S PKR 1203462 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Objek Penelitian
Objek penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel budaya

organisasi, variabel budaya organisasi (X1) dan variabel motivasi (X2) yang
merupakan variabel bebas (independent variabel), sedangkan variabel kinerja
guru merupakan variabel terikat (dependent variabel). Penelitian ini dilakukan di
SMK Merdeka Bandung yang beralamat di Neglasari, Cibeunying Kaler.
3.2

Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian
Meurut Sugiyono (2011, hlm.3) menyatakan bahwa: “Metode penelitian
berarti sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.”
Penelitian ini menggunakan metode survey. Menurut Noor, J. (2012, hlm.
38) metode penelitian survey adalah:

Penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
variabel dari sekelompok objek (populasi). Survey dengan cakupan
seluruh populasi (objek) dinamakan sensus. Adapun survey yang
mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survey. Penelitian
survey dapat digunakan untuk mengetahui variabel seperti pendapat,
persepsi, sikap, prestasi dan motivasi.
Metode survey ini penulis gunakan dengan cara menyebarkan angket
mengenai variabel X1 (budaya organisasi), variabel X2 (motivasi) dan variabel Y
(kinerja guru) di SMK Merdeka Bandung.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan pengamatan di lapangan
untuk mendapatkan data penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru tetap
di SMK Merdeka Bandung.
3.2.2 Populasi Penelitian
Muhidin S. A. (2010, hlm.1), “Populasi adalah keseluruhan elemen atau
unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang
39
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan). Dengan demikian, populasi tidak terbatas pada sekelompok orang,
tetapi apa saja yang menjadi perhatian kita”. Kemudian menurut Sugiyono (2009,
hlm. 117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Hal ini sejalan dengan
pendapat dari Arikunto (2002, hlm. 107) yang mengemukakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil dari
10%-15% atau dengan 20%-25%.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi yang terdiri dari seluruh
guru tetap di SMK Merdeka Bandung yang berjumlah 32 orang. Adapun rincian
daftar guru tetap di SMK Merdeka Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Populasi Guru Tetap di SMK Merdeka Bandung

Nama Sekolah

SMK Merdeka
Bandung

Mata Pelajaran

Jumlah Guru

Bahasa Inggris

3 orang

Pendidikan Agama Islam

3 orang

Prakarya dan Kewirausahaan

2 orang


Bahasa Indonesia

1 orang

Teknik Otomotif

1 orang

Administrasi Perkantoran

3 orang

Seni Budaya

2 orang

Matematika

4 orang


Pendidikan Kewarganegaraan

1 orang

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

Teknik Komputer dan Jaringan
Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan

4 orang

2 orang


Teknik Sepeda Motor

1 orang

Sejarah Indonesia

1 orang

Fisika

1 orang

Bimbingan Konseling

1 orang

Teknik Pemesinan

2 orang


Jumlah Guru Tetap

32 orang

3.2.3 Partisipan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru tetap di SMK Merdeka
Bandung yang berjumlah 32 orang. Setelah dilakukan penyebaran, angket pun
terkumpul seluruhnya atau 100%.

Jadi, responden yang dilibatkan dalam

penelitian ini adalah seluruh guru tetap SMK Merdeka Bandung sebanyak 32
orang.
3.2.4 Teknik dan Alat pengumpulan Data
Untuk

mengumpulkan

data


yang

diperlukan

dalam

membahas

permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat
digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:
1) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data secara lisan dengan melakukan
tanya jawab dengan pihak sekolah untuk memperoleh data mengenai profil
sekolah, gambaran lingkungan sekolah, dan melakukan tanya jawab kepada
siswa dan guru tentang budaya organisasi, motivasi dan kinerja guru dalam
pembelajaran di SMK Merdeka Bandung.
2) Kuesioner (angket)

