REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 BIDANG PUCIPTA KARYA

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

BAB

PROFI L
KOTA SERANG
2.1. WILAYAH ADMINISTRASI
Kota Serang merupakan daerah otonom yang terbentuk dari
pemekaran

Kabupaten

berdasarkan
Pembentukan

Serang

Undang-Undang
Kota


Serang.

pada
Nomor

tanggal
32

Berdasarkan

10

Tahun

Agustus
2007

penjelasan

2007


tentang
undang-

undangtersebut dijelaskan bahwaKota Serang memiliki luas wilayah
keseluruhan ± 266,71km2. Sedangkan hasil inventarisasi luas wilayah di
6 (enam) kecamatan secara faktual luas wilayah Kota Serang seluruhnya
mencapai 266,74km2 atau sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi
Banten. Kecamatan Kasemen merupakan kecamatan dengan wilayah
terluas yaitu sekitar 63,36 km2atau sekitar 23,75% dari luas wilayah Kota
Serang. Sementara kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah
Kecamatan Serang yang hanya sekitar 9,7% dari luas wilayah Kota
Serang, atau sekitar 25,88 km2. Tabel berikut ini memberikan gambaran
tentang rincian jumlah wilayah serta persentase luas wilayah masingmasing kecamatan tersebut.

Hal 2-1

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019


Tabel 2.1
Luas Wilayah Kota Serang
Berdasarkan Kecamatan
No
1
2
3
4
5
6

Kecamatan

Luas (km2)

%

49,6
48,48
31,54

25,88
47,88
63,36

18,59
18,18
11,82
9,70
17,95
23,75

266,74

100,00

Curug
Walantaka
Cipocok Jaya
Serang
Taktakan

Kasemen

Sumber: BPS Kota Serang, 2014
Sesuai dengan pasal 5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007,
Kota Serang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
(1)

Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten, yang terletak di
Kelurahan Banten dan Kelurahan Sawah Luhur;

(2)

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang di Kelurahan
Sawah

Luhur,

Kecamatan

Ciruas,


dan

Kecamatan

Kragilan

Kabupaten Serang;
(3)

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan
Petir, Kecamatan Baros Kabupaten Serang; dan

(4)

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan
Waringin Kurung, Kecamatan Kramat Watu Kabupaten Serang.

Pada awal terbentuknya pada tahun 2007, Kota Serang terdiri dari 6
kecamatan, 46 desa dan 20 kelurahan. Perkembangan kota yang cukup

pesat serta tuntutan pelayanan publik yang lebuh baik mendorong
perubahan status 16 (enambelas) desa menjadi kelurahan pada tahun
2011 melalui Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2011,
sehingga jumlah kelurahan bertambah menjadi 36 (tiga puluh enam)
kelurahan dan 30 (tiga puluh) desa. Pada tahun 2012 dilakukan kembali
perubahan status 15 (lima belas) desa menjadi kelurahan melalui
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012, sehingga jumlah kelurahan
bertambah menjadi 51 (lima puluh satu) kelurahan dan 15 (lima belas)
desa. Selanjutnya setahun kemudian, kelima belas desa yang tersisa juga
mengalami perubahan status menjadi kelurahan melalui Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2013 sehingga sejak saat itu jumlah kelurahan di
Kota Serang hingga kini adalah sebanyak 66 (enam puluh enam)
kelurahan, dengan rincian sebagai berikut:
Hal 2-2

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Tabel 2.2
Kelurahan di Kota Serang

No KECAMATAN /
No KECAMATAN /
KELURAHAN
KELURAHAN
I
KECAMATAN CIPOCOK
II
KECAMATAN CURUG
JAYA
1 Cipocok Jaya
1 Curug
2 Karundang
2 Tinggar
3 Panancangan
3 Kemanisan
4 Banjar Agung
4 Cipete
5 Banjar Sari
5 Cilaku
6 Tembong

6 Pancalaksana
7 Dalung
7 Sukawana
8 Gelam
8 Sukalaksana
9 Curug Manis
10 Sukajaya
III KECAMATAN SERANG
V
KECAMATAN TAKTAKAN
1 Serang
1 Taktakan
2 Cipare
2 Sayar
3 Sumur Pecung
3 Pancur
4 Kota Baru
4 Kuranji
5 Lopang
5 Kalanganyar

6 Cimuncang
6 Cilowong
7 Unyur
7 Panggungjati
8 Sukawana
8 Drangong
9 Lontarbaru
9 Umbul Tengah
10 Kaligandu
10 Sepang
11 Terondol
11 Lialang
12 Kagungan
12 Taman Baru
IV KECAMATAN KASEMEN
VI
KECAMATAN
WALANTAKA
1 Kasemen
1 Walantaka

2 Mesjid Priyayi
2 Cigoong
3 Terumbu
3 Nyapah
4 Warung Jaud
4 Pangampelan
5 Bendung
5 Kiara
6 Banten
6 Pager Agung
7 Sawah Luhur
7 Kalodran
8 Kilasah
8 Kapuren
9 Kasunyatan
9 Teritih
10 Margaluyu
10 Pabuaran
11 Pasuluhan
12 Tegalsari
13 Pipitan
14 Lebakwangi
Sumber: Bappeda Kota Serang, 2014

Hal 2-3

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Gambar 2.1.
Peta Wilayah Administrasi Kota Serang

