Peran Guru Bidang Studi Terkait dengan P

Peran Guru Bidang Studi Terkait dengan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan mempunyai peran dan tanggungjawab
sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing-masing peran harus berjalan secara sinergis dan
saling melengkapi sehingga membentuk suatu sistem yang harmonis. Peran guru mata
pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan sehingga kegiatan
belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Ini terasa cukup
untuk menggambarkan, bahwa tugas guru bukanlah hanya untuk menyampaikan segudang
materi dengan teori-teori konsep yang begitu rumit, tetapi seorang guru juga memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan serta konseling kepada para peserta
didiknya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para murid.
Melihat begitu kompleksnya tugas seorang guru serta begitu pentingnya bimbingan dan
konseling bagi siswa-siswi di sekolah, maka saya selaku mahasiswi Universitas Negeri
Semarang melakukan wawancara kepada salah satu guru bahasa inggris di SMP N 1 BOJA
untuk memenuhi tugas final test mata kuliah umum Bimbingan dan Konseling yang bertujuan

untuk memperoleh informasi terkait peranan guru mata pelajaran dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah.

B.

TUJUAN
Tujuan dari pembahasan laporan observasi adalah mengetahui peranan guru mata
pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Bimbingan
Frank Parson (1951) mengartikan bimbingan yaitu berupa bantuan yang diberikan
kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan, serta
mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
Chiskolm berpendapat bahwa bimbingan ialah membantu individu uuntuk lebih
mengenal informasi tentang dirinya sendiri.
Bernard & Fullmer (1969) mengemukakan bahwa bimbingan merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan realisisasi pribadi setiap individu.
Mathewson (1969) mengartikan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan

yang menekankan proses belajar yang sistematik.
Prayitno dan Erman Amti (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan merupakan
proses pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada beberapa orang atau individu, baik
anak anak, remaja, maupun dewasa.
menyimpulkan pendapat para ahli tersebut dengan pengertian yang lebih luas, maka
kurang lebih kesimpulannya adalah bahwa bimbingan merupakan bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli kepada individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan
tambahan untuk memahami dan mengatasi permalahan yang dialami oleh individu atau
seseorang tersebut, dengan cara terus menerus dan sitematis.
2. Konseling
Menurut Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling merupakan proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada
individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada teratsinya masalah yang
dihadapi oleh individu tersebut.
Winkel (2005) berpendapat bahwa konseling merupakan serangkaian kegiatan paling
pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli secara tatap muka dengan tujuan agar
klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus.
Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian konseling
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh konselor yang dilakukan secara khusus

dengan cara tatap tatap muka dengan konseli guna mengatasi masalah yang dihadapi konseli.
Setelah menguraikan beberapa definisi tentang bimbingan dan konseleing, maka sekarang

kita bisa menyimpulkan definisi Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu Serangkaian kegiatan
berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada konseli dengan cara tatap muka,
baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk
mengatasi permalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sitematis.
3. Guru Mata Pelajaran
Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab memberikan informasi
tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Di sekolah salah satu tugas utama
guru adalah mengajar. Dalam kesempatan mengajar siswa, guru mengenal tingkah laku, sifatsifat, kelebihan dan kelemahan tiap-tiap siswa. Dengan demikian, disamping bertugas sebagai
pengajar, guru juga dapat bertugas dan berperan dalam bimbingan antara siswa dengan siswa,
siswa dengan guru, maupun guru dengan orang tua.
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru dalam bimbingan dan
konseling adalah :
a) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
b) Mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
c) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

d)

Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti kegiatan yang dimaksudkan itu.

e) Menangani masalah siswa.
f) Mengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan
konseling serta upaya tindak lanjutnya.
4. Peran Guru
Apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan dilakukan oleh seorang
guru mata pelajaran ketika ia diminta mengambil bagian dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.
a.

Guru sebagai informator
Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator, terutama
berkaitan

dengan


tugasnya

membantu

guru

pembimbing

atau

konselor

dalam

memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui
peranan ini, guru dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan
konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa.

b. Guru sebagai fasilitator
Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan

pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan konselor, guru
lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran
yang diajarnya. Maka, pada saat siswa mengalami kesulitan belajar, guru dapat merancang
program perbaikan (remedial teaching) dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang
dialami dan penyesuaian dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya, bagi siswa yang pandai guru
c.

dapat memprogramkan tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan (enrichment).
Guru sebagai mediator
Dalam kedudukannya yang strategis, yakni berhadapan langsung dengan siswa, guru
dapat berperan sebagai mediator antara siswa dan konselor. Hal itu tampak misalnya saat
seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan

bimbingan dan konseling kepada konselor sekolah.
d. Guru sebagai motivator
Dalam peranan ini, guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswadalam
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada saat siswa
seharusnya mengikuti pelajaran di kelas. Tanpa kerelaan guru dalam memberi kesempatan
kepada siswa menerima layanan, layanan konseling perorangan akan sulit terlaksana

e.

mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan dan konseling pada sekolah-sekolah kita.
Guru Sebagai Kolaborator
Sebagai mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru
dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan
berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran, atau dalam pelaksanaan
kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan lainnya yang
relevan.

BAB III
ISI LAPORAN

A. PEMBAHASAN HASIL WAWANCARA
1. Persiapan
Sebelum melaksanakan kegiatan wawancara, saya menyiapkan segala keperluan yang
berkaitan dengan pertanyaan yang akan saya sampaikan kepada narasumber. Seperti alat
dokumentasi, handphone untuk recording dan alat tulis yang saya gunakan untuk mencatat.
Ketika akan melakukan kegiatan wawancara, pertama saya meminta izin untuk melakukan
wawancara kepada narasumber yaitu seorang guru Bahasa Inggris. Kemudian saya

menjelaskan kepada beliau tujuan wawancara ini.
2. Proses Survei
Saya mengajukan beberapa pertanyaan yang segera dijawab oleh narasumber. Saya
sudah menebak akan mendapat jawaban yang sesuai sebab narasumber sudah berpengalaman.
Karena selain menjadi guru mata pelajaran, narasumber juga menjabat sebagai wali kelas VII,
sama seperti dulu ketika saya SMP, beliau juga sempat menjadi wali kelas saya ketika saya
kelas IX di SMP N 2 SINGOROJO,sebelum pindah ke SMP 1 BOJA. Narasumber sering
sekali mendapati siswa yang bermasalah, beliau juga sering berkunjung ke tempat tinggal
siswa secara langsung didampingi dengan guru BK untuk meminta keterangan secara
langsung dari orang tua siswa yang bersangkutan. Adapun daftar pertanyaan yang saya
ajukan dalam kegiatan wawancara tersebut antara lain :
1. Siapa nama bapak ?
2. Apa pendidikan terakhir yang di tempuh ?

3. Menurut bapak, dalam suatu sekolah perlu atau tidak diadakan program BK?
4. Apa masalah yang sering muncul di sekolah terkait dengan BK?
5. Apa sajakah kegiatan-kegiatan dari BK di sekolah?
6. Menurut Bapak pelayanan BK di sekolah ini, sudah sejauh mana?
7. Selain guru BK, apakah ada pihak lain dari warga sekolah yang berperan dalam
pelaksanaan layanan BK? Seperti apa contohnya?

8. Sejauh apakah guru mata pelajaran berperan dalam program BK?
9. Apakah guru mata pelajaran juga menyampaikan informasi tentang tujuan BK serta
manfaatnya bagi siswa?

10. Masalah anak pasti berbeda, ada yang daya tangkap tinggi dan ada yang rendah,
apakah ada strategi yang disiapkan guru mata pelajaran dalam menyelesaikan jika
terjadi masalah ini, agar yang mengalami kesulitan mampu mengimbangi yang sudah
paham?
11. Apakah ada kerjasama dari guru mata pelajaran dan guru BK mengenai
pengidentifikasian siswa yang membutuhkan layanan BK?
12. Apakah guru mapel juga memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswanya
yang membutuhkan layanan Bk? (mungkin saja, ketika pelajaran si anak
membutuhkan pelayanan BK dengan beberapa alasan logis dan harus meninggalkan
kelas)
13. Apakah guru mapel di sekolah ini, juga dilibatkan dalam pengentasan masalah dari
siswa?
14. Apakah semua guru mata pelajaran di SMP 2 SINGOROJO melaksanakan perannya
sebagai partner guru bimbingan dan konseling?
15. Apakah keuntungan yang didapat dari bimbingan dan konseling di sekolah ini?
16. Apakah guru mata pelajaran saling berkomunikasi dengan guru BK?

17. Bagaimana jika guru mata pelajaran tidak berkomunikasi dengan guru BK?
18. Bagaimana bentuk hubungan antara guru mata pelajaran dengan guru BK?

3. Identitas Narasumber
Nama
Nama Panggilan
Pendidikan Terakhir

: Riziq Muchlis, S.Pd
: Bp. Riziq
: S1 Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Negeri

Semarang
Pengalaman Mengajar

:

4. Hasil Wawancara
NO
1


PERTANYAAN
Menurut bapak, dalam suatu sekolah perlu

JAWABAN
Jelas perlu,ya menurut saya karena

atau tidak diadakan program BK?

kolaborasi guru mapel tidak bisa
untuk jalan sendiri, jadi harus
sinerji dengan BK
mengembangkan yang namanya

2

mendidik siswa itu sendiri.
Motivasi belajar anak yang
Apa masalah yang sering muncul di sekolah
kurang,atau mungkin juga
terkait dengan BK ?

sekarang di permudah dengan era
sosmed, IT dan sebagainya itu
malah mungkin menambah
3

Apa sajakah kegiatan – kegiatan dari BK di

motivasi belajar menjadi kurang.
ya ada semacam kaya Home visit

sekolah ?

jadi kerumah ketika ada siswa
yang mungkin bermasalah seperti
lama gak berangkat sekolah tanpa

4

Menurut bapak pelayanan BK di sekolah
tersebut, sudah sejauh mana ?
Dan apabila ada kasus yang besar seperti
narkoba dan lain sebagainya, apakah masih di
tangani BK dan pihak sekolah lainnya atau di
serahkan kepada pihak yang berwajib seperti
polisi ?

alasan.
Saya pikir sudah lumayan bagus
hanya mungkin perlu untuk
menambah trik trik ketika
menghadapi permasalahan siswa
karena tidak hanya satu jenis atau
satu macam kompleksitas masalah
itu sendiri. Dalam hal kasus
tertentu seperti narkoba itu
melibatkan kerjasama paling tidak
dengan aparat kepolisian terdekat,
jadi kita sering mengadakan
sosialisasi dengan mengundang
dari polres / polsek untuk datang

5

Selain guru BK. Apakah ada pihak lain dari

ke sekolah.
Ada, selama ini kita menggunakan

warga sekolah yang berperan dalam

MOU dengan pihak pihak dari

pelaksanaan layanan BK ?

kecamatan maupun dari koramil
yang terdekat untuk sharing.
MOU itu seperti kerjasama
sekolahan kolaborasi dengan pihak

6

Sejauh apakah guru mapel berperan dalam

luar.
guru mapel mungkin karena pada

program BK ?

dasarnya hanya untuk mengajar
Cuma disini juga ikut dan memang
harus ikut berperan, mungkin
hanya di tangani oleh seorang guru

BK apalagi kompleksitas masalah
yang berbeda, dan jumlah guru BK
7

Apakah guru mapel juga menyampaikan

yang minim.
Iya pasti. Bahkan diawal ketika

informasi tentang tujuan BK serta manfaatnya

setelah ada kegiatan MOPD, kita

bagi siswa ?

beri waktu pada guru BK untuk
memberikan informasi yang
berkaitan tugas dan kinerja BK itu

8

Masalah anak pasti berbeda, ada yang daya

sendiri.
Ada sih, Cuma mungkin karena

tangkapnya tinggi dan ada yang rendah,

kita kadang-kadang di luar

apakah ada strategi yang disiapkan guru

prediksi. Artinya kenakalan atau

mapel ?

pelanggaran siswa itu sendiri
kadang kadang insidental, jadi kita
hanya mengatur ini ternyata ada
pelanggaran jenis baru atau apa.
jadi memang apa istilahnya update

9

Apakah ada kerja sama dari guru mapel dan

ya.
Ada juga, setau saya apalagi ini

guru BK mengenai pengidentifikasian siswa

saya dalam posisi sebagai

yang membutuhkan layanan BK ?

pembantu kepala sekolah dalam
bidang kesiswaan , jadi harus
punya jaringan untuk bekerja sama

10

Apakah guru mapel juga memberikan

dalam menangani siswa itu sendiri.
Ya selama ini kalau itu mungkin

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa

kurang ya. Karena BK juga

yang membutuhkan layanan BK ?

diberikan waktu untuk langsung
bertatap muka dengan siswa 1 jam
dalam seminggu itu dalam
kurikulum 2006, tapi dalam
kurikulum 2013 ini BK bahkan
tidak masuk kelas lagi, jadi disini
siswa harus koordinasi kepada BK.

11

12

Apakah guru mapel di sekolah tersebut, juga

Dilibatkan,tapi seperti awal saya

di libatkan dalam pengentasan masalah dari

bilang artinya ada kerjasamalah di

siswa ?

antara guru mapel maupun guru

Apakah semua guru mapel melaksanakan

BK dan dari kesiswaan itu sendiri.
Tidak juga. Jujur ini kadang

perannya sebagai partner guru BK ?

kadang ada yang mungkin karena
kesibukan atau sudah usia
mendekati pensiun biasanya merka
agak dalam tanda kutip enggan
ketika di ajak untuk menangani

13

Apakah keuntungan yang didapat dari

siswa yang bermasalah.
Banyak. Setidaknya BK memang

bimbingan dan konseling di sekolah ini ?

punya peranan yang tidak bisa
diremehkan, artinya tentang
manajemen perilaku dan
sebagainya memang BK harus ada

14

Apakah guru mapel saling berkomunikasi

dan di tegakkan.
Iya masih saling berkomunikasi.

15

dengan guru BK ?
Bagaimana jika guru mapel tidak

Akan terjadi semacam over

berkomunikasi dengan guru BK ?

leaping atau misskomunikasi
ketika kita menangani satu anak
kalau kita tanpa komunikasi
dengan BK nanti hasilpun tidak
akan sebagus kalau kita bekerja

16

Bagaimana bentuk hubungan antara guru

sama.
Kita sering mengadakan yang

mata pelajaran dengan guru BK ?

namanya briefing seminggu sekali
tentang perkembangan anak
khususnya guru mapel , karena
guru mapel lah yang paling paham
betul ketika ada anak bermasalah,
yang pertama itu kan guru mapel
kemudian kita koordinasi juga
dengan wali kelas dalam hal ini

juga seorang guru kemudian di
teruskan sampai ke kesiswaan dan
BK.
Guru mata pelajaran merupakan salah satu personel sekolah yang mempunyai peranan
penting dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Tugas dan tanggung jawab
utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Akan tetapi, bukan berarti
guru sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
efisien pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, guru mata pelajaran memiliki peranan sebagai informatory yaitu berkaitan dengan
tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan
bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui peranan ini, guru dapat
menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi, dan
manfaatnya bagi siswa, peran guru sebagai fasilitator yaitu ketika dilangsungkan layanan
pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan konselor, guru
lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran
yang diajarnya, peran guru sebagai mediator yaitu saat seorang guru diminta untuk
melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada
konselor sekolah, peran guru sebagai motivator guru dapat berperan sebagai pemberi
motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, dan peran guru
sebagai kolaborator yaitu dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi,
layanan pembelajaran, atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung. Meskipun setiap guru
ada perbedaan pada cara memberikan pelayanan, tetapi mereka memiliki satu tujuan yang
sama, yaitu membentuk pribadi siswa yang lebih baik dan berkualitas.

BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan guru yang bersangkutan, yang bernama
Bapak Riziq Muchlis, S.Pd. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru mata

pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP N 1 BOJA belum sesuai
dengan peran. Masih banyak guru yang berasumsikan bahwasanya tugas guru hanya
mengajar dan menyampaikan materi saja. Dan masih kurangnya pelayanan Bimbingan dan
Konseling untuk siswa yang membutuhkan layanan tersebut dari pihak guru mata pelajaran.
Karena disini guru tidak berperan sebagai partner BK dengan alasan faktor usia atau
kesibukan masing-masing guru mata pelajaran. Tapi dari kurangnnya layanan BK tersebut
masih di adakan briefing antara pihak guru mapel,guru BK bahkan kesiswaan, bertujuan
untuk meningkatkan kinerja layanan Bimbingan dan Konseling, tugas dan tanggungjawab
yang dimiliki oleh setiap guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah. Peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yang
harus dilaksanakan demi berjalannya kegiatan bimbingan dan konseling yang efektif yaitu
guru sebagai informator, fasilitator, mediator, motivator, dan kolaborator.

B.

SARAN-SARAN
Kegiatan wawancara ini merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat, untuk itu
disarankan pada mahasiswa calon guru untuk mengetahui bagaimana peran seorang guru
mata pelajaran dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang harus dilaksanakan demi
berjalannya pembelajaran yang efektif. Diharapkan seluruh guru mata pelajaran yang ada di
SMP N 1 BOJA melaksanakan perannya sebagai guru mata pelajaran sekaligus memberi
pelayanan Bimbingan dan Konseling dikelas.
Saya memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan serta kekurangan
dalam laporan hasil wawancara ini. Selain untuk memenuhi tugas Final, semoga laporan hasil
wawancara ini dapat menjadi motivasi dan koreksi bagi pembaca dengan itu mengetahui
peran seorang guru mata pelajaran dalam Bimbingan dan Konseling.