Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, DAN SPESIALISASI AUDIT TERHADAP

KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

MUHAMMAD ATHOI 120522020

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei “ adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan dan diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan Skripsi Program Strata-1 DepartemenAkuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus, 2015

NIM. 120522020 Muhammad Athoi


(3)

ii ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, DAN SPESIALISASI AUDIT TERHADAP

KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan audited perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2011, yang di publikasikan melalui website www.idnfinancials.com. Populasi sebanyak 140 perusahaan Manufaktur. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini teknik purposive sampling dan diperoleh total sampel sebanyak 75 perusahaan. Data penelitian dan hipotesis dalam penelitian ini dianalisis dengan metode analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit.

Kata Kunci : Kualitas Audit, Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit


(4)

iii ABSTRACT

THE ANALYSYS EFFECT OF AUDIT TENURE, FIRM SIZE, COMPANY SIZE AND AUDIT SPECIAL ON THE QUALITY OF AUDIT AT

REGISTERED MANUFATURE COMPANY ON IDX

This research aims to analyze the influence of the factors that affect Audit Quality the Manufacture Companies listed on the Stock Exchange. The hypothesis of the research is the influence of the Audit Tenure, Firm Size, Company Size, and audit special toward Audit Quality in the Manufacture Companies listed on the Stock Exchange.

The sample of this research are Manufacture companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in the year 2013 to 2011, publized through website www.idnfinancials.com. Data collection methods used in this research is using purposive sampling method and obtained a total sample of 75 companies. The research data and hypothesis were analyzed using logistic regression analysis.

The results of this research showed that the factors audit tenure, firm size, company size, and audit special no have a significant influence for Audit Quality. Keywords: Audit Quality, Audit Tenure, Firm Size, Company size, and Audit


(5)

iv KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah yang Insya Allah akan selalu diberikan pada setiap hamba-Nya. Salawat beriring salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW atas segala akhlaknya yang mulia.

Skripsi ini berjudul “Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum, MEc., Ak., CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., CA, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat meyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., CA, selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.


(6)

v Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda, Balyan Tua Hrp dan Nita Herawati Ritonga yang sangat penulis hormati dan cintai yang telah membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Untuk Dedi K, Dewi K, Ar - Razaq dan Ilung, yang senantiasa menemani dan memberikan penulis motivasi dalam mengerjakan skripsi ini. Terimalah ucapan terima kasihku yang mendalam semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam penyajian dan penyampaian skripsi ini, sungguh hanya Allah yang memiliki kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Agustus 2015

NIM. 120522020 Muhammad Athoi


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Kualitas Audit ... 10

2.1.2 Masa Perikatan Audit – Klien (Audit Tenure ) ... 11

2.1.3 Ukuran KAP ... 12

2.1.4 Ukuran Perusahaan Klien ... 13

2.1.5 Spesialisasi Audit ... 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.3.1 Hubungan antara Audit Tenure dengan Kualitas audit .. 22

2.3.2 Hubungan antara Ukuran KAP dengan Kualitas audit .. 22

2.3.3 Hubungan antara Ukuran Perusahaan Klien dengan Kualitas audit ... 23

2.3.4 Hubungan antara Spesialisasi Audit dengan Kualitas audit ... 24

2.4 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Hasil ... 28

3.6 Metode Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38


(8)

vii

4.2 Statistik Deskriptif ... 39

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 39

4.3 Pengujian Data ... 41

4.3.1 Uji Multikoloniearitas ... 41

4.3.2 Uji Autokorelasi ... 43

4.4 Pengujian Model ... 44

4.4.1 Menilai Model fit dengan data ... 44

4.4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi ... 48

4.4.4 Koefisien Determinasi ... 48

4.5 Pengujian Hipotesis ... 50

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

4.5.1 Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit ... 53

4.5.2 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Kualitas Audit ... 54

4.5.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit ... 54

4.5.4 Pengaruh Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 56

5.3 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 39

Tabel 4.2 Audit Tenure ... 40

Tabel 4.3 Ukuran KAP ... 41

Tabel 4.4 Spesialisasi Audit ... 42

Tabel 4.5 Uji Multikoloniearitas ... 43

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 44

Tabel 4.7 Hasil Pengujian -2LogL (Awal) ... 46

Tabel 4.8 Hasil Pengujian -2LogL (Akhir) ... 47

Tabel 4.9 Hasil Pengujian -2LogL ... 48

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit .... 49

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Nagelkerke’s R Square ... 50


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi Penelitian ... 63

Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian ... 65

Lampiran 3 Data audit tenure dan ukuran kap ... 67

Lampiran 4 Data Ukuran perusahaan klien... 69


(12)

ii ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, DAN SPESIALISASI AUDIT TERHADAP

KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan audited perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2011, yang di publikasikan melalui website www.idnfinancials.com. Populasi sebanyak 140 perusahaan Manufaktur. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini teknik purposive sampling dan diperoleh total sampel sebanyak 75 perusahaan. Data penelitian dan hipotesis dalam penelitian ini dianalisis dengan metode analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Audit.

Kata Kunci : Kualitas Audit, Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit


(13)

iii ABSTRACT

THE ANALYSYS EFFECT OF AUDIT TENURE, FIRM SIZE, COMPANY SIZE AND AUDIT SPECIAL ON THE QUALITY OF AUDIT AT

REGISTERED MANUFATURE COMPANY ON IDX

This research aims to analyze the influence of the factors that affect Audit Quality the Manufacture Companies listed on the Stock Exchange. The hypothesis of the research is the influence of the Audit Tenure, Firm Size, Company Size, and audit special toward Audit Quality in the Manufacture Companies listed on the Stock Exchange.

The sample of this research are Manufacture companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in the year 2013 to 2011, publized through website www.idnfinancials.com. Data collection methods used in this research is using purposive sampling method and obtained a total sample of 75 companies. The research data and hypothesis were analyzed using logistic regression analysis.

The results of this research showed that the factors audit tenure, firm size, company size, and audit special no have a significant influence for Audit Quality. Keywords: Audit Quality, Audit Tenure, Firm Size, Company size, and Audit


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Manajemen memiliki tanggung jawab untuk melaporkan hasil dari kegiatan operasional dan posisi keuangan perusahaan kepada pemegang saham lewat laporan keuangan. Muncul kemungkinan terjadinya perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan karena timbulnya kesenjangan informasi yang disediakan. Pada akhirnya peran pihak ketiga yang kompeten dan independen dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan (Al-Thuneibat et al., 2011). Akuntan publik merupakan profesi yang paling tepat sebagai pihak ketiga dan berperan sebagai auditor untuk melaksanakan fungsi pemeriksaan.