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK

MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi atau data dari responden dalam arti laporan
tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui,” sejalan dengan hal tersebut,
Sugiyono (2009, hlm.199) mengemukakan bahwa “Kuesioner atau angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”. Bentuk angket yang disebar adalah angket tertutup, yaitu pada
setiap pernyataan disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih oleh
setiap responden dengan menggunakan skala interval model rating scale.
Menurut Riduan dan Akdon, (2009, hlm. 14) data interval adalah
Skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain dan
mempunyai bobot yang sama. Contoh dari pengukuran skala interval
antara lain: skor ujian perguruan tinggi, skor IQ, waktu, temperature,
mengurutkan (kualitas pelayanan, keadaan persepsi pegawai, dan sikap
pimpinan). Selain itu datanya bisa ditambahkan, dikurangi, digandakan

dan dibagi tanpa mempunyai jarak relatif skor-skornya.
Skala model pengukuran rating scale menurut Sugiyono (2011, hlm. 113)
adalah “Skala yang mengolah data mentah berupa angka, yang kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatis”. Selanjutnya Riduan dan Akdon (2009,
hlm. 23) menyatakan bahwa:
Bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap
saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap gejala atau
fenomena lainnya misalnya untuk mengukur status sosial, kinerja dosen,
kegiatan PBM, kepuasan pelanggan, produktivitas kerja, motivasi pegawai
dan lainnya.
Kuesioner dalam penelitian ini dikontruksi dalam tiga jenis angket yakni
tentang budaya organisasi, motivasi dan kinerja. Penyusunan angket yang
digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah langkah sebagai berikut:
1)

Menyusun kisi-kisi angket
Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Terdapat lima
alternatif jawaban dan setiap alternatif jawaban disesuaikan dengan
pernyataan.


2)

Menetapkan skala penilaian angket

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan alternatif
jawaban berupa rating scale. Dimana mempunyai lima alternatif jawaban
dengan ukuran interval.
3)

Melakukan uji coba angket
Sebelum melakukan pengumpulan data sebenarnya, angket yang akan
digunakan terlebih dahulu diuji cobakan. Pelaksanaan uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket
yang berkaitan dengan redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun
maksud yang tekandung dalam pernyataan item angket tersebut.

3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji
kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias.
Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan reliabilitas.
Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur dalam penelitian ini.
3.2.5.1 Uji Validitas
Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid).
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya
angket-angket yang disebarkan kepada responden.
Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi
Product Moment dari Karl Pearson dalam Sujarweni, V.W. dan Endrayanto, P.
(2012, hlm. 177), yaitu:
=

Keterangan:

[�∑

2

�∑

−∑ ∑

− (∑ )2 ][�∑

2

− (∑ )2

rxy

: Koefisien

korelasi antara variabel X dan Y

X

: Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item keI
yang akan diuji validitasnya.

Y

: Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang
diperoleh tiap responden.

∑X

: Jumlah skor dalam distribusi X

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

∑Y

: Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

: Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y

: Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N

: Banyaknya responden

2

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 26-30), adalah sebagai
berikut:
1) Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba
intsrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun
disarankan sekitr 20-30 responden.
2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau
pengolahan data selanjutnya.
5) Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
6) Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item
angket dari skor-skor yang diperoleh.
8) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-3,
dimana n merupakan jumlah responden yang dilibarkan dalan uji validitas,
yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 3 = 17, dan = 5%.
9) Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan
nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:
>
, maka instrumen dinyatakan valid.
(1) Jika
(2) Jika
<
, maka instrumen dinyatakan tidak valid
Apabila instrumen itu valid, maka instrumen tersebut dapat digunakan pada
kuesioner penelitian.
Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang
guru tetap di SMK Al Huda Sariwangi. Data angket yang terkumpul, kemudian
secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.
3.2.5.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1 (Budaya Organisasi)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 6 indikator
budaya organisasi, diuraikan menjadi 18 butir pernyataan angket yang disebar
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

kepada 20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel budaya
organisasi:

Tabel 3. 2
Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Budaya Organisasi)

No.Item

No. Item
Baru

rhitung

rtabel

Ket

1
0.232
2
1
0.867
3
2
0.765
4
3
0.858
5
4
0.699
6
5
0.509
6
7
0.754
7
8
0.631
8
9
0.658
9
10
0.801
10
11
0.754
11
12
0.635
12
13
0.867
13
14
0.888
14
15
0.867
16
0.375
15
17
0.754
16
18
0.867
Sumber : Hasil Uji Coba Angket

0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456

Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid

Berdasarkan tabel 3.1. terdapat dua item yang tidak valid karena pernyataan
kuesioner tersebut memiliki koefisien korelasi butir total (r hitung) yang lebih rendah dari
rtabel. Pada variabel X1 terdapat 2 item yang tidak valid sehingga jumlah item variabel X 1
menjadi 16 item.

3.2.5.1.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2 (Motivasi Kerja Guru)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 5 indikator
motivasi, diuraikan menjadi 12 butir pernyataan angket yang disebar kepada 20
orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel motivasi kerja guru:
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

Tabel 3. 3
Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Motivasi Kerja Guru)
No.Item

No. Item
Baru
1
2
3

rhitung

rtabel

Ket

1
0.777
2
0.662
3
0.534
4
0.369
5
4
0.762
6
5
0.765
7
6
0.646
8
7
0.890
9
8
0.533
10
9
0.760
11
10
0.790
12
11
0.704
Sumber: Hasil Uji Coba Angket

0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456
0.456

Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan tabel 3.2. terdapat satu item yang tidak valid karena pernyataan
kuesioner tersebut memiliki koefisien korelasi butir total (r hitung) yang lebih rendah
dari rtabel. Pada variabel X2 terdapat 1 item yang tidak valid sehingga jumlah item
variabel X2 menjadi 11 item.
3.2.5.1.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y(Kinerja Guru)
Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi Product Moment dan
perhitungannya menggunakan program Microsoft Excel 2010. Dari 5 indikator
kinerja guru, diuraikan menjadi 13 butir pernyataan angket yang disebar kepada
20 orang responden. Berikut hasil uji validitas untuk variabel kinerja guru:
Tabel 3. 4
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)
No.Item
1
2
3
4

rhitung
0.664
0.672
0.751
0.773

rtabel Keterangan
0.456
Valid
0.456
Valid
0.456
Valid
0.456
Valid

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

5
0.787 0.456
Valid
6
0.805 0.456
Valid
7
0.698 0.456
Valid
8
0.628 0.456
Valid
9
0.477 0.456
Valid
10
0.568 0.456
Valid
11
0.724 0.456
Valid
12
0.761 0.456
Valid
13
0.684 0.456
Valid
Sumber: Hasil Uji Coba Angket
Berdasarkan tabel 3.3. pernyataan kuesioner pada Variabel Y (kinerja guru)
yang berjumlah 13 item dinyatakan valid.
Tabel 3. 5
Rekapitulasi Jumlah Angket Hasil Uji Coba

No.

Variabel

1
2
3

Budaya Organisasi
Motivasi
Kinerja Guru
Total
Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Jumlah
Item
Sebelum
Uji Coba

18
12
13
43

Setelah Uji Coba
Valid

Tidak
Valid

Jumlah
Item

16
11
13
40

2
1
3

16
11
13
40

3.2.5.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan
uji reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen adalah pengujian alat
pengumpulan data kedua. Arikunto (2010, hlm. 221) berpendapat bahwa
“Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa, sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik”. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya.
Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut
dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

menggunakan rumus Koefisien Alfa (�) dari Cronbach dalam Sujarweni, V.W.
dan Endrayanto, P. (2012, hlm. 186), yaitu:

11

=



�−1

. 1−

∑ ��2
�2

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu
mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
11

K
��2

�2
N

� =


∑ 2−



2



=
=

Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha
Banyaknya bulir soal

=

Jumlah varians bulir

=
=

Varians total
Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Muhidin, S.A. (2010, hlm. 3135), adalah sebagai berikut:
1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5) Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
responden pada tabel pembantu.
6) Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.
7) Menghitung nilai koefisien alfa.
8) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 3.
9) Selanjutnya nilai rhitung diatas dibandingkan dengan rtabel pada tingkat
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 3)
10) Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya:
a. Jika nilai rhitung > nilai rtabel , maka instrumen dinyatakan reliabel.
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

b. Jika nilai rhitung < nilai rtabel , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana
terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 6
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2 dan Variabel Y
No.

Variabel

1
Budaya Organisasi (X1)
2
Motivasi (X2)
3
Kinerja Guru (Y)
Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil
rhitung
1.008
0.889
0.905

rtabel
0.456
0.456
0.456

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Hasil uji reliabilitas variabel X1, X2 dan Variabel Y menunjukan bahwa
ketiga variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai r hitung > rtabel. Hasil kedua
pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan
valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada
hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen
yang belum teruji kevalidan dan kereliabilitasannya.
3.2.6 Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu simbol yang sederhana atau konsep yang berisikan
nilai deret atau variabel juga bisa disebut sebagai konsep yang memiliki
bermacam-macam nilai. Pengukuran adalah penggunaan angka-angka atau simbol
yang mewakili aspek-aspek atau dimensi-dimensi konsep yang diukur
berdasarkan standar atau aturan tertentu. Tujuan dari pengukuran adalah untuk
membedakan satu unit analisis dengan unit analisis yang lain berdasarkan variabel
yang diukur.
Menurut Muhidin S.A. dkk. (2014, hlm. 37), menyatakan bahwa
“Operasional variabel adalah kegiatan menjabarkan konsep variabel menjadi
konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator.” Operasional variabel menjadi
rujukan dalam penyusunan instrument penelitian, oleh karena itu operasional
variabel harus disusun dengan baik agar memiliki tingkat validitas dan reliabilitas
yang tinggi.
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi (X2).
2. Variabel terikat (dependen variabel)
Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Sedangkan yang menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Guru (Y).
3.2.6.1 Operasional Variabel Budaya Organisasi
MenurutRobbins (2006, hlm. 721) mengungkapkanbahwa: “Budaya
organisasi mrupakan sistem makna yang dianut oleh anggota – anggota yang
membedakan organisasi itu dengan dengan organisasi lainnya.” Sedangkan
menurut Luthans (2006, hlm. 137) mendefiniskan budaya organisasi sebagai:
“Pola pemikiran dasar yang diajarkan kepada personel baru sebagai cara untuk
merasakan,berpikir, dan bertindak secara benar dari hari ke hari”.
Merujuk kepada pemikiran Luthan dan Schein (2002, hlm. 140), di bawah
ini akan diuraikan tentang karakteristik budaya organisasi di sekolah, yaitu
tentang (1) observed behavioral regularities, (2) norms,(3) dominant values , (4)
philosophy, (5) rules,dan (6) organization climate.
1)

Observed behavioral regularities budaya organisasi di sekolah ditandai
dengan adanya keberaturan cara bertindak dari seluruh anggota sekolah yang
dapat diamati. Keberaturan berperilaku ini dapat berbentuk acara-acara ritual
tertentu, bahasa umum yang digunakan atau symbol-simbol tertentu, yang
mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh anggota sekolah.

2)

Norms. Buadaya organisasi di sekolah ditandai pula oleh adanya normanorma yang berisi tentang standar perilaku dari anggota sekolah baik bagi
siswa maupun guru. standar perilaku ini bisa berdasarkan pada kebujakan
intern sekolah itu sendiri maupun pada kebijakan pemerintah daerah dan
pemerintah pusat.

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

3)

Dominant values, yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh
seluruh anggota organisasi, misalnya tentang kualitas lulusan siswa yang
bagus, absensi yang rendah atau efesiensi yang tinggi.

4)

Philosophy, yakni adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan
keyakinan organisasi sekolah dalam memperlakukan setiap warga sekolah.

5)

Rules, yaitu adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan
organisasi sekolah. Aturan yang mengikat ini juga bisa ditandai dengan
adanya sanksi pada setiap pelanggaran yang dilakukan serta reward sebagai
apresiasi yang bagus.

6)

Organization climate, merupakan perasaan keseluruhan (an overall “feeling”)
uang tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi tata ruang, cara
berinteraksi para anggota sekolah, dan cara anggota memperlakukan dirinya
dan warga sekolah atau orang lain.
Untuk

memudahkan

pemeriksaan

operasionalisasi

variabel

budaya

organisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 7
Operasional Variabel Budaya Organisasi
Variabel
Penelitian
Budaya Organisasi
(variabel X1)

Indikator
1. Keberaturan
cara bertindak
(observed
behavioral
regularities)

Budaya organisasi
adalah pola
pemikiran dasar
yang diajarkan
kepada personel
baru sebagai cara
2. Norma-norma
untuk
(norms)
merasakan,berpikir,
dan bertindak
secara benar dari

Ukuran
1. Guru secara rutin mengikuti
acara ritual sekolah
2. Pembiasaan dalam berdo’a
sebelum memulai pelajaran.
3. Adanya pertemuan keluarga
besar sekolah
4. Pembiasaan dalam sopan
santun.
5. Mempunyai hubungan yang
baik dengan tamu sekolah.
1. Mengenakan seragam sekolah
sesuai dengan fungsinya.
2. Setiap warga sekolah mentaati
tata tertib sekolah.
3. Mencegah kenakalan remaja.
4. Guru menjadi panutan.

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skala
Interval

Interval

52

hari ke hari.

