Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN PADA BAYI DAN BALITA
DI PUSKESMAS DARUSALLAM MEDAN
TAHUN 2013
STEFANI ANASTASIA S
NIM : 125102081
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
(4)
Pelaksanaan standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita Di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Abstrak Stefani Anastasia S
Latar Belakang : Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hasil pencapaian pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh bayi usia 0-9 bulan sebanyak 431 bayi, jumlah sampel seluruh bayi usia 0-12 bulan sebanyak 638 bayi, jumlah sampel seluruh balita12-59 bulan sebanyak 575 balita, dan jumlah seluruh siswa SD dan setingkat sebanyak 428 siswa.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan Total Sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa
deskriptif.
Hasil : pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan
cakupan Kelurahan universal child Immunization (UCI) sebanyak 100% dengan
target pencapaian standar pelayanan minimal 100%, pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 91,69 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, pelaksanaaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita usia 12-59 bulan sebanyak 84,7 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, dan pelaksanaan standar pelayanaan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebanyak 100% dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 100%.
Kesimpulan : dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita sudah mencapai target SPM dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga disarankan agar petugas kesehatan di Puskesmas tersebut tetap memberikan pelayanan dan informasi yang akurat mengenai kunjungan bayi dan balita.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan selaku dosen pembimbing akademik.
3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada peneliti.
4. Seluruh dosen, staff dan pegawai administarsi program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan USU.
5. Puskesmas Darusallam yang telah memberikan izin penelitian.
6. Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak memberikan dukungan-dukungan
dan semangat serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7. Teman-teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka
(6)
8. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan semua pihak yang telah mendukung dalam memyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan kepada pembaca umumnya.
Medan, Juni 2013
(7)
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum ... 5
2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
1. Bagi Institusi Pendidikan ... 5
2. Bagi Institusi Kesehatan ... 5
3. Bagi Peneliti ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi ... 6
B. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan ... 6
1. Pengertian SPM Bidang Kesehatan ... 6
2. Ruang Lingkup SPM Bidang Kesehatan ... 7
3. Teknik Penyusunan SPM ... 9
4. Cakupan SPM Bidang Kesehatan Pada Bayi dan balita ... 11
a. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization ... 11
b. Cakupan Kunjungan Bayi ... 13
c. Cakupan Pelayanan Anak Balita... 15
(8)
e. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ... 18
f. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan setingkat... 20
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 23
B. Defenisi Operasional ... 24
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
C. Tempat Penelitian ... 27
D. Waktu Penelitian ... 28
E. Etika Penelitian ... 28
F. Instrumen Penelitian ... 28
G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 28
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 29
I. Analisis Data ... 29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 34
1. SPM bidang kesehatan pada bayi dan balita berdasarkan cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization ... 34
2. SPM bidang kesehatan pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan bayi usia 0-12 bulan ... 35
3. SPM bidang kesehatan pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan balita usia 12-59 bulan ... 36
4. SPM bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat ... 37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan ... 38
B. Saran ... 39
1. Bagi Pendidikan Kebidanan ... 39
(9)
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 39
DAFTAR PUSTAKA
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan desa atau kelurahan
Universal Child Immunization di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Tabel 5.2 Distribusi frekunsi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan pelayanan anak balita usia 12-59 bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat di Puskesmas darusallam Medan tahun 2013
(11)
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Teknik penyusunan standar pelayanan minimal bidang kesehatan ... 9
Skema 2 Kerangka Konsep Penelitian “Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Petisah Medan Kota Tahun 2013 ... 23
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.
Lampiran 2 : Tabel Data Observasi Penelitian
Lampiran 3 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas USU
(13)
Pelaksanaan standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita Di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Abstrak Stefani Anastasia S
Latar Belakang : Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hasil pencapaian pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh bayi usia 0-9 bulan sebanyak 431 bayi, jumlah sampel seluruh bayi usia 0-12 bulan sebanyak 638 bayi, jumlah sampel seluruh balita12-59 bulan sebanyak 575 balita, dan jumlah seluruh siswa SD dan setingkat sebanyak 428 siswa.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan Total Sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa
deskriptif.
Hasil : pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan
cakupan Kelurahan universal child Immunization (UCI) sebanyak 100% dengan
target pencapaian standar pelayanan minimal 100%, pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 91,69 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, pelaksanaaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita usia 12-59 bulan sebanyak 84,7 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, dan pelaksanaan standar pelayanaan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebanyak 100% dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 100%.
Kesimpulan : dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita sudah mencapai target SPM dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga disarankan agar petugas kesehatan di Puskesmas tersebut tetap memberikan pelayanan dan informasi yang akurat mengenai kunjungan bayi dan balita.
