Ahmad Asykar Yudha Kusuma

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI
SISWA KELAS VIII A MTS ALMAARIF 01 SINGOSARI
MELALUI TEKNIK GROUP INVESTIGATION
Ahmad Asykar Yudha Kusuma
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma
Asykar_ahmad@yahoo.co.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan
proses dan peningkatan hasil keterampilan menulis teks diskusi siswa
kelas VIII A MTs Almaarif 01 Singosari melalui teknik group
investigation. Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu pratindakan, tindakan I, dan
tindakan II. Pada pratindakan peneliti mengumpulkan data dari hasil
pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis teks diskusi tanpa
menggunakan teknik group investigation. Pada tindakan I dan tindakan II
peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik group
investigation. Masing-masing tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah
siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01 Singosari sebanyak 45 siswa. Pada
tindakan I proses keterampilan menulis teks diskusi mencapai 73.3% dan
pada tindakan II 71.0% . Sedangkan pada tindakan I hasil keterampilan
menulis teks diskusi 55.5% dan pada tindakan II 57.7%. Menurunnya

proses dan sedikitnya peningkatan dikarenakan 20%siswa tidak
mengikuti kegiatan pembelajaran karena beberapa alasan. Akan tetapi
dilihat dari proses dan hasil secara perorangan keterampilan menulis
siswa dapat meningkat menggunakan teknik group investigation.
Kata-kata Kunci: keterampilan menulis, teks diskusi, group investigation
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia
dalam Kurikulum 2013 berbasis pada
teks. Pembelajaran ini memiliki prinsip
bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang
sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk
kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu
penggunaan bahasa yang tidak pernah
dapat dilepaskan dari konteks karena

dalam bentuk bahasa yang digunakan itu
cermin ide, sikap, nilai, dan idiologi
penggunaannya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan
berpikir manusia (Zabadi dkk, 2014:vii).
Prinsip tersebut yang memperkuat pemerolehan empat kete-rampilan berbahasa

salah satunya dengan mencipta teks
dengan kete-rampilan menulis.
Menulis merupakan aktivitas
aktif yang dilakukan oleh seseorang
dalam memaparkan produk atau hasil
karya. Menulis selalu memberikan

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

warna dalam kepribadian seseorang dan
memupuk potensi diri yang pasif menjadi produktif. Sehingga dengan menulis
seseorang dapat menata keinginan
pribadi atau kelompok menjadi konsep
luar biasa.
Seperti halnya pada teks diskusi.
Teks diskusi difungsikan sebagai acuan
dalam memaparkan beberapa argument
yang dianggap penting sebagai dasar
terbentuknya sebuah simpulan akhir
penyelesaian masalah tertentu. Tentunya penulisan teks diskusi perlu ditata

sesuai dengan kaidah kebahasaan,
sehingga penulisan teks diskusi dapat
tertata dan memunculkan uraian yang
terstuktur.
Aktivitas menulis teks diskusi ini
terda-pat dalam pembelajaran di Sekolah
Menengah Pertama atau Madrasah
Tsanawiyah pada semester dua Kurikulum 2013 Revisi 2014. Materi ini terletak pada kompetensi dasar 3.1 (menyusun teks diskusi sesuai dengan karakteristik teks baik secara lisan atau tulisan).
Pembelajaran ini diharapkan melatih
siswa untuk belajar, menata, dan
membiasakan diri untuk menulis teks
diskusi. Tentunya dengan cara yang
tepat dan dapat mengantarkan pemahaman siswa dalam menetukan batasanbatasan kegiatan berdikusi. Orientasi
aktivitas menulis teks diskusi sangat
penting. Siswa harus dibiasakan
membaca terlebih dahulu dan menilai
keberada-an lingkungan sebagai data
atau penge-tahuan yang dijadikan topik
pembicara-an (isu). Cara ini dianggap


paling penting sebagai modal awal
dalam menulis teks diskusi dengan baik.
Setelah mampu menemukan
topik, siswa diharapkan memahami
konsep menulis teks diskusi dengan
mudah. Kegiatan memahami konsep ini
dapat dibimbing oleh guru dengan teknik
tertentu
yang
diharapkan
mempermudah pemahaman siswa, baik
secara tertulis ataupun lisan. Sehingga
dalam penulisan mampu mengarahkan
pada tata penulisan yang tepat. Akan
tetapi, permasalah pasti tetap ada dalam
penulisan teks diskusi, terutama terletak
pada penentuan topic dan bagaiman
menjalankan topik sesuai dengaan struktur dan unsure kebahasaan sehingga
dapat menjadi teks yang baik dan mudah
dikembangkan dalam penyampaian

bahasa lisan.
Pada siswa kelas VIII A MTs
Almaarif 01 Singosari, siswa masih
merasa kesulitan dalam memperoleh
informasi dalam pengembangan isu
tertentu. Hal ini terjadi karena budaya
membaca dan mengamati lingkungan
masih kurang dari beberapa faktor
diantaranya kurang kesadaran, tidak
tertarik, dan merasa tidak butuh pada
linkungan tertentu. Sehingga merekapun
sulit dalam mengembangkan isu sesuai
dengan kemauan konteks penulisan teks
diskusi. selain itu, akibat hal tersebut
siswa merasa bingung dalam menulis
teks diskusi.
Adanya beberapa peristiwa tersebut peneliti mencoba mencoba, menelaah teknik group investigation untuk
meningkatkan keterampilan menulis

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________


siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01
Singosari. Group investigation merupakan bagian dari metode pembelajaran
kooperatif. Huda (2013:111), salah satu
asumsi yang mendasari pengembangan
pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) adalah bahwa sinergi yang
muncul melalui kerja sama akan
meningkatkan motivasi yang jauh lebih
besar dari pada melalui lingkungan
kompetitif individual. Selain itu, mendorong kemauan siswa untuk mengenal
dan tertarik pada lingkungannya, sehingga lebih mudah dalam menyusun konsep
dan mengembangkan teks.
Teknik pembelajaran Group
Investigation merupakan teknik pembelajaran yang pertama kali dikembangkan
oleh Shlomo dan dan Sharan pada tahun
1976. Teknik ini menitikberatkan pada
aktivitas siswa yang mengharuskan
untuk beraktivitas dan berpikir tingkat
tinggi. Beraktivitas dan berpikir tingkat

tinggi yang dimaksudkan adalah siswa
mengidentivikasi permasalahan dengan
beberapa dasar atau pembuktian yang
dipikirkan matang dan mampu menemukan titik terang atas penemuan masalah
yang ada.
Group Investigation atau dapat
kita sebut investigasi kelompok dapat
mengarahkan pola pikir siswa pada
pemenuhan dasar-dasar pemikiran secara akurat dan terarahkan pada konsep
utama. Contohnya dalam menentukan
topik, seorang siswa mencari, menganalisis, dan menyimpukan suatu hal yang
diambil dari hasil membaca dan mengamati dengan menemukan poin-poin

tertentu. Dari poin-poin tersebut yang
akan dikembangkan dengan pola yang
tepat dengan teks yang dimaksud akan
tetapi memiliki acuan sebagai bahan
dasar pengembangan teks itu sendiri.
Dari uraian tentang teknik group
Investigation, teknik ini dianggap cocok

untuk dipergunakan dalam peningkatan
keterampilan menulis teks diskusi dengan asumsi siswa membutuhkan dorongan untuk menemukan stimulus dalam merespon segala hal-hal yang ada
disekelilingnya sebagai bahan dalam
penulisan teks diskusi tersebut. Respon
yang tepat akan mempengaruhi proses
kerja dan hasil penulisan teks diskusi.
METODE
Metode penelitian memberikan
batasan dalam melaksanakan penelitian
secara tertata dan terarah sesuai dengan
konteks penelitian. Dalam metode penelitian akan teruraikan tentang pendekatan
dan jenis penelitian, kehadir-an peneliti,
lokasi
penelitian,
sumber
data,
instrument dan prosedur pengum-pulan
data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Pada penelitian yang berjudul
Peningkatan Keterampilam Menulis

Teks Diskusi Siswa Kelas VIII A MTs
Almaarif 01 Singosari melalui Teknik
Group
Investigation
menggunakan
pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini
yaitu penelitian tindakan kelas (PTK).
Riset tindakan kelas merupakan kegiatan
studi percobaan yang sistematis untuk
memperbaiki praktik pembelajaran di
kelas atas masalah-masalah yang terjadi

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

(Widyartono, 2012:50). Masalah yang
terjadi pada penelitian ini tentang aktivitas menulis teks diskusi yang belum
terarah dan terlaksana dengan baik
karena beberapa faktor yang mengharuskan adanya pemilihan teknik pembelalaran yang sesuai dengan kebutuhan teks.
Kehadiran peneliti di lapangan
untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan (Saukah dkk, 2007:24).Kehadiran

peneliti dalam penelitian tindakan kelas
ini sebagai partisipan penuh. Hal ini
ditunjukkan fungsi peneliti dibutuhkan
menyeluruh. Selain sebagai tutor atau
guru, juga menjadi intrumen sekaligus
pengumpul data.
Sumber data dalam penelitian
tindakan kelas melapokan sumber data,
jenis data, dan teknik penjaringannya.
Data pada penelitian ini bersumber dari
siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01
Singosari dengan jumlah 45 siswa.
Sebanyak 45 siswa tersebut akan
diperlakukan sama dari data awal
pratindakan sampai dengan tindakan 1
ataupun tindakan 2 sampai menemukan
hasil yang ditargetkan. Data yang
diharapkan yaitu dengan menitikberatkan pada proses dan hasil pembelajaran
menggunakan teknik Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks
diskusi. Kenaikan proses penulisan dan

hasil menulis teks diskusi menjadi titik
keberhasilan penilitian tindakan kelas
ini.
Prosedur pengumpulan data
disesuaikan dengan proses pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, selain objek

aktivitas dan keakuratan data yang akan
diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam
proses pelaksanaannya perlu mendapatkan perhatian (Sukmadinata, 2010:11).
Jadi sangat perlu data-data pendukung
selain data-data utama. Data pratindakan
sangat dibutuhkan terlebih dahulu sebagai data pemula bahwa siswa dikelas
VIII A layak untuk dijadikan objek
penelitian tindakan kelas dengan bantuan intrumen aktivitas siswa dan rekap
data nilai. Selanjutnya masuk dalam
proses tindakan pertama dengan menerapkan penggunaan teknik Group Investigation dalam pembelajaran teks diskusi. Setelah pembelajaran ini dilaksanakan (tindakan 1) guru mendapatkan nilai
dari hasil penulisan serta dari data
observasi
kolaborator atas kegiatan
yang telah dilaksanakan. Dari hasil yang
didapatkan akan diolah menjadi satu
simpulan. Kegiatan ini akan dilakukan
lagi jika masih membutuhkan tindakan
kedua.
Teknik analisis data yang dipergunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data, penyederhanaan
data serta transformasi data kasar dari
hasil catatan lapangan. Selanjutnya data
tersebut ditringulasi dan menjadi data
yang
siap
untuk
dipertanggungjawabkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dipaparkan berdasarkan kegiatan pratindakan, tindakan
I, dan tindakan II.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

Pratindakan
Perencanaan pratindakan disusun sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran awal yang dibuat pada
tahun pembelajaran baru 2016/2017
tanggal 25 juli 2017. Pada perencanan
pembelajaran
yang
disusun
ini
mempergunakan teknik pembelajaran
bertukar pasangan. Hal ini dilakukan
dengan harapan siswa mampu menyesuaikan dengan siswa lain yang tidak
dalam satu kelompok menjadi kelompok lain. Mulanya pada pembagian
kelompok pada teknik ini siswa tam-pak
antusias. Akan tetapi setelah uji coba
kerja kelom-pok siswa merasa bosan
karena aktivi-tasnya yang dila-kukan
tidak efektif bagi dirinya. Men-cari
pokok permasalahannya mereka merasa
kebingungan.
Pada
aktvitas
pembelajaran
ini
guru
(peneliti)
memperoleh
deskripsi
pengamatan
berikut ini.
Tabel 1 Observasi Aktivitas Pembelajaran
Menulis Teks Diskusi Praktindakan
No
Fokus Pengamatan
1 Aktivitas siswa dalam
pembelajaran
2