Independensi merupakan kriteria utama seorang auditor dalam memberikan jasa audit.Independensi diartikan sebagai sikap tidak mudah dipengaruhi dan bergantung pada pihak lain, serta sikap mental yang bebas dari pengaruh. Secara umum, ada dua bentuk independensi auditor : independence in fact dan independence in appearance.Independence in fact menuntut auditor agarmembentuk opini dalam laporan audit seolah-olah auditor itu pengamat profesional, tidak berat sebelah. Independence in appearance menuntut auditor untuk menghindari situasi yang dapat membuat orang lain mengira bahwa dia tidak mempertahankan pola pikiran yang adil. (Porter et al., 2003 dalam Nasser etal., 2006).


(15)

2 Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 s/d tahun 2013 yang mencantumkan Opini Audit dalam laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian.

Tabel 1.1

Daftar Populasi Yang Diberikan Opini Audit Pendapat

Auditor

2011 2012 2013

Wajar Tanpa Pengecualian

138 Perusahaan 138 Perusahaan 139 Perusahaan

Wajar Dengan Pengecualian

2 Perusahaan 2 Perusahaan 1 Perusahaan

Sumber :

Dari tabel 1.1 dapat kita lihat pada tahun 2011 dengan tahun 2012 tidak adanya peningkatan kualitas audit, dimana pada tahun 2011 – 2012 kita masih mendapati 2 opini audit wajar dengan pengecualian, namun berbeda dengan tahun 2013 dimana kualitas audit mengalami peningkatan sebesar 1 opini audit. hal ini menggambarkan adanya peningkatan kualitas audit dari tahun 2012 ke tahun 2013, namun pada tahun 2011 - 2012 kualitas audit tidak menunjukkan peningkatan, kemungkinan terjadinya ketidakpastian inidikarenakan adanya Masa Perikatan (Audit Tenure), Ukuran Perusahaan Klien, ataupun independesi Kantor Akuntan Publik itu sendiri.

Banyaknya perusahaan besar yang runtuh, seperti Enron dan WorldCom di Amerika Serikat, telah dikaitkan dengan kualitas audit yang buruk terkait dengan kurangnya independensi auditor. Kegagalan audit yang


(16)

3 terjadi disebabkan auditor gagal baik dalam mendeteksi atau melaporkan kesalahan materi/salah saji dalam laporan keuangan. Salah satu kasus besar lain yang melibatkan kualitas audit yang buruk muncul pada akhir tahun 2011 berasal dari perusahaan besar di jepang, Olympus Corporation. Pada bulan Oktober 2011, Financial Times melaporkan bahwa terdapat kejanggalan dengan opini KPMG terkait pembukuan Olympus. Produsen kamera Jepang ini menyembunyikan kerugian transaksi derivatif senilai US$ 1,5 miliar melalui rekayasa laporan keuangan dengan menganggapnya sebagai aset. Olympus telah melakukan perbuatan tersebut sejak tahun 1990-an. Skandal ini merupakan skandal terbesar dalam sejarah korporasi Jepang. Di sisilain, auditor Olympus pada tahun 1990-an adalah Arthur Andersen afiliasi Jepang, yang dulu adalah salah satu dari perusahaan akuntan Big Five. Setelah Andersen jatuh pada tahun 2002, KPMG mengakuisisi unit perusahaan ini di Jepang, kemudian berganti nama menjadi Asahi & Co. Sejak saat itu, audit Olympus diambil alih oleh Asahi & Co. KPMG masih menjadi auditor hingga tahun 2009. Kemudian Olympus beralih ke Ernst & Young pada akhir tahun tersebut. Selama 8 tahun KPMG melakukan audit, perusahaan akuntan ternama itu tidak mengungkapkan terjadinya masalah dalam pemberian opini atas laporan keuangan selama mengaudit perusahaan tersebut (Indonesia Finance Today, November 2011).


(17)

4 Kecurangan laporan keuangan yang melibatkan kantor akuntan publik peringkat teratas ini mendorong Kongres Amerika Serikat untuk mengesahkan Sarbanes - Oxley Act pada tahun 2002 yang merupakan awal reformasi atas profesiakuntansi publik, tidak saja di Amerika Serikat melainkan juga di negara – negara lain (Suradi, 2011). Dalam peraturan tersebut diatur terkait beberapa peraturan yang mengatur kebijakan akuntan publik baik kantor akuntan publik maupun partner audit. Dalam Sarbanes -Oxley Act diatur pada sesi 203, terkait partner audit yang dibatasi penugasan auditnya paling lama lima tahun buku berturut - turut.

Peraturan terkait rotasi audit yang ada di Sarbanes - Oxley Act selanjutnya digunakan dan diadopsi oleh beberapa negara lain, salah satunya negara Indonesia. Peraturan terkait rotasi ini pertama kali diterbitkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini mewajibkan rotasi auditor partner setiap 3 tahun dan rotasi KAP setiap 5 tahun. Peraturan ini direvisi dengan PMK No. 17/PMK.01/2008 di mana pembatasan pemberian jasa KAP diperpanjang menjadi 6 tahun.

Menurut Arens (2008), audit laporan keuangan dilakukan untuk mengurangi resiko informasi serta memperbaiki pengambilan keputusan. Perbaikan kualitas audit harus ditingkatkan agar dapat menjamin keakuratan penilaian laporan keuangan. Al-Thuneibat et al. (2011) berpendapat, proses audit dilakukan untuk menentukan kebenaran laporan keuangan yang disajikan dan apakah sudah dengan cara yang adil.


(18)

5 Kualitas audit merupakan adanya kecenderungan auditor akan mendeteksi dan mengungkapkan adanya fraud yang terdapat dalam laporan keuangan klien. Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat berguna di dalam melakukan pengambilan keputusan (DeAngelo, 1981).

Dalam penelitian ini, kualitas audit dihubungkan dengan audit tenur, ukuran kantor akuntan publik, ukuran perusahaan klien dan spesialisasi audit. Masa perikatan audit yang panjang dapat mempengaruhi independensi audit yang berdampak pada keakuratan audit dalam menjalankan tugas pengauditan sehingga berdampak pada kegagalan audit. Kantor Akuntan Publik yang terdaftar dalam Big 4 akan meningkatkan kualitas audit dibandingkan kantor akuntan non Big 4 karena terkait independensinya ketika dihadapkan dengan ketergantungan ekonomi terhadap klien. Sedangkan ukuran perusahaan yang besar akan memiliki kualitas audit yang lebih tinggi dalam hal kemampuan ekonomi perusahaan dalam mempekerjakan audit berkualitas tinggi.

Penelitian – penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan kualitas audit menunjukkan hasil yang berbeda. Menurut Febriyanti (2014), dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP pada Kualitas Audit, yang menguji pengaruh variabel masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, dan ukuran KAP pada variabel kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa masa


(19)

6 perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sedangkan ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.

Menurut Putri (2014), dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Maufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2012), yang menguji pengaruh auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, terhadap kualitas audit yang diukur dengan diskresioner akrual pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. Variabel independen dari penelitian ini adalah auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan kualitas audit yang diproksikan oleh diskresioner akrual merupakan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tenure dan ukuran perusahaan klien memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Namun, ukuran kantor akuntan publik yang diukur dengan variabel dummy, yaitu Big 4 dan Non Big 4, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual.

Menurut Sinaga (2012), dalam penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien dan Kualitas Audit.


(20)

7 Penelitian ini mencoba menguji pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan Ukuran Klien terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (2) Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (3) Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

Menurut Chariri (2014), dalam penelitiannya Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur, Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan sampel sebanyak 193 perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada 2010-2012. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, dan Spesialisasi Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit begitu pula dengan ukuran KAP.

Menurut Syukma (2014), dalam penelitiannya pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur, Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan sampel sebanyak 45 perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Menunjukkan bahwa spesialisasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh


(21)

8 terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan penjelasan di atas dan penelitian yang berkaitan dengan kualitas audit menunjukkan hasil yang berbeda, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI “

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien terhadap, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI secara simultan baik parsial ?”


(22)

9 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Apakah terdapat pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien terhadap, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI secara simultan baik parsial ?”

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai audit laporan keuangan.

2. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan mempengaruhi kualitas audit.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai kualitas audit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.


(23)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kualitas Audit

DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.

Watkins dkk. (2004) telah mengidentifikasi empat buah definisi kualitas audit dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :

a. kualitas audit adalah probabilitas nilaianpasar bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut,

b. kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material,

c. kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor,

d. kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi noise dan bias dan meningkatkan kemurnian pada data akuntansi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 316 menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan dalam audit atas laporan keuangan. Dimana auditor dituntut dapat menemukan salah saji dalam laporan keuangan yang


(24)

11 bisa saja merupakan salah satu kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan klien. Oleh karena itu, auditor memiliki peran yang penting dalam mengungkap kecurangan tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.

Selanjutnya, istilah “kualitas audit” mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan audit.

2.1.2 Masa Perikatan Audit – Klien (Audit Tenure)

Audit Tenure merupakan Masa Perikatan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan klien terkait jasa audit yang dilakukan oleh audit terhadap perusahaan klien yang telah disepakati bersama atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu hubungan auditor dengan klien. Audit Tenure itu sendiri dapat berdampak terhadap kualitas audit, dimana kualitas audit itu sendiri ditentukan antara lain oleh independensi auditor. Independensi ini berkaitan dengan masa perikatan audit yang cukup berpengaruh dalam independensi auditor dan mengurangi kualitas audit yang akan diberikan.

Di Indonesia permasalahan perikatan ini diatur oleh Peraturan tentang perikatan audit melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik hasil penyempurnaan Keputusan Menteri


(25)

12 Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003 yang dianggap sudah tidak memadai. Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut terdapat pokok - pokok penyempurnaan peraturan mengenai pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan, laporan kegiatan, dan asosiasi profesi akuntan publik. Untuk pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan publik, sebelumnya KAP dapat memberikan jasa audit umum paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut - turut kemudian dirubah menjadi 6 (enam) tahun buku berturut - turut dan untuk seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut - turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

2.1.3 Ukuran KAP

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang - Undang ini. Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 juga menjelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP,


(26)

13 adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang -Undang ini. Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.

2.1.4 Ukuran Perusahaan Klien

Perusahaan yang lebih besar memiliki analisis yang lebih tinggi dan persentase kepemilikan institusional yang lebih tinggi (O’Brien dan Bhushan, 1990 dalam Fernando et al., 2010) Selain itu, perhatian yang lebih besar oleh media ditujukan pada perusahaan besar sehingga perusahaan yang lebih kecil kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya dimana hal tersebut menandakan kurangnya informasi dan pengawasan yang lemah. (Fernando et al., 2010). Keadaan tersebut sangat kondusif untuk lebih memperlihatkan pengaruh peran informasi dan pengawasan audit. Oleh karena itu, dampak dari kualitas audit yang lebih tinggi akan lebih besar bagi perusahaan - perusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar peningkatan kualitas audit tidak begitu berpengaruh karena mereka


(27)

14 memiliki kualitas pengendalian yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil.

2.1.5 Spesialisasi Audit

Audit memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tidak hanya pengetahuan mengenai pengauditan dan akuntansi, namun juga jenis industri klien. Meskipun mengaudit perusahaan manufaktur prinsip-prinsipnya sama dengan mengaudit perusahaan perbankan, namun tentu saja ada perbedaan dalam hal sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistim akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. Hal ini mengharuskan auditor memiliki pengetahuan mengenai karakteristik industri tertentu yang mempengaruhi kualitas audit. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan terhadap spesialisasi auditor (Kusharyanti 2003).

Kantor Akuntan Publik yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, risiko audit pada industri tersebut (Fitriany, 2011). Lebih lanjut Fitriany (2011) menyatakan spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor


(28)

15 tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi.

Krishnan (2003) menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioner yang lebih rendah dibandingkan dengan auditor yang non spesialis. Hal ini konsisten dengan penelitian Mehdi Safari (dalam Yuyetta dan Kono, 2013) yang menyatakan bahwa akrual diskresioner klien auditor spesialisasi industri lebih rendah dari akrual diskresioner klien non spesialisasi industri klien. Argumen-argumen ini menunjukkan bahwa spesialisasi auditor lebih memungkinkan untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan dari auditor non spesialis.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Kualiatas Audit adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Peneltian 1 Febriyanti

(2014)

Variabel independen yaitu masa perikatan audit, rotasi

KAP, ukuran perusahaan klien, dan

ukuran KAP, Variabel dependen yaitu kualitas audit

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sedangkan ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.


(29)

16 2 Putri

(2014)

Variabel independen adalah auditor tenure,

ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan

kualitas audit merupakan variabel dependen

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tenure dan ukuran perusahaan klien memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Namun, ukuran kantor akuntan publik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual.

3 Sinaga (2012)

Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure,

Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien sebagi independen varibel dan Kualitas Audit sebagai dependen variable

Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (2) Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (3) Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

4 Chariri (2014)

Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian adalah sebagai berikut Audit Tenure tidakberpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit,danSpesialisasiAuditorberpeng

aruh secara signifikan terhadap kualitas auditbegitupula dengan ukuran KAP

5 Syukma, M (2014)

Pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi kantor akuntan publik

Terhadap kualitas audit

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesialisasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.


(30)

17 Penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan kualitas audit menunjukkan hasil yang berbeda.

Menurut Febriyanti (2014), dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP Pada Kualitas Audit, yang menguji pengaruh variabel masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, dan ukuran KAP pada variabel kualitas audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi logistik dengan populasi yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama periode 2009, 2010, 2011, dan 2012, pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, maka terdapat 28 perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel untuk periode 4 tahun penelitian sebanyak 112 perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sedangkan ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit.

Menurut Putri (2014), dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Maufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2012), yang menguji pengaruh auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, terhadap kualitas audit yang diukur dengan diskresioner akrual pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012.


(31)

18 Penelitian ini menggunakan 69 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan dari perusahaan manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Variabel independen dari penelitian ini adalah auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan kualitas audit yang diproksikan oleh diskresioner akrual merupakan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tenure dan ukuran perusahaan klien memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Namun, ukuran kantor akuntan publik yang diukur dengan variabel dummy, yaitu Big 4 dan Non Big 4, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual.

Menurut Sinaga (2012), dalam penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh Audit Tenure,Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien, terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Kualitas Audit. Dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan aplikasi SPSS 16, Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006-2010. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan maka diperoleh sebanyak 200 data perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok


(32)

19 atau kategori berdasarkan atas jenis opini audit sebagai proksi kualitas audit yang diterimanya, yaitu kelompok perusahaan dengan opini audit going concern (OGC) dan perusahaan dengan opini audit non going concern (NOGC). penelitian ini mencoba menguji pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, dan Ukuran Klien, terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (2) Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, (3) Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

Menurut Chariri (2014), dalam penelitiannya Pengaruh Tenure, Ukuran KAP, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur, Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012. sampel sebanyak 193 perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada 2010-2012. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, dan Spesialisasi Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit begitu pula dengan ukuran KAP.

Menurut Syukma (2014), dalam penelitiannya pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur,


(33)

20 Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan tahunan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 – 2012, sampel sebanyak 45 perusahaan dengan 225 data pengamatan. perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Menunjukkan bahwa spesialisasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Perbedaan hasil penelitian – penelitian yang terdahulu kemungkinan di karenakan perbedaan jumlah sampel perusahaan, uji regersi yang digunakan, dan perusahaan yang diteliti. Febriyanti (2014), meniliti 112 sampel perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 – 2012.dengan uji regresi logistik sedangkan, Putri (2014), meniliti 69 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. dengan uji regresi linier berganda yang diproksikan dengan diskresioner akrual, sedangkan, Sinaga (2012), meniliti 200 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006 - 2010 dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok atau kategori berdasarkan atas jenis opini audit sebagai proksi kualitas audit yang diterimanya, opini audit going concern (OGC) dan opini audit non going concern (NOGC) dengan uji regresi logistik sedangkan, Chariri (2014), meniliti 193 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(34)

21 Kualitas Audit

(Y)

pada 2010-2012, dengan uji regresi linier berganda yang diproksikan dengan diskresioner akrual sedangkan, Syukma (2014), meneliti 225 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2008 – 2012, dengan uji linier berganda

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan hal yang dikemukan diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit. Berikut ini merupakan gambar kerangka konseptual penelitian ini.

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Audit Tenure

(X1)

Ukuran KAP (X2)

Ukuran Perusahaan Klien

(X3)

Spesialisasi Audit (X4)


(35)

22 Variabel independen dalam penelitian ini adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit. Variabel dependen adalah Kualitas Audit.

2.3.1. Hubungan antara Audit Tenure dengan Kualitas Audit

Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit telah menjadi perdebatan yang dikaitkan dengan indepedensi auditor yang merupakan dasar penting bagi auditor maupun akutansi itu sendiri, ditambah lagi adanya kasus-kasus korporasi yang melibatkan Kantor Akuntan Publik sehingga menimbulkan berkurangnya kepercayaan publik terhadap Kantor Akuntan Publik itu sendiri (Al-Thuneibat et al., 2011).

Publik berpendapat bahwa hubungan yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara auditor dan kliennya tersebut, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit. Waktu yang cukup lama ini akan menimbulkan rasa kekeluargaan yang berlebihan dapat berakibat pada berkurangnya kualitas laporan keuangan. Tenureyang lama mengakibatkan berkurangnya objektivitas dalam perilaku auditor (Al-Thuneibat et al., 2011).

2.3.2. Hubungan antara Ukuran KAP dengan Kualitas Audit

Kasus Enron seperti mematahkan pandangan para peneliti yang menyatakan bahwa KAP yang besar akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Namun, perihal ini amatlah jarang terjadi. Dengan


(36)

23 demikian, hal ini memberikan kepercayaan diri kembali bahwa ukuran auditor atau ukuran KAP akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Analisis data Al-Thuneibat et al. (2011) mengungkapkan bahwa “auditor di KAP besar membangun pengalaman belajar lebih cepat dibanding non-KAP besar”. Dengan demikian, auditor KAP besar, akan lebih cakap pada awal perikatan audit karena kecepatan dan keahlian mereka yang lebih besar dalam memperoleh pengetahuan yang diwajibkan serta mendapatkan kenalan yang diperlukan.

Uraian mengenai ukuran KAP yang telah dijelaskan sebelumnya masih memberikan pertanyaan. Apakah KAP besar benar-benar menunjukkan seberapa tinggi kualitas auditnya, ataukah KAP besar hanya menang atas brand yang diciptakannya. Apakah Enron-Enron yang lain akan bermunculan akibat ketidakkonsistenan kualitas audit pada ukuran KAP.

2.3.3. Hubungan antara Ukuran Perusahaan Klien dengan Kualitas Audit

Selain oleh efek audit tenure dan ukuran KAP, kualitas audit penulis juga mengaitkannya dengan ukuran perusahaan Klien. seiring dengan ukuran perusahaan yang terus mengalami peningkatan, disertai kemungkinan bahwa jumlah agensi juga meningkat dan ini mungkin hal ini akan meningkatkan permintaan untuk membedakan pemilihan auditor. Berdasarakan pendapat tersebut, perusahaan besar tentunya terdorong akan


(37)

24 lebih memilih menggunakan jasa auditor besar yang independen dan profesional untuk mendapati hasil audit yang berkualitas dan relevan sehingga timbul hubungan yang positif antara kedua belah pihak.

Dari sudut pandang Perceived Quality, ketika baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memperoleh tingkat kepercayaan yang sama dari pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan mereka telah bebas dari salah saji material, bagi perusahaan kecil tingkat kepercayaan ini menjadi lebih efektif. Outcome yang diperoleh perusahaan kecil ketika output (kepercayaan pengguna laporan keuangan) telah dicapai lebih besar dibandingkan perusahaan besar. Bagi perusahaan kecil, kepercayaan pengguna laporan keuangan bukan hanya mampu mempromosikan investasi mereka (Taylor, 2005 dalam Jackson et al., 2008), namun tentu saja membuat perusahaan mereka lebih diperhatikan publik dan investor. Sedangkan, bagi perusahaan besar yang sudah menjadi perhatian dan sorotan publik, tingkat kepercayaan ini hanya membantu dalam mempromosikan investasi. Sehingga dari sudut pandang Perceived Quality, jasa audit pada perusahaan kecil lebih berkualitas dibandingkan dengan perusahaan besar dan tercipta hubungan negatif.

2.3.4. Hubungan antara Spesialisasi Audit dengan Kualitas Audit Owsoho (dalam Fitriany, 2011) menyatakan auditor spesialis memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai karakteristik bisnis klien dibandingkan dengan auditor non spesialis. Auditor spesialis juga lebih mungkin untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan yang


(38)

25 terjadi pada laporan keuangan, sehinggga dapat membantu perusahaan dalam menyediakan informasi laba yang lebih baik. Manajer dan senior audit spesialis akan lebih baik dalam mendeteksi terjadinya kesalahan jika mereka diberikan tugas audit sesuai dengan spesialisasi mereka.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono, 2006 : 51). Sesuai dengan judul penelitian yang diambil maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit secara simultan maupun parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.


(39)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 140 perusahaa

Menurut Sugiyono (2006:96) sampel adalah bagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2006 : 78) teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berikut ini merupakan dua kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan yaitu :


(40)

27 1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki

laporan keuangan lengkap yang telah diaudit pada tahun 2013 – 2011, 2. perusahaan manufaktur yang memiliki aset perusahaan diatas 1 Triliun

Rupiah pada tahun 2013 – 2011. Semakin besar total asset perusahaan maka tingkat probabilitas yang di audit semakin kompleks

Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka pemilihan sampel dengan teknik tersebut diatas diperoleh 25 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel penelitian (Terlampir).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, seperti laporan keuangan konsolidasi beserta laporan audit independen. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah, penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan alam. Proses


(41)

28 kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara kuantitatif.

Teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan laporan keuangan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari media internet dengan cara mengunggah laporan keuangan perusahaan Manufaktur dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id pada bagian softcopy laporan keuangan. Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 21.0 untuk menganalisis data baik pengujian asumsi klasik maupun pengujian hipotesis.

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Hasil

Defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset. Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel independen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen menurut Uma Sekaran (2006 : 116) merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Audit.


(42)

29 a. Kualitas Audit

Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan audit. Dalam penelitian ini apabila auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dan menjamin bahwa tidak ada materi yang salah saji dan perusahaan dapat beroperasi secara berkelanjutan maka diberi nilai 1, selain itu diberi nilai 0.

2. Variabel Independen

Variabel independen menurut Uma Sekaran (2006 : 117) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif atau negatif, yaitu jika terdapat variabel independen, variabel dependen juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel independen, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan klien, Spesialisasi Audit.

a. Audit Tenure

Variabel Audit Tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun sebuah KAP mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan secara berurutan (Al-Thuneibat et al., 2011). Penghitungan jumlah tahun tenure dilakukan ke belakang yaitu dimulai dari tahun 2013 dan terus


(43)

30 ditelusuri sampai tahun dimana klien berpindah ke audit lain sampai dengan tahun 2011

b. Ukuran KAP

Ukuran KAP dalam hal ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4 (Choi, 2010). Variabel Ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka akan diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0. Berdasarkan sumber dari Wikipedia (2011), terdapat empat KAP besar di Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big 4,diantaranya :

1) KAP Purwantono, Suherman & Surja – berafilisiasi dengan Ernst & Young,

2) KAP Osman Bing Satrio – berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,

3) KAP Siddharta dan Widjaja – berafiliasi dengan KPMG, dan 4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan – berafiliasi dengan

PWC.

c. Ukuran Perusahaan klien

Perhatian yang lebih besar oleh media ditujukan pada perusahaan besar sehingga perusahaan yang lebih kecil kurang diperhatikan oleh


(44)

31 pemegang sahamnya dimana hal tersebut menandakan kurangnya informasi dan pengawasan yang lemah. (Fernando et al., 2010). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan di ukur dengan log (total aset).

d. Spesialisasi Audit

Semakin sering KAP melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan sejenis, maka KAP tersebut akan spesialis dalam kelompok perusahaan tersebut. Spesialisasi industri KAP pada penelitian ini adalah auditor yang memiliki pangsa pasar (market share) minimal 15% dari jumlah klien yang diterima pada kelompok tertentu (Rusmin 2010).Pengukuran variabel ini menggunakan variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan diaudit oleh auditor spesialis, dan 0 jika lainnya. Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI tergabung dalam 19 jenis kelompok usaha,yaitu (1)Food and Beverage, (2)Tobacco Manufaktures, (3) Textille MillProducts, (4)Apparel and Other Textile Products, (5)Lumber and Wood Products,(6)Paper and Allied Products, (7)Chemical and Allied Products, (8)Adhesive,(9)Plastic and Glass Products, (10)Cement, (11)Metal and Allied Products,(12)Fabricated Metal Products, (13)Stone, Clay, Glass and Concrete Products,(14)Cables, (15)Electronic and Office Equipment, (16)Automotive and AlliedProducts, (17)Photographic Equipment, (18)Pharmaceuticals, (19)ConsumerGoods.


(45)

32 Penelitian ini menggunakan operasional dan skala pengukuran variabel dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi

Operasional Indikator Skala

1 Kualitas Audit Kualitas audit yang dimaksud, terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan audit. Apabila auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dan menjamin bahwa tidak ada materi yang salah saji dan perusahaan dapat

beroperasi secara berkelanjutan maka diberi

nilai 1, selain itu diberi nilai 0

Nominal

2 Audit Tenure

Audit Tenure diukur dengan menghitung

jumlah tahun KAP dalam mengaudit

laporan keuangan perusahaan klien secara berurutan

Jumlah tahun tenure dilakukan ke belakang yaitu dimulai dari tahun 2013 dan terus ditelusuri sampai tahun dimana klien berpindah ke auditor lain.


(46)

33 3 Ukuran

KAP

Besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan

Big 4

Perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka akan diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0

Nominal

4 Ukuran Perusahaan Klien

Besar kecilnya suatu perusahaan yang dinilai dari

total aset perusahaan

selama tahun berjalan

Log (Total Aset) Ratio

5 Spesialisasi Audit

Spesialisasi Audit yang dihitung dari asset perusahaan klien pada industri

Audit yang memiliki pangsa pasar (market share) minimal 15% dari jumlah klien. Angka 1 untuk

perusahaan yang diaudit oleh audit spesialis dan angka 0 untuk

perusahaan tidak

diaudit oleh audit spesialis


(47)

34 3.6 Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode-metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi variabel-variabel dalam penelitian ini, nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, range, kurtois, dan skewness (Ghozali, 2006: 19). Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel dependen yaitu Kualitas Auditdan variabel independen yaitu Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan klien, dan Spesialisasi Audit.

Dengan statistik deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang diperoleh dari statistik deskriptif lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan tersebut (Ghozali, 2006: 19).

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variable independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.


(48)

35 Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variable dependen dan diregresi variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance. Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengannilai VIF ≥ 10.

3. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linier. Cara untuk mengetahui terjadinya autokorelasi atau tidak dengan menggunakan Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistic non parametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak memiliki korelasi, maka dikatakan bahwa residual acak atau random. Run test digunakan untuk melihat data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Autokorelasi tidak terjadi apabila probabilitas signifikan lebih

besar dari α = 0,05.

4. Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan regresi yang digunakan untuk menguji sampai sejauh mana probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali,


(49)

36 2006 : 211). Regresi logistik menghasilkan rasio peluang yang dinyatakan dengan transformasi fungsi logaritma (log), ataupun ln diperlukan untuk p-value, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa logit (p) merupakan log dari peluang (odds ratio) atau likelihood ratio dengan kemungkinan terbesar nilai peluang adalah 1, dengan demikian persamaan regresi logistik menjadi:

logit(p) = log (p/1-p) = ln (p/1-p) dimana p bernilai antara 0-1.

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah:

Ln(p/1-p) = α + β1 AT +β2 UK + β3 UPK+ β4SA Keterangan:

Ln(p/1-p) = Kualitas Audit

α = Konstanta

AT = Audit Tenure UK = Ukuran KAP

UPK = Ukuran Perusahaan klien SA = Spesialisasi Audit


(50)

37 5. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai apakah model yang telah hipotesiskan telah fit dengan data atau tidak. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Berdasarkan hipotesis tersebut jelas bahwa kita tidak mungkin menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Log Likelihood dalam regresi logistik mirip dengan pengertian ”sum of squared error” pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi yang baik (Ghozali, 2006 : 105).

6. Menguji Kelayakan model regresi

Kelayakan model regresi dapat dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini menguji hipotesis nol apakah data empiris yang digunakan sesuai atau cocok dengan model (tidak ada perbedaan antara model dan data empiris sehingga model


(51)

38 dapat dikatakan fit) (Ghozali, 2006: 106). Untuk menilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test:

a. jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test kurang dari atau sama dengan 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya. Sehingga Goodness fit model menjadi tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya,

b. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol diterima yang berarti model dapat menjelaskan nilai observasinya atau bisa dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

7. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel–variable bebas yaitu Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan klien, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit dengan menggunakan hasil uji regresi yang ditunjukkan dalam variabel in the equation. Dalam uji hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat Variables in the Equation, pada kolom Significant dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0.05 (5%). Apabila tingkat signifikansi < 0.05, maka Ha diterima.


(52)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, lalu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian model, dan pengujian regresi logistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 – 2013, dimana jumlah perusahaan Manufaktur tersebut adalah 140 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan penyeleksian tersebut, maka diperoleh 25 (Lampiran 2) perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian dengan 3 tahun periode pengamatan, sehingga diperoleh jumlah observasi 75.


(53)

40 4.2 Statistik Deskriptif

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran statistik secara umum, peneliti menggunakan descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Untuk melihat data nominal.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

A T 75 1 3 1.80 .822

U P K

75 1.058.982.770. 316

213.994.000.000. 000

19.418.708.004. 367

37.103.000.000. 000 Valid N

(listwise) 75

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal berikut ini : 1. Audit Tenure memiliki rata-rata sebesar 1.80 tahun dengan standar

deviasinya bernilai sebesar 0.822 tahun. Proporsi Audit Tenure tertinggi adalah sebesar 3 tahun, sedangkan untuk proporsi Audit Tenure terendah adalah sebesar 1 tahun.

2. Ukuran Perusahaan Klien, memiliki rata-rata sebesar Rp. 19.418.708.004.367 dengan standar deviasi Rp. 37.103.000.000.000. Nilai Ukuran Perusahaan Klien tertinggi adalah sebesar Rp.


(54)

41 213.994.000.000.000, sedangkan nilai Ukuran Perusahaan Klien terendah adalah sebesar Rp.1.058.982.770.316.

Tabel 4.2 Audit Tenure

AT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 34 45.3 45.3 45.3

2 22 29.3 29.3 74.7

3 19 25.3 25.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen pertama, yaitu Audit Tenure merupakan skala ratio yang diukur dengan menghitung jumlah tahun KAP dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan klien secara berurutan, dimana tenure dilakukan ke belakang yang dimulai dari tahun 2013 dan terus ditelusuri sampai tahun dimana klien berpindah ke audit kap lain. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data dapat diproses. Jumlah sampel yang menerima tenure 1 tahun sebanyak 34 atau 45.3% dari total keseluruhan sampel, sedangkan sampel yang menerima tenure 2 tahun sebanyak 22 atau 29.3 % dari total keseluruhan sampel, sedangkan sampel yang menerima tenure 3 tahun sebanyak 19 atau 25.3 % dari total keseluruhan sampel.


(55)

(56)

43 Tabel 4.3

Ukuran KAP UK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 16 21.3 21.3 21.3

1 59 78.7 78.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen ketiga, yaitu Ukuran KAP merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4 maka akan diberikan nilai “1”. Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai “0”. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data dapat diproses. Jumlah sampel yang diaudit oleh KAP Big 4 sebanyak 59 sampel atau 78.7% dari total, sedangkan sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big 4 adalah sebanyak 16 sampel atau 21.3% dari total keseluruhan.


(57)

44 Tabel 4.4

Spesialisasi Audit

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu Spesialisasi Audit yang menggunakan variabel dummy, dimana sampel perusahaan yang diaudit memiliki pangsa pasar (market share) minimal 15% dari jumlah klien. perusahaan yang diaudit oleh audit spesialis diberikan kode “1” dan untuk perusahaan yang tidak diaudit oleh audit spesialis angka “0”. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data dapat diproses. Jumlah sampel yang diaudit oleh audit spesialis sebanyak 53 sampel atau 70,7 % dari total sedangkan sampel perusahaan yang tidak diaudit oleh audit spesialis sebanyak 22 sampel atau 29,2% dari total keseluruhan.

4.3 Pengujian Data

4.3.1 Uji Multikoloniearitas

Uji ini digunakan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel -variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas dilakukan dengan

SA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 29.3 29.3 29.3

1 53 70.7 70.7 100.0


(58)

45 melihat besaran VIF (Variance Inflation factor) dan tolerance. Jika nilai VIF > 10 maka dapat dikatakan terjadi multikoloniearitas, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas namun jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikoliniearitas. Jika angka tolerance mempunyai angka > 0,10, maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikoloniearitas, namun jika angka tolerance < 0,10 maka variabel tersebut mempunyai masalah multikoliniearitas dengan variabel bebas lainnya.

Tabel 4.5

Uji Multikoloniearitas

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Tabel 4.5 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas antar variabel bebas, sebagaimana terlihat dari nilai VIF tidak ada yang lebih besar dari 10. Serta nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Dapat disimpulkan bahwa data tidak mempunyai masalah multikolinieritas antar variabel bebasnya.

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Tenure .839 1.191

U KAP .799 1.252

U

Perusahaan

.716 1.397

SA .756 1.322


(59)

46 4.3.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2006).

Berikut adalah hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan run t : Tabel 4.6

Uji Autokorelasi - Run Test Runs Test

Unstandardiz ed Residual Test Valuea .01643 Cases < Test Value 31 Cases >= Test

Value

44

Total Cases 75

Number of Runs 32

Z -1.289

Asymp. Sig. (2-tailed)

.198 a. Median

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Dari hasil pengujian yang diperoleh dari tabel 4.6 menunjukkan nilai test adalah sebesar -1.289 dengan probabilitas 0.198 yang berarti di atas signifikansi 0,05 (0.198 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai residual


(60)

47 acak atau random, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

4.4 Pengujian Model

4.4.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan hipotesis :

Ho: Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara –2Log Likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai -2Log Likelihood pada akhir (block number = 1). Nilai -2Log Likelihood awal pada block number = 0, ditunjukkan melalui tabel berikut :

Tabel 4.7 Likelihood Block 0 Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant Step 0 1 28.612 1.893 2 20.012 2.809 3 18.550 3.372 4 18.445 3.575 5 18.444 3.597 6 18.444 3.597


(61)

48 a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 18,444 c. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Nilai -2LogL akhir pada block number = 1, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut :

Tabel 4.8 Likelihood Block 1 Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant Tenure U KAP

U

Perusahaan S A Step 1 1 27.386 1.191 .108 .086 .299 .250

2 16.779 .987 .325 .235 .733 .667

3 12.874 .024 .772 .439 1.232 1.314 4 10.955 -1.185 1.489 .527 1.614 2.129 5 9.964 -2.438 2.452 .452 1.906 3.063 6 9.517 -3.645 3.534 .342 2.100 4.053 7 9.346 -4.712 4.571 .297 2.166 5.049 8 9.282 -5.718 5.574 .291 2.175 6.045 9 9.259 -6.717 6.572 .290 2.176 7.043 10 9.250 -7.717 7.572 .290 2.176 8.043 11 9.247 -8.716 8.571 .290 2.176 9.042 12 9.246 -9.716 9.571 .290 2.176 10.042 13 9.245 -10.716 10.571 .290 2.176 11.042 14 9.245 -11.716 11.571 .290 2.176 12.042 15 9.245 -12.716 12.571 .290 2.176 13.042 16 9.245 -13.716 13.571 .290 2.176 14.042 17 9.245 -14.716 14.571 .290 2.176 15.042 18 9.245 -15.716 15.571 .290 2.176 16.042 19 9.245 -16.716 16.571 .290 2.176 17.042


(62)

49 20 9.245 -17.716 17.571 .290 2.176 18.042 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 18,444

d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa -2LogL awal pada block number = 0, yaitu model hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 6 memperoleh nilai sebesar 18.444. Kemudian pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa setelah masuknya variabel independen pada model nilai -2LogL akhir pada step 20 menunjukkan nilai 9.245.

Selisih antara nilai -2LogL awal dengan nilai -2LogL akhir adalah sebesar 9.198 (18.444 – 9.245 = 9.198). Adanya penurunan Likelihood ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Tabel 4.9

Hasil Pengujian -2LogL

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig. Step 1 Step 9.198 4 .056

Block 9.198 4 .056

Model 9.198 4 .056

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).


(63)

50 yang memasukkan konstanta saja dengan -2 LogL untuk model dengan konstanta dan variabel bebas adalah 9.198 dengan signifikansi .056. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis nol diterima, dan penambahan variabel bebas ke dalam model memperbaiki model fit.

4.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square.Probabilitas signifikansi yang diperoleh

kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi adalah :

Ho : tidak ada perbedaan antara model dengan data Ha : ada perbedaan antara model dengan data

Tabel 4.10

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 .621 4 .961

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow.Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikan sebesar 0.961.


(64)

51 0,05. Hal ini menunjunkkan model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya.

4.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variable - variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen.Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat padanilai Nagelkerke R Square.Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali, 2006).

Tabel 4.11 Nagerkerke R Square

Model Summary Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 9.245a

.115 .529

a. Estimation terminated at iteration number 20 because

maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).

Tabel 4.11 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data, nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,529 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 52,9%, sisanya sebesar 47,1% (100% - 52,9%) dijelaskan variabilitas variable - variabel lain di luar


(65)

52 model penelitian atau secara bersama - sama variasi variabel Audit Tenure (X1), Ukuran KAP (X2), Ukuran Perusahaan Klien (X3), dan Spesialisasi Audit (X4) dapat menjelaskan variasi variabel Kualitas Audit sebesar 52,9%.

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam uji regresi logistik pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen dapat dilihat pada Variables in the Equation. Dalam uji hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat Variables in the Equation, pada kolom Significant dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima.

Tabel 4.12

Hasil Uji Regeresi logistik Variables in the Equation

B Sig.

Step 1a

AT 17.571 .996

U K .290 .864

UPK 2.176 .219

SA 18.042 .997

Constant -17.716 .996 a. Variable(s) entered on step 1: AT, UK, UPK, SA. Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 (Lampiran 2).


(66)

53 Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik di atas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut ini :

Ln(p/1-p) = 15.184 - 16.763AT + 0.469 U K + 0.000 UPK + 25.035 SA Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar - 15.184 yang dihasilkan negatif, artinya jika Kualitas Audit tidak dipengaruhi oleh variabel Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien dan Spesialisasi Audit maka akan menurunkan tingkat Kualitas Audit laporan keuangan sebesar - 15.184,

2. audit tenure sebesar 16.763 yang dihasilkan positif, artinya jika Audit Tenure naik satu satuan, maka akan meningkatkan ketepatan Kualitas Audit dengan syarat variabel lainnya konstan,

3. ukuran KAP sebesar 0.469 yang dihasilkan positif, artinya jika variabel ukuran KAP naik satu satuan maka akan meningkatkan ketepatan kualitas audit laporan keuangan dengan syarat variabel lainnya konstan,

4. ukuran perusahaan klien sebesar 0.000 yang dihasilkan positif, artinya jika variabel ukuran perusahaan klien naik satu satuan maka akan meningkatkan ketepatan Kualitas Audit laporan keuangan dengan syarat variabel lainnya konstan,

5. spesialisasi audit sebesar 25.035 yang dihasilkan positif, artinya jika variabel spesialisasi audit naik satu satuan maka akan meningkatkan ketepatan kualitas audit laporan keuangan dengan syarat variabel lainnya konstan.


(1)

59 pengalaman yang banyak dalam suatu industri tertentu (spesialis) akan lebih memahami risiko audit khas yang ada dalam industri khusus tersebut.

Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Chariri (2014) dan Syukma (2014), yang menyatakan bahwa Spesialisasi Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit.


(2)

60 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang dapat dibuat penulis dari hasil analisis statistik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. secara simultan audit tenure, ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, dan spesialisasi audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, 2. secara parsial audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2011,

3. secara parsial ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2011,

4. secara parsial ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2011,

5. secara parsial spesialisasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2011.


(3)

61 5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan,

1. kualitas audit dalam penelitian hanya diukur dengan menggunakan empat proksi, yaitu audit tenure, ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, dan spesialisasi audit dengan Variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 45,2 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain selain variabel-variabel independen yang digunakan,

2. rentang waktu penelitian hanya tiga tahun yang berakibat pada kecilnya jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

5.3 Saran

Berdasarkan analisa yang telah penulis lakukan, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti Sejenis

Bagi peneliti sejenis sebaiknya memperluas penelitian dengan menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasi dan akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. Serta menambah variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi kualias audit, seperti audit fee, rotasi KAP, independensi audit, dan kompetensi audit,


(4)

62 2. Bagi Manajemen Perusahaan

Bagi perusahaan sebaiknya lebih mencermati kemungkinan - kemungkinan adanya kecurangan dalam pelaporan keuangan, hal ini juga dapat membantu auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang baik bagi perusahaan,

3. Bagi Auditor

Bagi auditor agar dapat meningkatkan kompetensi dan independensinya untuk meningkatkan kualitas audit dan mempertahankan reputasi di mata klien.


(5)

63 DAFTAR PUSTAKA

Al-Thuneibat, Al Issa, dan Ata Baker. 2011. Do Audit Tenure and Firm Size contribute to Audit Quality ? “Managerial Auditing Journal”, Vol. 26, No. 4, pp. 317-334.

Alvin A. Arens, 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Chariri A.(2014) Pengaruh Tenure, Ukuran Kap dan Spesialisasi Auditor

Terhadap Kualitas Audit, Program Sarjana Akuntansi, Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang.

Choi, J.H., Kim, F., Kim, J.B. & Zang, Y.S. (2010). Audit Office Size, Audit Quality and Audit Pricing. Auditing : A Journal of Practice &Theory, 29(1), 73-97.

DeAngelo, L. E., 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal Of Accounting and Economics. Vol. 3, Page: 183-199.

Febriyanti, Ni Made Dewi. dan I Made Mertha. 2014.“Pengaruh masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP pada Kualitas Audit” Universitas Udayana.

Fernando, G. D., Ahmed M., dan Randal J. E. 2010. Audit quality attributes client size and cost of equity capital. “ Review of Accounting and Finance, Vol 9, No. 4, pp. 363-381

Fitriany, & Nur Wahyuni. 2012. Pengaruh Client Importance, Tenure, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit. Jurnal akuntansi. Universitas Indonesia.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jackson, A.B., M. Moldrich, dan P. Roebuck. 2008. Mandatory audit firm rotation

and Audit Quality. “Managerial Auditing Journal, Vol 23 No. 5, pp. 420-437

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Kementeri Keuangan RI, 2008. Peraturan Menteri Keuangan No :17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.


(6)

64 Krishnan, J. & Schauer, P. C. 2000. The differentiation of quality among auditors

: Evidence from the not-for-profit sector, Auditing: A Journal of Practice and Theory, Vol. 19, No.2, Page: 9-26.

Nasser Abu Thahir, Emelin A.W., Sharifah, dan Mohammad Hudaib. 2006. “Auditor – client Relationship” : the case of audit tenure and auditor switching in Malaysia. “Managerial Auditing Journal, Vol. 21, No. 7, pp. 724-737

Nindita C. & Sylvia V. Siregar., (2012) “Analisis Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan KeuanganUniversitas Indonesia

Owhoso, V. E., Messier, W. F., & Linch, J. G. (2002). Error detection by industry specialized teams during sequential audit review. Journal of Accounting Research. Vol.40, No.3, Page: 883-900.

Putri, Tifani Malinda. 2014. “Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2012)”.Fakultas Ekonomika dan Bisnis,Universitas Diponegoro, Semarang.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis 1, Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat.

Sinaga, Daud M.T.2012.“Analisis Pengaruh Audit Tenure,Ukuran KAP dan UkuranPerusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit”. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Bandung: Alfabeta.

Syukma M. 2014 “Pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit’. Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam-BANDA ACEH

Suradi. 2011 Mengenal Sarbanes Oxley Act(SOA/SOX). Palembang : Widyaiswara Madya Balai Diklat Keuangan

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama,Cetakan Pertama, Jakarta:Ghalia Indonesia.

Watkins,A.L.,W. Hillison., dan S.E.Morecroft, 2004, Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence, Journal of Accounting Literature, No.23,p:153-193.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

12 138 84

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

2 2 11

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 9

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 16

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT ARTIKEL ILMIAH

0 0 20

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT SKRIPSI

0 1 15

PENGARUH TENURE AUDIT, SPESIALISASI AUDITOR, DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012–2014

0 0 16