Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Tiris Sopi dalam Perkawinan Adat di Desa Romkisar T2 752015010 BAB V

BAB V
PENUTUP

Pada bagian ini, penulis akan mengemukakan tentang dua hal meliputi: (a).
Kesimpulan, dan (b). Saran sebagai rekomendasi yang merupakan bagian penutup
tesis ini.
A.

Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku

kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tiris
sopi merupakan salah satu kebudayaan yang ada pada Kabupaten MBD pada
umumnya dan pulau Luang Sermatang (Romkisar) pada khususnya. Tiris sopi dapat
dimaknai sebagai ungkapan kata-kata bijak dan berhikmat, yang memiliki nilai
edukatif yang tinggi. Dengan demikian tiris sopi dapat disejajarkan dengan
peribahasa, pepatah atau Amsal. Karena memiliki nilai moral, etis dan edukatif yang
bermanfaat dalam mengelolah kehidupan berkomunikasi baik individual maupun
sosial.
Tiris sopi merupakan suatu budaya yang telah dipraktekan oleh masyarakat
Romkisar sebagai masyarakat adat. Budaya tiris sopi ini merupakan pemberian Allah

bagi masyarakat Romkisar untuk mengatur tata tertib hidup sebagai suatu komunitas
adat. Sebagai masyarakat yang berbudaya, tiris sopi digunakan sebagai media
pembentukan karakter masyarakat.
Sesuai hasil penelitian, masyarakat Romkisar memahami tiris sopi sebagai adat
yang memiliki nilai-nilai positif seperti sopan santun, saling menghormati, dan
menghargai. Hal ini disebabkan, melalaui tiris sopi, pasangan suami istri yang baru

menikah untuk hidup saling mengasihi dan menghargai satu sama lain. Namun
demikian, seiring perkembangan zaman masyarakat khususnya muda-mudi Romkisar
tidak lagi menaati nilai-nilai yang terdapat di dalam tiris sopi. Mereka yang tidak lagi
menaati ritual tiris sopi sebagai budaya adalah muda-mudi yang mengalami
perkawinan silang dan juga pergaulan bebas. Tetapi hal ini tidak menyebabkan tiris
sopi ditiadakan di Romkisar. Masyarakat yang tinggal di Romkisar tetap menaati
nasihat-nasihat yang terdapat dalam tiris sopi, karena sangat positif untuk
membentuk karakter masyarakat khususnya muda-mudi untuk hidup berperilaku
sesuai norma yang terdapat dalam masyarakat maupun agama.
Majelis jemaat yang merupakan salah satu pembentuk kehidupan masyarakat
diharapkan mampu memberikan keutuhan hidup yang harmonis dalam masyarakat
Romkisar. Adat senantiasa berjalan bersama-sama dengan gereja, antara adat dan
nilai-nilai religius selalu dipertahakan. Keduanya mesti ditransformasikan sesuai

dengan perkembangan situasi saat ini. Tindakan majelis jemaat melalui peningkatan
kesadaran akan nilai budaya perlu ditingkatkan. Sebab gereja dalam hal ini majelis
jemaat bukan berada di luar pergumulan masyarakat Romkisar, tetapi terlibat di
dalamnya untuk dapat menjembatani nilai-nilai yang ada dalam adat dan agama
dalam masyarakat Romkisar. Keteladan Kristus menjadi dasar gereja dan masyarakat
selaku komunitas beriman untuk mentransformasi nilai-nilai yang ada di dalam
masyarakat Romkisar.
B.

Saran
Kebuadayaan adalah hasil dari karya cipta manusia yang diturunkan dari

leluhur kepada setiap generasi yang berbudaya agar tetap menjaga dan melestarikan
nilai-nilai positif yang muncul dari kebudayaan tersebut. Lebih khusunya muda-mudi

92

Romkisar agar tetap mempertahankan budaya lokal yaitu budaya tiris sopi agar
tercipta sebuah kehidupan yang harmonis baik dalam keluarga, kelompok maupun
masyarakat.

Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan
terus hidup dan berkembang manakalah manusia mau melestarikan kebudayaan.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena dalam kehidupan kebudayaan berisikan nilai-nilai moral yang menjunjung
tinggi hak-hak kemanusian. Oleh karena itu kita harusnya mampu untuk terus dan
tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia.
Peran

serta

baik

dari

pemerintah,

gereja

dan


masyarakat

dalam

mempertahankan dan memgembangkan budaya tiris sopi dalam kehidupan bersama,
sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih kepada para leluhur yang telah
mewariskan nilai-nilai budaya bagi masyarakat dan generasi muda dewasa ini.
Kepada masyarakat dan generasi muda untuk tetap memahami dan memaknai
secara baik budaya tiris sopi ini dalam membangun kehidupan bersama, baik dalam
desa Romkisar maupun dengan wilayah atau desa yang lain di pulau Luang
Sermatang, serta pula yang berada di perantauan untuk tetap mempertahankan dan
menghargai budaya yang telah diwariskan oleh leluhur bagi setiap generasi muda.
Sebab budaya merupakan aturan dan norma serta hukum yang dapat mengatur
seluruh dinamika kehidupan kita untuk tetap hidup saling berbagi dan merasakan apa
yang dirasakan dan dialami oleh orang lain. Pengetahuan danpemahaman masyarakat
tentang budaya tiris sopi, terus dibangun dan dikembangkan sehingga mereka tidak
merasa kehilangan jati diri mereka sebagai generasi yang memiliki budaya serta adat
istiadat.

93