Antusiasme siswa dalam
pembelajaran

3

Respon siswa atas masalahmasalah di lingkungannya

4

Interaksi antar siswa dalam
pemecahan masalah

5

Motivasi siswa dalam
menghadapai tugas

6

Minat siswa daam menuntaskan
pembelajaran (berkenaan dengan
proses dan hasil)

Deskripsi
Aktivitas siswa tampak kebingungan
dalam menyatukan informasi dari
hasil bertukar pasangan.
Siswa kurang antusias karena mereka
tampak kebingngunan dengan
aktivitas belajar yang dilaksanakan
dengan teknik bertukar pasangan.
Respon siswa tampak, akan tetapi
karena teknik tidak ada penekanan
khusus maka siswa sedikit
menyepelekan lingkungannya sebagai
media penulisan teks diskusi.
Interaksi siswa tidak tertata
(amburadul) dalam pengolahan
infomasi sebagai bahan penulisan teks
diskusi.
Siswa cukup semangat untuk
mendapatkan reward berupa nilai
angka di atas standar kompetensi
minimal akan tetapi terhambat dengan
penggunaan teknik yang tidak tepat.
Minat siswa sangat semamngat akan
tetapi dalam prosesnya mereka merasa
kebingungan dan kesulitan.

Berdasarkan dari observasi di
atas penyusunan teks diskusi belum
berhasil dengan menerapkan teknik
bertukar pasangan. Selain itu, dari hasil
pratindakan siswa belum bisa mempergunakan struktur, unsur kebahasaan, dan
penerapan pro kontra yang sesuai dengan konsep teks diskusi. Pelaksana-an
pratindakan ini menghasilkan peni-laian
sebagai berikut dengan ketuntasan
minimal 75. Berdasarkan dari observasi
di atas penyusunan teks diskusi belum
berhasil dengan menerapkan teknik
bertukar pasangan. Selain itu, dari hasil
pratindakan siswa belum bisa mempergunakan struktur, unsur kebahasaan, dan
penerapan pro kontra yang sesuai
dengan konsep teks diskusi. Pelaksanaan
pra tindakan ini mengha-silkan penilaian
dengan ketuntasan minimal 75. Pada
pembelajaran menulis teks diskusi
menggunakan teknik bertukar pasangan
adalah 35.5% jauh dari angka keberhasilan pembelajaran. dari hasil ini perlu
adanya inisiasi perbaikan dengan
menggunakan
teknik
group
investigation.
Tindakan I
Pada tindakan I peneliti merencanakan pembelajaran keterampilan
menulis teks diskusi mengacu pada
penggunaan teknik group investigation.
Tindakan I ini direncanakan siswa
bersama kelompoknya menginvestigasi
isu yang ditentukan oleh guru yaitu
tentang masalah kebersihan madrasah.
Produk dalam tindakan I ini ada dua
yaitu hasil kerja kelompok dan hasil
kerja individu. Dalam pengerjaan teks

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

terdapat penilaan proses yang memiliki
persentase ketuntasan 73.3%. Sedangkan dari hasil kerja itu sendiri berbentuk
teks diskusi. hasil kerja kelompok dan
individu akan digabungkangkan dengan
persentase 20% nilai kelompok dan 80%
nilai individu. Pada tindakan I ketuntasan mencapai 55,5%.
Tindakan II
Jika pada tindakan I topiknya
ditentukan pada tindakan II topiknya
bebas ditentukan oleh siswa dalam
kelompok tersebut. Pada tindakan II
penilaian proses 71% mengalami penurunan dari tindakan I. Pada tindakan II
persentase hasil 57,7% naik 2,2%.
Penurunan pada proses dan tipisnya
kenaikan hasil disebabkan 20%siswa
tidak mengikuti pembelajaran dengan
beberapa alasan.
Peningkatan proses merupakan
peningkatan yang deperoleh dari
pelaksanaan
proses
pembelajaran.
peningkatan
proses
pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan indikator
penilaian yang disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut
dilakukan agar penilaian dalam peningkatan proses pembelajaran sesuai dengan
target atau tujuan pembelajaran dan
siswa mampu memiliki kompetensi yang
mumpuni pada materi ajar.
Banyak hal yang dinilai dalam
proses
pembelajaran,
diantaranya
keaktivan siswa, kreativitas siswa, dan
cara penyelesaian tugas. Ketiga hal
tersebut merupakan pendukung untuk
tercapainya pembelajaran yang sesuai
dengan perencanaan. Ketika siswa aktif

maka semakin cepat memahami maksud
dan tujuan materi ajar. Begitu juga
dengan kreativitas dan cara penyelesaian
tugas, mereka akan mudah dalam
mengolah hasil pemahaman pada sebuah
produk teks yang ditugaskan.
Misalnya pada penilaian proses
teks diskusi sebagai data peningkatan
proses. Dalam penilaian proses tersebut
teks diskusi ditentukan oleh guru menilai
tentang
tahapan
penulisan
dari
pemahaman konsep, penulisan/penyusunan teks, dan perbaikan penulisan
teks. Tentunya penilaian tersebut diikuti
dengan adanya indikator pendukung di
masing-masing
tahapan
penilaian.
Penilaian pemahaman konsep memiliki
indikator dari tiga aspek, diantaranya
pengenalan konteks, struktur teks, dan
unsure kebahasaan teks. Pada penilaian
penulisan terdapat dua aspek yaitu
pemahaman konsep teks dan implementasi pemahaman teks. Sedangkan pada
penilaian perbaikan teks dilihat dari dua
aspek yaitu identifikasi hasil dan
perbaikan hasil teks.
Beberapa penilaian tersebut
dihubungkan dengan pengantar indikator. Pengantar indikator disesuaikan
dengan skor penilaian yang dipergunakan dari skor tertinggi 4 dan skor
terendah 1 serta siswa yang tidak hadir
tidak mendapatkan skor (0). Skor 4
memiliki
deskripsi
melaksanakan
aktivitas pembelajaran sesuai dengan
semua aspek penilaian dan penuh
kesungguhan (fokus). Skor 3 memiliki
deskripsi melaksanakan
aktivitas
pembelajaran sesuai dengan semua

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

aspek penilaian dengan fokus yang
terbagi. Melaksanakan
aktivitas
pembelajaran sesuai dengan semua
aspek penilaian dengan fokus yang
terbagi. Skor 2 memiliki deskripsi
melaksanakan aktivitas pembelajaran
kurang sesuai dengan aspek penilaian
(kurang 1 aspek penilaian). Skor 1
memiliki deskripsi idak melaksanakan
aspek semua aspek penilaian. 4 skor
tersebut akan dihubungkan dengan 3
penilaian proses yang dilakukan oleh
siswa, dalam kelompok ataupun
individu.
Penilaian proses diambil berdasarkan aktivitas kegiatan dari awal sampai akhir dalam satu tindakan. Pengambilan nilai pada kegiatan ini berdasarkan pengamatan pola kerja siswa dalam
menyelesaikan tugas. Pola siswa dalam
menyelesaikan tugas sangat beragam.
Keberagaman ini ditinjau dari kefokusan aktivitas siswa menjalankan tugas
sesuai dengan aspek penilaian proses
yang direncanakan.
Pola siswa yang beragam bukan
dari faktor siswa itu sendiri. Akan tetapi
siswa merupakan manusia biasa yang
terlahir ke dunia dalam keadaan berbeda
diantaranya
perbedaan
genetik.
Perbedaan genetik itu juga ditambah
dengan pengaruh lingkungan yang
melingkupi pengalaman hidup manusia,
baik linkungan keluarga, masyarakat,
teman sepermainan, sekolah maupun
lingkungan lainnya (Chatib, 2014:12).
Hal ini yang menjadikan penilaian
proses tersebut sangat penting dalam
kegiatan pembelajar. Hal luar mampu

