Perkembangan islam di indonesia pptx

KELOMPO
K6

ARI

M.
ANID ELOK F. ANIS HARDI ADA
M

PERKEMBANGAN
ISLAM DI
INDONESIA

A. Sejarah Perkembangan Islam

Islam mulai masuk di indonesia pada abad ke-7. atau
sebagaian ahli menyebutkan kedatangan islam ke Indonesia
pada abad ke 13 yang sebelumnya kebanyakan dari
Masyarakat di Indonesia menganut agama hindu.
Perkembangan islam di Indonesia dijalankan dengan
penuh kesabaran serta kegigihan sebab tidak mudah untuk

menjelaskan Islam kepada masyarakat pada saat itu.Tidak
ada paksaan dalam penyebarannya sebab perilaku-perilaku
itu memang sangat bertentangan dengan ajaran Islam
seperti yang disebutkan didalam Al-Quran, salah satunya
pada surah Al-Baqarah ayat 256.
Berikut beberapa cara dan proses penyebaran agama
Islam di Nusantara.

1. Perdagangan

Salah satu jalan masuknya Islam di Indonesia adalah
melaui perdagangan. Hal ini terjadi sebab kebanyakan dari
orang melayu pada saat itu banyak berhubungan dengan
para pedagang-pedagang arab hingga terjalin hubungan
yang sangat dekat satu sama lain.

2. Kultural

penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan
media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan

oleh para wali songo di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali
Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia
mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang
bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Sunan Giri menciptakan
banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran,
ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.

3. Pendidikan

Pesantren-pesantren
banyak
dibangun
sebagai
pusat
pendidikan untuk membentuk da’i-da’i dan muballiq yang menjadi
perpanjangan tangan penyebaran agama ini ke penjuru Indonesia.
Datuk Ribandang merupakan salah satu keluaran dari pesantren
Sunan Giri yang berhasil Meng-Islam-kan kerajaan Gowa-Tallo pada
saat itu. Selain itu Masih banyak lagi da’i-da’i keluaran pesantren

yang tersebar ke berbagai pulai di Indonesia. Hingga saat ini,
Pesantren masih tetap menjadi salah satu strategi yang paling
efektif dalam penyebaran ajaran agama Islam.

4. Politik

penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan
yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan
Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung
perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang
sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para
Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu
dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.

1.

Perkembangan islam di Berbagai
Daerah di Indonesia
Sejarah Islam di Sumatra


Daerah pantai barat pulau Sumatra dan daerah
pasai adalah daerah yang menjadi gerbang masuknya
Islam di nusantara. Dari kedua daerah ini pun lahirlah
dua kerajaan islam yang besar yaitu kerajaan Islam
perlak dan Kerajaan Islam Samudra Pasai. Kerajaan
Samudera Pasai adalah kerajaan islam pertama di
Nusantara dengan raja pertamanya bernama Sultan
Malik Al-Saleh. Dibawah kepemimpinan Sultan Malik AlSaleh, kerajaan Samudera Pasai berkembang dengan
sangat cepat baik dalam bidang politik, ekonomi,
maupun budaya sehingga perkembangan agama Islam
pun menjadi prioritas dan mendapatkan perhatian
penuh dari raja. Dari sini lah para ulama dan muballiq
dikirim ke penjuru nusantara seperti ke pedalaman
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Ternate dan
Tidore.

2. Sejarah Islam di Jawa

Perkembangan Islam di Pulau Jawa juga

melalui jalur perdagangan oleh pedagangpedagang islam dari kerajaan Samudra Pasai
dan Malaka. Selanjutnya Islam di sebarkan oleh
para wali dan muballiq yang dikenal dengan wali
songo.

3. Sejarah Islam di Kalimantan

Masuknya Islam di Kalimantan melalui dua
jalan yaitu melalui kerajaan Islam Malaka dan
melaui muballiq yang datang dari pulau jawa.
Hasilnya adalah berdirinya kerajaan Banjar yang
berasaskan Islam pada tahun 1526 setelah
lenyapnya kerajaan Daha akibat pergejolakan
internal kerajaan.

4.

Sejarah Islam di Sulawesi

5.


Sejarah Islam di Maluku

Jejak sejarah Islam di pulau Sulawesi dimulai di
Palopo yang disebut Luwu’ Sulawesi Selatan. Menurut
perkiraan, Agama Islam masuk di Luwu sekitar abad ke17. Sultan Alaidin Al Awwal adalah raja pertama dari
kerajaan Goa yang memeluk agama Islam pada tahun
1603 bersama pedana menterinya Kareang Matopa. Di
Sulawesi sendiri, Islam disebarkan oleh tiga ulama besar
pada masa Sultan Alaidin yaitu Datuk Ribandang, Datuk
Patimang, dan Datuk Ri Tiro.
Menurut sejarah, Islam masuk di wilayah Maluku
pada tahun 1440. Islam tersebar di daerah Maluku dengan
cepat. Ternate adalah kerajaan terbesar di pulau tersebut
telah menganut agama islam sebelum portugis datang
pada tahun 1512. Kerajaan lain yang menganut ajaran
Islam adalah kerajaan Tidore yang memiliki wilayah cukup
luas yang meliputi sebagian Halmahera, Pesisir barat
Papua, dan kepulauan Seram. Selain itu kerajaan-kerajaan
kecil seperti keranjaan Bacan dan kerajaan Jailolo juga

telah menganut ajaran-ajaran Islam.

6.

Sejarah Islam di Tanah Papua
Masuknya Islam di Papua dibawah Oleh orangorang islam yang berasal dari kerajaan maluku yang
menguasai sebagian dari wilayah papua. Penyebaran
Islam di papua salah satunya disebarkan oleh ulamaulama dari kerajaan Bacan yang secara administrasi
menguasai beberapa suku di Papua seperti Waigeo,
Misool, dan beberapa daerah lainnya. Namun, tidak
seperti di daerah lainnya, perkembangan agama Islam
di tanah papua terbilang sangat lambat dibandingkan
dengan daerah-daerah yang lainnya.

B. CONTOH PERKEMBANGAN ISLAM DI
INDONESIA
1. Bidang ilmu Pengetahuan
Kedudukan para Ulama' yang diangkat sebagai penasihat
kerajaan atau hakim, memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Di samping mereka

memperoleh kekuasaan dalam menyebarkan agama Islam dan
mencetak kader-kader Mubaligh, mereka juga memounyai
kesempatan untuk menulis buku-buku dan kitab-kitab baik dalam
ilmu umum maupun ilmu agama. Para Ulama' Indonesia yang
karyanya sangat terkenal pada masa itu antara lain : Hamzah
Fansury dari Boros Aceh, terkenal dengan tokoh sufi, hasil
karyanya yang paling terkenal antara lain : "Asrorul Arifin fi Bayan
Ila Suluk Wat Tauhid", Nurudin Ar-Raniry (dari Aceh Barat), telah
banyak menulis buku-buku umum dan keagamaan, Syekh
Muhammad Arsyad Al Banjari (dari Banjarmasin Kalimantan),
tokoh dalam bidang fiqih dengan karyanya "Sabilul Muhtadin",
dan masih banyak yang lainnya.

2. Bidang Kesenian
Perkembangan bidang seni seperti yang dicontohkan para
wali songo, sangat efektif dalam penyampaian da’wah Islam,
misalnya pagelaran
wayang. Para wali telah mampu
mengakomodasi nilai-nilai Islam untuk disampaikan kepada
masyarakat. Seni sastra yang bercorak Islami juga berkembang,

seperti hikayat, babat suluk dan lain sebagainya. Bidang Arsitektur
bangunan dapat dilihat bangunan Masjid Agung Demak, Menara
Kudus, Masjid Agung Banten, Kasepuhan Cirebon dan masih
banyak
lagi. Perkembangan
kesenian
sebagaimana
yang
dicontohkan di atas tentu tidak terlepas dari kepiawaian para
ulama’ dahulu dalam menyiarkan agama Islam melalui pendekatanpendekatan yang mudah diterima oleh masyarakat.

3. Perkembangan Organisasi-organisasi Islam
a)

Serikat Islam ( SI )

Organisasi ini didirikan pada tanggal 10 September 1992.
Serikat Islam ( SI ), tumbuh dari organisasi pendahulunya
yaitu ; Serikat Dagang Islam ( SDI ) yang didirikan oleh Haji
Samanhudi, sebenarnya organisasi ini telah berdiri sejak

tahun 1909 di bawah pimpinan R.M. Tirtodisurjo, yang
beranggotakan para pedagang muslim.
b)

Muhamadiyah

Organisasi ini didirikan oleh K. H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8 Zulkijjah 1330 (18 Nopember 1912) di Yogyakarta.
Organisasis ini bergerak bergerak bidang kemasyarakatan
terupama di bidang pendidikan formal dan da’wah.

c) Jong Islaminten Bond ( JIB )
Salah satu organisasi Islam yang anggotanya kebanyakan dari
golongan elite berpendidikan barat yang tetap bepegang teguh
pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Jong Islaminten Bond ( JIB )
didirikan di Jakarta pada taun 1925 oleh para pemuda pelajar
Islam.

d)


Nahdatul Ulama’

Organisassi ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 M, atas
prakarsa K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Abdul Hahab Hasbullah.
Tujuan organisasi ini adalah untuk memperjuangkan berlakunya
ajaran Islam yang berhaluan ahli sunah wal jama’ah dan menganut
madzhab empat yaitu ; Hanafi, Maliki Syafi’i dan Hambali, dalam
wadah negara kesatuan.
e) Al-Irsyad.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1814 di Jakarta. Para
pendirinya sebagian besar pedagang, pengusaha dan ulama’ yang
berketurunan suku Arab, diantaranya Ahmad Soorkati, Sholeh bin
Ubaid, Syayid bin Salim Mashadi, Salam bin Umar Balfas, Abdullah
Harhara. Umar bin Saleh dan Nahdi.

f)

Persatuan Islam

Didirikan pada tanggal 17 September 1923 M di Bandung.
Pendirinya K. H. Zamzam. Organisasi ini berusaha keras untuk
mengembalikan kaum muslimin kepada pimpinan Al-Qur’an dan
Al- Hadits, menghidupkan jihad dan ijtihad, membasmi bit’ah,
kurafat, tahayul, taklid dan syiri’, memperluas tabligh serta dakwah
kepada masyarakat, mendirikan pesantren dan sekolah untuk
memdidik kader Islam.

g)

Persatuan tarbiyah Islamiah ( Perti ).

Organisasi ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1930 M. Gagasan
untuk membentuk wadah ini dilatar belakangi oleh perkembangan
paham keagamaan di Sumatra Barat pada awal abad XX.
Perkembangan tersebut digerakkan oleh kaum muda untuk
mengubah tradisi, terutama gerakan tarikat.

C.
1.

2.

3.

HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan
berhala dan pendewaan raja-raja serta dibimbing agar
menghambakan diri hanya kepada Allah, Tuhan yang
maha Esa.
Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan
islam mampu mengubah masyarakat Indonesia yang
dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi
menjadi masyarakat yang setiap anggotanya
mempunyai kedudukan, harkat, martabat dan hak-hak
yang sama.
Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang
didengungkan Islam dengan semboyan”Hubbulwatan minaliiman” (cinta tanah air sebagian dari
iman)
mampu
mengubah
cara
berpikir
masyarakat Indonesia, khususnya para pemudanya,
yang dulunya bersifat sectarian (lebih mementingkan
sukunya dan daerahnya) menjadi bersifat nasionalis.

4. Memberikan motivasi agar dapat berbuat lebih
baik di masa mendatang
5. Kehadiran pedagang Islam dari luar Indonesia
yang telah berdakwah menyiarkan ajaran Islam
di bumi nusantara memberikan nuansa baru
bagi perkembangan suatu kepercayaan yang
sudah ada di nusantara ini. Keyakinan kepada
Tuhan Yang Maha Esa berkembang dan tatanan
kehidupan menjadi baik pula.
6. Hasil karya para ulama berupa karangan buku
sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
7. Meneladani kesuksesan mereka dalam berkarya
dan membuat masyarakat Islam gemar
membaca dan mempelajari Al Quran.
8. Memperkaya
dalam
bentuk
(arsitektur)
bangunan, seperti masjid sebagai tempat
ibadah.

9. Mengajarkan tentang Islam harus dengan keramahan
dan bijaksana serta membiasakan masyarakat Islam
bersikap konsisten.
10. Memanfaatkan peninggalan sejarah, baik berupa,
makam, masjid, dan peninggalan lainnya untuk
dijadikan tempat ziarah (pembelajaran) demi mengingat
perjuangan mereka.
11. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk
mempraktekkan tingkah laku yang penuh keteladanan
sebagai ulama pendahulu di nusantara ini dalam
mempertahankan harga diri serta tanah air dari
penjajahan.
12. Mengajarkan sikap tetap bersatu, rukun, dan bersamasama mempertahankan negara Indonesia dari ancaman
luar maupun dalam negeri.

13. Menyadari bahwa perjalanan sejarah perlu dijadikan
sebagai pemikiran dan peneladanan orang-orang
yang beriman terutama keteladanan dan perjuangan
para ulama untuk dipraktekkan oleh generasi
mendatang dalam menentukan masa depan umat dan
masyarakat.
14. Dapat meningkatkan keyakinan bahwa berjuang di
jalan Allah adalah kewajiban setiap orang yang
beriman
15. Meningkatkan keikhlasan untuk berkorban bagi
agama
16. Memberikan kesadaran kepada umat islam bahwa
menegakkan ajaran islam membutuhkan perjuangan
17. Para ulama menjadi tekun dan ulet dalam berdakwah
18. Memberikan pemahaman bahwa dakwah islam tidak
terbatas pada lisan saja