Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan H (2)

Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup
A. MASALAH PKLH
 PERTUMBUHAN PENDUDUK YANG PESAT.
 PERSEBARAN PENDUDUK YANG TIDAK MERATA.
 PEMANFAATAN SDA YANG BERLEBIHAN.
 MEROSOTNYA KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP.
B. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA:
1. BERTAMBAHNYA ATAU BERKURANGNYA PENDUDUK
2. PENEMUAN-PENEMUAN BARU
3. PERTENTANGAN
4. PERUBAHAN YANG BERASAL DARI LINGKUNGAN FISIK YANG ADA DISEKITAR MANUASIA
C. PENDORONG BAGI INDIVIDU- INDIVIDU UNTUK MENCARI HAL-HAL YANG BARU:

KESADARAN AKAN KEKURANGAN DALAM STRUKTUR DAN KEBUDAYAANNYA
 KUALITAS AHLI-AHLI DALAM SUATU MASYARAKAT DAN KEBUDAYAANNYA
 ADANYA PERANGSANG BAGI KEGIATAN PENCIPTAAN DALAM MASYARAKAT
MANUSIA SEBAGAI PENDUDUK BUMI BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENJAGA KELANGSUNGAN
HIDUPNYA DAN KELESTARIAN LINGKUNGANNYA. KERUSAKAN EKOSISTEM SELAIN DISEBABKAN OLEH
MANUSIA JUGA DISEBABKAN OLEH BERBAGAI FAKTOR LAIN.
D. PERANAN MANUSIA

1.
MANUSIA SANGAT DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN FISIK.
2.
KEBUDAYAAN MENJADI FAKTOR PERANTARA MANUSIA DENGAN
LINGKUNGANNYA.

Adaptasi pemanasan global

KONDISI UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Provinsi NTB terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta
dikelilingi oleh 218 pulau - pulau kecil menurut tim toponim, sedang menurut Deshidros
jumlah pulau 410 dan menurut Depdagri 484. Luas wilayah mencapai 49.312,19 km 2 terdiri
dari daratan seluas 20.153,15 km2 (40,87%) dan lautan seluas 29.159,04 km2 (59,13%)
dengan panjang pantai 2.333 km.
Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 4.257.306 jiwa dan yang hidup dari
sektor perikanan sebanyak 149.478 KK = 585.306 jiwa. Dari jumlah tersebut, 67.580 KK
(45,21%) sebagai nelayan dan pembudidaya ikan.
Wilayah perairan laut NTB termasuk perairan laut dalam, dasar perairan terdiri dari
batu karang dan pasir, khususnya di wilayah perairan laut Selat Lombok, Selat Alas dan
Selat Sape. Ketiga selat tersebut merupakan suatu perairan yang menghubungkan dan

mempertemukan dua massa air dari wilayah perairan Laut Jawa dan Laut Flores dengan
Samudera Indonesia
Berdasarkan kondisi topografi dan geografi serta mengacu pada Rencana Umum Tata
Ruang Wilayah ( RTRW ) Provinsi NTB, Satuan Wilayah Pengembangan ( SWP ) Perikanan dan
Kelautan Provinsi NTB dibagi menjadi 3 ( tiga ) SWP yaitu : + ............
2.
SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP)
 SWP. PULAU LOMBOK :PRIORITAS : PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT, AIR TAWAR, AIR
PAYAU DAN PERIKANAN TANGKAP DAN PERAIRAN UMUM
 SWP. PULAU SUMBAWA BAGIAN BARAT :PRIORITAS : PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR
PAYAU, BUDIDAYA LAUT, PERAIRAN UMUM, PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA AIR
TAWAR
1.

SWP. PULAU SUMBAWA BAGIAN TIMUR :PRIORITAS : PENGEMBANGAN PERIKANAN
TANGKAP, BUDIDAYA AIR PAYAU, BUDIDAYA LAUT, PERAIRAN UMUM DAN BUDIDAYA
AIR TAWAR.
3.
ZONA PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR DAN LAUT PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT



4.

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI

XVII
XVIII

KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.
KAW.

KAW.

GILI INDAH (Gili Air, Meno & Trawangan)
GILI GEDE, Dsk-nya. (budidaya laut)
TELUK SEPI, Dsk-nya.
KUTA, Dsk-nya.
TELUK EKAS & TELUK SEREWE, Dsk-nya.
TANJUNG LUAR, Dsk-nya.
GILI SULAT, Dsk-nya.
SENGGIGI, Dsk-nya.
LABUAN LOMBOK, Dsk-nya.
LEMBAR, Dsk-nya.
PANTURA KAB. SUMBAWA, Dsk-nya.
TELUK SALEH, Dsk-nya. (budidaya)
TELUK SANGGAR, Dsk-nya.
TELUK CEMPI, Dsk-nya. (budidaya)
TELUK WAWORADA, Dsk-nya.
TELUK BIMA, Dsk-nya. (tangkap)
TELUK SAPE, Dsk-nya. (tangkap)
MALUK, Dsk-nya.


PERAN DAN FUNGSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT
A. Secara umum perubahan iklim terjadi karena Gas Rumah kaca (GRK) sehingga terjadi
pemanasan global untuk itu perlu dilakukan adaptasi dan mitigasi.
B. ADAPTASI : segala upaya untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh
perubahan iklim sekaligus memaksimalkan manfaatan positif yang mungkin
ditimbulkan (Ke menterian Lingkungan Hidup RI)
C. Kawasan terumbu karang, padang lamun, hutan bakau merupakan komponen dan
berperanan penting dalam kontribusinya pada adaptasi pemanasan global
D. Peran : Pengendalian SDI sangat penting untuk pengelolaan pemanfaatan yang
optimal (PERAN), agar terjaga kelestariannya dan berkelanjutan, dengan tetap
memperhatikan kondisi habitat / lingkungannya (FUNGSI)
5. PROGRAM KEGIATAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
a. PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
 Operasional pengawasan terpadu sumberdaya perikanan (illegal, unreported
and unregulated fishing)
 Operasional pengawasan pencemaran di lapangan
 Pengembangan Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat (SISWASMAS)
 Penyidikan dan Pemberkasan Perkara

b. PENGELOLAAN LAUT, PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL
 Pengembangan Program Mitra Bahari
 Penyusunan profil pulau-pulau kecil NTB
 Pembuatan & pemasangan terumbu karang buatan
 Penyusunan Rencana Tata Ruang laut, Pesisir & Pulau-pulau Kecil.
 Pengembangan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD
c. PROGRAM-PROGRAM LAIN
 Pengembangan dan penataan ruang kawasan kelautan dan perikanan
 Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa di Desa pesisir dan pulaupulau kecil
 Pengembangan model desa pesisir di kawasan perikanan
 Khotbah pesisir kerja sama dengan MUI NTB, Pondok Pesantren, Dewan masjid
Indonesia, tokoh agama / masyarakat.
Materi khutbah pesisir 4 topik :
- Lingkungan
- Ekonomi
- Pendidikan

- Kesehatan
 Pelestarian sumberdaya perairan antara lain:
- (Kawasan Konservasi Laut Daerah Kab. Lombok Timur)

- Transplantasi karang
- Pembuatan terumbu karang
- Penanaman mangrove
 Pemberdayaan POKMASWAS
 Peningkatan SDM

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
1. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian penting dari kegiatan
pembangunan nasional, seperti ditetapkan dalam pasal 28H dan 33 UUD 1945.
o Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 Amandemen ke-2 menyatakan “ Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”
o Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 Amandemen ke-4 menyatakan “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
o Pasal 3 UU Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
mengemukakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan
asas tanggung jawab negara, keberlanjutan, dan manfaat mempunyai tujuan untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam

rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
DASAR HUKUM
 Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15

Peraturan Pemerintah no 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup

Kepmen LH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Permen LH No. 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Amdal

Tujuan Studi AMDAL
1. Mengidentifikasi rencana kegiatan yang diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup
2. Mengidentifikasi rona lingkungan hidup pada lokasi rencana tapak kegiatan yang
diprakirakan akan terkena dampak besar dan penting
3. Mengevaluasi dampak besar dan penting yang diprakirakan akan terjadi pada tiap tahap
(pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi)

4. Memberikan arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah, menanggulangi dan
mengendalikan dampak negatif penting, serta mengembangkan dan meningkatkan
dampak positif yang diprakirakan akan terjadi
5. Merumuskan sistem pengendalian lingkungan yang akan dilaksanakan sejauh batas
persebaran dampak
6. Menetapkan upaya-upaya pemantauan lingkungan sebagai masukan dalam peningkatan
kinerja pengelolaan lingkungan hidup

Manfaat Studi

Bagi pemerintah

Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebut dan
sumberdaya alam lain yang berada di luar lokasi proyek tidak rusak

menghindarkan perusakan lingkungan hidup sehingga tidak mengganggu kesehatan,
kenyamanan, dan keselamatan masyarakat

sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional, maupun internasional



menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat umum

sebagai alat pengambil keputusan pemerintah
Bagi Pemrakarsa

Bahan masukan dalam penyempurnaan desain teknis rencana kegiatan;

Membantu dalam pengambilan keputusan atas perencanaan dan operasional
pengelolaan dan pemantauan lingkungan

Menjadi bahan masukan mengenai masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi
pada masa kini dan masa yang akan datang,

Menjadi pedoman dan arahan untuk berperanserta dalam mengupayakan
keberhasilan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, termasuk dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar
Bagi masyarakat

dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya dan perubahan lingkungan di
masa sesudah proyek dibangun hingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian
kehidupannya apabila diperlukan

turut serta dalam pembangunan di daerah sejak awal, khususnya di dalam
memberikan masukan informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun dan
menjalankan proyek
mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek tersebut
khususnya hak dan kewajibannya di dalam ikut menjaga dan mengelola kualitas
lingkungan
Kegunaan lain

kegunaan dalam analisis, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan

kegunaan di dalam penelitian

kegunaan di dalam meningkatkan keterampilan dalam penelitian dan meningkatkan
pengetahuan


Jenis AMDAL
1. AMDAL kegiatan tunggal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting satu jenis
usaha dan/atau kegiatan yang kewenangan pembinaannya di bawah satu instansi yang
membidangi usaha dan/atau kegiatan
2. AMDAL kegiatan terpadu/multisektor adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
usaha dan/atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup
dan melibatkan lebih dari satu instansi yang membidangi kegiatan dimaksud
3. AMDAL kegiatan kawasan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting usaha
dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem
zona pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
dan/atau rencana tata ruang kawasan

BATASAN

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan
Dampak adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat aktivitas manusia
Dua jenis batasan dampak, yaitu:
(a)
dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diprakirakan akan ada setelah
pembangunan
(b) dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi lingkungan
yang diprakirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan yang diprakirakan akan
ada setelah adanya pembangunan.
Dampak dapat bersifat negatif dan positif
Berdasarkan aliran dampak, maka dampak dapat dibedakan menjadi:
(1) dampak langsung (dampak primer)

(2) dampak turunan (dampak sekunder, dampak tersier dan seterusnya).
Besar dan penting dampak mempunyai konsep yang berbeda.
Nilai besar dampak menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi karena kegiatan,
misalnya oksigen terlarut dalam mg/l.
Nilai penting dampak menunjukkan nilai yang diberikan kepada dampak tersebut
untuk pengambilan keputusan.

KRITERIA MENGENAI DAMPAK BESAR DAN PENTING
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Luas wilayah persebaran dampak
Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
Sifat kumulatif dampak
Berbalik (reversibel) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

AMDAL terdiri atas beberapa langkah:

a) Penapisan
b) Identifikasi dampak penting dan pelingkupan
c) Penyusunan KA berdasarkan pelingkupan
d) ANDAL (prakiraan besarnya dampak dan evaluasi dampak)
e) Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL dan RPL)
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan
Pelingkupan adalah proses dini untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak penting (hipotetik) yang terkait dengan rencana proyek (kegiatan)
Kerangka acuan adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup
yang merupakan hasil pelingkupan
Analisis dampak lingkungan hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan
Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau
kegiatan
Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha
dan/atau kegiatan

ISU LINGKUNGAN DAN ARAH KEBIJAKAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Di daerah NTB
ISU LINGKUNGAN GLOBAL
 Kerusakan lapisan ozon karena meningkatnya penggunaan Bahan Perusak Ozon ( BPO )
 Pemanasan global dan perubahan iklim global karena pengaruh emisi Gas Rumah Kaca
( GRK )

ISU LINGKUNGAN NASIONAL

Merebaknya bencana ekologis di berbagai wilayah di Indonesia seperti banjir dan tanah
longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, merebaknya berbagai penyakit dan lain lain

ISU LINGKUNGAN LOKAL





Kerusakan daerah tangkapan air dan sempadan sumber – sumber air
Menurunnya debit mata air dan hilangnya sejumlah mata air
Kerusakan lahan akibat usaha pertambangan Bahan Galian Golongan C
Pencemaran bakteri pada sejumlah sumber – sumber air

ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAANLINGKUNGAN HIDUP DAERAH

A. UMUM
1. Mengelola SDA untuk dimanfaatkan secara efisien, adil dan berkelanjutan sesuai
prinsip - prinsip
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
dengan didukung oleh kelembagaan lingkungan hidup yang memadai dan penegakan
hukum yang tegas;
2. Mencegah terjadinya kerusakan SDA dan LH Daerah yang lebih parah, dengan
menghindari terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui pengawasan
dan pengendalian kawasan yang lebih intensif.
3. Memulihkan kondisi SDA dan LH yang rusak dan tercemar agar dapat berfungsi
kembali sesuai dengan peruntukkannya;
4. Mempertahankan SDA dan LH yang masih dalam kondisi baik dengan memperhatikan
kelestarian fungsi lingkungan untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan serta
meningkatkan mutu dan potensinya;
5. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam
dengan melakukan konservasi dan rehabilitasi, dan penghematan penggunaan
melalui penerapan teknologi ramah lingkungan;
6. Menerapkan indikator – indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan
keterbaharuan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui untuk
mencegah kerusakan yang tidak dapat dipulihkan kembali;
B. OPERASIONAL
Secara operasional, Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah baik untuk lingkup
Provinsi maupun Kab/Kota se – NTB adalah sebagai berikut :
 Menyusun Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Daerah, serta pengendalian fungsi
lingkungan hidup, baik Perda Provinsi maupun Perda Kabupaten/Kota se - NTB;
 Pengelolaan lingkungan sungai dan mata air dilaksanakan secara terpadu
berdasarkan satuan pengelolaan DAS/SSWS dan Kawasan Hutan dengan pendekatan
Ekosistem Pulau, dan untuk pengelolaan lingkungan air tanah menggunakan
pendekatan kawasan cekungan air tanah;
 Setiap kegiatan usaha yang dilaksanakan di Provinsi NTB dan/atau Kab./Kota se – NTB
wajib memiliki Dokumen Kelayakan Lingkungan sebagai persyaratan penerbitan
perizinan sesuai dengan Instruksi Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :
540/29.A/EKON Tanggal 7 Pebruari 2005;
 Sektor – sektor yang masih menggunakan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
(SPPL) sebagai Dokumen Lingkungan wajib melampirkan Matrik Pengelolaan
Lingkungan(KL) dan Pemantauan Lingkungan (PL) yang dapat menunjukkan
kemungkinan dampak potensial dan cara pengelolaan/penanganannya;
 Setiap kegiatan usaha yang dilaksanakan di Provinsi NTB yang memanfaatkan
dan/atau mengeksploitasi Sumberdaya Alam dan potensial menimbulkan kerusakan
dan pencemaran lingkungan wajib memberikan kontribusi dalam rangka pelestarian
lingkungan hidup.Selain itu, pelaku kegiatan/perusahaan wajib melakukan
pengembangan masyarakat sekitarnya (community development) dalam kerangka
peran aktif dan tanggungjawab meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat;


Usaha pertambangan oleh rakyat (Bahan Galian Golongan C) tidak boleh lagi
dilakukan secara perorangan, akan tetapi harus dalam bentuk kegiatan usaha
kelompok yang Berbadan Hukum
(UD, CV, PT, Yayasan/Lembaga, Koperasi dan
Badan Hukum sejenis).Kegiatan-kegiatan penambangan harus mengikuti petunjuk
teknis penambangan dan melakukan reklamasi bekas-bekas galian tambang yang
dituangkan dalam Dokumen Lingkungan (UKL dan UPL);

Pertambangan skala besar (Kontrak Karya atau Kuasa Pertambangan) tidak
direkomendasikan di Pulau Lombok karena daya dukung lingkungannya terbatas dan
rawan bencana ( sesuai Perda Provinsi Nomor 11 Tahun 2006 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi NTB).
 Pelestarian Keanekargaman Hayati (KEHATI) Daerah ditingkatkan melalui upaya
penangkaran flora dan fauna maskot daerah (Provinsi dan Kab./Kota) serta
pengembangan kawasan konservasi baru baik di darat dan di laut;
 Penghentian pemberian izin penebangan dan pemanfaatan kayu di dalam kawasan
hutan tetap untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dalam upaya pelestarian
Sumberdaya Hutan dan Pelestarian Mata Air serta mempertahankan luas hutan
tutupan/hutan lindung minimal 30 % dari luas pulau untuk keseimbangan ekologi;
 Melaksanakan Kampanye Lingkungan Hidup yang lebih diarahkan kepada upaya
penyadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup dengan
melakukan aksi nyata bersama di lapangan dan pengembangan model –
model/percontohan (Best Management Practices), serta melaksanakan penyuluhan penyuluhan lingkungan hidup secara periodik dan berkelanjutan;
 Pemerintah Provinsi akan menunjuk Laboratorium Kualitas Air pada Balai Pengujian
Dinas Kimpraswil Provinsi NTB sebagai Laboratorium Lingkungan karena telah
terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dan telah mendapatkan rekomendasi
sebagai Laboratorium Lingkungan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
SASARAN PRIORITAS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2008
1. Terselenggaranya pengelolaan dan pelestarian sumber mata air di luar kawasan hutan;
2. Terwujudnya Perda Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah;
3. Terlaksananya pemberdayaan masyarakat dan penguatan kelembagaan masyarakat
dalam pelestarian lingkungan;
4. Terselenggaranya pemantauan dan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup antara
lain pada usaha pertambangan secara terus menerus;
5. Terselenggaranya pengendalian dan pencegahan kerusakan ekosistem pesisir dan laut
serta peredaran Kehati yang dilindungi;
6. Terselenggaranya inventarisasi dan identifikasi penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO)
di seluruh wilayah NTB;
7. Terselenggaranya pengarusutamaan aspek dan dampak pemanasan global dan
perubahan iklim pada sektor-sektor pembangunan terkait di daerah.
8. Terbentuknya dan beroperasinya pos pengaduan lingkungan hidup Daerah Provinsi NTB;
9. Terselenggaranya peningkatan kapasitas SDM lingkungan hidup daerah ( PPLHD, Komisi
AMDAL Daerah, PPNS dll ).
10. Terwujudnya sekolah-sekolah ( SD, SMP, SMA ) yang peduli dan berbudaya lingkungan
( ADIWIYATA ).
11. Terselenggaranya koordinasi yang lebih sinergis diantara sektor-sektor pembangunan di
daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
12. Terselenggaranya sinkronisasi program pengelolaan lingkungan hidup antara Provinsi
dan Kabupaten/Kota se NTB.
13. Terselenggaranya identifikasi dan penataan lingkungan kawasan rawan bencana.
14. Tersedianya data status lingkungan hidup Provinsi NTB yang akurat untuk penentuan
kebijakan lebih lanjut.


BENCANA GEMPABUMI / TSUNAMI DAN UPAYA
PENANGANANNYA
PENGERTIAN GEMPABUMI
Gempa Bumi : Adalah suatu bentuk pelepasan energi secara mendadak berupa pemacaran
energi gelombang gempa akibat pergeseran batuan dipermukaan ataupun di dalam bumi.
Gelombang gempabumi menimbulkan goncangan tanah sehingga menyebabkan kerusakan
lingkungan , bangunan, atau apa saja yang berada diatasnya, dan banyak menimbulkan
kerugian jiwa.

DIMANAKAH GEMPABUMI TERJADI
Gempabumi terjadi di Daerah pertemuan dua lempeng atau sering kita sebut sebagai plate
margin atau batas lempeng, disebut juga sesar yang berada di Lapisan litosfir < Lapisan
Bumi yang keras terdiri atas lempeng-lempeng tektonik yang kaku dan terapung di atas
batuan yang relatif tidak kaku )
Mengapa Terjadi gempabumi
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian
paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang
jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga
senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses
pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang
merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama
lainnya.
3 KEMUNGKINAN PERGERAKAN LEMPENG
Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya,

Kedua lempeng saling menjauhi (spreading),

saling mendekati (collision)

saling geser (transform).
Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun
terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling
mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu
saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut
sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
PARAMETER GEMPABUMI

Waktu Terjadi gempabumi ( OT ) jam menit detik

Pusat gempabumi dipermu-kaan ( Epicenter ), Lintang - Bujur

Kedalaman Gempabumi / Fokus ( H ), Km

Kekuatan Gempabumi ( M )Dinyatakan dalam skala Richter
SKALA GEMPABUMI
Skala gempa ada 2

Magnitude ( M ) gempabumi dinyatakan dalam Skala Richter, adalah besarnya
energi yang dikeluarkan saat terjadi gempabumi.

Intensitas gempabumi dinyatakan dalam MMI ( Modified Mercally Intencity ),
adalah skala tingkat kerusakan yang terjadi setelah terjadi gempabumi.
KERUGIAN/KERUSAKAN AKIBAT GEMPABUMI

Kerusakan Bangunan gedung, saluran pipa air, listrik, harta benda, dan korban
manusia.

Apabila gempabumi menyebabkan gelombang pasang, maka kapal, bangunan di
pinggir pantai dapat terbawa air.

Penanganan Bencana (1 )

Penanganan Bencana : adalah upaya dan kegiatan yang dilakukan, meliputi kegiatan
pencegahan, penjinakan, penyelamatan, rehabiltasi dan rekons-truksi baik sebelum, pada
saat dan setelah bencana terjadi maupun menghindari dari bencana yang terjadi.
PERLENGKAPAN KEADAAN DARURAT
• LAMPU SENTER
• RADIO
• P3K
• MAKANAN
PERLENGKAPAN KEADAAN DARURAT ( LANJUTAN )
• AIR BERSIH
• ALAT PEMADAM
• KUNCI INGGRIS

Sebelum terjadi gempa
A. KUNCI UTAMA ADALAH
• Membangun sesuai dengan kondisi ke-gempaan di daerah.








Bangunan yang lapuk agar diperkuat kem- bali
Ajarkan cara memati-kan listrik, air, gas saat terjadi gempa.
Kenalilah tempat-tem pat aman dirumah.
Jangan menaruh pera- botan pada tempat di rumah yang berbahaya
Ajarkan anggota me- ngenal PPPK.
Simpan nomor telepon penting.

B. Waktu terjadi gempa ( A )
 Jika di dalam rumah tetaplah didalam ber-lindunglah di tempat aman.
 Jika berada didapur segera matikan kom-por, air, gas, listrik.
 Jika di luar carilah tempat lapang datar.
C. Saat terjadi gempa ( B )
 Jika sedang mengemu- di, hentikan mobil di pinggir jalan, jangan berhenti dibawah
Jem batan/kabel listrik.
 Jika didalam gedung jangan berdesakan keluar, tetapi carilah perlindungan.
D. Setelah terjadi gempa ( A )
 Jika ada yang terluka berikan pertolongan
 Jangan menggunakan telepon apabila tidak perlu.
 Bila hendak berjalan pakai sandal/sepatu, menghindari runtuhan.
 Apabila terjadi keba- karan kecil coba padakan.
 Periksa pipa gas, air, kabel litrik di rumah.
 Jangan menyentuh kabel litrisk.
 Periksa bagian rumah yang rusak, buatlah penghalang untuk ba-gian yang
memungkin runtuh.
 Periksa persedian ma-kanan dan hemat air.
 Periksa bagian rumah yang rusak, buatlah penghalang untuk ba-gian yang
memungkin runtuh.
 Periksa persedian ma-kanan dan hemat air.
E. Jika anda terpaksa mengungsi
 Bila terpaksa harus me-ngungsi jangan lupa tu-lis pesan pada keluarga anda mau
mengungsi kemana.
 Bawa bekal, obat, PPPK lampu senter, surat pen-ting, makanan, selimut, pakaian,
uang.

Syarat Gempabumi yang menyebabkan Tsunami
Berdasarkan sejarah tsunami yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh aktifitas
Gempabumi, dan gempabumi
yang mengakibatkan Tsunami memiliki syarat dan
karakteristik sbb :
– Magnitude > 6.3 Skala Richter
– Kedalaman Gempa < 60 Km
– Bentuk sesar naik atau turun, atau tanah terbelah.
– Bentuk pantai juga mempengaruhi besar/ kecilnya intensitas tsunami.
TANDA – TANDA AKAN DATANGNYA TSUNAMI
1.
AIR LAUT SURUT SECARA MENDADAK
2.
TERDENGAN SUARA GEMURUH KERAS
3.
BURUNG LAUT TERBANG KE ARAH DARATAN
4.
TAMPAK GELOMBANG SEPERTI TEMBOK HITAM MENDEKATI PANTAI
UPAYA PENANGANAN BENCANA TSUNAMI
1. PERINGATAN DINI
A. Jaringan Lokal
B. Kerjasama International
2. MEMPERSIAPKAN DIRI

A. Pemetaan Daerah rawan Tsunami
B. Penyuluhan ( Sosialisasi kepada masyarakat )
C. Membuat Peraturan/legislasi kesiap-siagaan dengan
menetapkan pemeliharaan lingkungan pantai:
i. Menanam pohon keras didaerah pantai
ii. Pembuatan Jalur hijau
iii. Pelarangan adanya Pemukiman didalam jalur hijau
iv. Pemeliharaan terumbu Karang/atol/koral
v. Pemeliharaan hutan mangrove
D. Pembuatan rumah beton dan tahan arus
E. Pembangunan Pemukiman dengan memperhatikan jarak cukup dari garis pantai
F. Pembuatan Tanggul sebagai Pemecah arus

Training Penangulangan Bencana Tanah longsor
Tanah longsor merupakan suatu pergerakan masa batuan yang dilakukan oleh alam.
Secara umum tanah longsor disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.
Faktor Pemicu/Trigger :Hujan deras,Gempabumi ,Banjir / Erosi
Penyebab tanah longsor
Kondisi tanah yang rawan
a. Material batuan yang lapuk/material aluvial
atau endapan erosi.
b. Material batuan yang mengalami diskontinu
itas baik bulir maupun kekerasannya.
c. Kemiringan kontur tanah yang >45°
d. Daerah tak bervegetasi
Faktor buatan manusia yang dapat memicu terjadinya tanah longsor
a. Pembuatan tebing terjal > 45°
b. Pembabatan tanaman keras / berakar kuat
c. Penambangan.
d. Irigasi.
e. Vibrasi buatan.
Upaya penanggulangan bencana tanah longsor
1. Kalau masih bisa hindari daerah dengan kemiringan tanah > 45°
2. Melakukan penanaman pohon dengan pengakaran yang kuat (green belt).
3. Buat terasing bertingkat, sehingga diupayakan total sudut kemiringan tanah