Makalah Kuliah tentang Ekonomi Islam (1)

A.Ekonomi islam (Muamalah)
Ekonomi adalah suatu dimensi sosial manusia yang di rangkum dalam muamalah, yaitu aturan-aturan
dasar hubungan antara manusia. Menurut fiqih, muamalah ialah tukar menukar barang atau sesuatu yang
memberi manfaat dengan cara yang ditentukan. Yang termasuk dalam hal muamalah adalah jual beli, sewa
menyewa, upah mengupah, pinjam meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat dan lain-lain.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, masing-masing berhajat
kepada yang lain, bertolong-tolongan, tukar menukar keperluan dalam urusan kepentingan hidup baik
dengan cara jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam atau suatu usaha yang lain baik bersifat pribadi
maupun untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian akan terjadi suatu kehidupan yang teratur dan menjadi
ajang silaturrahmi yang erat.

1.Prinsip Ekonomi Islam
a. Pendayagunaan atau pengejawantahan konsep ZIS dalam mengatasikan kemiskinan.
Pada prinsip ini umat Islam dianjurkan dengan sangat bahkan pada kondisi tertentu diwajibkan untuk
membelanjakan harta-hartanya di jalan Allah secara optimal. Membelanjakan dalam arti membantu para
kaum duha'afa, yatim piatu, fakir miskin dan lain-lain yang termasuk dalam 8 asnaf mustahik Zakat. Hal ini
dilakukan agar dapat terwujud kesejahteraan dan keadilan sosial di masyarakat Islam karena Islam sama
sekali tidak mentolerir berlangsunganya atau situasi kesenjangan mencolok antara kaum berpunya dan tidak
berpunya (the have’s and the have nots). Sebagai contoh, berdasarkan hasil penelitian apabila umat benarbenar menunaikan zakat lalu dikelola oleh amilin (pengurus badan amil zakat) secara benar maka tidak akan
ada orang miskin (Kholilah, 2011). Pengelolaan ZIS perlu profesional agar muzaki yang menunaikan zakat
dan membelanjakan hartanya atas dasar ajaran agama merasa percaya bahwa ZIS mereka sampai kepada

mustahik yang benar-benar membutuhkan
b. Larangan Riba
Amat jelas surat-surat dalam al Quran terutama surat al Baqarah tentang laranga melakukan riba bagi umat
Islam. Dalam dunia usaha dan perbankan riba sering dikaitkan dengan bunga bank namun sebenarnya tidak
hanya tentang bunga bank tetapi menggandakan uang atau berharap mendapat keuntungan berlipat-lipat
sebagaimana koperasi berkedok syariah tetapi melakukan manipulasi dengan mengiming-imingi nasabahnya
dengan keuntungan banyak bahkan berkali-kali lipat dari kewajaran suatu bisnis itu bisa juga dikatakan riba.
Tentang bunga bank memang ada sedikit perbedaan pendapat dari ulama yang mengatakan bahwa bunga
bank itu tidak riba namun sebagian besar ulama mengkategorikan bunga bank riba karena sistem yang ada
(ekenomi kapitalis) itu sudah bukan berlandaskan nilai-nilai Islami sehingga turunan dari sistem itu yang
berbentuk bunga juga bisa dikatakan riba. Hal ini mengingat juga bahwa bunga bank itu ditetapkan bahkan
bisa berlipat-lipat bila misalnya nasabah gagal bayar sehingga akan terdapat siatuasi win-lose (menangkalah) antara nasabah dan pihak bank dan sebaliknya yang ini tidak dibenarkan dalam prinsip ke dua ini.
Dalam konteks ini jelas Allah akan memerangi orang-orang yang menjalankan usahanya dengan sistem riba
(QS al Baqarah 2: 278-279) dan Allah melarang riba tetapi menghalalkan jual beli. .

