Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Perpustakaan pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Dairi

BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum
Dalam Pasal 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 menyatakan:
1. Perpustakaan Umum diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa, serta dapat
diselenggarakan oleh masyarakat.
2. Pemerintah
provinsi
dan
pemerintah
kabupaten/kota
menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya
mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan
menfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
3. Perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan dan
desa/kelurahan mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.

4. Masyarakat dapat menyelenggarakan perpustakaan umum untuk
menfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
5. Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan/atau kota,
melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah yang belum
terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap.

2.1.1

Pengertian perpustakaan umum
Perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan yang

menyediakan informasi yang beragam disesuaikan dengan keadaan lingkungan
dan pengguna yang beragam pula. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 6 bahwa Perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai
sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin,
suku, ras, agama dan status sosial-ekonomi.

66
Universitas Sumatera Utara


Menurut Reitz (2004) yang dikutip oleh Hasugian (2009, 77) menyatakan
bahwa “Perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem
perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber
daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah
atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana
masyarakat (pajak).”
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam buku Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum menyatakan bahwa Perpustakaan
Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman
penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan
masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya
akan informasi dan bahan bacaan. (Perpustakaan Nasional R.I. 2000, 4)

Menurut Siregar (2011, 38) Perpustakaan umum didefinisikan sebagai
suatu organisasi yang didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat baik
melalui pemerintah lokal, regional maupun nasional atau melalui berbagai bentuk
organisasi masyarakat.
Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peranan yang unik di
dalam masyarakat. Perpustakaan merupakan suatu lembaga netral yang

menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat
dimana warga masyarakat dapat memberitahu diri sendiri tanpa paksaan tentang
isu-isu mutakhir. (Siregar 2004, 76)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
umum merupakan suatu wadah/organisasi yang diperuntukkan bagi masyarakat
luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis
kelamin, suku, ras, agama dan status sosial-ekonomi.

7
Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum
Setiap lembaga didirikan mempunyai tujuan, fungsi dan tugas yang akan

dicapai dalam penyelenggaraannya. Dalam mencapai tujuannya sebagai
perpustakaannya masyarakat, perpustakaan umum harus tetap eksis dalam
melaksanakan fungsi dan tugasnya.


2.1.2.1 Tujuan perpustakaan umum
Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) tujuan perpustakaan umum antara
lain untuk :
1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan
bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kesejahteraannya.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang
berguna bagi masyarakat dalam kehidupanny sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas
melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi;
4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama
kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Gill (2001) yang dikutip oleh Siregar (2011, 39) menyatakan bahwa tujuan
utama perpustakaan umum adalah memberikan sumber daya dan pelayanan dalam
berbagai bentuk media kepada penduduk yang membutuhkan, baik untuk
kebutuhan pendidikan, informasi, pengembangan individu dan rekreasi.
Dalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992, 2)
dinyatakan bahwa penyelenggaraan perpustakaan umum mempunyai tujuan :
1. Untuk pendidikan masyarakat (sebagai saranapendidikan non formal) dan

membudidaya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat guna
meningkatkan kemajuan kehidupan dan kesejahteraannya.
2. Menyediakan berbagai kebutuhan untuk penerangan, informasi dan data
sekunder serta pengetahuan ilmiah.

8
Universitas Sumatera Utara

3. Memberi semangat dan hiburan yang sehat dan pemanfaatan hal-hal yang
bersifat membangun dalam waktu senggang.
4. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan membina semangat
membangun dan semangatbelajar masyarakat.
5. Membekali berbagai pengetahuan dan ilmu serta pedoman-pengalaman
kepada masyarakat diberbagai bidang.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993) yang dikutif oleh Hasugian
(2009, 77) bahwa tujuan perpustakaan umum dalam Manifesto Unesco adalah :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka
yang dapat membantu meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang
lebih baik;
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi

masyarakat, terutama informasi mengenai topic yang berguna bagi
mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermnfaat bagi
masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat
dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka;
4. Bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.2.2 Fungsi perpustakaan umum
Menurut Siregar (2004, 76) fungsi utama dari perpustakaan umum adalah
untuk membantu orang menjadi melek informasi. Dalam hal ini termasuk
memberitahu bagaimana menelusuri informasi yang dibutuhkan, mengembangkan
kebiasaan membaca, membantu belajar seumur hidup dan perubahan karir.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993) yang dikutip oleh Siregar
(2011, 39) bahwa “fungsi perpustakaan umum dibagi dalam lima kategori yaitu :
1.
2.
3.
4.

5.

Sebagai sarana simpan karya manusia;
Fungsi informasi;
Fungsi rekreasi;
Fungsi pendidikan, dan
Fungsi kultural.”

9
Universitas Sumatera Utara

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
(2000, 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum antara lain sebagai
berikut:
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui
pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain.
3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
4. Penyimpanan dan pemeliharan koleksi.
5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang
langsung di perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili
dan lain-lain.
7. Pemasyarakatan perpustakaan.
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh
masyarakat dan mitra kerja lainnya.
10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka
pemanfatanan bersama koleksi dan sarana/prasarana.
11. Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.
Fungsi perpustakaan umum menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP
003: 2011, 8) meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Pengembangan koleksi.
Menghimpun dan merawat koleksi muatan lokal.

Mengorganisasi materi perpustakaan.
Mendayagunakan koleksi.
Menyelenggarakan pendidikan pengguna, menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi.
6. Merawat materi perpustakaan.
7. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.
8. Mengkoordinasikan kampanye Gerakan Gemar Membaca di
wilayahnya.

2.1.2.3 Tugas perpustakaan umum
Tugas perpustakaan umum menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP
003: 2011, 8) adalah sebagai berikut :

10
Universitas Sumatera Utara

1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia
dini
2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup.
3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal.

4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota
masyarakat.
5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat
sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang
dengan baik.
6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi
perpustakaan lain serta berbagai situs web
7. Menyelenggarakan kerjasama dan membentuk jaringan informasi.
8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca.
9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer.
10. Menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif antara lain
melalui perpustakaan keliling.
11. Melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan kecamatan
dan perpustakaan desa/kelurahan di wilayahnya.
12. Menghimpun dan melakukan pemuktahiran data perpustakaan di
wilayah dan menginformasikan ke sistem data nasional perpustakaan
(c.q Perpustakaan Nasional RI).
Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 6)
dinyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan,
mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan

sarana pemanfatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan
informasi dan bahan bacaan.

2.2 Pustakawan
Agar dapat memberikan layanan yang baik sesuai dengan fungsinya,
perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan kualitas
yang harus dimilikinya. Jumlah dan kualitas pustakawan yang ada di perpustakaan
sangat tergantung dari jenis perpustakaan serta cakupan tugas yang harus
dilaksanakannya.

11
Universitas Sumatera Utara

Menurut Makmur (2015, 8), “Pustakawan adalah seorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sedangkan tenaga
teknis perpustakaan adalah tenaga nonpustakawan yang secara teknis
mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya tenaga teknis
komputer, audiovisual, katatausahaan.”
Dalam Undang-Undang R.I No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal
1 ayat 8 menjelaskan bahwa “pustakawan adalah seseorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan”.
Pustakawan adalah Garda Pengetahuan (the guardian of nnowledge),
bukan penjaga buku (the custodian of books). Melalui jerih payah pustakawanlah
pengetahuan yang ada sekarang menjadi lestari dari masa ke masa, terkait dengan
itu, setiap pustakawan senantiasa memahami dengan baik peran utama
perpustakan bukan hanya sebagai penyimpan buku, tetapi juga sebagai penyebar
informasi (disseminator of information). (Kamal, 2009)
Pustakawan bukan hanya bertugas mengumpulkan informasi melainkan
juga fungsi sebagai tempat bertanya untuk memupuk keakraban dengan
pemustakanya. Pengetahuan umum yang luas diperlukan sebagai bekal untuk
menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pemustaka.
Sedangkan kemampuan komunikasi sebagai penguasaan teknik bertanya yang
akan membantu pemustaka merumuskan pertanyaan secara jelas dan juga
keramahan serta kesediaan membimbing secara baik.

12
Universitas Sumatera Utara

2.3 Koleksi Perpustakaan
Koleksi bahan pustaka yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis dan
mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses/
temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan.
Oleh sebab itu perpustakaan perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang lengkap
sesuai dengan misi, visi, perencanaan strategi, kebijakan, dan tujuannya. Koleksi
bahan pustaka yang baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
pembaca. (Suwarno 2009, 109).
Perpustakaan umum memiliki beragam kelompok pengguna baik dari segi
usia, pekerjaan, status sosial, pendidikan dan sebagainya, sehingga dalam
penyediaan koleksi harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya artinya dengan
ragam

pemustaka

yang

berbeda

beragam

pula

koleksi

yang

harus

disediakan.keragaman koleksi tersebut tidak cukup hanya dalam bentuk tercetak,
sedapat mungkin koleksi yang disediakan dapat mengikuti perkembangan
teknologi informasi yang semakin pesat. Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (2000, 19) menyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum
mencakup bahan pustaka tercetak seperti: buku, majalah dan surat kabar, bahan
pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.”
Dari uraian di atas dapat disimpilkan bahwa koleksi perpustakaan umum
tidak cukup hanya dalam bentuk tercetak saja, dan sedapat mungkin dapat
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat
sehingga koleksi perpustakaan yang tersedia dapat lebih mudah, murah dan cepat
di akses oleh pemustaka.

13
Universitas Sumatera Utara

2.4 Pemustaka
Istilah pemustaka sebenarnya baru resmi dipakai setelah dundangkannya
Undang-Undang tentang Perpustakaan tahun 2007. Dalam undang-undang
tersebut dinyatakan bahwa yang disebut dengan “pemustaka” adalah pengguna
perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga
yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. (Rahayuningsih, 2015)
Pemustaka menurut Suwarno (2009, 80) adalah pengguna fasilitas yang
disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun
fasilitas lainnya).
Perpustakaan tidak akan ada artinya apabila tidak ada pengunjung yang
memanfaatkan atau menggunakan bahan pustaka/koleksinya yaitu user /
pemustaka. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan,
kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan
perpustakaan ( UU No 43 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 9).
Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengertian dari pemustaka adalah orang
yang memanfaatkan jasa layanan yang telah disediakan di perpustakaan.

2.5 Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan tugas yang amat penting dari semua
kegiatan di perpustakaan dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masyarakat akan informasi sesuai dengan keinginannya. Bahkan ketika
jam perpustakaan tutup, tugas pustakawan di bagian pelayanan tidak serta merta
terbebas dari pekerjaannya. Pustakawan di bagian pelayanan masih harus

14
Universitas Sumatera Utara

melakukan statistik perpustakaan, merapikan berkas peminjaman dan kartu buku
(terutama

pada

perpustakaan

yang

belum

menerapkan

sistem otomasi

perpustakaan), melakukan pengrakan (selving) dan lain-lain. Walaupun bagian
pelayanan ini merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan
pemakai dan mungkin dianggap bagian yang paling penting, namun setiap
perpustakaan harus menyadari bahwa kelancaran layanan perpustakaan juga
tergantung dan saling berkaitan dengan unit-unit lain di perpustakaan.
Dalam Bab V Pasal 14 UU No. 43 yang dikutip oleh Sudarsono (2009,
160), menyatakan bahwa, “Pokok terpenting tentang layanan perpustakaan adalah:
1. Harus prima dan berorientasi pada pemustaka.
2. Harus memenuhi standar nasional perpustakaan.
3. Dikembangkan memakai dan mengikuti perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
4. Dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dengan
memanfaatkan secara optimal sumber daya perpustakaan sendiri atau
perpustakaan lain.
5. Layanan perpustakaan terpadu dengan mewujudkan kerjasama antar
perpustakaan.
6. Kerjasama ini dilaksanakan melalui jejaring telematik.”
Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP 003: 2011, 1), “ Layanan
perpustakaan adalah jasa yang diberikan kepada pemustaka sesuai dengan misi
perpustakaan”.
Menurut Sutarno (2006, 90), Layanan perpustakaan merupakan salah satu
kegiatan utama di setiap perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan
yang langsung berhubungan dengan masyarakat, dapat memberikan rasa
senang/puas kepada pemakai dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan
penyelenggaraan perpustakaan. Bentuk riil layanan tersebut antara lain:

15
Universitas Sumatera Utara

1. layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.
2. berorientasi kepada pemakai.
3. berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.
4. berjalan mudah dan sederhana.
5. murah dan ekonomis.
6. menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.
7. bervariasi dan mengundang rasa ingin kembali.
8. bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan.
9. mengembangkan hal-hal yang baru/inovatif.
10. mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain.
11. mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.
Layanan merupakan pekerjaan membantu seseorang untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Layanan harus dapat dilakukan dengan cepat, tepat
waktu dan benar, sehingga perpustakaan harus siap membedah diri dengan
menyediakan fasilitas dan memenuhi kebutuhan pemustakanya.
2.5.1

Sistem Layanan Perpustakaan
Agar proses pemanfaatan jasa perpustakaan berjalan dengan baik, maka

perpustakaan perlu menetapkan sistem layanan yang akan diterapkan di
perpustakaan tersebut. Pemilihan dan penerapan sistem layanan ini tergantung
dari beberapa faktor, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Pertimbagan tingkat keselamatan koleksi perpustakaan;
Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi;
Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai dan jumlah koleksi;
Luas gedung perpustakaan;
Ratio antara jam layanan dengan jumlah staf perpustakaan.(Darmono
2007, 168)
16
Universitas Sumatera Utara

Pada umumnya perpustakaan dikenal dengan dua sistem layanan yang
digunakan, yaitu sistem layanan terbuka (open access) dan sistem layanan tertutup
(closed access).
Menurut Syaifullah (2008, 58),” Sistem layanan terbuka adalah suatu
sistem layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke
ruang koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka pustaka, dan
mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca di ruang baca yang
disediakan perpustakaan. Sistem layanan tertutup adalah suatu sistem
layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke
ruang koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dibacanya melalui
katalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat
meminta kepada petugas untuk mengambilkannya”.
Darmono (2001, 137) mengemukakan bahwa, kedua sistem ini pada
dasarnya bertujuan untuk:
1. Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari atau menekan
terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan.
2. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang
sedang dipinjamnya.
3. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam.
2.5.1.1 Sistem Layanan Terbuka (open access)
Menurut Darmono (2007, 170), ”Sistem layanan terbuka adalah sistem
layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih,
menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran
koleksi perpustakaan.”
Pada sistem layanan terbuka ini, pemustaka diberi kebebasan oleh
perpustakaan untuk dapat masuk dan mencari sendiri koleksi yang dibutuhkannya
ke rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlu diperhatikan. Misalnya,
rambu-rambu yang menunjukkan lokasi koleksi harus lengkap dan jelas.
17
Universitas Sumatera Utara

Kelebihan
1. Pemustaka bebas memilih koleksi ke rak.
2. Pemustaka dapat mengganti koleksi bersubyek sama, jika pustaka yang
dicari tidak ditemukan.
3. Pemustaka dapat membandingkan isi koleksi dengan judul yang
dicarinya.
4. Pemustaka tidak harus menggunakan katalog.
5. Koleksi lebih didayagunakan.
6. Menghemat tenaga pustakawan.
7. Menimbulkan motivasi pemustaka untuk membaca karena pemustaka
dapat menemukan bahan pustaka yang menarik yang sebelumnya tidak
dicari.
Kekurangan
1. Pemustaka cenderung mengembalikan koleksi seenaknya sehingga
susunan buku di rak tidak teratur.
2. Kemunginan kehilangan koleksi sangat besar.
3. Tidak semua pemustaka paham dalam mencari koleksi di rak.
4. Koleksi cenderung lebih cepat rusak.
5. Perlu pembenahan koleksi secara intensif dan terus menerus.(Adiyati,
2014).

2.5.1.2 Layanan Tertutup (close access)
Menurut Darmono (2007, 168),” Sistem layanan tertutup adalah sistem
layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan
mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan. Pengambilan bahan
pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan
pengembalian bahan pustaka yang dipinjamnya.”
Pada sistem layanan tertutup ini, pemustaka tidak boleh langsung
mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui
petugas perpustakaan (pustakawan). pemustaka dapat memilih koleksi bahan
pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.
Kelebihan
1. Susunan koleksi di rak lebih terjaga kerapiannya.
2. meminimalisir kemungkinan koleksi yang hilang
3. Koleksi tidak cepat rusak.
4. Proses temu kembali informasi lebih efektif.
5. menghemat ruangan

18
Universitas Sumatera Utara

6. lebih aman dalam menyimpan bahan pustaka yang langka dan penting
bersifat dokumentasi seperti disertasi, naskah kuno, tesis, dan
sebagainya.
Kelemahan
1. Pemustaka kurang puas dalam mencari koleksi yang diinginkan.
2. Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan
pemustaka.
3. Tidak semua pemustaka paham dalam menggunakan katalog
4. Tidak semua koleksi dapat didayagunakan.
5. Pustakawan, terutama di bagian layanan lebih sibuk.(Adiyati, 2014)
2.5.2

Jenis Layanan Perpustakaan
Jumlah jenis atau macam layanan pengguna perpustakaan yang dapat

diberikan kepada pengguna perpustakaan sesungguhnya cukup banyak. Namun
semua layanan tersebut penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi
tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.
Macam layanan pengguna tersebut adalah sebagai berikut :
1. layanan sirkulasi
2. layanan referens
3. layanan pendidikan pemakai
4. layanan penelusuran informasi dan literatur
5. layanan penyebarluasan informasi terbaru
6. layanan penyebaran informasi terseleksi
7. layanan penerjemahan
8. layanan fotokopi (jasa reproduksi)
9. layanan anak
10. layanan remaja
11. layanan kelompok pembaca khusus
12. layanan perpustakaan keliling
13. pameran
14. membuat analisis kepustakaan (review resensi, informasi teknis)
15. statistik perpustakaan
16. penyuluhan mengenai perpustakaan
17. publisitasi dan lain-lain. (Akbar, 2015)
Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31), “berbagai jenis layanan yang
diberikan oleh perpustakaan umum antara lain:

19
Universitas Sumatera Utara

1. Layanan pendidikan, perpustakaan umum berfungsi sebagai sarana
pendidikan informal yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
2. Layanan informasi, melalui perpustakaan umum masyarakat akan
mendapat layanan informasi dengan mudah, murah dan cepat, terutama
hal-hal yang berkaitan erat dengan aktivitas masyarakat.
3. Layanan rekreatif, perpustakaan berfungsi sebagai sarana hiburan bagi
masyarakat melalui berbagai kegiatan, misalnya acara pemutaran film,
jumpa penulis, mengikuti berbagai perlombaan dan sebagainya”.
Menurut Sutarno (2006, 98), “layanan yang dapat dikembangkan
perpustakaan antara lain:
1. Layanan informasi, perpustakaan menyediakan dan memberikan
informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.
2. Layanan penelitian, perpustakaan menyediakan sumber informasi yang
dibutuhkan peneliti.
3. Layanan rekreasi, perpustakaan menyediakan bahan bacaan fiksi,
cerita, majalah, surat kabar dan lainnya.
4. Layanan sirkulasi, adalah kegiatan melayani pemakai jasa
perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan
pustaka.
5. Layanan referensi, adalah layanan yang hanya dapat diberikan terbatas
di perpustakaan.
6. Penelusuran literature, adalah kegiatan mencari atau menemukan
kembali semua kepustakaan yang pernah terbit mengenai suatu bidang.
7. Layanan bimbingan pemakai, adalah suatu kegiatan yang bermaksud
memberikan panduan, penjelasan tentang penggunaan perpustakaan
kepada sekelompok pengguna baru.”
Jenis layanan perpustakaan umum kabupaten/kota menurut Standar
Nasional Perpustakaan (SNP 003: 2011, 3), sekurang-kurangnya meliputi:
1. Layanan sirkulasi,
2. Layanan membaca ditempat,
3. Layanan referensi,
4. Layanan bercerita,
5. Layanan perpustakaan keliling, dan
6. Layanan bimbingan pemustaka.
Menurut Laksmi (2007, 149), “Layanan dasar yang ditawarkan
perpustakaan adalah menyediakan layanan ruang baca, layanan sirkulasi, dan

20
Universitas Sumatera Utara

layanan referensi. Layanan tersebut memberi kesempatan kepada pengguna untuk
menanyakan apa saja kepada pustakawan. Salah satu layanan khas di
perpustakaan umum adalah layanan ekstensi, atau layanan perpustakaan keliling.
Sementara Darmono (2007, 171) mengemukakan berbagai jenis layanan
sebagai berikut:
1. layanan peminjaman bahan pustaka (sirkulasi), adalah layanan kepada
pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang
dimiliki perpustakaan.
2. layanan referensi, adalah layanan yang diberikan perpustakaan untuk
koleksi-koleksi khusus.
3. layanan ruang baca, adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan.

2.5.2.1 Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi merupakan ujung tombak jasa perpustakaan karena
bagian sirkulasi berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman bahan
pustaka. Bagian sirkulasi berkaitan dengan masalah peredaran koleksi yang
dimiliki perpustakaan. Layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
merupakan kegiatan yang dilakukan hampir semua jenis perpustakaan . hal ini
dikarenakan layanan sirkulasi merupakan layanan yang secara langsung bisa
dirasakan oleh pemustaka.
Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 38)
menyatakan “layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa
perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
beserta penyelesaian administrasinya.”
Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Darmono (2007, 174), bahwa
“bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani pengunjung perpustakaan
khususnya dalam hal berikut:

21
Universitas Sumatera Utara

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan.
Pendaftaran anggota perpustakaan.
Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.
Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan
pinjaman.
Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan
pinjaman.
Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota.
Membuat statistic sirkulasi.
Penataan koleksi di jajaran/rak.

2.5.2.2 Layanan membaca di tempat
Layanan membaca di tempat atau layanan ruang baca merupakan salah
satu layanan yang disediakan perpustakaan bagi pemustaka meminjam bahan
pustaka hanya untuk dibaca di perpustakaan.
Menurut Darmono (2007, 172), ”layanan ruang baca adalah layanan yang
diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan
membaca di perpustakaan. Layanan ini diberikan untuk mengantisipasi
pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang,
akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan.”
2.5.2.3 Layanan Referensi
Pelayanan Referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di
perpustakaan yang khusus melayankan/menyajikan koleksi referensi kepada para
pemakai/pengunjung perpustakaan. Layanan Referensi adalah layanan yang bahan
pustakanya berupa koleksi referensi yaitu koleksi bahan rujukan.
Menurut Syaifullah (2008, 58) “Referensi berasal dari kata kerja bahasa
inggris to refer yang artinya merujuk kepada. Jadi , apapun yang ditunjuk, baik
orang maupun benda, sebagai sumber jawaban pertanyaan informasi disebut
referensi”

22
Universitas Sumatera Utara

Jenis-jenis koleksi referensi biasanya meliputi :
1. Ensiklopedi adalah hasil kerja manusia yang memuat informasiinformasi tentang suatu subyek pada setiap bidang pengetahuan, yang
biasanya disusun menurut abjad.
2. Kamus : Kamus berasal dari bahasa latin : Dictionarium yang berarti
pengulangan kata-kata dan disusun secara abjad.
3. Buku Tahunan/almanak : buku tahunan biasanya memuat keterangan
mengenai kejadian-kejadian dan perkembangan dalam bidang tertentu
selama satu tahun, dan biasanya pula memuat data statistik, buku
tahunan umumnya diterbitkan setiap tahun.
4. Buku petunjuk (direktori) : buku untuk memperoleh informasi tentang
nama lengkap, alamat dan sebagainya.
5. Buku Pegangan dan buku pedoman : Buku yang memuat keteranganketerangan tentang suatu bidang tertentu, dan diberikan dalam bentuk
yang padat.
6. Bibliografi : suatu daftar penerbitan, baik dalam bentuk buku maupun
berkala, bahkan dapat pula dalam bentuk bahan-bahan khusus.
7. Indeks dan Abstrak : suatu daftar yang disusun secara sistematis yang
bisa memberikan informasi tentang sesuatu hal dan memungkinkan
untuk diikuti.
8. Sumber-sumber ilmu bumi : sumber ilmu bumi merupakan sumber
referensi yang memuat atau memberikan keterangan mengenai lokasi
tempat, gunung, batas negara dan sebagainya.
9. Sumber Biografi : buku yang memuat mengenai daftar riwayat hidup
seseorang dan biasanya keterangan ini disusun berdasarkan abjad.
10. Terbitan Pemerintah: terbitan yang berhubungan dengan soal-soal
pemerintahan. (Fidansafira, 2014)
Sementara tujuan layanan referensi menurut Fidansafira sebagai berikut:
Mengarahkan pemakai perpustakaan menemukan informasi yang
dibutuhkan dengan tepat dan cepat.
2. Memampukan pemakai perpustakaan menelusur informasi dengan
menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.
3. Memampukan pemakai perpustakaan menggunakan setiap koleksi
bahan pustaka referensi dengan tepat guna.
1.

2.5.2.4 Layanan Perpustakaan Keliling
Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 41)
menyatakan bahwa “Layanan perpustakaan keliling adalah layanan
perpustakaan umum yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kenderaan darat, air dan udara. Layanan perpustakaan
keliling ini biasanya diadakan untuk melayani daerah-daerah jauh dan
terpencil.”

23
Universitas Sumatera Utara

Hermawan dan Zen (2006, 41) mengemukakan bahwa, “Perpustakaan
keliling adalah bagian dari Perpustakaan Umum. Perpustakaan keliling
disediakan untuk memberikan layanan ekstensi, yaitu masyarakat yang
lokasinya jauh dari perpustakaan. Perpustakaan keliling memberikan
layanan bergerak (mobile) mendatangi penggunanya di beberapa tempat
pemukiman penduduk, dan tempat terkonsentrasinya jumlah penduduk
seperti sekolah, kantor kelurahan.”
Yusup (2009, 471) mengemukakan bahwa, Perpustakaan keliling
berbentuk mobil berisi buku-buku atau koleksi bahan bacaan lainnya yang
dikelola secara khusus untuk tujuan melayani yang secara teknis tidak terjangkau
oleh sistem pelayanan perpustakaan umum terdekat.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 41) Perpustakaan keliling merupakan
jenis layanan yang dikembangkan pada perpustakaan umum yang disebut unit
layanan perpustakaan keliling. Maksudnya agar perpustakaan keliling dapat
memberikan layanan berkeliling (mobil) mendatangi tempat pemukiman
penduduk, tempat kegiatan masyarakat atau tempat tertentu yang dianggap
strategis.
Sistem pengelolaan perpustakaan keliling secara umum sama dengan
sistem pengelolaan pada perpustakaan-perpustakaan menetap, yang membedakan
hanya pada bentuk dan sifat yang dapat bergerak. Layanan ini merupakan bagian
perluasan jasa dan sebuah perpustakaan umum untuk memungkinkan penduduk
yang pemungkimanya jauh dari perpustakaan dapat memanfaatkan jasa
perpustakaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perpustaksan keliling adalah perpustakaan
yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan
dan membawa bahan pustaka serta memberikan layanan jasa perpustakaan kepada

24
Universitas Sumatera Utara

pengguna yang secara geografis dan teknis sulit dijangkau oleh sistem pelayanan
perpustakaan umum induknya.
Menurut Laksmi (2007, 149), ada 3 jenis layanan perpustakaan keliling,
yaitu layanan perpustakaan keliling darat (mobile library), layanan perpustakaan
keliling mengapung (floating library), dan layanan perpustakaan keliling terbang
(flying library).
Tugas Perpustakaan Keliling berdasarkan fungsinya sebagai perluasan
layanan perpustakaan umum, yaitu:
1. Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan
perpustakaan menetap (perpustakaan umum) karena di lokasi tersebut
belum dapat didirikan perpustakaan.
2. Mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum
pernah mengenal perpustakaan.
3. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai perpustakaan
menetap didirikan.
4. Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat bagi
layanan perpustakaan menetap, atau perpustakaan cabang yang
direncanakan akan dibangun.
5. Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila karena situasi
tertentu tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di
tempat tersebut (misalnya karena penduduknya terlalu sedikit). (Ali
2006, 108)
Penyelenggaraan Perpustakaan keliling bukan saja untuk mengembangkan
layanan perpustakaan tetapi dapat di manfaatkan sebagai sarana untuk :
1. melakukan penelitian tentang minat baca dan mengetahui respon
masyarakat pada perpustakaan;
2. melakukan promosi;
3. menarik perhatian masyarakat; serta
4. mempelajari apakah disuatu tempat tersebut sudah waktunya untuk
dibangun sebuah perpustakaan cabang. (Sutarno, 2006, 41).

25
Universitas Sumatera Utara

2.5.2.5 Layanan Bimbingan Pemustaka
Bimbingan pemustaka merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan
yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan layanan ini adalah
untuk membantu pengguna perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua bentuk
sarana layanan perpustakaan dengan mudah.
Menurut Sutarno (2006, 95), bimbingan pemakai suatu kegiatan yang
bermaksud memberikan panduan, penjelasan tentang penggunaan perpustakaan
kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan.
Materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan menurut Darmono (2007, 200)
adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan, hal ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran kepada anggota perpustakaan tentang ruanganruangan yang ada diperpustakaan sampai pada penggunaan ruangan
tersebut.
2. Peraturan perpustakaan, berisi peraturan umum, hak dan kewajiban
anggota perpustakaan, serta sanksi bagi pelanggar peraturan tersebut.
3. Alat penelusuran informasi, biasanya yang harus diperkenalkan adalah
kartu katalog sebagai wakil koleksi riil pada perpustakaan.
4. Perkenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan, anggota
perpustakaan perlu mengetahui jenis layanan yang diberikan dan
peraturan khusus pada layanan tersebut.
5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi, dan
6. Pengenalan terhadap ruang baca.

2.5.3 Faktor-faktor Pendukung Layanan Perpustakaan
1. Koleksi/bahan pustaka, merupakan faktor utama dalam layanan
perpustakaan. Bahan Pustaka dapat dilihat dari jenis dan bentuknya,
Jenis bahan pustaka meliputi koleksi : 1) tercetak; 2) tergambar; 3)
terbentuk dan 4) elektronik seperti : terekam, mikro, web. Adapun
bentuk koleksi bahan pustaka dapat berbentuk (1) lembaran; (2)
lipatan; (3) bendelan/jilidan; (4) rekaman; (5) dll.
2. User atau pengguna adalah masyarakat yang datang untuk
memanfaatkan koleksi yang ada. Agar dapat memberikan layanan yang
baik maka pengelola perpustakaan harus memperhatikan latar belakang

26
Universitas Sumatera Utara

3.

4.

5.

6.

dari pengguna yang meliputi : usia, jenis kelamin, kedudukan/jabatan,
status, pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya.
Tenaga atau pengelola perpustakaan, dalam hal ini perlu dibedakan
antara tenaga fungsional (Pustakawan) dengan tenaga administrasi
(non pustakawan). Disamping itu perlu diperhatikan bahwa pengelola
perpustakaan sebaiknya: (1) Memiliki pendidikan tentang
kepustakawanan; (2) Memiliki ketrampilan pemanfaatan Teknologi
Informasi; (3) Memiliki ketrampilan bahasa; (4) Mengetahui
kebutuhan pemakainya; dan (5) memiliki sense of media .
Fasilitas, merupakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh
perpustakaan demi memberikan layanan kepada user, yang meliputi :
(1) gedung atau ruangan; (2) transportasi; (3) mebelair; (4) peralatan
komunikasi; (5) peralatan teknologi informasi dan (6) rambu-rambu
perpustakaan.
Dana/anggaran/budget, merupakan kesiapan biaya/anggaran yang
dapat dipakai dalam segala kegiatan di perpustakaan yang dapat
diperoleh dari : APBN, APBD/DIPA, APB sendiri, Subsidi Yayasan,
Donatur, Sponsorship, Masyarakat.
Manajemen, merupakan sistem perencanaan, pengorganisasian
pengelolaan serta evaluasi kegiatan di perpustakaan yang meliputi
kebijakan pegambil keputusan.(Yuventia, 2013)

2.6 Persepsi
2.6.1

Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan pandangan atau anggapan seseorang terhadap suatu

objek yang dapat di ukur melalui pengalaman dan panca indra. Persepsi akan
mempengaruhi reaksi seseorang terhadap suatu objek yang terbentuk dalam sikap
maupun tingkah lakunya terhadap suatu objek. Jika yang timbul adalah persepsi
yang bersifat positif, maka sangat dimungkinkan timbulnya sikap dan tingkah laku
yang bersifat mendukung. Sebaliknya jika yang timbul persepsi negatif maka
kemungkinan yang terjadi adalah adanya penolakan atau tidak adanya dukungan.
Menurut Suwarno (2009, 52) “Persepsi adalah proses diterimanya
rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun
peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Jadi persepsi
dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau
membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam
lapangan penginderaan seseorang.”
27
Universitas Sumatera Utara

Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa
persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk
tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala
sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

2.6.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu

suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera.
Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan
kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang
apa yang diindera.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi
2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang
terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
a. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi
yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk
memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan
untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan
fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbedabeda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan
hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
c. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi yang digerakkan untuk mempersepsi.
d. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana
kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang
dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
e. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada
ingatan dalam arti sejauhmana seseorang dapat mengingat kejadian
lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
f. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang yang
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu seseorang
dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
28
Universitas Sumatera Utara

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik
dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya, meliputi :
a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus.
b. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih
banyak, akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan yang sedikit
c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang
penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama
sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik
perhatian.
d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi
makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang
hanya sekali dilihat.
e. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian
terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan
pandangan dibandingkan obyek yang diam. (Kompasiana, 2015)

29
Universitas Sumatera Utara