Analisis Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang : studi kasus di PT. So Good Food Unit RTE, Boyolali - USD Repository

  ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG Studi Kasus di PT. So Good Food Unit RTE, Boyolali SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Stevia Arum Melati NIM : 082114099 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG Studi Kasus di PT. So Good Food Unit RTE, Boyolali SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntnasi Oleh : Stevia Arum Melati NIM : 082114099 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Jangan berhenti berharap karena sesuatu yang sudah berlalu, karena meratapi sesuatu yang tak bisa kembali adalah kelemahan manusia yang paling buruk.

  (Chalil Gibran) ......Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.......

  (Doa Novena Kepada Hati Kudus Yesus) Selalu berusaha dan mengucap syukur maka semua akan indah pada waktunya.

  (Penulis) Kupersembahkan untuk:

  Yesus Kristus yang senantiasa menyertai perjalananku, Bunda maria yang selalu menguatkan hatiku Bapak dan Ibu, Kakak dan Adikku.

  Dan untuk Kekasihku...terimakasih atas segala doa dan dukungannya

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG Studi Kasus di PT. So Good Food Unit RTE, Boyolali adalah hasil karya saya.

  Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

  Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

  Yogyakarta, 18 Oktober 2012 Yang membuat pernyataan,

  Stevia Arum Melati

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Stevia Arum Melati NIM : 082114099

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Studi kasus di PT. So Good Food Unit RTE Boyolali beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selam tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Yogyakarta, Yang menyatakan Stevia Arum Melati KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak dalam menyelesaikam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: a.

  Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  b.

  M. Trisnawati R., S.E.,M.Si.,Akt.,QIA selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  c.

  Segenap Pegawai PT. So Good Food Unit RTE, Boyolali terutama untuk Bapak Joko Santosa dan Bapak Achmad Rivai yang banyak membantu mengumpulkan data.

  d.

  Bapakku dan Ibuku Yacobus Sunaryo atas doa dan nasehat dalam memberikan semangat dan dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  e.

  Kakakku Catharina Ika Wahyuni dan adikku Septi Jelita Againi atas doa dan dukungannya. f.

  Petrus Ardhi Dimas Pamungkas atas segala kasih sayang dan kesabaran dalam mendampingi aku.

  g.

  Teman-temanku Monika Agustin, Agustina Ana, Elisabeth Yunita, Permadita, Elisabet Rosita, Elisabet Trifena, Imakulatha Keling, Fridolin Yudita atas doa, persahabatan, canda tawa, semangat, dan masukan selama penulis berkuliah hingga menyelesaikan skripsi.

  h. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 18 Oktober 2012 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................. v PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS.......................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................ xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiv ABSTRAK ............................................................................................................... x ABSRACT ........................................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 C. Batasan Masalah .......................................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4 F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6 A. Pajak ............................................................................................................. 6 B. Pajak Penghasilan ....................................................................................... 10 C. Pajak Penghasilan Pasal 21 ........................................................................ 20 D. Pegawai Tetap ............................................................................................ 31 E. Saat Terutang PPh Pasal 21 ........................................................................ 32 F. Hak dan Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21 ............................................. 35 G. Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas ................................................. 36

  Halaman H. Penerima Penghasilan Bukan Pegawai ...................................................... 39 I. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................... 38

  BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 43 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 43 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 43 C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 43 D. Data Penelitian ........................................................................................... 44 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 44 F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................ 47 A. Sejarah Singkat ........................................................................................... 47 B. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 47 C. Bidang Produksi ......................................................................................... 48 D. Bidang Sumber Daya Manusia ................................................................... 48 E. Struktur Organisasi ..................................................................................... 49 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 50 A. Deskripsi Data ............................................................................................ 50 B. Analisis Data .............................................................................................. 53 1. Memaparkan PPh Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 untuk pegawai tetap sesuai dengan penghitungan di PT. So Good Food unit RTE ..................................... 53 2. Menghitung kembali PPh Pasal 21 terutang Tahun

  Pajak 2011 untuk pegawai tetap PT. So Good Food unit RTE berdasarkan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku ...................................................... 56 3. Membandingkan hasil penghitungan PPh Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 bagi pegawai tetap yang dilakukan PT. So Good Food unit RTE dengan penghitungan PPh Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 bagi pegawai tetap berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku .................................... 73

  C.

  Pembahasan ............................................................................................... 81

  BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 91 A. Kesimpulan ................................................................................................ 91 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 91 C. Saran .......................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93 LAMPIRAN .......................................................................................................... 94

     

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Tarif Pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi .......................... 29 Tabel 2. Data Pegawai Tetap .................................................................. 52 Tabel

  3. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur yang dilakukan PT. So Good Food Unit RTE................................................................................... 54

  Tabel

  4. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur berupa THR yang dilakukan PT.

  So Good Food Unit RTE .......................................................... 55 Tabel

  5. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun Pajak 2011 atas Penghasilan Teratur Berdasarkan Peraturan Perundang- undangan Perpajakan yang berlaku .......................................... 53

  Tabel

  6. Penghitungan Penghasilan Bruto atas Penghasilan Teratur Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ........................................................... 58

  Tabel

  7. Penghitungan Biaya Jabatan Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ............................................................................. 60

  Tabel

  8. Penghitungan Iuran JHT Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ............................................................................. 60

  Tabel

  9. Penghitungan Penghasilan Neto Setahun Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ........................ 61

  Tabel 10. Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan ....................... 62 Tabel 11. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak atas

  Penghasilan Teratur Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ........................................................... 63

  Tabel 12. Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Setahun atas Penghasilan Teratur Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ........................................................... 64

  Halaman Tabel 13. Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Sebulan atas Penghasilan Teratur Tahun Pajak 2011

  Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ........................................................... 65

  Tabel

  14. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang Tahun pajak 2011 atas Penghasilan Tidak Teratur berupa THR Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ............................................................................. 66

  Tabel

  15. Penghitungan Penghasilan Bruto atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ............................................................................. 67

  Tabel 16. Penghitungan Biaya Jabatan atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku .......................................................... 69

  Tabel

  17. Penghitungan Penghasilan Neto atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ............................................................................. 70

  Tabel 18. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan tidak teratur Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ............................................................................. 71

  Tabel 19. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur dan Penghasilan Tidak Teratur Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang- undangan Perpajakan yang berlaku .......................................... 72

  Tabel 20. Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang atas Penghasilan Tidak Teratur Berupa THR Tahun Pajak 2011 Berdasarkan Peraturan Perundang- undangan Perpajakan yang berlaku .......................................... 73

  Tabel

  21. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang atas Penghasilan Teratur Tahun Pajak 2011 Bagi Pegawai Tetap Mempunyai NPWP antara PT. So Good Food Unit RTE dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ........................................................... 74

  Halaman Tabel

  22. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang atas Penghasilan Teratur Tahun Pajak 2011 Bagi Pegawai Tetap Tidak Mempunyai NPWP antara PT. So Good Food Unit RTE dengan Peraturan Perundang- undangan Perpajakan yang berlaku .......................................... 75

  Tabel

  23. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang atas THR Tahun Pajak 2011 Bagi Pegawai Tetap mempunyai NPWP antara PT.

  So Good Food Unit RTE dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ........................ 79

  Tabel

  24. Perbandingan Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang atas THR Tahun Pajak 2011 Bagi Pegawai Tetap Tidak Mempunyai NPWP antara PT. So Good Food Unit RTE dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku ............................................................................. 80

                 

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1 Struktur Organisasi PT. So Good Food Unit

  RTE, Boyolali ........................................................................ 49 Gambar 2 Formula Penghitungan PPh Pasal 21 untuk

  Penghasilan Teratur ................................................................ 53 Gambar 3 Formula Penghitungan PPh Pasal 21 untuk

  Penghasilan Tidak Teratur berupa Tunjangan Hari Raya (THR) .................................................................... 53

  

ABSTRAK

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERUTANG

Studi Kasus di PT. So Good Food Unit RTE, Boyolali

  Stevia Arum Melati NIM: 082114099

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2012 Tujuan penelitian ini menganalisis ketepatan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 bagi pegawai tetap yang dilakukan oleh PT. So Good

  Food unit RTE. Penelitian ini dilakukan karena diberlakukannya With Holding

  

System yang memungkinkan terjadinya ketidaktepatan dalam penentuan Pajak

Penghasilan Pasal 21 terutang yang dilakukan pihak pemberi kerja.

  Jenis penelitian yang digunakan berupa studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis komparasi yang dilakukan dengan cara membandingkan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 yang dilakukan oleh PT.

  So Good Food unit RTE dengan yang dilakukan penulis berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 bagi pegawai tetap menurut PT. So Good Food unit RTE sudah tepat dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 bagi pegawai tetap yang dihitung berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku.

  

ABSTRACT

ANALYSIS OF TAX PAYABLE OF INCOME TAX-ARTICLE 21

A Case Study at PT. So Good Food Unit RTE, Boyolali

  Stevia Arum melati 082114099

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2012 The purpose of this study was to analyze the accuracy of tax payable of

  Income Tax Article 21 for the fiscal year 2011 of permanent employees conducted by PT. So Good Food RTE unit. The research was conducted because of the endorsement of With Holding System which may present inaccuracies in the determination of tax payable of income tax under Article 21 made by an employer.

  The type of research used was case study. Data was obtained by conducting interviews and documentation. The data analysis technique used is the technique of comparative analysis which is done by comparing the tax payable of Income Tax Article 21 for the fiscal year 2011 done by PT. So Good Food RTE unit with the calculation done by the author based on taxation legislation and regulations.

  The results showed that the tax payable of Income Tax Article 21 for the fiscal year 2011 of permanent employees conducted by PT. So Good Food RTE unit is correct under the recent Income Tax Article 21 for the fiscal year 2011 of permanent employees.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kegiatan usaha, sumber daya manusia merupakan

  investasi yang memegang peranan penting bagi perusahaan. Tanpa adanya sumber daya manusia, faktor produksi lain tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan.   Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

  Gaji dan upah merupakan tambahan kemampuan ekonomis bagi pegawai, oleh karena itu atas gaji dan upah yang diterima dikenakan pajak penghasilan yang pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang Perpajakan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak. Pajak penghasilan dikenakan kepada Wajib Pajak sebanding dengan kemampuannya untuk membayar. Kata “sebanding” dalam perpajakan diwujudkan dengan tarif yang menggunakan persentase tertentu. Wajib Pajak yang berpenghasilan besar akan membayar pajak lebih besar sebaliknya Wajib Pajak yang berpenghasilan kecil akan membayar pajak lebih kecil.

  Pajak penghasilan atas gaji, upah, honorarium, tunjangan, pensiun, dan imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dipungut melalui dibayarkan. Sistem pemungutan ini memberikan wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk memotong atau memungut pajak penghasilan dari penerima penghasilan. Direktorat Jenderal Pajak memberikan kepercayaan kepada pihak pemberi kerja untuk melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) sehubungan dengan imbalan atas pekerjaan atau jasa atau kegiatan lain yang diterima Wajib Pajak.

  Penghitungan yang dilakukan oleh pihak ketiga sering terjadi kesalahan dalam menghitung, salah dalam menentukan tarif, dan salah tulis. Kesalahan yang dilakukan oleh pemberi kerja akan merugikan berbagai pihak, terutama bagi Wajib Pajak dan negara. Melihat permasalahan yang dapat mengakibatkan kerugian tersebut, maka penentuan besarnya pajak penghasilan terutang orang pribadi perlu ditinjau kembali agar sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku dan tidak mengakibatkan kerugian baik dari pihak Wajib Pajak maupun negara.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang sebelumnya sudah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah PPh

  Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 yang dilakukan oleh PT. So Good Food Unit RTE sudah tepat?

  C. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini, masalah dibatasi menganalisis PPh Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 bagi pegawai tetap PT. So Good Food Unit RTE yang memiliki NPWP dan tidak memiliki NPWP menurut Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku sebagai dasar pengisian bukti pemotongan Form 1721-A1.

  Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku meliputi: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

  D. Tujuan penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ketepatan PPh

Pasal 21 terutang Tahun Pajak 2011 untuk pegawai tetap di PT. So Good Food unit RTE. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini sebagai sumbangan referensi yang dapat

  2. Bagi Penulis Hasil penelitian ini merupakan sarana untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang bermanfaat sebagai kontribusi terhadap mata kuliah perpajakan khususnya dalam topik PPh Pasal 21.

  3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bacaan dan perbandingan untuk penelitian yang akan datang.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi teori- teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas penulis dan akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung pengolahan data yang diperoleh dan review penelitian terdahulu.

  Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, obyek dan subyek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.

  Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi uraian singkat obyek yang diteliti, seperti sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, budaya perusahaan, dan uraian singkat mengenai produksi, sumber daya manusia, dan bidang akuntansi dan keuangan.

  Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi deskripsi data, analisis data dan pembahasannya. Bab VI : Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data, keterbatasan penelitian dan saran dari penulis untuk memperbaiki kekurangan yang ada, yang diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

   

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2009:1), “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

  berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Pengertian pajak menurut S.I. Djajadininrat dalam Resmi (2009:1)

  “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal-balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum”.

  Pengertian pajak menurut Mr. Dr N. J. Feldmann dalam Resmi (2009:2), “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.

2. Fungsi Pajak

  Terdapat dua fungsi pajak (Mardiasmo, 2011:1), yaitu: a.

  Fungsi budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

  b.

  Fungsi mengatur (regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Jenis pajak

  Jenis Pajak dapat digolongkan menjadi tiga (Mardiasmo, 2011: 5-6) a.

  Menurut Golongannya 1)

  Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

  2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

  b.

  Menurut Sifatnya 1)

  Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan

  2) Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak

  Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c.

  Menurut Lembaga Pemungutannya 1)

  Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai

  2) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas: a)

  Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

  b) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.

4. Sistem Pemungutan Pajak

  Sistem pemungutan pajak terdiri dari tiga (Mardiasmo, 2011:7-9) a.

  Official Assesment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak b. Self Assesmenmt System

  Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. c.

  With holding System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak yang ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

  5. Asas Pemungutan Pajak Asas pemungutan pajak terdiri dari tiga macam (Mardiasmo, 2011:7) a.

  Asas domisili (asas tempat tinggal), negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yeng bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun penghasilan yang berasal dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.

  b.

  Asas sumber, negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

  c.

  Asas kebangsaan, pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

  6. Tarif Pajak Tarif pajak adalah tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang

  (pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat dinyatakan dalam persentase. Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak dikenal empat macam tarif pajak (Resmi, 2009: 15-17), yaitu : a.

  Tarif Pajak Proporsional/ sebanding Tarif pajak proporsional yaitu tarif pajak berupa persentase tetap terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak.

  Contoh: dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% atas penyerahan barang kena pajak.

  b.

  Tarif Pajak Progresif Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang persentasenya menjadi lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi semakin besar. Contoh: Pajak penghasilan c. Tarif Pajak Degresif

  Tarif pajak degresif adalah persentase tarif pajak yang semakin menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi semakin kecil d. Tarif Pajak Tetap

  Tarif pajak tetap adalah tarif berupa jumlah yang tetap (sama besarnya) terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak.

B. Pajak Penghasilan 1.

  Subjek Pajak Penghasilan

  Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 mengelompokan subjek pajak sebagai berikut: a. orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak; c. bentuk usaha tetap

  Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.

  1) Pengertian Subjek Pajak Dalam Negeri menurut Undang-Undang Pajak

  Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2 ayat (3) adalah:

  a) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;

  b) badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria: (1) pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan;

  (2) pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

  (3) penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; dan

  (4) pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara; dan

  c) warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

  2) Pengertian Subjek Pajak Luar Negeri menurut Undang-Undang

  Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2 ayat (4) adalah:

  a) orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan b) orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

  3) Pengertian Bentuk Usaha Tetap menurut Undang-Undang Pajak

  Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2 ayat (5) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak melakukan kegiatan di Indonesia, yang berupa:

  a) Tempat kedudukan manajemen;

  b) cabang perusahaan; c) kantor perwakilan; d) gedung kantor; e) pabrik; f) bengkel; g) gudang; h) ruang untuk promosi dan penjualan; i) pertambangan dan penggalian sumber lain; j) wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi; k) perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan; l) proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan; m) pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan; n) orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas; o) agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan p) komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

2. Tidak termasuk Subjek Pajak

  Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 3 menjelaskan bahwa yang tidak termasuk subjek pajak adalah: a.

  Kantor perwakilan negara asing; b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat- pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik; c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:

  (1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;dan

  (2) tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota; d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

3. Objek Pajak Penghasilan

  Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008

  Pasal 4, Objek Pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk: a.

  Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini; b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c. laba usaha; d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

  1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

  2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;

  3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi

  4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan

  5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan; e.

  Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak; f.

  Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g.

  Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak; i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah; l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing; m.

  Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n. Premi asuransi; o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p.

  Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak; q.

  Penghasilan dari usaha berbasis syariah; r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan s.

  Surplus Bank Indonesia.

4. Bukan Objek Pajak Penghasilan

  Yang dikecualikan dari objek pajak menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (3) adalah: a.

  Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan b.

  Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; c. Warisan; d.

  Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; e.

  Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan wajib pajak, wajib pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit).

  f.

  Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa; g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia

  1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

  2) Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor; h.

  Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai; i. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri

  Keuangan; j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif; k.

  Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut: 1) merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan l.

  Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara

  Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

  C. Pajak Penghasilan Pasal 21 1.

  Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009

  Pasal 1 ayat (2), PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri.

  2. Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009

  Pasal 1 ayat (7), pengertian Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi dengan status Subjek Pajak dalam negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang tidak dikecualikan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, dari Pemotong PPh Pasal 21 sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan baik dalam hubungannya sebagai pegawai maupun bukan pegawai, termasuk penerima pensiun.

  Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER- 31/PJ/2009 Pasal 3, Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan: a. pegawai; b. penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya; c. bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi: 1) tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaries, penilai, dan aktuaris;

  2) pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;

  3) olahragawan; 4) penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; 5) pengarang, peneliti, dan penerjemah; 6) pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

  7) agen iklan; 8) pengawas atau pengelola proyek; 9) pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;

  10) petugas penjaja barang dagangan; 11) petugas dinas luar asuransi; 12) distirbusor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.

  d.

  Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi: a) peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olaraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya; b) peserta rapat konferensi, siding, pertemuan, atau kunjungan kerja; c) peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;

  d) peserta pendidikan, pelatihan, dan magang; e) peserta kegiatan lainya.

  3. Yang Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2009