Hal 2-4

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

2.2. POTENSI WILAYAH KOTA SERANG
Meski Kota Serang adalah Kota yang masih berusia relatif belia,
namun sejumlah potensi yang dimiliki menjadikan Kota Serang memiliki
daya saing yang cukup tinggi. Beberapa hal bersumber pada faktor
alamiah yang dimiliki oleh Kota Serang, seperti: posisi strategisnya dalam
konteks provinsial sebagai Ibukota Provinsi Banten, geostrategisnya
dalam konteks regional sebagai daerah transit dari gerbang masuk ke
Pulau Jawa di Kota Cilegon, posisinya yang terletak di Teluk Banten
dengan Pelabuhan Karangantu yang bernilai historis dan komersil
menjadikan Kota Serang memiliki potensi sangat besar untuk
mengembangkan sektor kelautan dan perikanan, bentangan alamnya
yang datar dan terletak di Pantai Utara Banten masih menyimpan potensi
sebagai lahan pertanian produktif dengan jaringan irigasi yang sebagian
besar masih berfungsihingga saat ini, serta faktor historis yang
menjadikan Kota Serang sebagai “pewaris” kekayaan khasanah
kebudayaan yang bersumber dari kejayaan Kesultanan Islam Banten
mengingat sejumlah situs pentingnya yang terletak di Kota Serang.
Pengembangan potensi wilayah Kota Serang tak dapat dipisahkan
sebagai bagian integral dari Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan
potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakat yang menekankan pada
pengembangan pembangunan pada bidang pertanian, industri,
parawisata, perdagangan dan jasa.Kota Serang mempunyai kekuatan
sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai modal dasar untuk
membangun wilayah secara optimal guna mencapai kesejahteraan
sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Peluang dan potensi wilayah di Kota Serang dapat digambarkan sebagai
berikut :
1) Pengembangan Potensi Perikanan
Potensi perikanan adalah asset yang sangat bernilai ekonomi tinggi,
baik perikanan tangkap maupun budidaya. Tahun 2014 saja tercatat
produksi ikan laut mencapai 2.917,75 ton hasil produksi perikanan
tangkap dengan nilai produksi mencapai Rp. 38,76 Milyar, belum
termasuk produksi perikanan budidaya (tambak, kolam, sawah, dan laut)
yang mencapai 1.816,92 ton dengan nilai produksi mencapai Rp. 25,59
Milyar.

Hal 2-5

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Pengembangan potensi perikanan di Kota Serang dapat dilihat dari
pembagian Kawasan Perikanan di Kota Serang yang meliputi: kawasan
perikanan tangkap, kawasan perikanan budidaya. Kawasan perikanan
tangkap meliputi: rencana pengembangan kawasan pusat perikanan di
Karangantu
dan
pengembangan
tempat
penyimpanan
ikan,
pengembangan minapolitan serta wisata perikanan di Karangantu;
kawasan pengembangan utama komoditi perikanan di pantai utara di
Karangantu; pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dan
pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Karangantu.
Sedangkan kawasan perikanan budidaya terdapat di Kelurahan Banten
dan Kelurahan Sawah Luhur.
2) Pengembangan Potensi Pertanian
Meski berstatus sebagai kota, potensi pertanian di Kota Serang
masih dapat dikembangkan sebagai salah satu basis perekonomian
rakyat khususnya pertanian tanaman pangan yang tersebar di sejumlah
kawasan pertanian produktif yaitu: kawasan sawah irigasi seluas 4.910
Ha yang terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Kasemen;
kawasan sawah non irigasi seluas 3.445 Ha di Kecamatan Walantaka dan
sekitarnya; serta pertanian lahan kering atau lahan bukan sawah seluas
11.747 Ha yang tersebar di sejumlah kecamatan.Komoditas unggulan
pada sektor pertanian adalah padi dengan luas panen padi sawah
mencapai 15.416 Ha dengan produksi mencapai 88.234 ton Gabah Kering
Giling (GKG); serta luas panen padi ladang mencapai 408 Ha dengan total
produksi mencapai 578,52 ton GKP.
Di samping padi, Kota Serang juga masih memiliki potensi palawija
yang tersebar di seluruh Kecamatan. Komoditas jagung misalnya memiliki
potensi luas panen mencapai 489 Ha dengan total produksi 1.515,41 ton;
ketela pohon dengan luas panen 211 Ha dan produksi mencapai 3.024
ton; ketela rambat dengan luas panen 102 Ha dan produksi mencapai
1.401,26 ton; kacang tanah dengan luas panen 1.489 Ha dan produksi
mencapai 2.251 ton; kacang hijau dengan luas panen 105 Ha dan
produksi mencapai 85,05 ton; serta beragam tanaman sayuran, seperti:
bawang merah, sawi, kacang panjang, tomat, terong, ketimun, cabe
merah, kangkung, dan cabe rawit dengan luas panen mencapai 2.781 Ha
dan produksi mencapai14.755 kuintal.

Hal 2-6

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

3) Pengembangan Potensi Peternakan
Kota Serang juga masih memiliki potensi peternakan yang dapat
dikembangkan sebagaimana terdapat pada kawasan pengembangan
peternakan yang terdapat wilayah Kecamatan Taktakan dan Curug.
Potensi peternakan yang dapat dikembangkan dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat setempat di Kota Serang yang relatif
memadai, yaitu antara lain: sapi potong, kerbau, kambing, dan domba,
serta beberapa jenis unggas seperti: bebek, ayam pedaging maupun
petelur. Berdasarkan catatan Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan
Kota Serang, produksi daging sapi mencapai 1.621.704 kg, daging kerbau
sebesar 169,800 kg, daging kambing 159.280 kg, daging domba 241.100
kg, daging ayam buras sebesar 107.621.151 kg, daging ayam ras pedaging
sebesar 9.323.984 kg, daging ayam ras petelur 59.280 kg, dan daging itik
sebesar 28.784 kg. Sedangkan produksi telur dari peternakan ayam ras
petelur di Kota Serang mencapai 5.683.260 kg, belum termasuk telur
ayam buras yang mencapai 77.751 kg,&telur itik yang mencapai 9.058 kg.
4) Pengembangan Potensi Perkebunan
Potensi perkebunan di Kota Serang terdapat di kawasan
perkebunan yang tersebar di Cilowong dan Dalung, serta kawasan
pertanian
hortikultura
di
Kecamatan
Curug
dan
Kecamatan
Taktakan.Pada sektor perkebunan, potensi yang masih dapat
dikembangkan yaitu komoditi kelapa dengan luas tanam 823,89 ha
dengan produksi 1.047 ton, tanaman kopidengan luas tanam 32 ha dan
dengan produksi 16,95 ton biji kering, tanaman cengkeh dengan luas
tanam sekitar 39 Ha dan produksi sebesar 1,92 ton, dan tanaman lada
dengan luas tanam 18,24 Ha dan produksi sebesar 7,08 ton.
Ragam jenis buah-buahan lokal masih berpotensi dikembangkan di
Kota Serang, terutama durian di Kecamatan Taktakan yang produksinya
mencapai 56.479 kuintal, mangga dengan produksi sebesar 15.881
kuintal, rambutan 10.013 kuintal, nangka 5.924 kuintal, pisang 24.531
kuintal, sawo 2.612 kuintal, dan ragam buah-buahan lainnya seperti:
markisa, sukun, sirsak, salak, pepaya, nenas, jeruk siam, jambu air,
jambu biji, belimbing, alpukat, duku, dan lain-lain.
Demikian pula dengan potensi tanaman obat-obatan yang masih
dimiliki Kota Serang, seperti: tanaman jahe yang luas panennya mencapai
42.600 m2 dan produksi mencapai 23.760 kg, tanaman kunyit dengan
luas panen 129.600m2 dan dengan produksi 71.710 kg, serta tanaman
lainnya seperti tanaman kencur, lempuyang, temu kunci, kapolaga,
lengkuas, sambiloto, temu lawak, dan keji beling.
Hal 2-7

