Perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita usia dewasa awal - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  i

  

PERBEDAAN KEMATANGAN CINTA ANTARA PRIA DAN WANITA

USIA DEWASA AWAL

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Clara Prima Karmila

  019114070

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  iv

  

PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK TUHAN YESUS KRISTUS ATAS BIMBINGAN DAN KEAJAIBAN YANG TELAH DIBERIKAN.

  Kupersembahkan juga untuk Almarhum papa semoga karya ini menjadi hadiah Dan dapat mewujudkan harapan-harapan papa dan seluruh keluarga.

  Tuhan Memberkati Amin

  

Sator Arepo Tenet Opera Rotas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

PERBEDAAN KEMATANGAN CINTA ANTARA

PRIA DAN WANITA USIA DEWASA AWAL

Clara Prima Karmila

019114070

  

Fakultas Psikologi

  Tujuan penelitian ini adalah meneliti perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita usia dewasa awal. Subjek penelitian ini adalah pria dan wanita usia dewasa awal dan sedang menjalin hubungan cinta. Batasan usia dalam penelitian ini yaitu antara 20-25 tahun. Perbedaan kematangan cinta diungkapkan dengan menggunakan skala kematangan cinta. Skala kematangan cinta disusun berdasarkan komponen elemen-elemen dasar cinta yaitu perhatian dan tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman. Metode analisis data yang digunakan yaitu Independent Sample T-

  

test. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis peneliti yaitu bahwa ada

perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita usia dewasa awal.

  Hasil olah data menunjukkan nilai t hitung (5,460) > nilai t tabel (1,684) dengan nilai probabilitas (p) 0,000 < (p) 0.05 berarti hipotesis peneliti diterima. Dapat diketahui juga bahwa nilai mean wanita (59,53) > nilai mean pria (58,60). Berarti kematangan cinta wanita lebih tinggi daripada pria.

  Kata kunci : Kematangan cinta, pria dan wanita

  vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE MATURITY LOVE DIFFERENCE BETWEEN

MEN AND WOMEN IN ADULT AGE

Clara Prima Karmila

019114070

  

Psychology Faculty

  The aimed of this research are examine maturity love difference between men and women adult age. Subject of research are men and women adult age and in romantic relationship. Age limitation in this research is 20-25 years old. Maturity love difference pronounced with maturity love scale. Maturity love scale stacked based component basic love elements are attention and responsible, appreciation and also comprehension. Analysis data method in use is Independent Sample T-test. Analysis data use to examine researcher hypothesis is any maturity love difference between men and women adult age. Result manner data indicate value t arithmetic (5,462) > t table (1,684), its means researcher hypothesis can accepted. Mean women’n maturity love (59, 53) > mean men’s maurity love ( 58,60). Conclusion this research are any maturity love difference between men and women adult age. And women’s maturity love more advance than men’s maturity love.

  Keywords : Maturity love, men and women.

  vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus berkat bimbinganNya penulis dapat melalui perjalanan panjang menyelesaikan skripsi ini. Banyak ucapan terima kasih yang penulis ingin sampaikan kepada semua orang yang selama ini telah membantu penulis.

  1. Bapak Eddy selaku Dekan fakultas psikologi

  2. Ibu Silvi selaku Kaprodi, terima kasih atas kesempatan dan maaf apabila peneliti sering merepotkan.

  3. Ibu Ari, terima kasih atas bimbingannya selama ini dan maaf ya bu kalau saya selama ini suka buat ‘dosa asal’.

  4. Ibu Susan dan Ibu Titik selaku dosen penguji terima kasih atas masukan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis.

  5. Ibu Siwi, Pak Heri dan Mbak Eta sebagai dosen pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi atas ilmunya.

  7. Mbak Nanik, Mas Gandung dan Pak Gik atas bantuannya selama ini.

  8. Mas Muji atas kesediaannya sebagai tempat curhat penulis dan selamat atas kelahiran anak keduanya.

  9. Mas Doni atas bantuannya selama ini.

  10. Romo Rohadi atas bantuannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan maaf apabila selama ini penulis telah banyak merepotkan. ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  x

  11. Papa (Alm), Mama, Putri, Dewi, Mas Jodhi dan Iyas atas kesabarannya selama ini.

  12. Mbak Dwi dan Mas Cahyo, Mas Idam dan Mbak Sendy atas bantuannya selama ini dan maaf kalau selama ini Prima sudah ngrepotin kalian, GBU.

  13. Mas Eko, terima kasih selama ini sudah menjadi kakak yang baik buat Prima dan you’re the best forever.

  14. Bude Titik & Pakde Prawito, Bude Sri & Pakde Parman, Bulek Wati & Om Bowo, Bulek Asih & Om Triman atas doa dan bantuannya.

  15. Para sepupuku : Andre, Wista, Ririn, Tyas, Thomas dan Dewa, You’re the best guys.

  16. Wilis, My best friends, terima kasih atas persahabatan yang indah ini. Selamat atas pernikahannya semoga kalian berdua selalu setia dan diberkati Tuhan.

  17. Mas Hendra, Mas Tius dan Mas Bayu , kakak-kakakku aku kangen nih sama kalian, kapan kita kumpul lagi ya?

  18. Mbak Devi, dan Mbak Ana, aku bersyukur telah mengenal kalian, berteman dengan kalian mengembalikan kepercayaan diriku lagi.

  19. Elis, Sisca, Vembri, Devi, Ida, Icha, Rani, Nining, Pati, Elly, atas saat-saat yang menyenangkan selama ini.

  20. Para tetangga di perumahan Pendowo Asri, atas bantuannya terutama setelah gempa, Yuk kita bangkit lagi.

  21. Teman-teman angkatan ’01 yang telah berbagi suka dan duka selama kuliah di psikologi.

  22. Teman-teman satu bimbingan Bu Ari, ayo semangat, guys.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  xi

  23. Jaidun, Andri, Hono dan semua karyawan Puri Brata Meditation Resort atas segala kebaikan dan bantuannya juga atas ketawa-ketiwinya selama ini.

  xii

  9

  C. Perbedaan Kematangan Cinta antara Pria dan Wanita Usia Dewasa Awal ................................................................................................... 17

  4. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Pria dan Wanita .......... 15

  3. Perbedaan antara Pria dan Wanita............................................ 14

  2. Perkembangan Sosio-emosional .............................................. 13

  1. Pengertian Masa Dewasa Awal................................................ 12

  B. Pria dan Wanita Dewasa Awal ........................................................... 12

  3. Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Cinta ...................... 10

  8 2. Pengertian Kematangan Cinta..................................................

  

DAFTAR ISI

  8 1. Pengertian Cinta ......................................................................

  8 A. Kematangan Cinta...............................................................................

  6 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................

  6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v ABSTRAK ................................................................................................. vi ABSTRACK............................................................................................... vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................ xi DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv BAB I : PENDAHULUAN .........................................................................

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Hipotesis ............................................................................................. 20

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 21 A. Jenis Penelitian ................................................................................... 21 B. Variabel Penelitian .............................................................................. 21 C. Definisi Operasional............................................................................ 21 D. Subjek Penelitian ................................................................................ 22 E. Pengambilan Data ............................................................................... 23 F. Uji Asumsi ......................................................................................... 23

  1. Uji Normalitas ................................................................................ 24

  2. Uji Homogenitas ............................................................................ 24

  G. Analisis Data....................................................................................... 25

  H. Reliabilitas dan Validitas Data ............................................................ 25

  1. Validitas ......................................................................................... 25

  2. Reliabilitas ..................................................................................... 26

  BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 27 A. Persiapan Penelitian ........................................................................... 27

  1. Persiapan Penelitian................................................................. 27

  2. Uji Coba Penelitian.................................................................. 28

  B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 31

  C. Hasil Penelitian ................................................................................... 31

  1. Uji Normalitas ................................................................................ 31

  2. Uji Homogenitas ............................................................................ 31

  3. Uji Hipotesis .................................................................................. 32

  D. Pembahasan ....................................................................................... 33

  BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 36 A. Kesimpulan ......................................................................................... 36 B. Saran................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 37 LAMPIRAN………………………………………………………………… 38 xiii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Blue Print sebelum uji coba penelitian........................................... 28 Tabel 2. Item-item yang tidak lolos seleksi ................................................. 29 Tabel 3. Blue print hasil seleksi item........................................................... 30 Tabel 4. Item-item yang tidak terpilih ......................................................... 30 Tabel 5. Uji Normalitas............................................................................... 31 Tabel 6. Uji Homogenitas ........................................................................... 32 Tabel 7. Ringkasan hasil uji Independent Sample T-test.............................. 33 xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan modern adalah kehidupan yang mengagungkan cinta

  (Achmanto, 2005). Setiap pasangan menginginkan hubungan yang penuh cinta dan memuaskan.

  Keseimbangan dalam menjalin suatu hubungan akan menghasilkan hubungan yang memuaskan. Suatu hubungan yang tidak memiliki pertukaran yang seimbang antar pasangan akan menimbulkan suatu hubungan yang tidak adil dan tidak memuaskan. Pria dan wanita yang menjalani hubungan yang tidak seimbang salah satunya akan merasa tertekan atau kecewa. Ketidakseimbangan ini apabila terus berlanjut tanpa adanya penyelesaian pada akhirnya dapat mengakibatkan retaknya suatu hubungan. Banyaknya perceraian yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan dari hubungan yang tidak seimbang antara pria dan wanita. Salah satu merasa dirinya telah banyak memberi tetapi pasangannya tidak memberikan respon atau timbal balik yang sama. Data menunjukkan perceraian di Indonesia tiap tahun mencapai 200.000 pasangan. Mulai tahun 2003 terdapat 40.391 kasus perceraian, tahun 2004 terdapat 42.769 kasus perceraian dan tahun 2005 terdapat 55.509 kasus perceraian (“Perceraian di Indonesia”, 2009).

