama yang sangat bisa berkompromi
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, bukan agama yang hanya dikenal dengan
peperangan atau militer, senjata atau pedang apalagi penindasan.
Makalah ini akan membahas sejarah perjalanan peradaban Islam dengan daerah

taklukkan yang dikuasainnya, yaitu dengan pendekatan kultural dan bagaimana Islam
masuk ke wilayah-wilayah itu dengan jalan tengah dan perdamaian. Pada bagian ini
makalah akan membahas perjalanan Islam di tiga benua, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika.
B. Jejak Islam di Anak Benua India
India sendiri adalah sebuah negara yang terletak di Asia bagian Selatan dan bagian
dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan
bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik Rakyat Cina, Myanmar,
Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah
negara kepulauan yang bersebelahan.3 Islam masuk di negeri Hindustan ini melalui
beberapa fase atau tahapan, yaitu pada masa Nabi Muhammad Saw. yang merupakan
awal sejarah masuknya Islam di India, yaitu sekitar tahun 610 M banyak pedagang Arab
penganut Islam yang melakukan perdagangan dengan dunia Timur lewat pelabuhan-

2 http://www.anneahira.com/sejarah-peradaban-islam-di-dunia diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam
16.56 WIB.
3 http://id.wikipedia.org/wiki/India diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 18.10 WIB.

2

pelabuhan di India, dari sinilah mereka menggunakannya untuk berdakwah dengan

penduduk di sana. Pada masa itu Cheramal Perumal, raja Kadangalur dari pantai Malabar
juga memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Tajuddin.4 Di sumber lain juga
menyebutkan bahwa pertama kali Islam tiba di India pada abad ke-7 M. Adalah Malik
Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah Saw. yang kali pertama menyebarkan ajaran Islam
di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan kaki di Kadangalur, Kerala.
Kedatangan Islam pun disambut penduduk wilayah itu dengan suka cita. Konon, dari
wilayah itulah Islam lalu menyebar ke seantero India. Malik lalu membangun masjid
pertama di daratan India yakni di wilayah Kerala. Masjid pertama yang dibangun umat
Islam itu bentuknya mirip dengan candi tempat ibadah umat Hindu. Bangunan masjid itu
diyakini dibangun pada tahun 629 M. Ada yang meyakini, masjid di Kadangalur, Kerala
itu merupakan masjid kedua di dunia yang dipakai shalat jumat, setelah masjid yang
dibangun Rasulullah di Madinah.5 Terlepas dari perbedaan sumber sejarah tentang awal
masuknya Islam di India tersebut sudah jelas menggambarkan bahwa bukankah Islam
adalah agama yang sangat dinamis untuk seluruh umat dan membawa risalah yang akan
selalu diterima oleh bangsa manapun di dunia.
Islam di India juga dikenal pada masa al-Khulafa ar-Rasyidin, yaitu dimulai pada
masa pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab. Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah
Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau
berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi kemudian diperluas
ke Khurasan kemudian diteruskan ke India. Kemudian pada masa Khalifah Ustman,

dikirimlah Hakim bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi mengenal negeri India yang
luas itu. Dan pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, tahun 38 H (659 M) Al Harrits
Murrah Al Abdi pergi ke India untuk mengyelidiki jalan-jalan India, ilmu pengetahuan
4 Siti Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 166.
5 http://www.gaulislam.com/riwayat-islam-di-negeri-hindustan diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam
22.30 WIB.

3

dan adat istiadat India.6 Ketiga Khalifah itu nyatanya telah berusaha mengibarkan Islam
sampai ke daratan Asia Selatan dengan perjuangan yang tidak mudah dan dari mereka
pula Islam telah di kenal di Asia bagaian Selatan ini.
Perjuangan dalam menyebarkan Islam tentu tidak sampai di situ, Bani Umayyah juga
berusaha melalukan ekspansi Islam sampai ke India, di antaranya pada waktu
pemerintahan al-Walid yang telah mengirim Muhammad Ibn Qosim untuk memimpin
pasukan, hal ini sebagai reaksi karena terjadi perampokan terhadap umat Islam di India.
Dalam waktu 4 tahun lebih Sind dan Punjab dapat ditaklukkan dan dikuasai. Muhammad
Ibn Qosim kemudian menjadi Gubernur yang menjalankan pemerintahannya dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi, meskipun pada akhirnya beliau harus
berakhir dengan tragis karena begitu banyak pertikaian politik yang terjadi di kala itu.7

Islam juga menyeberang sampai ke anak benua India pada masa pemerintahan Turki.
Kekuasaan dinasti Turki di India bermula pada tahun 1206 M sampai 1290 M, yaitu pada
masa Dinasti Khalji, Dinasti Tughlaq, Dinasti Sayyed, dan Dinasti Lodi. Bermula ketika
berakhirnya masa Dinasti Ghuri karena pemimpinnya telah wafat dan tidak
meninggalkan anak laki-laki. Ghuri sebagai pemimpin dinasti ini memberi letter of
manumission (merdeka dari perbudakan) kepada bekas budak, menantu, dan panglima
perangnya Qutub al-Din Aybek, maka naiklah Ghuri dengan dengan gelar sultan pada
tahun 1206 M, sejak itulah berdiri kesultanan Delhi. 8 Dinasti-dinasti yang akhirnya
menemui kekuasaannya di India itu telah mencatatkan sejarah peradabannya sendiri
sebagai dinasti Islam di tanah Hindustan. Mereka berusaha untuk memimpin rakyatnya
dengan adil, walaupun banyak menemui rintangan dan kegagalan yang pada akhirnya
sampai membuat kekuasaan mereka berakhir. Pada masa Dinasti Tughlaq, sultan yang
6http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia diakses pada tanggal 09 Desember 2011
jam 22.30 WIB.
7 Siti Maryam dkk, Sejarah......................................, hlm. 166.
8Karim, M Abdul. Sejarah dan Pemikiran Peadaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hlm.
261.

4


berkuasa saat itu merupakan sultan yang saleh, suka menolong, penuh semangat dan
membenci hal-hal yang berbau korup. Ia juga pemimpin yang sangat menghargai ilmu
pengetahuan dan para ilmuwan yang hidup pada masanya, tentu menjadi sebuah potret
yang menggambarkan bahwa meskipun Islam kadang dikaitkan dengan peperangan,
namun ketika ia berkuasa, Islam telah menjadi sesuatu yang berperan penting dalam
kehidupan sosial, budaya dan politik.
Pengaruh Islam di India
Pengaruh kebudayaan dan peradaban Islam di India tidak bisa dilewatkan begitu saja,
bahwa banyak sekali hal-hal yang tercatat dalam sejarah di mana saat Islam berkuasa di
sana saat itu. Pada masa Dinasti Umayyah berkuasa, Muhammad Ibnu Qosim menjadi
gubernur di Sind dan Punjab. Beliau telah meletakkan dasar-dasar bermasyarakat yang
baik dan harmonis. Ia mengatur sistem pertahanan, pertanian, administrasi pajak,
membangun hubungan antar agama, serta memberi penghargaan kepada tokoh-tokoh
setempat yang dianggap berpengaruh dan membangun administrasi lokal, yang dikenal
dengan sistem pancayat di pedesaan, yang tanggung jawab pemerintahan lokal
diserahkan kepada pemerintahan lokal, kepala pancayat dipilih langsung oleh rakyat
setempat, hal ini juga dikenal dengan teori from the people, by the peopel, and for the
people. Ibn Qosim juga dikenal pemimpin yang tidak membeda-bedakan antara Arab dan
yang non-Arab, ia juga memeratakan kekuasaannya pada non-Muslim. Perdagangan
pada masa ini juga berkembang pesat, yaitu dengan adanya pusat-pusat perdagangan

yang terkenal, diantaranya Daibul, Samandar, dan Madura. Selain itu kuil-kuil yang
hancur dan rusak akibat perang dibangun kembali dengan biaya pemerintah, bahkan pada
saat itu Ibn Qosim melarang pemotongan sapi pada hari raya ‘Id al-Qurban bagi orang
Islam karena mayoritas penduduk di sana adalah non-Muslim. Di bidang ilmu
pengetahuan dan seni arsitektur pun juga sangat berkembang pada waktu itu, seperti

5

munculnya para ilmuwan, penyair, pujangga, dan bangunan-bangunan yang bernilai
arsitektur yang tinggi.9
Islam diperkenalkan di India dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang
yang diwarnai dengan budaya pertanian, urbanisasi, dan keagamaan yang terorganisir
secara mapan. Sementara itu peradaban di India diwarnai dengan sistem kasta,
Hinduisme Brahmanik dan keyakinan Budha, dan diwarnai dengan dominasi elite Rajput
dan elite politik Hindu lainnya. Pasa masa silam di India terdapat beberapa Imperium
besar, tetapi menjelang invasi Muslim India terpecah-pecah menjadi sejumlah
pemerintahan lokal. Penaklukkan Muslim melahirkan sebuah elite baru dan sebuah
tingkat integrasi politik, dan menandai awal proses berkembangnya sebuah peradaban
Muslim yang khas. Kultur negara dan elite politik menjadi model percampuran antara
konsep-konsep universal Muslim dan simbol-simbol kenegaraan, pencapaian artistik

kosmopolitan seperti seni arsitektur dan seni lukisan, dan beberapa motif regional.
Orientasi komunal keagamaan Muslim mencakup seluruh varietas utama Islam,
scholatisisme ulama’, sintesa Sufi-Syari’ah, pemujaan tempat keramat, dan Islam
reformis. Masyarakat India juga dikenal dengan masyarakat keagamaan yang pluralistik
menghilangkan model birokrasi dan kontrol kenegaraan. Kualitas kultur yang khas dalam
peradaban Islam-India, dan kecenderungan otonomi dan pluralitas keagamaan
menjadikannya sebuah varian yang khas dari pola Islam Universal.10 Jadi dapat dikatakan
kultur Islam tidak bisa dilepaskan dari sejarah India itu sendiri, karena Islam-India
nyatanya telah beritegrasi menjadi sebuah peradaban yang akan tetap tertulis dalam
sejarah yang tidak akan hilang sampai kapanpun.
C. Islam di Benua Eropa: Spanyol (Andalusia)
9 Ibid.
10 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. 2, terj. Gufron A. Mas’adi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1999), hlm. 671.

6

Islam pada masa pemerintahan dinasti Umayyah telah berhasil mengibarkan sayapnya
sampai ke Eropa tepatnya di Negeri yang sekarang dikenal dengan negari Matador itu.
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang

khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana Umat Islam sebelumnya
telah menguasai Afrika Utara.11 Kondisi sosial masyarakat Spanyol atau yang lebih
dikenal dengan Andalusia waktu itu terbagi ke dalam 3 kelas, sehingga ada masyarakat
kelas 1, 2, dan 3. Di antara ketiga kelas dalam status sosial itu kelas 1 tentu lebih makmur
dan nyaman hidupnya, yaitu terdiri dari para raja, pangeran, pembesar istana, pemuka
agama, dan tuan tanah yang besar. Sedangkan kelas 2 dan 3 terdiri dari masyarakat bawah
sampai para budak. Kedatangan Islam tentu menjadi sebuah harapan bagi mereka, karena
mereka memahami bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Islam
mengajarkan bahwa bumi dan semua isinya adalah milik Allah dan bagi mereka yang
mengerjakan serta membuatnya subur mereka berhak untuk menikmati hasilnya. Mereka
juga mendengar bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan keadilan, semua orang
memiliki derajat yang sama dan tidak dibeda-bedakan, adapun manusia yang paling tinggi
derajatnya adalah manusia yang paling baik akhlaknya dan bermanfaat bagi kemanusiaan.
Hal inilah yang menggugah hati mereka dan tertarik pada Islam.12
Proses Islam bagaimana Islam menguasai Spanyol menjadi fokus perhatian setelah
wilayah Afrika Utara dapat ditaklukkan. Dalam proses penaklukan spanyol terdapat tiga
pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke
sana, yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat
disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menang dan membawa harta rampasan dari
sana. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan

Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk
11 http://badrislam.blogspot.com/2009/05/sejarah-masuknya-islam-ke-spanyol-spain.html diakses pada tanggal
10 desember 2011 jam 07.48 Wib.
12 Karim, M Abdul. Sejarah ..................................hlm. 228-229.

7

memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim
pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Thariq
ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar
dan hasilnya lebih nyata. Thariq memperoleh kemenangan kemudian ia dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibukota
kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta
tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara.13
Setelah itu Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah.
Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang
menguntungkan. Faktor eksternalnya, yaitu pada masa penaklukan Spanyol oleh orangorang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan
menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam
beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran
terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap

penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar
dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia
disiksa, dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga
keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.
Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan
juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali,
seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati
kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya
di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi
penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat
13 http://badrislam.blogspot.com/2009/05/sejarah-masuknya-islam-ke-spanyol-spain.html
8

pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang
penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Adapun

faktor

internalnya dapat dilihat dari kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh
pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada
khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu,
dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap
persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara
Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan
persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk
Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.14
Peradaban Islam di Spanyol yang berakulturasi
Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu terbagi menjadi enam periode
dengan kekhasan yang dihasilkan pada masanya sendiri. Para pemimpin yang berkuasa
mencoba menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat adil dan indah untuk bisa
dirasakan oleh semua umat yang tinggal di sana. Penduduk di Andalusia terdiri dari
banyak golongan, yaitu Arab, Barbar, Spanyol, Yahudi, dan Slavia. Adapun penduduk
keturunan Spanyol terdiri dari 3 kelompok ialah pemeluk Islam, golongan Musta’ribah,
pemegang teguh agama warisan nenek moyang. Pada masa ini tidak sedikit umat Nasrani
yang menjadi pejabat sipil maupun militer dan ada yang bertugas sebagai pemungut
pajak. Di samping itu, masyarakat Yahudi pun menikmati kebebasan beragama yang
cukup luas saat Islam berkuasa di Spanyol. Kelompok lain yang tidak kalah penting
dalam kehidupan politik dan sosial budaya adalah golongan Slavia. Pada masa al-Nashir
para budak ini diberi kepercayaan untuk dijadikan pengawal istana dan mereka dididik di

14 Ibid.

9

bidang kemiliteran, meskipun pada akhirnya Slavia harus tersingkir sebagai akibat
khalifah al-Manshur memberikan kepercayaan terlalu berlebihan kepada bangsa Barbar.15
Di Spanyol banyak kota-kota Islam yang masyhur dan menjadi pusat peradaban
Islam, seperti Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo. Di kota-kota terdapat
banyak bangunan-bangunan indah dan bermanfaat yang berdiri, seperti Masjid, istanaistana, madrasah, benteng, ataupun makam.16 Penduduk Spanyol baik itu Muslim maupun
bukan memiliki kesempatan yang sama untuk berpera serta dalam pembanguan negara.
Oleh karena itu Bani Umayyah II yang merupakan inti kekuasaan Islam di wilayah ini
mampu menempatkan Cordova sejajar dengan Konstantinopel dan Baghdad sebagai pusat
peradaban dunia.17 Tidak sampai di situ sumbangsih Islam di dataran Eropa ini, karena
dari sanalah sebuah peradaban terbangun dan menjadi tonggak untuk kehidupan
selanjutnya, bahwa banyak sekali hal yang telah Islam berikan dalam berbagai bidang,
seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, sains, fiqh, bahasa dan sastra,
musik dan kesenian, dan bangunan-bangunan yang megah berdiri dengan tegaknya pada
masa itu dan semua itu pun masih terasa sampai sekarang.
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa
kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat
dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam
dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam
di Spanyol. Spanyol merupakan tempat paling utama bagi Eropa untuk menyerap
peradaban Islam, Baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan

15 Siti Maryam dkk, Sejarah......................................, hlm. 83.
16 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT Rajawali Grafindo, 2008), hlm.
291
17 Ibid.

10

peradaban antarnegara. Kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains di
samping bangunan fisik. Dari Spanyol Islamlah sudah tentu Eropa banyak menimba ilmu.
Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad di
Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan
tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa.

18

Jadi bukankah konsep

rahmatan lil ‘alamin itu jelas sekali terlihat ketika Islam mengibarkan panjinya di
manapun ia berada.
D. Islam dan pembaharuan peradaban di Mesir
Islam di Afrika masuk lewat Mesir. Saat itu, Amru Bin Ash meminta bantuan dari
Umar Bin Khattab untuk memerangi Muqauqis, seorang raja dari Romawi. Amru Bin Ash
menganggap Muqauqis telah berlaku semena-mena terhadap orang Mesir. Pada 640 M,
dengan 400 orang pasukan, Umar Bin Khatab datang ke Mesir untuk membebaskannya
dari Rezim Muqauqis. Setelah 2 tahun berperang, pada 642 M, Mesir berhasil dibebaskan.
Mesir menjadi pintu gerbang bagi Islam untuk menyebarluaskan ajarannya ke berbagai
negara. Selain Mesir, Nigeria dan Lybia merupakan salah satu basis kebudayaan Islam
yang kuat di Benua Afrika. Setelah pintu masuk Islam terbuka lewat Mesir, muncul
beberapa kerajaan Islam di Afrika. Kerajaan-kerajaan ini banyak mengadopsi budaya
Timur Tengah. Mereka berbentuk seperti kesultanan. Era kerajaan ini dimuali pada 700 M
hingga 1898 M.19 Sampai akhir abad ke-19 itulah, Islam telah tersebar luas di wilayah
Sudan, wilayah padang rumput, dan wilayah rimba Afrika berdasarkan suatu kombinasi
sejumlah kekuatan. Komunitas pendatang terdiri dari pedagang dan para da’i membentuk
komunitas Muslim yang berpencaran di seluruh wilayah ini. Di wilayah Sudan dan Afrika
Timur komunitas tersebut berhasil mengislamkan penguasa setempat dan mendirikan
18 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 177.
19 http://www.anneahira.com/sejarah-peradaban-islam-di-dunia

11

beberapa negara muslim. Dalam pada itu ulama’ dan orang suci Muslim melancarkan
gerakan jihad (perang suci) untuk membentuk rezim teritorial mereka sendiri. Sampai
menjelang akhir abad ke-19 orang Eropa menghentikan proses tersebut dan pembentukan
negara Muslim di Afrika pun terhenti.20 Hal tersebut membuktikan betapa gigih umat
terdahulu tentang bagaimana memperjuangkan Islam untuk menjadi agama peneduh bagi
semua umat, begitupun di wilayah yang dijuluki dengan Benua Hitam ini, Islam sempat
terseok-seok, namun tetap meninggalkan sejarahnya dan beberapa negara yang teguh
menganut Islam sampai sekarang.
Contohnya adalah Mesir sebuah negara yang dijadikan pintu gerbang bagi umat Islam
untuk menyebarluaskan ajaran Islam di wilayah Benua Afrika. Mesir sendiri adalah
sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.
Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap
sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di
Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur
Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah
di utara dan Laut Merah di timur.21
Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru pada akhir
Abad 10. Muiz Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad, untuk
membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai kekhalifahan itu
Fathimiyah dari nama putri Rasul yang menurunkan para pemimpin Syi’ah, Fatimah.
Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz menugasi panglima perangnya, Jawhar alSiqili, untuk membangun ibu kota . Di dataran tepi Sungai Nil itu kota Kairo dibangun.
Khalifah Muiz membangun Masjid Besar Al-Azhar (dari “Al-Zahra”, nama panggilan
Fatimah) yang dirampungkan pada 17 Ramadhan 359 Hijriah, 970 Masehi. Inilah yang
20 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. 3, terj. Gufron A. Mas’adi (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1999), hlm. .
21 http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir

12

kemudian bekembang menjadi Universitas Al-Azhar sekarang, yang juga merupakan
universitas tertua di dunia saat ini.22
Muiz dan para penggantinya, Aziz Billah (975-996) dan Hakim Biamrillah (9961021) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Peradaban berkembang pesat.
Kecemerlangan kota Kairo baik dalam fisik maupun kehidupan sosialnya mulai
menyaingi Baghdad. Khalifah Hakim juga mendirikan pusat ilmu Bait al-Hikam yang
mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad. Di masa tersebut, Ibnu Yunus (wafat
1009) menemukan sistem pendulum pengukur waktu yang menjadi dasar arloji mekanik
saat ini. Lalu Hasan ibn Haitham menemukan penjelasan fenomena “melihat”. Sebelum
itu, orang-orang meyakini bahwa orang dapat melihat sesuatu karena adanya pancaran
sinar dari mata menuju obyek yang dilihat. Ibnu Haytham menemukan bahwa pancaran
sinar itu bukanlah dari mata ke benda tersebut, melainkan sebaliknya. Dari benda ke
mata.
Di Mesir juga terdapat Dinasti Ayyubiyah, yang dibangun Salahuddin Al-Ayyubi, ia
mengambil alih kekuasaan Fathimiyah karena gangguan politik yang mengakibatkan
wibawa Dinasti Fatimiyah merosot. Salahuddin tidak menghancurkan Kairo yang
dibangun Fathimiyah. Ia malah melanjutkannya sama antusiasnya. Ia hanya mengubah
paham keagamaan negara dari Syiah menjadi Sunni. Sekolah, masjid, rumah sakit, sarana
rehabilitasi penderita sakit jiwa, dan banyak fasilitas sosial lainnya dibangun. Pada 1250
delapan tahun sebelum Baghdad diratakan dengan tanah oleh Hulagu kekuasaan diambil
alih oleh kalangan keturunan Turki, pegawai Istana keturunan para budak (Mamluk).
Pada akhirnya Dinasti Mamluk inilah yang mengangkat keturunan Abbasiyah yang
telah dihancurkan Hulagu di Baghdad untuk menjadi khalifah. Ia merenovasi masjid dan
universitas Al-Azhar. Kairo dijadikannya sebagai pusat peradaban dunia. Ibnu Batutah
22http://prasetyosiak.wordpress.com/2008/08/27/sejarah-islam-di-mesir diakses pada tanggal 10 Desember
2011 jam 10.37 Wib.

