Hubungan supervisi kepala sekolah terhadap peningkatan kedisiplinan siswa pada kelas II MTsN 15 marunda jakarta utara : Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pencapaian gelar sarjana (SI)

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA PADA KELAS II MTsN 15
MARUNDAJAKARTAUTARA
Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pencapaian Gelar Sarjana (S 1)

Oleh:

MASKUROH
(101018121064)

PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN .
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1426 H/2005 M

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
PENINGKATAN KEDISIPLINAN SISWA PADA KELAS II MTsN 15
MARUNDAJAKARTAUTARA

SKRIPSI:

Dia,jukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pcndidikan Islam

MASKUROH
NIM: 101018121064
Di bawah bimbingan :

セ@

Pcmbimbing I,

ーGBセゥ_@

Drn. H. Akyas Azhari
NIP: 150023318

a.Mane rah
NIP : 150268585


PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN
.JURlJSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
VIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1426 HI 2005 M

PENGESA.HAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH

Shipsi yang berjudul : "HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
TEIUIADAP PEN!NGKATAN KEDISIPLINAN SISWA PADA KELAS II
MTsN 15 IVIARUNDA .JAKARTA UTARA", telah diujikan dalam Sidang
Munaqsah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
langgal 17 Oktober 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
rncmpcrolch gclar Sarjana Pendidikan Strata (I) pada jurusan KI- Supervisi
Pendidikan.
Jakarta, 14 November 2005
Sidang Munaqasah,
Dekan / Merangkap Anggota,


Sckrctaris Ujian / Mcranglrnp
Anggota,

Prol'. DR. De< • l svada, MA
NIP. IS 2JI 356
Anggota,

Pcnou1·g·
l
h



'

I

Drs. II. Far dal Arkam, M.Pd
NIP. ISO 191 177


Drs. II. Mn'arif Svam, M.Pd
NIP. 150 258 856

DAFTARISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH

Ha la man

KATAPENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................. l
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 7
C. Metode Pembahasan....................................................................... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8
E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 9

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS ........................................................................................ I 0
A. Kajian Teori ..............................................................................., ... l 0

I. Supervisi Pendidikan .......................................................... I 0
2. Disiplin Siswa..................................................................... 19
3. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kedisiplinan ........................................................................ 30
4. Hubungan Supervisi Pendidikan Terhadap Peningkatan
Kedisiplinan Siswa ............................................................ .32

B. Kerangka Berfikir. ......................................................................... .36
C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... .38

BAB III


METODOLOGI PENELITIAN ...................................................40
A. Variabel Penelitian...................................................................... .40
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. .41
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... .4 2
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data........................................ .43

BAB IV

HASIL PENELITIAN ............................................................ ........ .47
A. Gambaran Umum MTsN 15 Marunda, Jakarta Utara ................. 47
1. Sejarah Berdirinya .......................................................... .47
2. Visi dan Misi MTsN 15 Maruncla, Jakarta Utara ............. 48
3. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa, dan Sarana
Prasarana....................................................................... 49

B. Pengolahan dan Interpretasi Data................................................ 5 I
C. Analisa Data.................................................................................66

D. Ulasan Data.................................................................................. 71

BAB V

PENUTUP ......................................................................................... 72
A. Kesimpulan ................................................................................... 72

B. Saran............................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

20. Motif Siswa Menjadi Tidak Taat Terhadap Peraturan ..........................................62
21. Perasaan Siswa Setelah Menerima Hukuman ........................................................63
22. Skor Angket Supervisi Kepala Sekolah ................................................................64
23. Skor Angket Kedisiplinan Siswa........................................................................... 65
24. Tabel Untuk Mencari Koefisien Korelasi antara Supervisi Kepala Sekolah
dengan Kedisiplinan Siswa..................................................................................66

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedudukan pendidikan dalam kehidupan manus1a sangat penting artinya.
Dalam sejarah perkembangan kebudayaan manusia pendidikan merupakan tolok ukur
untuk mengetahui maju m1mdumya suatu kebudayaan umat manusia pada masa dan
bangsa tertentu. Suatu bangsa bisa dikatakan maju apabila tingbt pendidikannya
telah memadai dengan kondisi yang dialaminya. Juga bisa dikatakan munclur apabila
pendidikan tidak bisa menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi umat manusia
pada waktu itu.
Keberhasilan pendidikan mernpakan warna kehidupan yang dinamis. Dalam
menuju keberhasilan pendidikan banyak diperlukan motivasi untuk mengembangkan
potensi yang ada, juga mengantisipasi hambatan yang menjadi ancaman bagi
tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Untuk itu, keberhasilan pendidikan
sangat ditentukan oleh seorang pemimpin, yaitu kepala sekolah. Karena di_ dalam
keberhasilan pendidikan mernpakan keberhasilan kepala sekolah yang dapat
memimpin sekolah dengan profesional.
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memaharni keberadaan sekolah
sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan

kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab m1tuk memimpin
sekolah.

2

Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah
"seseorang yang menentukan titik pusat dan irama snatu sekolah. Beberapa diantara
kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf
dan siswa. Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas
mereka dan yang menentukan irama bagi sekolah mereka" .1
·Dalam menjalani masa kepemimpinam1ya, kepala sekolah harus melakukan
kegiatan utama pendidikan sekolahnya untuk mewujudkan tujuan. Salah satu tugas
kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan
oleh tenaga kependidikan, yaitu gum.
Jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, maka ia hams mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian tmtuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini mempakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian juga mernpakan tindakan preventif untuk
mencegah para tenaga kependidikan untnk tidak melakukan penyimpangan dan

Iebil1 berhati-hati dalam melakukan pekerjaaooya. 2
Dalam karya Pidarta (I 988) yang dikutip Drs. E. Mulyasa mengemukakan
tiga macam keterampilan yang hams dimiliki oleh kepala sekolah untuk
menyukseskan kepemimpinaooya. Ketiga keterampilan tersebut adalah "keterampilan
konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan orgrmisasi;
keterampilan

ュ。ョオウゥ|セL@

yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan

meminipin; serta keterampilan teknik yaitu keterampilan dalam menggunakan
1

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Seka/ah, Ti11jaua11 Teoritik dan Pemiasalaha1111ya,
(Jakarta.: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.ke-3, h.82.
2

E. Mulyasa, Menjadi Kepa/a Seka/ah Profesional, (Bandung : Rosdakarya, 2004), h. 111


3

pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
te1ientu". 3
Kepala sekolah merupakan motor pcnggcrak. pcncntu arah kcbijakan sckolah,

yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikau pada
wnumnya direalisasikan. Sehubungan dengan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah),
kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan
begitu, MBS sebagai paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang
memuaskan.
. Dalam railgka melaksanakan MBS, kepala sekolah sebagai pemimpin juga
hams merealisasikan pembinaan kedisiplinan bagi warga sekolalmya, terutama bagi
pesmia didik, yaitu siswa. Karena selain menjadi pengawas dan pengendali kinerja
guru di sekolah, ia juga hams mengawasi kedisiplinan atau tata tertib siswa yang
secara tidak Iangsung akan menilai kinerja gum di dalam mendidik siswanya.
Kepala sekolah hams mampu membantu pegawai untuk mengembangkan pola
dan meningkatkan standar perilakunya serta menggunakan pelaksanaan aturan
sebagai alat untuk menegakan disiplin.
"Penerapan disiplin yang paling awal hams dimulai dari disiplin diri dalam
kehidupan pribadi dan keluarga. Sehingga membentuk disiplin masyarakat, jika
semua unsur dalan1 kehidupan berdisiplin maka tercipta suatu ketahanan. Di sekolal1

3

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : Rosdakal}'a, 2003), Cet.ke-3, h. 126.

4

dengan disiplin akan mewujudkan ketahanan sekolah, yakni kondisi yang berisi
kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan."4
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan yang sangat
penting dalam mengembangkan kepribadian peserta didik sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugas di masyarakat. Tirjuan ini dapat

berhasil jika seluruh komponen dan unsur yang ada dalam sekolah dapat berjalan
sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga membentuk suatu totalitas
fungsional menuju suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kelancaran selnruh komponen dan unsur sekolah dalam menjalankan
fungsinya akan sangat menunjang keberhasilan sekolah dalam upaya menciptakan
suasana ·sekolah dalam upaya menciptakan suasana sekolah yang tertib dan teratur.
Kondisi ini merupakan pemmjang bagi keberhasilan proses belajar mengajar yang
optimal.
Suatn proses tanpa adanya disiplin dalarn membangun kerutinan dan
kebiasaan dalam sekolah, maka tidak akan diperoleh. kedamaian, ketentraman dan
keteraturan di dalamnya. Dan masalah. ini akan mengganggu kelancaran dari proses
belajar mengajar.
Belajar mengajar dapat be1jalan efektif bila seluruh. komponen yang
berpengaruh dalam proses belajar mengajar dapat saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan. Pencapaian tujuan dalam proses tersebut akan terealisasi secara

4

Ece Dachyat., et. al., l'edoY1an (}erakan /Jisiplin Nasional セ|GゥNョカ。L@

(Bandung: Departe1nen

Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Jawa Barnt, 1998), h. 20.

5

optimal apabila dapat diciptakan dan dipertabankan kondisi yang mengnntnngkan
bagi peserta didik. Dalam kaitannya ini sekolal1 harus merencanakan dan
mengusabakan kondisi tersebut secara sengaja agar dapat dilrindari kondisi yang
merugikan bagi peserta didik.
Sebagai lembaga pendidikan sekolah mengajarkan nilai-nilai dan normanorma yang berlaku dalam masyarakat di samping mengajarkan berbagai
keterampilan dan kepandaian kepada peserta didik. Akan tetapi fungsi sekolah
sebagai pembentuk nilai dan norma dalam diri peserta didik sekarang ini banyak
mengbadapi tantangan. Indikasi adanya tantangan tersebut dapat dilihat dengan
munculnya kenakalan peserta didik atau pelanggaran-pelanggaran yang dilaknkan
oleh peserta didik terhadap aturan dan tata tertib sekolah, yang merupakan salah satu
faktor penghambat keberhasilan belajar peserta dldik khususnya dan pencapaian
tujuan-pendidikan pada umumnya.
Munculnya kenakalan peserta didik terhadap aturan tata tertib sekolah,
menunjukkan adanya kegagalan sekolah dalam upaya mendisiplinkan peserta didik,
padahal mennrut Maria Fransiska Subagya dalam membalias masalah kesulitan
belajm: pada anak dan usaha menanggulanginya, mengatakan bahwa : "Faktor disiplin
sekolah sangat membantu kesungguhan belajar anak kalau sekolal1 kurang
melaksanakan disiplin sudah tentu mutu pelajarannya akan menurun". 5

' Singgih D. Gunarsa.,et,al., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta : Gunung

Mulia, 1995), Cet.ke-7, h. 134.

6

Disiplin bukanlah suatu isyarat dari per1didikan, namun kita melihat nilai
hakiki

、。セゥ@

penerapan disiplin tersebut, yaitu pengalaman bagi peserta didik. Selain

itu penerapan disiplin sekolah memiliki keuntungan lain, yaitu peserta didik helajar
hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungannya. Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pe111,>aruh
yang positif bagi kehidupan pese1ta didik di masa yang akan datang.
Penerapan disiplin di setiap sekolah cukup bervariasi, hal ini disebabkan oleh
adanya perbedaan norma kelakuan dan suasana sekolah masing-masing. Setiap
sekolah mempunyai kepala sekolah, guru, karyawan, dan peserta didik yang berbedabeda. Perbedaan ini memberikan ke1mmgkinan adanya perbedaan berbagai kebijakan
dan peraturan yang dikeluarkan, tetapi pada intinya semua itu bermuara pada satu
tujuan yaitu menciptakan suasana sekolah yang tertib dan teratur.
Suasana sekolah yang tertib dan teratur akan menunjau,i kelancaran
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah terutama kelancaran proses belajar mengajar
yang akan menunjang pencapaian tujuan dari proses tersebut dengan baik. Secara
ummn, ha! ini ditandai dengan adanya peningkatan basil belajar peserta didik.
Berdasarkan hal-hal tersebut, keberhasilan suatu sekolah diukur dari moral
dan perilaku para lulusannya sehingga dibutuhkan peran seorang kepala sekolah yang
mampu memberikan pengawasan dan pengendalian serta turut membantu tenaga
pendid1k_ dalam merealisasikan peraturan-peraturan atau tata tertib yang telah
diberlakukan di sekolah tersebut.

7

Oleh karena itu, penulis akan menjadikan masalah tersebut sebRgai penelitian
yang penulis tuangkan ke dalam sebuah bahasan yang berjudul : "HUBUNGAN
SUPERVISI

KEPALA

SEKOLAH

TERHADAP

PENINGKATAN

KEDISIPLINAN SISWA PADA KELAS II MTsN 15 MARUNDA JAKARTA
UTARA".
B. Pemb.atasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah

Dari judul di

atas Penulis memberikan pembatasan pada beberapa

permasalahan, yaitu :
a. Kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya pandai meneliti, mencari, dan
menetukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan
sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu tercapai.
b. Disiplin yang dimaksudkan adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang
yang tergabung dalam suatu sistem ttmduk pada peratl1Tan-peratt1ran yang ada
dengan senang hati, terutama bagi peserta didik.
c. Penelitian ini dilakukan pada siswa/i kelas II Madrasah Tsanawiyah Negeri 15
Marunda, Jakarta Utara.

2. Perumusan Masalah
Agar pembahasan masalah ini terarah dan tidak meluas, maka penulis
merumuskan masalah ke dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a. ,A,pakah terdapat hubungan antara supervisi pendidikan yang dilakukan kepala
sekolah terhadap peningkatan kedisiplinan siswa?

8

b. Bagaimana pengaruh dari penerapan disiplin bagi siswa MTsN 15 Marunda?

C. Metode Pembahasan
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian
kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang berusaha mengumpulkan
sumber-smnber informasi dengan cara menelaah dan mengkaji buku-buku dan
sumber-sumber

lain yang berkaitan langsung dengan pembahasan. Sedangkan

metode pembahasannya adalah penelitian Iapangan (field research), yaitu melakukan
penelitian atau peninjauan langsung ke lapangan untuk memperoleh infonnasi
mengenai berbagai ha! yang berkaitan dengan masalah atau yang berkaitan dengan
tema skripsi yang diambil.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitiau
Pene!itian ini dilakukan dengan beberapa tujnan, yaitu :
a. Untuk mengetahui apakah proses supervisi pendidikan yang dilakukan oleh
kepala sekolah memiliki hubungan terhadap peningkatan kedisiplinan siswa.
b. Iugin mengetahui apakah pengaruh dari penerapan kedisiplinan siswa.
2. Manfaat Penelitian
a. Agar pihak sekolah, terutama kepala sekolah berperan aktif dalam rangka
pengembangan pola perilakn siswa.
b. Sebagai wacana pendidikan bagi Mahasiswa untuk memperkaya wawasan dan
khasanah pengetahuannya.

9

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang memuat sub bab,
sebagai berikut :

BAB I

: Pendalmluan. Bab ini be1isikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan
Masalah, Perumusan Masalah, Metode Pemba11asan, Tujuan dan
Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II

Kajian Teori, Kerangka Berfikir dan Pengujian Hipotesis. Kajian Teori
membahas tentang Supervisi Pendidikan, ·Disiplin Sekolah, Tugas dan
Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Supervisor, dan Hubungan
Supervisi Kepala Sekolah terhadap Peningkatan Kedisiplinan Siswa.
Selain itu, bab ini juga membahas tentang Kerangka Berfikir dan
Pengajuan Hipotesis.

BAB III

: Metodologi Penelitian. Bab ini membahas tentang V ariabel Penelitian,
Waktu

dan

Tempat

Penelitian,

Populasi

dan

Sampel,

Teknik

Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

BAB IV

: Hasil Penelitian. Bab ini membahas mengenai Gambaran Umum Objek
Penelitian, Pengolahan dan Interpretasi Data, Analisis Data, dan Wasan
Data.

BAB V

: Penutup. Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran-saran.
Skripsi ini kemudian diakhiri dengan daftar bacaan sebagai rujukan

dalam pembahasannya.

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Snpervisi Pendidikan
a. Pe11gertia11 Supervisi Pe11didika11

Setiap aktivitas, besar ataupun kecil yang tercapainya tergantung kepada
beberapa orang diperlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak langkalmya.
Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah tersebut, pimpinan sekolah hams
bemsaha meneetahui keseluruhan situasi di sekolahnya dalam segala bidang. Adapun
usaha pimpinan dan guru-guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam
segala kegiatannya, disebut supervisi atau pengawasan sekolah sedangkan untuk
seseorang yang melakukan supervisi itu disebut supervisor.
Secara etimologi, "supervisi" berasal dari kata "super" dan "vision", yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi
adalah penglihatan dari atas.

1

-

Sedangkan secara semantik, pengertian supervisi menurut Ben M. Harris
dalam tiukunya Supervisor Behaviour in Education, 1975, Menyatakan supervisi
adalah "apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan alat-alat

r Subari, Supervisi dalam Jlangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),

Cet.ke-1, h. I.

11

dalam rangka mempertahankan atau mengubah pengelolaan sekolah untuk
mempengaruhi

langsung

pencapaian tujuan

instruksional

sekolah.

Supervisi

mempunyai impact dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat". 2
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, dkk., dalam bukunya Administrasi
Pendidikan, 1979, menyatakan supervisi adalal1 '"suatu aktivitas pembinaan yang

direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif'.
Sedangkan menurut Drs. Ametemb1m, dalam buk1mya Supervisi Pendidikan
adalah "pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umunmya dan
peningkatan mutu belajar mengajar di kelas pada khususnya". 3
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat dikemukakan secara
sederhana bal1wa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Supervisi berintikan program pengajaran
dengan ditunjang oleh unsur-1msur lain, seperti Guru, sarana dan prasarana,
kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung
jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.

2
Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi, (Jakarta :
Usaha Nasional, 2000), h. 31.

3

.fbid, h. 32

12

Pusat perhatian supervisor adalah perkembangan dan kemajuan siswa, karena
itu usahanya berpusat pada peningkatan kemampuan profesional gum dengan segala
aspekny