Pengaruh Ibu Hamil Perokok Pasif Terhadap Berat Badan Lahir di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional (Prawiharjo, 2011, hal. 213).
Usia kehamilan dihitung dari hari pertama haid normal terakhir. Hal ini
berarti penentuan usia kehamilan adalah 2 minggu lebih besar dari pada usia
janin sebenarnya. Lama kehamilan rata-rata adalah 280 hari (40 minggu) saat
janin berusia 266 hari (38 minggu) (Dunstall, Coad, 2007, hal.171).
2. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
Kehidupan dalam rahim dibagi menjadi tiga tahap :
a. Implantasi (0 – 2 minggu)
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5
sampai ke 7) zigot mencapai kavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada
pada fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum
yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi

kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang
terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding
rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler,
sehingga sel-sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan

Universitas Sumatera Utara

infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (Susilawati, Maemunah,
Yulianti, Rukiah, 2013, hal. 24).
b. Embrio (2 minggu – 8 minggu)
Tahap embrio berlangsung dari hari ke-15 sampai sekitar 8 minggu
setelah konsepsi. Tahap ini merupakan masa organogenesis yaitu masa yang
paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama
janin. Daerah yang sedang berkembang, mengalami pembelahan sel yang
cepat dan sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen (Sujiyatini,
Wahyuningsih, Yuni, 2009, hal.39).
c. Janin
Dari gumpalan sel yang kecil, embrio berkembang dengan pesat
menjadi janin. Pada akhir 12 minggu pertama kehamilan jantungnya
berdetak, usus-usus lengkap didalam abdomen, genetalia eksterna

mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus sudah terbentuk
dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan, melakukan gerakan
pernafasan, kencing, menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata dan
mengerutkan dahi. Mulutnya membuka dan menutup. Berat janin sekitar 1530 gram dan panjang 5-9 cm (Sujiyatini, Wahyuningsih, Yuni,

2009,

hal.39).
Pertumbuhan dan perkembangan janin juga dapat dibagi berdasarkan
trimester
a. Trimester Pertama
Dimulai dari masa konsepsi spermatozoa menembus dinding corona
radiata dengan enzim hyalauronidase. Persenyawaan tersebut biasanya
terjadi di daerah ampulla tubae. Sel telur yang telah dibuahi disebut

Universitas Sumatera Utara

dengan zigot. Kromosom inti sel telur dan inti sel spermatozoa dari kedua
inti bercampur hingga telur mempunyai 46 kromosom dan selanjutnya
masing-masing kromosom membelah diri hingga terjadi 2 pasang

(Susilawati at al, 2013, hal.35).
Zigot yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel mitosis, yang
disebut pembelahan. Melalui serangkaian tahapan, massa sel yang
membelah disebut morula. Setelah mengalami reorganisasi sel dan cairan
masuk ke dalam sel, morula menjadi blastosit. Blastosit inilah yang
tertahan pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada hari ke10 atau ke-11 setelah fertilisasi, periode embrionik telah dimulai (Varney,
2007, hal.508).
Pada saat implantasi, embrio dikenal dengan sebutan embrio
bilaminar karena lingkaran embrio berbentuk dari sel massa bagian dalam,
yang terdiri atas dua lapisan sel, yakni (1) epiblas, lapisan tebal sel-sel
silindris yang membentuk dasar rongga amnion dan pada akhirnya akan
menjadi endodermis, mesodermis, dan ektodermis embrionik dan (2)
hipoblas, selapis tipis sel-sel kubus kecil yang tersusun atas endodermis
utama kantung kuning telur (Varney, 2007, hal.508).
Jantung mulai berdetak pada awal minggu keempat pascafertilisasi.
Pada akhir minggu keempat, embrio diperkirakan memiliki gambaran
seperti kadal dan mempunyai bakal telinga (lubang otis), lengan (bakal
lengan), tungkai (bakal tungkai), dan struktur leher dan wajah (empat
lekuk brakial pertama) (Varney, 2007, hal.508).
Pada minggu kelima, perkembangan pesat otak menghasilkan

perkembangan kepala yang membesar dan membuatnya menjadi bagian

Universitas Sumatera Utara

yang lebih besar daripada anggota tubuh lainnya. Hidung mulut dan
palatum mulai terbentuk selama minggu ke enam dan mata mulai terlihat
(Varney, 2007, hal. 508).
Trimester pertama kehamilan juga mencakup dua minggu pertama
periode janin. Pada akhir minggu ke-10 pascafertilisasi, atau minggu ke-12
bila dihitung sejak masa menstruasi terakhir, seluruh usus telah masuk ke
dalam abdomen dan keluar dari tali pusat, genetalia eksterna telah
memiliki karakteristik laki-laki atau perempuan (meski karekteristik ini
belum terbentuk sempurna), anus telah terbentuk, dan raut wajah janin
telah tampak seperti manusia. Janin memiliki berat kurang lebih 0,5 hingga
1 ons, mulai dapa menelan, melakukan gerak pernapasan, berkemih,
menggerakkan bagian tungkai tertentu, dapat mengedipkan mata dan
mengerutkan wajah. Mulut membuka dan menutup. Ukuran kepala sekitar
sepertiga panjang, yang kurang lebih 56 hingga 61 milimeter (Varney,
2007, hal. 508).
b. Trimester Kedua

Pada bulan ke-4 kelopak mata mengalami fusi dan kepala berkembang
lambat, sementara telinga bergerak ke posisi yang lebih tinggi pada kepala
dan dagu tampak lebih jelas dengan terbentuknya mandibula. Perkembangan
tubuh semakin cepat sementara perkembangan tungkai sekali lagi lebih
lambat daripada lengan, dan arah perkembangan dari sepalik ke kaudal
berlanjut. Kedua lengan telah mencapai panjang sesungguhnya. Kuku jarijari tangan mulai berkembang, tetapi kuku jari-jari kaki belum. Respons
refleks dan kegiatan muskular mulai terjadi, meski ibu belum merasakan
pergerakan karena uterus terlalu tebal dan aktivitas bayi masih sangat halus.

Universitas Sumatera Utara

Perbedaan jenis kelamin mulai jelas terlihat pada minggu ke-14 (dua belas
minggu setelah fertilisasi). Pada minggu ke-16 terjadi kemajuan pesat pada
perkembangan tulang. Panjang kepala – bokong kurang lebih 11,5 cm dan
berat janin antara 350 hingga 400 gram pada minggu ke-16.
Pada bulan ke-5 perkembangan tubuh yang pesat tetap berlanjut. Kaki
telah mencapai panjang total dan kuku pada jari-jari kaki mulai tumbuh.
Kelopak mata masih menyatu. Janin bergerak lebih bebas di dalama uterus
tanpa rasa terkurung sehingga perkembangan lebih lanjut akan terjadi.
Pergerakan janin yang lebih kuat dan dinding uterus yang lebih tipis

menghasilkan pengalaman quickening pada ibu, yang terjadi pada sekitar
minggu ke-18. Ketika janin cegukan, ibu akan merasakannya sebagai
sentakan ringan. Pada akhir bulan, verniks kaseosa mulai menutupi seluruh
tubuh. Verniks kaseosa adalah campuran sebum (sekresi dari kelenjar
sebasea) dan sel epitel permukaan yang tebal, suatu subtansi seperti keju
yang melindungi kulit janin yang rapuh. Detak jantung dapat didengar
dengan menggunakan fetoskop pada akhir bulan. Pada akhir minggu ke-20,
panjang rato-rata kepala hingga bokong adalah 16,5 cm dengan berat badan
kurang lebih hampir 500 gram (Varney, 2007, hal. 511)
Pertumbuhan rambut terlihat lebih jelas pada bulan ke-6. Seluruh
tubuh janin dilapisi lanugo, yakni rambut halus yang menurun. Alis, bulu
mata dan rambut kepala mulai muncul. Ukuran kepala masih lebih besar
dibanding anggota tubuh lain. Kulit berkerut, bening, dan kemerahan, yang
memberi penampilan tua pada janin, yang juga kurus dan tidak berlemak
karena kurang lemak subkutaneus. Baik darah kapiler dan mioglobin merah
pada otot dapat terlihat melalui kulit. Bakal gigi permanen mulai muncul.

Universitas Sumatera Utara

Janin masih memiliki ruangan di dalam uterus untuk berjungkir balik dan

dapat melakukan gerakan seperti menangis dan mengisap. Tangan mulai
membentuk kepalan dan pegangan. Lemak coklat yang merupakan sumber
energi, produksi panas, dan pengaturan panas pada bayi yang baru lahir juga
mulai terbentuk. Pada akhir bulan, panjang rata-rata kepala hingga ke
bokong kurang lebih 20,3 cm dan memeliki berat kurang lebih 600 gram
(Varney, 2007, hal. 511).
c. Trimester Ketiga
Pada bulan ke-7, meskipun lemak mulai sedikit disimpan dan kontur
mulai membulat, janin masih terlihat kurus dan masih tampak tua dan
berkerut selama bulan ini. Panambahan berat badan yang berarti membuat
tubuh menjadi lebih proporsional pada akhir bulan. Surfaktan mulai
dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu. Rambut kepala semakin
panjang, gerakan mengisap menjadi lebih kuat, mata mulai menutup dan
membuka, dan kuku-kuku pada jari mulai terlihat. Panjang rata-rata kepalabokong kurang lebih 23 cm dengan berat sekitar 1000 gram pada akhir
minggu ke-28 (Varney, 2007, hal. 511).
Pada bulan ke-8 simpanan lemak subkutan mulai memperhalus
kerutan, tetapi kerutan janin belum hilang sepenuhnya. Tubuh janin juga
sudah terisi lemak dan tidak tampak terlalu kurus. Verniks caseosa yang
tebal menutupi seluruh tubuh janin. Rambut kepala terus bertumbuh dan
lanugo banyak sekali, kecuali pada area wajah. Kuku jari sudah mencapai

ujungnya, kuku kaki sudah mulai tumbuh, tetapi belum mencapai ujungnya.
Janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan
temperatur tubuh. Mata telah terbuka dan refleks cahaya terhadap pupil

Universitas Sumatera Utara

muncul pada akhir bulan. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah
28 cm dan berat badan lebih kurang 1700 gram (Varney, 2007, hal. 511).
Pada akhir bulan ke-9, kulit menjadi halus tanpa kerutan karena lemak
subkutan menebal dari cadangan tambahan. Tubuh menjadi lebih bulat
sementara lengan dan tungkai tampak montok. Rambut memanjang, kuku
pada jari kaki telah mencapai ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya
telah turun ke skotum. Ukuran panjang rata-rata kepala sampai bokong 31,7
cm lebih sedikit dan berat badan kurang lebh 2500 gram selama minggu ke36 (Varney, 2007, hal. 511-512).
Akhir bulan ke-10 janin sudah cukup bulan (matur/aterm), panjangnya
mencapai 50 cm beratnya 3000 gram. Kulit halus tidak terdapat lanugo,
tetapi masih terdapat verniks caseosa ialah campuran sel-sel epitel kulit.
Kepala sudah ditumbuhi rambut, kuku melebihi ujung jari, pada janin lakilaki testis sudah ada dalam skrotum dan pada wanita labio mayora menutupi
labia minora (Susilawati, Maemunah, Yulianti, Rukiah, 2013, hal. 36).
B. Rokok

1. Pengertian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain (Jaya, 2009, hal.14).

Universitas Sumatera Utara

2. Jenis-jenis rokok
Menurut Jaya (2009, hal. 15-18), di Indonesia rokok di bedakan menjadi
beberapa jenis :
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
1) Klobot
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
2) Kawung
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
3) Sigaret
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
4) Cerutu

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau
5) Rokok berdasarkan bahan baku:
1) Rokok putih
Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang berisi
saus untuk memdapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2) Rokok kretek
Rokok yang bahan baku dan isinya berupa daun tembakau dan cengkeh
yang berisi saus untuk mendapatkan efek dan aroma tertentu.
3) Rokok klembak
Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan
kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek dan aroma tertentu.

Universitas Sumatera Utara

4) Rokok berdasarkan bahan pembuatannya :
1. Sigaret Kretek Tangan
Rokok yang diproses pembuatannya dengan cara digiling atau dilenting
dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
2. Sigaret Kretek Mesin
Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya,

material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran
yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan.
5) Rokok berdasarkan pembuatan filter :
1) Rokok Filter
Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
1. Rokok Non Filter
Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapa gabus.
3. Kandungan Rokok
Di dalam sebatang rokok terkandung 4000 jenis senyawa kimia, dengan 3
komponen yang utama : nikotin adalah zat berbahaya yang menyebabkan
kecanduan, tar adalah zat yang menyebabkan kanker, karbon monoksida adalah
satu gas beracun yang menurukan kandungan oksigen (Kemenkes, 2011, hal,
29).
a. Nikotin
Nikotin adalah zat kimia berbahaya bersifat racun dan merusak organorgan pernapasan manusia. Nikotin pada rokok juga dapat merusak jaringan
otak, menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah, yaitu
menyebabkan pembekuan darah, mengeraskan pembuluh darah arteri, dan
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya orang yang dalam

Universitas Sumatera Utara

tubuhnya terdapat banyak nikotin akan terasa lemah karena mengalami
kekurangan oksigen (Ramdhani, 2007, hal.25).
Asap rokok mengandung sekitar 0,5% sampai 3% nikotin, dan kalau
dihisap maka kadar nikotin dalam darah akan berkisar antara 40-50 mg/ml
(Aditama, 2011, hal.35)
b. Tar
Bahan kimia yang dinamakan tar dalam rokok, dapat membunuh selsel pada gelembung-gelembung paru-paru (alveoli) dan membunuh sel-sel
organ-organ pernapasan lainnya yang dilalui oleh asap rokok. Selain itu tar
juga meningkatkan jumlah lendir dalam paru-paru (Ramdhani, 2007,
hal.26).
c. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) akan mengganggu kemampuan darah
mengikat oksigen. Karbon monoksida mempunyai kemampuan mengikat
haemoglobin di dalam darah 200 kali lebih kuat dari oksigen. Akibatnya,
haemoglobin tidak akan mengikat oksigen sehingga tubuh kekurangan
oksigen yang merupakan suatu bahan utama bagi kehidupan manusia. Setiap
batang rokok mengandung 3% sampai 6% gas CO. Kadar CO dalam darah
perokok berat sekitar 5% (Aditama, 2001, hal.36)
4. Perokok Pasif
Menurut Jaya (2009, hal. 68&69) ada dua macam asap rokok yang
mengganggu kesehatan :
a. Asap utama (mainstream), adalah asap yang dihisap perokok
b. Asap sampingan (sidestream), adalah asap yang merupakan pembakaran
dari ujung rokok, kemudian menyebar ke udara.

Universitas Sumatera Utara

Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi
korban perokok karena turut mengisap asap sampingan. Asap sampingan
memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui proses
penyaringan. Dengan demikian asap sampingan memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok.
Menurut Aditama (2009,hal.48&49), rokok yang terbakar menghasilkan
asap sampingan sejumlah dua kali lebih banyak daripada asap utama, karena
asap sampingan akan terus menerus keluar selama rokok dinyalakan, sementara
asap utama akan keluar setelah rokok dihisap oleh perokok aktif. Dari satu
batang rokok yang dinyalakan akan menghasilkan asap sampingan selama
sekitar 10 menit, sementara asap utama hanya akan dikeluarkan pada waktu
rokok dihisap dan biasanya kurang dari 1 menit.
Kadar aseton pada asap sampingan daripada asap sampingan adalah 2
sampai 5 kali lebih tinggi dari pada asap utama, kadar benzen 10 kali lebih
tinggi, kadar gas CO sekitar 2,5 sampai 4,7 kali lebih tinggi dan kadar nikotin
pada asap sampingan adalah 1,8 sampai 3,3 kali lebih tinggi pada asap
sampingan daripada asap utama, kadar hidrogen sianida 4,2 sampai 6,4 kali
lebih tinggi, kadar anilin 30 kali lebih tinggi. Jadi, walaupun asap sampingan
dikeluarkan dulu ke udara bebas sebelum dihisap oleh perokok pasif, tetapi
karena kadar bahan berbahayanya lebih tinggi daripada asap utama, maka
perokok pasif menerima akibat buruk dasi kebiasaan merokok orang di
sekitarnya.
Seorang perokok pasif yang berada di suatu ruangan yang penuh asap
rokok selama satu jam maka ia akan mengisap nitrosamin sama banyaknya

Universitas Sumatera Utara

dengan merokok 35 batang sigaret. Sementara itu, dari 130 ng benzpirin yang
dikeluarkan oleh satu batang rokok yang dibakar, 100 ng akan keluar melalui
asap rokok selama satu jam, maka ia akan mengisap bezipirin sama banyak
dengan orang yang mengisap empat batan rokok (Aditama, 2009. Hal.49-50).
Menurut Ramadhan (2012) kategori perokok pasif dari jumlah akumulasi
jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok aktif perhari yaitu :
a. Berat, bila terpapar asap rokok ≥ 11 batang
b. Ringan, bila terpapar asap rokok 1- 10 batang
5. Pengaruh Rokok pada Kehamilan
Menurut Neil (2007, Hal.62&63), dalam rokok ada tiga zat yang
membahayakan janin karbon monoksida, sianida dan nikotin. Karbon
monoksida bercampur dengan haemoglobin dalam darah, akibatnya jumlah
oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat racun, dan jika
bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk
melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin
mengurangi pernapasan fetus, dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh
arteri pada plasenta dan tali pusat, hingga mengurangi jumlah oksigen yang
sampai ke janin, jantung fetus berdetak lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan
oksigen pada tubuhnya. Kurangnya oksigen dan makanan bergizi inilah yang
menyebabkan cacat pada janin. Pengaruh rokok pada janin dapat ditunjukkan
dengan gambar pengukuran panas (thermograph). Ketika ibu hamil merokok,
plasenta tampak dingin saat pembuluh darah mengerut dan aliran darah
berkurang. Secara bersamaan, jantung janin berdetak lebih cepat saat nikotin
mulai masuk.

Universitas Sumatera Utara

Merokok pada kehamilan dapat mengakibatkan bayi lahir prematur, lebih
kecil, dan lebih ringan, dibanding bayi dari wanita yang bukan perokok. Ratarata perokok berat melahirkan bayi 200 gram lebih ringan dari pada yang
dilahirkan wanita bukan perokok. Perokok berat bisa terancam keguguran.
Pengaruh buruk kebiasaan merokok selama kehamilan berlangsung dalam
jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa pada usia 11 tahun, anak-anak yang
dilahirkan dari ibu perokok di masa hamil, rara-rata lebih pendek dan kurang
pintar dibanding yang tidak (Neil, 2007. hal. 63).
6. Pengaruh Perokok Pasif Pada Kehamilan
Menurut Neil (2007, hal.28) rokok bagi pria terutama para perokok berat
dapat mengurangi kesuburan dan menyebabkan kerusakan pada sperma. Tidak
berarti orang yang tidak merokok luput dari bahaya tersebut. Karena para
perokok pasif memiliki resiko yang sama. Maka ibu hamil sebaiknya sebisa
mungkin menghindari lingkungan berasap rokok.
Merokok pasif juga mungkin menjadi suatu bahaya bagi perempuan yang
secara teratur terpapar asap rokok di tempat kerja atau rumah. Asap rokok di
lingkungan dianggap sebagai karsinogen dan telah terbukti menaikkan risiko
kanker pada orang-orang yang tidak merokok. Suatu analisis tentang akibat
paparan asap rokok secara pasif pada kehamilan dan pada 3.000 perempuan
menemukan paparan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan janin yang buruk,
dan paparan yang sangat tinggi berkaitan dengan lebih tingginya kematian
janin dan lahir prematur serta berat lahir rendah (Walker, Humphiries, 2012,
hal.112).
Karbonmonoksida yang bercampur dengan haemoglobin dalam darah
dapat mengakibatkan jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang.

Universitas Sumatera Utara

Sianida adalah zat beracun, dan jika bercampur dengan makanan bisa
mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk melepaskan sianida, tubuh
membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin mengurangi pernafasan pada fetus
dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat
sehingga mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan
oksigen dan nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, apnea (lumpuhnya
pernafasan), BBLR sampai kematian janin ( Rukiah, 2013, hal. 92).
C. Berat Badan Lahir
Berat badan lahir adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata
bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat badan ini
tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang tua, dan paritas
ibu. Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir lebih besar
resikonya untuk mengalami masalah (Sylviati, 2008 dalam Siagian, 2010, hal. 5).
Menurut Muslimatun (2010, hal. 2) berat badan lahir adalah berat badan
neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir. Bayi
berat lahir cukup adalah bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.
1. Berat bayi lahir normal
Menurut Rochmah, Vasra, Dahliana dan Sumastri (2012, hal. 1) bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram. Ciri-ciri
bayi normal :
a. Berat badan 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan lahir 48 – 52 cm
c. Lingkar dada 30 – 38 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35

Universitas Sumatera Utara

e. Frekuensi jantung 180 denyut/menit, kemudian menurun sampai 120 -140
denyut/menit
f. Pernapasan pada beberapa menit pertama cepat, kira-kira 80 kali/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemas
j. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),
testis sudah turun (pada laki-laki).
2. Berat Bayi Lahir Rendah
a. Defenisi
Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009, hal.21&22),

ada beberapa

defenisi mengenai bayi dengan berat lahir rendah :
1) Neonatus atau bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
adalah bayi dengan berat lahirnya kurang dari 2500 gram
2) Istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang
dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun
umur cukup, atau karena kombinasi keduanya.
b. Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Menurut Muslimatun (2010) di bagi menurut berat badan lahir :
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR)/ Low birthweight infant adalah bayi
dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram.

Universitas Sumatera Utara

2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)/ Very low birthweight infant
adalah bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gram.
3) Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR)/Extremely very low
birthweight infant adalah bayi lahir hidup dengan berat badan kurang
dari 1000 gram.
Menurut Pantiawati (2010), bayi berat badan rendah (BBLR) dapat
dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismatur.
1) Prematuritas Murni
Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari
37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia
kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.
2) Dismatur
Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan
yang seharusnya untuk usia kehamilannya, yaitu berat badan dibawah
persentil 10 pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasa disebut dengan
bayi kecil untuk masa kehamilan. Hal ini menunjukkan bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterin, keadaan ini berhubungan dengan
gangguan sirkulasi dan efisiensi plasenta.
c. Etiologi
Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009, hal.23), penyebab berat badan
lahir

rendah

kurang

bulan/neonatus

kurang

bulan-kecil

masa

kehamilan(NKB-KMK) antara lain disebabkan oleh :
1) Berat badan ibu rendah
2) Ibu hamil yang masih remaja
3) Kehamilan kembar

Universitas Sumatera Utara

4) Ibu pernah melahirkan bayi prematur/berat badan rendah sebelumnya.
5) Ibu dengan inkompeten serviks (mulut rahim yang lemah sehingga tidak
mampu menahan berat bayi dalam rahim)
6) Ibu hamil yang sedang sakit.
7) Tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan bayi yang lahir cukup bulan tetapi memiliki berat badan
kurang/neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan (NCB-KMK)
antara lain disebabkan oleh :
1) Ibu hamil dengan gizi buruk/kurangan nutrisi
2) Ibu dengan penyakit hipertensi, preeklampsia, anemia.
3) Ibu menderita penyakit kronis, infeksi dan malaria kronik.
4) Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat.
d. Penatalaksanaan
Menurut Maryunani dan Nurhayati (2009, hal. 29-39) penatalaksanaan pada
BBLR yaitu :
1) Pemberian ASI
ASI

mempunyai

keuntungan

yaitu

kadar

protein

tinggi,

laktalalbumin, zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial,
laktosa dan oligosakarida untuk memacu motillitas usus dan perlindungan
terhadap

penyakit.

Dari

segi

psikologis,

pemberian

ASI

dapat

meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi. Bayi berat lahir rendah rentan
terhadap kekurangan nutrisi, fungsi organ belum matang, kebutuhan
nutrisinya besar dan mudah sakit sehingga pemberian ASI atau nutrisi
yang tepat penting untuk tumbuh kembang yang optimal bagi bayi.

Universitas Sumatera Utara

2) Pencegahan kehilangan panas
Cara pencegahan pada bayi berat lahir rendah yang sehat yaitu segera
setelah lahir bayi dikeringkan dan dibedong dengan popok hangat,
pemeriksaan di kamar bersalin dilakukan di bawah radiant warmer (box
bayi hangat), topi dipakaikan untuk mencegah kehilangan panas melalui
kulit kepala, dan bila suhu bayi stabil, bayi dapat dirawat di boks terbuka
dan diselimuti. Sedangkan pada bayi berat lahir rendah yang sakit cara
untuk mencegah kehilangan panas yaitu bayi harus segera dikeringkan,
untuk menstransportasi bayi digunakan transport inkubator yang sudah
hangat, tindakan terhadap bayi dilakukan dibawah radiant warmer, dan
suhu lingkungan netral dipertahankan.
3) Metode Kanguru
Metode kanguru merupakan salah satu metode perawatan BBLR
untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir. Keunggulan metode ini
adalah bayi mendapatkan sumber panas alami (36-37 ° C) langsung dari
kulit ibu, mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/baju ibu serta
ASI menjadi encer.
4) Pemijatan bayi
Pemijatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah bertujuan untuk
memacu pertumbuhan berat badan bayi, membantu bayi melepaskan rasa
tegang dan gelisah, menguatkan dan meningkatkan sistem imunologi,
merangsang pencernaan makanan dan pengeluaran kotoran, membuat bayi
tidur lebih tenang, dan menjalin komunikasi dan ikatan antara bayi atau
orang tua.

Universitas Sumatera Utara

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir
1. Usia Ibu
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah
umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggu di
bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang
masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologisnya
belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum matang, sehingga pada
saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilan secara
sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu
hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan, dan bayi
lahir ringan (Rochjati, 2003 dalam Siagian, 2010).
Pada usia 21-35 tahun resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil paling
rendah yaitu sekitar 15 %. Selain itu apabila dilihat dari perkembangan
kematangan, wanita pada kelompok umur ini telah memiliki kematangan
reproduksi, emosional maupun aspek sosial. Meskipun pada saat ini beberapa
wanita di usia 21 tahun menunda pernikahan karena belum meletakkan
prioritas utama pada kehidupan baru tersebut. Pada umumnya usia ini
merupakan usia yang ideal untuk hamil dan melahirkan untuk menekan
gangguan kesehatan baik pada ibu dan juga janin (Revina, 2014)
2. Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir
diantaranya adalah diabetes militus, cacar air, dan penyakit infeksi TORCH
(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes) (Rochjati, 2003 dalam
Siagian, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Diabetes Militus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia (meningkatnya kadar gula darah) yang terjadi karna
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Bahaya yang terjadi pada
janin yaitu abortus, kelainan kongenital, respiratory distress, neonatal
hiperglikemia, makrosomia, hipocalsemia, kematian perinatal akibat diabetik
ketoasidosism dan hiperbilirubinemia (Zein, 2009, hal. 1&6).
3. Kadar Hemoglobin
Data Depkes RI (2008) diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita
anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko mendapatkan bayi
berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu
tersebut menderita anemia berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai
darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi
plasenta terhadap janin.
4. Status gizi ibu hamil
Gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan
gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri
merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran
antropometri merupaka salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil.
Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan
berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan
(Riskesdas, 2007).
5. Perilaku dan Lingkungan
Faktor resiko perilaku dan lingkungan meliputi saat hamil terkena
paparan asap rokok, status nutrisi buruk, konsumsi alkohol, dan konsumsi

Universitas Sumatera Utara

norkoba serta faktor risiko fasilitas kesehatan, seperti perawatan kehamailan
yang tidak rutin atau tidak sama sekali.
a. Paparan asap rokok
Merokok dalam kehamilan mempunyai hubungan yang kuat dengan
kejadian solusio plasenta, BBLR dan kematian janin. Akibat merokok aktif
tidak jauh berbeda dengan merokok pasif (suami perokok atau bekerja di
lingkungan perokok) akan mengalami sulit tidur, tidur kurang nyenyak dan
rasa sulit bernafas dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok
(Krisnadi, Effendi, Dan Pribadi, 2009, hal. 47).
b. Status nutrisi buruk
Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko
tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru
lahir, cacat dan berat lahir rendah (Rukiah, 2013, hal. 91).
c. Fasilitas kesehatan
Pemeriksaan

kehamilan

bertujuan

untuk

mengenal

dan

mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga
kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan
bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui
apabila terjadi gangguan/kelainan padi ibu hamil dan bayi yang dikandung,
sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2008).

Universitas Sumatera Utara