Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Audit merupakan salah satu solusi masalah informasi asimetri antara pemimpin dan para pemegang saham atau antara para pemimpin dan yang lain peserta yang merupakan pihak ketiga .Sebagai mekanisme tata kelola pemerintahan atau perusahaan , ini memiliki peran utama untuk mengurangi biaya dan untuk meyakinkan para pemegang saham dan pihak ketiga terkait dengan masalah kontraktor keandalan informasi keuangan yang disampaikan .

Dalam era globalisasi sekarang ini, suatu penilaian terhadap suatu perusahaan diperlukan untuk menilai apakah perusahaan dalam keadan baik-baik saja ataukah perusahaan berada dalam keadaan yang tidak baik. Adapun informasi keuangan yang disajaikan didalam laporan keuangan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. Namun, secanggih apapun sistem pembuatan laporan keuangan saat ini tentu masih memiliki keterbatasan, yaitu pihak yang menyusun laporan keuangannya adalah dari pihak internal perusahaan atau dalam hal ini bisa disebut dilakukan oleh seorang manajer keuangan.

Menurut Harahap (2011;251) “salah satu keterbatasan laporan keuangan ialah bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu” . Hal itu berarti sangat diperlukan informasi yang akurat guna memenuhi


(2)

kebutuhan para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang dibuat setiap perusahaan harus diperiksa oleh auditor yang tentunya harus independen.

“Independensi Auditor dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain” (Mulyadi, 2002:26-27). Hal ini dimaksudkan agar pihak eksternal yang akan menggunakan laporan keuangan perusahaan memiliki keyakinan bahwa di dalam informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan telah sesuai dengan yang diatur oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga lebih dapat menghindari unsure-unsur fraud atau hal-hal yang tidak diinginkan di dalam informasi keuangan yang disajikan di laporan keuangan. Kontribusi audit yaitu untuk memberikan akuntabilitas terhadap laporan keuangan yang disajikan suatu entitas.

Audit memiliki peranan penting dalam keberhasilan sistem ekonomi. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangannya agar dapat digunakan oleh pengguna eksternal, dengan harapan pengguna eksternal ini dapat membantu kinerja operasi perusahaan. Akan tetapi, terdapat pihak eksternal yang tidak begitu saja percaya terhadap informasi keuaangan yang disajikan oleh perusahaan tersebut. Hal itu dapat dikarenakan yang menciptakan laporan keuangan adalah manajer perusahaan, jadi ada kemungkinan informasi keuangan tersebut mengandung unsur rekayasa oleh manajer agar laporan keuangan terlihat sehat dan bisa menarik perhatian para pengguna laporan keuangan itu sendiri. Dalam


(3)

hal ini perlu adanya audit untuk memberikan pernyataan mengenai tingkat kesesuaiannya antara informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

“Kualitas audit merupakan adanya kecenderungan auditor akan mendeteksi adanya fraud yang terdapat dalam laporan keuangan klien”. (DeAngelo, 1981) dalam (Ni Made & I Made, 2014). Kualitas audit saat ini menjadi bahasan utama dikalangan entitas, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan di dalam penggunaan laporan keuangan yang telah diaudit. Runtuhnya perusahaan besar seperti perusahaan Enron di Amerika Serikat tahun 2001 silam dikaitkan dengan kurangnya independensi dari auditor. Karena pentingnya independensi auditor dalam suatu KAP terhadap klien dan adanya kejadian KAP Arthur Anderson membuat dikeluarkannya kebijakan baru tentang peraturan pengauditan di Indonesia, yaitu Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Di Indonseia sendiri pernah terjadi kasus kegagalan akuntansi,yaitu terjadi pada Lippo Group, Indo Farma dan Kimia Farma yang teridentifikasi menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kinerja sebenarnya. Tidak menutup kemungkinan adanya peusahaan lainnya yang melakukan hal sama tetapi tidak berhasil terdeteksi.

Menurut IBK. Bayangkara (2013;7), “audit laporan keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (manajemen) telah disusun melalui proses akuntansi yang berlaku umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada


(4)

tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada periode tersebut”. Dari hasil audit ini kemudian akuntan (auditor) memberikan opini sebagai tanda pengesahanatas laporan tersebut, untuk dapat digunakan oleh sebagian besar pemakai laporan keuangan. Hal inilah yang mendasari perlunya penelitian lebih lanjut terhadap kualitas audit.

Audit juga memiliki resiko, menurut Sukrisno dan Estralita (2014;2) “risiko audit (audit risk) adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material”. Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan. Adapun resiko audit menurut dibagi atas tiga bagian yaitu terdiri dari ; (1) risiko bawaan, yakni kerentanan suatu saldo akun/golongan transaksi terhadap suatu salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur. (2) risiko pengendalian, yakni resiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah/dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian internal perusahaan. (3) risiko deteksi, yaitu resiko karena bahan bukti yang dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang dapat ditoleransi, kalau salah saji semacam itu timbul.

Bagi investor maupun pengguna laporan keuangan lainnya yang sedang membutuhkan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam melanjutkan


(5)

kemampuan usahanya tentunya ketidakberpihakan auditor memegang peranan yang sangat penting. Hal itu karena seorang auditor independen mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

“Audit Tenure adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama” (Nurul,Nur, azlina, 2012). Suatu perusahaan memungkinkan untuk menggunakan jasa audit (masa perikatan audit) untuk KAP yang sama untuk periode selanjutnya. Hanya saja , jika di tiap tahun dilakukan audit oleh KAP yang sama, hal ini dapat menyebabkan kualitas audit yang rendah. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan manajer memliki hubungan relasi yang berlebihan atau bisa dikatakan sangat dekat sehingga dapat mempengaruhi hasil kerja auditor. Padahal menurut Pernyataan Standar Auditing No.1 menyatakan bahwa “dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”, sehingga perlu dilakukannya rotasi. Penelitian Johnson et al. (2002), Myers et al. (2003), Januarti (2009) dan Efraim (2010) dalam jurnal (Ni Made Dewi dan I Made Mertha, 2014) menyatakan lamanya masa perikatan audit akan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Factor lain yang perlu dilakukannya rotasi yaitu auditor akan melakukan perencanaan audit dan prosedur audit yang sama pada entitas tersebut, sehingga memungkinkan manajer pada entitas yang laporan keuangannya diaudit berupaya untuk mempelajari celah yang dapat menutupi adanya kekurangan di dalam penyajian informasi keuangan.


(6)

KMK 359/KMK 06/2003 mengatur suatu entitas dapat meminta jasa audit atas laporan keuangan pada KAP yang sama selama lima tahun, sehingga dengan adanya kebijakan ini, bertujuan agar dapat menjaga obyektivitas auditor terhadap auditee . peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Perubahan yang terjadi di dalam peraturan tersebut yaitu “pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut-turut oleh KAP yang sama dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Perubahan berikutnya yaitu KAP dan akuntan public boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut pasal 3 ayat 2 dan 3”.

“Auditor spesialisasi industri yaitu keahlian dalam suatu industry tertentu dimungkinkan akan dapat lebih mendeteksi kesalahan – kesalahan dan manipulasi yangdilakukan oleh manajemen auditee daripada auditor tanpa keahlian khusus”. (Haniatun dan Wahyu, 2014). Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Adanya kemapuan khusus berupa spesialis pada suatu industri membuat kualitas audit yang dihasilkan akan dapat menyajikan informasi dengan akurat karena auditor yang spesialis lebih mampu menemukan kesalahan penyajian laporan keuangan dibanding mereka yang tidak, dan hal itu dikarenakan tingkat pengalaman yang lebih dalam melaksanakan tugas audit yang cukup lama pada suatu industry tertentu. Hal ini didukung penelitian Mayangsari (2004)


(7)

dalam Chrisnoventie (2012) yang “menyatakan bahwa auditor yang berkualitas tinggi memberikan kepastian yang besar terhadap kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum”.

Menurut Sugiarto (2009:121) “ukuran perusahaan merupakan proksi bagi informasi asimetri antara perusahaan dan pasar yang memunculkan sinyal bahwa semakin besar perusahaan, semakin kompleks organisasinya, semakin tinggi cost of asymmetries information”. Atau dengan kata lain ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu yang sudah ditentukan. Variabel ini juga cukup sering dikaitkan dengan kualitas audit. Perusahaan kecil cenderung memiliki informasi dan sistem pengawasan yang lemah, sehingga kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya, sehingga perusahaan-perusahaan kecil akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Di sisi lain semakin besar perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi. Sehingga perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.

Kualitas audit sudah banyak dilakukan penelitian dengan menggunakan proksi yang berbeda. Proksi dikotomi big dan non big pernah digunakan antara lain oleh Palmrose (1987) dan Giroux (1992); Teoh dan Wong (1993); Becker et al (1998); Behn et al. (2008); Jordan et al. (2010), proksi dikotomi spesialis industry dan non industry pernah digunakan oleh Krisnhan (2003) dan Mayangsari (2006).


(8)

Berdasarkan peneliti terdahulu, terdapat beberapa kesenjangan yang perlu ditindak lannjuti, yaitu perbedaan beberapa proksi sehingga diperlukan penelitian tentang proksi mana yang terbaik, perbedaan hasil penelitian (yang menyatakan adanya perbedaan kualitas audit maupun yang menyatakan tidak adanya perbedaan kualitas audit), factor internal perusahaan yang banyak mempengaruhi risiko audit dan dapat menjadi factor yang mempengaruhi kualitas audit.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan auditor industry specialization, audit tenure, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit dan diwujudkan dalam skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagi berikut:

1. Apakah auditor industry specialization berpengaruh terhadap kualitas audit ? 2. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit ?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit ? 4. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit ?

5. Apakah auditor industry specialization, audit tenure, ukuran perusahaan, dan independensi auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit ?


(9)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah unutk menganalisis mengenai:

1. Pengaruh auditor industry specialization terhadap kualitas audit. 2. Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas audit. 4. Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit.

5. Pengaruh auditor industry specialization, audit tenure, ukuran perusahaan dan independensi auditor terhadap kualitas audit.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dan penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pengetahuan mengenai kualitas audit pada umumnya dan tambahan literatur mengenai kualitas audit khususnya proksi dan model kualitas audit. Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama :

1. Peneliti.

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang variabel-variabel yang diteliti dan juga bisa mengaplikasikannya.

2. Akademisi

Diharapkan dapat menjadi bahan literature mengenai kualitas audit yang berkaitan dengan proksi dan konsekuensi dari kualitas audit.


(10)

3. Praktisi.

Diharapkan dapat menjadi penunjuk bagi manajemen dalam pemilihan auditor guna kepentingannya maupun pemegang saham (pemilik) dan menjadi bahan evaluasi bagi profesi akuntan tentang kualitas jasa audit yang diberikan guna perbaikan di masa yang akan datang.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi acuan ataupun referensi dan salah satu sumber informasi penelitian selanjutnya mengenai pembahasan kualitas audit.

Selain itu, diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi kreditor dan investor dalam pengambilan kepurusan tentang kualitas baik yang diberikan oleh auditor yang big dan non big sehingga dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan dimasa yang akan datang.


(1)

kemampuan usahanya tentunya ketidakberpihakan auditor memegang peranan yang sangat penting. Hal itu karena seorang auditor independen mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

“Audit Tenure adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama” (Nurul,Nur, azlina, 2012). Suatu perusahaan memungkinkan untuk menggunakan jasa audit (masa perikatan audit) untuk KAP yang sama untuk periode selanjutnya. Hanya saja , jika di tiap tahun dilakukan audit oleh KAP yang sama, hal ini dapat menyebabkan kualitas audit yang rendah. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan manajer memliki hubungan relasi yang berlebihan atau bisa dikatakan sangat dekat sehingga dapat mempengaruhi hasil kerja auditor. Padahal menurut Pernyataan Standar Auditing No.1 menyatakan bahwa “dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”, sehingga perlu dilakukannya rotasi. Penelitian Johnson et al. (2002), Myers et al. (2003), Januarti (2009) dan Efraim (2010) dalam jurnal (Ni Made Dewi dan I Made Mertha, 2014) menyatakan lamanya masa perikatan audit akan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Factor lain yang perlu dilakukannya rotasi yaitu auditor akan melakukan perencanaan audit dan prosedur audit yang sama pada entitas tersebut, sehingga memungkinkan manajer pada entitas yang laporan keuangannya diaudit berupaya untuk mempelajari celah yang dapat menutupi adanya kekurangan di dalam penyajian informasi keuangan.


(2)

KMK 359/KMK 06/2003 mengatur suatu entitas dapat meminta jasa audit atas laporan keuangan pada KAP yang sama selama lima tahun, sehingga dengan adanya kebijakan ini, bertujuan agar dapat menjaga obyektivitas auditor terhadap auditee . peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Perubahan yang terjadi di dalam peraturan tersebut yaitu “pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut-turut oleh KAP yang sama dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Perubahan berikutnya yaitu KAP dan akuntan public boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut pasal 3 ayat 2 dan 3”.

“Auditor spesialisasi industri yaitu keahlian dalam suatu industry tertentu dimungkinkan akan dapat lebih mendeteksi kesalahan – kesalahan dan manipulasi yangdilakukan oleh manajemen auditee daripada auditor tanpa keahlian khusus”. (Haniatun dan Wahyu, 2014). Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Adanya kemapuan khusus berupa spesialis pada suatu industri membuat kualitas audit yang dihasilkan akan dapat menyajikan informasi dengan akurat karena auditor yang spesialis lebih mampu menemukan kesalahan penyajian laporan keuangan dibanding mereka yang tidak, dan hal itu dikarenakan tingkat pengalaman yang lebih dalam melaksanakan tugas audit yang cukup lama pada suatu industry tertentu. Hal ini didukung penelitian Mayangsari (2004)


(3)

dalam Chrisnoventie (2012) yang “menyatakan bahwa auditor yang berkualitas tinggi memberikan kepastian yang besar terhadap kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum”.

Menurut Sugiarto (2009:121) “ukuran perusahaan merupakan proksi bagi informasi asimetri antara perusahaan dan pasar yang memunculkan sinyal bahwa semakin besar perusahaan, semakin kompleks organisasinya, semakin tinggi cost of asymmetries information”. Atau dengan kata lain ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu yang sudah ditentukan. Variabel ini juga cukup sering dikaitkan dengan kualitas audit. Perusahaan kecil cenderung memiliki informasi dan sistem pengawasan yang lemah, sehingga kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya, sehingga perusahaan-perusahaan kecil akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Di sisi lain semakin besar perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi. Sehingga perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.

Kualitas audit sudah banyak dilakukan penelitian dengan menggunakan proksi yang berbeda. Proksi dikotomi big dan non big pernah digunakan antara lain oleh Palmrose (1987) dan Giroux (1992); Teoh dan Wong (1993); Becker et al (1998); Behn et al. (2008); Jordan et al. (2010), proksi dikotomi spesialis industry dan non industry pernah digunakan oleh Krisnhan (2003) dan Mayangsari (2006).


(4)

Berdasarkan peneliti terdahulu, terdapat beberapa kesenjangan yang perlu ditindak lannjuti, yaitu perbedaan beberapa proksi sehingga diperlukan penelitian tentang proksi mana yang terbaik, perbedaan hasil penelitian (yang menyatakan adanya perbedaan kualitas audit maupun yang menyatakan tidak adanya perbedaan kualitas audit), factor internal perusahaan yang banyak mempengaruhi risiko audit dan dapat menjadi factor yang mempengaruhi kualitas audit.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan auditor industry specialization, audit tenure, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit dan diwujudkan dalam skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas

Audit pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagi berikut:

1. Apakah auditor industry specialization berpengaruh terhadap kualitas audit ? 2. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit ?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit ? 4. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit ?

5. Apakah auditor industry specialization, audit tenure, ukuran perusahaan, dan independensi auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit ?


(5)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah unutk menganalisis mengenai:

1. Pengaruh auditor industry specialization terhadap kualitas audit. 2. Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas audit. 4. Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit.

5. Pengaruh auditor industry specialization, audit tenure, ukuran perusahaan dan independensi auditor terhadap kualitas audit.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dan penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pengetahuan mengenai kualitas audit pada umumnya dan tambahan literatur mengenai kualitas audit khususnya proksi dan model kualitas audit. Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama :

1. Peneliti.

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang variabel-variabel yang diteliti dan juga bisa mengaplikasikannya.

2. Akademisi

Diharapkan dapat menjadi bahan literature mengenai kualitas audit yang berkaitan dengan proksi dan konsekuensi dari kualitas audit.


(6)

3. Praktisi.

Diharapkan dapat menjadi penunjuk bagi manajemen dalam pemilihan auditor guna kepentingannya maupun pemegang saham (pemilik) dan menjadi bahan evaluasi bagi profesi akuntan tentang kualitas jasa audit yang diberikan guna perbaikan di masa yang akan datang.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi acuan ataupun referensi dan salah satu sumber informasi penelitian selanjutnya mengenai pembahasan kualitas audit.

Selain itu, diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi kreditor dan investor dalam pengambilan kepurusan tentang kualitas baik yang diberikan oleh auditor yang big dan non big sehingga dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan dimasa yang akan datang.


Dokumen yang terkait

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

8 76 77

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 41 94

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 14

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 19

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 1 2

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 9

PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY

0 1 65

PENGARUH TENURE AUDIT, SPESIALISASI AUDITOR, DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012–2014

0 0 16

PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP LAMANYA AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 11