Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pelajar SMA Negeri 1 Bahorok Terhadap Infeksi Menular Seksual di Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi menular seksual merupakan salah satu penyebab masalah
kesehatan, sosial dan ekonomi di banyak negara serta merupakan salah satu pintu
masuk HIV. Dengan perkembangan dibidang sosial, demografik, serta
meningkatnya migrasi penduduk, populasi berisiko tinggi terlular Infeksi Menular
Seksual (IMS) akan meningkat pesat (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Peningkatan insidensi IMS dan penyebarannya diseluruh dunia belum
dapat diperkirakan secara tepat.Pada beberapa negara pelaksanaan program
penyuluhan yang intensif dapat menurunkan insidensi IMS atau paling tidak
insidensinya tidak meningkat (Hakim, 2011).
Dalam sebuah penelitian yang berjudul Malaysian Youth Sexuality: Issue
and Challenges menunjukkan meningkatnya perilaku seksual usia dini pada
kalangan remaja, dan sebagian besar dari perilaku seksual tersebut tidak aman
karena tidak adanya perlindungan terhadap IMS dan HIV (Low WY, 2011).
Hubungan seks tidak aman dan penggunaan obat-obatan terlarang di
kalangan remaja membuat remaja berada dalam populasi yang berisiko tinggi
untuk tertular IMS. Pada tahun 2006 kasus terbanyak didapati pada wanita usia
15-19 tahun (terdapat 648 kasus per 100000) dan pada pria usia 20-24 tahun (454
per 100000) (Belenko et al, 2009). Hasil penelitian Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) di kota Palembang, Kupang, Tasikmalaya, Cirebon
Universitas Sumatera Utara
dan Singkawang tahun 2005 menunjukkan bahwa 9,1 persen remaja telah
melakukan hubungan seks sebelum menikah dan 85 persennya melakukan
hubungan seks pertama mereka pada usia 13-15 tahun dengan pacar
(J.Panggabean, 2010).
Dalam sebuah penelitian yang berjudul Sexually Transmitted Disease
Among American Youth: Incidence and Prevalence Estimates,2000 menyatakan
bahwa 9,1 juta infeksi baru di tahun 2000 pada usia 15-24 tahun menunjukan
peningkatan yang pesat dan berkelanjutan pada remaja Amerika. PMS atau IMS
yang terjadi di Amerika sudah menjadi kasus tahunan, lebih dari 15 juta kasus
.yang terjadi setiap tahunnya. Ini adalah infeksi yang paling umum yang terjadi di
Amerika Serikat (Weinstock, Berman, Gates, 2000).
Di Indonesia, kasus IMS pada umumnya terjadi pada remaja yang masih
menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Universitas,
sedangkan perilaku seks bebas umumnya sudah dimulai sejak Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Dalam suatu penelitian disalah satu SMA swasta dikota Medan
ditemukan bahwa tingkat pengetahuan siswa/i mengenai IMS masih dalam
kategori kurang baik (J. panggabean 2010). Dalam upaya pencegahan IMS, perlu
adanya pengetahuan yang baik dikalangan masyarakat umum mengenai Infeksi
Menular Seksual (IMS) khususnya pada kalangan remaja.
Berdasarkan hal - hal tersebut diatas penulis ingin melakukan sebuah
penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pelajar SMA Negeri 1
di Kec. Bahorok Kab. Langkat, tentang penyakit - penyakit IMS. SMA Negeri 1
Bahorok bertempat didaerah wisata alam Bukit Lawang yang sedikit banyak
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan pengaruh dari wisatawan - wisatawan asing. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi bagi siswa, guru, dinas pendidikan,
petugas kesehatan, dan masyarakat setempat mengenai pentingnya pengetahuan
IMS sejak dini agar dapat dicegah penularannya.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1 Bahorok
terhadap penyakit Infeksi Menular Seksual ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1
Bahorok terhadap penyakit IMS.
1.3.2. Tujuan Khusus
-
Untuk mengethui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1
Bahorok terhadap penyakit IMS berdasarkan kelasnya.
-
Untuk mengethui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1
Bahorok terhadap penyakit IMS berdasarkan jenis kelaminnya.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi siswa SMA dan pihak sekolah
-
Sebagai bahan masukan bagi orang tua dalam upaya pencegahan IMS
sejak dini dan upaya dalam peningkatan kepedulian orang tua terhadap
pendidikan seksual anak yang dimulai pada usia dini.
-
Sebagai bahan masukan bagi siswa SMA dalam menyikapi hal-hal yang
befhubungan dengan kesehatan reproduksi.
-
Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dalam memberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan penyakit IMS pada kalangan
pelajar SMA.
1.4.2. Bagi Pemerintahan
Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan di kec.Bahorok mengenai
gambaran pengetahuan dan sikap remaja terhadap infeksi menular seksual
sehingga dapat direncanakan suatu strategi untuk menindaklanjutinya.
1.4.3. BagiPeneliti
-
Dapat mengembangkan kemampuan dibidang penelitian dan mengasah
kemampuan analisis peneliti.
-
Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi menular seksual merupakan salah satu penyebab masalah
kesehatan, sosial dan ekonomi di banyak negara serta merupakan salah satu pintu
masuk HIV. Dengan perkembangan dibidang sosial, demografik, serta
meningkatnya migrasi penduduk, populasi berisiko tinggi terlular Infeksi Menular
Seksual (IMS) akan meningkat pesat (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Peningkatan insidensi IMS dan penyebarannya diseluruh dunia belum
dapat diperkirakan secara tepat.Pada beberapa negara pelaksanaan program
penyuluhan yang intensif dapat menurunkan insidensi IMS atau paling tidak
insidensinya tidak meningkat (Hakim, 2011).
Dalam sebuah penelitian yang berjudul Malaysian Youth Sexuality: Issue
and Challenges menunjukkan meningkatnya perilaku seksual usia dini pada
kalangan remaja, dan sebagian besar dari perilaku seksual tersebut tidak aman
karena tidak adanya perlindungan terhadap IMS dan HIV (Low WY, 2011).
Hubungan seks tidak aman dan penggunaan obat-obatan terlarang di
kalangan remaja membuat remaja berada dalam populasi yang berisiko tinggi
untuk tertular IMS. Pada tahun 2006 kasus terbanyak didapati pada wanita usia
15-19 tahun (terdapat 648 kasus per 100000) dan pada pria usia 20-24 tahun (454
per 100000) (Belenko et al, 2009). Hasil penelitian Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) di kota Palembang, Kupang, Tasikmalaya, Cirebon
Universitas Sumatera Utara
dan Singkawang tahun 2005 menunjukkan bahwa 9,1 persen remaja telah
melakukan hubungan seks sebelum menikah dan 85 persennya melakukan
hubungan seks pertama mereka pada usia 13-15 tahun dengan pacar
(J.Panggabean, 2010).
Dalam sebuah penelitian yang berjudul Sexually Transmitted Disease
Among American Youth: Incidence and Prevalence Estimates,2000 menyatakan
bahwa 9,1 juta infeksi baru di tahun 2000 pada usia 15-24 tahun menunjukan
peningkatan yang pesat dan berkelanjutan pada remaja Amerika. PMS atau IMS
yang terjadi di Amerika sudah menjadi kasus tahunan, lebih dari 15 juta kasus
.yang terjadi setiap tahunnya. Ini adalah infeksi yang paling umum yang terjadi di
Amerika Serikat (Weinstock, Berman, Gates, 2000).
Di Indonesia, kasus IMS pada umumnya terjadi pada remaja yang masih
menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Universitas,
sedangkan perilaku seks bebas umumnya sudah dimulai sejak Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Dalam suatu penelitian disalah satu SMA swasta dikota Medan
ditemukan bahwa tingkat pengetahuan siswa/i mengenai IMS masih dalam
kategori kurang baik (J. panggabean 2010). Dalam upaya pencegahan IMS, perlu
adanya pengetahuan yang baik dikalangan masyarakat umum mengenai Infeksi
Menular Seksual (IMS) khususnya pada kalangan remaja.
Berdasarkan hal - hal tersebut diatas penulis ingin melakukan sebuah
penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pelajar SMA Negeri 1
di Kec. Bahorok Kab. Langkat, tentang penyakit - penyakit IMS. SMA Negeri 1
Bahorok bertempat didaerah wisata alam Bukit Lawang yang sedikit banyak
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan pengaruh dari wisatawan - wisatawan asing. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi bagi siswa, guru, dinas pendidikan,
petugas kesehatan, dan masyarakat setempat mengenai pentingnya pengetahuan
IMS sejak dini agar dapat dicegah penularannya.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1 Bahorok
terhadap penyakit Infeksi Menular Seksual ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1
Bahorok terhadap penyakit IMS.
1.3.2. Tujuan Khusus
-
Untuk mengethui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1
Bahorok terhadap penyakit IMS berdasarkan kelasnya.
-
Untuk mengethui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 1
Bahorok terhadap penyakit IMS berdasarkan jenis kelaminnya.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi siswa SMA dan pihak sekolah
-
Sebagai bahan masukan bagi orang tua dalam upaya pencegahan IMS
sejak dini dan upaya dalam peningkatan kepedulian orang tua terhadap
pendidikan seksual anak yang dimulai pada usia dini.
-
Sebagai bahan masukan bagi siswa SMA dalam menyikapi hal-hal yang
befhubungan dengan kesehatan reproduksi.
-
Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dalam memberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan penyakit IMS pada kalangan
pelajar SMA.
1.4.2. Bagi Pemerintahan
Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan di kec.Bahorok mengenai
gambaran pengetahuan dan sikap remaja terhadap infeksi menular seksual
sehingga dapat direncanakan suatu strategi untuk menindaklanjutinya.
1.4.3. BagiPeneliti
-
Dapat mengembangkan kemampuan dibidang penelitian dan mengasah
kemampuan analisis peneliti.
-
Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara