S PKR 1203462 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam

keberhasilan misi Indonesia, karena demi mewujudkan kualitas hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Faktor keberhasilan pendidikan salah
satunya karena tenaga pengajar (guru) baik di jalur pendidikan formal maupun
informal. Peran dan fungsi guru merupakan faktor yang sangat signifikan dalam
dunia pendidikan. Oleh karena itu, setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan
eksistensi guru.
Kegagalan dalam sektor pendidikan sering ditujukan kepada guru, karena
guru dipandang sebagai unsur yang paling penting dibandingkan unsur lainnya.
Kurikulum yang baik dan sarana prasana yang tidak memadai mungkin akan
menghasilkan pendidikan yang baik, apabila didukung oleh guru yang memiliki
kualitas dan kinerja yang memadai.
Pada era globalisasi ini, peningkatan kualitas tenaga kerja guru sangat
diharapkan oleh dunia usaha dalam menghadapi persaingan. Tahun 2015, telah

disahkan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang mendorong setiap warga di
Indonesia untuk meningkatkan kualitas diri untuk menghadapi MEA tersebut.
Tujuan MEA menurut Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Kementrian Luar
Negeri Republik Indonesia (2016, hlm. 36) adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ASEAN yang memiliki karakteristik sebagai pasar dan basis
produksi tunggal, kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan berdaya saing,
memiliki pembangunan yang setara, serta mempercepat keterpaduan ekonomi di
kawasan ASEAN dan dengan kawasan luas ASEAN. Dalam rangka mewujudkan
tujuan MEA tersebut, banyak hal yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia
untuk mempersiapkan generasi penerus dalam menghadapi persaingan di dunia
pekerjaan salah satunya dengan adanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15,
yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang
mempersiapkan

peserta

didik

terutama


untuk

bekerja

dalam

bidang

1
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

tertentu.Berdasarkan Undang-undang tersebut menyatakan bahwa peserta didik
dipersiapkan untuk bekerja agar bisa menghadapi persaingan yang terjadi pada era
ini. Tantangan keberhasilan peserta didik dalam mempersiapkan keahlian dalam

bidangnya ditujukan kepada kemampuan guru.
Kualitas pendidikan akan terwujud apabila proses belajar mengajar di
kelas berlangsung dengan baik, guru yang melaksanakan proses belajar mengajar
adalah yang telah melaksanakan proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaaan
pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran.Proses kerja guru yang dicapai di
sekolah dan dapat diukur disebut sebagai kinerja guru. Kinerja merupakan suatu
perilaku yang secara aktual orang kerjakan dan dapat diobservasi, kinerja
mencakup tindakan-tindakan dan perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi
(Sudarmanto, 2009, hlm.9).Kinerja dapat diukur menjadi hasil kerja. Guru yang
memiliki level kinerja tinggi merupakan guru yang memiliki produktivitas tinggi,
hal ini akan mendukung peserta didik menjalankan perannya.
Berdasarkan obervasi terdahulu yang dilakukan peneliti pada tanggal 7
Maret 2016 yaitu dengan melakukan wawancara kepada guru SMK Merdeka
Bandung, diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya faktor budaya organisasi
dan motivasi belum optimal. Belum optimalnya budaya organisasi dapat terlihat
dari peraturan sekolah yang belum dilaksanakan oleh semua warga sekolah,
seperti yang telah peneliti lihat langsung, masih banyak peserta didik yang
terlambat masuk dan masih dengan sengaja melanggar tata tertib sekolah yang
lain. Hal ini memicu adanya persepsi mengenai kurangnya perhatian guru
terhadap peserta didiknya. Berdasarkan wawancara, pertemuan keluarga besar di

sekolah masih dilakukan satu kali dalam setahun, hal ini dapat mempengaruhi
terhadap kedekatan sesama rekan kerja. Selain itu, kesadaran guru dalam upaya
perbaikan mutu di sekolah harus ditingkatkan kembali. Peneliti juga melakukan
survey dengan melihat cara mengajar guru di dalam kelas, metode pembelajaran
yang dilakukan masih menggunakan metode konvensional karena fasilitas yang
disediakan sekolah terbatas.
Melihat keadaan objektif di sekolah, peneliti melihat masih ada beberapa
guru yang belum tepat waktu saat masuk kelas, ini membuktikan bahwa motivasi
di SMK Merdeka Bandung masih belum optimal. Selain itu, sebagian besar guru
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

di SMK Merdeka Bandung masih banyak yang tidak konsisten dalam menyiapkan
RPP sebelum pembelajaran berlangsung, tidak jarang guru yang mengajar tanpa
membuat serta menyiapkan RPP terlebih dahulu.
Tabel 1. 1

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja Guru
Tahun

2013-2014

Kategori Penilaian
Jumlah Guru

Persentase

Amat Baik

1 orang

3%

Baik

17 orang


53 %

Cukup

14 orang

44 %

32 orang

100 %

Amat Baik

1 orang

3%

Baik


15 orang

47 %

Cukup

16 orang

50 %

32 orang

100 %

Jumlah

2014-2015

Jumlah


Sumber : SMK Merdeka Bandung ( data sudah di olah)
Berdasarkan pada kriteria penilaian kinerja guru dan dari hasil pra
penelitian yang dilakukan, sangat jelas tertera dalam tabel di atas bahwa hasil
kinerja guru SMK Merdeka Bandung masih belum optimal. Tabel tersebut
menginformasikan bahwa dari tahun 2013-2014 sampai 2014-2015 hanya satu
orang yang mempunyai nilai kategori “Amat Baik” sedangan untuk nilai kategori
“Baik” ada penurunan yang awalnya 53% menjadi 47%, berbeda dengan nilai
kategori “Cukup” ada peningkatan awalnya 44% menjadi 50% yang seharusnya
kategori “Cukup” ini harus lebih berkurang. Data diatas dapat kita telaah
bahwasannya di SMK Merdeka Bandung kinerja gurunya masih belum optimal.
Selain itu, guru yang ada di SMK Merdeka Bandung lebih banyak guru swasta
sedangkan guru yang sudah tetap hnaya 32 orang. Salah satu fakta ini menjadi
tantangan tersendiri bagi SMK Merdeka Bandung, karena guru tetap di SMK
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


Merdeka Bandung belum mencapai setengah dari seluruh guru di SMK Merdeka
Bandung.
Permasalahan kinerja guru ini memberikan peluang untuk melakukan studi
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor budaya organisasi dan motivasi yang
diduga kuat untuk mempengaruhi kinerja guru. Didukung oleh Gibson,et.al.
(1985, hlm. 51-53)faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya:
mekanisme individual (motivasi kerja, stres, motivasi, kepercayaan, keadilan dan
etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan); karakteristik individu
(kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan); mekanisme kelompok
(karakteristik tim, proses tim, kekuasaan dan pengaruh pemimpin, gaya
kepemimpinan dan perilaku kepemimpinan); dan mekanisme organisasi (struktur
organisasi, budaya organisasi).
Berdasarkan kenyataan di lokasi penelitian, tepatnya di SMK Merdeka
Bandung, bahwa faktorbudaya organisasi, motivasi serta kinerja guru menarik
untuk diteliti di sekolah ini. Cara mengetahui budaya organisasi, motivasi serta
kinerja guru di SMK Merdeka Bandung, maka pada penelitian ini akan dikaji
secara mendalam. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh
Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di SMK Merdeka

Bandung”
1.2

Identifikasi dan Rumusan Masalah
Penelitian ini mengidentifikasi masalah kinerja guru di SMK Merdeka

Bandung. Masalah ini adalah aspek yang penting untuk dikembangkan untuk
kelangsungan sekolah agar berjalan dengan baik. Banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja guru.
Wood, et.al. (2001, hlm 91) menyatakan bahwa: “Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja individu (job performance) adalah interaksi atribut
individu (individual atribut), usaha kerja (work effort) dan dukungan organisasi
(organizational support)”. Menurut Wood tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
mempengaruhi kinerja yaitu atribut individu dan usaha kerja yang berarti motivasi
mempengaruhi kinerja dan faktor yang terakhir adalah dukungan organisasi yang
berarti budaya organisasi. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


5

diungkap dalam penelitian ini adalah berapa besar pengaruh budaya organisasi
dan motivasi terhadap kinerja guru.
Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam
pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: ”Budaya Organisasi dan
Motivasi guru di SMK Merdeka Bandung masih rendah. Sehingga masalah yang
dihadapi oleh SMK Merdeka Bandung adalah kinerja guru khususnya dalam
mengajar yang masih rendah. Kinerja guru ini harus segera dibenahi, apabila
masalah ini dibiarkan akan berdampak pada mutu pendidikan sekolah atau
organisasi yang bersangkutan.”
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan dan keterbatasan
waktu serta dana yang memungkinkan, maka penulis mengidentifikasikan
masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kuat atau lemahnya budaya organisasi diSMK Merdeka
Bandung?
2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi diSMK Merdeka Bandung?
3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja guru diSMK Merdeka Bandung?
4. Adakah pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru diSMK Merdeka
Bandung?
5. Adakah pengaruh motivasi terhadap kinerja guru diSMK Merdeka Bandung?
6. Adakah pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru
diSMK Merdeka Bandung?
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka secara umum,

maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan
kajian secara ilmiah mengenai perilaku organisasi dan menganalisis mengenai
pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru di SMK Merdeka
Bandung. Sedangkan secara khusus, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
mengetahui:
1. Gambaran tingkat kuat atau lemahnya budaya organisasi di SMK Merdeka
Bandung.
2. Gambaran tingkat motivasi di SMK Merdeka Bandung.
3. Gambaran tingkat kinerja guru di SMK Merdeka Bandung.
Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

4. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru di SMK Merdeka Bandung.
5. Pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di SMK Merdeka Bandung.
6. Pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru di SMK
Merdeka Bandung.
1.4

Kegunaan Penelitian
Bila tujuan penulisan penelitian ini telah berhasil maka diharapkan

penelitian ini dapat berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. Kegunaan
dari penelitian ini adalah:
1. Keguanaan Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya konsep dan
teori untuk mendukung perkembangan ilmu perilaku organisasi serta pada
perilaku guru mengenai kinerja guru khususnya berkaitan dengan budaya
organisasi dan motivasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
regerensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan.
2. Kegunaan Empirik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi
sebagai bahan informasi dan kegunaan bagi SMK Merdeka Bandung, juga
diharapkan menjadi sumber acuan dalam pertimbangan bagi SMK Merdeka
Bandung dalam pemberian motivasi demi meningkatkan kinerja guru yang
lebih optimal.

Ai Noer Millah M, 2016
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU TETAP DI SMK
MERDEKA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu