Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

(1)

TENURE, UKURAN PERUSAHAAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BEI

Oleh:

MHD. FUADI DALIMUNTHE 130522121

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : MHD. FUADI DALIMUNTHE

NIM : 130522121

JURUSAN : AKUNTANSI EKSTENSI

JUDUL : ANALISIS PENGARUH AUDITOR

INDUSTRY SPECIALIZATION, AUDIT TENURE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Tanggal : Agustus 2015 Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Sucipto MM,Ak

NIP. 19511025 198203 1 001

Tanggal : Agustus 2015 Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Drs. Firman Syarif, Msi., Ak. NIP . 19670904 199403 1 004

Tanggal : Agustus 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : MHD. FUADI DALIMUNTHE

NIM : 130522121

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI EKSTENSI

JUDUL : ANALISIS PENGARUH AUDITOR INDUSTRY

SPECIALIZATION, AUDIT TENURE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

Medan, Agustus 2015

MHD. FUADI DALIMUNTHE


(4)

Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Mhd. Fuadi Dalimunthe NIM : 130522121


(5)

industry, audit tenure, ukuran perusahaan, independensi auditor terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai 2013. Auditor spesialisasi industry, audit tenure, ukuran perusahaan, independensi auditor menjadi variabel independen dan kualitas audit yang menjadi variabel dependen.

Data dari penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diambil dari Bursa Efek Indonesia dan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2013 sebesar 111 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan media berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur. Alat analisis data yang digunakan yaitu dengan bantuan program komputer SPSS Versi 16.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara auditor spesialis industry dengan kualitas audit, (2) terdapat hubungan positif tetapi tidak signifikan antara audit tenure dengan kualitas audit, (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan kualitas audit, (4) terdapat hubungan positif tetapi tidak signifikan antara independensi auditor dengan kualitas audit.

Kata kunci: Auditor spesialisasi industri, audit tenure, ukuran perusahaan, independensi auditor , kualitas audit


(6)

tenure, firm size and independence auditor on audit quality on the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011 until 2013. auditor industry specialization, audit tenure, firm size and independence auditor as the independent variables and the quality audit as the dependent va riable.

Data from this study were obtained from financial statements of manufacturing firms drawn from the Indonesia Stock Exchange. The population of this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the years 2011-2013 amounting to 111 companies. Determination of the sample using purposive sampling method. Type of data are secondary data in the form of financial statement as the media manufacturing companies. Data analysis tool is the computer program SPSS version 16.

The results of this study indicate that (1)there is positif relationship and significant between auditor industry specializationon quality audit,(2) there is positif relationship but not significant between audit tenure on quality audit,(2) there is positif relationship and significant between firms size on quality audit, (4) there is positif relationship but not significant between independence auditor on quality audit.

Keywords: auditor industry specialization, audit tenure, firm size and independence auditor, audit quality


(7)

berjudul ”Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum.M.Ec,AC.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting S. MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Hotmal Ja'far, MM,Ak selaku sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji saya yang

memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Syahrurrahman, SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding saya yang juga telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(8)

Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Para sahabat, Nanda, Erwin, Hadi, Sofyan, Alif, Arfah, Robert, Gito, Jahrianto, M Rizky, dan rekan-rekan mahasiswa S1 Akuntansi lainnya terimakasih atas kebersamaannya,semoga dapat menyelesaikan studi dengan baik dan sukses di kemudian hari.

11. Teman teman satu kelas Akuntansi Ekstensi stambuk 2013 grup B serta seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan yang terdapat didalamnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, Agustus 2015 Penulis

Mhd. Fuadi Dalimunthe NIM. 130522121


(9)

Daftar Tabel ... iv

Daftar Gambar………..………..v

Daftar Lampiran ……….. vi

BAB I PENDAHULUAN ...01

1.1 Latar Belakang ...01

1.2 Rumusan Masalah...08

1.3 Tujuan Penelitian ...09

1.4 Manfaat Penelitian ...09

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...11

2.1 Landasan Teori ...11

2.1.1 Agency Theory ...11

2.1.2 Kualitas Audit...13

2.1.3 Auditor Industry Specialization ...14

2.1.4 Audit Tenure ...16

2.1.5 Ukuran Perusahaan...17

2.1.6 Independensi Auditor ...18

2.2 Peneliti Terdahulu...19

2.3 Pengembangan Hipotesis ...21

2.3.1 Auditor Industry Specialization ...21

2.3.2 Audit Tenure ...22

2.3.3 Ukuran Perusahaan...24

2.3.4 Independensi Auditor ...26


(10)

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ...30

3.3.1 Variabel Penelitian ...30

3.3.2 Defenisi Operasional ...31

3.3.2.1 Kualitas Audit ...31

3.3.2.2 Auditor Industry Specialization ...32

3.3.2.3 Audit Tenure ...33

3.3.2.4 Ukuran Perusahaan ...33

3.3.2.5 Independensi Auditor ...34

3.4 Populasi dan Sampel ...34

3.5 Jenis dan Sumber Data ...40

3.6 Metode Pengumpulan Data ...41

3.7 Metode Analisis Data ...41

3.7.1 Statistik Deskriptif ...41

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ………..42

3.7.2.1 Uji Multikolinieritas ...42

3.7.2.2 Uji AutoKorelasi ...43

3.7.3 Analisis Regresi Logistik ...44

3.7.3.1 Uji Kelayakan Regresi...45

3.7.3.2 Menilai Model Fit ...46

3.7.3.3 Koefisien Determinasi ...47

3.7.4 Pengujian Hipotesis dengan Omnibus Test ...47

3.7.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ...48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………..…………...50


(11)

4.2.2.1 Uji Multikolinieritas ………..52

4.2.2.2 Uji Autokorelasi ………53

4.2.3 Analisis Regresi Logistik ………,…..55

4.2.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi ………55

4.2.3.2 Menilai Model Fit ………,.55

4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi ………,……58

4.2.4 Pengujian Hipotesis dengan Omnibus Test ………,……..58

4.2.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ………..59

4.3 Pembahasan ………..62

4.3.1 Pengaruh Auditor Industry Specialization Terhadap Kualitas Audit ...62

4.3.2 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit ………....63

4.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit ………..63

4.3.4 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit …………..64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..65

5.1 Kesimpulan ……….…..65

5.2 Keterbatasan Penelitian ………..…...66

5.3 Saran ………...67


(12)

Tabel 3.2 Sampel ...40

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ……….51

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas ……….53

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi (Run Test) ……….54

Tabel 4.4 Hasil Uji Kelayakan Regresi (Hosmer & Lemeshow Test) ………...55

Tabel 4.5 Menilai Model Fit (Step 0)………...56

Tabel 4.6 Menilai Model Fit (Step 1) ……….56

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ………....58

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Simultan (Omnibus Test) ………59


(13)

(14)

(15)

industry, audit tenure, ukuran perusahaan, independensi auditor terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai 2013. Auditor spesialisasi industry, audit tenure, ukuran perusahaan, independensi auditor menjadi variabel independen dan kualitas audit yang menjadi variabel dependen.

Data dari penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diambil dari Bursa Efek Indonesia dan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011-2013 sebesar 111 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan media berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur. Alat analisis data yang digunakan yaitu dengan bantuan program komputer SPSS Versi 16.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara auditor spesialis industry dengan kualitas audit, (2) terdapat hubungan positif tetapi tidak signifikan antara audit tenure dengan kualitas audit, (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan kualitas audit, (4) terdapat hubungan positif tetapi tidak signifikan antara independensi auditor dengan kualitas audit.

Kata kunci: Auditor spesialisasi industri, audit tenure, ukuran perusahaan, independensi auditor , kualitas audit


(16)

tenure, firm size and independence auditor on audit quality on the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011 until 2013. auditor industry specialization, audit tenure, firm size and independence auditor as the independent variables and the quality audit as the dependent va riable.

Data from this study were obtained from financial statements of manufacturing firms drawn from the Indonesia Stock Exchange. The population of this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the years 2011-2013 amounting to 111 companies. Determination of the sample using purposive sampling method. Type of data are secondary data in the form of financial statement as the media manufacturing companies. Data analysis tool is the computer program SPSS version 16.

The results of this study indicate that (1)there is positif relationship and significant between auditor industry specializationon quality audit,(2) there is positif relationship but not significant between audit tenure on quality audit,(2) there is positif relationship and significant between firms size on quality audit, (4) there is positif relationship but not significant between independence auditor on quality audit.

Keywords: auditor industry specialization, audit tenure, firm size and independence auditor, audit quality


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Audit merupakan salah satu solusi masalah informasi asimetri antara pemimpin dan para pemegang saham atau antara para pemimpin dan yang lain peserta yang merupakan pihak ketiga .Sebagai mekanisme tata kelola pemerintahan atau perusahaan , ini memiliki peran utama untuk mengurangi biaya dan untuk meyakinkan para pemegang saham dan pihak ketiga terkait dengan masalah kontraktor keandalan informasi keuangan yang disampaikan .

Dalam era globalisasi sekarang ini, suatu penilaian terhadap suatu perusahaan diperlukan untuk menilai apakah perusahaan dalam keadan baik-baik saja ataukah perusahaan berada dalam keadaan yang tidak baik. Adapun informasi keuangan yang disajaikan didalam laporan keuangan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. Namun, secanggih apapun sistem pembuatan laporan keuangan saat ini tentu masih memiliki keterbatasan, yaitu pihak yang menyusun laporan keuangannya adalah dari pihak internal perusahaan atau dalam hal ini bisa disebut dilakukan oleh seorang manajer keuangan.

Menurut Harahap (2011;251) “salah satu keterbatasan laporan keuangan ialah bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu” . Hal itu berarti sangat diperlukan informasi yang akurat guna memenuhi


(18)

kebutuhan para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang dibuat setiap perusahaan harus diperiksa oleh auditor yang tentunya harus independen.

“Independensi Auditor dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain” (Mulyadi, 2002:26-27). Hal ini dimaksudkan agar pihak eksternal yang akan menggunakan laporan keuangan perusahaan memiliki keyakinan bahwa di dalam informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan telah sesuai dengan yang diatur oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga lebih dapat menghindari unsure-unsur fraud atau hal-hal yang tidak diinginkan di dalam informasi keuangan yang disajikan di laporan keuangan. Kontribusi audit yaitu untuk memberikan akuntabilitas terhadap laporan keuangan yang disajikan suatu entitas.

Audit memiliki peranan penting dalam keberhasilan sistem ekonomi. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangannya agar dapat digunakan oleh pengguna eksternal, dengan harapan pengguna eksternal ini dapat membantu kinerja operasi perusahaan. Akan tetapi, terdapat pihak eksternal yang tidak begitu saja percaya terhadap informasi keuaangan yang disajikan oleh perusahaan tersebut. Hal itu dapat dikarenakan yang menciptakan laporan keuangan adalah manajer perusahaan, jadi ada kemungkinan informasi keuangan tersebut mengandung unsur rekayasa oleh manajer agar laporan keuangan terlihat sehat dan bisa menarik perhatian para pengguna laporan keuangan itu sendiri. Dalam


(19)

hal ini perlu adanya audit untuk memberikan pernyataan mengenai tingkat kesesuaiannya antara informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

“Kualitas audit merupakan adanya kecenderungan auditor akan mendeteksi adanya fraud yang terdapat dalam laporan keuangan klien”. (DeAngelo, 1981) dalam (Ni Made & I Made, 2014). Kualitas audit saat ini menjadi bahasan utama dikalangan entitas, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan di dalam penggunaan laporan keuangan yang telah diaudit. Runtuhnya perusahaan besar seperti perusahaan Enron di Amerika Serikat tahun 2001 silam dikaitkan dengan kurangnya independensi dari auditor. Karena pentingnya independensi auditor dalam suatu KAP terhadap klien dan adanya kejadian KAP Arthur Anderson membuat dikeluarkannya kebijakan baru tentang peraturan pengauditan di Indonesia, yaitu Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Di Indonseia sendiri pernah terjadi kasus kegagalan akuntansi,yaitu terjadi pada Lippo Group, Indo Farma dan Kimia Farma yang teridentifikasi menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kinerja sebenarnya. Tidak menutup kemungkinan adanya peusahaan lainnya yang melakukan hal sama tetapi tidak berhasil terdeteksi.

Menurut IBK. Bayangkara (2013;7), “audit laporan keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan (manajemen) telah disusun melalui proses akuntansi yang berlaku umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada


(20)

tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada periode tersebut”. Dari hasil audit

ini kemudian akuntan (auditor) memberikan opini sebagai tanda pengesahanatas laporan tersebut, untuk dapat digunakan oleh sebagian besar pemakai laporan keuangan. Hal inilah yang mendasari perlunya penelitian lebih lanjut terhadap kualitas audit.

Audit juga memiliki resiko, menurut Sukrisno dan Estralita (2014;2) “risiko audit (audit risk) adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material”. Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan. Adapun resiko audit menurut dibagi atas tiga bagian yaitu terdiri dari ; (1) risiko bawaan, yakni kerentanan suatu saldo akun/golongan transaksi terhadap suatu salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur. (2) risiko pengendalian, yakni resiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah/dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian internal perusahaan. (3) risiko deteksi, yaitu resiko karena bahan bukti yang dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang dapat ditoleransi, kalau salah saji semacam itu timbul.

Bagi investor maupun pengguna laporan keuangan lainnya yang sedang membutuhkan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam melanjutkan


(21)

kemampuan usahanya tentunya ketidakberpihakan auditor memegang peranan yang sangat penting. Hal itu karena seorang auditor independen mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk mengetahui kinerja perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

“Audit Tenure adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama” (Nurul,Nur, azlina, 2012). Suatu perusahaan

memungkinkan untuk menggunakan jasa audit (masa perikatan audit) untuk KAP yang sama untuk periode selanjutnya. Hanya saja , jika di tiap tahun dilakukan audit oleh KAP yang sama, hal ini dapat menyebabkan kualitas audit yang rendah. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan manajer memliki hubungan relasi yang berlebihan atau bisa dikatakan sangat dekat sehingga dapat mempengaruhi hasil kerja auditor. Padahal menurut Pernyataan Standar Auditing No.1 menyatakan bahwa “dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”, sehingga

perlu dilakukannya rotasi. Penelitian Johnson et al. (2002), Myers et al. (2003), Januarti (2009) dan Efraim (2010) dalam jurnal (Ni Made Dewi dan I Made Mertha, 2014) menyatakan lamanya masa perikatan audit akan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Factor lain yang perlu dilakukannya rotasi yaitu auditor akan melakukan perencanaan audit dan prosedur audit yang sama pada entitas tersebut, sehingga memungkinkan manajer pada entitas yang laporan keuangannya diaudit berupaya untuk mempelajari celah yang dapat menutupi adanya kekurangan di dalam penyajian informasi keuangan.


(22)

KMK 359/KMK 06/2003 mengatur suatu entitas dapat meminta jasa audit atas laporan keuangan pada KAP yang sama selama lima tahun, sehingga dengan adanya kebijakan ini, bertujuan agar dapat menjaga obyektivitas auditor terhadap auditee . peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Perubahan yang terjadi di dalam peraturan tersebut yaitu “pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut-turut oleh KAP yang sama dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Perubahan berikutnya yaitu KAP dan akuntan public boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut pasal 3 ayat 2 dan 3”.

“Auditor spesialisasi industri yaitu keahlian dalam suatu industry tertentu dimungkinkan akan dapat lebih mendeteksi kesalahan – kesalahan dan manipulasi yangdilakukan oleh manajemen auditee daripada auditor tanpa keahlian khusus”. (Haniatun dan Wahyu, 2014). Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Adanya kemapuan khusus berupa spesialis pada suatu industri membuat kualitas audit yang dihasilkan akan dapat menyajikan informasi dengan akurat karena auditor yang spesialis lebih mampu menemukan kesalahan penyajian laporan keuangan dibanding mereka yang tidak, dan hal itu dikarenakan tingkat pengalaman yang lebih dalam melaksanakan tugas audit yang cukup lama pada suatu industry tertentu. Hal ini didukung penelitian Mayangsari (2004)


(23)

dalam Chrisnoventie (2012) yang “menyatakan bahwa auditor yang berkualitas tinggi memberikan kepastian yang besar terhadap kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum”.

Menurut Sugiarto (2009:121) “ukuran perusahaan merupakan proksi bagi informasi asimetri antara perusahaan dan pasar yang memunculkan sinyal bahwa semakin besar perusahaan, semakin kompleks organisasinya, semakin tinggi cost of asymmetries information. Atau dengan kata lain ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu yang sudah ditentukan. Variabel ini juga cukup sering dikaitkan dengan kualitas audit. Perusahaan kecil cenderung memiliki informasi dan sistem pengawasan yang lemah, sehingga kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya, sehingga perusahaan-perusahaan kecil akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Di sisi lain semakin besar perusahaan, semakin meningkat pula agency cost yang terjadi. Sehingga perusahaan berukuran besar akan cenderung memilih jasa auditor besar yang profesional, independen, dan bereputasi baik untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.

Kualitas audit sudah banyak dilakukan penelitian dengan menggunakan proksi yang berbeda. Proksi dikotomi big dan non big pernah digunakan antara lain oleh Palmrose (1987) dan Giroux (1992); Teoh dan Wong (1993); Becker et al (1998); Behn et al. (2008); Jordan et al. (2010), proksi dikotomi spesialis industry dan non industry pernah digunakan oleh Krisnhan (2003) dan Mayangsari (2006).


(24)

Berdasarkan peneliti terdahulu, terdapat beberapa kesenjangan yang perlu ditindak lannjuti, yaitu perbedaan beberapa proksi sehingga diperlukan penelitian tentang proksi mana yang terbaik, perbedaan hasil penelitian (yang menyatakan adanya perbedaan kualitas audit maupun yang menyatakan tidak adanya perbedaan kualitas audit), factor internal perusahaan yang banyak mempengaruhi risiko audit dan dapat menjadi factor yang mempengaruhi kualitas audit.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan auditor industry specialization, audit tenure, kompetensi, dan independensi auditor terhadap kualitas audit dan diwujudkan dalam skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit

Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas

Audit pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagi berikut:

1. Apakah auditor industry specialization berpengaruh terhadap kualitas audit ? 2. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit ?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit ? 4. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit ?

5. Apakah auditor industry specialization, audit tenure, ukuran perusahaan, dan independensi auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit ?


(25)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah unutk menganalisis mengenai:

1. Pengaruh auditor industry specialization terhadap kualitas audit. 2. Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas audit. 4. Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit.

5. Pengaruh auditor industry specialization, audit tenure, ukuran perusahaan dan independensi auditor terhadap kualitas audit.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dan penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan pengetahuan mengenai kualitas audit pada umumnya dan tambahan literatur mengenai kualitas audit khususnya proksi dan model kualitas audit. Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama :

1. Peneliti.

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang variabel-variabel yang diteliti dan juga bisa mengaplikasikannya.

2. Akademisi

Diharapkan dapat menjadi bahan literature mengenai kualitas audit yang berkaitan dengan proksi dan konsekuensi dari kualitas audit.


(26)

3. Praktisi.

Diharapkan dapat menjadi penunjuk bagi manajemen dalam pemilihan auditor guna kepentingannya maupun pemegang saham (pemilik) dan menjadi bahan evaluasi bagi profesi akuntan tentang kualitas jasa audit yang diberikan guna perbaikan di masa yang akan datang.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi acuan ataupun referensi dan salah satu sumber informasi penelitian selanjutnya mengenai pembahasan kualitas audit.

Selain itu, diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi kreditor dan investor dalam pengambilan kepurusan tentang kualitas baik yang diberikan oleh auditor yang big dan non big sehingga dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan dimasa yang akan datang.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Dalam jurnal Mirna dan Indria (2011), Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Shareholders atau prinsipal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer atau agen.

Hubungan keagenan itu hubungan yang timbul apabila principal memberikan mandat kepada agen untuk melaksanakan pekerjaan dan principal memberikan wewenang di dalam pengambilan keputusan kepada agen tersebut.

Dalam kenyataannya, manajer tidak selalu bertindak sesuai dengan keinginan shareholders. Salah satu penyebabnya adalah moral hazard. Menurut Indria (2011) “Moral hazard adalah tindakan yang dilakukan manajer tidak sepenuhnya diketahui oleh pemegang saham”. Manajer bisa

melakukan tindakan melanggar kontrak antara manajemen dengan pemegang saham.Manajer melakukan moral hazard karena adanya kondisi asymmetry information antara manajeman dengan pemegang saham, yang lebih menguntungkan pemegang saham. Dalam konteks keagenan,


(28)

dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator antara principal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi memonitori perilaku manajer sebagai agen dan memastikan bahwa agen bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak principal (shareholders) dengan pihak manajer sebagi bentuk pertanggungjawabannya pada pemegang saham. Tugas auditor adalah memberikan opini atas kewajaran laporang keuangan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum, disamping pertimbangan professional auditor akan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

Penggunaan auditor eksternal yang independen untuk meverifikasi data-data akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen merupakan mekanisme yang didorong oleh pasar dengan tujuan untuk mengurangi agency cost. Manajemen perusahaan selalu berupaya memberikan kepuasan kepada keinginan investor dengan memlih auditor yang dapat merefleksikan citra manajer yang baik dimata investor. Hal ini berarti kualitas pelayanan jasa auditor yang diberikan terhadap klien menjadi dasar pertimbangan utama di dalam menyeleksi auditor.

Auditor dituntut untuk menjaga independensi dan memiliki kepentingan untuk mempertahankan atau meningkatkan jasa auditnya dengan memenuhi keinginan klien audit, terutama klien jangka panjang , sehingga hal ini dapat menjamin kelanjutan perikatan audit.


(29)

Ketergantungan ekonomi dapat menjadi factor utama penyebab adanya insentif untuk bekerja sama dengan manajemen yang curang. Ditinjau dari sudut ini , maka perikatan audit jangka panjang akan terjalin hubungan kedekatan dan loyalitas antara auditor dank lien. Apabila penugasan auditor yang sekarang diperthankan dalam jangka waktu yang lama di masa depan, maka memungkinkan auditor tersebut menjadi merasa nyaman, sehingga obyektivitas audit akan terganggu.

2.1.2 Kualitas Audit

Menurut I Gusti (2008;29), “secara sederhana, audit (auditing) adalah kegiatan membandingkan suatu kriteria (apa yang seharusnya) dengan kondisi (apa yang sebenarnya terjadi)”.

Audit berkaitan erat dengan akuntabilitas dan atesti. Akuntabilitas berkaitan dengan kewajiban pihak dalam organisasi untuk melaporkan pertanggungjawabannya kepada pihak eksternal atau pihak lain dengan kewenangan yang lebih tinggi. Untuk menjamin keandalan informasi dalam laporan akuntabilitas tersebut, dibutuhkan pihak yang independen untuk memberikan atestasi atas informasi tersebut denga cara melakukan audit.

Unsur-unsur penting yang terdapat di dalam auditing menurut Mulyadi (2002:9) yaitu:

1. Suatu proses sistematik.

2. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. 3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi.


(30)

4. Menetapkan tingkat kesesuaian, kriteria yang telah ditetapkan, penyampaian hasil, dan pemakai yang berkepentingan.

Menurut I Gusti (2008;31) Audit dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. Audit laporan keuangan

Audit keuangan yaitu audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Audit Kinerja

Audit kinerja adalah audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik.

3. Audit dengan Tujuan Tertentu

Audit dengan tujuan tertentu adalah audit khusus, diluar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit.

Sedangkan kualitas audit itu sendiri menurut (DeAngelo, 1981) dalam (Ni Made & I Made, 2014) “merupakan adanya kecenderungan auditor akan mendeteksi adanya fraud yang terdapat dalam laporan keuangan klien”.

2.1.3 Auditor Industry Specialization

Auditor yang memiliki spsialisasi di bidang tertentu dalam melakukan audit laporan keuanan kliennya memiliki pemahaman dan pegetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi. Auditor dapat dikatakan sebagai auditor yang


(31)

memiliki spesialisasi di suatu industry apabila auditor tersebut telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang berfokus pada suatu industry tertentu.

GAO (Government Accountability Officer ) menyimpulkan bahwa auditor spesialisasi industri ikut bertanggung jawab atas tingginya tingkat konsentrasi auditor di banyak industri.

Ketatnya persaingan dan kompetisi dalam profesi akuntan publik serta adanya peraturan akuntansi yang baru dalam industri tertentu, setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) mencari cara untuk membedakan diri mereka dengan kompetitor yang lain. Salah satunya adalah dengan menyusun divisi audit mereka sesuai dengan jenis industri. Menurut Kirana (2013) “auditor spesialisasi industry cenderung melakukan investasi yang lebih besar dalam rekrutmen pegawai, pelatihan, teknologi informasi dan teknologi audit daripada auditor non spesialisasi industry”.

Auditor spesialisasi industri memberikan beberapa keuntungan terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP), diantaranya dapat meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan sebagai return dari investasi dalam spesialisasi serta menjaga pangsa pasar dalam lingkungan yang bersaing. Auditor spesialisasi industri dapat melakukan pekerjaaan mereka dengan kualitas yang lebih tinggi karena kemampuan mereka untuk mengenali dan mengekspos masalah-masalh khusus dalam industri tertentu.


(32)

2.1.4 Audit Tenure

Menurut (Nurul,Nur, azlina, 2012) “audit tenure adalah jangka waktu perikatan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama”

Auditor mempunyai kepentingan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan opini dari jasa auditnya dengan memenuhi keinginan klien, terutama klien jangka panjang untuk menjamin kelanjutan dari audit tenure. Audit tenure jangka panjang akan membuat kedekatan dan loyalitas antara auditor dan klien karena auditor akan merasa nyaman dengan klien tersebut. Hal ini dapat menurunkan obyektifitas audit dan independensi auditor sehingga akan berdampak pada hasil dan kualitas audit.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa, ada dua faktor utama yang memicu timbulnya hubungan yang negatif antara auditor-klien dan kualitas audit yaitu pengikisan independensi yang mungkin muncul seiring dengan berkembangnya hubungan pribadi antara auditor dan klien mereka serta berkurangnya kapasitas auditor untuk memberikan penilaian kritikal. Sedangkan Dao et all (2008) dalam Sinaga (2012) menyatakan “hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit untuk diterapkan oleh kantor akuntan”.


(33)

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu yang sudah ditentukan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain total aset, nilai pasar, dan penjualan perusahaan. Pengukuran dengan menggunakan total aset digunakan sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai pasar dan penjualan.

Menurut Sugiarto (2009:), “semakin besar perusahaan semakin baik aksesnya ke pasar modal, namun juga memiliki biaya meminjam lebih rendah”. Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang

kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang berukuran besar lebih dikenal oleh masyarakat dan melibatkan lebih banyak pihak dalam kegiatan operasi perusahaan.

Selain itu, perusahaan yang memiliki total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih


(34)

mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil.

2.1.6 Independensi Auditor

Menurut Siti dan Ely (2010:13) auditor independen ialah orang yang bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis auditee-nya. Independen dimaksudkan sebagai sikap mental auditor yang memiliki integritas tinggi, obyektif pada permasalahan yang timbul dan tidak memihak pada kepentingan manapun.

Sedangkan Independensi menurut Mulyadi (2002:26-27) “dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain”.

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang seringkali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2002:27) :

1. Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen, auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut.

2. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya.

3. Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan lepasnya klien.


(35)

Standar umum audit yang kedua menyatakan bahwa “dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”.(SA Seksi 220). Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance).

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan Ni Made dan I Made (2014) tidak menemukan adanya pengaruh signifikan masa perikatan audit terhadap kualitas audit yang dihasilkan, hal tersebut berarti masa perikatan yang panjang belum tentu menghasilkan hasil audit yang lebih baik disbanding masa perikatan yang lebih singkat. Namun dalam penelitian Yugotian (2011) menemukan pengaruh positif dan signifikan masa perikatan audit terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

Pada penelitian Dinda Ayu Kartikasari (2012) yang menggunakan beberapa pengukuran menemukan adanya hubungan kuadratik antara tenure AP dan kualitas audit pada model Kaznik periode sebelum regulasi, tenure AP berhungan linier positif dengan kualitas audit pada model Modified Jones dan Dechow periode sebelum regulasi, sedangkan tenure KAP berhubungan linier negative dengan kualitas audit pada model Kaznik. Pada penelitian skripsi lain


(36)

yang dilakukan oleh Daud M.T Sinaga (2012) menyatakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Dalam hal auditor spesialis industri yang dikutip dari Indria (2011) penelitian yang dilakukan oleh Ohwoso (2002) “menjelaskan bahwa manajer dan senior audit spesialis akan lebih baik dalam mendeteksi terjadinya kesalahan jika mereka diberikan tugas audit sesuai dengan spesialisasi mereka”. Dan dari penelitian Almutairi et al (2009) “diperoleh kesimpulan bahwa terjadi penurunan

peluang terjadinya private information yang terdapat pada perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis, yang dikarenakan peningkatan disclosure dan kualitas audit”.

Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas audit juga dilakukan Daud (2012) yang menghasilkan adanya pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap kualitas audit. Penelitian Ni Made dan I Made (2014) menyatakan adanya pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap kualitas audit..

Adapun perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu tahun penelitian yang dilakukan, penelitian ini dilakukan antara tahun 2011-2013 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan lain yakni cara pengukuran variabel dependennya, Daud M.T Sinaga menggunakan proksi Opini Going Concern sebagai pengukuran kualitas audit, sedangkan


(37)

penelitian ini menggunakan proksi ukuran KAP Big Four dan Non Big Four sebagai pengukuran kualitas audit.

Adapun persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu yakni dengan menggunakan kualitas audit sebagai variabel dependen (terikat), audit tenure dan auditor spesialis industry sebagai variabel independennya (bebas).

2.3PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.3.1 Auditor Industry Specialization

Ada beberapa alasan suatu perusahaan memberikan informasi ke pasar modal. Salah satunya adalah untuk mengurangi asimetri informasi. Semakin rendah asimetri informasi maka semakin tinggi likuiditas pasar dari perusahaan tersebut. Untuk mendukung hal tersebut maka disini dibutuhkan peran auditor untuk mengaudit laporan keuangan yang digunakan sebagai media penyampaian informasi agar informasi yang disajikan baik. Semakin baik informasi menunjukkan kualitas audit yang baik juga.

Menurut Andreas (2010) auditor memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tidak hanya pengetahuan mengenai pengauditan dan akuntansi, melainkan juga industry klien.


(38)

Auditor dengan spesialisasi industri dipandang sebagai auditor yang memberikan audit dengan kualitas tinggi karena memiliki pengetahuan tentang industri tertentu dan juga dapat mengaudit lebih efisien melalui spesialisasinya. Auditor spesialisasi industri memberikan kontribusi positif terhadap kredibilitas auditor. Seorang auditor akan lebih baik dalam mendeteksi kesalahan jika mereka diberikan tugas audit sesuai dengan spesialis mereka sehingga dapat meminimalisasi terjadinya asimetri informasi.

Penelitian sebelumnya menemukan adanya hubungan positif antara auditor spesialis dengan kualitas audit. Owhoso (2002) yang dikutip dalam jurnal Indria (2011) menjelaskan “bahwa manajer dan senior audit spesialis akan lebih baik dalam mendeteksi terjadinya kesalahan jika mereka diberikan tugas audit sesuai dengan spesialisasi mereka”.

Atas dasar paparan diatas, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

H1 : Auditor Industry Specialization berpengaruh terhadap kualitas

audit.

2.3.2 Audit Tenure

Manajer (agent) sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan


(39)

datang dibandingkan pemilik (principals). Ketimpangan informasi ini biasa disebut sebagai asymetri information. Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingannya sendiri. Agen mungkin takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen untuk menjembataninya, dalam hal ini adalah akuntan publik (auditor).

Hal utama yang mendukung adanya hubungan negative antara lamanya penugasan audit dengan kualitas audit yaitu erosi independensi yang mungkin mucul akibat tumbuhnya hubungan pribadi antara auditor dengan kliennya dan semakin lamanya penugasan audit, kapabilitas auditor untuk bersikap kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar. Auditor harus menyadari berbagai tekanan yang bermaksud mempengaruhi perilakunya dan sedikit demi sedikit akan mengurangi independensinya. Hubungan pribadi yang semakin panjang akan memunculkan ikatan loyalitas atau emosi yang akan mempengaruhi independensi dan objektivitas auditor. Kondisi yang paling ekstrem yaitu timbulnya familiaritas berlebihan yang akan mendorong terjadinya kolusi antara auditor dengan klien.


(40)

Terlepas dari hubungan negatif lamanya penugasan audit juga dapat memberikan hubungan positif. Fitriany (2011) dalam jurnal Indria (2011) “menyatakan bahwa kualitas audit akan meningkat seiring dengan bertambahnya tahun perikatan (tenure) audit. Hal ini dikarenakan auditor akan mendapatkan pengalaman lebih banyak dan menjadi lebih familiar dengan bisnis operasi kliennya serta isu-isu terkait”.Lamanya penugasan

audit dapat meningkatkan kualitas audit dengan berbagai alasan dan pengetahuan tentang klien dan industri yang diperoleh setelah audit selama berulang-ulang akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.

Atas dasar paparan diatas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

H2 : Audit Tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.3.3 Ukuran Perusahaan

Selain oleh efek ukuran KAP, kualitas audit juga dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan Klien. Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi mereka dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost dan ancaman kepentingan pribadi auditor.


(41)

Selain itu, menurut (Palmrose, 1984) dalam Sinaga (2012) “seiring dengan ukuran perusahaan mengalami peningkatan, kemungkinan bahwa jumlah konflik agensi juga meningkat dan ini mungkin akan meningkatkan permintaan untuk membedakan kualitas auditor”. Berdasarakan argumen tersebut, perusahaan besar pastinya akan lebih memilih menggunakan jasa auditor besar yang independen dan profesional untuk menciptakan audit yang berkualitas sehingga timbul hubungan yang positif.

Perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil. Dari sudut pandang Perceived Quality, ketika baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memperoleh tingkat kepercayaan yang sama dari pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan mereka telah bebas dari salah saji material, bagi perusahaan kecil tingkat kepercayaan ini menjadi lebih efektif. Outcome yang diperoleh perusahaan kecil ketika output (kepercayaan pengguna laporan keuangan) telah dicapai lebih besar dibandingkan perusahaan besar. Bagi perusahaan kecil, kepercayaan pengguna laporan keuangan bukan hanya mampu mempromosikan investasi mereka, namun tentu saja membuat perusahaan mereka lebih diperhatikan publik dan investor. Sedangkan, bagi perusahaan besar yang sudah menjadi perhatian dan sorotan publik, tingkat kepercayaan ini hanya membantu dalam mempromosikan investasi. Sehingga dari sudut pandang


(42)

Perceived Quality, jasa audit pada perusahaan kecil lebih berkualitas dibandingkan dengan perusahaan besar dan tercipta hubungan negatif.

Berdasarkan pemaparan dan perbedaan perspektif diatas, maka hipotesis ketiga dapat dinyatakan sebagai berikut :

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit

2.3.4 Independensi Auditor

Standar Umum kedua dalam SA seksi 220 menyatakan “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan perkerjaannya untuk kepentingan umum.

Tidak hanya soal kompetensi, auditor dituntut untuk senantiasa mempertahankan sikap mental independen di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.


(43)

Menurut Mulyadi (2002:62) “sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) dan independen dalam penampilan (in appearance)”. Independence in fact menuntut auditor agar

membentuk opini dalam laporan audit seolah-olah auditor itu pengamat profesional, tidak berat sebelah. Independence in appearance menuntut auditor untuk menghindari situasi yang dapat membuat orang lain mengira bahwa dia tidak mempertahankan pola pikiran yang adil.

Selain harus mampu mempertahankan sikap mental independen, auditor juga diharapkan sebisa mungkin menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya. Dengan demikian, disamping auditor harus benar-benar independen, ia masih juga harus menimbulkan persepsi di kalangan masyarakat bahwa ia benar-benar independen. (Mulyadi, 2002:27).

Terlepas dari banyaknya ancaman dan fenomena yang dapat mempengaruhi independensinya, seorang auditor harus mampu bersikap profesional sehingga terjaminnya independensi dengan sendirinya juga menciptakan kualitas audit yang lebih baik.

Namun dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Lauw Tjun Tjun dkk yang dilakukan di KAP Jakarta menghasilkan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan independensi auditor dengan kualitas audit yang dihasilkan. Di sisi lain, penelitian tersebut bertentangan dengan pendapat De Angelo bahwa kemungkinan dimana auditor akan melaporkan salah saji tergantung pada indenpendensi auditor.


(44)

Berdasarkan pemaparan dan perbedaan perspektif diatas, maka hipotesis ketiga dapat dinyatakan sebagi berikut:

H4 : Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

H5 : Auditor industry specialization, audit tenure, ukuran perusahaan,


(45)

2.4 KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran teoritis dapat digambarkan sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Penelitian

Audit Tenure (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Independensi Auditor (X4)

Auditor Industry Specialization (X1)

Kualitas

Audit


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan pada penelitian kausatif. Penelitian kausatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh suatuvariabel terhadap variabel lainnya.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan telah dipublikasikan secara umum kepada masyarakat dan bersumber dari www.idx.co.id. Data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur periode tahun 2011-2013. Waktu penelitian dimulai dari Februari 2015 sampai dengan penelitian ini selesai.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variable, yaitu variabel independen dan variabel dependen. “Variabel independen ialah tipe


(47)

variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Sedangkan variabel dependen ialah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen”. (Nur , Bambang, 2002:63).

Penelitian ini menguji pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Kompetensi, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen dari penelitian ini adalah Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kualitas audit.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.3.2.1 Kualitas Audit

Seperti dalam penelitian Welvin dan Arleen (2010) “Variabel kualitas audit dalam penelitian ini diukur melalui proksi ukuran KAP”. Semakin besar ukuran KAP maka kualitas audit yang

dihasilkan semakin tinggi. Variabel dummy dalam penelitian ini adalah KAP Big Four dan non Big Four, auditor yang termasuk KAP Big Four diberi lambang 1 dan yang non Big Four diberi lambang 0.


(48)

KAP BIG FOUR DI INDONESIA

Osman Bing Satrio & Rekan Delloitte Touche Tohmatsu Tanudiredja, Wibisana & Rekan Price Waterhouse Coopers

Siddharta & Widjaja KPMG

Purwantono, Suherman & Surja Ernst & Young

Sumber: Penelitian Chrisnoventie

3.3.2.2 Auditor Industry Specialization

Menurut jurnal Noviatara Dwi Putri, Etna (2013), “auditor spesialisasi industri diidentifikasi dengan market share dalam suatu industry”, yaitu sebagai berikut :

Auditor spesialisasi industri :

Total perusahaan yang diaudit auditor yang sama pada sub industri tertentu Total perusahaan pada sub industri tersebut

Dimana auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki lebih dari 20% market share di industri tertentu maka diklasifikasikan sebagai spesialis industry untuk industri tertentu. Variabel ini diukur dengan varibel dummy. Angka 1 untuk perusahaan


(49)

yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri dan angka 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialisasi industri.

3.3.2.3 Audit Tenure

Di Indonesia sendiri, peraturan yang mengatur tentang audit tenure adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang “Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut”.

Variabel audit tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan secara berturut-turut.

3.3.2.4Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan Klien merupakan besarnya ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan


(50)

tersebut besar, begitu juga sebaliknya. “Variabel ini dihitung dengan menggunakan logaritma atas jumlah aset perusahaan” (Januar dan

Farid, 2014).

3.3.2.5 Independensi Auditor

“Independensi dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain”.(Mulyadi, 2002:26-27).

Dalam jurnal Welvin dan Arleen (2010), “Independensi auditor melalui proksi lama penugasan audit diukur menggunakan skala nominal dengan variabel dummy. Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam 3 tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen, sedangkan angka 0 digunakan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3 tahun yang berarti memiliki sikap independen.

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Nur dan Bambang (2002;115) “Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan bagian atau elemen-elemen dari populasi”.


(51)

Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006-2010. Sektor manufaktur dipilih karena memiliki jumlah perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan industri lain, untuk menghindari terjadinya industrial effect yaitu resiko yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain, serta dikarenakan perusahaan-perusahaan yang termasuk di dalamnya memiliki tingkat financial risk yang beragam sehingga penting untuk diteliti bagaimana kualitas jasa audit yang diberikan.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pemilihan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Selama periode penelitian (2011-2013), perusahaan (auditee) tidak keluar (delisting) dari BEI.

2. Memiliki minimal 5 perusahaan dalam satu sub industri (untuk memenuhi kriteria variabel Auditor Industry Specialization).

3. Menerbitkan Laporan Tahunan (Annual Report) dan menyertakan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh auditor selama periode penelitian (2011-2013).

4. Penyajian laporan keuangannya menggunakan mata uang rupiah. 5. Terdapat kelengkapan data yang diperlukan, antara lain auditor yang


(52)

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

Sumber : www.sahamok.com

No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Ket.

1 2 3 4 5 1. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk √ x - - -

2. SMCB Holcim Indonesia Tbk √ x - - -

3. SMGR Semen Indonesia Tbk √ x - - -

4. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk √ √ √ √ √ Sampel 1

5. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 2

6. IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk √ √ √ √ √ Sampel 3 7. KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk √ √ √ √ √ Sampel 4

8. MLIA Mulia Industrindo Tbk √ √ √ √ √ Sampel 5

9. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 6

10. ALKA Alaska Industrindo Tbk √ √ √ √ √ Sampel 7

11. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk √ √ √ √ √ Sampel 8 12. BTON Beton Jaya Manunggal Tbk √ √ x - -

13. CTBN Citra Turbindo Tbk √ √ √ x -

14. GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ x - -

15. INAI Indal Aluminium Industry Tbk √ √ √ √ √ Sampel 9 16. ITMA SUMBER ENERGI ANDALAN Tbk √ √ x - -

17. JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk √ √ x - -

18. JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ √ √ Sampel 10

19. KRAS Krakatau Steel Tbk √ √ √ x -

20. LION Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ √ Sampel 11

21. LMSH Lionmesh Prima Tbk √ √ √ √ √ Sampel 12

22. MYRX Hanson International Tbk √ √ x - - 23. NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ √ x -

24. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ √ √ Sampel 13 25. TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk √ √ x - -

26. BRPT Barito Pasific Tbk √ √ x - -

27. BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk √ √ √ √ √ Sampel 14

28. DPNS Duta Pertiwi Nusantara √ √ √ √ √ Sampel 15

29. EKAD Ekadharma International Tbk √ √ x - -

30. ETWA Eterindo Wahanatama Tbk √ √ √ √ √ Sampel 16 31. INCI Intan Wijaya International Tbk √ √ √ √ √ Sampel 17 32. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ √ x - -

33. SRSN Indo Acitama Tbk √ √ √ √ √ Sampel 18

34. TPIA Chandra Asri Petrochemical √ √ √ x -

35. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ √ x -

36. AKKU Alam Karya Unggul Tbk √ √ √ √ √ Sampel 19

37. AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk √ √ x - - 38. APLI Asiaplast Industries Tbk √ √ x - -


(53)

39. BRNA Berlina Tbk √ √ √ √ √ Sampel 20 40. FPNI PT. Lotte Chemical Titan Tbk √ √ √ x -

41. IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 21 42. IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk √ √ √ x -

43. SIAP Sekawan Intipratama Tbk √ √ √ √ √ Sampel 22

44. SIMA Siwani Makmur Tbk √ √ x - -

45. TRST Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ √ Sampel 23

46. YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk √ √ √ √ √ Sampel 24 47. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ x - - -

48. JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk √ x - - -

49. MAIN Malindo Feedmill Tbk √ x - - -

50. SIPD Siearad Produce Tbk √ x - - -

51. SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ x - - - 52. TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk √ x - - -

53. ALDO Alkindo Naratama Tbk √ √ √ √ √ Sampel 25

54. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ √ √ Sampel 26

55. INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk √ √ √ x -

56. INRU Toba Pulp Lestari Tbk √ √ √ x -

57. KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 27 58. SAIP Surabaya Agung Industri Pulp &Kertas Tbk x - - - -

59. SPMA Suparma Tbk √ √ √ √ √ Sampel 28

60. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk √ √ √ x -

61. ASII Astra International Tbk √ √ √ √ √ Sampel 29

62. AUTO Astra Otoparts Tbk √ √ √ √ √ Sampel 30

63. BRAM Indo Kordsa Tbk √ √ √ x -

64. GDYR Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ x -

65. GJTL Gajah Tunggal Tbk √ √ x - -

66. IMAS Indomobil Sukses International Tbk √ √ √ √ √ Sampel 31

67. INDS Indospring Tbk √ √ √ √ √ Sampel 32

68. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ √ √ Sampel 33 69. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ x -

70. NIPS Nippres Tbk √ √ √ √ √ Sampel 34

71. PRAS Prima alloy steel Universal Tbk √ √ √ √ √ Sampel 35

72. SMSM Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ √ Sampel 36

73. ADMG Polychem Indonesia Tbk √ √ √ x -

74. ARGO Argo Pantes Tbk √ √ √ √ √ Sampel 37

75. CNTX Centex Tbk √ √ x - -

76. ERTX Eratex Djaya Tbk √ √ √ x -

77. ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk √ √ √ x -

78. HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk √ √ x - -

79. INDR Indo Rama Synthetic Tbk √ √ √ x -

80. KARW ICTSI JASA PRIMA Tbk √ √ x - -

81. MYTX Apac Citra Centertex Tbk √ √ √ √ √ Sampel 38 82. PAFI Pan Asia Filament Inti Tbk x - - - -


(54)

84. POLY Asia Pasific Fibers Tbk √ √ √ x - 85. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk √ √ x - -

86. SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk √ √ √ √ √ Sampel 39 87. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk √ √ x - -

88. UNTX Unitex Tbk √ √ x - -

89. BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk √ x - - - 90. SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk x - - - -

91. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ x -

92. JECC Jembo Cable Company Tbk √ √ √ √ √ Sampel 40

93. KBLI KMI Wire and Cable Tbk √ √ √ √ √ Sampel 41

94. KBLM Kabelindo Murni Tbk √ √ √ √ √ Sampel 42

95.

SCCO Supreme Cable Manufacturing and

Commerce Tbk √ √ √ √ √ Sampel43

96. VOKS Voksel Electric Tbk √ √ √ √ √ Sampel 44

97. PTSN Sat Nusa Persada Tbk √ x - - -

98. ADES Akasha Wira International Tbk √ √ √ √ √ Sampel 45 99. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ x - -

100. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk √ √ x - -

101. DAVO Davomas Abadi Tbk x - - - -

102. DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ x - -

103. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ x - - 104. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ x - -

105. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 46

106. MYOR Mayora Indah Tbk √ √ x - -

107. PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ x - - 108. ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ x - -

109. SKLT Sekar Laut Tbk √ √ x - -

110. STTP Siantar Top Tb √ √ x - -

111. ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk √ √ √ √ √ Sampel 47

112. GGRM Gudang Garam Tbk √ x - - -

113. HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ x - - - 114. RMBA Bentoel International Investama Tbk √ x - - - 115. DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ x - -

116. INAF Indofarma Tbk √ √ x - -

117. KAEF Kimia Farma Tbk √ √ x - -

118. KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ x - -

119. MERK Merck Tbk √ √ x - -

120. PYFA Pyridam Farma Tbk √ √ x - -

121. SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk √ √ x - - 122. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ x - -

123. TSPC Tempo Scan Pasific Tbk √ √ x - -

124. MBTO Martina Berto Tbk √ x - - -

125. MRAT Mustika Ratu Tbk √ x - - -

126. TCID Mandom Indonesia Tbk √ x - - -


(55)

128. KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk √ x - - -

129. KICI Kedaung Indag Can Tbk √ x - - -

130. LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk √ x - - -

Dari populasi diatas maka sampel yang didapat dalam penelitian ini sebanyak 47 perusahaan. Namun dikarenakan adanya variabel auditor spesialis industri (minimal 5 perusahaan dalam satu industri), maka ada beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria tersebut dan akhirnya menghasilkan 37 perusahaan yang memenuhi semua kriteria, yang akan ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.2 Sampel

No. Sub Industri Kode Nama Perusahaan

1.

Industri Keramik, Porselen, dan Kaca

AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

2. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

3. IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk

4. KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

5. MLIA Mulia Industrindo Tbk

6. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

7.

Logam dan sejenisnya

ALKA Alaska Industrindo Tbk

8. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk

9. INAI Indal Aluminium Industry Tbk

10. JPRS Jaya Pari Steel Tbk

11. LION Lion Metal Works Tbk

12. LMSH Lionmesh Prima Tbk

13. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk

14.

Kimia

BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk

15. DPNS Duta Pertiwi Nusantara

16. ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

17. INCI Intan Wijaya International Tbk

18. SRSN Indo Acitama Tbk

19.

Plastik & Kemasan AKKU Alam Karya Unggul Tbk


(56)

21. BRNA Berlina Tbk

22. SIAP Sekawan Intipratama Tbk

23. TRST Trias Sentosa Tbk

24. YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk

25.

Otomotif dan Komponen

ASII Astra International Tbk

26. AUTO Astra Otoparts Tbk

27. IMAS Indomobil Sukses International Tbk

28. INDS Indospring Tbk

29. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

30. NIPS Nippres Tbk

31. PRAS Prima alloy steel Universal Tbk

32. SMSM Selamat Sempurna Tbk

33.

Kabel

JECC Jembo Cable Company Tbk

34. KBLI KMI Wire and Cable Tbk

35. KBLM Kabelindo Murni Tbk

36. SCCO Supreme Cable Manufacturing and

Commerce Tbk

37. VOKS Voksel Electric Tbk

3.5Jenis dan Sumber Data

Pada umumnya di dalam suatu penelitian terdiri dari dua data, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) dan dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian, sedangkan data sekunder ialah sumber data penelitian yang diperoleh penelitisecara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yang berupa bukti ,catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam suatu arsip data documenter. (Nur dan Bambang ,2002;146).


(57)

Adapun dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan atau annual report yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada www.idx.co.id , mencatat data dari arsip/buku yang diperoleh dari perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan juga menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan membaca, mempelajari skripsi, jurnal yang berhubungan dengan penelitian.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan dari perusahaan manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh BEI pada tahun 2011-2013.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Statistik Deskriptif

Menurut Teguh Wahyono (2008;69) “Kegiatan statistik deskriptif meliputi pengumpulan data, pengelompokan data, penentuan nilai dan fungsi statistic”. Dalam hal ini, statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi), sehingga secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.


(58)

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Syafrizal dan Muslich (2011;100) “Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier yang berbasis ordinary least square (OLS)”. Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, karena uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam data.Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.Regresi logistik tidak memerlukan pengujian normalitas data sebab variabel independennya merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik) sehingga tidak berdistribusi normal Regresi logistik juga mengabaikan uji Heterokedastisitas karena variabel dependen tidak memerlukan homokedastisitas untuk variabel independennya.

3.7.2.1Uji Multikolinieritas

“Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai tolerance > 0,10 dan


(59)

VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut

.

3.7.2.2Uji Autokorelasi

Dalam Ghozali (2005:95) “Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu sama lainnya.. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Run Test. Run Test dapat digunakan juga untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).

H0 : residual (res_1) random (acak) HA : residual (res_1) tidak random


(60)

3.7.3 Analisis Regresi Logistik

Menurut Syafrizal dan Muslich (2011;209) “regresi logistik ialah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi”. Regresi logistic digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Hasil Analisis Regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu untuk melihat pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, Independensi Auditor terhadap kualitas Audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Persamaan Model Regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :


(61)

Keterangan :

KUALITAS = Kualitas Audit (diproksikan dengan ukuran KAP dan menggunakan variabel dummy , 1 untuk perusahaan yang diaudit Big Four dan 0 untuk yang non-Big Four).

a = Konstanta

β = koefisien regresi

AIS = Auditor Industry Specialization

AT = Audit Tenure

UP = Ukuran Perusahaan

INDEPENDENSI = Independensi Auditor

∈ = Standar error

3.7.3.1 Uji Kelayakan Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan goodness of fit test, yang pengukurannya menggunakan chi-square pada bagian bawah uji hosmer and lemeshow’s. Output dari Hosmer dan Lemeshow, dengan hipotesis: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data


(62)

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow.

1. Jika Probabilitas >0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Jika Probabilitas <0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.7.3.2 Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)

Menurut Gozhali (2005:218) “Uji ini digunakan untuk menilai

overall fit model terhadap data”. Hipotesis untuk menilai model fit adalah :

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data. Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Output SPSS memberikan dua nilai -2


(63)

LogL yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu model dengan konstanta serta tambahan bebas.

3.7.3.3Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Menurut Ghozali (2005:83), “Koefisien determinasi digunakan

untuk menguji goodness fit dari model regresi. Koefisien determinasi

(R2 )pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan sampai dengan satu. Nilai adjusted R2 yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.7.4 Pengujian Hipotesis Dengan Omnibus Test (Pengujian Secara

Simultan)

“Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variable dependen”. (Ghozali,2005:84).Untuk melihat apakah semua

variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, maka dapat dilihat dari hasil Omnibus Tests of Model Coefficients dalam pengujian regresi logistik. Hipotesis ditentukan sebagai berikut :


(64)

H0 = Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran

Perusahaan, dan Independensi Auditor Tidak berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Audit.

Ha = Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Audit.

Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika nilai Chi-Square goodness of fit> 0,05, maka H0 diterima

dan Ha ditolak.

b. Jika nilai Chi-Square goodness of fit< 0,05, maka H0 ditolak

dan Ha diterima.

3.7.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Menurut Ghozali (2005:84), “Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable independen terhadap variable dependen”.

Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Tujuan dari uji parsial adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Kriteria pengujian :


(65)

a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf siignifikasi 5% (α=0,05)

b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikasi p-value. Jika taraf signifikasi > 0,05 H0 diterima, jika taraf


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan auditan yang di download melalui website Indonesian Stock Exchange (www.idx.co.id). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 – 2013 sebanyak 130 perusahaan. Populasi tersebut kemudian diseleksi berdasarkan metode purposive sampling sehingga sampel yang terkumpul sebanyak 37 perusahaan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 menunjukkan hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian.Informasi mengenai statistik deskriptif tersebut meliputi; nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini,


(1)

Pengujian Omnibus Test

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step 1 Step 66.914 4 .000

Block 66.914 4 .000 Model 66.914 4 .000

Pengujian secara Parsial.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a AIS 1.600 .751 4.532 1 .033 4.951

AT .187 .415 .202 1 .653 1.205

UP 2.537 .614 17.059 1 .000 12.647

IA .298 .749 .158 1 .691 1.347

Constant -72.943 17.340 17.696 1 .000 .000 a. Variable(s) entered on step 1: AIS, AT, UP, IA.


(2)

Lampiran 2 Hasil Data Excel

NO PERUSAHAAN

KODE

Auditor Industry

Specialization(X1) Audit Tenure (X2)

2011 2012 2013 2011 2012 2013

1 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 0 0 0 1 2 3

2 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 1 1 1 1 2 3

3 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI 0 0 0 1 1 2

4 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS 0 0 0 1 2 1

5 Mulia Industrindo Tbk MLIA 0 0 0 1 2 3

6 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 1 1 1 1 2 3

7 Alaska Industrindo Tbk ALKA 0 0 0 1 2 3

8 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 1 1 1 1 2 3

9 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 1 1 1 1 2 3

10 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 0 0 0 1 2 3

11 Lion Metal Works Tbk LION 1 1 1 1 2 3

12 Lionmesh Prima Tbk LMSH 1 1 1 1 2 3


(3)

14 PT. Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI 0 0 0 1 2 3

15 Duta Pertiwi Nusantara DPNS 0 0 0 1 2 3

16 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 0 0 0 1 2 1

17 Intan Wijaya International Tbk INCI 0 0 0 1 2 3

18 Indo Acitama Tbk SRSN 0 0 0 1 2 3

19 Alam Karya Unggul Tbk AKKU 0 0 0 1 1 1

20 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR 0 0 0 1 2 1

21 Berlina Tbk BRNA 0 0 0 1 2 3

22 Sekawan Intipratama Tbk SIAP 0 0 0 1 2 3

23 Trias Sentosa Tbk TRST 0 0 0 1 2 3

24 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS 0 0 0 1 2 3

25 Astra International Tbk ASII 1 1 1 1 2 3

26 Astra Otoparts Tbk AUTO 1 1 1 1 2 3

27 Indomobil Sukses International Tbk IMAS 0 0 1 1 2 3

28 Indospring Tbk INDS 0 0 0 1 1 2

29 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 1 1 1 1 2 3

30 Nippres Tbk NIPS 0 0 0 1 2 1


(4)

32 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0 0 1 1 2 1

33 Jembo Cable Company Tbk JECC 0 0 0 1 2 3

34 KMI Wire and Cable Tbk KBLI 0 0 0 1 2 3

35 Kabelindo Murni Tbk KBLM 0 1 0 1 2 1

36

Supreme Cable Manufacturing and Commerce

Tbk SCCO 0 1 0 1 1 1

37 Voksel Electric Tbk VOKS 0 0 0 1 1 2

Ukuran Perusahaan (X3) Independensi Auditor (X4) Kualitas Audit (Y)

2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013

28.62078347 28.76738541 28.89497636 1 0 0 1 1 1

27.44650627 27.56633301 27.75786943 0 0 1 1 1 1

27.03098167 26.9526153 26.9013283 1 0 0 0 0 0

28.34868184 28.39360801 28.45119951 1 0 0 0 0 0

29.44245014 29.51185244 29.6036983 1 1 0 1 1 1

27.92336981 28.05148249 28.18845033 0 0 1 1 1 1

26.27809877 25.71968294 26.21184319 0 0 1 0 0 0


(5)

27.02273415 27.14036442 27.36429318 0 0 0 0 0 0

26.80513916 26.71124061 26.65429209 1 0 0 0 0 0

26.62539563 26.79515081 26.93500562 1 0 0 0 0 0

25.30842853 25.579566 25.67696104 1 0 0 0 0 0

27.05448355 27.11118182 27.15524121 0 0 0 0 0 0

28.38398553 28.46378762 28.49932886 1 1 0 0 0 0

25.87263426 25.94165402 26.26989796 1 0 0 0 0 0

27.15412894 27.5911953 27.88698902 0 0 0 0 0 0

25.5530559 25.60817795 25.63696476 1 1 1 0 0 0

26.61264833 26.71998893 26.76538202 1 0 0 0 0 0

23.18858978 23.08249988 24.53454769 0 0 0 0 0 0

26.59701609 26.46736701 26.47503385 0 0 0 0 0 0

27.19090835 27.37015484 27.74892211 0 0 1 0 0 0

25.81844681 25.94019558 26.33126335 1 1 0 0 0 0

28.38829257 28.41406797 28.81303033 1 0 0 1 1 1

26.13271937 26.57959268 27.14306335 0 0 1 0 0 0

32.66485848 32.83653217 32.99696909 1 0 0 1 1 1

29.57180773 29.81500757 30.16611996 1 0 0 1 1 1


(6)

27.76179957 28.14071371 28.41789466 1 0 0 0 0 0

25.78187487 25.87232205 26.00337247 1 1 0 0 0 0

26.82512723 26.98786098 27.40588511 0 0 0 0 0 0

26.90102674 27.08171431 27.40240041 0 0 1 0 0 0

27.75928938 27.99650032 28.16229812 0 0 0 0 0 1

27.16427288 27.28705815 27.84598871 1 1 0 0 0 0

27.71123948 27.78090403 27.92146609 0 0 0 1 1 1

27.18934021 27.30659392 27.20682608 0 0 0 0 0 0

28.00645343 28.0277289 28.19748897 0 0 0 0 0 0


Dokumen yang terkait

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

8 76 77

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 14

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 10

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 19

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 1 2

Analisis Pengaruh Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 9

PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY

0 1 65

PENGARUH TENURE AUDIT, SPESIALISASI AUDITOR, DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012–2014

0 0 16

PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP LAMANYA AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 11