Luthans (2006,
hlm. 137)

3. Orientasi mutu
(dominant
values)

1. Meningkatkan mutu
pendidikan.
2. Evaluasi untuk perbaikan
mutu pendidikan.

Interval

4. Keyakinan
(philosophy)

1. Memberikan kepuasan kepada
semua guru.
2. Memiliki hubungna yang baik
dengan stakeholder.

Interval

5. Aturan yang
mengikat
(rules)
6. Iklim
organisasi
(organization
climate)

1. Kesamaan rasa untuk
menjadi lebih baik
dalam setiap keluhan.
1. Lingkungan kerja yang
kondusif
2. Tata ruang yang baik.
3. Penataan lingkungan yang
baik.
4. Pemenuhan kapasitas ruang
belajar dan kantor.

Interval

Interval

3.2.6.2 Operasional Variabel Motivasi
Menurut Hasibuan (2007, hlm. 183) motivasi adalah
Suatu upaya yang harus dilakukan dalam organisasi dengan cara
memberikan motif-motif yang terus menerus kepada para pegawai
agar dapat bekerja secara optimal guna mencapai tujuan organisasi
yang dicirikan dengan disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetensi
dan kerja keras.
Operasional variabel motivasi sendiri dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3. 8
Operasional Variabel Motivasi
Variabel
Penelitian
Motivasi (variabel
X2)

Indikator
1. Disiplin

Motivasi
adalah
suatu upaya yang
2. Semangat kerja
harus
dilakukan
dalma organisasi

Ukuran

Skala

1. Mampu melakukan
pembelajaran dengan baik
2. Selalu menaati pertaruran

Interval

1. Tepat waktu datang ke
sekolah
2. Optimis mengenai kegiatan
dan tugas sekolah yang

Interval

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

dengan
cara
memberikan morifmotif yang terus
3. Ambisi
menerus
kepada
para pegawai agar
dapat
bekerja
secara
optimal
guna
mencapai
tujuan organisasi
4. Kompetensi
yang
dicirikan
dengan
disiplin,
semangat
kerja,
ambisi, kompetensi
dan kerja keras.
(Hasibuan, 2007,
hlm. 183).
5.

Kerja keras

diberikan
Interval
1. Mengambil tindakan dengan
tepat untuk menjawab masalah
yang sedang dihadapi
2. Bertindak dengan orinteasi
jangka panjang
1. Ketelitian dalam
menyelesaikan pekerjaan
2. Dapat menguasai materi
dengan baik
3. Menyusun RPP.
4. Pembelajaran sesuai dengan
RPP.

Interval

1. Dapat menjaga hubungan
yang baik dan menyenangkan
kepada seluruh perangkat
sekolah
2. Memakai bahasa yang baik
dan benar

Interval

3.2.6.3 Operasional Variabel Kinerja Guru
Proses belajar mengajar kinerja guru adalah kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak
dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya pendidikan. Menurut
Suyanto (2003, hlm. 3) menyatakan bahwa: “Kinerja guru adalah kemampuan dan
usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam
perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan
evaluasi hasil pembelajaran.”
Kemampuan dan usaha dalam melaksanakan tugasnya tersebut terangkum
dalam indikator kinerja, diantaranya: 1)Kesetiaan dan komitmen dalam mengajar;
2)Menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran; 3)Kedisiplinan dalam
mengajar dan tugas lainnya; 4)Kreatifitas dalam melakukan pengajaran; 5)Bekerja
sama dengan sekolah. Operasional variabel kinerja guru (variabel Y) secara lebih
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 9
Operasional Variabel Kinerja Guru
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

Variabel
Penelitian
Kinerja (Y)

Indikator
1. Komitmen dalam
mengajar.

Skala

1. Kemampuan guru dalam
memiliki komitmen tinggi
dalam menjalankan tugas
mengajar.
2. Kemampuan guru dalam
memiliki kesetiaan yang
tinggi dalam mengajar.

Interval

1. Kemampuan guru dalam
mengembangkan bahan
pembelajaran yang sesuai
dengan RPP yang telah
disusun.
2. Kemampuan guru menguasai
pelajaran yang diajarkan.
3. Kemampuan guru dalam
mengevaluasi pembelajaran.

