Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek
kehidupan manusia. Oleh sebab itu pembangunan kesehatan sangat terkait dengan
keadaan demografi, kondisi ekonomi masyarakat dan pendidikan mereka. Meskipun
tujuan akhir dari upaya pembangunan kesehatan adalah seluruh lapisan masyarakat,
secara operasional dipilih golongan sasaran secara bertahap. Hal ini dilakukan
mengingat kepentingan yang mendesak dan keterbatasan dana, sarana dan prasarana
maka diadakan urutan prioritas. Prioritas utama yang dipilih adalah kesehatan anak
merupakan salah satu modal bagi keberhasilan pembangunan bangsa, yang pada
akhirnya akan menghasilkan bangsa dan negara yang sehat sentosa (Supraptini, 2001,
¶ 4).
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada
dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib
oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal (Andi, 2011).

Beberapa indikator derajat kesehatan penduduk yang mencerminkan derajat
kesehatan masyarakat antara lain adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Kasar (CDR), status gizi dan umur harapan hidup. Besarnya indikator
tersebut berkaitan erat dengan tingkat pendidikan keluarga, sistem nilai, adat istiadat,

Universitas Sumatera Utara

kebersihan dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk
kesehatan balita erat kaitannya dengan pemberian ASI waktu bayi, pemberian
imunisasi dan status gizi mereka (Supraptini, 2001, ¶ 5 ).
Berdasarkan hasil data SDKI tahun 2007, pada tahun 1997 Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia sebesar 46 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dan turun
menjadi 35 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di tahun

2002-

2003.Angka tersebut mengalami penurunan kembali pada tahun 2007 yaitu menjadi
34 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi
tersebut mencerminkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Profil
Anak Indonesia, 2011).

Berdasarkan data SDKI terlihat bahwa angka kematian balita di Indonesia selama
tahun 1997 sampai dengan tahun 2007 mengalami penurunan yang signifikan. Pada
tahun 1997 angka kematian balita di Indonesia sebesar 58 kematian balita per 1000
kelahiran hidup dan turun menjadi 46 kematian balita per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2002-2003. Angka tersebut mengalami penurunan kembali pada tahun 2007
yaitu menjadi 44 kematian balita per 1000 kelahiran hidup. Dengan adanya
penurunan tersebut maka diharapkan angka kematian balita

di Indonesia akan

mencapai target MDGs pada tahun 2015 yaitu menjadi sebesar 32 kematian balita per
1000 kelahiran hidup (Profil Anak Indonesia, 2011).
Masalah lain yang penting dan memprihatinkan adalah meningkatnya kurang gizi
di berbagai pelosok Indonesia. Apabila gizi kurang sebesar 37,5% pada tahun 1998
berhasil ditekan mencapai 19,3% pada tahun 2002, gizi buruk sebesar 6,3% pada
tahun 1998 tidak berhasil ditekan bahkan setelah tahun 2002 berprevalensi untuk
menjadi lebih dari 10% yang dapat kita saksikan belakangan ini. Penyebabnya adalah
kurang berfungsinya posyandu di masyarakat di masa yang lalu, yaitu sejak krisis

Universitas Sumatera Utara


moneter 1997, bencana alam yang datang
situasi politik dan keamanan yang

bertubi-tubi di tanah air kita ini dan

tidak kondusif (IDAI, 2011).

Cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan
desa atau kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun dengan target imunisasi
2010 mencapai 100% (Kepmenkes, 2008).
Salah satu program imunisasi adalah seluruh anak di Indonesia mendapatkan
imunisasi lengkap (UCI). Departement kesehatan menargetkan paling sedikit 90%
anak harus sudah diimunisasi lengkap sebelum ulang tahun mereka yang pertama
(Supraptini, 2001, ¶ 16).
Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menurut
provinsi Sumatera Utara mulai dari tahun 2008 yaitu (70,67%), pada tahun 2009
(69,42%), pada tahun 2010 (69,26%), dan pada tahun 2011 (52,53%). Provinsi
Gorontalo mempunyai cakupan desa/UCI yang terendah yaitu pada tahun 2011

(50,96%), dan provinsi DI Yogyakarta memiliki cakupan desa/UCI tertinggi yaitu
pada tahun 2011 (100%) (Profil Data Kesehatan Indonesia, 2011).
Cakupan pelayanan kesehatan dan kunjungan bayi di provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2011 dengan jumlah bayi 273.279 bayi, hanya sebanyak 217.996
(79,77%) bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan kunjungan bayi (Profil
Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011).
Cakupan pelayanan kesehatan dan kunjungan balita di provinsi Sumatera Utara
tahun 2011 dengan jumlah balita 1.009.566 balita, hanya sebanyak 779.155 (77,18%)
balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan kunjungan balita (Profil Data
Kesehatan Indonesia Tahun 2011).

Universitas Sumatera Utara

Cakupan Sekolah Dasar (SD) yang melaksanakan penjaringan siswa kelas 1
menurut provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 dengan jumlah sekolah dasar
sebanyak 8996 SD, hanya 5627 (62,55%) sekolah dasar yang telah melaksanakan
penjaringan siswa kelas 1 (Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011).
Berdasarkan penelitian (Goodfriedus, 2011), mengenai analisis upaya pencapaian
standar pelayanan minimal cakupan pertolongan persalinan oleh bidan. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Dari

penelitian ini didapatkan hasil bahwa bidan-bidan telah melakukan upaya koordinasi
kerja dalam rangka mencapai SPM cakupan pertolongan persalinan akan tetapi upaya
koordinasi yang dilakukan sejauh ini belum berjalan optimal dan masih berada di
bawah target SPM yaitu hanya 26,7% dikarenakan oleh kurangnya fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai dan jumlah tenaga kesehatan masih sedikit.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian adalah
bagaimana pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan
balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada
bayi dan balita di Puskesmas Darusallam Medan tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) di Puskesmas Darusallam.

Universitas Sumatera Utara


2. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan kunjungan bayi di Puskesmas
Darusallam.
3. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan pelayanan anak balita di
Puskesmas Darusallam.
4. Untuk mengidentifikasi pencapaian penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi institusi pendidikan D-IV Bidan
Pendidik Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi Institusi kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi institusi terkait guna diharapkannya masyarakat
memahami mengenai pentingnya kesehatan bayi dan balita dan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya kepada bayi dan balita.
3. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai informasi untuk pembelajaran di pendidikan kesehatan
khususnya terhadap standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan
balita.


Universitas Sumatera Utara