Gambaran Batita Penderita Pneumonia yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Infeksi Pernapasan Akut
Infeksi Saluran Pernapasan Akut sering disingkat dengan ISPA. Istilah
ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut
dengan pengertian sebagai berikut: (Yudarmawan, 2012 dalam Gapar, 2015)
2.1.1 Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusiadan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2.1.2 Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli
beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah
dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan
bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk jaringan paruparu) dan organ adneksa saluran pernapasan, dengan batasan ini,
jaringan paru termasuk dalam saluran pernapasan (respiratory tract).
2.1.3 Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.
Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini
dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA merupakan penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi
ringan sampai berat.ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran
pernapasan bagian bawah. ISPA berlangsung sampai 14 hari, pada organ

pernapasan berupa hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. ISPA yang

7
Universitas Sumatera Utara

8

mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab kematian utama, terutama pada
balita (Kemenkes, 2013).
Hasil Riskesdas tahun 2013 menjelaskan bahwa lima provinsi dengan
ISPA tertinggi di Indonesia adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua
(31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%).
Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan provinsi tertinggi
dengan ISPA. Period prevalence ISPA Indonesia menurut Riskesdas 2013
(25,0%) tidak jauh berbeda dengan 2007 (25,5%). Period prevalence ISPA
tersebut dihitung dalam kurun waktu 1 bulan terakhir.
2.2 Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalahperadangan parenkim paru yang disebabkan oleh

mikroorganisame seperti bakteri virus, jamur atau parasit. Namun pneumonia juga
dapat disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik seperti suhu atau
radiasi. Peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh penyebab selain
mikroorganisme (fisik, kimiawi, alergi) sering disebut pneumonitis (Djojodibroto,
2009).
Pada umumnya pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular
yang ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderita
pneumonia yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet ke udara pada saat
batuk atau bersin. Untuk selanjutnya, kuman penyebab pneumonia masuk ke
saluran pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup) atau dengan cara
penularan langsung, yaitu percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat

Universitas Sumatera Utara

9

batuk, bersin, dan berbicara langsung terhirup oleh orang di sekitar penderita, atau
memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan
penderita (WHO 2013 dalam Anwar,2014).
Pneumonia sebenarnya dapat disembuhkan dengan tuntas asal cepat

ditangani sehingga peradangan yang terjadi tidak meluas. Karena tanda dan gejala
hampir serupa dengan penyakit batuk dan pilek biasa, orang tua cenderung tidak
waspada dan biasanya enggan membawa anaknya ke pelayanan kesehatan.
Padahal pneumonia dapat menyebabkan kematian bila peradangannya semakin
meluas sehingga paru-paru tidak dapat melakukan fungsi pertukaran oksigen
dengan baik. Akibatnya tubuh anak mengalami kekurangan oksigen dan dapat
menyebabkan kematian (Sefrina, 2015).
2.3 Patogenesis Pneumonia
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu keadaan
(imunitas) inang, mikroorganisame yang menyerang pasien dan lingkungan yang
berinteraksi satu ama lain.Interaksi ini akan menentukan klasifikasi dan bentuk
manifestasi dari pneumonia, berat ringannya penyakit, diagnosis empirik, rencana
terapi secara empiris serta prognosa dari pasien (Dahlan, 2010).
Pneumonia dapat menyebar dengan berbagai cara.Virus dan bakteri
yang biasanya ditemukan di hidung atau tenggorokan anak dan menginfeksi paruparu menyebar melaui udara seperti batuk atau bersin.Selain itu, pneumonia pada
anak dapat menyebar melalui darah, terutama selama dalam kandungan (masa
kehamilan