komponen pembelajaran metodologi pembela. docx

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM
PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Pembelajaran

Dosen Pengampu: Drs. H. Muslam, M.Ag, M. Pd.

Disusun Oleh:
‘Alam Rezki

133111030

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015

A.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu komponen terpenting dalam kehidupan. Di
dalamnya terdapat banyak sekali nilai-nilai moral dan nilai-nilai
kehidupan, yang mana dapat menuntun kita dalam menjalani hidup ini.
Dalam pendidikan terdapat berbagai aspek yang menunjangnya.
Pembelajaran adalah salah satu aspek terpenting dalam pendidikan.
Pembelajaran adalah proses dimana nilai-nilai pendidikan diberikan
oleh seorang pengajar kepada peserta didik. Tentunya dalam proses
pembelajaran ini tidak lepas dari komponen-komponen di dalamnya yang
menunjang proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, kami akan
mencoba menyajikan sedikit pembahasan mengenai komponen-komponen
dalam pembelajaran.

B.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan tentang tujuan dalam komponen pembelajaran?
2. Bagaimana penjelasan tentang guru dalam komponen pembelajaran?
3. Bagaimana penjelasan tentang siswa dalam komponen pembelajaran?
4. Bagaimana penjelasan tentang pendekatan mengajar dalam komponen
pembelajaran?

5. Bagaimana penjelasan tentang materi dalam komponen pembelajaran?
6. Bagaimana

penjelasan

tentang

metode

dalam

komponen

pembelajaran?
7. Bagaimana penjelasan tentang media dalam komponen pembelajaran?
8. Bagaimana

penjelasan

tentang


evaluasi

dalam

komponen

pembelajaran?
C.

PEMBAHASAN
Ada beberapa komponen dalam proses belajar mengajar yang harus
dipenuhi yaitu:
1. Tujuan
Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogramkan tanpa tujuan,
karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian
dalam menentukan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan.

1Komponen-komponen Pembelajaran


Tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang
akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kepastian proses
pembelajaran berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan
pembelajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai,
maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.
Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai kemampuan
yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan cara yang akurat untuk menentukan
hasil pengajaran.1 Menurut Nana Sudjana dan Wari Suwaria (1991),
kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan
(kognitif),

sikap

(afektif),

dan

keterampilan


(psikomotorik).

Penguasaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar yang
diinginkan.
2. Guru
Menurut A. Ametembun, guru adalah sesuatu yang dapat
melaksanakan pendidikan baik dilingkungan formal maupun non
formal dan dituntut untuk mendidik dan mengajar. Karena keduanya
mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang ideal. Mengajar lebih cenderung mendidik anak
didik menjadi orang yang pandai tentang ilmu pengetahuan saja, tetapi
jiwa dan watak anak didik tidak dibangun dan dibina, sehingga disini
mendidiklah berperan untuk membentuk jiwa dan watak didik dengan
kata lain mendidik adalah kegiatan Transfer of Values, memindahkan
sejumlah nilai kepada anak didik.2 Guru dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu,
tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa di masjid,
surau/musholla, dirumah dan sebagainya.3

1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2002), hlm 109.
2 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013), hlm 9.
3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005), hlm 31.

2Komponen-komponen Pembelajaran

Pendapat klasik berpendapat bahwa, guru adalah orang yang
pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi bukan melihat sisi
yang lain sebagai pendidik dan pelatih). Namun pada dinamika
selanjutnya, definisi guru telah menerima dan memikul beban dari
orang tua untuk ikut mendidik anak. Guru juga dikatan sebagai
seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK) baik dari
pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, karena itu
guru memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran di lembaga sekolah.4
3. Siswa
Siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang
atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Siswa

mempunyai unsur manusiawi yang penting dalam kegiatan interaksi
edukatif. Ia dijadikan sebagai pokok persoalan dalam semua gerakan
kegiatan pendidikan dan pengajaran. Siswa memiliki kedudukan yang
menempati posisi yang menentukan dalam sebuah interaksi. Guru
tidak mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran siswa sebagai subjek
pembinaan. Jadi, siswa adalah “kunci” yang menentukan untuk terjadi
interaksi edukatif.
Guru perlu memahami karakteristik siswa sehingga mudah
melaksanakan interaksi edukatif. Kegagalan menciptakan interaksi
edukatif yang kondusif, berpangkal dari pendangkalan guru dalam
memahami karakteristik siswa. Bahan, metode, sarana atau alat, dan
evaluasi tidak dapat berperan lebih jika guru mengabaikan beberapa
aspek anak didik. Untuk menciptakan interaksi edukatif maka guru
harus memahami keadaan anak didik terlebih dahulu. Sehingga
tercipta interaksi edukatif yang kundusif, efektif, dan efisien.
4. Pendekatan Mengajar
Dalam mengajar, guru harus pandai dalam menggunakan
pendekatan yang sesuai bagi anak didiknya agar tidak merugikan anak
4 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi &
Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2014), hlm 23.


3Komponen-komponen Pembelajaran

didik.

Dalam

melakukan

pembelajaran,

diperlukan

beberapa

pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan individual
Perbedaan individual anak didik memberikan wawasan bahwa
guru harus memperhatikan individual dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan

pendekatan ini, karena kesulitan dari seseorang siswa lebih mudah
untuk dicari solusinya.
b. Pendekatan kelompok
Pendekatan ini berguna untuk membangun dan membina sikap
sosial anak didik. Sebagaimana yang diuangkapkan oleh Djamarah
dan

Zain,

“Dengan

pendekatan

ini

diharapkan

dapat

menumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri siswa”.

Mereka dibina untuk mengendalikan sifat egois mereka. Demikian
juga dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik diajarkan
bagaimana bersikap sosial dengan temannya, karena semua itu
merupakan salah satu sifat akhlakul karimah.
c. Pendekatan bervariasi
Dalam pembelajaran, biasanya diwarnai dengan berbagai
masalah yang ditimbulkan oleh anak didik. Maka dari itu guru
dituntut untuk bisa kreative dalam mengkondusifkan kelas agar
kelas menjadi efektif.5 Dalam belajar, anak didik mempunyai
motivasi

yang

berbeda. Terkadang

dalam

mengajar

guru


menerapkan pendekatan yang sukar menciptakan kelas yang
mengakibatkan suasana kelas yang tidak kondusif dan waktu yang
relatif

lama.

Dikarenakana

kebanyakan

dari

guru

tidak

menggunakan beberapa pendekatan namun hanya satu pendekatan
yang meyebabkan pemecahan masalah dalam kelas tidak bisa
optimal.6
d. Pendekatan Edukatif
5 Ibid, hlm 69-71.
6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm 55-56.

4Komponen-komponen Pembelajaran

Dalam pendidikan apapun yang dilakukan oleh guru harus
bersifat mendidik, bukan karena adanya intimidasi atau adanya
motif pribadi. Misalnya, ada anak yang membuat keributan di
dalam kelas maka, seorang guru tidak boleh memberi sanki yang
membuat luka atau cidera. Karena hukuman yang seperti ini tidak
memiliki sifat mendidik dan dapat merugikan perkembangan
seorang anak. Oleh sebab itu, pendekatan yang benar bagi seorang
guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif.
e. Pendekatan keagamaan
Dalam pendidikan dan pengajaran terdiri dari berbagai macam
pelajaran yang dibagi menjadi dua yaitu pelajaran umum dan
pelajaran agama. Khususnya pada mata pelajaran umum, yang
sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini
dimaksudkan agar ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan
nilai agama, sehingga tidak melahirkan suatu dikotomi ilmu baik
dalam ilmu pengetahuan maupun dalam ilmu agama. Bagi ilmu
umum didalamnya dapat diselipkan pesan-pesan moral.7
Fungsi pendekatan dalam pembelajaran:
a. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode
pembelajaranyang akan di gunakan.
b. Memberikan garis-garis rujukan untuk perencangan pembelajaran.
c. Menilai hasi-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
d. Menilai

hasil

penelitian

dan

pengembangan

yang

telah

dilaksanakan.8
5. Materi
Sumber belajar atau materi merupakan bahan atau materi untuk
menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si
pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan halhal baru (perubahan). Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali

7 Ibid, hlm 58-68.
8 Sakinah Nina, Macam-macam Pendekatan Pembelajaran, http://sakinahninaarz009
.blogspot.com/2014/06/macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html?m=1. Diakses pada Senin,
16/03/2015, pukul 19.20 WIB.

5Komponen-komponen Pembelajaran

terdapat dimana-mana: di sekolah, di halaman, dipusat kota,
dipedesaan, dan sebagainya.
Dalam mengemukakan sumber-sumber belajar ini, para ahli
sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber
belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Udin Saripudin Winataputra dan Rustana Ardiwinata
berpendapat bahwa terdapat sekurang-kurangnya lima macam sumber
belajar, yaitu: manusia, buku, media massa, alam lingkungan, media
pendidikan.9
Bahan atau materi merupakan medium untuk mencapai tujuan
pengajaran yang dikonsumsi untuk mencapai tujuan pengajaran yang
dikonsumsi peserta didik. Maslow berkeyakinan bahwa minat
seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya.
Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan
memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
6. Metode
Metode secara bahasa berarti “cara”, dalam pemakaian yang umum
metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kata “pembelajaran” berarti
segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar
pada diri siswa.10 Jadi metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Metode yang tepat adalah mencerdaskan diri pendidik, sehingga
selalu terjadi proses kreativitas guru yang dapat menstimulasi peserta
didik. Terdapat beberapa ciri dari sebuah metoda yang baik, sebagai
berikut:
a. Berpadunya metode dari segi tujuan;
b. Berpadunya metode dari segi materi pembelajaran;
c. Dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis;
9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rineka CIpta, 2010), hlm 48-49.
10 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Prospect, 2009), hlm 83-85

6Komponen-komponen Pembelajaran

d. Dapat mengembangkan materi;
e. Memberi keleluasaan/kebebasan serta kewenangan pada siswa
untuk menyatakan pendapat;
f. Mampu menempatkan dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.11
Kemudian untuk jenis-jenis metode yang digunakan dalam
pembelajaran antara lain:
a. Metode Ceramah
Menurut Nana Sudjana ceramah adalah penuturan bahan
pelajaran secara lisan.

Metode ini tidak senantiasa jelek

bila

penggunaanya dipersiapakan dengan baik, didukung dengan media,
serta memperhatikan batas-batas penggunaanya.12
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab yaitu sebuah cara penjelasan informasi
yang pelaksanaannya saling bertanya dan menjawab antara sumber
belajar (guru) dengan warga belajar.13
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu kegiatan berkelompok untuk
memecahkan suatu masalah untuk memperoleh jalan keluar atau
pencerahan. Menurut Muhibbin, 1999, metode diskusi adalah
metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar
memecahkan masalah (problem solving) , metode ini lzim disebut
juga sebagai

diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi

bersama (socialitized recitation).
d. Metode Latihan
Metode

latihan

adalah

pendidikan

untuk

memperoleh

kemahiran atau kecakapan. Berdasarkan pengertian tersebut bahwa
latihan dan praktek ditekankan pada aspek keterampilan dan
didasari oleh psikologi daya, bahwa kemahiran atau kecakapan
tersebut perlu ditunjang oleh pengetahuan dan keterampilan.
11 Ibid, hlm. 86.
12 Muhammad Anas,Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Pasuruan: Pustaka Hulwa,
2014), hlm 11-12.
13 Ibid, hlm 20.

7Komponen-komponen Pembelajaran

7. Media
Secara harfiyah kata media memiliki arti “ perantara ” atau
“pengantar”.

Association

for

education

and

Communication

Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan
Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar

mengajar,

dapat

mempengaruhi

efektifitas

program

intruktional.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Penggunakan media secara kreatif dapat meningkatkan audien (siswa)
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.14
Kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk memertinggi proses interaksi
guru, siwa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh
sebab itu fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang
dipergunakan guru. Melalui media pengajaran diharapkan dapat
mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa.15
Rudy Bretz mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur
pokok yaitu suara dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan
menjadi tiga bentuk yaitu gambar visual, garis (linegraphic) dan
simbol. Disamping itu juga membendakan media siar (transmisi) dan

14 Asnawir dan M. Badyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal 11.
15 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), hal 7.

8Komponen-komponen Pembelajaran

media rekam (recording). Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, media dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Dilihat dari jenisnya, media dibagi kedalam:
1) Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja.
2) Media visual adalah media yang mengandalkan gambar simbol.
3) Media audiovisual adalah percampuran auditif dengan visual.
b. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam:
1) Media dengan daya liput luas dan serentak
2) Media denga daya liput terbatas oleh ruang dan tempat
3) Media pengajaran individual
c. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam:
1) Media sederhana
2) Media kompleks.16
8. Evaluasi
Evaluasi merupakan aspek yang penting yang berguna untuk
mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah
tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan
bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran
tersebut.17
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris, yaitu evaluation. Dalam
buku Essential of Education karangan Edwin Wand dan Gerald
W.Brown, dikatakan bahwa “Evaluation refer to the act or process to
determining the value of action refer to the value of something”.
Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai
dari suatu tindakan atau suatu porses untuk menentukan nilai dari
sesuatu. Dikemukakan juga oleh Roestyah (1989), bahwa evaluasi
adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasya dan sedalamdalamnya mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab-akibat
16 Ibid, hlm 124-126.
17 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009), hlm 3540.

9Komponen-komponen Pembelajaran

dan hasil belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan
kemampuan belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991)
menyatakan bahwa evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut:
a.

Merangsang kegiatan siswa;

b.

Menemukan sebab kemaajuan dan kegagalan belajar;

c.

Memberikan

bimbingan

yang

sesuai

dengan

kebutuhan

perkembangan dan bakat masing-masing siswa;
d.

Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang
diperlukan orang tua dan lembaga pendididkan;

e.

Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode
mengajar.
Merujuk pada tujuan evaluasi seperti dikemukakan diatas, maka

pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar baik
berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun berkenaan dengan
produk suatu pendidikan dan desain porses belajar mengajar dimasa
mendatang. Evaluasi proses menurut W.S.Winkel (1989) adalah suatu
evaluasi yang diarahkan untuk menilai bagaimana kerjasama setiap
komponen pengajaran yang telah dilakukan dan apakah dalam proses
itu ditemukan kendala sehingga tujuan kurang tercapai secara optimal.
Sedangkan evaluasi produk adalah suatu evaluasi yang diarahkan
untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan
guru.18
D.

KESIMPULAN
Secara garis besar komponen-komponen pembelajaran memiliki
banyak komponen, diantaranya ada tujuan pembelajaran sebagai titik tolak
untuk mencapai suatu pembelajaran, guru dan siswa sebagai pelaksana,
media dan materi sebagai penunjang, metode dan pendekatan sebagai jalan
atau cara-cara yang ditempuh untuk mencapai suatu pembelajaran, lalu
evaluasi sebagai bahan koreksi untuk pembelajaran yang lebih baik lagi ke
depannya. Semua komponen-komponen diatas merupakan komponen

18 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Srategi Belajar Mengajar: Melalui
Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm 17-18.

10
Komponen-komponen Pembelajaran

terpenting untuk menciptakan suatu proses pembelajaran. Jika tidak
terdapat komponen-komponen tersebut, jangan harap suatu proses
pembelajaran akan terwujud.
E.

PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami susun, kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam makalah kami ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari saudarasaudara semua. Semoga apa yang telah kami sajikan dapat bermanfaat
bagi saudara-saudara sekalian. Amiin.

11
Komponen-komponen Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam; eksperimen SMPN 2 Tangerang Selatan

0 42 122

Perbedaan prestasi siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam berdasarkan perbedaan latar belakang sekolah (studi kasus di SMA Darussalam Ciputat)

3 28 72

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Nilai sosial dalam novel bukan pasar malam karya prammedya ananta toer; implikasinya terhadap pembelajaran satra

19 129 76

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh metode pembelajaran means-ends analysis terhadap peningkatan hasil belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta

5 64 148

Aplikasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode multimedia berbasis android untuk pendidikan anak usai dini (PAUD) Permata Hati Bandung

0 37 1