Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003, hal.123).

Evaluasi dilakukan untuk penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem. Evaluasi yang bersifat tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak (Notoatmodjo, 2010, hal.30).

B. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan 1. Pengertian

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal (Goodfriedus, 2012, ¶ 1).

Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota adalah tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Kabupaten atau Kota. Dengan Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan diharapkan


(2)

pelayanaan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada tingkat paling minimal secara nasional (Khushandajani, 2004, ¶ 1).

2. Ruang lingkup Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Standar Pelayanan Minimal berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target 2010 yaitu : a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Meliputi : Cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%, cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan target 90%, cakupan ibu hamil yang dirujuk dengan target 100%, cakupan kunjungan neonatus dengan target 90%, cakupan kunjungan bayi dengan target 90%, cakupan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang ditangani dengan target 100%. b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

Meliputi : Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah dengan target 90%, cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan oleh tenaga terlatih atau guru UKS dengan target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan remaja dengan target 80%.

c. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Meliputi : Cakupan peserta aktif Keluarga Berencana dengan target 70%.

d. Pelayanan Imunisasi

Meliputi : Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) dengan target 100%.


(3)

e. Pelayanan Pengobatan atau Perawatan

Meliputi : Cakupan rawat jalan dengan target 15%, dan cakupan rawat inap dengan target 1,5%.

f. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Meliputi : Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum dengan target 15%.

g. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Meliputi : Cakupan balita yang naik berat badannya dengan target 80%, cakupan balita di bawah garis merah dengan target ˂ 15%.

h. Pelayanan Gizi

Meliputi : Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun dengan target 90%, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe dengan target 90%, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi bawah Garis Merah dari keluarga miskin dengan target 100%, dan cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan dengan target 100%.

i. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif Meliputi : Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonates dengan target 80%, cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi dan komplikasi yang ditangani dengan target 80%, dan cakupan neonatal dengan resiko tinggi dan komplikasi yang ditangani dengan target 80%.

j. Pelayanan Gawat Darurat.

Meliputi : Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses oleh masyarakat dengan target 90%.


(4)

k. Pelayanan Penyediaan Obat dan perbekalan kesehatan

Meliputi : Ketersediaan obat sesuai kebutuhan dengan target 90%, pengadaan obat esensial dengan target 100%, dan pengadaan obat generic dengan target 100%

l. Penyuluhan Perilaku Sehat

Meliputi : Rumah tangga sehat dengan target 65%, bayi yang mendapat ASI Eksklusif dengan target 80%, desa dengan garam beryodium baik dengan target 90%, dan cakupan posyandu purnama dengan target 90%.

3. Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal

Dalam rangka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM), paling tidak dibutuhkan beberapa tahapan yang terurai dalam bagan alur sebagai berikut :

Bagan 1 : Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal

Kebutuhan masyarakat akan jenis-jenis pelayanan

tertentu

Standar Pelayanan Minimal (SPM) + Indikator Pencapaian

Kerja Melihat Kemampuan

daerah (SDM, Teknologi, Perlengkapan dan

sebagainya) Identifikasi

Kewenangan Daerah

Daftar Kewenangan

Daerah (Short List)

Daftar Kewenangan

Daerah (Long List)


(5)

Short List kewenangan atau fungsi tersebut secara logis tentu tidak bisa diselenggarakan secara menyeluruh pada waktu bersamaan. Oleh sebab itu didasarkan pada kriteria seperti : pengukuran kebutuhan masyarakat akan pelayanan-pelayanan mendasar, terukur, terus-menerus dan berorientasi pada output yang dirasakan masyarakat, serta mungkin untuk dikerjakan, maka disusunlah standar pelayanan minimal. Hasil akhir dari tahapan-tahapan tersebut adalah munculnya daftar kewenangan/fungsi yang menjadi dasar bagi terselenggaranya standar pelayanan minimal disertai dengan tolak ukur pencapaian kinerja. Tolak ukur tersebut bisa membuat indikator-indikator sebagai berikut :

a. Input/Masukan

Bagaimana tingkatan atau besaran sumber-sumber yang digunakan, seperti sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya.

b. Output/Keluaran

Bagaimana bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh kebijakan atau program berdasarkan masukan input yang digariskan.

c. Outcome/Hasil

Bagaimana tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan terwujud berdasarkan keluaran/output kebijakan atau program yang sudah dilaksanakan.

d. Benefit/Manfaat

Bagaimana tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat maupun oleh pemerintah daerah.


(6)

e. Impact/Dampak

Bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai berdasarkan manfaat yang dihasilkan.

4. Cakupan Standar Pelayanan Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita a. Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 1). Pengertian

a). Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. (UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).

b). Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten

c). UCI (Universal Child Immunization ) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi 0-11 bulan, ibu hamil, WUS dan anak sekolah tingkat dasar.

d). Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, 1 dosis campak, ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT, anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosisi DT, 1 dosisi campak, dan 2 dosis TT.

e). Imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, berdasarkan kelompok usia sasaran dan tempat pelayanan. f). Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin


(7)

hasil pemantauan atau evaluasi. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan meliputi Backlog Fighting dan Crash program. g). Imunisasi dalam penanganan KLB adalah kegiatan imunisasi yang

telah disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit. 2) Definisi Operasional

Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.

3). Cara Perhitungan dan Rumus a). Rumus

Jumlah Desa UCI

Seluruh Desa x 100% b). Pembilang

Jumlah Desa/Kelurahan UCI di suatu wilayah kerja pada tahun tertentu

c). Penyebut

Seluruh Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama.

d). Konstanta/Ukuran Persentase 100% e). Sumber Data

SIMPUS, SIRS, dan Klinik f). Sumber Daya Manusia (SDM)

Dokter, perawat, dan bidan. g). Target


(8)

b. Cakupan Kunjungan Bayi 1). Pengertian

a). Bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan.

b). Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas.

c). Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu satu kali pertama pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. d). Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar

(BCG, DPT/HB1-3, Polio1-4, dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.

e). Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : Konseling ASI esklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit, pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan.

f). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

2). Definisi Operasional

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh bidan, dokter, dan


(9)

perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang tertentu.

3). Cara Penghitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah bayi yang memperol eh pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh bayi lahir hidup disatu

wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

x 100%

b). Pembilang

Jumlah bayi yang memperoleh jumlah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c). Penyebut

Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama dengan cacatan tidak ada data dapat digunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS atau perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk.

d). Ukuran/Konstanta Persentase (%) e). Sumber Data

SIMPUS (Kohort bayi, SIRS dan klinik) f). Sumber Daya Manusia

Dokter SpA, dokter umum, bidan, dan perawat terlatih. g). Target


(10)

c. Cakupan Pelayanan Anak Balita 1). Pengertian

a). Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan

b). Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali setahun yang sudah tercatat di kohort anak balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya.

c). Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per tinggi atau panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap bulan di posyandu. Taman bermain, pos PAUD, taman penitipan anak dan taman kanak-kanak, serta raudatul athfal dll.

d).Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya ingat. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak maka akan dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autis, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.

e). Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada kohort anak balita dan prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya


(11)

melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.

f). Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak umur 12-59 bulan 2 kali pertahun (Bulan Febuari dan bulan Agustus). g). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam

melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

2). Defenisi Operasional

cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.

3). Cara Penghitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali disatu wilay ah tertentu pada kurun tertentu

Jumlah seluruh anak balita disatu wilayah kerja dalam waktu yang sama

x 100%

b). Pembilang

Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada tahun kurun waktu tertentu.

c). Penyebut

Jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.

d). Konstanta/Ukuran Persentase (100%).


(12)

e). Sumber Data

Kohort balita, laporan rutin SKDN, Buku KIA, KMS, Pencatatan pada pos PAUD (Pemantauan Anak Usia Dini), taman bermain, taman penitipan anak, taman kanak-kanak, Raudathul Athfal dll.

f). Sumber Daya Manusia

Dokter SpA, dokter umum, bidan , dan perawat terlatih. g). Target

Target 2010 : 90%.

d. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

1). Pengertian

a). Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin (GAKIN).

b). Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat (Kab/kota)

c). MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12-24 bulan.

2). Definisi Operasional.

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.


(13)

3). Cara perhitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah anak usia 6−24 bula n keluarga miskin yang mendapat MP−ASI

Jumlah seluruh anak usia 6−24 bulan keluarga miskin

x 100%

b). Pembilang

Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat MP-ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c). Penyebut

Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.

d). Ukuran/Konstanta Persentase (100%). e). Sumber Data

Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB-3 SIMPUS f). Sumber Daya Manusia

Nutrisionis/Tenaga kesehatan terlatih gizi. g). Target

Target 2010 : 100%.

e. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 1). Pengertian

a). Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten atau kota.


(14)

b). Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score ≤ 3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor).

c). Perawatan adalah perawatan sesuai dengan tataklaksana pada gizi buruk.

