Struktur Produksi Getah, Pertumbuhan dan Kajian Fenotipik Kemenyan (Styrax sp)

8

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kemenyan(Styrax sp) merupakan jenis serbaguna dan dikenal sebagai
penghasil getah bernilai ekonomis tinggi.Getah kemenyan dimanfaatkan untuk
industri farmasi, bahan pengawet, parfum, kosmetik, aromaterapi, dupa, campuran
rokok kretek (Widyastuti 1989).Sedangkan kayu kemenyan Kayu kemenyan yang
tidak produktif juga sering dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai ornamen,
jembatan dan bangunan rumah.
Sebaran tumbuh pohon kemenyan meliputi Malaysia, Thailand, Indonesia
dan Laos.Di Indonesia sendiri, jenis ini terdapat di Sumatera Selatan, Sumatera
Utara, sebagian Jawa dan Kalimantan Barat.Namun demikian, Propinsi Sumatera
Utara merupakan sentra produksi kemenyan terbesar di Indonesia. Di provinsi
Sumatera Utara terdapat 2 (dua) jenis pohon kemenyan yaitu kemenyan toba
(Styrax sumatrana) dan kamenyan durame (Styrax benzoin) dan paling banyak di
Kabupaten Humbahas, Tapanuli dan sebagian Kabupaten Dairi (Silalahi, 2013).
Seiring dengan perubahan paradigma kehutanan, dari fokus kayu menjadi
bukan kayu, keberadaan getah kemenyan menjadi salah satu komoditi penting dan
prospektif untuk diusahakan.Setiap tahunnya, propinsi Sumatera mampu

menghasilkan getah kemenyan sebanyak 4.460 ton.Namun demikian, peluang
usaha tersebut terkendala karena kondisi harga pasar yang masih fluktuatif, sistem
pengelolaan yang masih tradisional, konversi lahan serta banyaknya pohon yang
kurang produktif (Sitompul 2011, Sasmuko 2003). Keberadaan pohon kemenyan
juga terganggu karena adanya serangan kumbang Longhorn yang menyebabkan
penurunan produksi getah (Silalahi et al , 2013).

Universitas Sumatera Utara

9

Berangkat dari permasalahan produktifitas, beberapa alternatif seperti
kegiatan pemuliaan pohon, perbaikan teknik silvikultur, perbaikan teknik
penyadapan dan perbaikan manajemen pengelolaan dapat dilakukan (Fachrodji et
al. 2009).Kegiatan pemuliaan tanaman merupakan solusi yang cukup prospektif
untuk dikembangkan.Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan pada jenis
pohon penghasil getah seperti pinus, damar dan karet, karakter produksi getah
dipengaruhi oleh faktor genetik sehingga sangat memungkinkan untuk
memperoleh pohon-pohon dengan produksi getah yang tinggi.
Faktor genetik ini menyebabkan adanya variasi dalam produksi getah

kemenyan.Penelitian awal kajian morfologi yang dilakukan oleh Jayusman
(2006), menunjukkan adanya variabilitas fenotipik yang cukup luas pada karakter
diameter batang, tipe tajuk, tebal kulit dan luas daun, bentuk buah dan getah
pohon. Berdasarkan informasi awal tersebut, masih diperluan serangkaian
kegiatan untuk mengetahui bagaimana struktur produksi getah kemenyan,
keterkaitan antara produksi getah dengan karakter pertumbuhan serta kajian
fenotipik untuk mengetahui sejauhmana perananan faktor genetik dalam
menentukan produksi getah. Data tersebut nantinya dapat digunakan sebagai data
dasar untuk kegiatan pemuliaan yang akan dilakukan. Rangkaian penelitian ini
juga merupakan salah satu elaborasi aspek genetika dan silvikultur yang dapat
memberikan kontribusi telaah ilmiah dari dunia akademik ke dunia industri.

Universitas Sumatera Utara

10

Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai struktur produksi getah dan kajian fenotipik
kemenyan bertujuan untuk:
1. Mendapatkan data dasar produksi kemenyan yang dapat digunakan

sebagai informasi dasar untuk mengetahui struktur produksi dan
pertumbuhan untuk penelitian karakterisasi selanjutnya.
2. Menduga variasi genetik produksi getah melalui karakterisasi secara
fenotipik.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara ilmiah
untuk kegiatan pemuliaan kemenyan yang akan datang. Adanya informasi
karakter fenotipikdiharapkan dapat menghasilkan acuan untuk kriteria seleksi
pohon kemenyan yang mampu menghasilkan getah banyak.

Universitas Sumatera Utara