‫ب‬
‫حؤر ب‬
‫( نفنإؤن ل نؤم تنؤفنعملوا نفأ ؤنذمنوا نب ن‬278) ‫نيا أ نيرمنها ال رننذينن آنممنوا اترنمقوا الل رننه نونذمروا نما بننقني نمنن النررنبا نإؤن ك من ؤتمؤم ممؤؤنمننينن‬
(279) ‫نمنن الل رننه نونرمسولننه نونإؤن تمبؤتمؤم نفل نك مؤم مرمءومس أ نؤمنوالنك مؤم نلا تنؤظلنممونن نونلا تمؤظل نممونن‬


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa riba.
Jika memang kamu orang yang beriman.Jika kamu tidak melakukannya,maka terimalah
pernyataan perang dari Allah dan rasul Nya dan jika kalian bertobat maka bagi kalian adalah
modal-modal, kalian tidak berbuat zalim dan tidak pula dizalimi”. (QS. Al-Baqarah : 278- 279)
[2]
Riba ini dalam sejarahnya amat disenangi oleh kaum Yahudi oleh karena itu hingga kini pun kaum pebisnis
Yahudi internasional masih menjalankan usahanya dengan sistem model ini. Kita jangan sampai terjebak
untuk mengikuti cara-cara mereka (Yahudi dan Nasrani) karena mereka memang ingin “gaya hidup” mereka
ditiru dan mengglobal, apalagi mereka tidak rela Islam berkembang sehingga

ingin memisahkan agama (Islam) dari kehidupannya sehari-hari bahkan lebih jauh lagi mereka berharap
orang-orang Islam ikut dengan cara-cara dan gaya hidup mereka sebagaimana Allah menggambarkan hal itu
dalam QS al Baqarah ayat 120 yang artinya “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu
sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang
(yang sebenarnya). Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai
kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah”.
c. Membagi Resiko (Risk Sharing)
Ekonomi Islam yang berjalan dalam azas kebersamaan dan keadilan itu tidak membolehkan salah satu
pihak yang berkongsi menderita kerugian atau rugi sendirian, oleh karena itu menanggung resiko kerugian
pada usaha bersama secara adil dan bijak mesti dilakukan agar tidak ada salah satu pihak yang merasa

terdzholimi dan tidak puas. Prinsip ini mengajak umat Islam yang berbisnis selalu senasib dan sependeritaan,
jika untung mesti sama-sama untung dan jika rugi mesti sama-sama menanggungnya. Inilah suatu ajaran
bisnis yang mengajarkan kita dalam kebersamaan, adil, fair, transparan.Hal-hal seperti itulah yang
seharusnya ditumbuh-kembangkan dalam ekonomi Islam.
d. Dilarang terjadinya eksploitasi
Kegiatan ekonomi dilarang menyebabkan terjadinya fenomena eksploitasi. Suatu kegiatan industri dan
bisnis yang hanya mengeksploitasi kekayaan alam dan sumber daya manusia tetapi tidak mampu menjaga
keseimbangan ekonomi dan jjmemerhatikan hak-hak pekerja amat sangat dibenci bahkan dilarang dalam
prinsip ekonomi Islam ini. Eksploitasi dimaksud jika dijabarkan lebih lanjut bisa berupa pembagian
keuntungan yang berat sebelah misalnya kontrak karya yang tidak adil dan ternyata lebih besar mudharat dari
pada manfaatnya. Jika hal ini terjadi maka sesuai ajaran Islam dalam prinsip keempat ini kita semestinya
menggugat kontrak karya tersebut. Apakah misalnya kontrak karya penambangan di Indonesia oleh
perusahaan asing banyak yang melanggar prinsip keempat ini? Anda tentu tahu dan bisa menjawabnya
dengan mudah.
e. Menjauhi usaha yang bersifat spekulatif
Judi sudah tentu dilarang dan masuk dalam kategori usaha yang tinggi sifat spekulasinya. Sistem ekonomi
kapitalis berbagai bisnisnya banyak ditopang dan didukung dengan usaha model spekulatif ini. Umat Islam
jangan meniru model bisnis macam ini, mesti dijauhi sejauh-jauhnya karena konsep ekonomi mereka tidak
dituntun oleh nilai-nilai agama (Islam) dan bisa menyesatkan bagi masyarakat Islam. Meski kita ketahui
bahwa dewasa ini umat islam tidak bisa terhindarkan dari sistem ekonomi Islam, namun yang penting

sekarang ini umat Islam mesti sadar terlebih dulu bahwa umat Islam sebenarnya punya konsep ekonomi yang
lebih baik. Apabila suatu saat nanti umat Islam sudah tersadarkan dan memiliki pemimpin yang kuat, amanah
dan benar serta berkomitmen tinggi dalam menegakkan ajaran Islam, maka saatnya ekonomi Islam dapat
diimplementasikan oleh kita dengan meninggalkan cara dan sistem ekonomi yang tidak Islami. Diperlukan
kemauan dan tekad kuat untuk memurnikan kegiatan ekonomi dari unsure-unsur yang bertentangan dengan
prinsip ajaran Islam (Al-Quran dan Hadist).

3.Tujuan
ekonomi
islam
Dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi, dunia Islam mempunyai sistem perekonomian yang
berbasiskan nilai-nilai dan prinsip-prinsip syariah yang bersumber dari Al Quran dan Hadits serta dilengkapi
dengan Al Ijma dan Al Qiyas. Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem
Ekonomi Syariah. Berdasarkan beberapa literatur dapat disimpulkan, bahwa Sistem Ekonomi Syariah
mempunyai
beberapa
tujuan,
yakni:
1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral Islam (dasar pemikiran QS. Al-Baqarah ayat 2 &
168, Al-Maidah ayat 87-88, Al-Jumu’ah ayat 10);


QS.Al-Baqarah : 2

‫لن رل ؤممترننقينن‬

‫ب نفينه مهددى‬
‫ب ل ن نري ؤ ن‬
‫ذنذلننك ال ؤنكنتا م‬

Dzalikal kitabu la raiba fihi hudal lil
muttaqin
Artinya : "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan pada nya dan petunjuk bagi orang yang bertakwa.

QS.Al-Baqarah:168
2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid, berdasarkan keadilan dan persaudaraan yang
universal(Qs.Al-Hujuraat:13)

3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata (QS. Al-An’am ayat 165,)

4. Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial (QS. Ar-Ra’du:36)


TRANSAKSI DALAM EKONOMI ISLAM:
1) Bank syariah: Merupakan satu institusi kewangan yang menjalankan operasi mengikut prinsip-prinsip
syariah.
2) Mudharabah: Satu bentuk kerjasama antara dua pihak dimana pemilik modal menyumbangkan modal
kepada orang yang melakukan kerja dengan persepakatan pembahagian untung. Kerugian pula ditanggung
oleh pemilik modal.
3) Musyarakah: Satu perjanjian usaha sama antara dua pihak untuk melakukan atau terlibat dalam aktiviti
perniagaan atau projek tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Modal dikeluarkan oleh
kedua-dua pihak. Pembahagian untung dan rugi mengikut kadar yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak.
4) Murabahah: Satu transaksi antara dua pihak di mana kedua-duanya bersetuju pada suatu paras harga yang
meliputi harga kos barangan dan juga keuntungan yang diambil.
5) Ijarah: Kontrak untuk mendapatkan khidmat atau manfaat tertentu yang boleh dibayar dan dihalalkan
dengan barangan tertentu.
6) Wadiah: Barang atau simpanan yang diserahkan kepada seseorang atau bank untuk menjaganya. Ianya
boleh dikeluarkan atau diambil pada bila-bila masa yang penyimpan kehendaki.
7) Ar-rahnu: Meletakkan harta benda sebagai jaminan atas hutang. Maksudnya, menjadikan sesuatu barang
sebagai cagaran bagi sesuatu hutang dan menjadi bayaran sekiranya tidak berkemampuan untuk membayar
hutang itu nanti.

8) Ujrah: Perkataan yang diambil dari perkataan bahasa arab yang membawa erti bayaran yang diberikan
kepada orang yang melakukan kerja sebagai satu ganjaran atau upah atas apa yang dikerjakannya.

9) Qard Hassan: Pinjaman tanpa faedah. Ia merupakan pinjaman kebajikan dimana peminjam hanya perlu
membayar sejumlah wang yang dipinjamnya.
10) Hiwalah: Bermaksud pemindahan. Merujuk kepada proses pemindahan wang atau hutang daripada satu
pihak ke pihak yang lain atau dari satu akaun ke akaun yang lain dan bank dapat mendapat bayaran kerana
perkhidmatan yang diberikannya.
11) Bai’ salam: Transaksi jual beli yang mana perjanjian dibuat antara dua pihak (pembeli dan penjual).
Dalam perjanjian ini pembeli bersetuju membeli dengan membayar secara tunai barangan yang akan dihantar
pada kemudian hari. Bahasa mudahnya, bayar dahulu tapi barang atau perkhidmatan belum diperolehi.
12) Bai’ bithaman ajil: Jualan bayaran tertangguh (tertunda). Jualan dengan harga tangguh atau jualan
dengan bayaran ansuran ialah menjual sesuatu dengan disegerakan penyerahan barang yang dijual kepada
pembeli dan di tangguhkan bayaran harganya sehingga ke satu masa yang di tetapkan atau dengan bayaran
beransur-ansur.
13) Bai’ musawamah: Transaksinya sama seperti mudarabah. Tetapi pembeli tidak mengetahui harga kos
barangan yang dibeli dan penjual sememangnya tidak berniat untuk memberitahu pembeli.
14) Kafalah: Jaminan yang diberikan oleh seseorang kepada tuan punya barangan yang meletakkan barangan
itu kepada pihak ketiga. Sekiranya berlaku sebarang kerosakan, penjamin yang akan menanggung segalanya.
15) Wakalah: Seseorang wakil yang merujuk kepada keadaan di mana seseorang melantik orang lain untuk

mewakilinya di dalam sesuatu urusan.
16) Tawarruq: Prinsip ini melibatkan dua peringkat urusniaga yang mana melibatkan belian secara kredit
antara pembeli dengan penjual asal barangan. Kemudian pembeli akan menjual semula barangan tersebut
secara tunai kepada pihak ketiga.
17) Sarf: Merupakan kontrak tukaran wang iaitu tukaran daripada satu matawang kepada matawang yang
lain. Samada dari jenis yang sama atau kepada jenis yang berlainan. Tetapi ada diantara mazhab yang tidak
membenarkan tukaran wang sekiranya melibatkan urusan kontrak di masa hadapan.
18) Istisna’: Prinsip jual beli yang mana perjanjian dibuat antara pembeli dan penjual yang bersetuju
membeli sesuatu barangan sebelum barangan itu berada di pasaran. Pembeli barangan boleh membayar
samada pada awal kontrak ataupun apabila barangan yang dipesan sudah siap untuk dihantar. Kontrak ini
tidak boleh ditamatkan sewaktu proses pembuatan.
19) Bai’ al-dayn: Pembiyaan hutang. Dalam prinsip ini, pembiayaan dibuat berdasarkan jual beli dokumendokumen perdagangan dan pembiyaan digunakan untuk membiayai keprluan kewangan bagi tujuan
pengeluaran, perdagangan dan perkhidmatan.
20) Bai’ istijar: Prinsip ini merupakan transaksi jual beli dimana perjanjian dibuat oleh pihak pembeli dan
penjual yang mana bersetuju membeli kaedah yang berterusan dan tidak aka nada lagi proses tawar-menawar
antara pembeli dan penjual setelah perjanjian awal disempurnakan.

MANAJEMEN PENGAOLAHAN EKONOMI ISLAM (ZAKAT,INFAK,SEDEKAH,DAN WAKAF)
Selain dari sebagian transaksi yang sudah disebutkan di atas,manajemen pengolahan ekonomi islam yang
perlu di perhatikan serius adalah :

A.Zakat
Zakat Menurut Yusuf Qardhawi (1968:59) zakat adalah sejumlah harat tertentu yang diwajibkan Allah
SWT,diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Sedangkan menurut BAZIS DKI Jakarta (1987:XII),zakat
adalah salah satu rukun islam yang merupakan ibadah kepada Allah merupakan amal sosial kemasyarakatan
dan kemanusian dlam wujud mengkhususkan jumlah harta atau nilainya milik perorangan atau badan hukum
untu diberikan kepada yang berhak dengan syarat-syrt tertentu. Tujuan zakat dalam ekonomi islam adalah
untuk mensucikan dan mengembangkan harta serta jiwa pribadi pra wajb zakat,mengurangi penderitaan
masyarakat, memelihara keamanan,dan meningkatkan pembangunan.

B. Infak
Infak adalah membelanjakan,menggunakan atau mengeluarkan harta. Menurut Daud Ali (1988:23),infak
adalah pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rizki,sebanyak
dikehendakinya sendiri. Cholid Fadhullah (1993:5) merumuskan pengertian infak,yaitu pengeluaran derma
setiap kali seorang muslim menerima rezeki (kurnia) dari Allah sejumlah yang dikehendak dan direlakan
oleh sipenerima rezeki tersebut.
C. Sedekah
Menurut Hamzah yakub (1979:299),sedekah adalah derma atau pemberian yang dilakukan dengan harapan
memperoleh rodho Allah. Sedangkan menurut M.Daud Ali (1988:23),sedekah adalah pemberian sukarela
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain,terutama kepada orang-orang miskin,setiap kesempatan
terbuka yang tidak ditentukan baik jenis,jumlah,maupun waktunya.

D. Wakaf
Wakaf adalah memberikan harta yang tahan lama serta dapat memberikan manfaat untuk kepentingan
umum. Harta wakaf itu tidak boleh dijual hanya diambil manfaatnya,karena lazimnya harta wakaf itu dalam
bentuk tanah,kebun,masjid,lembaga pendidikan,rumah,kendaraan,dan lain-lain.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa zakat hukumnya wajib bagi orang Islam yang
mempunyai harta yang sampai nisabnya. Sedangkan infak,shadaqah,dan wakaf hukumnya sunnat.

Pengolahan zakat,infak,sedekah,dan wakaf
Zakat,infak,sedekah,dan wakaf merupakan ibadah yang bernilai sosial dan juga mampu mengembangkan
serta meningkatkan perekonomian umat Islam. Oleh,karena itu harus dikelola dengan manejemen yang
baik,secara terstruktur dan profesional baik dari segi perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan,dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan. Diantara firman Allah yang
mengisyaratkan pengelolaha yang dimaksud terdapat dalam Q.S 9:103 yang terjemanhannya sebagai
berikut :
“Pungutlah zakat dari sebagian harta mereka,dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka,dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Depag.R.I,1984:297).

Dalam prakteknya Rasul SAW pernah menunjuk Muaz bin Jabal sebagai pengumpul (‘ainil) zakat
sekaligus mengurus infak,sedekah,dan wakaf. Harta yang telah dikumpulkan tersebut disimpan dalam

lembaga keuangan negara (baitul mal),yang selanjutnya dimanfaatkan untuk membiayai kehidupan ekonomi
umat yang dikelola oleh pemerintah.
Undang-undang Zakat Nomor 38 tahun 1999 menjadi payung hukum untuk pengelolaan zakat di
Indonesia. Beberapa hal teknis yang diatur di dalam UU tersebut antara lain :
1.Ruang lingkup kerja amil zakat juga meliputi infak,sedekah,wakaf,hibah,dan kifarat.
2.Sanksi terhadap amil dalam pelaksanaan tugasnya.
3.Struktur amil mulai tingkat nasional,provinsi,kabupaten,kota,kecamatan disemua tingkata memiliki
hubungan kerja yang bersifat koordinatif,konsultatif,dan informatif (pasal 6:3).
4.Pengurus amil zakat terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu
(pasal 6:4).
5.Struktur amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan,pengawasan,dan pelaksanaan (pasal 6:5).
6.Tugas-tugas amil zakat meliputi : mengumpulkan,mendistribusikan,dan mendayagunakan sesuai dengan
ketentuan agama dan bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya (pasal 8 dan 9).

PERBEDAAN SISTEM EKONOMI SOSIALIS, KAPITALIS DAN ISLAM
A. Sistem Ekonomi Sosialis
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke
dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng,
dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk
memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya
perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan.
Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai
bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset
ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis :
•Pemilikan harta oleh negara
•Kesamaan ekonomi
•Disiplin Politik
Ciri-ciri Ekonomi Sosialis:
1.Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
2.Peran pemerintah sangat kuat
3.Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
B. Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang
untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi baang, manjual barang, menyalurkan
barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan
kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut
campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas
malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalis :
1.Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2.Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3.Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan)
sendiri
4.Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme)
C. Sistem Ekonomi Islam

M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik Ekonomi Islam” menyatakan
bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di
ilhami oleh nilai-nilai islam. Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi
islam ialah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah yang ada
hubungannya dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3).
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Qur’an dan
sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang di dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang
sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:
1.Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.
2.Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3.Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4.Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
5.Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan
banyak orang.
6.Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7.Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8.Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Ciri-ciri Ekonomi Islam:
1.Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
2.Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
3.Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Islam dan Sosialis
Konsep Kapitalis Islam Sosialis
Sumber kekayaan Sumber kekayaan sangat langka( scarcity of resources) Sumber Kekayaan alam
semesta dari ALLAH SWT Sumber kekayaan sangat langka( scarcity of resources).Kepemilikan Setiap
pribadi di bebaskan untuk memiliki semua kekayaan yang di perolehnya Sumber kekayayan yang kita miliki
adalah titipan dari ALLAH SWT Sumber kekayaan di dapat dari pemberdayaan tenaga kerja (buruh). Tujuan
Gaya hidup perorangan Kepuasan pribadi Untuk mencapai ke makmuran/sucess (Al-Falah), di dunia dan
akhirat kesetaraan penghasilan di antara kaum buruh Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem per
ekonomian yaitu: Kapitalis, Islam dan Sosialis.
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh
dengan cara bekerja keras di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai
tujuan hidup nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadi nya pasar
(market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil
atas isu yang terjadi seputar masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa
masalah tersebut ke level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua kekayaan di
dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di
peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success) dan Sa’ada Haqiqiyah
(kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat. Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan
harus mendapat kan nya dengan usaha yang keras untuk mencapai yang nama nya Islamic Legal Maxim,
yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip
syariah. Yang sangat penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada nya unsur Riba (interest)
Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).

Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus
di peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya.
Dalam sistem Sosialis, semua Bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh Negara. Tidak terciptanya market
(pasar) dan tidak terjadinya supply dan demand, karena Negara yang menyediakan semua kebutuhan
rakyatnya secara merata. Perumusan masalah dan keputusan di tangani langsung oleh negara.
KESIMUPULAN

Ekonomi islam atau ekonomi syariah saat ini adalah ekonomi yang sudah banyak diinginkan
masyarakat melalui penerapannya pada perekonomian Indonesia. Penerapan ekonomi islam sendiri
merupakan perbaikan perekonomian Indonesia, dengan segala prinsip-prinsip yang mengaturnya.
Seperti yang kita ketahui, jenis transaksi yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya ini
tergolong ke dalam transaksi-transaksi non real atau dzalim yang dapat mengakibatkan
dharar(bahaya) bagi masyarakat dan negara, memunculkan high cost dalam ekonomi, serta
bermuara pada bencana dan kesengasaraan pada umat manusia. Sifat-sifat tersebut melekat dalam
sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai jenis transaksinya. Konsekuensi bagi negara dan
masyarakat yang menganut atau tunduk dan membebek pada sistem ekonomi kapitalis yang
dipaksakan oleh negara-negara Barat adalah kehancuran ekonomi dan kesengsaraan hidup. Oleh
karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan lagi keinginan masyarakat tentang penerapan
ekonomi syariah pada perekonomian Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com
www.google.co.id
www.blogger.islam.com

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISTEM EKONOMI ISLAM

DISUSUN OLEH :
ARDINAL FADLI
BRAGA PANGESTU
GUSRI ALANI
JEMMY SETIADI R
SUKMAWATI RAHMADANI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2014