Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Berat Badan Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan
HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN BERAT
BADAN BAYI YANG DILAHIRKAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr.PIRNGADI MEDAN
SKRIPSI
OLEH:
INTAN SYAHRIANA HSB
131121054
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
S1 KEPERAWATAN EKSTENSI
(2)
(3)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di
RSUD Dr.Pirngadi Medan “.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dr. Dedi Ardinata,
M.kes.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan III
Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat. Selaku pembimbing yang
telah memberikan dukungan dan dorongan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Achmad Fathi, S.Kep, Ns,MNS Selaku dosen penguji II.
7. Ibu Nurbaiti, Ns, S.Kep, M.Biomed Selaku dosen penguji III
8. Seluruh Dosen dan staf pengajar fakultas keperawatan Universitas sumatera
(4)
9. Direktur RSUD Dr.Pirngadi Medan, Direktur SMF Obgin RSUD Dr.Pirngadi
Medan Dan Ruang Obgin RSUD Dr. Pirngadi Medan yang telah memberi izin
peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Orang tua yang telah banyak memberikan dorongan dalam penyelesaian
skripsi ini.
11. Rekan-rekan Fakultas Keperawatan program S1 Keperawatan ekstensi 2013
dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberi dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari atas jerih payah serta bimbingan dari berbagai pihak yang
memberikan masukan yang sangan bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempuraan dan mengharapkan kritik
dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Februari 2015 Penulis
Intan Syahriana hsb (131121054)
(5)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR SKEMA ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
ABSTRAK ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan umum... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kehamilan ... 6
2.1.1 Definisi ... 6
2.1.2 Faktor-fator yang mempengaruhi kehamilan ... 7
2.1.3 Perubahan Umum Ibu hamil ... 9
2.1.4 faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin ... 10
2.2 Berat badan bayi yang dilahirkan ... 11
2.2.1 Definisi ... 11
2.2.2 Klasifikasi Bayi berat lahir rendah ... 11
2.2.3 Tanda-tanda bayi berat lahir rendah ... 12
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR ... 13
2.2.5 Penanganan Bayi berat lahir rendah ... 14
2.2.6 Upaya Pencegahan Bayi berat lahir rendah ... 15
2.3 Konsep Rokok ... 15
2.3.1 Definisi ... 15
2.3.2 Perokok pasif ... 16
BAB 3 Kerangka Konsep 3.1 Kerangka Konseptual ... 20
3.2 Definisi Operasional ... 21
3.3 Hipotesa Penelitian ... 21
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan desain penelitian ... 22
4.2 Populasi dan sampel penelitian... 22
(6)
4.2.2 Sampel ... 22
4.3 Lokasi dan waktu Penelitian ... 23
4.4 Etika Penelitian ... 23
4.5 Instrumen Penelitian ... 25
4.5.1 Uji Validitas Dan reliabilitas ... 26
4.6 Rencana pengumpulan data ... 26
4.6.1 Alat pengumpulan data ... 26
4.6.2 Prosedur pengumpulan data ... 27
4.7 Analisa Data ... 28
4.7.1 Pengolahan data ... 28
4.7.2 Analisa Data ... 29
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian ... 32
5.2 Analisa univariat ... 32
5.3 Analisa bivariat ... 35
5.4 Pembahasan ... 35
5.4.1Berat badan bayi yang dilahirkan ... 36
5.4.2 Perokok pasif ... 37
5.43 Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan ... 38
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 41
6.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN JADWAL PENELITIAN
(7)
DAFTAR SKEMA
Skema Hal
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.Definisi Operasional... 22
2.Distribusi Frekuensi Data Demografi... 32
3.Distribusi Frekuensi Perokok pasif... 33
(9)
Judul : Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Nama : Intan Syahriana Hasibuan
NIM :131121054
Jurusan :Sarjana Keperawatan
Abstrak
Merokok memiliki banyak efek negatif yang dapat mengancam kehidupan janin diantaranya mengalami keguguran, kematian janin, gangguan plasenta, dan kelahiran prematur. Tidak hanya ibu yang merokok saja dapat mengalami efek negatif bahkan asap rokok yang di hirup oleh orang yang bukan perokok telah menyebabkan kematian lima ribu orang setiap tahunnya. Berat badan bayi ada berbagai macam seperti Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah merupakan penyebab terjadinya peningkatan angka kematian dan kesakitan pada bayi. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 35 per 1000 kelahiran hidup dan bayi berat lahir rendah merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif correlation dengan pendekatan
Restropektif . Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
accidental sampling dengan jumlah responden 12 orang ibu perokok pasif, Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan metode univariat dan metode bivariat uji spearman pearson. Hasil bivariat diperoleh nilai sig 0,000 yang menunjukkan bahwa korelasi antara perokok pasif dengan Berat badan bayi bermakna. Nilai korelasi pearson sebesar 0,40 dan menunjukkan korelasi positif yang artinya kekuatan korelasinya sedang.Diharapkan kepada tim kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang bahaya asap rokok kepada masyarakat.
(10)
(11)
Judul : Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Nama : Intan Syahriana Hasibuan
NIM :131121054
Jurusan :Sarjana Keperawatan
Abstrak
Merokok memiliki banyak efek negatif yang dapat mengancam kehidupan janin diantaranya mengalami keguguran, kematian janin, gangguan plasenta, dan kelahiran prematur. Tidak hanya ibu yang merokok saja dapat mengalami efek negatif bahkan asap rokok yang di hirup oleh orang yang bukan perokok telah menyebabkan kematian lima ribu orang setiap tahunnya. Berat badan bayi ada berbagai macam seperti Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah merupakan penyebab terjadinya peningkatan angka kematian dan kesakitan pada bayi. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 35 per 1000 kelahiran hidup dan bayi berat lahir rendah merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif correlation dengan pendekatan
Restropektif . Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
accidental sampling dengan jumlah responden 12 orang ibu perokok pasif, Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan metode univariat dan metode bivariat uji spearman pearson. Hasil bivariat diperoleh nilai sig 0,000 yang menunjukkan bahwa korelasi antara perokok pasif dengan Berat badan bayi bermakna. Nilai korelasi pearson sebesar 0,40 dan menunjukkan korelasi positif yang artinya kekuatan korelasinya sedang.Diharapkan kepada tim kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang bahaya asap rokok kepada masyarakat.
(12)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangMerokok memang telah menjadi kenikmatan tersendiri bagi sebagian orang.
Namun secara perlahan dan pasti, racun rokok akan menggerogoti kesehatan
pengisapnya. Nikotin yang terkandung dalam rokok berpotensi mengganggu irama
jantung. Rokok juga dapat memicu penyakit kanker seperti kanker leher rahim. Efek
buruk rokok pada kehamilan adalah abortus, gangguan tumbuh kembang anak, serta
penyakit lain pada anak. Merokok berhubungan dengan risiko tinggi mengalami
kelainan pada kehamilan, antara lain ketuban pecah sebelum waktunya dan
gangguan pada plasenta. Kebiasaan merokok juga dikaitkan dengan berat badan bayi
yang dilahirkan seperti premature dan berat badan bayi yang dilahirkan akan
cenderung rendah. Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki
resiko tinggi menderita sakit bahkan kematian (Muchtar, 2009).
Indonesia termasuk Negara konsumen rokok terbesar urutan ke-3 di dunia
setelah China dan India dengan konsumsi 220 milyar batang pertahun. Tingginya
angka konsumsi rokok di Indonesia terbukti dengan separuh lebih (57%) rumah
tangga Indonesia mempunyai sedikitnya satu perokok, dan hamper semua perokok
(91,8%) merokok di rumah. Seseorang yang bukan perokok yang menikah dengan
perokok mempunyai resiko terkena kanker paru sebesar 20% sampai 30%, dan
mempunyai risiko terkena penyakit jantung (Depkes,2010).
Berdasarkan profil kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2010 bahwa
(13)
sebesar 23,3%, perokok kadang-kadang sebesar 5,5%, mantan perokok 2,2% dan
tidak merokok sebesar 69% penduduk perokok dikota medan 19,3%. Bila dilihat
berdasarkan kebiasaan merokok di provinsi sumatera utara 86,1% kebiasaan
merokok dilakukan di dalam rumah ketika bersama dengan anggota keluarga
lainnya. Hal ini tentu membahayakan bagi anggota keluarga lain yang tidak merokok
(Dinkes provsu, 2010).
Bayi dengan berat lahir rendah masih menjadi masalah yang serius bagi
penduduk dunia, terbukti dengan jumlah kasus yang masih cukup tinggi. Prevalensi
bayi berat lahir rendah menurut World Health Organization (WHO) 2010
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan
lebih sering terjadi di Negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di Negara
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan
berat badan lahir lebih dari 2500 gram. Hal ini dapat terjadi dan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti ibu mempunyai penyakit yang langsung berhubungan
dengan kehamilan, dan usia ibu. Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di
Indonesia tahun 2010 yaitu 31 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu, 5,2 kali lebih
tinggi dibandingkan Malaysia juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan
2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Angka kejadian bayi berat
lahir rendah di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang
lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi 7 daerah multicenter diperoleh angka
bayi berat lahir rendah dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan
(14)
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 35 per 1000
kelahiran hidup dan bayi berat lahir rendah merupakan salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal, sekitar 45%
kematian bayi terjadi pada bayi yang berumur kurang bulan terutama disebabkan bayi
berat lahir rendah (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 kabupaten/
kota dengan persentase bayi berat lahir rendah yang tertinggi adalah kota Tanjung
Balai sebesar 4,88% dan terendah adalah kota Padang Sidimpuan sebesar 0,12%, dan
kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara memiliki persentase sebesar
0,99% (Dinkes provsu, 2007).
Data survey awal yang dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi Medan bahwa jumlah
bayi yang dilahirkan pada tahun 2013 sebanyak 103 bayi dan pada bulan
Januari-April 2014 sebanyak 33 bayi. Berdasarkan hasil wawancara kepada 3 orang ibu
mengatakan bahwa suami mereka sering merokok di dalam rumah bahkan bukan
hanya di dalam rumah mereka juga sering bekumpul atau berada di lingkungan yang
terpapar asap rokok seperti diangkot, di tempat kerja dan saat berkumpul dengan
teman-teman mereka.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
“Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di
(15)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian
yaitu “Adakah hubungan ibu perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan
Di RSUD Dr.Pirngadi medan ?
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi
yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui berat badan bayi yang dilahirkan Di RSUD Dr. Pirngadi
Medan.
1.3.2.2 Mengetahui riwayat ibu perokok pasif di RSUD Dr.pirngadi medan
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi
pendidikan keperawatan tentang anak, sehingga dapat memberikan
pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok dan asap rokok kepada
masyarakat.
1.4.2 Pelayanan Keperawatan
Bagi pelayanan keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumber data atau informasi bagi pengembangan praktek keperawatan
(16)
1.4.3 Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data atau
(17)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas pembuahan,
implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin dan berakhir pada kehamilan
bayi (Yongki, 2012).
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio fetus
didalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya dalam
kasus kembar atau triplet). Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara
waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu dari pembuahan. Istilah medis untuk
wanita hamil adalah “gravida” sedangkan manusia didalamnya disebut embrio
(minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran) (Bobak, 2004).
Masa kehamilan/masa gestasi dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai
dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama hari haid terakhir. Kehamilan
cukup bulan adalah masa gestasi 37-42 minggu, kehamilan kurang bulan adalah
masa gestasi kurang dari 37 minggu, kehamilan lewat waktu adalah masa gestasi
lebih dari 42 minggu, bayi cukup bulan adalah bayi dengan usia gestasi 37-42
minggu. Bayi kurang bulan adalah bayi dengan usia gestasi
(18)
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Menurut Suryati (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan adalah
antara lain:
1. Faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan antara lain :
a. Status kesehatan salah satu faktor yang termasuk faktor fisik yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu hamil, pengaruh status kesehatan
terhadap kehamilan terdiri dari penyakit atau komplikasi akibat langsung
kehamilan (misalnya hyperemesis, gravidarium, preeklamsia/eklamsia),
penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan
(misalnya penyakit atau kelainan kandungan, penyakit kardiovaskuler,
penyakit darah, penyakit saluran napas, penyakit endokrin, dan penyakit
menular). Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi
abortus, intra uterin fetal death, anemia berat, partus prematur, dimasturia
asfiksia, shock dan pendarahan.
b. Status Gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan
karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama
hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Pengaruh gizi
terhadap kehamilan sangat penting, berat badan ibu hamil memadai,
bertambah sesuai dengan usia kehamilan. Jika kenaikan berat badan lebih
dari normal dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan, anak
terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persalinan, sebaliknya jika
(19)
keguguran, anak lahir prematur, berat badan lahir rendah, anak yang
dilahirkan juga berukuran lebih kecil dari rata-rata bayi seusianya.
c. Gaya hidup selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup
ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan
seorang wanita hamil antara lain: kebiasaan minum jamu yang dapat berisiko
membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan kecacatan,
abortus, BBLR, partus prematur dan lain-lain. Efek tersebut terjadi
dikarenakan zat-zat yang ada didalam jamu dicampur dengan jenis obat
tertentu yang membahayakan kehamilan, kemudian pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari (misalnya aktivitas yang meningkatkan stres mengangkat sesuatu
yang berat, paparan terhadap suhu atau kelembapan yang ekstrim rendah dan
tinggi). Kemudian merokok, berhenti merokok atau bahkan menghindari
ruangan yang penuh asap rokok adalah merupakan salah satu gaya hidup
yang perlu diperhatikan ibu hamil karena akan membantu mempersiapkan
awal yang baik bagi bayi. Merokok selama kehamilan berkaitan dengan
terjadinya keguguran, kelahiran prematur, dan BBLR.
2. Faktor psikologis pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu,
dimana tidak hanya terjadi perubahan psikologis yang memerlukan penyesuaian
emosi, pola berpikir dan perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir. Faktor
psikologis yang mempengaruhi misalnya (stressor, dukungan keluarga,
penyalahgunaan penggunaan obat).
3. Faktor lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi gaya hidup sehat adalah gaya
(20)
proses kehamilan yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin.
Dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin,
maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan baik.
2.1.3 Perubahan umum ibu hamil
Menurut Rina (2011) beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil antara
lain:
a. Pembesaran payudara karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan
memberi nutrisi pada jaringan payudara.
b. Sering buang air kecil karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan
kandung kencing dan perubahan hormonal.
c. Konstipasi karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan
relaksasi otot sehingga usus kurang efisien.
d. Morning sickness-mual muntah hal ini terjadi karena adanya peningkatan
hormonal.
e. Merasa lelah karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara
fisik dan emosional untuk kehamilan, juga peningkatan hormonal dapat
mempengaruhi pola tidur.
f. Sakit kepala merasakan sakit kepala yang lebih sering dari pada biasa, hal
mungkin karena rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan
dapat juga karena perasaan tegang bahkan depresi.
g. Kram perut dapat terjadi karena adanya pertumbuhan pembesaran dari rahim
(21)
h. Emosional terjadi karena adanya perubahan hormon dan juga tanggungjawab
baru sebagai calon ibu.
i. Peningkatan berat badan karena pengaruh dari hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesterone yang
menyebabkan tubuh menahan air.
Hal yang perlu dihindari ibu hamil antara lain: Nikotin, tar, dan karbon
monoksida adalah zat kimia yang berhubungan dengan rokok, kafein dan alkohol
yang dapat menambah komplikasi kehamilan. Obat-obatan berbagai jenis
obat-obatan bisa mempengaruhi janin dan menyebabkan cacat lahir serta
masalah-masalah lain (Rina, 2011).
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin
Menurut Yongki (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
janin sebagai berikut :
a. Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang terkandung didalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
b. Faktor Lingkungan antara lain adalah gizi ibu hamil, gizi yang jelek lebih
sering menghasilkan bayi berat lahir rendah. Kemudian faktor pengaruh
obat-obatan dan faktor stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
(22)
2.2 Konsep Berat Badan Bayi 2.2.1 Definisi
Berat badan bayi yang dilahirkan ada 4 macam yaitu: Berat badan bayi normal, Berat badan bayi lahir rendah (BBLR), Berat badan lahir sangat rendah dan
berat badan bayi ekstrim rendah. Istilah prematur telah diganti menjadi berat badan
lahir rendah (BBLR) oleh WHO sejak 1960, hal ini karena tidak semua bayi dengan
berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi prematur (Syafruddin,
2009).
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Secara umum bayi BBLR ini
berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (Prematur) disamping
itu juga disebabkan dismaturitas artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38
minggu), tapi berat badan lahirnya lebih kecil dari pada masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram (Atikah,2010).
2.2.2 Klasifikasi Berat Badan Bayi
Menurut Atikah (2010) Ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi
Berat badan bayi yaitu:
1. menurut harapan hidupnya:
a. Bayi berat lahir rendah dengan berat lahir 1500-2500 gram
b. Bayi berat lahir sangat rendah dengan berat lahir 1000-1500 gram
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
(23)
a. Prematuritas murni: masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonates
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilannya.
b. Dismaturitas bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut
neonatus kurang bulan masa kehamilan. Menurut WHO bayi premature adalah bayi
lahir hidup sebelum usia kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan
kurang dari 2500 gram adalam bayi premature.
Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk usia kehamilannya yaitu berat badan dibawah persentil 10 pada
kurva pertumbuhan Intra uterin, bisa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan
(Ika, 2010).
2.2.3 Tanda-tanda Berat badan lahir rendah :
Menurut Atikah (2010) bayi yang lahir dengan berat badan rendah
mempunyai ciri-ciri:
1.Umur kehamilan sama dengan atau kuramg 37 minggu
2.Berat badan sama dengan kurang dari 2.500 gram
3. Panjag badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala kurang dari 33
cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
(24)
5. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
6. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
7. Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris
menonjol (Pada bayi perempuan). Testis belum turun kedalam skrotum,
pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (Pada bayi Laki-laki).
8. Fungsi otot lemah sehingga bayi kurang aktif
9.Fungsi syaraf yang tidak efektif dan tangisnya lemah.
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Berat badan lahir rendah
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelainan premature. Faktor ibu
yang lain adalah umur, paritas dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
vaskuler, kehamilan ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya
BBLR.
Menurut Ika (2010) BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
a. Faktor ibu yaitu penyakit seperti pendarahan antepartum, trauma fisik dan
psikologis, diabetes mellitus. Kemudian usia ibu yaitu usia <16 tahun dan usia
>35 tahun, dan multigracvida yang jarak kelahirannya terlalu dekat.
b. Keadaan sosial yaitu golongan sosial ekonomi rendah dan pengawasan
antenatal yang kurang.
c. Penyebab lain yaitu ibu yang perokok, ibu peminum alkohol dan ibu pecandu
narkotika.
d. Faktor janin yaitu kehamilan ganda dan kelainan kromosom
(25)
2.2.5 Penanganan bayi berat lahir rendah
a. Mempertahankan suhu dengan ketat, bayi berat lahir rendah mudah
mengalami hipotermia. Oleh karena itu suhu tubuhnya harus dipertahankan
dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penanganan bayi berat lahir rendah
harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi karena sangat rentan.
Salah satu cara pencegahan infeksi yaitu dengan mencuci tangan sebelum
memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi dan ASI. Refleks menelan pada bayi dengan berat lahir
rendah belum sempurna, oleh karena itu pemberian nutrisi harus dilakukan
dengan hati-hati.
d. Penimbangan ketat, penimbangan berat badan harus dilakukan secara ketat
karena peningkatan berat badan merupakan salah satu status gizi/nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan dengan daya tahan tubuh (Syafruddin, 2009).
2.2.6 Upaya menurunkan terjadinya Bayi berat lahir rendah
1.Pencegahan kejadian bayi berat lahir rendah
Menurut Ika (2010) pada kasus BBLR pencegahan/preventif adalah langkah
yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali.
b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim.
c. Ibu dapat merencanakan persalinannya pada umur reproduksi sehat (20-34
(26)
d. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga.
2. Mengurangi Resiko kelainan bawaan
ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya
kelainan bawaan tersebut yaitu :
a. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
b. Menghindari alcohol
c. Menghindari obat-obatan terlarang
d. Memakan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal
e. Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup
f. Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin
g. Menjalani vaksinansi sebagai perlindungan terhadap infeksi.
2.3. Konsep Rokok 2.3.1 Definisi
Menurut Jaya (2009) Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hngga 120 mm dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
yang dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Yang dimaksud terpapar asap
rokok disini adalah jika ibu terpapar asap rokok dari keluarga yang satu tempat
tinggal dengan ibu atau dari perokok yang satu tempat kerja dengan ibu. Sehingga
disimpulkan bahwa 100% ibu terpapar asap rokok sebagai perokok pasif.
Menurut Bustan (2000) seseorang yang dikatakan perokok berat adalah bila
(27)
menghabiskan rokok 11-21 batang perhari dengan waktu 31-60 menit. Perokok
ringan menghabiskan rokok < 10 batang perhari dengan waktu 60 menit.
2.3.2 Bahan-bahan yang terkandung dalam rokok
Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan zat organic berupa gas maupun
partikel yang telah didentifikasi dari daun tembakau maupun asap rokok. Bahan
tersebut umumnya bersifat toksik, karsignogenik di samping bebrapa bahan yang
bersifat radioaktif dan adiktif. Komponen dalam rokok dapat dibedakan dalam dua
bentuk yaitu fase gas dan fase tar. Fase gas adalah berbagai macam fase gas
berbahaya yang dihasilkan oleh asap rokok terdiri dari drasin, vinilklorida, uretan,
formaldehid, nitrosamine,nitrosopirolidin, hydrogen sianid, akrollein, asetaldehida,
nitrogen oksida, ammonia pridin, dan karbon monoksida. Fase tar adalah bahan yang
terserap dari penyaringan asap rokok menggunakan filter cartridge denga ukuran
pori-pori 0,1 nm. Fase ini terdiri dari bensopirin, dibensakridin,
dibensokarbasol,piren, fluoranten, hidrokarbo aromatic, polinukreal, naftalen,
nitrosamine yang menguap, nikel arsen, nikotin, alkaloid tembakau, fenol dan kresol
(Aila, 2012).
2.4. Perokok pasif
Orang yang tidak merokok tetapi terpaksa mengisap asap rokok disebut sebagai perokok pasif. Perokok pasif bukan tidak mungkin akan menderita berbagai
penyakit akibat rokok walaupun dirinya tidak merokok. Kandungan bahan kimia pada
asap rokok sampingan ternyata lebih tinggi dari pada asap rokok utama, antara lain
karena tembakau yang terbakar pada temperatur lebih rendah ketika rokok sedang
(28)
banyak kimia. Perokok pasif akan menghisap asap sampingan yang keluar dari ujung
batang rokok yang terbakar, selain itu ia juga akan menghisap bagian dari asap rokok
yang dihembuskan oleh siperokok aktif. Asap sampingan ini sangat penting perannya
bagi kesehatan siperokok pasif karena jumlahnya yang cukup banyak dan kadar
bahannya berbahaya cukup tinggi. Karena rokok yang terbakar menghasilkan asap
sampingan sejumlah dua kali lebih banyak dari pada asap utama. Dari satu batang
rokok yang dinyalakan akan menghasilkan asap sampingan selama sekitar 10 menit,
sementara asap utama hanya akan dikeluarkan pada waktu rokok itu dihisap dan
biasanya hanya kurang dari 1 menit (Aditama, 2011).
Zat toksik lebih banyak didapatkan pada asap samping, antara lain CO lima
kali lipat, benzopiren tiga kali lipat dan amoniak 50 kali lipat. Beberapa bahan ini
dapat bertahan sampai beberapa jam dalam ruangan setelah rokok berhenti
(Syahdrajat, 2007).
Sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Cheng (2005) yang bertujuam
umtuk menilai distribusi jaringan dan kemampuan nikotin mencapai jaringan dan
kemampuannya untuk meningkat protein dan DNA pada level paparan tertentu dari
sebatang rokok. Penelitian ini menggunakan radioaktif yang berlabel nikotin sebagi
tiruan dan sampel dianalisis dengan accelerator mass spectrometry. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa label nikotin muncul pada liver, paru-paru, testis, otak, dan
plasenta. Kadar tertinggi muncul pada plasenta. Level kerusakan jaringan terlihan
15-60 menit setelah paparan dan menurun setelahanya.
2.5 Hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif dengan Berat badan bayi.
(29)
Perokok pasif dikenal juga sebagai merokok tanpa sadar, atau menghisap asap
rokok di lingkungannya. Adanya paparan asap rokok dilingkungan dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Efek terbesar dari paparan
asap rokok adalah berat badan bayi yang akan dilahirkan, jika ibu bayi yang tidak
merokok rata-rata penurunannya 88 gram, jika ibu bayi yang terpapar berat olaeh
asap rokok dilingkungan maka berat bayi yang akan dilahirkan lebih rendah 189
gram dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar (Hruba,2000).
Seorang ibu hamil yang kecanduan rokok atau ibu hamil yang tidak merokok
tetapi terkena asap rokok dari lingkungannya selama masa kehamilan, ia berisiko
mengalami proses kelahiran yang bermasalah. Gangguan kehamilan, kematian janin,
Dan janin yang lahir cacat adalah resiko yang sangat besar. (Muctar, 2009).
Menurut Dzira (2012) bahaya asap rokok bagi ibu hamil antara lain :
a. Lebih mungkin mengalami kelahiran premature, kompliksai kehamilan, dan
kematian bayi saat dilahirkan.
b. Menempatkan bayi pada resiko yang lebih tinggi untuk terkena sindrom
kematian bayi mendadak
c. Bayinya mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami penurunan
fungsi Paru
d. Wanita hamil yang merokok terancam resiko yang lebih keguguran hingga 25
persn daripada yang tidak merokok. Selain itu wanita ini memiliki resiko
1,5-2,5 kali mengalami kehamilan ektopik, sehingga untuk mengangkat janin
(30)
e. Air ketuban lebih awal pecahnya sebelum waktu kehamilan, ini akan
mengancam kehamilan janin bahkan ibu hamil tersebut.
f. Menghambat pertumbuhan janin
g. Mengurangi produksi ASI.
Orang yag tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok disebut
dengan perokok pasif. Asap sampingan ini menjadi sangat penting perannya bagi
siperokok pasif karena jumlahnya yang cukup banyak dan kadar bahannya yang
berbahaya tinggi antara lain asetonpada asap sampingan adalah 2 sampai 5 kali lebih
tinggi dari pada asap utam, kadar gas CO sekitar 2,5 sampai 4,7 kali lebih tinggi dan
kadar nikotin adalah 1,8-3,3 kali lebih tinggi (Aditama,2011)
Ada 3 zat dalam rokok yang dapat membahayakn janin antara lain:
a. Karbon monoksida bercampur dengan hemoglobin dalam darah, akibatnya
jumlah oksigen bagi bayi berkurang.
b. Sianida adalah zat yang beracun dan jika bercampur dengan makan bisa
mengurangi jumlah gizi bagi janin.
c. Nikotin mengurangi pergerakan pernapasan fetus, dan juga menyebabkan
kontraksi pembuluh darah arteri pada plasenta dan tali pusat, hingga
mengurangi jumlah oksigen ke janin. Kurangnya oksigen dan makanan
bergizi menyebabkan cacat pada janin (Suryati, 2011).
Asap rokok juga dapat memperlambat kenaikan berat badan ibu dan bayi yang
dilahirkan. Maka ibu dan anak akan mudah terserang infeksi, ASI yang dihasilkan
kurang berkualitas, sehingga pertumbuhan si anak dapat terganggu. Melahirkan bayi
(31)
perokok adalah meningkatknya kelainan letak plasenta baik itu dimuka jalan lahir
dan rahim ataupun mudahnya plasenta terlepas, yag tentunya akan berkibat buruk
bagi ibu dan bayi, yang juga ditakutkan adalah meningkatnya kelainan bawaan
(32)
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka konseptual
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati dan atau diukur melalui penelitian-penelitian yang
dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
Variabel independen varibel dependen
Variabel ini dibagi menjadi dua variabel yaitu variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ibu hamil
perokok pasif dan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah berat
badan bayi yang dilahirkan .
Keterangan : Skema kerangka konsep Ibu hamil perokok
pasif
(33)
3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala ukur
Hasil ukur 1 Ibu hamil perokok pasif Ibu post partum yang
terpapar asap rokok selama hamil
kuesioner Nominal 1.terpapar
asap rokok selama15-60 menit perhari Dan terpapar asap rokok sebanyak 10 batang perhari.
2 Berat badan bayi Jumlah berat badan bayi
yang dilahirkan.
Rekam medik
Ordinal 1.Berat badan
bayi normal>2500 gr. 2.Berat badan lahir rendah <2500 gram. 3Berat badan bayi sangat rendah 1000-1500 gram 4.Berat badan bayi ektrim rendah <1000 gram.
3.3. Hipotesis Penelitian
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara ibu hamil perokok pasif
(34)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Descriptive
correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi
antara varibel dengan desain pendekatan “Restrospektif”, di mana penelitian ini
berusaha melihat kebelakang (Backward looking) (Notoatmodjo, 2010). Dalam
penelitian ini menggambarkan korelasi antara ibu hamil perokok pasif dengan berat
badan bayi yang dilahirkan.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan bayi di ruang bersalin Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.pirngadi Medan dengan jumlah 12 orang ibu yang
melahirkan dari bulan November sampai Desember.
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan populasi yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2003). Sampel dalam penelitian
(35)
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental yaitu dilakukan dengan
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat
sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Pada penelitian ini mempunyai kriteria inklusi sebagai berikut:
1. ibu yang menjadi perokok pasif selama kehamilan
4.3 Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan diruang V bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Pirngadi medan. Karena sampel cukup, belum pernah dilakukan penelitian
tentang hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang
dilahirkan.Waktu penelitian telah dilaksanakan 18 November-18 Desember 2014.
4.4. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa pertimbangan etik yang harus
diperhatikan, yaitu hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden, serta bebas
dari rasa sakit baik secara fisik ataupun tekanan psikologis dan sebelum melakukan
pembagian kuesioner, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud, tujuan dan
prosedur kepada responden. Jika responden bersedia, maka terlebih dahulu harus
menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah dipersiapkan oleh
peneliti. Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka
responden dapat memberikan persetujuan secara verbal (lisan). Responden berhak
menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa ada tekanan, dan
(36)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh
responden, tetapi cukup dengan memberi nomor kode pada masing-masing lembar
tersebut. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin oleh
peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian (Nursalam, 2003).
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara menggunakan
kuesioner untuk data primer dan data sekunder di peroleh dari buku registrasi, maka
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Instrumen yang dilakukan untuk variabel independent digunakan lembar
kuesioner kepada ibu post partum. Sebanyak 13 kuesioner yang terdiri dari
tentang lamanya terpapar asap rokok, Jumlah orang yang melakukan aktivitas
merokok disekitar ibu hamil selama kehamilan, dan jumlah rokok yang
dihisap perokok aktif dan ibu terpapar oleh asap rokok.
2. Untuk variabel dependent yaitu peneliti melihat status ibu post partum untuk
mengetahui berat badan bayi yang dilahirkan yaitu 1.berat badan bayi normal
>2500 gram 2. Berat badan bayi rendah <2500 gram. 3.berat badan bayi
sangat rendah 1000-1500 gram. 4.berat badan bayi ektrim rendah <1000
(37)
4.5.1 Validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner
Menurut Arikunto (2006) uji validitas angket adalah kesahihan suatu
kuesioner yang hasilnya memiliki kesejajaran antar hasil kuesioner. Untuk uji
instrumen ini telah divalidasi oleh peneliti sebelumnya Titisari (2011).
Setelah dilakukan uji validitas maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas agar
instrumen tidak atau dapat digunakan dan dapat diperbaiki atau dihilangkan
instrument tersebut.
4.6 Rencana Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
Prosedur pengumpulan data dimulai dengan mengajukan permohonan izin
pelaksanaan penelitian kebagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah
mendapatkan surat pengantar dari fakultas peneliti mengirim surat tersebut ke bagian
penelitianRumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan izin
kemudian melaksanakan pengumpulan data penelitian dengan mendatangi responden
dan menjelaskan kepada responden tentang tujuan, prosedur dan mamfaat penelitian.
Kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian dengan
menandatangani lembar persetujuan responden. Setelah responden bersedia, peneliti
membagikan kuesioner, membacakan dan menjelaskan isi dari kuesioner. Setiap
responden diberikan waktu ± 15 menit untuk menjawab semua pernyataan pada
kuesioner. Setelah responden selesai menjawab semua pertanyaan, peneliti
(38)
jumlah kuesioner yang terkumpul. Setelah kuesioner terkumpul peneliti menganalisis
data.
4.7 Pengolahan Data dan Analisa Data
4.7.1 Pengolahan data
Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diolah dengan
menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut: Editing adalah
merupakan kegiatan untuk pengecekan data perbaikan isian formulir atau kuesioner.
Coding atau pengkodean yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data (data entry). Tabulating yaitu jawaban yang telah diberi kode
kategori jawaban kemudian dimasukkan kedalam tabel. Analisa data yaitu
menggunakan analisa data yang dilakukan dengan program analisa statistik.
4.7.2 Analisa Data
Setelah semua data dikumpulkan, maka peneliti melakukan analisa dan
melalui beberapa tahap. Pertama, memeriksa kelengkapan identitas dan data
responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi. Setelah itu
mengklarifikasi dan mentabulasikan data yang telah dikumpulkan serta dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi yaitu program SPSS
16.0.
Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat, dimana data
(39)
distribusi frekuensi dan persentase. Sedangkan bivariat untuk mengidentifikasi
hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan.
Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan
dianalisa secara statistik dengan menggunakan formula korelasi Spearman. Hasil dari
analisa korelasi Spearman dan chi squere ini ialah nilai koefisien korelasi (p) dan
nilai signifikansi (P). Nilai p menginterprestasikan kekuatan hubungan. Jika nilai p
berada pada level 0.80 - 1.00 ( baik plus ataupun minus) menunjukkan adanya derajat
hubungan yang sangat kuat , level 0.60-0.79 (baik plus dan minus) menunjukkan
adanya derajat hubungan yang kuat, level 0.40- 0.59 (baik plus atau minus)
menunjukkan adanya derajat hubungan yang sedang, level 0.20 – 0.39 (baik plus atau
minus) menunjukkan adanya derajat hubungan yang sangat lemah(Dahlan,2008).
Sedangkan untuk menginterprestasikan nilai signifikan (P) untuk uji satu arah, jika
nilai p kurang dari atau sama dengan nilai ɑ (0.05) berarti hubungan yang signifikan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesa alternatif (Ha) diterima dan dapat
diinterprestasikan sebagai adanya hubungan antara faktor-faktor dengan resiko
gangguan mental emosional dan jika nilai P lebih dari ɑ (0.05) berarti hubungan yang tidak signifikan, maka hipotesa alternatif ( Ha) ditolak dan otomatis menerima
hipotesa nol (Ho). Hal ini dapat diinterprestasikan, sebagai tidak dapatnya hubungan
(40)
No Parameter Nilai Interpretasi
1 Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199
0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat
2 Nilai p P<0,05
P>0,05
Terdapat korelasi yang bermakna antara dua varibel yang di uji.
Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji
3 Arah korelasi + (positip)
-(negatif)
Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.
Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu
variabel,semakin kecil nilai varibel lainnya
(41)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian mengenai hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan
bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan yang telah
dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2014. Sampel penelitian
berjumlah 12 orang ibu yang perokok pasif. Berikut ini disampaikan hasil penelitian
yang disajikan dalam bentuk tabel.
1.2 Analisa Univariat
Analisa univariat pada penelitian ini menggambarkan karakteristik
masing-masing variable yang diteliti. Karakteristik demografi responden pada penelitian ini
terdiri dari umur, pekerjaan, dan berat badan bayi yang dilahirkan data demografi ini
diperoleh dari hasil wawancara dan status pasien. Responden pada penelitian ini
adalah ibu perokok pasif. Karakteristik responden penelitian ini akan ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik demografi responden (n=12)
No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
1 Umur <16 tahun >20 tahun >35 tahun 2 6 4 17 % 50% 33 %
2 Pekerjaan IRT Tani Wiraswasta 6 2 4 50% 17% 33%
(42)
3.Riwayat Kehamilan Gravida <3 kali Gravida >3 kali
Partus <3 kali Partus > kali
Abortus <3 kali Abortus >3 kali
2 10 2 10 - - 17 % 83% 17% 83% - -
4 Berat badan bayi yang dilahirkan
Berat badan normal BBLR
Berat badan sangat rendah
Berat badan ekstrim rendah 7 4 1 - 58,3% 33,3% 8,3% -
Berdasarkan tabel diatas, distribusi frekuensi dan persentase data demografi
umur, mayoritas responden berada di usia >20 tahun sebanyak 6 orang (50%).
Responden pada penelitian ini mayoritas pekerjaan responden ibu rumah tangga
sebanyak 6 orang (50%). Berdasarkan riwayat kehamilan mayoritas responden
memiliki gravida lebih dari 3 kali yaitu 83 % dan riwayat partus mayoritas responden
lebih dari kali yaitu 83 %. Berdasarkan berat badan bayi yang dilahirkan mayoritas
responden melahirkan berat badan bayi normal 7 (58,3%) berat badan rendah 4
(43)
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi data berdasarkan status perokok pasif
No Status Perokok pasif Jumlah Persentase (%)
1 Perokok pasif 12 100%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
mayoritas ibu hamil yang diteliti berstatus sebagai perokok pasif 12 orang (100%).
5.3 Analisis bivariat
Dalam menganalisa data secara bivariat pengujian data dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi spearman sebagai berikut:
5.3.1 Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di RSUD Dr.Pirnagdi medan
Hasil penelitian yang menggunakan uji korelasi pearson ini diperoleh nilai sig
0,000 yang menunjukkan bahwa korelasi antara perokok pasif dengan Berat badan
bayi bermakna. Nilai korelasi pearson 0,40 dan menunjukkan korelasi positif yang
(44)
Tabel 5.3 Hasil uji person untuk hubungan perokok pasif dengan berat badan
bayi.
Variabel Jumlah Nilai sign Person korelasi
Perokok pasif 12 0.000 0,40
Berat badan bayi 12 0,000 0,40
5.4 Pembahasan
Setelah dilakukan analisi data dan melihat hasilnya maka terdapat beberapa
hal yang dibahas, yaitu berat badan bayi, perokok pasif dan hubungan ibu hamil
perokok pasif dengan kejadian berat badan bayi.
5.4.1 Berat badan bayi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu perokok pasif yang
melahirkan berat badan bayi normal 7 orang, bayi berat lahir rendah 4 orang (80%)
dan bayi berat lahir sangat rendah 1 (20%). Peneliti berasumsi bahwa ibu perokok
pasif yang melahirkan bayi berat lahir rendah selama kehamilan tidak teratur
memeriksakan kehamilannya selama hamil dan gizi selama hamil juga tidak
tercukupi. Jika asupan makanan yang dikonsumsi ibu tidak sesuai dengan ibu
selama hamil maka dapat menyebabkan terjadinya kelainan anemia pada bayi. Jika
anemia terjadi pada bayi selama kandungan maka berat berat badan yang akan
(45)
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Anita (2013) menyatakan bahwa
terjadinya bayi berat lahir rendah karena adanya komplikasi-komplikasi yang sering
terjadi pada ibu dimasa kehamilan diantaranya adalah faktor makanan ibu jika
asupan makanan yang dikonsumsi ibu tidak sesuai dengan kebutuhan selama
kehamilan maka dapat menyebabkan berat badan bayi yang akan dilahirkan kurang
dari berat badan normal.
Menurut Imelda (2010) konsumsi makanan yang tepat sangatlah penting
untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi ibu dan bayi. Makanan yang mengandung
nutrisi tepat bagi pertumbuhan dan kombinasi makanan yang tepat dapat menjamin
asupan makanan yang tepat. Selama masa hamil, seluruh kebutuhan nutrisi termasuk
protein, vitamin, dan mineral meningkat. Kebutuhan energy, vitamin, dan mineral
meningkat sekitar 10-50%. Kebutuhan vitamin C dan seng meningkat sekitar 40 %.
Sedangkan zat besi meningkat 50 %. Karena itulah, ibu harus mengkonsumsi
makanan yang cukup gizi. Ibu hamil juga harus menghindari nikotin, tar, dan karbon
monoksida adalah zat kimia yang berhubungan dengan rokok. Jika ibu merokok
sebelum atau sesudah bayi lahir, hal itu akan membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
Semakin cepat ibu menghentikan kebiasaan rokok, maka semakin baik kesehatan
janin.
5.4.2 Perokok pasif
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 12 orang ibu sebagai perokok
pasif (100%). Peneliti berasumsi bahwa selama hamil ibu terpapar asap rokok dengan
(46)
disekitarnya 10 batang perhari. Dan ditempat umum ibu juga terpapar asap rokok
selama 15-60 menit, seperti di café, mall, angkutan umum.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Cheng (2005) yang bertujuam untuk
menilai distribusi jaringan dan kemampuan nikotin mencapai jaringan dan
kemampuannya untuk meningkat protein dan DNA pada level paparan tertentu dari
sebatang rokok. Penelitian ini menggunakan radioaktif yang berlabel nikotin sebagi
tiruan dan sampel dianalisis dengan accelerator mass spectrometry. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa label nikotin muncul pada liver, paru-paru, testis, otak, dan
plasenta. Kadar tertinggi muncul pada plasenta. Level kerusakan jaringan terlihan
15-60 menit setelah paparan dan menurun setelahanya.
Menurut Bustan (2000) seseorang yang dikatakan perokok berat adalah bila
mengkonsumsi rokok 21-30 batang sehari dengan waktu 6-30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11-21 batang perhari dengan waktu 31-60 menit. Perokok
ringan menghabiskan rokok < 10 batang perhari dengan waktu 60 menit.
5.5 Hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi
Berdasarkan karakteristik demografi mayoritas umur ibu >20 tahun (50%).
Peneliti berasumsi umur merupakan salah satu faktor untuk mengetahui berat badan
bayi yang dilahirkan seperti terjadinya BBLR karena umur muda yang kurang dari 16
tahun memiliki resiko melahirkan BBLR. Hal ini disebabkan karena usia reproduktif
sehat 20-35 tahun, karena pada usia remaja perkembangan organ repsroduksi belum
(47)
yang masih dalam tahap perkembangan dan janinnya. Disamping itu, secara
psikologis wanita usia remaja belum siap menghadapi tuntunan beban moral, mental,
dan emosional yang menyebabkan stress psikologis yang dapat mengganggu janin.
Hasil dari penelitian ini bahwa tidak ada hubungan umur ibu dengan BBLR, Hal ini
terjadi karena mayoritas responden merupakan golongan umur yang tidak beresiko
untuk melahirkan BBLR yaitu 6 orang (50%) >20 tahun. Menurut Pantiawati (2010)
faktor penyebab BBLR yaitu usia ibu yang <16 tahun dan usia >35 tahun.
Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden mayoritas ibu rumah tangga
(50%). Peneliti berasumsi bahwa faktor pekerjaan juga mempengaruhi terhadap berat
badan bayi yang dilahirkan. Apabila seorang ibu hamil memiliki pekerjaan atau
melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan ibu stress maka kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin tidak baik sehingga beresiko melahirkan bayi berat lahir
rendah.
Suryati (2011) menyatakan bahwa salah satu faktor terjadinya bayi berat lahir
rendah adalah pekerjaan dan aktivitas sehari-sehari misalnya aktivitas yang
meningkatkan stress dan mengangkat sesuatu yang berat. Hasil penelitian ini tidak
sama dengan konsep teori karena responden pada penelitian ini mayoritas sebagai ibu
rumah tangga (50%).
Berdasarkan karakteristik riwayat kehamilan mayoritas gravida dan partus
responden >3 kali (83%). Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan riwayat
kehamilan dengan kejadian bayi berat lahir rendah karena mayoritas responden jarak
(48)
menyatakan bahwa salah satu faktor terjadinya bayi berat lahir rendah adalah faktor
multigravida ibu yaitu jarak kelahirannya terlalu dekat.
Berdasarkan karakteristik ibu perokok pasif dalam penelitian ini didapatkan
dari 12 orang ibu perokok pasif terdapat 7 0rang yang melahirkan berat badan bayi
normal, 4 orang yang melahirkan bayi berat lahir rendah dan 1 orang ibu melahirkan
bayi berat sangat rendah. Hasil penelitian uji analisis pearson nilai sig 0,000 yang
menunjukkan bahwa korelasi antara perokok pasif dengan berat badan bayi
bermakna. Nilai korelasi pearson 0,40 dan menunjukkan korelasi positif yang artinya
kekuatan korelasinya sedang.
Ibu hamil yang terpapar asap rokok berpengaruh terhadap berat badan bayi
seperti mempunyai resiko untuk melahirkan bayi BBLR. Hasil penelitian bening
(2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ibu hamil
perokok pasif dengan risiko terjadinya BBLR di Surakarta, dimana ibu hamil yang
terpapar asap rokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR
sebesar 5.4 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok.
Asap rokok mengandung berbagai macam senyawa yang berbahaya bagi
kesehatan ibu haamil dan janin, diantaranya adalah karbomonoksida (CO) dan
Nikotin. Menurut syarifuddin (2009) Asap rokok juga dapat memperlambat kenaikan
berat badan ibu dan bayi yang dilahirkan. Maka ibu dan anak akan mudah terserang
infeksi, ASI yang dihasilkan kurang berkualitas, sehingga pertumbuhan si anak dapat
(49)
Merokok pasif dikenal juga sebagai merokok tanpa sadar, atau menghisap
asap rokok lingkungan adalah bernafas dengan udara yang dikeluarkan oleh perokok
dan sisa akhir pembakaran tembakau. Asap rokok yang berada disekitar perokok
mengandung bahan toksik dan karsiogenik yang sama seperti aliran utama yang
dihisap perokok. Dengan demikian efek merokok pasif hampir sama dengan efek
(50)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan
saran mengenai hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang
dilahirkan di RSUD Dr.Pirngadi Medan .
1.1 Kesimpulan
Pada distribusi frekuensi data demografi responden mayoritas responden
berusia >20 tahun (50%), Pekerjaan responden mayoritas responden ibu rumah
tangga (50%). Riwayat kehamilan ibu mayoritas gravida lebih dari 3 kali dan partus
lebih dari 3 kali (83%). Dan bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal normal
7 orang, berat badan rendah 4 (80%), dan berat bayi sangat rendah 1 (20%).
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan ibu hamil perokok pasif
dengan berat badan bayi yang dilahirkan di RSUD Dr.Pirngadi Medan yaitu nilai sig
0,000 yang menunjukkan bahwa korelasi antara perokok pasif dengan berat badan
bayi yang dilahirkan bermakna. Nilai korelasi pearson sebesar 0,40 dan menunjukkan
korelasi positif yang artinya kekuatan korelasinya sedang.
1.2 Saran
1.2.1 Untuk pendidikan
Dalam pemberian ceramah atau diskusi dalam mata kuliah keperawatan
(51)
dan dosen, sehingga perlu ditelaah usaha-usaha untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat tentang bahaya asap rokok.
1.2.2 Untuk Penelitian
Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai efek asap rokok terhadap janin
dengan jumlah sampel yang representative, populasi yang lebih luasdan lebih
mengontrol variable perancu.
1.2.3 Pelayanan Keperawatan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa ibu yang perokok pasif beresiko
melahirkan bayi BBLR, diharapkan kepada tim kesehatan agar lebih memperluas
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Tjandra.Aditama.( 2011). Rokok dan kesehatan : UI Press
Bobak, Jansen, (2005). Buku ajar materitas. Jakarta : EGC
Bening,Rahimi, (2011). Hubungan ibu hamil sebagai perokok pasif dengan kejadian
bayi berat lahir rendah di Surakarta.
Bustan .M, (2000). Faktor resiko rokok dengan kejadian hipertensi Di Sulawesi.
Hidayat, A. (2007).riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah, edisi 2 jakarta :EGC.
2014.
Imelda, Rina. (2010). Panduan kehamilan dan perawatan bayi. Surabaya :Victory
Mardella. (2010). Asuhan kebidanan komunitas, Jakarta : EGC.
Muslihatun,Wafi. (2010). Asuhan neonatus bayi dan balita. Yogyakarta :Etramaya
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka cipta
(2003). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
(53)
Proverawati, Atikah. (2010). Berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Nuhamedika
Romauli, Suryati .(2011). Asuhan kebidanan I. Yogyakarta: Nuhamedika.
Syafruddin, (2009). Kebidanan komunitas. Jakarta : EGC
Syahdrajat (2007). The effect of passive smoking on the incidence of primary.
Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha ilmu.
Soetijiningsih. (2004). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya.Jakarta: Cv. Segong Seto.
Walker, Cheng (2005). Pengaruh nikotin selama 1-2 minggu terhadap jumlah sel spermatosit primer,spermatid pada mencit.
Yulifah, Rita. (2009). Asuhan kebidanan komunitas. Jakarta : Salemba mediak
Yongki. (2012). Asuhan pertumbuhan kehamilan persalinan neonatus. Yogyakarta: Nuhamedika.
(54)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN BERAT BADAN BAYI
YANG DILAHIRKAN DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN
Saya yang bernama Intan syahriana hsb Nim 131121054 adalah
mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur B. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini,
yaitu untuk mengetahui hubungan ibu hamil perokok pasif dengan berat badan bayi
yang dilahirkan. Saya selaku peneliti mengaharapkan partisipasi saudari sebagai
responden dalam penelitian ini dan sebagai bukti shahih dalam penelitian.
Partisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat suka rela. Apabila saudara
bersedia menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudari dipersilahkan
menandatangani formulir dibawah ini. Apabila saudari tidak menginginkan menjjadi
responden dalam penelitian saya, saudara berhak menolak dan tidak ikut serta dalam
penelitian ini.
(55)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/Hp :
Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan ibu
hamil perokok pasif dengan berat badan bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.Pirngadi Medan. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan
menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2014
(56)
LEMBAR IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN
HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN BERAT BADAN BAYI
YANG DILAHIRKAN DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN
Petunjuk pengisian :
Isilah data yang tersedia sesuai dengan identitas responden.
Data Demografi
Nama :
Umur :
Alamat :
Umur kehamilan :
GPA :
(57)
Lembar kuesioner perokok pasif
1. Apakah dalam satu bulan terakhir ini ibu merokok?
a.Ya
b.Tidak
2. Apakah ibu bekerja di tempat dengan paparan asap rokok yang tinggi?
a. Ya
b. Tidak
3. Jika jawaban No.2 Ya, sudah berapa lama ibu bekerja ditempat tersebut?
…………tahun…………..bulan
4. Apakah dalam satu bulan terakhir ini bu terpapar asap rokok ditempat umum
(kendaraan umum, café, restaurant, mall, dan lain-lain)
a. Ya
b.Tidak
5. Jika jawaban No. 4 Ya, berapa hari dalam satu minggu ibu terpapar asap rokok
ditempat umum tersebut?
……….hari.
6. Jika jawaban No. 4 Ya, apakah lamanya ibu terpapar asap rokok di tempat umum
(58)
a.Ya
b. Tidak
7. Apakah ditempat tinggal yang ibu tempati (serumah) ada yang memiliki kebiasaan
merokok?
a. Ya….orang
b. Tidak
8. Jika jawaban No. 7 Ya, sudah berapa lama orang tersebut memiliki kebiasaan
merokok?
………..tahun.
9. Jika jawaban No. 7 Ya, rata-rata berapa batang yang perokok tersebut konsumsi
dalam sehari?
……….batang
10. Jika jawaban No.7 Ya, dalam sehari, berapa jam rata-rata perokok tersebut
merokok di dalam rumah ?
………Jam
11. Jika jawaban No. 7 Ya, berapa hari dalam satu minggu ibu terpapar asap rokok di
lingkungan rumah ibu?
(59)
12. Jika jawaban No. 7 Ya , apakah lamanya ibu terpapar asap rokok lebih dari 15
menit tiap harinya?
a. Ya
b. Tidak
13. Jika jawaban No. 12 Ya, berapa hari dalam satu minggu ibu terpapar asap rokok
yang ibu hirup dilingkungan rumah ibu?
(60)
LEMBAR OBSERVASI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
PETUNJUK PENGISIAN
1. Beri tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia.
No Pernyataan Berat badan bayi (gram)
1. Jumlah berat badan bayi lahir
>2500 gram
1500-2500 gram
1000-1500 gram
< 1000 gram
(61)
Correlation
Correlations
Statusperokokpasi f
Beratbadanbayi
Statusperokokpasif
Pearson Correlation 1 0,40
Sig. (2-tailed) .000
N 12 12
Beratbadanbayi
Pearson Correlation 0,40 1
Sig. (2-tailed) .000
(62)
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak 4 30.8 33.3 33.3
Ya 8 61.5 66.7 100.0
Total 12 92.3 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak 4 30.8 33.3 33.3
Ya 8 61.5 66.7 100.0
Total 12 92.3 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
(63)
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak 4 30.8 33.3 33.3
Ya 8 61.5 66.7 100.0
Total 12 92.3 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
(64)
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
Total 13 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
(65)
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ya 12 92.3 100.0 100.0
Missing System 1 7.7
(66)
MASTER DATA HASIL PENELITIAN
No Umur pekerjaan
status
perokok BB Bayi PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PP6 PP7 PP8 PP9 PP10 PP12 PP13
1 36 IRT Perokok Pasif BBLR Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Ya
Ya, 3 orang
10 tahun
12
batang 7 jam Ya 7 hari
2 20 Tani Perokok Pasif Normal Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Ya
Ya,2 org 20 tahun 20 batng 10
jam Ya 7 hari
3 25 IRT Perokok Pasif Normal Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Ya
Ya, 4
org 8 tahun
13
batang 8 jam Ya 7 hari
4 28 Wiraswasta
Perokok
pasif Normal Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Tidak
Ya, 1
org 5 tahun
10
batang 3 jam Ya 3 hari
5 16 Tani Perokok Pasif
BB sangat
rendah Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Ya
Ya, 5
org 1 tahun
16
batang 9 jam Ya 7 hari
6 16 IRT Perokok Pasif BBLR Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Tidak
Ya,4
org 2 tahun
12
batang 5 jam Ya 7 hari
7 37 IRT Perokok Pasif BBLR Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Ya
Ya, 5
org 9 tahun
15
batang 9 jam Ya 7 hari
8 24 Tani Perokok Pasif Normal Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Tidak
Ya, 2 org 15 tahun 19 batang 11
jam Ya 7 hari
9 29 IRT Perokok Pasif Normal Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Tidak
Ya,3
org 7 tahun
10
batang 4 jam Ya 7 hari
10 28 IRT Perokok Pasif Normal Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Ya
Ya,3
org 6 tahun 8
batang 5 jam Ya 7 hari
11 29 Wiraswasta Perokok Pasif Normal Tidak Tidak Tidak Ya 7
hari Ya
Ya, 4
org 5 tahun 8
batang 5 jam Ya 7 hari
12 35 Tani Perokok Pasif BBLR Tidak Tidak Tidak Ya
7
hari Ya
Ya, 5 org
10 tahun
16
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
ANGGARAN BIAYA SKRIPSI
1. Biaya Skripsi
a. Biaya Print : Rp. 200.000,-
b. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp. 100.000,-
c. Perbanyak skripsi : Rp. 200.000,-
d. Biaya internet : Rp. 100.000,-
e. Sidang skripsi : Rp. 200.000,-
f. Biaya CD dan lux skripsi : Rp. 200.000
(74)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
Nama : Intan Syahriana Hsb
Tempat/Tanggal lahir : Ujung Gading Jae/ 23 Mei 1993 Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : Anak Ke 1 dari 2 bersaudara :
Alamat : Ujung Gading Jae, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumut
Nama Ayah : H. Syamsir Hasibuan
Pekerjaan : Tani
Nama Ibu : Hj. Nurgabena Harahap
Pekerjaan : Tani
PENDIDIKAN
Tahun 1999-2004 : SD Negeri 14563 Labuhan Jurung
Tahun 2004-2007 : MTS Swasta Ponpes Modren Baharuddin Muaratais Tahun 2007-2010 : Madrasah Aliyah Negri 2 Model Padangsidimpuan Tahun 2010-2013 : Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan. Tahun 2013-2015 : Progran studi ilmu keperawatan universitas sumatera
utara
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
ANGGARAN BIAYA SKRIPSI
1. Biaya Skripsi
a. Biaya Print : Rp. 200.000,- b. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp. 100.000,- c. Perbanyak skripsi : Rp. 200.000,- d. Biaya internet : Rp. 100.000,- e. Sidang skripsi : Rp. 200.000,- f. Biaya CD dan lux skripsi : Rp. 200.000
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
Nama : Intan Syahriana Hsb
Tempat/Tanggal lahir : Ujung Gading Jae/ 23 Mei 1993 Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : Anak Ke 1 dari 2 bersaudara : Alamat : Ujung Gading Jae, Kecamatan Simangambat,
Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumut Nama Ayah : H. Syamsir Hasibuan
Pekerjaan : Tani
Nama Ibu : Hj. Nurgabena Harahap Pekerjaan : Tani
PENDIDIKAN
Tahun 1999-2004 : SD Negeri 14563 Labuhan Jurung
Tahun 2004-2007 : MTS Swasta Ponpes Modren Baharuddin Muaratais Tahun 2007-2010 : Madrasah Aliyah Negri 2 Model Padangsidimpuan Tahun 2010-2013 : Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan. Tahun 2013-2015 : Progran studi ilmu keperawatan universitas sumatera