2). Definisi operasinal

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3). Cara Perhitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan disatu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh balita gizi buruk yang

ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

x 100%

b). Pembilang

Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. c). Penyebut

Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

d). Ukuran/konstanta Persentase (%)


(15)

e). Sumber Data

R-1 /gizi, LB3-SIMPUS, SIRS, laporan wabah KLB, laporan KLB gizi buruk puskesmas, atau Rumah sakit.

f). Sumber Daya Manusia

Tim asuhan gizi, dokter, nutrisionis, bidan, perawat terlatih. g). Target

Target 2010 : 100%.

f. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 1). Pengertian

a). Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru, dan dokter kecil.

b). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah.

c). Sekolah Dasar Setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.


(16)

d). Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS.

e). Guru UKS/UKGS adalah guru kelas satu atau guru yang ditunjuk sebagai Pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS.

f). Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.

g). Indikator ini mengatur kemampuan manajemen program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan.

2). Definisi Operasional

Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3). Cara Perhitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah murid SD dan setingkat disatu wilayah kerja

dalam kurun waktu tertentu


(17)

b). Pembilang

Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga terlatih (guru, UKS/dokter kecil) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c). Penyebut

Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

d). Ukuran/Konstanta Persentase (100%) e). Sumber Data

Catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan (Laporan kegiatan UKS) (Sumber data diperbaiki, data akan masuk ke puskesmas melalui tenaga kesehatan), dan data juga dapat diperoleh dari data Diknas/BPS setempat.

f). Sumber Daya Manusia

Dokter umum, dokter gigi, dan perawat terlatih. g). Target


(1)

e). Sumber Data

Kohort balita, laporan rutin SKDN, Buku KIA, KMS, Pencatatan pada pos PAUD (Pemantauan Anak Usia Dini), taman bermain, taman penitipan anak, taman kanak-kanak, Raudathul Athfal dll.

f). Sumber Daya Manusia

Dokter SpA, dokter umum, bidan , dan perawat terlatih. g). Target

Target 2010 : 90%.

d. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

1). Pengertian

a). Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin (GAKIN).

b). Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat (Kab/kota)

c). MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12-24 bulan.

2). Definisi Operasional.

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.


(2)

3). Cara perhitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah anak usia 6−24 bula n

keluarga miskin yang mendapat MP−ASI

Jumlah seluruh anak usia 6−24 bulan

keluarga miskin

x 100%

b). Pembilang

Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat MP-ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c). Penyebut

Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.

d). Ukuran/Konstanta Persentase (100%). e). Sumber Data

Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB-3 SIMPUS f). Sumber Daya Manusia

Nutrisionis/Tenaga kesehatan terlatih gizi. g). Target

Target 2010 : 100%.

e. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 1). Pengertian

a). Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten atau kota.


(3)

b). Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score ≤ 3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor).

c). Perawatan adalah perawatan sesuai dengan tataklaksana pada gizi buruk.

2). Definisi operasinal

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3). Cara Perhitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan disatu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh balita gizi buruk yang

ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

x 100%

b). Pembilang

Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. c). Penyebut

Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.


(4)

e). Sumber Data

R-1 /gizi, LB3-SIMPUS, SIRS, laporan wabah KLB, laporan KLB gizi buruk puskesmas, atau Rumah sakit.

f). Sumber Daya Manusia

Tim asuhan gizi, dokter, nutrisionis, bidan, perawat terlatih. g). Target

Target 2010 : 100%.

f. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 1). Pengertian

a). Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru, dan dokter kecil.

b). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah.

c). Sekolah Dasar Setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.


(5)

d). Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS.

e). Guru UKS/UKGS adalah guru kelas satu atau guru yang ditunjuk sebagai Pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS.

f). Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.

g). Indikator ini mengatur kemampuan manajemen program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan.

2). Definisi Operasional

Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

3). Cara Perhitungan/Rumus a). Rumus

Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah murid SD dan setingkat disatu wilayah kerja

dalam kurun waktu tertentu


(6)

b). Pembilang

Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga terlatih (guru, UKS/dokter kecil) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c). Penyebut

Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

d). Ukuran/Konstanta Persentase (100%) e). Sumber Data

Catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan (Laporan kegiatan UKS) (Sumber data diperbaiki, data akan masuk ke puskesmas melalui tenaga kesehatan), dan data juga dapat diperoleh dari data Diknas/BPS setempat.

f). Sumber Daya Manusia

Dokter umum, dokter gigi, dan perawat terlatih. g). Target