  Dari berbagai kasus yang diajukan ada kurang lebih 13 kriteria penyebab perceraian di antaranya ketidakcocokan, perselingkuhan, ketidakharmonisan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 kesulitan ekonomi, campur tangan saudara, krisis keluarga, pernikahan paksa, kekerasan domestik, poligami, cacat biologis, pernikahan dini dan hukuman penjara (“Benarkah Komunikasi”, 2008). Penyebab-penyebab perceraian di atas menggambarkan adanya ketidakseimbangan dalam suatu hubungan. Pria dan wanita pada awal menjalin hubungan pernikahan menunjukkan cinta yang sangat membara. Seiring dengan waktu salah satu menyadari bahwa pasangannya ternyata tidak sesuai dengan harapannya. Pasangannya tidak dapat memenuhi kebutuhan akan perhatian dan tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman.

  Tidak adanya pertukaran yang seimbang membuat salah satu pasangan merasa kecewa dan tertekan. Hal ini juga terjadi pada beberapa artis sebagai contoh Krisdayanti yang menggugat cerai Anang. Menurut salah satu infotainment Krisdayanti mengatakan bahwa selama 13 tahun pernikahannya, Anang lebih sering sibuk dengan urusannya sendiri daripada memberikan perhatian kepada Krisdayanti (”Buku krisdayanti”, 2009) Krisdayanti merasa Anang tidak banyak berbuat untuk mengisi hubungan pernikahan mereka dengan memberikan perhatian yang dibutuhkan Krisdayanti sebagai istri dan juga sebagai wanita. Krisdayanti merasa dirinya berjuang sendirian dalam mempertahankan pernikahannya dengan Anang (”Buku Krisdayanti” , 2009).

  

Menjalin hubungan untuk mencari pasangan hidup terjadi pada masa

  dewasa awal. Masa dewasa awal adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 pada usia tiga puluhan tahun. Tugas perkembangan usia dewasa awal adalah memilih seseorang sebagai teman hidup.

  Jatuh cinta merupakan dorongan yang sangat kuat untuk berdekatan dengan seseorang dan menjalin hubungan romantis sebagai pasangan kekasih.

  Suatu penelitian mengatakan cinta memiliki pengaruh yang positif terhadap diri seseorang. Cinta dapat membuat seseorang bahagia, semakin dapat berekspresi, memiliki keinginan yang kuat untuk berdekatan dengan seseorang yang dicintai (Gonzaga, Keltner, Londahl & Smith, 2001).

  Cinta membara atau passionate love merupakan reaksi emosional yang intensif dan tidak realistik terhadap orang lain (Baron & Byrne, 2002). Cinta yang membara merupakan campuran antara ketertarikan seksual, keterangsangan fisiologis, hasrat untuk dekat secara fisik dan kebutuhan yang intensif untuk dicintai. Cinta yang membara adalah bentuk cinta yang didasarkan pada emosi dan khayalan sehingga bentuk cinta ini tidak dapat dipertahankan sebagai hubungan yang permanen (Baron & Byrne, 2002). Cinta karib adalah cinta yang didasarkan pada persahabatan yang sangat akrab antara dua orang yang saling tertarik secara seksual, memiliki kesamaan dalam berbagai hal, saling mempedulikan kesejahteraan satu dengan yang lain dan menunjukkan rasa saling suka dan saling menghargai (Baron & Byrne, 2002).

  Cinta karib merupakan bentuk cinta yang dapat mempertahankan hubungan dari waktu ke waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 Cinta yang matang adalah jalinan antara dua orang yang saling tetap mempertahankan integritas dan individualitas masing-masing (Fromm, 2002).

  Menurut Fromm (dalam Achmanto, 2002) cinta yang matang adalah cinta yang produktif. Cinta yang produktif memuat elemen-elemen dasar yaitu perhatian dan tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman. Elemen-elemen dasar tersebut saling bergantung satu dengan yang lain. Perhatian merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk orang yang dicintai (Fromm, 2002). Seseorang yang mencintai pasangannya akan berusaha memberikan perhatian terhadap kehidupan dan perkembangan dari orang yang dicintai. Cinta tanpa perhatian tidak dapat disebut sebagai cinta. Contoh seorang ibu yang mengatakan dirinya mencintai anaknya akan diragukan rasa cintanya saat ibu tersebut merasa jengkel saat anaknya rewel dan marah-marah karena anaknya tidak berhenti menangis. Perhatian terhadap perkembangan orang yang dicintai menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan respon terhadap kebutuhan- kebutuhan pasangannya (Fromm, 2002). Tanggung jawab dapat berubah menjadi dominasi atau kepemilikan tanpa disertai adanya rasa menghargai.

  Seseorang yang selalu mengatur segala sesuatu dalam hidup pasangannya baik dari segi penampilan hingga kehidupan sosial. Aturan-aturan ini disebutkan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pasangannya. Penghargaan berarti menyadari keunikan dalam diri orang yang dicintai dan memperhatikan orang yang dicintai untuk tumbuh dan berkembang sesuai dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 Menghargai orang yang dicintai dapat dilakukan setelah seseorang mengenal orang yang dicintai. Memahami seseorang dapat dilakukan apabila orang tersebut mampu melihat orang yang dicintai sesuai pandangan dari orang dicintai.

  Cinta yang matang memiliki prinsip seseorang dicintai karena orang tersebut telah memberikan cintanya kepada orang yang dicintai. Cinta yang matang mengatakan seseorang membutuhkan orang lain karena mencintai orang tersebut. Cinta yang tidak matang mengikuti prinsip seseorang mencintai orang lain karena telah dicintai. Cinta yang tidak matang mengatakan seseorang mencintai orang lain karena membutuhkan orang tersebut. Suatu penelitian mengungkapkan seseorang yang ketika kecil memiliki model yang memberikan contoh yang baik dalam mencintai, memiliki hubungan cinta yang positif dan masa depan yang baik dalam menjalin hubungan. Sebaliknya seseorang yang memiliki masalah dengan dirinya merasa kurang optimis akan masa depannya dalam menjalin hubungan (Holmes, Murray, Sandra, Griffin & Rose, 2001). Pria dan wanita memiliki karakteristik yang berbeda. Wanita lebih menekankan pada hubungan dan wanita memiliki kepekaan akan perasaan orang lain. Wanita diajarkan untuk dapat berbagi dan mengungkapkan perasaannya. Wanita dapat memahami perasaan orang lain dan wanita dapat saling memberikan perhatian dan menghargai pasangannya. Wanita lebih diajarkan untuk mengasuh dan sejak kecil wanita telah dididik untuk dependent, mengasuh dan tidak tertarik pada kekuasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6 Pria lebih menekankan pada aturan dan prinsip yang berlaku tanpa mempedulikan situasi. Pria diajarkan untuk tidak mengungkapkan emosinya dan selalu bersikap tegar. Pria lebih suka mengungkapkan cintanya dalam hal-hal fisik. Sejak kecil seorang pria dididik untuk memenuhi harapan-harapan ayahnya.

  Untuk mendapatkan cinta ayahnya anak laki-laki berusaha menyenangkan ayahnya dengan menuruti harapan-harapannya (Fromm, 2002). Cinta ayah identik dengan cinta bersyarat. Dengan fenomena perceraian yang sering terjadi akhir-akhir ini dan perbedaan karakteristik pria dan wanita, peneliti tertarik meneliti untuk mengetahui apakah ada perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah ada perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita usia dewasa awal?

  C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan kematangan cinta antara

pria dan wanita usia dewasa awal.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang psikologi sosial. dan menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain yang tertarik meneliti tentang kematangan cinta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7

  2. Manfaat Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai wacana atau referensi bagi pria dan wanita agar dapat membangun hubungan yang seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kematangan Cinta

1. Pengertian Cinta

   Achmanto (2005) menguraikan definisi cinta menurut beberapa ahli

  yaitu : Sternberg & Barnes mengartikan cinta sebagai emosi yang membuat kita ingin berhubungan dengan orang lain melalui beragam cara.

  Hazan & Shaver mengartikan cinta adalah sebuah proses kelekatan – proses menjadi lekat secara emosional pada seorang pasangan romantis.

  Zack Rubin mengartikan cinta adalah sebuah sikap yang diarahkan pada orang lain di mana seseorang memiliki predisposisi untuk berpikir, merasa dan bertindak dalam cara tertentu kepada orang itu.

  Baron & Byrne mengartikan cinta adalah keadaan emosional yang mengandung ketertarikan, hasrat seksual dan perhatian pada seseorang .

  Erich Fromm mengartikan cinta sebagai perhatian aktif terhadap kehidupan serta perkembangan dari yang dicintai entah sesuatu atau seseorang.

  Dari definisi-definisi cinta di atas dapat diambil kesimpulan bahwa cinta adalah keadaan emosional yang membuat kita ingin berhubungan atau menjadi lekat dengan orang lain di mana seseorang memiliki ketertarikan dan perhatian aktif terhadap kehidupan serta perkembangan dari orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9 dicintai sehingga memiliki kecenderungan untuk berpikir, merasa dan bertindak dalam cara tertentu kepada orang itu.

2. Pengertian Kematangan Cinta

  

Cinta yang matang adalah jalinan antara dua orang yang saling

  tetap mempertahankan integritas dan individualitas masing-masing (Fromm,2002). Cinta yang matang mengikuti prinsip bahwa seseorang dicintai karena orang tersebut telah mencintai pasangannya. Cinta yang matang mengatakan bahwa seseorang membutuhkan pasangannya karena mencintai pasangannya (Fromm, 2002).

  Menurut Fromm (dalam Achmanto, 2002) cinta yang matang adalah cinta yang produktif. Cinta yang produktif memuat elemen-elemen dasar yaitu :

  a. Perhatian dan tanggung jawab Memberikan perhatian kepada orang yang kita cintai berarti kita peduli terhadap kebahagiaan dan perkembangan diri orang yang kita cintai. Untuk itulah kita harus berusaha demi terwujudnya kebahagiaan tersebut dengan memberikan dukungan dan kekuatan. Erich Fromm (2002) mengemukakan bahwa hakekat cinta adalah berusaha demi sesuatu dan membuat sesuatu itu tumbuh. Cinta dan usaha tidak dapat dipisahkan. Seseorang mencintai apa yang ia usahakan dan berusaha demi sesuatu yang ia cintai. Tanggung jawab dalam hal ini berarti perbuatan yang benar-benar bersifat sukarela. Tanggung jawab adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10 respon atas kebutuhan-kebutuhan manusia baik yang terungkapkan maupun yang tidak terungkapkan. Bertanggung jawab berarti mampu dan siap untuk merespon. b.Penghargaan

  Penghargaan dalam hal ini adalah kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, dengan menyadari segala keunikan yang ada dalam orang tersebut. Dengan kata lain, penghargaan berarti memperhatikan orang lain agar dia tumbuh dan berkembang sesuai dengan dirinya sendiri.

  c. Pemahaman atau Pengetahuan Pengetahuan yang termasuk aspek cinta adalah pemahaman yang mendalam, pemahaman yang sanggup menembus inti persoalan.

  Pemahaman semacam ini hanya mungkin jika kita dapat melampaui perhatian atas diri sendiri, untuk kemudian melihat orang lain dalam konteksnya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa kematangan cinta adalah kemampuan dalam mempertahankan integritas serta individualitas dalam diri masing- masing pasangan dengan memberikan perhatian dan bertanggung jawab, menghargai serta memahami pasangannya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Cinta

  Kebutuhan alamiah akan cinta dapat dilihat pada masa-masa awal kehidupan seseorang. Besarnya kasih sayang yang diterima pada masa bayi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 menentukan seluruh perjalanan dan kualitas hidup seseorang (Powell,1995). Rasa kebutuhan dan kepuasan karena berhubungan merupakan tuntutan mutlak sejak detik orang dilahirkan ke dunia ini.

  Seorang bayi mendapatkan cinta tak bersyarat dari ibunya. Cinta ibu adalah kebahagiaan, kedamaian, yang tidak mensyaratkan perjuangan dan tidak menuntut imbalan (Fromm,2002). Cinta tak bersyarat seorang ibu dapat memenuhi salah satu kerinduan terdalam yang ada dalam diri semua manusia.

  Berbeda dengan cinta ibu, cinta ayah mengandalkan syarat-syarat tertentu (Fromm,2002). Cinta ayah didapatkan karena telah memenuhi harapan- harapannya. Sisi negatif dari cinta bersyarat ini adalah bahwa cinta seorang ayah harus diperjuangkan dan cinta itu bisa hilang jika sang anak tidak berperilaku sesuai harapan ayah. Sisi positifnya yaitu dapat membuat seorang anak mau berusaha untuk mendapatkan cinta dari sang ayah (Fromm, 2002). Parke (dalam Santrock, 2007) mengemukakan bahwa ayah dan ibu memiliki peran psikologis yang penting dalam perkembangan gender anak.

  Ibu memiliki tanggung jawab untuk mengasuh dan merawat secara fisik dan ayah bertanggung jawab dalam interaksi bermain dan meyakinkan bahwa anak-anak mematuhi norma budaya tertentu. Orang tua mendorong kegiatan dan bentuk permainan yang berbeda terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak perempuan lebih sering diberi boneka pada masa kanak-kanak dan ketika beranjak dewasa akan mendapatkan peran mengasuh adik-adiknya. Anak perempuan didorong untuk lebih mengasuh dan emosional dibanding anak laki-laki. Seorang ayah akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 terlibat dalam permainan yang agresif dengan anak laki-lakinya dibandingkan dengan anak perempuan. Saat beranjak dewasa orang tua akan mulai memberikan kebebasan yang lebih kepada anak laki-laki dibandingkan anak perempuannya (Santrock, 2007).

  Tannen (dalam Santrock, 2007) mengatakan bahwa perempuan lebih memiliki orientasi hubungan interpersonal dibandingkan laki-laki. Dalam bermain anak laki-laki lebih suka pamer keahlian dan sering berdebat siapa yang terbaik dalam melakukan suatu permainan. Anak perempuan lebih suka duduk dan mengobrol dengan teman-temannya. Anak laki-laki tidak boleh menunjukkan emosinya. Anak laki-laki disosialisasikan untuk tidak menunjukkan perasaan dan bertindak tegar. Anak perempuan lebih suka mendiskusikan emosi dalam bentuk hubungan sosial dan anak perempuan lebih dapat mengekspresikan ketakutan dan kesedihan (Santrock, 2007).

  B.Pria dan Wanita Dewasa Awal

1.Pengertian Masa Dewasa Awal

   Masa awal dewasa (early adulthood) adalah periode perkembangan

  yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun (Santrock, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13

  2. Perkembangan Sosio-emosional Tahun-tahun awal masa dewasa muda adalah saat ketika individu biasanya membangun hubungan yang intim dengan individu yang lain.

  Aspek yang penting dari hubungan ini adalah komitmen individu satu sama lain. Pada saat yang sama, individu menunjukkan ketertarikan yang kuat pada kemandirian dan kebebasan. Perkembangan dalam masa dewasa awal sering melibatkan keseimbangan yang membingungkan antara keintiman dan komitmen pada satu sisi, dan kemandirian dan kebebasan di sisi lain (McAdams, dalam Santrock, 2002).

  Pada masa dewasa awal individu mencoba memantapkan suatu identitas. Mereka membangun hubungan intim dengan individu lain, dan meningkatkan komitmen persahabatan mereka, pada saat yang bersamaan juga mereka harus dapat berpikir untuk dirinya sendiri dan melakukan sesuatu tanpa selalu mengikuti apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain.

  Erikson (dalam Santrock, 2002) berpendapat keintiman dialami setelah individu mengalami proses pembentukan identitas yang tetap dan berhasil.

  Pada masa dewasa awal individu memiliki tugas membentuk hubungan intim dengan orang lain.

  Erikson (dalam Santrock, 2002) menggambarkan keintiman sebagai penemuan akan diri sendiri dan juga kehilangan diri sendiri dalam diri orang lain. Seseorang yang telah mencapai keintiman berarti telah membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 persahabatan yang sehat dan menjalin hubungan yang intim dengan orang lain.

  Erikson (dalam Santrock, 2002) mengatakan seseorang yang tidak memiliki kemampuan membangun hubungan yang bermakna pada usia dewasa awal akan mengalami isolasi. Seseorang yang mengalami isolasi akan menolak, mengabaikan dan menyerang orang-orang yang dianggap telah membuat orang tersebut frustasi. Dapat disimpulkan bahwa individu yang telah mencapai usia dewasa awal sudah memiliki kesiapan, komitmen dan kemandirian dalam membuat keputusan, terutama dalam hal menjalin hubungan dengan individu lain.

3. Perbedaan antara Pria dan Wanita Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam beberapa segi.

  Selain segi fisik, secara psikologis laki-laki dan perempuan juga mempunyai karakteristik yang berbeda. Beberapa tokoh mengemukakan perbedaan antara pria dan wanita yang mendasari mereka dalam menyikapi sesuatu hal. Hal ini disebabkan antara lain perbedaan orientasi dan proses belajar yang berbeda. Perempuan diajarkan untuk lebih mementingkan hubungan daripada laki-laki. Perempuan juga diajarkan untuk lebih toleran terhadap sesuatu hal sementara laki-laki lebih menekankan pada aturan atau prinsip yang berlaku universal tanpa mempedulikan situasi (Sears, Freedman & Peplau, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15 Golberg (dalam Santrock, 2002) berpendapat bahwa perbedaan kritis antara laki-laki dan perempuan menciptakan jarak diantara mereka.

  Perbedaan itu adalah perempuan dapat merasakan dan mengartikulasikan perasaan dan masalah mereka sedangkan laki-laki tidak dapat melakukannya karena pengkondisian maskulinitas mereka. Perbedaan pria dan wanita juga tampak dalam beberapa penelitian tentang tipe-tipe cinta. Pada umumnya pria lebih romantik dan mengakui adanya cinta pandangan pertama atau hanya bermain-main untuk menikmati permainan cinta. Wanita lebih menyukai cinta kawan baik dan cinta pragmatik (Baron & Byrne, 2002). Para ahli juga berhasil menemukan adanya perbedaan isi pengalaman perasaan antara wanita dan pria, di mana wanita lebih sering mengalami emosi yang kuat. Dion & Dion (dalam Sears, Freedman & Peplau, 1985), melalui hasil penelitiannya, turut memperkuat pendapat tadi di mana wanita lebih sering mengalami euforia yang berkaitan dengan cinta.

  4. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Pria dan Wanita

  a. Pengaruh Biologi Perbedaan jenis kelamin memang dipengaruhi biologi. Perbedaan- perbedaan fisik seperti tinggi badan, kemampuan melahirkan anak dan menyusuinya, dan sebagainya, sangat jelas. Beberapa pakar sosiobiologi bahkan mengatakan bahwa evolusi genetik memberi andil pada perbedaan jenis kelamin dalam perilaku manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16 Ditekankan oleh para pakar psikologi sosial adalah bahwa perbedaan biologis dasar tadi dapat sangat meningkat atau berkurang karena kekuatan-kekuatan sosial. Contoh : dulu perbedaan jenis kelamin dalam ukuran dan kekuatan fisik pernah membuat kaum pria lebih beruntung daripada wanita dalam peperangan. Dampak perbedaan biologis jenis kelamin ini dapat sangat bervariasi bergantung pada lingkungan sosial.

  (Sears, Freedman & Peplau, 1985)

  b. Pengaruh Proses Belajar Sudut pandang ini bermula dengan munculnya gagasan bahwa masyarakat memiliki harapan dan standar yang berbeda terhadap perilaku pria dan wanita. Istilah peran sosial ditujukan pada aturan-aturan budaya mengenai bagaimana seseorang dengan tipe tertentu harus berlaku. Peran- peran menetapkan tentang hal yang diharapkan atau paling tidak tentang perilaku yang layak dilakukan.

  Sebagian besar peran-peran yang terpenting berkaitan dengan jenis kelamin. Terdapat kode perilaku yang berbeda untuk anak laki-laki dan anak perempuan, suami dan istri, teman laki-laki dan teman perempuan, dan seterusnya. Waktu anak menjadi semakin dewasa mereka mempelajari peren-peran sosial ini melalui proses-proses penguatan dan peniruan. Hasilnya adalah bahwa pria dan wanita memperoleh sikap, minat, keterampilan dan ciri-ciri kepribadian yang berbeda berdasarkan peran yang dikaitkan dengan jenis kelamin dalam masyarakat (Sears, Freedman & Peplau, 1985).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17 c. Pengaruh Situasi Sosial

  Hasrat untuk disukai orang lain seringkali membuat seseorang menyesuaikan perilaku sejalan dengan pria dan wanita dalam berperilaku, tanpa memperdulikan keyakinan pribadi. Hasrat untuk disukai dan diterima oleh orang lain dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak dengan gaya sesuai dengan jenis kelamin, bergantung pada situasi. Kendala-kendala situasional dapat mencegah orang bertindak sejalan dengan kesukaan dan keyakinan mereka mengenai jenis kelamin (Sears, Freedman & Peplau, 1985).

  

C. Perbedaan Kematangan Cinta antara Pria dan Wanita Usia Dewasa

Awal Cinta yang matang merupakan jalinan antara dua orang yang tetap saling mempertahankan integritas serta individualitas masing-masing (Fromm, 2002).

  Cinta yang matang memuat elemen-elemen dasar cinta yaitu perhatian dan tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman.

   Tuhan menciptakan manusia pria dan wanita. Pria menghargai hal-hal

  yang berhubungan dengan kekuasaan, keterampilan, efisiensi dan prestasi. Pria senang melakukan berbagai hal untuk membuktikan kemampuan serta keterampilannya. Bagi pria mencapai sasaran dengan kemempuan sendiri sangatlah penting (Gray, 1992). Sejak kecil seorang pria dididik untuk memenuhi harapan-harapan ayahnya. Untuk mendapatkan cinta ayahnya anak laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18 berusaha menyenangkan ayahnya dengan menuruti harapan-harapannya (Fromm, 2002). Cinta ayah identik dengan cinta bersyarat.

  Pria diajarkan untuk selalu menekankan pada aturan dan prinsip universal tanpa mempedulikan situasi. Pria menggunakan sistem menang kalah dalam mencapai sasaran dan tidak mempedulikan situasi di sekitarnya.Bagi pria memenuhi kebutuhan pasangan berarti sudah memperhatikan dan bertanggung jawab terhadap pasangannya. Pria lebih senang menunjukkan rasa cintanya dengan hal-hal fisik.

  Pria diajarkan untuk tidak memperlihatkan emosi dan selalu bersikap tegar sehingga pria lebih senang menyendiri saat menyelesaikan masalahnya. Pria merasa mengungkapkan emosi berarti menunjukkan kelemahannya. Pria kurang memahami bahwa bagi wanita mengungkapkan perasaan dan saling berbagi sangatlah penting. Pria tidak mengerti bahwa wanita akan merasa dihargai saat pasangannya bersedia mendengarkan ungkapan perasaan atau permasalahannya. Pria justru merasa dirinya gagal memberikan perhatian saat pasangannya mengungkapkan perasaannya (Gray, 1992). Pria memiliki tingkat kematangan cinta yang kurang karena pria kurang dapat memberikan perhatian dan bertanggung jawab, menghargai dan memahami pasangannya.

  Wanita menghargai ungkapan perhatian, cinta, komunikasi dan hubungan. Bagi wanita berbagi tentang perasaan atau permasalahan sangat penting. Wanita diajarkan untuk memperhatikan hubungan dan toleran terhadap sesuatu hal.

  Wanita diajarkan untuk bergantung, mengasuh dan tidak tertarik pada kekuasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19 Sejak kecil telah diajarkan untuk menjadi seperti ibunya yang merawat anak-anak tanpa ada syarat-syarat tertentu.

  Wanita diajarkan untuk selalu dapat mengungkapkan perasaannya. Wanita lebih mudah mengekspresikan rasa sedih atau rasa takutnya. Wanita lebih suka mendiskusikan emosinya dalam bentuk menjalin hubungan sosial dengan orang di sekitarnya.

  Wanita yang sering berinteraksi dengan orang lain memiliki kepekaan akan perasaan orang lain. Wanita lebih senang saling memberikan perhatian, dukungan dan pertolongan. Bagi wanita mendengarkan ungkapan perasaan berarti telah memperhatikan dan bertanggung jawab. Dengan mendengarkan wanita merasa telah menghargai pasangannya. Wanita yang lebih memilih mendiskusikan emosinya dalam bentuk hubungan sosial memiliki kepekaan dalam memahami perasaan orang di sekitarnya. Bagi pria memenuhi kebutuhan pasangan berarti telah memberikan perhatian dan bertanggung jawab. Pria diajarkan untuk tidak mengungkapkan emosinya, pria kurang memahami bahwa pasangannya ingin didengarkan saat wanita mengungkapkan perasaannya. Pria merasa saat pasangannya mengungkapkan perasaannya berarti pasangannya membutuhkan solusi untuk permasalahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20

D. Hipotesis

   Dari uraian di atas penulis membuat suatu hipotesis yaitu bahwa ada perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk

  mengetahui dan membandingkan apakah antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan dalam kematangan cinta.

  B. Variabel penelitian

  1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin yaitu pria dan wanita.

  2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kematangan cinta.

  C. Definisi Operasional

  1. Kematangan cinta adalah kemampuan dalam mempertahankan integritas dan individualitas masing-masing. Cinta yang matang memuat elemen-elemen dasar cinta yaitu

  a. Perhatian dan tanggung jawab Peduli terhadap perkembangan diri orang yang dicintai dan bersedia memenuhi kebutuhan pasangan dengan memberikan dukungan kepada pasangan.

  b. Penghargaan Menerima keunikan dalam diri pasangan dan membebaskan pasangan tumbuh dan berkembang sesuai dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  22 c. Pemahaman

  Memahami pasangan secara mendalam sesuai dengan keadaan diri pasangan.

  Kematangan cinta dapat terungkap melalui skala kematangan cinta yang berisi pernyataan-pernyataan yang menggambarkan perhatian dan tanggung jawab, penghargaan serta pemahaman.

  2. Jenis kelamin adalah pria dan wanita yang berusia antara 20-25 dan sedang menjalin hubungan cinta. Jenis kelamin ini akan terungkap melalui identitas diri yaitu jenis kelamin subjek, umur dan lama berpacaran.

D. Subjek Penelitian

   Subjek penelitian diambil secara acak dan berjumlah 40 orang laki-

  laki dan 40 orang perempuan. Karakteristik subjek :

  a. Berusia 20-25 tahun Usia 20-25 tahun merupakan batas usia dewasa awal, pria dan wanita yang telah memasuki usia dewasa awal dianggap telah memiliki kesiapan, komitmen dan kemandirian dalam membuat keputusan. Hal ini tentunya mempengaruhi dalam hal kematangan cinta.

  b. Pernah atau sedang menjalin hubungan cinta atau berpacaran Cinta yang dibahas dalam penelitian ini adalah cinta romantis dan subjek yang menjalin hubungan cinta atau berpacaran tentunya dapat menggambarkan bagaimana kematangan cinta mereka dengan melihat bagaimana pasangan dalam menjalin hubungan cinta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  23

  E. Pengambilan Data Pengambilan data untuk uji coba penelitian menggunakan skala dengan

  jumlah 42 pernyataan dan menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

  Uji coba penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma. Subjek diambil secara acak di fakultas-fakultas yang terdapat di Universitas Sanata Dharma, Paingan. Jumlah subjek 80 orang dengan pembagian 40 orang pria dan 40 orang wanita.

  Data hasil uji coba diolah untuk menyeleksi item-item berdasarkan daya diskriminasi item. Hasil koefisiensi korelasi item total didapatkan 9 item memiliki nilai korelasi kurang dari 0,30. Item yang dinyatakan lolos sebanyak 33 item. Penyebaran yang tidak merata dari 33 item ini, peneliti menyeleksi kembali 33 item yang lolos. Dari 33 item ini didapatkan 18 item yang digunakan dalam skala kematangan cinta yang akan diteliti.

  F. Uji Asumsi

  Sebelum menentukan jenis alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini maka penulis terlebih dahulu melakukan uji asumsi terhadap data dalam penelitian ini. Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  24

  1. Uji Normalitas

  Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari penyebaran skala terdistribusi secara normal atau tidak.

  Untuk membuktikan data hasil penyebaran skala terdistribusi normal atau tidak maka digunakan uji One-Sample Kolmogrov Smirnov. Suatu data dikatakan terdistribusi normal jika nilai probabilitas (p) uji One-Sample

  

Kolmogrov Smirnov > 0,05 dan sebaliknya jika nilai probabilitas (p) uji One-

Sample Kolmogrov Smirnov < 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi