Skripsi Fita Leli Eflida

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE
SIMULASI
MATA PELAJARAN FIKIH MATERI PEREKONOMIAN DALAM ISLAM
MA KELAS XAL-ITTIHADIYAH BROMO

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:
FITA LELI EFLIDA
NIM: 31.13.1.118
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disetujui Oleh

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATRA UTARA
MEDAN

2017

Nomor

: Istimewa

Medan,

Lampiran

:-

Kepada Yth:

Perihal

: Skripsi

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah


a.n. FITA LELI EFLIDA

April 2017

dan Keguruan
UIN Sumatera Utara
diMedan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Setelah membaca, meneliti dan memberi saran-saran perbaikan seperlunya
terhadap skripsi a.n. Fita Leli Eflida yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Melalui Metode Simulasi Pada Mata Pelajaran Fikih Materi
Perekonomian Dalam Islam MA Kelas X Al-Ittihadiyah Bromo”.
Maka kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat diterima untuk di
munaqasyahkan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sumatera Utara.
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PEMBIMBING I


PEMBIMBING II

Dr. Nurmawati, MA
NIP. 19631231198903014

Ihsan Satria Azhar, MA
NIP.197105102006041001

SURAT PERNYATAAN
Hal

: Keaslian Skripsi

Dengan surat ini saya memberikan pernyataan bahwa saya yang bernama:
Nama

: Fita Leli Eflida

Nim


: 31131118

Fakultas/Jurusan

: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Alamat

: Jl. Perhubungan Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang
Menyatakan dengan bahwa skripsi yang berjudul : “Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar siswa Melalui Metode Simulasi Mata Pelajaran Fikih Materi
Perekonomian dalam Islam MA Kelas X Al-Ittihadiyah Bromo”. Benar hasil
karya saya sendiri dan dapat saya pertanggung jawabkan pada waktu selanjutnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan.
Medan, Mei 2017
Yang menyatakan

Fita Leli Eflida

NIM. 31131118

ABSTRAK
Nama
: Fita Leli Eflida Tanjung
NIM
: 31131118
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Dr. Nurmawati, MA
Pembimbing II : Ihsan Satria Azhar, MA
Judul
:UPAYA
MENINGKATKAN
HASIL
BELAJAR SISWA MELALUI METODE
SIMULASI MATA PELAJARAN FIKIH
MATERI PEREKONOMIAN DALAM ISLAM

MA KELAS X AL-ITTIHADIYAH BROMO.
Kata kunci: Hasil Belajar, Fikih, Simulasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fikih pada materi perekonomian dalam Islam, pada kelas MA
kelas X di Al-ittihadiyah Bromo melalui metode simulasi. Penelitian ini
dilaksanakan di sekolah MA Al-ittihadiyah di Jl. Bromo No. 25.
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang muncul di dalam kelas. Penelitian ini menerapkan metode
simulasi. Metode simulasi digunakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar
siswa pada meteri perekonomian dalam Islam.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pelajaran fikih melalui
penerapan metode simulasi mengalami peningkatan hasil belajar. Peningkatan
tersebut dapat dilihat melalui siklus atau pertemuan yang telah dilaksanakan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil siswa sebelum tindakan mendapat
nilai rata-rata 62,76 atau 12% siswa yang tuntas. Pelaksanaan metode
pembelajaran simulasi sudah sesuai dengan prosedur peaksanaan pembelajaran,
hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembeajaran pada siklus I niai
rata-rata 65,8 atau 14% siswa yang tuntas. Dan hasil belajar pada siklus II
eningkat menjadi 73,8 atau 22 siswa yang tuntas.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode simulasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perekonomian dalam Islam pada
mata pelajaran fikih di keas X MA Al-ittihadiyah.
PEMBIMBING II

Ihsan Satria Azhar, MA
NIP.197105102006041001

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberi rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada manusia sehingga dapat berfikir
dan merasakan segalanya, satu dari sekian banyak nikmat-Nya adalah
keberhasilan

penulis

menyelesaikan

skripsi


yang

berjudul

“Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar siswa Melalui Metode Simulasi Pada Mata
Pelajaran

Fikih Materi Perekonomian Dalam Islam MA Kelas X Al-

JttJhadJyah lromo” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Agama Islam Negeri Sumatera Utara.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang. Semoga syafaatnya kita peroleh di Akhirat kelak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala upaya yang penulis lakukan
dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana


dengan baik tanpa ada

bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Kepada Ibu Nurmawati, MA selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan petunjuk, saran dan perbaikan skripsi ini.

2.

Kepada bapak Ihsan Satria Azhar, MA selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.

3. Kepada seluruh Dosen dan seluruh Civitas Akademis Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN-SU yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
4. Kepada pihak Madrasah Aliyah Al-ittihadiyah Bromo, terutama kepada Ibu
Kepala Madrasah Latifah Khairani Srg, S.Pd dan guru fikih Nurhapni Apriani
S. Pdi yang telah sudi menerima dan mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitan dan observasi sehingga skripsi dapat diselesaikan.
5.

Terimakasih juga kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan
semangat dan doa sehingga skripsi dapat diselesaikan.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis, dengan iringan doa semoga kita senantiasa dilimpahi rahmat-Nya. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Medan

April 2017
Penulis

Fita Leli Eflida
NIM: 31.13.1.118

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
LAMPIRAN ...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 9
C. Perumusan Masalah.......................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 10
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORETIS .................................................................... 12
A. Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar .................................... 12
1. Pengertian Belajar ....................................................................... 16
2. Pengertian Hasil Belajar.............................................................. 16
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 23
B. Tinjauan tentang metode simulasi .................................................... 26
1. Pengertian Simulasi..................................................................... 26
2. Tinjauan Permainan Simulasi ..................................................... 28
3. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Simulasi ............................. 30
4. Langkah-Langkah Dalam Permainan Simulasi ........................... 31
5. Karakteristik Metode Pembelajaran Simulasi ............................. 32
C. Tinjauan Tentang Perekonomian Dalam Islam ................................ 33
1. Pengertian perekonomian Islam .................................................. 33
2. Prinsip ekonomi dalam Islam ..................................................... 36
3. Jual Beli....................................................................................... 36
D. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 46
E. Kerangka Berfikir ............................................................................. 47

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak manusia menuntut kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu pula
timbul pemikiran dan gagasan serta ide untuk melakukan perubahan, pengalihan,
pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu,
sejarah pertumbuhan pendidikan masyarakat senantiasa menjadi perhatian utama
dalam rangka memajukan kehidupan dari generasi ke generasi sejalan dengan
tuntutan kemajuan zaman. Pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan
pertumbuhan dan dapat menghantarkan perkembangan kehidupan manusia
sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial, kepada titik optimal untuk
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.1
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dalam menjamin keberlangsungan pembagunan suatu
bangsa. Pendidikan juga merupakan salah satu instrumen utama dalam
pengembangan sumber daya manusia, dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur
yang berperan penting dan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan
tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul.

1

28.

Zakiah Daradjat, dkk. (1996), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, hal.

Hal Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang sanagat penting bagi
kehidupan seseorang karena dengan adanya pendidikan hidup seseorang dapat
terarah sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Oleh sebab itu
pendidikan membutuhkan perencanaan dan strategi yang baik agar tujuan yang
diinginkan dapat tercapai. Karena dengan pendidikan manusia mendapatkan
berbagai ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya.
Begitu juga di dalam agama islam, umat diajarkan berbagai aspek
kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan
kepada umat untuk melaksanakan pendidikan, karena menurut ajaran islam
pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi.
Sama juga di sebutkan dalam Undang-Undang No.20, tahun 2003 tersebut, pada
pasal 3 disebutkan bahwa “Tujuan pendidikan nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.2
Ilmu pendidikan islam adalah ilmu yang mempelajari kerangka konsep,
prinsip, fakta serta teori pendidikan yang bersumber dari ajaran islam yang
mengarahkan kegiatan pembinaan pribadi anak dengan sengaja dan sadar
dilakukan oleh pendidik untuk membina pribadi muslim yang takwa. Dengan kata
lain, ilmu pendidikan islam berfungsi mengarahkan para pendidik dalam membina
2

Peraturan Perundang-undangan RI No. 20 Tahun 2013, (2003), Sistem Pendidikan

Nasional, Jakarta: BP. Pasca Usaha Putri, Cet ke-1, hal. 5.

generasi penerus yang mandiri, cerdas dan kepribadian sempurna (sehat jasmani
dan rohaninya) serta bertanggung jawab dalam menjalani hidupnya sebagai hamba
Allah, makhluk individu, dan sosial menuju terbentuknya kebudayaan islam. 3
Tujuan pendidikan nasional memiliki kesamaan orientasi dengan
pendidikan agama Islam (PAI), tujuan pembelajaran PAI adalah untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pandidikan yang lebih tinggi.
Berangkat dari paparan di atas, pembelajaran agama Islam di lembaga
pendidikan formal tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu agama kepada peserta
didik, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang
dipelajarinya. Hal ini berarti bahwa pendidikan agama memerlukan pendekatan
pengajaran agama yang berbeda dari pendekatan subjek pelajaran yang lain. Sebab
disamping mencapai penguasaan terhadap seperangkat ilmu agama, pendidikan
agama

juga

menanamkan

komitmen

kepada

anak

didik

untuk

mau

mengamalkannya.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau

3

29

Syafaruddin, dkk, (2008), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, hal.

pengetahuan baru. Sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk mengarahkan
timbulnya prilaku belajar peserta didik, atau upaya untuk membelajarkan
seseorang.4
Pembelajaran bukan hanya memperhatikan pada apa yang dipelajari siswa,
melainkan pada bagaimana membelajarkan siswa. Perhatian pada apa yang akan
dipelajari adalah merupakan kajian kurikulum, yang lebih menekankan pada
deskripsi tentang apa tujuan yang ingin dicapai dan apa isi pelajaran yang
seharusnya dipelajari siswa. Sedangkan bagaimana membelajarkan siswa lebih
menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan, yaitu berkaitan dengan
bagaimana cara mengorganisasi isi pembelajaran, dan mengelola pembelajaran. 5
Di dalam proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas dilaksanakan sesuai
dengan kemampuan guru, sebagai pendidik guru dituntut untuk dapat mengelola
kelas

agar

menciptakan

suasana

pembelajaran

yang menarik

sehingga

menimbulkan peran aktif siswa dalam belajar. Usaha guru dalam menciptakan
kondisi yang diharapkan akan efektif apabila : pertama, diketahui secara tepat
faktor-faktor mana sajakah yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang
menguntungkan dalam proses belajar mengajar, kedua, mengenali masalahmasalah apa sajakah yang diperkirakan dan yang biasanya timbul sehingga dapat
merusak iklim belajar mengajar, ketiga, menguasai berbagai pendekatan dan

4
5

Farida Jaya, (2015), Perencanaan Pembelajaran , Medan : Gema Ihsani, hal.5.
Ibid., hal.6.

pengelolaan kelas dan diketahui

pula kapan dan untuk masalah mana suatu

pendekatan digunakan.6
Pembelajaran yang direncanakan memerlukan berbagai teori untuk
merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat
memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. 7 Hasil belajar adalah perubahanperubahan yang terjadi pada siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, efektif,
dan psikomotorik. Tingkah laku yang baru misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaankebiasaan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat
sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmaniah. Pertumbuhan jasmaniah adalah
beberapa indikasi dari adanya peningkatan yang signifikan terhadap proses
kegiatan belajar, kondisi inilah yang dikenal dengan istilah hasil belajar. Menjadi
pribadi dengan akhlak mulia adalah salah satu hasil belajar yang diharapkan dalam
pendidikan agama Islam.
Mata pelajaran fikih merupakan pelajaran yang sangat penting terhadap
kehidupan sehari-hari terutama dalam pembentukan sikap keagamaan bagi peserta
didik. Apalagi perkembangan di jaman sekarang ini fikih sering disepelekan oleh
para siswa. Hampir disetiap kehidupan manusia banyak yang belum bisa maksimal
menerapkan hasil pembelajaran yang telah diperoleh dalam kehidupannya. Dalam
bidang study fikih ini tentu dalam pengajarannya guru dituntut memiliki
kemampuan mengembangkan sistem belajar mengajar secara kreatif, imajinatif,
6

Ahmad, Rohani, Abu Ahmadi, (1995), Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : Rineka
Cipta, hal. 115
7
Hamzah B. Uno, (2012), Perencanaan Pembelajaran , Jakarta: Bumi Aksara, hal. 3.

menguasai materi yang akan disampaikan serta mampu membangkitkan minat
belajar siswa dalam KBM agar tercipta suasana belajar menarik dan
menyenangkan sehingga tujuan belajar yang diinginkan tercapai sesuai dengan
harapan. pelajaran fikih perlu ditanamkan mulai di sekolah dasar, tujuannya agar
anak didik terbiasa atau setidaknya mengecap pelajaran ini lebih dini. Pelajaran
fikih disadari atau tidak merupakan salah satu pokok keterampilan yang harus
dimiliki setiap muslim dan muslimat saat ini.
Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh fasilitator dalam
interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan metode pembelajaran adalah salah satu sub sistem dalam sistem
pembelajaran yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Menurut Rusman metode
simulasi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang lebih kongkret melalui peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran. 8 Dalam metode simulasi guru maupun siswa dapat aktif dalam
proses belajar mengajar, siswa lebih mudah dalam memahami materi dan akan
lebih bisa menghayati tentang pelajaran yang diberikan.
Metode simulasi memberikan gambaran kenyataan kepada siswa mengenai
sebuah nilai. Untuk mencapai hasil belajar maksimal dan juga untuk dapat
mengatasi kesulitan belajar, siswa dan guru harus memahami proses belajar dan
seluruh faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Umumnya siswa sangat
membutuhkan metode yang sederhana dan mudah diterapkan untuk dapat belajar
8

Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru,

Jakarta: Rajawali Pers, hal. 309.

secara efektif. Berkenan dengan itu telah diisyaratkan dalam surah an-Nahl ayat:
125 yang berbunyi:

‫أ َۡم‬

‫ۡسن إّ ّك‬
ۚ ‫أح‬

‫ة لۡحس ة ج لۡ م ّ لت‬

ۡ ‫ۡ إل سب ل ّك ّ لۡحكۡمة لۡم‬

٥٢١ ‫أ َۡم ّ لۡم ۡت ن‬

َ ‫ّمن ضل ن سب‬

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.

Dalam ayat ini bahwa cara pembelajaran yang baik antara lain dengan cara
hikmah. Hikmah ini dapat diartikan bahwa seseorang guru harus mengajarkan
bahan-bahan pelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.
kesesuaian metode simulasi dengan materi perekonomian dalam Islam menuntut
sebuah inovasi baru dalam menerapkan sebuah metode di dalam kelas. Maka
penerapan metode simulasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi perekonomian dalam Isalam akan memberikan harapan besar terhadap
peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Disisi lain, ketika peneliti melaksanakan program pengalaman lapangan di
sekolah Al-ittihadiyah, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan
beberapa guru yang ada di sekolah Al-ittihadiyah ternyata ada beberapa siswa

yang bermasalah mengenai sikap dan tingkah laku. Seperti: siswa tidak mematuhi
peraturan yang ada di sekolah dan kurangnya kedisiplinan. Misalnya: bolos, dan
tidak datang tepat waktu. Hal ini disebabkan antara lain, karena pembawaan materi
yang kurang menarik dan metode yang dilaksanakan oleh guru tidak sesuai dengan
pembelajaran.
Inilah yang membuat siswa kurang antusias dalam pembelajaran fikih.
Berkaitan dengan masalah tersebut, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
karena rendahnya peran dan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Permasalahan seperti inilah yang peneliti temukan ketika mengadakan observasi
di sekolah Al-ittihadiyah.
Dan hasil observasi tersebut diperoleh bahwa terdapat respon negatif dalam
proses pembelajaran yang berlangsung. Untuk menyikapi masalah di atas, perlu
diterapkan dan dikembangkan sebuah metode pembelajaran yang efektif. Seperti
metode simulasi, agar siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar
yang lebih kongkret. Sebuah pembelajaran kongkret yang melibatkan peran aktif
siswa mampu mendorong dan merangsang diri siswa untuk menerima pesan dan
nilai-nilai yang disampaikan.
Berpijak dari latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan
penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Simulasi Pada Mata Pelajaran Fikih Materi Perekonomian Dalam Islam MA
Kelas X Al-ittihadiyah Bromo.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
yang jadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar
siswa karena tidak mematuhi peraturan di sekolah, Bolos dan kurangnya
kedisiplinan datang pada tepat waktu, Metode yang dilaksanakan oleh guru tidak
sesuai dengan pembelajaran, Pembawaan materi yang kurang menarik.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum melaksanakan metode simulasi mata
pelajaran fikih di kelas X Madrasah Aliyah Al-ittihadiyah Bromo?
2. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah melaksanakan metode simulasi mata
pelajaran fikih di kelas X Madrasah Aliyah Al-ittihadiyah Bromo?
3. Apakah penerapan metode simulasi mata pelajaran fikih di kelas X
Madrasah Aliyah Al-ittihadiyah Bromo dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dengan baik.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih materi
perekonomian dalam Islam di kelas X Madrasah Aliyah sebelum
menerapkan metode simulasi di sekolah Al-ittihadiyah Bromo.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih materi
perekonomian dalam Islam di kelas X Madrasah Aliyah setelah menerapkan
metode simulasi di sekolah Al-ittihadiyah Bromo.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah

hazanah

ilmu

pengetahuan.

Mengenai

metode

pembelajaran simulasi pada mata pelajaran fikih dan sebagai hal
pendahuluan bagi yang akan meneliti yang berkenan dengan penelitian ini.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
fikih khususnya pada materi perekonomian dalam Islam.
b. Bagi sekolah, sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan
keterampilan mengajar guru melalui kegiatan pelatihan-pelatihan.
c. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan
pengetahuan dalam bidang metodologi penelitian tindakan kelas dengan
metode pembelajaran simulasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja
dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru. Sebagaimana firman Allah swt Q.S. Al-mujadalah ayat: 11

‫ۡسح لَ لكمۡ إ ق ل‬
‫ۚ لَ ّم‬฀‫جت‬

‫لۡ َۡم‬

‫لۡمجَس ف فۡسح‬
‫م كمۡ ل ن أ ت‬

‫ل ن ء م ٓ إ ق ل لكمۡ ت سح ف‬
‫ۡف لَ ل ن ء م‬

‫نشز ف نشز‬
( ) ‫ت ۡمَ ّ خب‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepada mu
berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah
akan member kelapangan untuk mu. Dan apabila dikatakan: berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat orang-orang
yang beriman diantara dan orang-orang yang diberi ilmu penegetahuan
beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”

Allah swt berfirman memberikan bimbingan hamba-hambanya yang
beriman, dan memerintahkan mereka untuk berbuat baik satu sama lain ketika
berada di dalam majlis.

Belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang dinamis
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain belajar adalah
suatu proses dimana kemampuan sikap, pengetahuan dan konsep dapat
dipahami, diterapkan dan digunakan untuk dikembangkan dan diperluas. 9
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto, “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam suatu situasi.” 10 Jadi belajar merupakan proses dasar
dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan
perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua
aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar. Kita hidup
dan belajar menurut yang kita pelajari, belajar itu bukan sekedar pengalaman.
Semakin siswa berperan aktif terhadap proses belajar mengajar, maka akan
semakin efektif materi yang disampaikan
Defenisi lain menyebutkan bahwa belajar adalah kegiatan

yang

berperoses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.11 Beberapa hal penting yang
berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut:

9

Farida Jaya, (2015), Perencanaan Pembelajaran , Medan : Gema Ihsani, hal. 3.
Ngalim Purwanto, (1996), Psikologi Pendidikan , Jakarta: PT. Remaja Rosda

10

Karya, hal. 84.
11

Varia Winansih, (2008), Pengantar Psikologi Pendidikan , Bandung :
Ciptapusaka Media Perintis, hal. 29.

a. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan.
b. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh
perilaku yang baru atau memperbaiki atau meningkatkan perilaku yang
sudah ada.
c. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa
perilaku yang baik atau perilaku yang buruk.12
Dari bebrapa defenisi tersebut, dapat dikemukakan elemen-elemen
penting yang memberikan ciri tentang belajar, yaitu :
1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku.
2. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
3. Perubahan itu harus relatif menetap.
4. Perubahan itu pemyangkut berbagai aspek kepribadian.
Dengan demikian belajar adalah proses kegiatan yang berusaha untuk
terjadinya perubahan tingkah laku seseorang maupun kelompok pada tahapan
tertentu ke arah yang lebih baik dilakukan dengan cara berulang-ulang
sehingga menghasilkan suatu perubahan yang baru bagi kepribadian
seseorang atau kelompok. 13 Dapat disimpulkan juga bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
12

M. Alisuf Sabri, (2007), Psikologi Pendidikan Kurikulum Nasional, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, hal. 55.
13

Ibid., hal. 33.

sehingaga memungkin seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.14
Keberhasilan belajar akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi,
senang serta termotivasi untuk belajar lagi, karena belajar tidak hanya
meliputi mata pelajaran tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi,
kesenangan, minat, penyesesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan dan
cita-cita. Dengan demikian hakikat proses belajar bertitik tolak dari suatu
konsep bahwa belajar merupakan perubahan perbuatan melalui aktivitas,
praktik, dan pengalaman. Ada dua faktor yang mempengaruhi proses belajar
yaitu hereditas dan lingkugan. Hereditas dalah bawaan sejak lahir seperti
bakat, abilitas, dan itelegensi, sedangkan aspek lingkungan yang paling
berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur manusia yang menciptakan
lingkungan belajar,yakni guru dan orang tua.15
Dalam teori Gagne, bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh
manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu:
1. Keterampilan Motoris adalah keterampilan yang diperlihatkan dari
berbagai gerakan badan. Misalnya menulis.
2. Informasi Verbal adalah informasi yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuan otak atau intelegensi seseorang. Misalnya: Menggambar.

14

Ahmad Susanto, (2013), Teori Belajar dan Pembelajaran di sekolah dasar ,
Jakarta: Kencana, hal. 4.
15
Farida Jaya, (2015), Perencanaan Pembelajaran , Medan: Gema Ihsani, hal. 4.

3. Keterampilan Intelektual adalah seseorang mampu melakukan
interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektualnya.
Misalnya: mampu membedakan warna, bentuk dan ukuran.
4. Strategi Kognitif adalah keterampilan yang internal, yang sangat
diperlukan untuk belajar mengingat dan berfikir. Dan tidak dipelajari
dengan sekali saja.
5. Sikap adalah faktor penting dalam belajar, karena tampa kemampuan
ini belajar tidak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam
belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar
tersebut.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 16
Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam K. Brahim yang dikutip Ahmad Susanto menyatakan bahwa
hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. 17
Abdurrahman mendefinisikan hasil belajar yang dikutip oleh Abdurrahman
Mulyono yaitu sebagai berikut : Hasil belajar adalah kemampuan yang

16

Oemar Hamalik, (2006), Proses Belajar Mengajar , Bandung: Buni Aksara, hal.

30.
17

Ahmad Susanto, (2013), Teori Belajar dan Pembelajaran di sekolah dasar ,
Jakarta: Kencana, hal. 5.

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang
terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak
yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan-tujuan intruksional.18
Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: kognitif, efektif, dan
psikomotorik.
1. Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan penilaian.
2. Ranah efektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah efektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah psikomotorik
Meliputi keterampilan motorik, keterampilan tangan. menipulasi
benda-benda.19

18

Abdurrahman Mulyono, (2003),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar,Jakarta: Rineka Cipta, h. 37-38
19
Daryanto, (2007), Evaluasi Pendidikan , Jakarta: Rineka Cipta, hal. 102-104

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada efektif dan
psikomotorik, karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotorik dan
efektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan
ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan
diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulangulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan
hilang selama-lamanya karena, hasil belajar turut serta dalam membentuk
pribadi individu yang slalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga
akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Istilah
evaluasi pembelajaran sering di sama artikan dengan ujian. Meskipun saling
berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya.
Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir
sekolah

sekalipun,

belum

dapat

menggambarkan

esesnsi

evaluasi

pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013.
Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam

keseluruhan proses pembelajran.

20

Arifin mengemukakan bahwa pada

hakikatnya evaluasi yang dikutip Asrul, dkk adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari
sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
mengambil keputusan21.
Sebagai suatu bidang kegiatan, evaluasi hasil belajar memiliki ciriciri khas yang membedakannya dari bidang kegiatan yang lain, diantara ciriciri tersebut adalah:
a. Bahwa evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan
belajar peserta didik itu dilakukan secara tidak langsung. Seorang pendidik
yang ingin mengukur kepandaian peserta didik maka yang diukur bukan
pandainya, melainkan gejala atau penomena yang tampak atau memancar
dari kepandaian yang dimiliki oleh peserta didik yang bersangkutan.
b. Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan peserta didik pada
umumnya menggunakan pengukuran yang bersifat kuantitatif, atau lebih
sering menggunakan simbol-simbol angka.
c. pada kegiatan evaluasi belajar tes hasil belajar pada umumnya digunakan
unit-unit atau satuan yang tetap.
d. bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu
adalah bersifat relatif, dalam arti bahwa hasil-hasil evaluasi terhadap

20

Asrul, dkk, (2014), Evaluasi Pembelajaran , Medan : Ciptapustaka Media, hal

1-2.
21

Ibid., hal. 4.

keberhasilan belajar peserta didik itu pada umumnya tidak selalu
menunjukan kesamaan.22
Kemajuan prestasi belajar tidak saja diukur dari tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Ada beberapa macam
hasil belajar yang akan dikuasai peserta didik setelah melakukan proses
belajar mengajar, diantaranya mencakup pemahaman konsep (aspek kognitif),
keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif).
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :23
a. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom yang dikutip Ahmad Susanto
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan
yang dipelajari. 24 Pemahaman menurut bloom ini adalah seberapa besar
siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang
diberikan guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami
serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitan atau observasi langsung yang ia lakukan.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru
dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan
22

Anas Sudijono, (1996), Pengantar Evaluasi Pendidikan , Jakarta: Raja Grafindo
Persada, hal. 33-36
23
Ahmad Susanto, (2013), Teori Belajar dan Pembelajaran di sekolah dasar ,
Jakarta: Kencana, hal. 6.
24
Ibid., hal. 7

dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun
tulisan.
b. Keterampilan Proses
Usman

dan

Setawati

yang

dikutip

Ahmad

Susanto

mengemukakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran,
nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses,
secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki,
seperti kreativitas, kerja sama, tanggung jawab, dan berdisiplin sesuai
dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.25
c. Sikap
Menurut Lange dan Azwar yang dikutip Ahmad Susanto sikap
tidak merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek
respon positif.26 Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan
fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum
tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukannya. Selanjutnya,
tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang,
yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap ;
komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional ; dan
25
26

Ibid., hal. 9 .
Ibid., hal. 10

komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berprilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua
bagian yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat dipengaruhi hasil belajar peserta
didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Faktor
sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam situasi
sosial. Termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat
pada umumnya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan
representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa. Sedangkan faktor non sosial adalah faktor-faktor
lingkungan yang bukan sosial seperti: keadaan suhu, kelembapan udara,
waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah dan
sebagainya.27
Udara

yang

tercemar

merupakan

populasi

yang

dapat

mengganggu pernafasan. Suhu udara yang terlalu panas menyebabkan
anak didik kepanasan, pengap, dan tidak betah tinggal di dalamnya. Oleh
karena itu, keadaan suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar anak didik di sekolah.28 Faktor eksternal dalam

hal. 178

27

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan …, hal. 59.

28

Syaiful Bahri Djamarah, (2011), Psikologi Pendidikan , Jakarta: Rineka Cipta,

lingkungan keluarga baik langsung maupun tidak langsung akan
berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik. Di samping
itu, diantara beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi proses dalam
hasil belajar ialah peranan faktor guru atau fasilitator.
Dalam sistem pendidikan dan khususnya dalam pelajaran yang
berlaku dewasa ini peranan guru dan keterlibatannya masih menempati
posisi yang penting. Dalam hal ini efektifitas pengelolahan faktor bahan,
lingkungan,

dan

instrument

sebagai

faktor-faktor

utama

yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar, hampir keseluruhannya
bergantung pada guru.
2. Faktor Internal
Faktor internal mencakup jasmaniah dan psikologi. Faktor
jasmaniah (fisiologi) siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran
fisik dan kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran.
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseoarang. Orang yang dalam keadaan segar
jasmaniahnya akan berlaianan dari orang yang dalam keadaan
kelelahan.29
Faktor psikologi yang akan mempengaruhi keberhasilan baelajar
siswa yaitu minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti: kemampuan persepsi, ingatan, berfikir, dan
kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki siswa. serta faktor

29

189.

Syaiful Bahri Djamarah, (2011), Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, hal.

kematangan fisik maupun psikis, faktor yang berasal dari diri sendiri
(Internal), seperti Intelegensi, minat, sikap dan motivasi.
Intelengensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya hasil belajar. Intelegensi merupakan dasar
potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai
akan tergatung pada tingkat intelegensi. Dan hasil belajar yang dicapai
tidak akan melebihi tingkat intelegensinya.
Semakin tinggi tingkat intelegensinya, makin tinggi pula
kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat dicapai. Jika intelegensinya
rendah, maka kecendrungan hasil yang dicapainya rendah. Meskipun
demikian, tidak boleh dikatakan bahwa taraf hasil belajar di sekolah
kurang, pastilah intelegensinya kurang, karena banyak faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor psokologis sebagai faktor dari dalam tentu
saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar
seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis
tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang signifikan. 30
B. Tinjauan tentang metode simulasi
1. Pengertian Simulasi
Menurut arti katanya, simulasi berarti tiruan atau suatu perbuatan
yang bersifat pura-pura saja. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Maksudnya ialah siswa (dengan bimbingan guru) melakukan
30

191.

Syaiful Bahri Djamarah, (2011), Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, hal.

peran dalam simulasi tiruan untuk mencoba menggambarkan kejadian
sebenarnya.31
Metode merupakan salah satu sub sistem dari sistem pembelajaran
yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara atau prosedur
yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan
memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.32
Permainan simulasi seperti ini juga permainan yang lain
mempunyai batas waktu dan aturan-aturan tertentu yang agak membatasi
kebebasan

pemain.

Permainan

simulasi

adalah

permainan

yang

dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam
kehidupan yang sebenarnya. Tetapi situasi ini hampir slalu dimodifikasi
apakah dibuat lebih sederhana atau diambil sebagaian atau dikeluarkan
dari konteksnya.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa situasi yang disimulasikan
hendaknya tidak selalu kompleks dan tidak terlalu sederhana. Apabila
terlalu kompleks para pemain menjadi kurang berani memainkannya,
permainan simulasi tetap dapat menyediakan suatu gambaran kehidupan
dan kenyataan yang berarti.
Penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa
untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Pada titik finalnya
diharapkan siswa mampu untuk mendapatkan kecakapan bersikap dan
bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya. Pengertian operasional dari
31

Abu Ahmadi, (2005), Trategi Belajar Mengajar , Bandung: Pustaka Setia, hal.

83.
32

Triyo Supriyatno, Dkk, (2006), Strategi Pembelajaran Partisipatori Di Perguruan Tinggi,
Malang: UIN Malang Press, hal. 118

metode simulasi adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan
hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui
proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan.33
Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih
kongkret melalui penciptaan tiruan-turuan bentuk pengalaman yang
mendekati suasana sebenarnya dan berlangsung dalam suasana yang tanpa
resiko.34
Pemakaian metode simulasi akan mencapai tujuan yang maksimal
apabila menerapkan beberapa prinsip di bawah ini, yaitu:
a. Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa, tiap kelompok mendapatkan
kesempatan melaksanakan simulasi yang sama atau juga berbeda.
b. Semua siswa harus terlibat langsung menurut peranan masing-masing.
c. Penentuan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan kelas,
dibicarakan oleh siswa dan guru.
d. Petunjuk simulasi hendaknya digambarkan situasi yang lengkap.
e. Hendaknya diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu.35

33

Armai Arif, (200), Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:

Ciputat Pers, hal. 183.
34

Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional

Guru , Jakarta:Rajawali Pers, hal. 309.
35

JJ Hasibuan, (2010), Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosda

Karya, hal. 27.

Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada
objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara mengopersikan sebuah
mesin yang mempunyai karakteristik khusus misalnya, siswa sebelum
menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalui simulasi
terlebih dahulu.
Demikian

juga

untuk

mengembangkan

pemahaman

dan

penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat
bermanfaat. Dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam, metode ini
bisa digunakan untuk bidang-bidang sejarah dan pendidikan akhlak.
Peserta didik diharapkan mampu menirukan peristiwa sejarah atau perilaku
keagamaan yang diharapkan dapat dicontoh atau diteladani oleh peserta
didik dalam kehidupan, atau bisa juga perilaku atau peran-peran yang
harus dihindari oleh peserta didik dalam kehidupan agar peserta didik
memiliki kemampuan mengamalkan perintah agama dan menjauhi
larangan.
2. Tujuan Permainan Simulasi
Beberapa tujuan dari kegiatan atau pelatihan simulasi dapat kita lihat
sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan siswa
dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang
sebenarnya.

b. Untuk melatih siswa mengusai keterampilan tertentu, baik yang bersifat
profesional maupun yang penting bagi kehidupan sehari-hari.
c. Untuk pelatihan memecahkan masalah.
d. Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa.
e. Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan situasisituasi masyrakat di sekitarnya.
f. Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul dan
memahami hubungan antara manusia, bekerjasama dalam kelompok
dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan dan pendapat orang
lain, dan memupuk daya kreatifitas siswa.36
Metode permainan simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam terutama mata pelajaran fikih, karena dengan
metode ini anak-anak akan lebih dapat menghayati tentang pelajaran yang
diberikan. Misalnya dalam menerangkan bagaimana sikap seorang muslim
terhadap fakir miskin, atau dalam merekonstruksikan peristiwa sejarah
Islam tentang peristiwa awal mula Umar bin Khattab memeluk agama
Islam.
Penggunaan simulasi dalam proses belajar mengajar sesuai dengan
kecenderungan

pengajaran

modern

sekarang,

yaitu

meninggalkan

pengajaran yang bersifat pasif, menuju kepada pembelajaran siswa yang
bersifat individual dan kelompok kecil, mencari sendri perolehan, dan aktif.
Dalam konteks ini, anak belajar dari pengalaman yang dimilki dengan

36

Abu Ahmad, Strategi Belajar …, hal. 84.

lingkungan belajarnya, dan mengintregasikan apa yang dipelajarinya dengan
apa yang sudah ada pada dirinya.
Informasi dan pengetahuan yang diperoleh dengan cara demikian
akan lebih dapat meresap dan terus mengalir seperti sungai, yaitu
menemukan hal-hal yang baru yang mengkombinasikan dengan yang lama.
Belajar aktif itu sendiri mengacu pada belajar yang terjadi pada saat materi
yang dipelajari diperagakan anak sebelum diasimilasikan dengan yang lama.
Meskipun kegiatan belajar seperti itu memakan banyak waktu, tetapi siswa
mendapatkan perasaan pas karena berprestasi dengan aktif dalam proses.
Belajar dengan cara simulasi sama seperti belajar dalam kehidupan yang
sebenarnya.
3. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai
metode mengajar, diantaranya:
a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak.
b. Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
c. Simulasi dapat memupuk keberanian siswa.
d. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Disamping memiliki kelebihan, metode simulasi juga memilki
beberapa kelemahan, diantaranya:

a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik.
c. Faktor psikologis.37
4. Langkah-Langkah Dalam Permainan Simulasi
Untuk menerapkan metode Simulasi dalam pembelajaran peneliti
dapat melakukannya dengan dua langkah:
a.

Persiapan simulasi
Ada

beberapa

hal

yang

harus

deperhatikan

dalam

mempersiapkan simulasi, yaitu:
1) Menentukan topik dan tujuan
2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan.
3) Guru menjelaskan peranandan waktu masing-masing.
4) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya, dan
memberikan kesempatan bagi pemain untuk menyiapkan diri
masing-masing.
b.

Pelaksanaan simulasi
1) Simulasi dulakukan oleh sekelompok siswa yang memerankannya.
2) Siswa yang lain mengikuti dengan penuh perhatian seolah-olah
dalam situasi yang sebenarnya dan sekaligus penilai.

37

Wina Sanjaya, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, jJakarta: Kencana, hal. 160.

3) Guru hendaknya memberikan bantuan barangkali ada diantara
pemain mendapatkan kesulitan.
4) Guru memberikan sugesti dan dorongan kepada siswa agar percaya
diri dan mampu memainkan peranan.
5) Simulasi hendaknya diberikan pada saat puncak. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong siswa berfikir dalam.
6) menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 38
5. Karakteristik Metode Pembelajaran Simulasi
Karakteristik metode pembelajaran simulasi antara lain seperti yang
tercantum di bawah ini. Menurut Sudrajat (2007:2), dilihat dari
pendekatannya pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau terpusat pada siswa.
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau terpusat pada guru.
Manfaat Metode Simulasi D