Interval

3. Kedisiplinan
dalam mengajar
dan tugas lainnya

1. Guru dapat melaksanakan
tugas-tugas pokok dalam
mengajar.
2. Guru disiplin dalam sistem
pembelajaran yang
dilaksanakan.

Interval

4. Kreatifitas dalam
pembelajaran

1. Kemampuan guru dalam
menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang
disampaikan.
2. Kemampuan guru dalam
menggunakan model
pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang
disampaikan.
3. Kemampuan guru dalam
menggunakan media
pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang
disampaikan.
4. Kemampuan profesional
guru.

Interval

Kinerja Guru
adalah kemampuan
dan usaha guru
untuk
melaksanakan
tugas pembelajaran
2. Menguasai dan
sebaik-baiknya
mengembangkan
dalam perencanaan
bahan pelajaran
program
pengajaran,
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran dan
evaluasi hasil
pembelajaran.
Suyanto (2003,
hlm 3)

Ukuran

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

5. Kerja sama
dengan sekolah

1. Guru dapat berkomunikasi
baik dengan peserta didik
dalam poses pembelajaran.
2. Kemampuan guru
melaksanakan tugas dari
sekolah selain tugasnya untuk
mengajar.

Interval

3.2.7 Persyaratan Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa
pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan UjiLinieritas.
3.2.7.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji
statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan
apabila belum ada teori yang menyatakan bahwavariabel yang diteliti
adalahnormal.
Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal,maka teknik
statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian
penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis
itu berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2010, hlm. 69) mengatakan “Suatu
data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah
rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”.
Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
Liliefors

Test,

karena

kelebihan

Liliefors

Test

adalah

penggunaan/penghitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (powerfull)
sekalipun ukuran sampel kecil (n=4). Langkah kerjanya sebagai berikut:
1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data.

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

2) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus
ditulis).
3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4) Berdasarkan frekeunsi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi), , fki
= fi + fkisebelumnya.
5) Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z: dimana
_

i  
nilai z, Formula,  
S

i
Dimana :  
dan
n
_

S

(  xi ) 2
n
n 1

 i 2 

6) Menghitung therotical proportion:
7) Bandingkanlah emphirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian
carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi.
8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.
9) Apabila Dhitung  Dtabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat
dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.
3.2.7.2 Uji Linieritas
Tujuan pengujian linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara
variabel terikat dan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan
uji kelinieran regresi. Sebelum menguji linieritas regresi, harus diketahui
persamaan regresi sederhana yaitu:
a + bX (Sugiyono, 2007, hlm. 244)
Keterangan:
Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Konstanta
b=

Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan

X=

Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Dengan ketentuan:

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

a=

=

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:
b=
Kemudian model persamaan tersebut dilakukan uji linieritas Muhidin, S.A. (2010,
hlm. 99-101) dengan langkah–langkah sebagai berikut:
1)
2)
3)

4)
5)
6)
7)

8)

9)
10)
11)

12)

13)

14)
15)

Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y.
Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:
(Σ )2
JK reg(a) =

Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:
∑ .∑

�� ( / ) =

Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
JKres = ΣY2 – JKreg (b/a) – JK reg (a)
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJKreg(a)= JK reg (a)
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJKreg(a) = JKreg (b/a)
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
RJKres= JKres
N–2
Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
∑ 2
2
=




Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil
sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKres – JKE
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
RJKTC = JKTC
K–2
Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE = JKE
N–k
Mencari nilai uji F dengan rumus:
F = RJKTC
RJKE
Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka
distribusi berpola linier.
Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

16) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat
kesimpulan.
3.2.7.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat sampel
yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata
lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen.
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett.
Muhidin, S.A. (2010, hlm. 96), mengatakan bahwa:
Ide dasar uji asumsi homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data
dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas
merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat
perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian, pengujian
homogenitas varians ini untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel
memiliki varians yang homogen.
Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan
bantuan Microsoft Office Excel 2010. Kriteria yang digunakannya adalah apabila
nilai hitung

2

> nilai tabel

2

, maka H0 menyatakan varians skornya homogen

ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

  db.LogS

X 2  1n10 B 

2

1



Sumber : Somantri, A. dan Muhidin, S.A. (2006, hlm. 294)
Dimana :
S1 2

= varians tiap kelompok data

db1

= n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok

B

= Nilai Barlett = ( Log S2gab ) (∑db1)

S2gab

= varians gabungan = S 2 gab 

 db.S
 db

2
i

Menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 97), langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah:
1) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap
kelompok tersebut.
2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan
model tabel sebagai berikut :

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

Tabel 3. 10
Model Tabel Uji Barlett
Sampel db=n-1 S12
Log S12
1
2
3

Σ
Sumber: Muhidin, S.A. (2010, hlm. 97)
3) Menghitung varians gabungan.
S

2
gab

= Varians gabungan = S

2
gab

 dbS
=
 db

db.Log S12 db. S12

2
i

4) Menghitung log dari varians gabungan.
5) Menghitung nilai Barlett.
B = Nilai Barlett = (Log S2gab)(Σdb1)
6) Menghitung nilai χ2.
dimana:

S i2 = Varians tiap kelompok data
7) Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k – 1
8) Membuat kesimpulan.
(1) Nilai hitung χ2< nilai tabel χ2, Ho diterima (variasi data dinyatakan
homogen).
(2) Nilai hitung χ2> nilai tabel χ2, Ho ditolak (variasi data dinyatakan tidak
homogen).
3.2.8 Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012, hlm. 244), mengemukakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Sementara Noor, J. (2012, hlm. 163) menyatakan bahwa “Teknik analisis
data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat statistic yang
relevan untuk digunakan dalam penelitian”.

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

Tujuan dilakukannya analisis data antara lain adalah mendeskripsikan
data, dan membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
populasi, atau karakteristik berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
(statistik). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
Untuk mencapai tujuan analisis data, maka langkah-langkah atau prosedur
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrument pengumpulan data
2) Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrument pengumpulan data
3) Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrument pengumpulan data menurut variabel-variabel
yang

diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap

opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola
pembobotan untuk tahapan koding adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 11

Pola pembobotan kuesioner Rating Scale
No
Interval
Tingkat Pengaruh
1
1,00 - 1,79
Sangat Rendah
2
1,80 - 2,59
Rendah
3
2,60 - 3, 39
Sedang
4
3,40 - 4, 19
Tinggi
5
4,20 - 5,00
Sangat Tinggi
4) Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi
secara lengkap unutk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 12
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden

1

2

3

4

5

Skor Item
6


N

Total

1
2
N

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam
teknik, yaitu analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.2.8.1 Teknik Analisis Data Deskriptif
Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data deskriptif. Sugiyono (2010, hlm. 169), mengungkapkan bahwa
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
dengan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum atau generalisasi”.
Teknik analisis ini digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan
masalah nomor 1, 2 dan 3 maka teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat budaya organisasi,
untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi dan untuk mengetahui gambaran
tingkat kinerja guru tetap di SMK Merdeka Bandung. Termasuk dalam teknik
analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Untuk

mempermudah dalam

mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari
responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan
kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing
masing variabel. Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai dengan lima
kategori, adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 13
Skala Penafsiran Skor Rata-rata
No.

Rentang

1.
2.
3.
4.
5.

1,00 – 1,79
1,80 – 2,59
2,60 – 3,39
3,40 – 4,19
4,20 – 5,00

X1
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Penafsiran
X2
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Y
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Sumber: Sugiyono (2002, hlm. 81)

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

3.2.8.2 Teknik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk
data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data
nominal dan Interval. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris
karena data yang digunakan adalah data interval. Ciri analisis data inferensial
adalah digunakan rumus statistik tertentu (misalnya uji t, uji F, dan lain
sebagainya).
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah no. 4, yaitu untuk mengetahui pengaruh
budaya organisasi terhadap kinerja guru tetap di SMK Merdeka Bandung, no. 5,
yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja guru tetap di SMK
Merdeka Bandung dan rumusan masalah no. 6, yaitu untuk mengetahui pengaruh
budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru tetap di SMK Merdeka
Bandung.
Dalam penelitian ini analisis data inferensial yang digunakan adalah
analisis regresi sederhana dan regresi ganda
1) Analisis regresi sederhana
Riduan dan Akdon (2009, hlm.133), mengemukakan bahwa:
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk
meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas
(X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh
hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y).
Persamaan umum regresi liner sederhana menurut Riduwan (2010, hlm. 97)
adalah:
Y=a+bX
Keterangan:
= Subyek dalam variabel terikat yang diproyeksikan
a
= Nilai konstanta
b
= Nilai arah sebagai penentu ramalan yang menunjukkan nilai
peningkatan atau penurunan variabel Y.
X
= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu.
Dengan ketentuan:
=



− ∑


=



Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:
=

� (∑
�∑

)−∑ ∑
− ( ∑ )2

2

2) Analisis regresi ganda
Somantri, U.T. dan Muhidin, S.A. (2006, hlm. 250) mengatakan bahwa
“Analisis regresi ganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana,
kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel
bebasnya dua atau lebih”. Sementara Riduwan (2010, hlm. 108) mengatakan
bahwa:
Analisis regresi ganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua
variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat.
Dalam analisis regresi ganda ini, variabel terikat yaitu kinerja guru (Y) dan
yang mempengaruhinya yaitu budaya organisasi (X1) dan motivasi (X2).
Persamaan regresi untuk dua variabel bebas adalah sebagai berikut:
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Ŷ

= variabel dependen yaitu kinerja guru

a

= konstanta

b1 = koefisien regresi untuk budaya organisasi
b2 = koefisien regresi untuk motivasi
X1 = variabel independen yaitu budaya organisasi
X2 = variabel independen yaitu motivasi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi ganda menurut
Muhidin, S.A. (2007, hlm. 203) adalah sebagai berikut:
1) Data mentah (sumber data penelitian yang berisikan nilai X 1, X2, dan Y dari
sejumlah responden) disusun terlebih dahulu ke dalam tabel penolong (tabel
yang berisikan ∑Y, ∑X1, ∑X2, ∑X1Y, ∑X2Y, ∑X1X2, ∑X1, ∑X2)
2) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a, b1,
dan b2 dapat menggunakan persamaan berikut:

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

b1 =

b2 =
– b1

a=

Sumber: Somantri, U.T. dan Muhidin, S.A. (2006, hlm. 250)
3) Melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai
dengan rumus:

,

,

,



,=


=∑ -



=∑

-



=∑

-



,

=∑

-

3.2.9 Pengujian Hipotesis
Sugiyono (2012, hlm. 64) menyatakan “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis bersifat
sementara, sehingga harus diuji secara empiris. Sedangkan pengujian hipotesis
adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima
atau menolak hipotesis ini.
Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas
atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel
terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan adalah analisis regresi
ganda. Menurut Muhidin, S.A. (2010, hlm. 62) pengujian keberartian pada
analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1) Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1
a) H0 : ρ = 0
: Tidak ada pengaruh positif budaya organisasi terhadap
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

kinerja guru tetap
: Ada pengaruh positif budaya organisasiterhadap kinerja
guru tetap
: Tidak ada pengaruh positif motivasi terhadap
kinerja guru tetap
: Ada pengaruh positif motivasi terhadap kinerja guru tetap
: Tidak ada pengaruh positif budaya organisasi dan
motivasi terhadap kinerja guru tetap
: Ada pengaruh positif budaya organisasi dan motivasi
terhadap kinerja guru tetap

H1 : ρ ≠ 0
b) H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
c) H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0

2) Menentukan uji statistika yang sesuai, yaitu :

=

2
1
�22

Menurut Sudjana (1996, hlm. 91) untuk menentukan nilai uji F di atas,
adalah dengan:
a) Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
JK(reg) = 1 ∑ 1 + 2 ∑ 2 +⋯+ � ∑ �

b) Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:
JK(res) = ∑ 2 −



2


- JK(reg)

c) Menghitung nilai dengan rumus:
Fhitung =

JK (reg )

JK (res )
� −� 1

Dimana: k = banyaknya variabel bebas
3) Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk
db1 = k dan db2 = n-k-1.
4) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian:
Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.
5) Membuat kesimpulan.
Berikut ini merupakan kriteria interpretasi koefisien korelasi:
Tabel 3. 14
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya nilai r
0,000 - 0, 199
0,200 - 0, 399
0,400 - 0,599
0,600 - 0,799
0,800 - 1,000

Interpretasi
Sangat lemah
Lemah
Sedang/Cukup Kuat
Kuat
Sangat Kuat

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Sumber: Sugiyono (2011, hlm.183)
3.2.10 Koefisien Determinasi
Muhidin, S.A. (2010, hlm. 110) menyatakan bahwa koefisien determinasi
(R2) dijadikan dasar dalam menentukan besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau besarnya kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat adalah koefisien korelasi dikuadratkan
lalu dikali saratus persen (R2X 100%).

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu