Pengaruh metode pembelajaran means-ends analysis terhadap peningkatan hasil belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Sarjana Pendidikan

Oleh Mulyawati NIM : 109015000156

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

Al

lakarta", disusun oleh Mulyawati NIM: 109015000156, diajukan kepada Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) universitas

Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada hari

Senin, 15 Juni 2015

di

hadapan dewan penguji" Karena

itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S. Pd) dalam bidang pendidikan IpS.

Jakarta, l5 Juni 2015 Panitia Uj ian Munaqasah

Tanggal

Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. Iwan Purwanto. M.Pd

NrP. 1 9730 42420080t10r2

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. S),aripulloh. M.Si

NIP. 1 96709092007 01 t033

Penguji I

Dr. Muhamad Arif, M.Pd NIP. 1 9700 6061997 021002

Penguji II

Mochammad Noviadi Nugroho. M.Pd NIP. 1 97 61118201101 1 006

qls

/*

T-(

?a,

f

21-b'?olE


(3)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana pendidikan

Oleh: Mulyawati

NIM:

1090150001s6

Dosen Pembimbing

Anissa Windarti. M. Sc

NIP. 19820802201 1012005

JURUSAN

ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS

ILMU

TARBIYAH DAN KBGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

Nama

NIM

Jurusan

: Mulyawati

:109015000156

: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul "pengaruh Metode pembelajaran Means*

Ends Analysis terhadap Peningkatan

Hasil

Berajar

Ips di

Madrasirh Tsanarviyah

AI

Falah Jakarta" adalah benar hasil karya sendiri

di

bawah bimbingan dosen AnissaWindarti M. Sc

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta, 15 Juni 2015

Mulyawati


(5)

iii

Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta. Skripsi, Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Al Falah Jakarta. Hasil belajar siswa masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode konvensional sehingga berdampak kepada hasil belajar siswa. Berdasarkan hal itu maka peneliti berupaya menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis

terhadap hasil belajar IPS siswa bagi kelas VII di MTs MTs Al Falah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan selama 2x pertemuan. Teknik pengumpulan data antara lain dengan menggunakan tes, lembar observasi, dan lembar wawancara selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran Subjek penelitian adalah kelas VII-A sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September 2013.

Hasil penelitian berdasarkan pengujian dua sampel menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel (9.46 > 1.67) pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs MTs Al Falah Jakarta.


(6)

iv

Falah Jakarta. Skripsi, Geography Studies Program, Department of Education Social Sciences, Tarbiyah and Teaching Science Faculty, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

This research is motivated by problems of low student learning outcomes in social studies in junior high school Al-Falah Jakarta. Student learning outcomes are still far from expectations. This occurs because the learning methods used by teachers are still using conventional methods until impact on student learning outcomes. Based on that, the researcher seeks to use the Means-Ends Analysis learning methods in learning activities in order to create a learning environment that is exciting and fun. The purpose of this research is to find out the influence of the use Means-Ends Analysis learning methods on learning outcomes for students of class VII social studies in Junior High School Al-Falah Jakarta.

The method used in this study is quasi-experimental with the purposive sampling technique. The study was conducted during the meeting 2 times. Subjects were class VII as an experimental class of 30 people. Data collection techniques include using tests, observation sheets, and the questionnaires during the action and documentation of learning activities. The study was conducted from August up to September 2013.

The results based on testing of two samples using t-test found that t arithmetic > t table (9.46 > 1.67) at the 0.05 significance level. This shows that there are significant differences between the experimental class and the control class. So, it can be concluded that there are significant use of Means-Ends Analysis learning methods to improve on learning outcomes social studies matter for students of class VII in Junior High School Al- Falah Jakarta.


(7)

vi menyelesaikan Skripsi ini.

Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Jurusan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak terlepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salahnya kiranya bila penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta

seluruh staff fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Anissa Windarti M.Sc selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis. 4. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd sebagai dosen Penasihat Akademik yang

banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas ini.

5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

6. Orangtuaku tercinta Wasnimar (Ibu) dan Azwirman (Ayah) yang telah mendoakan dan mendukung dalam segi moral maupun finansial yang diberikan kepada penulis.


(8)

vi

dilakukan disana, serta siswa/siswi MTs Al-Falah khususnya siswa kelas VII.

8. Kepada kakakku Azaria Waty, serta adik-adikku tersayang M. Iqbal, dan Abdurahman terima kasih atas segala doa dan perhatiannya.

9. Kepada Liang Miliartha yang selalu mendampingi dalam suka dan duka serta kasih sayang yang membuat semangat penulis.

10.Kepada sahabat-sahabat tercinta Aini, Marisa, Rini, Sapoer, Tria, Irfan, Yogi, Hersty dan kawan-kawan lain yang telah memberikan doa, motivasi, dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.

11.Kepada Mayshella, Irma, Junita, Yolla, Maulana, Taufan, Team Cluster serta Crew CC 14045 yang selalu memberi dukungan dan doanya untuk penulis.

12.Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan IPS Geografi angkatan 2009 yang selalu memberikan masukan dan dukungan.

Semoga Allah Swt membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak serta bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Amien. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, 26-06-2015

Penulis


(9)

vii

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Halaman Pernyataan ... ii

Abstraksi ... iii

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Pembatasan Masalah...4

D. Perumusan Masalah...4

E. Tujuan Penelitian...5

F. Manfaat Penelitian...5

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori...6

1. Hakikat Metode Pembelajaran...6

2. Hakikat Metode Means-Ends Analysis...9

3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar...13

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial...21

B. Hasil Penelitian yang Relevan...23

C. Kerangka Berfikir...25


(10)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian... 27

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Instrumen Penelitian... 29

F. Uji Coba Instrumen ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 34

H. Hipotesis Statistik ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta ... 39

B. Hasil Uji Instrumen TestKelas Eksperimen ... 48

C. Hasil Data Pretest dan Posttest ... 49

D. Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 51

E. Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 52

F. Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ... 53

G. Pembahasan Hasil Observasi ... 53

1. Aspek Pra Pembelajaran ... 54

2. Aspek Kegiatan Membuka Pembelajaran ... 55

3. Aspek Kegiatan Inti Pembelajaran ... 56

4. Aspek Penutup ... 63

H. Pembahasan Hasil Wawancara ... 63

I. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 26


(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Tabel Kategorisasi Skor N Gan ... 34

Tabel 4.1 Tabel Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ... 43

Tabel 4.2 Tabel Keadaan Siswa-siswi MTs Al-Falah Jakarta ... 45

Tabel 4.3 Tabel Saran dan Prasana MTs Al-Falah Jakarta ... 47

Tabel 4.4 Tabel Uji Validitas Kelas VIII C ... 48

Tabel 4.5 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Pretest Posttest ... 50

Tabel 4.6 Tabel Rekapitulasi Uji Normalitas ... 51


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ... 73

Lampiran 2 Materi Pembelajaran Kelas Eksperimen... 80

Lampiran 3 Soal Uji Validitas ... 87

Lampiran 4 Jawaban Soal Uji Validitas ... 90

Lampiran 5 Soal Pretest dan Posttest Yang Sudah Signifikan ... 91

Lampiran 6 Jawaban Soal Signifikan Pretest dan Posttest ... 94

Lampiran 7 Reliabilitas Tes ... 95

Lampiran 8 Uji Validitas ... 96

Lampiran 9 Daya Pembeda ... 100

Lampiran 10 Tingkat Kesukaran ... 102

Lampiran 11 Rekap Analisis Butir ... 104

Lampiran 12 Nilai Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen... 104

Lampiran 13 Uji N-Gain Kelas Eksperimen ... 105

Lampiran 14 Pengujian Normalitas Pretest dan Postest ... 106

Lampiran 15 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Postest ... 108

Lampiran 16 Pengujian Hipotesis ... 110

Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 112

Lampiran 18 Lembar Wawancara Siswa ... 118


(14)

xii

Lampiran 20 Foto Kegiatan Pembelajaran ... 122

Lampiran 21 Uji Referensi ... 123

Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian dari Pihak Sekolah ... 130

Lampiran 23 Tabel Nilai Kritis L-tabel dalam Uji Lilliefors ... 131

Lampiran 24 Tabel Distribusi Nilai F-tabel dalam Uji Fisher ... 132


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Saat ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menurut sumber daya yang berkualitas. Kemajuan itu tidak terlepas dari munculnya sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya. Manusia yang kompeten di bidangnya merupakan hasil dari sebuah bentuk pendidikan yang terprogram dan terencana. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan.

Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan kunci masa depan setiap individu. Tidak mengherankan bila pendidikan berkualitas dan siap guna selalu didamba. Pendidikan berkualitas diharapkan menghasilkan generasi muda yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, dan bertanggung jawab, berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.1

Selain itu, Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pembelajaran mengungkapkan “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat”.2 Pendidikan pula merupakan tulang punggung strategi pembentukan karakter bangsa. Strategi pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan dengan pendidikan, pembelajaran, dan fasilitasi.3

1Sri Narwanti, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Familia (Grup Relasi Inti Media), 2011, cet. Kesatu, h.56

2Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. V, h. 3 3Sri Narwanti, op. cit., h.36


(16)

Pendidikan IPS diharapkan mampu memberikan pengalaman secara langsung dan harus mampu mengembangkan daya nalar siswa untuk dapat membentuk sendiri pengetahuannya. Proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang penting bagi siswa dan guru. Masalahnya adalah, sebagian besar pendidik kurang inovatif dan kreatif dalam mencari dan menemukan metode maupun pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang motivasi belajar siswa.

Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, dan memecahkan masalah secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar IPS.

Oleh karena itu, untuk menunjang pendidikan yang berkualitas dan efektif dalam sebuah proses pembelajaran yang baik, metode belajar yang akan digunakan oleh seorang guru harus sesuai dengan kondisi para siswa. Seorang guru harus memiliki kedekatan dengan siswa agar memperoleh tujuan yang tepat. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan dengan baik dan tepat. Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa sehingga akan memberikan kemudahan dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Saat ini masih terdapat kondisi pembelajaran yang monoton dan kurang bermakna dalam pembelajaran IPS. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena guru cenderung mengajar dengan gaya yang sama berdasarkan kebiasaan dan pengalaman, serta belum semua guru tergerak untuk kreatif membuat inovasi-inovasi dalam pembelajaran agar pembelajaran lebih aktif, bermakna, menarik dan menyenangkan bagi siswa.

Pembelajaran yang disajikan oleh guru di kelas pada umumnya dilakukan secara terpusat pada guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi monoton, kurang bermakna, siswa tidak termotivasi untuk belajar IPS dan bahkan tidak


(17)

jarang siswa menganggap pelajaran IPS hanya berupa materi hafalan. Keadaan tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Kenyataannya dari hasil observasi awal yang telah dilakukan di MTs Al-Falah Jakarta ternyata telah menerapkan berbagai macam metode pembelajaran seperti metode ceramah bervariasi atau diskusi berkelompok. Tetapi dari metode tersebut belum mampu mengaktifkan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran sehinga hasil belajar siswa rendah.

Dari data yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPS di MTs Al-Falah Jakarta menunjukan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih kurang maksimal. Sedangkan KKM untuk mata pelajaran IPS pada tahun 2013/2014 yakni 68 hal ini menunjukan bahwa kemungkinan persentase siswa yang tidak dapat mencapai KKM akan semakin besar.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk dapat memilih dan menyajikan metode pembelajaran yang aktif dan efektif. Salah satunya dengan menggunakan metode MEA (Means-Ends Analysis), dalam metode ini siswa tidak dinilai berdasarkan hasil saja namun berdasarkan proses pengajaran.

Newell dan Simon menyatakan bahwa Means Ends Analysis merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada masing-masing sub tujuan tersebut.4 Keunggulan dari metode Means Ends Analysis adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan siswa mampu berfikir kreatif dan cermat terhadap permasalahan.

Dengan dasar itu penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta”

4Restu Adiyoga, “Pengaruh Penggunaan Metode Means Ends Analysis terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FP MIPA, (Bandung:UPI,2009),h. 23 tidak diterbitkan


(18)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi sebagai berikut: 1. Strategi guru yang masih monoton.

2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. 3. Rendahnya tingkat keaktifan siswa pada pelajaran IPS. 4. Rendahnya tingkat pemahaman siswa pada materi IPS.

C.Pembatasan Masalah

Melihat banyaknya masalah yang ada dalam identifikasi, peneliti memfokuskan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. Untuk meningkatkan hasil tersebut maka penulis akan menggunakan Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis.

D.Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagaimana dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Adakah pengaruh penerapan Metode Means-Ends Analysis terhadap peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs. Al-Falah Jakarta.

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh metode Means-Ends Analysis terhadap peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengembangan keilmuan dan kepada dunia pendidikan pada khususnya.


(19)

b. Mendukung teori yang telah ada dan sebagai salah satu sumber acuan tentang model problem solving teknik Means-Ends Analysis sebagai referensi dan untuk peneliti-peneliti yang akan datang.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

2) Menjadikan suasana belajar yang menyenangkan. 3) Menjadikan siswa berfikir kritis

4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar. b. Bagi Guru

1) Mengembangkan sistem pengajaran IPS yang efektif dan inovatif melalui

Means-Ends Analysis.

2) Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPS.

3) Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah

1) Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.

2) Dapat menjadi metode pembelajaran yang lebih efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.


(20)

6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.Deskripsi Teoretik

1. Hakikat Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menggunakan metode mengajar yang tepat diharapkan siswa dapat memahami secara optimal materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Asal usul kata “metoda” mengandung pengertian “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Metode berasal dari dua kata yaitu “meta” dan “hodos”. Meta berarti “melalui”, dan “hodos” berarti “jalan” atau “cara”. Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.6 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode artinya “cara” yang terartur terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.7

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang pendidik atau guru untuk menyampaikan pelajaran sehingga terbentuk proses pembelajaran pada siswa untuk mencapai tujuan.

Siswa sebagai sasaran pembelajaran, dituntut untuk meningkatkan kemampuan belajarnya sehingga dapat memiliki hasil belajar yang baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian adalah

6M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. 1,h. 91

7 Fadhilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. 1, h. 88


(21)

penggunaan metode mengajar yang tepat agar siswa dapat menguasai dan memahami konsep-konsep materi pembelajaran dan keterampilan. Oleh karena itu, berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh guru.

b. Fungsi Metode Pembelajaran

Fungsi metode secara umum ialah sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional pendidikan. Sedangkan dalam konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang di perlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran tersebut.

Karenanya dalam memfungsikan metode terdapat suatu prinsip umum, yaitu prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi itu dapat dengan mudah diberikan guru kepada siswa. Banyaknya metode yang ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak dalam menerima pelajaran.8 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran

Fungsi metode secara umum ialah sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional pendidikan. Sedangkan dalam konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang di perlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran tersebut. Karenanya dalam memfungsikan metode terdapat suatu prinsip umum, yaitu prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi


(22)

itu dapat dengan mudah diberikan guru kepada siswa. Banyaknya metode yang ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak dalam menerima pelajaran.9

Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran antara lain:

1) Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan berpengaruh terhadap kemampuan anak didik dan pemilihan metode yang akan digunakan.

2) Materi pelajaran

Materi pelajaran ialah sejumlah bahan ajar yang hendak disampaikan guru pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah difahami dan dikuasai oleh siswa, sehingga hasil belajar yang diperolehnya pun dapat optimal.kepada siswa.

3) Peserta didik

Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari aspek psikologis maupun minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan masa depannya 4) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Oleh karenanya, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seorang guru diharuskan dapat menciptakan situasi yang dinamis

5) Fasilitas

Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah, lengkap tidaknya fasilitas belajar dapat mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode mengajar.


(23)

6) Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Adapun salah satu pengaruh kompetensi mengajar guru adalah latar belakang pendidikan.Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya, sedangkan guru yang latar belakang pendidikannya kurang relevan, sekaligus tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional.10 2. Hakikat Metode Means-Ends Analysis

a. Pengertian Means-Ends Analysis

Means-Ends Analysis terdiri dari tiga unsur kata yakni; Mean, End dan

Analysis. Mean menurut bahasa yakni berarti, banyaknya cara. Sedangkan End

adalah akhir atau tujuan, dan Analysis berarti analisa atau penyelidikan secara sistematis. Jadi, Means-Ends Analysis adalah strategi belajar mengajar yang menganalisa suatu masalah dengan bermacam cara sehingga mendapatkan hasil atau tujuan akhir. Means-Ends Analysis pertama kali diperkenalkan oleh Newell dan Simon dalam General Problem Solving (GPS), yang menyatakan bahwa Means-Ends Analysis merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada masing-masing sub tujuan tersebut.11

Erman Suherman menyatakan Means-Ends Analysis adalah model pembelajaran variasi antara metode pemecahan masalah dengan sintaks yang menyajikan materinya pada pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, mengelaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana,

10 Puput faturrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam), (Bandung:PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h.55

11 Bayu Djaelani Suyono, “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”, Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). Tidak diterbitkan.h. 22


(24)

mengidentifikasi perbedaan, menyususun sub-sub masalahnya sehingga terjadi koneksivitas, pilih strategi solusi.12 Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) termasuk pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-berkomunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.13

Menurut Slavin, Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Cooperative learning juga dapat diartikan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.14

Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar model cooperative learning harus ada “struktur

dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok.15

12 Lukman Haydar,Ends Analysis,(http://haydar198.multiply.com/journal/item/2/ Means-Ends-Analysis) diunduh pada 22-1-13 18:44

13Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,2009), Cet.1, h.51

14Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), Cet. 3, H. 22

15 Etin solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, h. 4-5


(25)

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran

cooperative learning pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif maupun konatif.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode Means-Ends Analysis

merupakan suatu pembelajaran yang mengoptimalkan kegiatan pemecahan masalah dengan melalui pendekatan yang berupa rangkaian pertanyaan yang merupakan petunjuk untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memberi kemudahan bagi siswa. proses pembelajaran dengan MEA memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pemecahan masalah.

b. Karakteristik Means-Ends Analysis

Memahami suatu masalah yang meliputi proses pendekatan current state (penyataan sekarang) dan Goal state (tujuan) setelah itu cari perbedaan diantara kedua hal tersebut kemudian preduksian perbedaan tersebut untuk disesuaikan dengan kebutuhan agar sub masalah menjadi satu keadaan yang nantinya dapat teraplikasikan pada masalah yang ada. Karakteristik Means-Ends Analysis ini yaitu terdapat pada hasil akhir yang sama, dengan berbagai pemecahan masalah dimana masalah yang dihadapi dibagi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana.

Jadi, intinya Means-Ends Analysis itu menghendaki seorang pemecah masalah untuk menentukan tujuan, (ends), dari satu masalah yang hendak dicapai dan cara (Means) yang dapat membantunya untuk mencapai tujuan tersebut.


(26)

c. Langkah-langkah dalam Means-Ends Analysis

Means-Ends Analysis mempunyai beberapa langkah yaitu :

1) Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2) Siswa dibantu mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengn masalah tersebut (menentukan topik, tugas, dll).

3) Siswa dikelompokan menjadi 5 atau 6 kelompok (kelompok yang dibentuk harus heterogen), dan memberi tugas/soal pemecahan masalah kepada setiap kelompok.

4) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulakan data, membuktikan hipotesis dan menarik kesimpulan.

5) Siswa dibantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

6) Siswa dibimbing untuk menyimpukan materi yang telah dipelajari.16

d. Keunggulan dan Kelemahan Metode MEA (Means-Ends Analysis)

Metode MEA memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penerapan proses pembelejaran, diantaranya;

1) Keunggulan

a) Siswa dapat terbiasa untuk memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.

b) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.

c) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.

16Rifka Nurulislamidiana, Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA), 2014, (http://Proposalmatematika23.blogspot.com)


(27)

d) Siswa dengan kemampuan pemahaman yang rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.

e) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok.

f) Strategi heuristik dalam MEA memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.

2) Kelemahan

a) Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan merupakan hal yang mudah.

b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan.

c) Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan terkadang membuat siswa jenuh.

d) Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.17

3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai skill (kemahiran/ keterampilan) maupun pengetahuan.18

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah

17Ibid


(28)

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami. Selain itu adapula yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan; belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.19

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut : a. Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

b. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). d. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).

e. Geoch

Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

f. Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).20

19Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1 Cet. 9. h. 36 20Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 2


(29)

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Lebih lanjut Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh indvidu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interkasi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.21

b. Ciri-ciri Belajar

Pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan, dan sebagainya).

Dengan pengertian tersebut, maka ternyata belajar sesungguhnya memiliki ciri-ciri (karakteristik) tertentu :

a) Belajar berbeda dengan kematangan.

b) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental. c) Belajar yang hasilnya relatif menetap.22

Wiliiam Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :

a) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui b) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata

pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan

murid.

d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

21Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. h. 9&13


(30)

e) Proses belajar dan hasil disyarati oleh hereditas dan lingkungan.

f) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.

g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman -pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

h) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

i) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. j) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi

dapat didiskusikan secara terpisah.

k) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

l) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatam, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

m) Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.

n) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

o) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dangan kecepatan yang berbeda-beda.

p) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.23


(31)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Disadari bahwa pengajaran apa pun yang akan disajikan mau tidak mau akan mencakup dan melibatkan manipulasi pengubah-pengubah atau faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, pengelompokkan faktor belajar yang rasional akan dapat membantu memperjelas hakekat proses belajar dan juga kondisi yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan :

1) Faktor yang ada pada diri sendiri (individual) a) Faktor kematangan/pertumbuhan

Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi teah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.

b) Kecerdasaan

Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan hasil yang baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasaannya.

c) Latihan

Karena terlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat makin dikuasi dan makin mendalam.

d) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.

e) Faktor pribadi

Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masin yang berbeda anatara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai.


(32)

2) Faktor yang ada di luar individu (sosial) a) Keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula.

b) Guru dan cara mengajar

Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.

c) Alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar

Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.24

d) Lingkungan

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.

e) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.

Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknyarata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal,

24 Ngalim purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010),cet. 24, h.102-105


(33)

tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.25

d. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya26. Selain itu ada pula yang menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa : 1) Informasi verbal

2) Keterampilan intelektual 3) Strategi kognitif

4) Keterampilan motorik 5) Sikap27

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dominan kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Dominan afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Dominan psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.28

25Dalyono,Psikologi Pendidikan,(Pt Rineka Cipta,2010), cet. 6, h. 60

26Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2010), cet. 15 h. 22

27Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit., h.11-12

28Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h.5


(34)

Lalu ada Herward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni : a) Keterampilan dan kebiasaan.

b) Pengetahuan dan pengertian. c) Sikap dan cita-cita.29

Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya saja salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, sseperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan seterusnya. Disamping kondisi-kondisi di atas, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi panca indera. Bahkan dikatakan oleh Aminuddin Rasyad, panca indera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of knowledge). Artinya, kondisi panca indera tersebut akan memberikan pengauh pada proses dan hasil belajar.

b) Faktor Psikologis / Internal

Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam jenis, pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.


(35)

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat memepengaruhi proses dan hasil belajar.

b) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil balajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, saran dan prasarana, dan guru.30

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.IPS mengkaji seperangkat peristiwa fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.31

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek

30Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010) cet. 3 h. 24


(36)

dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.32

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadapa masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut menurut Awan Mutakin, dalam Puskur 2006b: 4 dapat dirinci sebagai berikut :

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode

yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

32 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet. 3, h. 171


(37)

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.

8) Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens in ademoctaric society”

dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambik keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.

Di samping itu, juga bertujuan bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran berupa : penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan, pegorganisasian, karakteristik nilai, dan menceritakan.33

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Manusia, tempat, dan lingkungan.

2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem Sosial dan Budaya.

4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.34

B.Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Teddi Harto dkk telah menunjukan keberhasilan metode Means Ends Analysis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan

Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika

33Ibid., h. 176-177


(38)

siswa kelas IV di SD Desa Bebetin”. Hasil penelitian menunjukan bahwa deskripsi data dengan model pembelajaran MEA berada pada kategori sangat tinggi, deskripsi data dengan model konvesional berada pada kategori tinggi, dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar matematika siswa yang belajar dengan model pembelajaran MEA dengan thitung 4,11 >ttabel 2,00. Jadi, model pembelajaran MEA lebih baik dari model pembelajaran konvesional.35

2. Penelitian yang relevan lainnya dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Bayu Djaelani Suyono jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 7 Bandung”. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran

Means-Ends Analysis dapat meningkatakan efektivitas belajar Geografi, hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan mengikuti proses kegiatan belajar serta peningkatan rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap proses.36

3. Penelitian yang relevan lainnya lagi dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fifih Nurafiah Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Bandung pada tahun 2013 dengan judul “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antara yang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode Means-Ends Analysis lebih efektif dan lebih meningkat

35Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa Jurusan PGSD, 2014, vol. 2, no. 1

36 Bayu Djaelani Suyono, “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”, Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). Tidak diterbitkan.


(39)

dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan motode Problem Based Learning.37

C.Kerangka Berfikir

Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Perubahan tersebut dapat terlihat melalui hasil belajar.Salah satu rendahnya hasil belajar IPS siswa yaitu banyak siswa yang beranggapan bahwa IPS merupakan pelajaran yang membosankan, mengangap mudah dan sulit dipahami. Dalam hal ini siswa memiliki hasil belajar yang baik, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan siswa yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

Hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses pembelajaran yang optimal untuk mewujudkan hasil yang menyeluruh bukan hanya dituntut untuk memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik sehingga mempunyai keahlian, keterampilan, dan kemampuan intelektual.

Oleh karena itu, pelajaran IPS agar tidak membosankan dan mudah dipahami oleh siswa maka dapat disiasati dengan menggunakan metode pembelajaranMeans-Ends Analysis.

Pembelajaran dengan metode Means-Ends Analysis merupakan salah satu pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual terhadap pemecahan masalah dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan kepahaman siswa. Jadi, pembelajaran dengan metode Means-Ends Analysis diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa MTs Al-Falah Jakarta pada pembelajaran IPS.

37 Fifih Nurafiah,“Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antara yang

Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”, Skrispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2013). Tidak diterbitkan.


(40)

Berikut ini adalah kerangka berpikir yang penulis rancang untuk keberhasilan dalam penggunaan metode Means-Ends Analysis:

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berfikir

D.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka berfikir rumusan yang ada, maka hipotesis penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS”.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi yang sulit dipahami

Kemudahan memahami materi

Meningkatkan hasil belajar siswa

Metode Pengajaran

 Mengembangkan kemampuan berpikir siswa

 Membantu siswa dalam pemecahan masalah

 Keterampilan intektual


(41)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 (Semester Ganjil) yang berlokasi di MTs Al- Falah Jakarta, terletak di Jl. Masjid An-Nur (Grogol Utara-Kebayoran Lama), Jakarta Selatan 12210

B.Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Pre-eksperimental (nondesigns), bentuk desain ini merupakan eksperimen yang belum sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel idependen. Hal ini dapat terjadi karena tidaknya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.39

Desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest and Posttest Group Design, di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen, observasi sebelum eksperimen disebut

pretest dan observasi setelah eksperimen disebut posttest, perbedaan antara pretest

dan posttest merupakan efek dari tritmen atau eksperimen.40

C.Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya41. Terdapat dua

39Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

(Bandung: Alfabeta, 2011), cet.13, h. 109

40Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktikal),(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.14, h. 124


(42)

macam populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Al-Falah Jakarta, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.42 Sampel penelitian adalah siswa kelas VII yang diambil dengan menggunakan Purposive Random Sampling yaitu pemilihan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 43

D.Teknik Pengumpulan Data 1. Tes

Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.44 Dari pengertian tersebut tes merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

Tes ini berupa tes tertulis yaitu dengan tes awal (pretest) adalah tes yang dilakukan sebelum pelajaran diberikan kepada siswa dan tes akhir (posttest) adalah tes yang dilakukan setelah siswa mendapatkan apa yang telah diajarkan.

2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Menurut Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

42Ibid., h.118

43Suharsimi Arikunto,op.Cit, h.183 44Ibid, h.193


(43)

ingatan.45 Jadi observasi adalah suatu kegitan yang tidak hanya pada manusia saja melainkan objek yang lain dengan menggunakan seluruh panca indra. 3. Wawancara

Wawancara sering juga disebut dengan interview, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

E.Instrumen Penelitian 1. Tes

Instrumen dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Bentuk tes yang digunakan merupakan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang memiliki 4 jawaban, soal yang digunakan dalam tes ini terdiri dari 40 soal pilihan ganda yang akan diujikan uji validitas, realibilitas , taraf kesukaran dan daya pembeda.


(44)

Kisi-kisi instrumen tes penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Kelas/ Semester : VII/Ganjil

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi Pokok : Keragaman Bentuk Muka Bumi dan Dampaknya terhadap Kehidupan.

Tabel 3.1

Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Penelitian Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok

Indikator Nomor Soal Nomor Soal Valid  Memahami lingkungan kehidupan manusia  Mendeskripsi kan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. Keragam an bentuk muka bumi dan dampak nya terhadap kehidup an Mendeskripsik an perbedaan antara tenaga endogen dan eksogen.

Mengidentifik asi jenis-jenis tenaga

endogen.

Mengidentifik asi jenis-jenis tenaga eksogen. 1,2,3, 20,21 4,5,6,7,8, 9,10,11, 12,13,14, 15,16,17, 18,19, 39 22,23,24, 25,26,27, 28,29,30,

1, 20, 21

4, 5, 9, 12, 16, 17, 18, 19, 39.

22, 24, 25, 27, 29, 30.


(45)

Menjelaskan dampak tenaga endogen dan eksogen terhadap kehidupan muka bumi.

31,32,33, 34,35,36, 37,38, 40

31, 32, 33, 34, 35, 36, 38.

2. Non Tes

a. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan penelittian berlangsung. Data yang diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang sedang dipraktikan terhadap kelas eksperimen.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan pertanyaan dengan cara lisan kepada subyek yang ditelitiuntuk mengetahui bagaimana penerimaan/respon siswa terhadap metode yang digunakan dan apa yang mereka harapkan dalam proses pembelajaran dan bagaimana pengaruh metode yang digunakan terhadap hasil belajar.

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden , dalam hal ini diluar sampel yang sudah ditetapkan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mngetahui apakah soal tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda.

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu eksperimen. Suatu instrumen dikatakan


(46)

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.46artinya bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada kemampuan tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.Pengujian validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus

Product Moment yaitu :

r

xy = ∑ ∑ ∑

√ ∑ Keterangan:

rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y n : Banyaknya siswa

x : Skor item y : Skor total

xy : Hasil perkalian skor item dan skor total x2 : Hasil kuadrat dari skor item

y2 : Hasil kuadrat dari skor total ( X)2 : Hasil kuadrat dari total skor item ( Y)2 : Hasil kuadrat dari total skor total47

Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan rxydengan rtabelproduct moment dengan  = 0,05. Perhitungan validitas soal

dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates 4.0.

2) Uji Reliabilitas.

Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.48

Uji reliabilitas untuk butir soal pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha yaitu:

46Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 211

47Ibid., h. 213


(47)

(

)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varian skor tiap-tiap item

= Varians total49

Perhitungan uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates 4.0.

3) Uji Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa, dan sebaliknya.50

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal peneliti menggunakan klasifikasi tingkat kesukaran :

0,0-0,30 = soal mudah 0,30-0,70 = soal sedang 0,70-1.00 = soal sulit

4) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah prestasinya).Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks Diskriminasi (D).

49Ibid., h. 238-239


(48)

Adapun klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalalah sebagai berikut51 : D : 0,00 – 0,20 = jelek

D : 0,20 – 0,40 = cukup D : 0,40 – 0,70 = baik D : 0,70 – 1,00 = baik sekali G.Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan penghitungan, karena berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes yang diberikan pada siswa.Setelah data-data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji N-Gain, uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji N-Gain

Uji N-gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Rumus normal gain adalah:52

(Tabel 3.2)

Tabel Kategorisasi Skor N Gain

Rentang Indeks Gain Kategori Peningkatan Nilai N Gain > 0,7 Tinggi

Nilai 0,7 (g) 0,3 Sedang

Nilai N Gain < 0,3` Rendah

51Ibid, h.218

52 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2008).


(49)

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, perhitungan dengan menggunakan rumus liliefors.

Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut53:

a. Urutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang paling besar b. Tentukan nilai Zi dari tiap- tiap data dengan rumus:

Zi= ̅ Keterangan:

Zi = skor baku, ̅ = nilai rata- rata, Xi= skor data ke-I, S= simpangan baku c. Tentukan besar peluang untuk masing- masing nilai Ziberdasarkan table Z,

dan sebut dengan F(Zi).

Jika Zi >0, maka F(Zi) = 0,5+ nilai tabel Zi <0, maka F(Zi) =1-0 (0,5+ nilai tabel)

d. Selanjutnya hitung proporsi Zi,Z2,……….Zn yang lebih atau sama dengan Zi jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:

S(Z

i

)

=

e. Hitung selisih F(Zi)–S(Zi), kemudian tentukanlah harga mutlaknya │F(Zi)-S(Zi)│

f. Ambil nilai terbesar diantara harga- hargamutlak selisih tersebut, nilai ini disebut L0 = maz │F(Zi) – S(Zi)│

g. Interpretasikan dengan membandingkannya pada table L h. Kesimpulan:

Jika L0 < : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal L0 > : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal


(50)

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dihitung dengan variasi, uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak.Uji homogenitas dihitung dengan menggunakan rumus fisher.Langkah yang dilakukan adalah 54:

a. Menentukan varians

b. Menghitung nilai homogenitas dengan rumus:

F=

dimana S2= ∑ ∑ Keterangan:

F : Nilai uji F : ragam terbesar : ragam terkecil N : Jumlah sampel Xi : Skor data ke-1

Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah F hasil (Fh) < F table (Ft) pada taraf signifikansi ( ) = 0,05 maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data berdistribusi tidak homogen.

4. Uji Hipotesis

Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar.Rumus yang digunakan dalam uji-t adalah: 55

t=

54Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), hlm. 225.


(51)

Keterangan :

Md : mean dari deviasi antara pretest dan posttest

xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : banyaknya subjek

Df : atau db adalah N-1

Hipotesis :

Jika thitung< ttab, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttab, maka Ho ditolak dan Ha diterima

H.Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengajukan hipotesis, yaitu:

Ho : µA = µB Ha : µA ≠ µB Keterangan:

µA= nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran

Means-Ends Analysis

µB = nilai posttest IPS siswa setelah menggunakan metode pembelajaran

Means-Ends Analysis

Hipotesis (Ho) = Nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis sama dengan nilai posttest IPS siswa setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis


(52)

Hipotesis (Ha) = Nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis tidak sama dengan nilai posttest IPS siswa setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis.


(53)

39 A. Profil Madrasah Tsanawiyah Al Falah 1. Sejarah Singkat MTs Al Falah

Madrasah Tsanawiyah Al- Falah (singkatnya MTs AF) mungkin tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah tingkat menengah pertama lainnya. Perpaduan kurikulum yang menggabungkan nilai-nilai sains, sosial, budaya hingga muatan religi yang dalam menjadikan MTs AF boleh dibilang sekolah

“plus” sesuai dengan visi dan misi yang diemban untuk “mengembangkan

sumber daya manusia yang berahlak mulia dan berkualitas dalam pengamalan IMTAQ dan IPTEQ.

MTs AF lahir di tahun 1969. Pada Awalnya, di tahun 1960-an, muncul kegelisahan di benak tokoh masyarakat-agama yang melihat prospek pendidikan masyarakat betawi saat itu sangat memperihatinkan. Bagaimana tidak?

“Pernikahan Dini” menjadi booming masyarakat saat itu, hingga banyak anak

yang tidak meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, bahkan banyak yang berhenti di tengah jalan apalagi kalau melihat kultur sosial betawi

yang masih mengganggap “jangan tinggi-tinggi dah sekola, nti ujung-ujungnye ke

dapur juge” atau jargon manis “banyak anak, banyak rejeki” Otomatis sulit

rasanya menemukan lulusan sekolah yang mumpuni.

Melihat kondisi sosial yang seperti itu, akhirnya lahir Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah (YTIA) yang di pelopori dan dipimpin oleh KH. Rahmatullah Siddiq dengan maksud memperbaiki kondisi masyarakat utamanya di bidang pendidikan. Melalui “Khittah” YTIA maka mulailah didirikan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) di Kp. Baru (yang sekarang dikenal dengan SDI Al-Falah I) MI ini kemudian naik tingkat jadi SDIT (Sekolah Dasar Islam Teladan) berbarengan dengan berdirinya MTs Al-Falah. Berselang kemudian, YTIA mendapat subsidi dari Dinas P&K berupa bangunan di Pos Pengumben ( SDI Al-Falah II ).


(54)

Di awal berdirinya, MTs itu menempati ruang di Al-Falah I itu pun baru buka kelas I dan II. Uniknya ada kelas khusus (persiapan) untuk lulusan SD yang ingin masuk MTs. Mata pelajarannya juga hampir semua pelajaran keagamaan, itu dikarenakan kurikulum MTs dahulu, mengadopsi sistem Pondok Pesantren yang

kebetulan juga pengajarnya pun lulusan “Ponpes” termasuk Kepala Sekolah MTs

pertama, KH. Ubaidillah Isa.

Adapun KH. Rahmatullah Siddiq (Pendiri sekaligus Pimpinan Umum YTIA) KH. Tabrani Tohir, KH. Asnawi Tohir, KH. Ubaidillah Isa, KH. Hibatullah Siddiq, H.A. Dumyati, M. Soleh Toha. Ada juga pengajar dari luar kota seperti, Cecep Abdul Mukti, Drs H.M Dawam Anwar, Husni Mansyur, Drs. Hanafi Tamam, Drs. Ibnu Umar Susilo serta Muhyar Basyir yang bermukim di rumah KH. Ubaidillah Isa dan H. Mukti. Tahun 1970, Bpk. Husni Mansyur BA. Diangkat menjadi Kepsek MTs AF dengan sekretaris Bpk. H.A. Dumyati. Tahun ini MTs AF mengalami perkembangan yang signifikan.

Memasuki tahun 1972, MTs AF hijrah menempati lokasi baru di Kebun Nanas tepatnya di Jl Masjid An-Nur Grogol Utara Jak-Sel, atau lebih populer disebut Al-Falah III. Ini berkat kerjasama KH. Rahmatullah Siddiq dengan KH. Azhari. Ditahun ini pula, MTs AF berhasil menamatkan siswa pertamanya dan ditahun berikutnya 1973 MTs berhak ikut serta dalam UN yang menginduk pada MTS.AIN (sekarang MTsN).

Mts AF terus berkembang. Keberadaan lokasinya pun mulai tersebar. Mulai dari Al-Falah III di Kebon Nanas, Al-Falah V di Kemandoran (sekarang telah dipindahkan) hingga Al-Falah VI di Jl. KH. Tohir Kp. Baru (Th 1998 dialih lokasikan menjadi MA Al-Falah, sedangkan Al-Falah IV yang berlokasi di samping masjid An-Nur dialokasikan untuk MTs Al-Falah).


(55)

2. Visi, Misi dan Tujuan Mts Al-Falah a. Visi Madrasah

Terbentuknya sumber daya manusia yang berakhlaq Mulia dan berkualitas dalam pengamalan IMTAQ dan IPTEK. Indikator visi

Sebagai indikator visi MTs Al-Falah Jakarta:

1) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajai'an agama Islam secara benar dan konsekuen sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah rasul

2) Memiliki integritas yang tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta tanah air

3) Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk melanjutkan / diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi

4) Mampu berpikir dan bertindak secara spontan dan kritis dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

5) Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai dengan bakat dan minatnya

6) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam secara benar dan konsekuen sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah rasul.

b. Misi Madrasah

Berdasarkan indikator visi MTs MTs Al-Falah Jakarta, maka misi MTs Al-Falah Jakarta pada tahun pembelajaran 2009-2010 adalah :

MISI AKADEMIK

1) Meningkatkan SDM yang berkualitas, kreatif, inovatif bertanggung jawab, dan berakhlakul karimah

2) Mengoptimalkan pembinaan peserta didik agar menjadi kader pemimpin yang berkualitas, kreatif inovatif, bertanggung jawab, dan berakhlakul karimah

3) Mengembangkan potensi peserta didik agar mampu bersaing dalam meraih prestasi

4) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan


(56)

MISI NON AKADEMIK

1) Mengoptimalkan kegiatan keagamaan secara rutin dan priodik untuk menumbuhkembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa dapat mengamalkan dan mengahayati agamanya secara nyata.

2) Meningkatkan pengembangan diri peserta didik melalui kegiatan ekstra kurikuler dan ksegiatan layanan konseling sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.

3) Melengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengembangan diri 4) Menumbuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata sehingga siswa

dapat menjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya.

Motto MTs Al-Falah Jakarta : Islami, berwawasan, berprestasi dan berkebangsaan

c. Tujuan Madrasah

MTs Al-Falah Jakarta pada tahun pembelajaran 2012/2013 bertujuan:

1) Meningkatkan kualitas Rata-rata Nilai UN sesuai KKM ideal minimal 65 %dan kuantitas lulusan 100%

2) Meningkatkan pengamalan dan penghayatan nilai keimanan Islam dalam kehidupan sehari-hari warga madrasah.

3) Meningkatkan pemberian informasi dan pelayanan kepada peserta didik, orang tua, masyarakat dengan baik dan proporsional berbasis IT dalam pendidikan sehingga masyarakat merasa nyaman.

4) Mewujudkan MTs Al-FAlah Jakarta sebagai madrasah kebanggaan secara masyarakat Jakarta.

5) Madrasah Al-Falah Jakarta dapat memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan


(57)

2. Guru dan Tenaga Kependidikan

Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta memiliki guru dan tenaga kependidikan yang bervariatif, Berdasarkan jenjang pendidikan guru- guru di MTs Al Falah hampir semuanya sudah berstrata 1 dengan jumlah 27 guru dan tenaga pendidik di MTs Al Falah Jakarta.

Kemudian untuk lebih jelasnya keadaan guru dan tenaga kependidikan di MTs Al Falah dapat dilihat dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan seperti pada tabel berikut:

(Tabel 4.1)

Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi

No Nama Guru Jenjang Jabatan Bidang Studi

1 H. Yusri, S. Pd. I. S1 Kepala Madrasah SKI :9-8D, Tafsir : 9 2 Moh. Yasin, S. Pd. I. S1 WK Kepala Madrasah Fiqih : 8, Ushl Fiqih 3 E. Moch. Sofyan, S. IP. S1 WK Kepala Madrasah Matematika

4 Anis Saidah, S. Ag. S1 Guru BK

5 Ruaidah, S. Pd. I. S1 Guru IPS, PLKJ

6 Fakhrul Rozi, S. Pd S1 Guru Penjaskes,

7 Drs. H. Hozin S1 Guru Shorof, Fiqih

8 Dra. Hanipah S1 Guru Aqidah, Qur'an

Hadits

9 Ichwan Rasijid, S. Ag. S1 Guru Mulok

10 Dra. Wardah MK S1 Guru Qur'an Hadits, SKI

11 Drs. A. Sofyan HZ S1 Guru IPA

12 H. Syahril, S. Pd. I. S1 Guru Bhs. Indonesia, PKn

13 Khurasani, S. Pd. I. S1 Guru SKI, Seni Budaya


(58)

15 Fitriah, S. Pd. I. S1 Guru PKn

16 Ahmad Syarifuddin, S.

Pd.I. S1 Guru; Pustakawan IPS

17 Amalia, S. Sos. I. S1 Guru BK

18 H. M. Syatiri Aliyah Guru Nahwu

19 H. M. Hakim Aliyah Guru Bhs. Arab

20 Rusli Sahal, S. Pd. I. S1 Guru Qur'an Hadits

21 Asmat, S. Pd. I. S1 Guru IPA

22 Ridlo, S. Pd. I. S1 Guru Bhs. Arab, Nahwu

23 Dra. Siti Fatimah S1 Guru Bhs. Arab

24 Dra. Wazdah S1 Guru Bhs. Indonesia, Seni

Budaya

25 Dra. Hj. Hunainah, M.

Pd. S2 Guru Bhs. Indonesia

26 Fadhliah, S. Pd. S1 Guru Bhs. Inggris

27 Ahmad Fadil, S. Ag. S1 Guru IPS, PLKJ

28 Lu'lu'ul Khusna, S. Pd. S1 Guru Matematika

29 Iwan Anshori Aliyah Guru Penjaskes

30 Hasan Fad'ak, S. Ag. S1 Guru Fiqih, Aqidah

Akhlak, Imla 31 H. Ahmad Shopi Aliyah Kepala Tata Usaha -

32 Firdaus Aliyah Staff TU -

33 Abdul Muluk Aliyah Karyawan -

34 Hamdani Aliyah Karyawan -

35 Ahmad Zamzami, S.

Sos. S1 Staff TU -

36 Jasmani Aliyah Guru TIK


(59)

38 Sachrul Mts Karyawan -

39 Zainal Arifin Aliyah Karyawan -

3. Siswa

Keadaan siswa-siswi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta tahun ajaran 2012-2013 sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup dari kelas 7 a, 7 b, 7 c dan 7 d. Dari semua kelas 7 lebih didominasi oleh siswa laki-laki dengan jumlah 84 siswa sedangkan siswa perempuan dengan jumlah 45 siswi dari 129 total siswa kelas 7.

Kemudian jumlah keseluruhan siswa kelas 8 a, 8 b, 8 c, dan 8 d ialah berjumlah 148 siswa yang terdiri dari 85 siswa dan 63 siswi. dan untuk kelas hanya ada 3 kelas saja yaitu kelas 9 a, 9 b, 9 c dengan jumlah kseluruhan siswa berjumlah 98 siswa yang terdiri dari 38 siswa dan 60 siswi seperti terlihat pada tabel berikut:

(Tabel 4.2)

Keadaan siswa-siswi MTS Al-Falah Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas 7 L P JML

7- A 21 12 33

7- B 21 12 33

7- C 21 11 32

7- D 21 10 31


(60)

Kelas 8 L P JML

8- A 21 16 37

8- B 21 16 37

8- C 20 17 37

8- D 23 14 37

Jumlah 85 63 148

Kelas 9 L P JML

9- A 12 21 33

9- B 12 19 31

9- C 14 20 34

Jumlah 38 60 98

Rekapitulasi

L P JML

207 168 375

4. Sarana dan Prasarana MTs Al Falah

Sarana dan Prasarana di MTs Al Falah sangat mendukung sekali walau ada beberapa yang tidak terawat tapi semuanya cukup untuk memfasilitasi siswa-siswi Mts Al Falah. Dari sarana olahraga, laboratorium, tempat ibadah (masjid) serta sampai alat- alat kesenian disana masih cukup lengkap.

Kemudian untuk kegiatan ekstrakulikuler disana juga cukup lengkap diantaranya kegiatan ekstrakulikuler pramuka, palang merah remaja, dan kegiatan dakwah atau rohani islam, sedangkan untuk buletin sekolah masih belum ada. Untuk lebih jelasnya dapat di kelompokan seperti tabel dibawah berikut :


(61)

(Tabel 4.3)

Sarana dan Prasarana yang mendukung di MTs AL Falah Jakarta Tahun Ajaran 2012/2013

NO. SARANA

PENDUKUNG KET. NO.

KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER KET.

1 Masjid/Mushola Ada 1 Pramuka Ada

2 Perpustakaan Ada 2 PalangMerah Remaja Ada

3 Lapangan Olahraga Ada 3 Pengajian/Lembaga Dakwah Siswa Ada 4 Alat-alat Kesenian Ada 4 Buletin/Majalah Sekolah Tidak

5 Alat-alat Keterampilan Ada 5 Seni Musik Ada

6 Laboratorium M-IPA Ada 6 Seni Lukis/Kaligrafi Tidak 7 LaboratoriumKomputer Ada 7 Olah Raga (termasuk Bela Diri) Ada


(1)

12. Suharsimi Arikunto, P ra s e dur P ene litian Suatu Pendekatan dan PraVik, (Jakarta: Rineka Cipta20l0),.h.103

13. Suharsimi Arikunto, Pr o s e dur P ene I itian Suatu Pendekatan dan Prahik, (Jakarta: Rineka Cipta20l0)tr.218

14. R.Ariesta dan Supart ono,P engembangan

Perangkat Perlatliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing

Untuk Meningkatkan Kerja llmiah Mahasiswa,

20ll.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia h. 64.

15. Sudjana, Meto de Statistik, (Bandrmg : Tarsito,

2005), h|m.406.

16. Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, @andung: IKIP Bandung Press,

1998), hlm.225.

17. Sudj ana-Ir'e tode Statis tika, cet. Ke-3 (Bandung:

Tarsito,2005), hal.23 9

Jakart4 4Mei20l5

Dosen Pembimbing Skripsi

(tuq

Anissa Windarti. M. Sc NIP. 1.98208022011012005


(2)

130

Lampiran 22


(3)

(4)

132

Lampiran 24


(5)

Lampiran 25


(6)

BIODATA PENULIS

Mulyawati, lahir di Bogor 21 Oktober 1991 merupakan

anak kedua dari 4 bersaudara dari pasangan Azwirman dan Wasnimar. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 2 Teluk Pinang Ciawi Bogor pada tahun 2003, SMP Negeri 2 Ciawi pada tahun 2006, MAN 2 Bogor pada tahun 2009,dan UIN Syarif HIdayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi tahun 2015.

Skripsi yang ditulis berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends

Analysis Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ips Di Madrasah Tsanawiyah

Al Falah Jakarta arahan dari dosen pembimbing. Semoga skripsi ini dapat


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Al Mawaddah Jakarta Selatan.

2 20 121

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

Pengaruh metode permainan tradisional engklek terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas III SDI Al-Falah I Pagi (kuasi Eksperimen Pada Siswa SDI Al-Falah I Pagi Jakarta Barat)

2 21 256

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MEANS ENDS ANALISYS PADA SISW.

2 16 26

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) TERHADAP Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Pemecahan Masala

1 7 17

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL MEANS ENDS UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (PTK di Kelas VIII Semester I SMP Negeri 1 Gesi Tah

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MEANS ENDS Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Belajar Matematika Melalui Strategi Means Ends Analysis (Ptk Di Kelas Vii Semester Ii Smp Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MEANS ENDS Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah Belajar Matematika Melalui Strategi Means Ends Analysis (Ptk Di Kelas Vii Semester Ii Smp Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun

0 0 16

PENGARUH STRATEGI MEANS ENDS ANALYSIS DA (1)

0 0 10

Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran means ends analysis (MEA)

0 1 8