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh sebab itu pembangunan kesehatan sangat terkait dengan keadaan demografi, kondisi ekonomi masyarakat dan pendidikan mereka. Meskipun tujuan akhir dari upaya pembangunan kesehatan adalah seluruh lapisan masyarakat, secara operasional dipilih golongan sasaran secara bertahap. Hal ini dilakukan mengingat kepentingan yang mendesak dan keterbatasan dana, sarana dan prasarana maka diadakan urutan prioritas. Prioritas utama yang dipilih adalah kesehatan anak merupakan salah satu modal bagi keberhasilan pembangunan bangsa, yang pada akhirnya akan menghasilkan bangsa dan negara yang sehat sentosa (Supraptini, 2001, ¶ 4).
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal (Andi, 2011).
Beberapa indikator derajat kesehatan penduduk yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat antara lain adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Kasar (CDR), status gizi dan umur harapan hidup. Besarnya indikator tersebut berkaitan erat dengan tingkat pendidikan keluarga, sistem nilai, adat istiadat,
(15)
kebersihan dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk kesehatan balita erat kaitannya dengan pemberian ASI waktu bayi, pemberian imunisasi dan status gizi mereka (Supraptini, 2001, ¶ 5 ).
Berdasarkan hasil data SDKI tahun 2007, pada tahun 1997 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 46 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dan turun menjadi 35 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di tahun 2002-2003.Angka tersebut mengalami penurunan kembali pada tahun 2007 yaitu menjadi 34 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi tersebut mencerminkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Profil Anak Indonesia, 2011).
Berdasarkan data SDKI terlihat bahwa angka kematian balita di Indonesia selama tahun 1997 sampai dengan tahun 2007 mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 1997 angka kematian balita di Indonesia sebesar 58 kematian balita per 1000 kelahiran hidup dan turun menjadi 46 kematian balita per 1000 kelahiran hidup di tahun 2002-2003. Angka tersebut mengalami penurunan kembali pada tahun 2007 yaitu menjadi 44 kematian balita per 1000 kelahiran hidup. Dengan adanya penurunan tersebut maka diharapkan angka kematian balita di Indonesia akan mencapai target MDGs pada tahun 2015 yaitu menjadi sebesar 32 kematian balita per 1000 kelahiran hidup (Profil Anak Indonesia, 2011).
Masalah lain yang penting dan memprihatinkan adalah meningkatnya kurang gizi di berbagai pelosok Indonesia. Apabila gizi kurang sebesar 37,5% pada tahun 1998 berhasil ditekan mencapai 19,3% pada tahun 2002, gizi buruk sebesar 6,3% pada tahun 1998 tidak berhasil ditekan bahkan setelah tahun 2002 berprevalensi untuk menjadi lebih dari 10% yang dapat kita saksikan belakangan ini. Penyebabnya adalah kurang berfungsinya posyandu di masyarakat di masa yang lalu, yaitu sejak krisis
(16)
moneter 1997, bencana alam yang datang bertubi-tubi di tanah air kita ini dan situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif (IDAI, 2011).
Cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan
desa atau kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun dengan target imunisasi 2010 mencapai 100% (Kepmenkes, 2008).
Salah satu program imunisasi adalah seluruh anak di Indonesia mendapatkan imunisasi lengkap (UCI). Departement kesehatan menargetkan paling sedikit 90% anak harus sudah diimunisasi lengkap sebelum ulang tahun mereka yang pertama (Supraptini, 2001, ¶ 16).
Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menurut
provinsi Sumatera Utara mulai dari tahun 2008 yaitu (70,67%), pada tahun 2009 (69,42%), pada tahun 2010 (69,26%), dan pada tahun 2011 (52,53%). Provinsi Gorontalo mempunyai cakupan desa/UCI yang terendah yaitu pada tahun 2011 (50,96%), dan provinsi DI Yogyakarta memiliki cakupan desa/UCI tertinggi yaitu pada tahun 2011 (100%) (Profil Data Kesehatan Indonesia, 2011).
Cakupan pelayanan kesehatan dan kunjungan bayi di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 dengan jumlah bayi 273.279 bayi, hanya sebanyak 217.996 (79,77%) bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan kunjungan bayi (Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011).
Cakupan pelayanan kesehatan dan kunjungan balita di provinsi Sumatera Utara tahun 2011 dengan jumlah balita 1.009.566 balita, hanya sebanyak 779.155 (77,18%) balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan kunjungan balita (Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011).
(17)
Cakupan Sekolah Dasar (SD) yang melaksanakan penjaringan siswa kelas 1 menurut provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 dengan jumlah sekolah dasar sebanyak 8996 SD, hanya 5627 (62,55%) sekolah dasar yang telah melaksanakan penjaringan siswa kelas 1 (Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011).
Berdasarkan penelitian (Goodfriedus, 2011), mengenai analisis upaya pencapaian standar pelayanan minimal cakupan pertolongan persalinan oleh bidan. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Dari
penelitian ini didapatkan hasil bahwa bidan-bidan telah melakukan upaya koordinasi kerja dalam rangka mencapai SPM cakupan pertolongan persalinan akan tetapi upaya koordinasi yang dilakukan sejauh ini belum berjalan optimal dan masih berada di bawah target SPM yaitu hanya 26,7% dikarenakan oleh kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan jumlah tenaga kesehatan masih sedikit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita di Puskesmas Darusallam Medan tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan kelurahan Universal Child
(18)
2. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan kunjungan bayi di Puskesmas Darusallam.
3. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan pelayanan anak balita di
Puskesmas Darusallam.
4. Untuk mengidentifikasi pencapaian penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat. D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi institusi pendidikan D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi Institusi kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi institusi terkait guna diharapkannya masyarakat memahami mengenai pentingnya kesehatan bayi dan balita dan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya kepada bayi dan balita.
3. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai informasi untuk pembelajaran di pendidikan kesehatan khususnya terhadap standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003, hal.123).
Evaluasi dilakukan untuk penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem. Evaluasi yang bersifat tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak (Notoatmodjo, 2010, hal.30).
B. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
1. Pengertian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal (Goodfriedus, 2012, ¶ 1).
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota adalah tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Kabupaten atau Kota. Dengan Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan diharapkan
(20)
pelayanaan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada tingkat paling minimal secara nasional (Khushandajani, 2004, ¶ 1).
2. Ruang lingkup Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target 2010 yaitu :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Meliputi : Cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%, cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan target 90%, cakupan ibu hamil yang dirujuk dengan target 100%, cakupan kunjungan neonatus dengan target 90%, cakupan kunjungan bayi dengan target 90%, cakupan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang ditangani dengan target 100%.
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Meliputi : Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah dengan target 90%, cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan oleh tenaga terlatih atau guru UKS dengan target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan remaja dengan target 80%.
c. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Meliputi : Cakupan peserta aktif Keluarga Berencana dengan target 70%.
d. Pelayanan Imunisasi
Meliputi : Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
(21)
e. Pelayanan Pengobatan atau Perawatan
Meliputi : Cakupan rawat jalan dengan target 15%, dan cakupan rawat inap dengan target 1,5%.
f. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Meliputi : Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum dengan target 15%.
g. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Meliputi : Cakupan balita yang naik berat badannya dengan target 80%,
cakupan balita di bawah garis merah dengan target ˂ 15%.
h. Pelayanan Gizi
Meliputi : Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun dengan target 90%, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe dengan target 90%, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi bawah Garis Merah dari keluarga miskin dengan target 100%, dan cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan dengan target 100%.
i. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif
Meliputi : Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonates dengan target 80%, cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi dan komplikasi yang ditangani dengan target 80%, dan cakupan neonatal dengan resiko tinggi dan komplikasi yang ditangani dengan target 80%.
j. Pelayanan Gawat Darurat.
Meliputi : Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses oleh masyarakat dengan target 90%.
(22)
k. Pelayanan Penyediaan Obat dan perbekalan kesehatan
Meliputi : Ketersediaan obat sesuai kebutuhan dengan target 90%, pengadaan obat esensial dengan target 100%, dan pengadaan obat generic dengan target 100%
l. Penyuluhan Perilaku Sehat
Meliputi : Rumah tangga sehat dengan target 65%, bayi yang mendapat ASI Eksklusif dengan target 80%, desa dengan garam beryodium baik dengan target 90%, dan cakupan posyandu purnama dengan target 90%.
3. Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Dalam rangka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM), paling tidak dibutuhkan beberapa tahapan yang terurai dalam bagan alur sebagai berikut :
Bagan 1 : Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Kebutuhan masyarakat akan jenis-jenis pelayanan
tertentu
Standar Pelayanan Minimal (SPM) + Indikator Pencapaian Kerja Melihat Kemampuan daerah (SDM, Teknologi, Perlengkapan dan sebagainya) Identifikasi Kewenangan Daerah Daftar Kewenangan Daerah Daftar Kewenangan Daerah
(23)
Short List kewenangan atau fungsi tersebut secara logis tentu tidak bisa diselenggarakan secara menyeluruh pada waktu bersamaan. Oleh sebab itu didasarkan pada kriteria seperti : pengukuran kebutuhan masyarakat akan pelayanan-pelayanan mendasar, terukur, terus-menerus dan berorientasi pada output yang dirasakan masyarakat, serta mungkin untuk dikerjakan, maka disusunlah standar pelayanan minimal. Hasil akhir dari tahapan-tahapan tersebut adalah munculnya daftar kewenangan/fungsi yang menjadi dasar bagi terselenggaranya standar pelayanan minimal disertai dengan tolak ukur pencapaian kinerja. Tolak ukur tersebut bisa membuat indikator-indikator sebagai berikut :
a. Input/Masukan
Bagaimana tingkatan atau besaran sumber-sumber yang digunakan, seperti sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya.
b. Output/Keluaran
Bagaimana bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh kebijakan atau program berdasarkan masukan input yang digariskan.
c. Outcome/Hasil
Bagaimana tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan terwujud berdasarkan keluaran/output kebijakan atau program yang sudah dilaksanakan.
d. Benefit/Manfaat
Bagaimana tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat maupun oleh pemerintah daerah.
(24)
e. Impact/Dampak
Bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai berdasarkan manfaat yang dihasilkan.
4. Cakupan Standar Pelayanan Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
a. Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
1). Pengertian
a). Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. (UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).
b). Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten
c). UCI (Universal Child Immunization ) adalah tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi 0-11 bulan, ibu hamil, WUS dan anak sekolah tingkat dasar.
d). Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, 1 dosis campak, ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT, anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosisi DT, 1 dosisi campak, dan 2 dosis TT.
e). Imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, berdasarkan kelompok usia sasaran dan tempat pelayanan. f). Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin
(25)
hasil pemantauan atau evaluasi. Yang termasuk dalam kegiatan
imunisasi tambahan meliputi Backlog Fighting dan Crash program.
g). Imunisasi dalam penanganan KLB adalah kegiatan imunisasi yang telah disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit.
2) Definisi Operasional
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. 3). Cara Perhitungan dan Rumus
a). Rumus
Jumlah Desa UCI
Seluruh Desa x 100%
b). Pembilang
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di suatu wilayah kerja pada tahun tertentu
c). Penyebut
Seluruh Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja dalam waktu yang sama.
d). Konstanta/Ukuran Persentase 100% e). Sumber Data
SIMPUS, SIRS, dan Klinik f). Sumber Daya Manusia (SDM)
Dokter, perawat, dan bidan. g). Target
(26)
b. Cakupan Kunjungan Bayi 1). Pengertian
a). Bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan.
b). Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas.
c). Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu satu kali pertama pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. d). Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio1-4, dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.
e). Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : Konseling ASI esklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit, pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan.
f). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
2). Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh bidan, dokter, dan
(27)
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang tertentu.
3). Cara Penghitungan/Rumus a). Rumus
Jumlah bayi yang memperol eh pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh bayi lahir hidup disatu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
x 100%
b). Pembilang
Jumlah bayi yang memperoleh jumlah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama dengan cacatan tidak ada data dapat digunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS atau perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk.
d). Ukuran/Konstanta Persentase (%) e). Sumber Data
SIMPUS (Kohort bayi, SIRS dan klinik) f). Sumber Daya Manusia
Dokter SpA, dokter umum, bidan, dan perawat terlatih. g). Target
(28)
c. Cakupan Pelayanan Anak Balita 1). Pengertian
a). Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan
b). Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali setahun yang sudah tercatat di kohort anak balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya.
c). Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per tinggi atau panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap bulan di posyandu. Taman bermain, pos PAUD, taman penitipan anak dan taman kanak-kanak, serta raudatul athfal dll.
d).Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya ingat. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak maka akan dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autis, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.
e). Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada kohort anak balita dan prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya
(29)
melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.
f). Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak umur 12-59 bulan 2 kali pertahun (Bulan Febuari dan bulan Agustus). g). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
2). Defenisi Operasional
cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.
3). Cara Penghitungan/Rumus a). Rumus
Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali disatu wilay ah tertentu pada kurun tertentu
Jumlah seluruh anak balita disatu wilayah kerja dalam waktu yang sama
x 100%
b). Pembilang
Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada tahun kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
d). Konstanta/Ukuran Persentase (100%).
(30)
e). Sumber Data
Kohort balita, laporan rutin SKDN, Buku KIA, KMS, Pencatatan pada pos PAUD (Pemantauan Anak Usia Dini), taman bermain, taman penitipan anak, taman kanak-kanak, Raudathul Athfal dll.
f). Sumber Daya Manusia
Dokter SpA, dokter umum, bidan , dan perawat terlatih. g). Target
Target 2010 : 90%.
d. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin 1). Pengertian
a). Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin (GAKIN).
b). Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat (Kab/kota)
c). MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12-24 bulan.
2). Definisi Operasional.
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
(31)
3). Cara perhitungan/Rumus a). Rumus
Jumlah anak usia 6−24 bula n keluarga miskin yang mendapat MP−ASI
Jumlah seluruh anak usia 6−24 bulan keluarga miskin
x 100%
b). Pembilang
Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat MP-ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/Konstanta Persentase (100%). e). Sumber Data
Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB-3 SIMPUS f). Sumber Daya Manusia
Nutrisionis/Tenaga kesehatan terlatih gizi. g). Target
Target 2010 : 100%.
e. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
1). Pengertian
a). Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten atau kota.
(32)
b). Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) dengan Z-score ≤ 3 dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor).
c). Perawatan adalah perawatan sesuai dengan tataklaksana pada gizi buruk.
2). Definisi operasinal
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3). Cara Perhitungan/Rumus a). Rumus
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
b). Pembilang
Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. c). Penyebut
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/konstanta Persentase (%)
(33)
e). Sumber Data
R-1 /gizi, LB3-SIMPUS, SIRS, laporan wabah KLB, laporan KLB gizi buruk puskesmas, atau Rumah sakit.
f). Sumber Daya Manusia
Tim asuhan gizi, dokter, nutrisionis, bidan, perawat terlatih. g). Target
Target 2010 : 100%.
f. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
1). Pengertian
a). Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru, dan dokter kecil.
b). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah.
c). Sekolah Dasar Setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
(34)
d). Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS.
e). Guru UKS/UKGS adalah guru kelas satu atau guru yang ditunjuk sebagai Pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS.
f). Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
g). Indikator ini mengatur kemampuan manajemen program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan.
2). Definisi Operasional
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3). Cara Perhitungan/Rumus a). Rumus
Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah murid SD dan setingkat disatu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu
(35)
b). Pembilang
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga terlatih (guru, UKS/dokter kecil) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/Konstanta Persentase (100%) e). Sumber Data
Catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan (Laporan kegiatan UKS) (Sumber data diperbaiki, data akan masuk ke puskesmas melalui tenaga kesehatan), dan data juga dapat diperoleh dari data Diknas/BPS setempat.
f). Sumber Daya Manusia
Dokter umum, dokter gigi, dan perawat terlatih. g). Target
(36)
KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan Pelaksanaan standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013, Secara skematis kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan Balita
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi
dan Balita
1. Cakupan Desa atau
Kelurahan Universal Child
Immunization.
2. Cakupan kunjungan bayi.
3. Cakupan pelayanan anak
balita.
4. Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat
(37)
B. Defenisi Operasional
No Variabel Definisi operasional
Alat ukur
Cara
ukur Hasil ukur
Skala ukur
1. Pelaksanaaan
standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita. Pelaksanaaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita meliputi :
a.Cakupan UCI
adalah dimana ≥
80% dari jumlah bayi dan balita yang ada di Puskesmas Petisah Medan mendapat imunisasi dasar lengkap dalam periode Januari 2012-Desember 2012. b.Cakupan Kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh Lembar Observasi
Observasi Masing masing
pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
1. Tercapai = jika seluruh bayi dan balita sudah
mendapatkan imunisasi lengkap 2. Tidak Tercapai
= jika
imunisasi bayi dan balita belum lengkap
1. Tercapai = jika bayi telah melakukan 4 kali
(38)
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yaitu paling sedikit 4 kali di
Puskesmas Petisah.
c.Cakupan
pelayanan anak balita adalah anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. d.Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah anak SD dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya oleh
kunjungan. 2. Tidak Tercapai
= jika bayi melakukan kurang dari 4 kali
kunjungan.
1. Tercapai = jika balita telah memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan 2. Tidak Tercapai
= jika balita belum pernah memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan 1. Tercapai = jika
siswa SD dan setingkat telah diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan melalui penjaringan
(39)
tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan.
kesehatan. 2. Tidak Tercapai
= jika siswa SD dan setingkat belum pernah diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan melalui penjaringan kesehatan.