13

yang berkunjung ke Mesir sekitar 1326 tak henti mengagumi Kairo yang waktu itu
berpenduduk sekitar 500-600 ribu jiwa atau 15 kali lebih banyak dibanding London di
saat yang sama. Lahirnya universitas Al-Azhar merupakan sebuah bukti bahwa Islam
sangat peduli dan berpihak pada tradisi keilmuan dan pengetahuan. Di samping itu Ibnu
Batutah tak hanya mengagumi ‘rihlah’, tempat studi keagamaan yang ada hampir di
setiap masjid. Ia terpesona pada pusat layanan kesehatan yang sangat rapi dan “gratis”.
Sedangkan Ibnu Khaldun menyebut: “mengenai dinasti-dinasti di zaman kita, yang paling
besar adalah orang-orang Turki yang ada di Mesir.”23 Begitulah gambaran tentang sejarah
Islam yang dapat menguasai Mesir pada saat itu, sampai sekarang Islam tetap berkibar di
sana dan menjadi agama mayoritas.
Pembaharuan dan kemajuan saat Islam berkuasa di Mesir sangat jelas terlihat,
khususnya pada saat Dinasti Fatimyah berkuasa, sebut saja masa al-Mu’izz di mana seni
dan ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat, al Mu’izz juga melaksanakan tiga
kebijakan dasar, yaitu pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi,
dan toleransi agama (aliran).24 Bahkan masih banyak peninggalan-peninggalan yang
dibangun oleh umat Islam pada saat itu sehingga menjadikan negara Mesir sebagai negara
yang kaya akan peradaban yang terlihat sampai saat ini. Islam adalah agama yang
membuka jalan bagi kedamaian, risalahnya akan selalu terbentang di jagad raya sebagai
hal yang akan dirindukan setiap orang, kenyataan terpampang lewat bagaimana Islam
selalu menjadi penengah dan pemecah masalah di tengah-tengah rasa keputusasaan
manusia. Dan lebih unik lagi bagaimana Islam dapat berdialog dengan kebiasaan
setempat dan memberikan kesempatan yang seluas-luanya untuk berpadu dan menyatu
dengan ajaran Islam yang membawa kedamaian.
E. Penutup
23 Ibid.
24 Badri Yatim, Sejarah..................hlm. 282.

14

Islam menjadi sebuah agama dengan kultur peradaban yang luar biasa. Ia mampu
menunjukkan kepada tatanan dunia luar bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin,
pemberi jalan bagi bangsa-bangsa manapun yang disinggahinya. Islam juga selalu bisa
berkompromi, berakulturasi, dan berintegrasi dengan budaya dan pola pikir masyarakat
setempat, meskipun pada dasarnya Islam tetaplah memiliki falsafah dan prinsipnya
sendiri, sehingga nilai-nilai keislaman tidak akan pernah pudar namun tetap bisa sejalan.
Islam telah sampai di dataran Asia, Eropa, dan Afrika. Perjalanan sejarah Islam telah
memperlihatkan secara jelas bukti betapa dinamisnya Islam. Ia dapat memadukan antara
kekhasan Timur dan Barat, mememadukan pemikiran yang pada akhirnya dijadikan
sebagai sebuah tonggak untuk kemajuan sebuah peradaban, melahirkan ilmu pengetahuan
yang bahkan sangat masyhur dan diserap oleh bangsa Barat. Sejarah perjalanan
peradabannya pun tampak nyata betapa jejak-jejaknya masih bisa dirasakan sampai
sekarang, ekonomi, politik, militer, budaya, sains, seni, dan ilmu pengetahuan
berkembang pada masanya, di mana semuanya berdasar dan bersinergi pada satu hal yaitu
Islam.

Daftar Pustaka
Amin, Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Faqih, Aunur Rahim dkk. 1998. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UII Press.
http://badrislam.blogspot.com/2009/05/sejarah-masuknya-islam-ke-spanyol-spain.html
diakses pada tanggal 10 desember 2011 jam 07.48 Wib

15

http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia diakses pada tanggal 09
Desember 2011 jam 22.30 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/India diakses pada tanggal 09 Desember 2011 jam 18.10 WIB.
http://prasetyosiak.wordpress.com/2008/08/27/sejarah-islam-di-mesir diakses pada tanggal 10
Desember 2011 jam 10.37 Wib.
http://www.anneahira.com/sejarah-peradaban-islam-di-dunia
Desember 2011 jam 16.56 WIB.

diakses

pada

tanggal

09

http://www.gaulislam.com/riwayat-islam-di-negeri-hindustan
Desember 2011 jam 22.30 WIB.

diakses

pada

tanggal

09

Karim, M Abdul. 2009. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Lapidus, Ira M. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. 2, terj. Gufron. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
_____________ 1999. Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. 3, terj. Gufron. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Maryam, Siti dkk. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.
Yatim, Badri. 1995. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

16