mempengaruhi pola belajar siswa dari
gaya pemahaman ataupun gaya praktik,
ada siswa yang malas dan ada siswa
yang rajin. Hal tersebut merupakan
bentukan dari lingkungan yang dialami
oleh siswa. hal tersebut yang mendasari
bahwa proses akan terlaksana dengan
baik dengan adanya motivasi belajar dan
langkah pembelajaran dengan teknik
yang tepat sesuai kondisi siswa.
Begitu juga pada peningkatan
hasil Peningkatan hasil merupakan
peningkatan yang didasarkan pada
penilaian yang dihasilkan dari produk
yang disusun atau ditulis oleh siswa.
Penilaian dalam kegiatan ini dipergunakan untuk mengukur pengetahuan dan
praktik siswa dalam sebuah pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 setiap
pembelajaran teks harus memiliki
produk sebagai implementasi pemahaman siswa atas pembelajaran yang
dilaksanakan. Tentunya hal tersebut
dapat terlaksana dengan perencanaan
yang tersusun berdasarkan system,
sehingga pencapaian hasil dapat
maksimal.Akan tetapi, sangat perlu juga
kehadiran
siswa
sebagai
subjek
penelitian. Perencanaan yang baik
didukung dengan dengan kehadiran
siswa menjadi pencapaian peningkatan
penulisan teks diskusi.
SIMPULAN DAN SARAN
Peningkatan
proses
pada
pratindakan menggunakan observasi
deskriptif kegiatan pembelajaran tanpa
menggunakan teknik group investiga-

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

tion dan memiliki deskripsi yang kurang
memuaskan dalam sebuah pembelajaran.
Peningkatan
proses
pada
tindakan I mencapai ketuntasan 73.3%
yang dambil dari proses pemahaman,
penulisan dan perbaikan.Peningkatan
proses tindakan II menghasilkan
mencapai 71% mengalami penurunan
yang disebabkan 20% siswa tidak hadir
dalam pembelajaran. Namun demikian
jika semua siswa hadir proses
pembelajaran akan meningkat. Karena
beberapa siswa tersebut memiliki
kemampuan
yang
baik
dalam
pembelajaran sebelumnya.
Peningkatan hasil siswa dalam
pratindakan pembelajaran keterampilan
menulis teks diskusi mencapai 35.5%
tanpa menggunakan teknik group investigation.Sedangkan peningkatan hasil
siswa tindakan I pembelajaran keterampilan menulis teks diskusi menggunakan teknik group investigation mencapai 55.5%. Mengalami peningkatan 20%
dari pratindakan.
Peningkatan hasil siswa tindakan II pembelajaran keterampian menulis
teks diskusi menggunakan teknik group
investigation (modivikasi langkah pembelajaran tindakan I) mencapai 57.7%.
Meningkat tipis dari tindakan I yaitu
2.2%.

DAFTAR RUJUKAN
Chatib, Munif. 2014. Sekolahnya
Manusia Menjadi Guru Kreatif.
Bandung:Kaifa
Huda, Miftahul. 2013. Model-model
pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Irham, Muhammad dan Wiyani, Novan
Ardi. 2015. Psikologi Pendidikan
Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran. Sleman:Ar-Ruzz
Media.
Saukah, Ali, dkk. 2007. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Malang.
Universitas Negeri Malang.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative
LearningTeori, Riset, dan Praktik.
Bandung:Nusa Media.
Widyartono, Didin. 2012. Bahasa
Indonesia Riset. Malang:UB Press.
Zabadi. Fairul dan Sutejo. 2014. Bahasa
Indonesia Wahana Pengetahuan.
Jakarta:Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik
Indonesia.

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________

NOSI Volume 5, Nomor 4 Agustus 2017 _________________________________________ Halaman 9