(40)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan
pendekatan cross sectional yakni bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita di Puskesmas Darusallam Medan tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh bayi usia 0-9 bulan, seluruh bayi usia 0-12 bulan, seluruh anak balita umur 12-59 bulan dan seluruh siswa SD dan setingkat, Dari survei pendahuluan, jumlah bayi usia 0-9 bulan adalah 431 bayi, jumlah bayi usia 0-12 bulan 638 bayi, jumlah anak balita umur 12-59 bulan adalah 575 balita, dan jumlah siswa SD kelas 1 dan setingkat dari 10 SD adalah 428 siswa.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik Total
Sampling yaitu seluruh bayi, balita, dan anak SD dan setingkat yang ada di Puskesmas Darusallam Medan.
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Darusallam Medan, dengan pertimbangan program pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita yang ada di
(41)
Puskesmas tersebut belum terlaksana dengan apa yang diharapkan, selain itu juga belum pernah dilakukan penelitian di Puskesmas tersebut mengenai pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 - Juli 2013. E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Kepala Puskesmas Darusallam Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada pengolah data di Puskesmas Darusallam Medan, dan setelah diberi izin kepada peneliti baru mengambil data yang diperlukan dan data-data yang diperoleh dari puskesmas juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar observasi. Peneliti
menggunakan data sekunder dari medical record yang dikembangkan dan berpedoman pada
kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Dalam penelitian ini tidak digunakan data demografi tetapi menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 4 jenis standar pelayanan minimal pada bayi dan balita.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi yang disusun berdasarkan literatur dan dikonsulkan kepada dosen pembimbing serta melihat data
(42)
terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian. Jadi tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin dari Kepala Puskesmas Darusallam Medan.
Setelah mendapat izin dari pendidikan dan Dinas Kesehatan kota Medan, setelah itu peneliti pergi ke Puskesmas Darusallam untuk mengambil data. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh bidan dan perawat masing-masing ruangan untuk membantu peneliti dalam proses pengumpulan data. Data diambil dengan cara pengumpulan data sekunder yaitu
peneliti hanya mengambil data yang diperlukan guna penelitian, kemudian peneliti
memeriksa kelengkapan data dan data yang telah terkumpul kemudian dianalisis, dan setelah melakukan observasi peneliti mencatat hasil observasi dari lembar observasi yang didapat dari data.
I. Analisis Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan analisa data
melalui beberapa tahap pertama, editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data.
Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang
dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentri data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir
(43)
dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program yang disesuaikan dengan langkah sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis ini adalah suatu prosedur pengolahan data untuk mengetahui frekuensi dan persentase dari keseluruhan data yang diteliti yaitu pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita dan kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel.
(44)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013. Dengan jumlah sampel seluruh bayi usia 0-9 bulan adalah 431 bayi, jumlah sampel seluruh bayi usia 0-12 bulan adalah 638 bayi, jumlah sampel seluruh balita 12-59 bulan adalah 575 balita, dan jumlah seluruh siswa SD dan setingkat adalah 428 siswa, didapatkan hasil yang disajikan berikut ini :
Hasil penelitian pada kelompok intervensi di Puskesmas Darusallam Medan diperoleh bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan
cakupan Kelurahan universal child Immunization (UCI) sebanyak 91,8% dengan target
pencapaian standar pelayanan minimal 100%, pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 91,69 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, pelaksanaaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita usia 12-59 bulan sebanyak 84,7 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, dan pelaksanaan standar pelayanaan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebanyak 100% dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 100%.
(45)
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization.
diPuskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 431)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 396 91,8
2 Tidak Tercapai 35 8,2
Total 431 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa cakupan Desa atau Kelurahan Universal
Child Imunization di Puskesmas Darusallam Medan belum tercapai sesuai target 100% yaitu sebanyak 398 bayi yang tercapai dan yang tidak tercapai adalah sebanyak 35 bayi.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Kunjungan bayi Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 638)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 585 91,69
2 Tidak Tercapai 83 9,31
(46)
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kunjungan bayi umur 0-12 bulan di Puskesmas Darusallam Medan sudah melaksanakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada bayi dengan baik sebanyak 91,69%, dan yang tidak tercapai sebanyak 8,31%.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Pelayanan Anak Balita Usia 12-59 Bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 575)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 487 84,7
2 Tidak Tercapai 88 15,3
Total 575 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa balita umur 12-59 bulan di Puskesmas Darusallam Medan belum melakukan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada balita dengan baik karena masih dibawah target 90% yaitu sebanyak 84,7% balita dan sebanyak 15,3% balita yng tidak mendapatkan pelayanan pemantauan dan perkembangan balita.
(47)
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Penjaringan Siswa SD dan setingkat di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 428)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 428 100
2 Tidak Tercapai 0 0
Total 428 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa SD dan setingkat kelas 1 di Puskesmas Darusallam Medan sudah melakukan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dengan sangat baik yaitu jumlah siswa SD dan setingkat yang mendapatkan penjaringan kesehatan sudah mencapai target 100% karena semua siswa sudah mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan.
B. Pembahasan
1. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita berdasarkan cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.1, bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi berdasarkan cakupan desa atau kelurahan
Universal Child Imunization (UCI) belum seluruhnya mendapatkan imunisasi sesuai dengan target UCI dengan target 100%, karena masih ada 35 bayi yang belum mendapatkan imunisasi. Hasil Penelitian ini memberikan gambaran bahwa orang tua
(48)
bayi maupun balita sudah mulai termotivasi untuk membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas untuk diimunisasi. Hal ini dapat terindikasi dari adanya motivasi yang meningkat dari ibu-ibu di Puskesmas Darusallam tersebut. Motivasi ini muncul karena meningkatnya pemahaman ibu akan pentingnya imunisasi bagi anaknya. Meningkatnya pemahaman ibu bisa dikarenakan adanya informasi yang diterima ibu melalui kegiatan promosi kesehatan maupun pengaruh dari lingkungan (Sunaryo, 2004).
Menurut Sunaryo (2004), persepsi yang salah dapat dipengaruhi dari proses penerimaan rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati yang dalam hal ini adalah persepsi tentang efek imunisasi. Seiring dengan pendapat Suyono (2006) bahwa informasi dan pelayanan yang tepat dan mudah diakses oleh masyarakat luas lebih penting diberikan karena kebanyakan masyarakat tidak sempat mendapatkan informasi dengan alasan bahwa mereka sibuk bekerja dan memperbaiki kehidupannya masing-masing dikarenakan kurangnya penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat atau pengalaman masyarakat yang negatif.
2. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan bayi usia 0-12 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.2 bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi berdasarkan kunjungan bayi sebagian besar sudah sesuai target yaitu melebihi dari target 90% yaitu 91,69% bayi yang melakukan kunjungan lebih dari 4 kali. Menurut suryono (2006) tentang informasi dan pelayanan
(49)
yang tepat dan mudah diakses oleh masyarakat luas lebih penting diberikan karena kebanyakan masyarakat tidak sempat mendapatkan informasi dengan alasan bahwa mereka sibuk bekerja sehingga tidak sempat untuk membawakan bayinya ke Puskesmas untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi apakah sesuai dengan umurnya. Masih ada bayi yang belum melakukan kunjungan minimal 4 kali sebanyak 58,31% dan walaupun angka tersebut kecil namun dapat mempengaruhi kesehatan pada bayi karena kunjungan bayi tersebut sangat berpengaruh untuk mengurangi resiko kurang gizi untuk itu sangat diperlukan kunjungan bayi untuk mengetahui tumbuh kembang bayi berdasarkan umurnya.
3. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan balita usia 12-59 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.3 bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan balita berdasarkan kunjungan balita sebagian besar sudah sesuai target yaitu 90%, walaupun (84,7%) yaitu sebanyak 487 balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dan balita yang tidak memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali sebanyak 15,3%. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai pelayanan kesehatan di Puskesmas terutama tentang pelayanan kunjungan balita dengan alasan ibu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga tidak sempat untuk membawakan anaknya untuk melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di Puskesmas. Selain itu disebabkan oleh kurangnya penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat sehingga masyarakat pada umumnya kurang
(50)
mengetahui akan pentingnya pelayanan kesehatan terutama pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita mereka apakah sesuai dengan umurnya. Masih ada balita yang belum melakukan kunjungan minimal 8 kali sebanyak 88 bayi dan walaupun angka tersebut kecil tetapi dapat mempengaruhi kesehatan pada balita karena kunjungan balita tersebut sangat berpengaruh untuk mengurangi resiko kurang gizi untuk itu sangat diperlukan kunjungan balita untuk mengetahui tumbuh kembang balita berdasarkan umurnya.
4. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.4 bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat seluruhnya sudah sesuai target yaitu 100% sebanyak 428 siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih. Sejauh ini sudah menunjukan perkembangan yang lebih baik mengingat saat ini juga sudah mengarah pada program MDGs (Millenium Development Goals) 2015. Apabila ditinjau dari sisi aspek pelayanan kesehatan sudah tercukupi. Sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas cukup memadai dan sudah mengikuti perkembangan teknologi, bahkan jenis pelayanan lebih variatif sesuai dengan usulan masyarakat misalnya dengan adanya pelayanan gigi dengan tenaga ahli dokter spesialis gigi.
(51)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pelaksanaan standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan tahun 2013 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization belum
seluruhnya tercapai dan belum sesuai dengan target.
2. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan kunjungan bayi usia 0-12 bulan secara keseluruhan sudah tercapai dan sudah melebihi target 90%.
3. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan kunjungan balita usia 12-59 bulan belum seluruhnya tercapai dan belum sesuai dengan target.
4. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat keseluruhan sudah tercapai 100% dan sesuai target.
(52)
B. Saran
Dari penelitian diatas, ada beberapa hal yang perlu diupayakan untuk meningkatkan pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita yaitu :
1. Bagi Pendidikan Kebidanan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita dalam kategori baik. Untuk itu diharapkan bidan-bidan yang bertugas di Puskesmas dapat lebih mengembangkan dan melakukan berbagai penyuluhan berdasarkan kegiatan puskesmas.
2. Bagi Puskesmas
Dari hasil penelitian ini diharapkan petugas kesehatan di Puskesmas Darusallam Medan bisa mempertahankan dan lebih meningkatkan peranan Puskesmas bagi masyarakat di wilayah kerjanya, dan diharapkan staff Puskesmas Darusallam lebih meningkatkan kegiatan Puskesmas terutama dalam pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disampaikan kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih mengeksplorasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
(53)
DAFTAR PUSTAKA
Andi Muhadir (2009). Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan, Jakarta : Salemba
Medika.
Depkes RI. (2010). Visi Misi Indonesia Sehat. Retrivied September 22, 2012, from
Depkes RI. (2011). Profil Data Kesehatan Indonesia. Retrivied September 23, 2012, from
Depkes RI. (2011). Profil Anak Indonesia. Retrivied September 19, 2012, from
Keputusan Menteri Kesehatan RI. (2008). Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota. fro
Notoatmojo Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Setiawan, A., & Saryono. (2007). Metodologi Penelitian Kebidanan D-III, D-IV, S1 dan S2. Cet.
1.Yokyakarta: Tuha Medika.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung : Alfabeta, cv.
Supraptini Kesehatan Bayi dan Balita: Retrieved September 27, 2012, from
Tim Penyusun Program D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan :
tidak dipublikasikan.
(54)
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN PADA BAYI DAN BALITA DI PUSKESMAS DARUSALLAM MEDAN
TAHUN 2013
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN PADA BAYI DAN BALITA Juml ah Pop ulasi Bayi Usia 0-9 Bula n Cakupan Kelurahan Universal Child Immunizatio
n Usia 0-9 Bulan Jumlah Popula si Bayi Usia 0-12 Bulan Cakupan Kunjungan Bayi Usia 0-12
Bulan Jumlah Popula si Balita Usia 12-59 Bulan Cakupan Pelayanan Anak Balita Usia
12-59 Bulan Jumla h Popula si Anak SD Kelas 1 dan Seting kat Usia 6-7 Tahun Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Ter cap ai Tidak Tercapa i Terc apai Tidak Tercapai Terca pai Tidak Tercapai Terca pai Tidak Terca pai
431 43
1
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Stefani Anastasia S
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1991
Agama : Katolik
Alamat : Jl Sakura 3, Gg Keluarga No 3 Medan
Riwayat Pendidikan
Tahun 1997 - 2003 : SD Katolik Santo Petrus Medan
Tahun 2003 – 2006 : SMP Katolik Santo Yoseph Medan
Lulus dan Berijazah
Tahun 2006 – 2009 : SMA Katolik Santo Yoseph Medan
Lulus dan Berijazah
Tahun 2009 – 2012 : Pendidikan Program Diploma III di AKBID Medistra L.Pakam
Lulus dan Berijazah
Tahun 2012 – sekarang : Sedang Menyelesaikan Pendidikan Program D-IV BIDAN PENDIDIK di Fakultas Keperawatan USU
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Stefani Anastasia S
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1991
Agama : Katolik
Alamat : Jl Sakura 3, Gg Keluarga No 3 Medan
Riwayat Pendidikan
Tahun 1997 - 2003 : SD Katolik Santo Petrus Medan
Tahun 2003 – 2006 : SMP Katolik Santo Yoseph Medan
Lulus dan Berijazah
Tahun 2006 – 2009 : SMA Katolik Santo Yoseph Medan
Lulus dan Berijazah
Tahun 2009 – 2012 : Pendidikan Program Diploma III di AKBID Medistra L.Pakam
Lulus dan Berijazah
Tahun 2012 – sekarang : Sedang Menyelesaikan Pendidikan Program D-IV BIDAN PENDIDIK di Fakultas Keperawatan USU