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

5) Pengembangan Potensi Pariwisata
Pengembangan potensi pariwisata di Kota Serang dapat dipetakan
dalam dua koridor pengembangan sebagai berikut:
a. kawasan pengembangan pariwisata koridor utara yang meliputi
potensi wisata alam, minat khusus dan budaya antara lain: berbagai
peninggalan sejarah seperti makam dan wisata khusus seperti ziarah,
gedung-gedung tua, dan situs sejarah. Pengembangan wilayah wisata
ziarah berada di wilayah Kecamatan Kasemen dengan luas wilayah
63,36 Ha berjarak 4 km dari pusat Kota Serang,
b. kawasan pengembangan pariwisata koridor tengah meliputi potensi
wisata alam buatan, minat khusus dan budaya antara lain: pusat
pertokoan dan perdagangan berbagai sarana wisata buatan, dan
kerajinan cinderamata. Koridor tengah ini tersebar di Kecamatan
Serang dan Cipocok Jaya.
Di sektor pariwisata, potensi unggulan Kota Serang terletak pada
obyek Pariwisata Cagar Alam Pulau Dua dan Wisata Banten Lama, selain
itu

terdapat wisata religi

Mesjid Agung Banten Lama, makam Sultan

Maulana Hasanudin, dan makam Maulana Yusuf, situs purbakala Banten
Girang, Benteng Spellwijk, Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, Vihara
Avalokittesvara dan Museum Banten Lama.

Jumlah wisatawan asing

yang datang ke Kota Serang mencapai 6.665 orang pada tahun 2012
sebagaimana tercatat pada tingkat okupasi hotel di Kota Serang dan
wisatawan domestik sebesar 290.119 orang, merupakan bukti cukup
besarnya potensi pariwisata di Kota Serang. Berkembangnya bisnis jasa
perhotelan, restoran dan rumah makan di Kota Serang merupakan
indikasi lain dari berkembangnya sektor pariwisata. Pada tahun 2014
tercatat sejumlah 17 hotel di pusat Kota Serang, yang terdiri dari 2 hotel
bintang 4; 5 hotel bintang 1;10 hotel Non bintang (hotel melati dan
penginapan lainnya) dengan total kamar mencapai 1.762 kamar.

Hal 2-8

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Sektor pariwisata juga ditunjang dengan berkembangnya bisnis
restoran dan cafe. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 35 restoran dan 13
cafe, bertambah menjadi 40 restoran dan 16 cafe pada tahun 2014. Di
samping itu, tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan jasa juga menjadi
daya tarik tersendiri bagi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, dan
pariwisata di Kota Serang. Hingga tahun 2014 tercatat 8 pusat
perdagangan modern/Mall, serta sejumlah swalayan dan pasar-pasar
tradisional yang masih eksis dan tersebar di seluruh Kecamatan di Kota
Serang.Pasar Rawu adalah pasar terbesar yang masih dapat dioptimalkan
fungsinya dengan cara merevitalisasi eksistensinya sebagai pasar induk
untuk sebagian besar komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat
Serang dan sekitarnya.
Jumlah wisatawan yang meningkat dari tahun ke tahun
menunjukkan potensi pariwisata di Kota Serang yang masih dapat terus
dikembangkan di masa depan. Jumlah wisatawan nusantara yang
meningkat lebih dari 50% pada tahun 2012, dari 95.926 orang menjadi
146.021 orangdan meningkat pada tahun 2014 menjadi 296.784 orang
pada tahun 2014 merupakan catatan menggembirakan yang
menggambarkan prospek pariwisata di Kota Serang. Demikian pula
dengan wisatawan mancanegara yang pada tahun yang sama mencapai
2.679 orang, meningkat menjadi 6.665 orang pada tahun 2014. Potensi
pariwisata juga ditunjang dengan tumbuh dan berkembangnya seni dan
kelompok-kelompok kesenian tradisional maupun modern yang hingga
tahun 2012 mencapai lebih dari 257 kelompok.
6) Pengembangan Potensi Perdagangan dan Industri
Beberapa pusat perbelanjaan milik pemerintah Kota sudah perlu
diremajakan antara lain Pasar Rawu, Pasar Royal, Pasar Lama, Pasar
Kalodran, Pasar Taktakan,Pasar Banten Lama, Pasar Karangantu, serta
pasar hewan lama di Trondol yang perlu direlokasi karena telah sangat
dekat dengan pemukiman warga. Saat ini peran swasta untuk ikut serta
dalam kegiatan membangun pusat perbelanjaan sangat diperlukan dan
menjadi salah satu sektor usaha pada bidang perdagangan yang sangat
potensial. Di samping itu, guna menopang perkembangan pariwisata dan
perdagangan daerah.Di Kota Serang terdapat beberapa jenis industri
rumah tangga yang potensial untuk di kembangkan di masa depan,
antara lain: industri makanan khas (kue satu, sate bandeng, dendeng
daging sapi dan kerbau, emping, baso ikan kering, dll), industri jasa
angkutan, industri konveksi, industri pertanian, serta industri kerajinan
tangan dan rumah tangga (batik banten, gerabah, tas, dll).
Hal 2-9

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI
2.3.1. JUMLAH PENDUDUK
Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka pertumbuhan
penduduk. Bila angka tersebut semakin tinggi berarti tingkat pertumbuhan penduduk
semakin cepat.
Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2008 adalah 493,232 jiwa dan tahun 2010 adalah
576,961 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kota Serang diperkirakan sebesar 1,05 % per
tahun. Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi adalah Kecamatan
Cipocok Jaya, yaitu 1,08 %. Laju pertumbuhan penduduk Kota Serang per Kecamatan
dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Kota Serang Tahun 2008 –2010
No

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kecamatan
2008

2009

2010

LPP (%)

1

Curug

42.346

41.095

47.175

1.03

2

Walantaka

61.451

64.749

75.681

1.07

3

Cipocok Jaya

62.293

68.298

80.195

1.08

4

Serang

185.627

180.055

207.065

1.04

5

Taktakan

63.762

67.472

78.384

1.07

6

Kasemen

77.753

76.241

87.794

1.04

Jumlah

493.232

497.910

576.961

1.05

Sumber : Profil Kota Serang, 2008 –2010
Perkembangan penduduk dari tahun 2008–2010, terlihat bahwa pada dasarnya
pertumbuhan jumlah penduduk Kota Serang menunjukkan pola linear. Proyeksi jumlah
penduduk Kota Serang untuk lima tahun kedepan dilakukan dengan memproyeksikan
jumlah penduduk setiap kecamatan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Dasar
pertimbangannya adalah bahwa setiap kecamatan memiliki karakteristik perkembangan
yang berbeda-beda dan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi
perkembangan penduduknya.
Hal 2-10

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Model linear dideskripsikan dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut:
q

P (1 r)

P

t

t q

dimana,
Pt+q

= Jumlah penduduk pada tahun (t+q)

Pt

= Jumlah penduduk pada tahun t

r

= Rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun

q

= selisih antara tahun proyeksi dan tahun dasar

Berdasarkan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk Kota Serang, rata–rata
pertumbuhan mencapai 1,05 % pertahun. Dalam perkembangan lima tahun kedepan
jumlah penduduk Kota Serang mencapai 876.989 jiwa pada tahun 2015.
Tabel 2.4
Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Serang
No

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kecamatan
2011

2012

2013

2014

2015

1

Curug

49967

52925

56058

59376

62891

2

Walantaka

84104

93464

103866

115426

128267

3

Cipocok Jaya

92197

105121

119856

136657

155813

4

Serang

219488

232656

246614

261409

277092

5

Taktakan

87002

96568

107186

118971

132052

6

Kasemen

93592

99773

106362

113386

120874

Jumlah

626350

680507

739942

805225

876989

Dari hasil proyeksi ini dapat diamati bahwa penduduk Kota Serang mempunyai jumlah
penduduk yang beragam, terutama pada beberapa kecamatan mempunyai jumlah
penduduk yang besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Hal ini dapat dimengerti
karena beberapa kecamatan tersebut mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi seperti
perdagangan dan jasa, pemerintahan atau karena kelengkapan fasilitas baik pendidikan,
kesehatan, peribadatan dan lain-lain. Tapi pada beberapa kecamatan lain menunjukan
pertumbuhan penduduk yang kurang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kurangannya fasilitas atau kondisi alam yang kurang mendukung (daerah banjir,
jenis tanah dengan porositas yang tinggi) sehingga sebagian penduduk lebih memilih
tempat tinggal yang mempunyai kelengkapan fasilitas guna mendukung aktifitasnya.
Hal 2-11

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

2.3.2. KOMPOSISI PENDUDUK
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2009 sebesar 1.867
2

jiwa per Km . Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi
2

adalah Kecamatan Serang, yaitu 6.957 jiwa per Km . Sedangkan Kecamatan yang
memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Curug, yaitu 1075
2

jiwa per Km . Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah penduduk dan tingkat
kepadatannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.5
Distribusi Jumlah & Tingkat Kepadatan Penduduk
Kota Serang Tahun 2009-2010

No Kecamatan

1 Serang

Luas

Penduduk

(Km2)

2009 (Jiwa)

25.88

Kepadatan
Penduduk
Jiwa/Km2

Penduduk
2010 (Jiwa)

Kepadatan
Penduduk
Jiwa/Km2

180055

6957

207065

8001

2 Cipocokjaya

31.54

68298

2152

80862

2607

3 Curug

48.48

41095

1075

47175

1197

4 Walantaka

47.88

61451

1498

75681

1845

5 Taktakan

49.6

67472

1100

78384

1352

6 Kasemen

63.36

76241

1228

87794

1320

Jumlah

266.74

497910

1867

576961

2163

Sumber : Bappeda Kota Serang Tahun 2010

Hal 2-12

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Gambar 2.2.
Perbandingan Kepadatan Penduduk dari Tahun 2009 - 2010 di Kota Serang
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000

2009
2010

2000
1000
0

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebaran penduduk di Kota Serang
nampak tidak merata. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2010
2

sebesar 2.163 jiwa per Km . Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang
2

paling tinggi adalah Kecamatan Serang, yaitu 8.001 jiwa per Km . Sedangkan
Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan
2

Curug, yaitu 973 jiwa per Km .
Untuk tingkat kelurahan, kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Cipare
Kecamatan Serang sedangkan kepadatan terendah ada di Kelurahan Cilowong
Kecamatan Taktakan. Adapun gambaran lebih lengkap mengenai penyebaran
penduduk menurut desa/kelurahan di Kota Serang pada tahun 2009 dan 2010 dapat
dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.6
Sebaran Jumlah Penduduk Kota Serang Dirinci Per Desa/Kelurahan

Penduduk 2009
Luas

N
o

Penduduk 2010

Kecamatan

Kelurahan

Kepadata

Daerah Jumlah
(km2)

(Jiwa)

Kepadatan Jumlah
(Jiwa/km2)

(Jiwa)

n
(Jiwa/km
2)

1

Serang

25.88

180055

6957

207065

8001

Hal 2-13

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Penduduk 2009
N
o

Penduduk 2010

Luas
Kecamatan

Kelurahan

Kepadata

Daerah

Jumlah Kepadatan

Jumlah

n

(km2)

(Jiwa) (Jiwa/km2)

(Jiwa)

(Jiwa/km
2)

Serang

4.90

24531

5006

26440

5396

Cipare

1.27

21087

16604

26121

20568

3.26

19219

5895

21749

6671

Cimuncang

1.54

17980

11675

24994

16230

Kotabaru

0.64

6785

10602

6179

9655

Lontarbaru

1.00

7533

7533

8834

8834

Kagungan

1.27

12336

9713

13544

10665

Lopang

1.17

14331

12249

14803

12652

Unyur

4.39

32900

7494

35048

7984

Kaligandu

2.87

12296

4284

17689

6163

Terondol

1.80

6125

3403

7296

4053

Sukawana

1.77

4932

2786

4368

2468

31,02

68298

2202
80862

2607

Sumurpecun
g

2

Cipocok
Jaya

Gelam

5,40

8335

1258

7809

1446

Dalung

1,84

4651

2528

6096

3313

Tembong

4,52

5611

1241

6514

1441

Karundang

2,24

5246

2342

7005

3127

Cipocok Jaya

2,43

11880

4889

12033

4952

Banjarsari

5,61

11244

2004

15803

2817

Banjaragung

5,05

10900

2158

12607

2496

Panancangan

3,93

10431

2654

12995

3833

39,40

42346

1075

47175

1197

Kamanisan

5,31

5474

1031

6838

1288

Pancalaksana

5,09

4051

796

4303

845

3 Curug

Hal 2-14

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Penduduk 2009
Luas

N
o

Penduduk 2010

Kecamatan

Kelurahan Daerah
(km2)

Kepadata
Jumlah Kepadatan

Jumlah

n

(Jiwa) (Jiwa/km2)

(Jiwa)

(Jiwa/km
2)

Tinggar

5,10

4102

804

5136

1007

Cipete

4,20

3706

882

4045

963

Curugmanis

3,59

5322

1482

4342

1209

Sukalaksana

2,97

3727

1255

4122

1388

Sukawana

3,98

3070

771

3786

951

Curug

4,15

3573

861

3950

952

Sukajaya

2,00

2975

1488

3558

1779

Cilaku

3,01

6346

2108

7095

2357

41,01

61451

1498

75681

1845

Nyapah

2,60

3084

1186

3808

1465

Lebakwangi

2,80

2667

953

3342

1194

Cigoong

2,16

3157

1462

3800

1759

Tegalsari

1,97

3549

1802

3029

1538

Pasuluhan

2,15

3673

1708

3866

1798

Pabuaran

3,28

2495

761

3787

1155

Walantaka

2,81

2576

917

3339

1188

Pengampelan

2,86

6163

2155

8186

2862

Pipitan

1,16

9163

7899

11345

9780

Kiara

4,45

7186

1615

4696

1055

Pageragung

4,96

3966

800

8159

1645

Kalodran

3,91

4899

1253

5743

1469

Kepuren

1,57

4006

2552

4861

3096

Teritih

4,33

4867

1124

7720

1783

66,52

81695

1228

87794

1320

Kasemen

8,48

10957

1292

13277

1566

Warung Jaud

3,83

7625

1991

8673

2264

4 Walantaka

5 Kasemen

Hal 2-15

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Penduduk 2009
Luas

N
o

Penduduk 2010

Kecamatan

Kelurahan

Kepadata

Daerah

Jumlah Kepadatan

Jumlah

n

(km2)

(Jiwa) (Jiwa/km2)

(Jiwa)

(Jiwa/km
2)

Mesjid

3,81

7510

1971

Bendung

5,43

6.689

Terumbu

7,48

Sawah Luhur

Priyayi

7157

1878

1232

6343

1168

7904

1054

8266

1105

15,28

9864

646

8668

567

Kilasah

4,04

8424

2085

6985

1729

Margaluyu

5,31

5809

1094

6078

1145

Kasunyatan

5,80

6673

1151

7989

1377

Banten

7,06

10240

1450

14358

2034

57,98

63762

1100

78384

1352

Cilowong

11,54

5157

447

7286

631

Sayar

13,98

6302

451

5332

381

Sepang

4,62

3778

818

7570

164

Pancur

4,73

4746

1003

4192

886

2,33

3069

1317

3239

1390

6 Taktakan

Kalang
Anyar
Kuranji

2,05

2860

1395

3672

1791

Panggungjati

1,66

6250

3765

6242

3760

Drangong

5,61

4950

882

17166

3060

Taktakan

3,45

13572

3934

6858

1988

2,65

4578

1728

4331

1634

Lialang

2,03

3718

1832

5262

2592

Tamanbaru

3,33

4782

1436

7234

2172

266,74

497910

1867

576961

2163

Umbul
Tengah

TOTAL

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, BPS Kota Serang

Hal 2-16

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

2.3.3. DATA JUMLAH DAN SEBARAN PENDUDUK MISKIN
Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kota Serang sampai akhir tahun 2009 tercatat
sebesar 20.984 keluarga miskin atau jika diprosentasekan maka terdapat angka
kemiskinan di Kota Serang sebesar 25,07% dan untuk rincinya dapat dilihat Tabel 2.7
Tabel 2.7
Jumlah dan Sebaran Rumah Tangga Miskin di Kota Serang
NO
1
2
3
4
5
6

KECAMATAN
SERANG
CIPOCOK JAYA
KASEMEN
TAKTAKAN
WALANTAKA
CURUG
TOTAL

PENDUDUK
180055
68298
81695
63762
61451
42346
497910

RT
21215
11225
23502
6465
9144
12134
83685

RTM
4904
2557
6180
1985
2557
2801
20984

RTM%
23.12%
22.78%
26.30%
30.70%
27.96%
23.08%
25.07%

Sumber : BPS Kota Serang, Tahun 2009
Jika dilihat dari data diatas sebaran Rumah Tangga Miskin di Kota Serang,
Kecamatan yang tertinggi angka kemiskinannya adalah Kecamatan Kasemen (6180
RTM) sedangkan terendah yaitu Kecamatan Taktakan (1985 RTM) dan Kelurahan
tertinggi angka Rumah Tangga Miskinnya adalah Kelurahan Banten (1.454 RTM) dan
terendah kelurahan Lialang (64 RTM). Terlihat sebaran data kemiskinan yang paling
banyak di Kota Serang ada di wilayah pesisir yaitu Kecamatan kasemen yang lebih
banyak penduduk di wilayah ini sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Gambar 2.3
Sebaran Rumah Tangga Miskin Per Kecamatan di Kota Serang

2801

SERANG

4904

2557

CIPOCOK JAYA

1985

2557

KASEMEN
TAKTAKAN

6180

WALANTAKA
CURUG

Hal 2-17

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Berikut ini terdapat Rumah Tangga Miskin di Kota Serang sampai ketingkat
Kelurahan dapat dilihat dari Tabel 2.8
Tabel 2.8
Jumlah Masyarakat Miskin di Kota Serang Tahun 2009
No

Kecamatan

Penduduk

RT

RTM

Serang

24531

1887

454

Cipare

21087

2324

541

Sumurpecung

19219

1584

393

Cimuncang

17980

2115

595

Kotabaru

6785

865

207

Lontarbaru

7533

688

159

Kagungan

12336

1915

433

Lopang

14331

1405

346

Unyur

32900

3068

700

Kaligandu

12296

1659

397

Terondol

6125

1305

319

Sukawana

4932

2400

360

180055

21215

4904

1 Serang

SERANG TOTAL

2 Cipocok Jaya

Jumlah

Desa/Kelurahan

Gelam

8335

1252

306

Dalung

4651

434

94

Tembong

5611

1570

335

Karundang

5246

1182

275

Cipocok Jaya

11880

1632

341

Banjarsari

11244

1415

378

Banjaragung

10900

1084

262

Panancangan

10431

2656

566

68298

11225

2557

CIPOCOK JAYA TOTAL

Hal 2-18

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

3 Curug

Kamanisan

5474

1051

303

Pancalaksana

4051

1374

309

Tinggar

4102

1295

339

Cipete

3706

1027

315

Curugmanis

5322

1379

357

Sukalaksana

3727

1426

376

Sukawana

3070

2400

185

Curug

3573

612

161

Sukajaya

2975

638

196

Cilaku

6346

932

260

42346

12134

2801

Nyapah

3084

407

135

Lebakwangi

2667

400

120

Cigoong

3157

766

225

Tegalsari

3549

301

108

Pasuluhan

3673

670

201

Pabuaran

2495

558

178

Walantaka

2576

407

123

Pengampelan

6163

995

247

Pipitan

9163

668

221

Kiara

7186

693

192

Pageragung

3966

855

249

Kalodran

4899

495

132

Kepuren

4006

453

123

Teritih

4867

1476

303

61451

9144

2557

CURUG TOTAL

4 Walantaka

WALANTAKA TOTAL

Hal 2 - 19

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

5 Kasemen

Kasemen

10957

1986

540

Warung Jaud

7625

1638

375

Mesjid Priyayi

7510

2054

480

Bendung

6689

2391

594

Terumbu

7904

1813

582

Sawah Luhur

9864

1622

535

Kilasah

8424

1853

494

Margaluyu

5809

2179

614

Kasunyatan

6673

1869

512

Banten

10240

6097

1454

81695

23502

6180

Cilowong

5157

1648

399

Sayar

6302

1127

307

Sepang

3778

454

133

Pancur

4746

380

126

Kalang Anyar

3069

337

110

Kuranji

2860

423

125

Panggungjati

6250

227

141

Drangong

4950

443

191

Taktakan

13572

535

183

Umbul Tengah

4578

317

139

Lialang

3718

274

64

Tamanbaru

4782

300

67

TAKTAKAN TOTAL

63762

6465

1985

TOTAL KESELURUHAN

497910

83685

20984

KASEMEN TOTAL

6 Taktakan

Sumber: BPS Kota Serang

Hal 2-20

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

2.3.4. DATA PERMUKIMAN KUMUH
Kawasan permukiman kumuh sebagian besar terdapat di wilayah perkotaan
dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan pada umumnya menempati
kawasan-kawasan yang strategis seperti dekat dengan pusat kota, dekat dengan pusat
perdagangan dan jasa namun ada juga kawasan kumuh bermata pencaharian sebagai
pedagang kecil, nelayan dan buruh tani dengan tingkat pendapatan relative kecil.
Kondisi bangunan di kawasan kumuh kurang representative dan kurang terawat dengan
baik karna ketidak mampuan warganya. Secara keselururuhan terdapat sekitar 12.602
Ha kawasan kumuh yang tersebar di masing-masing kecamatan di kota serang yang
didiami oleh sekitar 2015 rumah. Kawasan kumuh terluas terdapat di kecamatan
taktakan , serang dan di cipocokjaya, yang masuk dalam wilayah pusat kota serang.

Tabel 2.9
Lokasi dan Luas Kawasan Kumuh di Kota Serang
Luas
No
1

Kecamatan
Serang

Lokasi

(ha)
3621

Pasar Lama, Kantin, Kebon Sawo,
Jiwantaka,
Pegantungan, Lialang, Umbul Tengah,
Taktakan,
Drangong, Panggung Jati, Kuranji, Pancur,
Karang Anyar, Kasemen.

2

Taktakan

3745

3

Kasemen

340

4

Walantaka

1585

5

Cipocok Jaya

2701

6

Curug

610

JUMLAH

Warung Jaud, Kepuren, Kalodran,
Pangarangan.

12602

Sumber : Bappeda Kota Serang, 2010

Hal 2-21

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Masih cukup banyak rumah penduduk di kota serang yang kondisinya dibawah
standar baik keselamatan, kesehatan maupun keindahan. Beberapa penyebab masih
banyaknya rumah tidak layak huni di kota serang adalah sebagai berikut ;
1.
2.
3.
4.

Pengetauan dan kesadaran masyarakat masih rendah ;
Kemampuan ekononmi masyarakat masih rendah ;
Akses pembiayaan perumahan masih cukup rumit;
Penghuni rumah bukan pemilik sendiri.
Kondisi perumahan yang tidak layak huni sebagian wilayah kota serang di

perparah oleh kondisi prasarana pemukiman yang belum memadai, seperti kurangnya
fasilitas air bersih, jalan setapak/jalan lingkungan yang rusak atau tanah, belum
berjalannya mekanisme penanganan sampah serta kurangnya sarana drainase mikro
sehingga masih terjadi genangan atu banjir pada lokasi-lokasi tertentu. Selain kesadaran
untuk membangun rumah yang layak huni, kesadaran masyarakat kota serang untuk
memelihara sarana dan prasarana lingkungan perumahan dan permukiman masih sangat
rendah.
Tabel 2.10
Sebaran Permukiman Kumuh dan Squatter di Kota Serang
Jumla
N

Desa/Keluraha

o

N

Jumlah KK (orang)
h
Kaw.Kumu

Bantaran

Kaw.Teg.Tingg

h

Sungai

i

KECAMATAN SERANG
1 Sumur Pecung





14

14

2 Cipare

215

24



239

3 Serang





16

16

4 Kagungan



36

74

110

5 Kota Baru

243

9



252

6 Cimuncang

585





585

7 Unyur

114

81



195





4

4

8 Kaligandu

Hal 2-22

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

9 Terondol
Jumlah

96



102

198

1253

150

210

1613

KECAMATAN CIPOCOK JAYA
1 Penancangan





44

44

2 Tembong



13

12

25

13

56

69

Jumlah
KECAMATAN KASEMEN
1 Bendung

45





45

2 Masjid Priyayi

45





45

3 Terumbu

45





45

4 Banten

6

116



122

5 Kilasah

51





51

192

116



308

Jumlah

KECAMATAN TAKTAKAN
1 Panggung Jati





71

71

2 Lialang





32

32

3 Umbul Tengah





7

7

110

110

Jumlah
KECAMATAN WALANTAKA.
1 Pager Agung
Jumlah





5

5





5

5

Sumber : Bappeda Kota Serang,
2010

Hal 2-23

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

2.4.

ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI
DAN
LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW
KOTA SERANG

2.4.1. ISU STRATEGIS SOSIAL
Kemiskinan tampaknya masih akan menjadi pekerjaan rumah yang
harus dientaskan mengingat penetrasi perekonomian nasional dan
regional yang berdampak pada berkurangnya daya beli masyarakat telah
menyebabkan tekanan terhadap meningkatnya jumlah penduduk miskin.
Gambaran tentang hal ini dapat dengan jelas terlihat dari laju
peningkatan garis kemiskinan yang cukup tinggi, dari sebesar
Rp.185.597,- pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp.236.039,- pada
tahun 2013. Artinya, dengan asumsi kenaikan pendapatan pada
kelompok penduduk tertentu yang hanya sebanding dengan tingkat
inflasi yang mencapai 9,16% pada tahun 2013,
Masalah kemiskinan masih menjadi tema yang harus mendapatkan
prioritas untuk dientaskan mengingat fakta-fakta di atas. Di masa depan
kemiskinan bisa jadi akan menjadi masalah kota yang patologis sebagai
dampak dari ketidakmampuan sebagian masyarakat yang mengandalkan
penghidupannya pada sektor agraris untuk beradaptasi dengan
transformasi Kota Serang dari daerah agraris menjadi daerah yang benarbenar berciri kota dengan sektor perdagangan dan jasa sebagai mata
pencaharian utama penduduknya. Karenanya, penanganan dan
antisipasi terhadap masalah kemiskinan di masa depan harus dilakukan
secara sistemik dan terpadu, dengan mengedepankan pendekatan lintas
sektoral yang lebih komprehensif.
Meski berstatus sebagai kota, potensi pertanian di Kota Serang
masih dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai salah satu basis
perekonomian rakyat, yang meliputi potensi tanaman pangan, perikanan,
peternakan, dan komiditi perkebunan. Produksi tanaman padi sawah
misalnya, mencapai 88.234 ton Gabah Kering Giling (GKG) dari luas
panen padi sawah mencapai 15.416 Ha, belum termasuk padi ladang
yang luas panennya mencapai 408 Ha dengan total produksi mencapai
578,52 ton GKP. Demikian pula dengan potensi peternakan seperti :

Hal 2-24

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

sapi potong, kerbau, kambing, dan domba yang cukup potensial
dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat setempat. Potensi
perikanan adalah asset yang sangat bernilai ekonomi tinggi, baik
perikanan tangkap maupun budidaya. Tahun 2014 saja tercatat produksi
ikan laut mencapai 2.917,75 ton hasil produksi perikanan tangkap
dengan nilai produksi mencapai Rp.38,76 Milyar, belum termasuk
produksi perikanan budidaya (tambak, kolam, sawah, dan laut) yang
mencapai 1.816,92 ton dengan nilai produksi mencapai Rp.25,59 Milyar.
Komoditas unggulan pada sektor pertanian adalah jagung, padi,
kacang tanah, daging sapi, ikan bandeng, jambu citra, dan melon.
Sedangkan untuk sektor industri pengolahan yaitu kue satu, sate
bandeng, dendeng daging, emping, baso ikan kering dan batik banten.
Pada sektor perkebunan, potensi yang masih dapat dikembangkan yaitu
komoditi kelapa dengan luas tanam 823,89 ha dengan produksi 1.047
ton, tanaman kopi dengan luas tanam 32 Ha dan dengan produksi 16,95
ton biji kering, tanaman cengkeh dengan luas tanam sekira 39 Ha dan
produksi sebesar 1,92 ton, dan tanaman lada dengan luas tanam 18,24
Ha dan produksi sebesar 7,08 ton.
Revitalisasi sektor pertanian dalam jangka menengah memiliki nilai
yang cukup strategis tidak hanya dalam rangka mengentaskan
kemiskinan
namun
juga
menyediakan
lapangan
kerja
bagi
masyarakat.Kondisi eksisting lahan di Kota Serang yang sebagian besar
merupakan lahan pertanian dengan jaringan irigasi yang masih eksis,
berpotensi besar untuk dimanfaatkan guna mencapai tujuan di atas.
Di samping sektor pertanian, pariwisata di Kota Serang berpotensi
besar untuk dikembangkan dalam rangka mengeradikasi kemiskinan dan
memperluas kesempatan kerja. Di sektor pariwisata, potensi unggulan
Kota Serang terletak pada obyek Pariwisata Cagar Alam Pulau Dua dan
Wisata Banten Lama, selain itu terdapat wisata religi Mesjid Agung
Banten, makam Sultan Maulana Hasanudin, dan makam Maulana Yusuf,
situs purbakala Banten Girang, Benteng Spellwijk, Keraton Surosowan,
Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara dan Museum Banten Lama.
Jumlah wisatawan yang mencapai 296.784 pada tahun 2014 baik
wisatawan asing maupun domestik, yang tercatat pada tingkat okupasi
hotel di Kota Serang, merupakan bukti cukup besarnya potensi
pariwisata di Kota Serang. Angka ini tentu belum termasuk para peziarah
atau wisatawan yang datang secara perorangan maupun rombongan di
sejumlah obyek wisata religi yang tersebar di Kota Serang dan sekitarnya.

Hal 2-25

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Berkembangnya bisnis jasa perhotelan, restoran dan rumah makan
di Kota Serang merupakan indikasi lain dari berkembangnya sektor
pariwisata. Pada tahun 2014 tercatat sejumlah 17 hotel di pusat Kota
Serang, yang terdiri dari 2 hotel bintang 4; 5 hotel bintang 1; dan 10
hotel melati dan penginapan lainnya dengan total kamar mencapai 1.762
kamar.
Sektor parisiwata juga ditunjang dengan berkembangnya bisnis
restoran / rumah makan. Pada tahun 2014 tercatat sebanyak 40
restoran, 65 rumah makan, 16 Cafe dan Kantin sebanyak 24. Di
samping itu, tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan jasa juga menjadi
daya tarik tersendiri bagi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, dan
pariwisata di Kota Serang. Hingga tahun 2014 tercatat 8 pusat
perdagangan modern/Mall, serta sejumlah pasar-pasar tradisional yang
masih eksis dan tersebar di seluruh Kecamatan di Kota Serang.Pasar
Rawu adalah pasar terbesar yang masih dapat dioptimalkan fungsinya
dengan cara merevitalisasi eksistensinya sebagai pasar induk untuk
seluruh komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat Serang dan
sekitarnya.
Kemiskinan juga berkorelasi dengan tersedianya kesempatan kerja.
Berdasarkan data BPS (2014), jumlah tingkat pengangguran terbuka
mencapai sekitar 11,29% dari total penduduk usia kerja dan turun
menjadi 10,03% pada tahun 2014. Di samping itu, kemiskinan di wilayah
perkotaan juga berkaitan erat dengan munculnya Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS). Makin meningkatnya PMKS di Kota Serang
sudah mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, yang membutuhkan
penanganan serius di masa depan. Berdasarkan data dari Dinas Sosial
Kota Serang pada tahun 2014 mencatat jumlah PMKS yang patut
mendapat perhatian dimana terdapat sekitar 361 anak terlantar, lanjut
usia terlantar 1.161, perempuan rawan sosial ekonomi (PRSE) 160.
Jumlah ini tentu belum termasuk orang gila yang terlantar di jalanan
karena tidak mampu dirawat secara layak oleh keluarganya karena faktor
kemiskinan.

Hal 2-26

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

2.4.2. ISU STRATEGIS EKONOMI
Salah satu indikator yang digunakan untuk menganalisa pertumbuhan ekonomi
adalah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan
ekonomi Kota Serang yang tercermin dalam laju kenaikan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) rata-rata selama kurun waktu 2008-2012. Pertumbuhan masing-masing
sektor ekonomi relatif bervariasi, berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010
pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
24,57%, diikuti dengan sektor bangunan sebesar 22,68%, sector jasa-jasa sebesar 22,11%.
Sementara sektor pertambangan dan penggalian, merupakan sektor yang belum
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Serang, mengingat sektor
tersebut tidak berpotensi di Kota Serang. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai laju
pertumbuhan PDRB Kota Serang atas dasar harga konstan Tahun 2000 untuk periode
tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 2.11
Dengan mengamati struktur perekonomian akan tampak sampai seberapa jauh
kekuatan ekonomi suatu wilayah. Indikator perekonomian makro semacam ini sangat
penting bagi pengambilan keputusan untuk mengarahkan sasaran kebijakan
pembangunan dimasa yang akan datang. Semakin besar persentase suatu sektor yang
terbentuk semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi
suatu wilayah/kota.
Peranan sektor jasa - jasa di Kota Serang pada tahun 2009 peranan sektor ini
sebesar 24,11% yang merupakan masih jumlah terbesar, hingga tahun 2010 peranan sektor
ini terus meningkat tetap mendominasi dengan jumlah sebesar 24,15%. Peranan terbesar
kedua dalam pembentukan PDRB Kota Serang adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran pada tahun 2009 dengan kontribusi sebesar 23,91%, kontribusi sektor ini terus
relative mengalami penurunan kontribusinya sebesar 23,82% pada tahun 2010. Hal ini
mengindikasikan bahwa sektor jasa-jasa serta sector perdagangan, hotel dan restoran
menunjukkan tingkat perkembangan yang baik, dalam pengertian setiap tahun
kontribusinya relatif meningkat.

Hal 2-27

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Kedua sektor tersebut hingga tahun 2010 masih memegang peranan yang besar
dalam pembentukan total PDRB di sebagian besar kecamatan-kecamatan di Kota Serang.
Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan Kota Serang masih menggantungkan
perekonomiannya pada sektor jasa-jasa sertan sector perdagangan, hotel dan restoran.
Namun dalam memperkuat perkembangan ekonomi Kota Serang, kedua sektor tersebut
ditunjang pula oleh sektor bangunan, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sedangkan untuk sector pertambangan
dan penggalian hingga pada periode tahun 2008-2012 mengalami penurunan, hingga tahun
2010 sebesar 0,01%, sector ini belum memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan
ekonomi Kota Serang, karena terkait masalah perijinan dalam pertambangan dan galian.
Adapun untuk lebih jelasnya mengenai PDRB Kota Serang atas dasar harga berlaku
menurut Lapangan Usaha untuk periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 2.12.

2.4.3. ISU STRATEGIS LINGKUNGAN
Makin kompleksnya kebutuhan dan dinamika masyarakat Kota di
masa depan akan menghadapkan sejumlah dilema dalam pemanfaatan
ruang di Kota Serang, yaitu dilema antara kebutuhan untuk
meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah di satu sisi, dan kebutuhan
untuk mempertahankan kelestarian lingkungan hidup di sisi lainnya.
Masalah ini telah banyak dialami oleh berbagai daerah di Indonesia di
masa lalu, sehingga belajar dari pengalaman berbagai daerah tersebut
tampaknya menjadi keniscayaan guna mengantisipasi masalah laten
yang sama di masa depan.
Dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Serang
berdekatan dengan rencana pengembangan Kawasan Strategis Nasional
di Provinsi Banten sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang RTRW Nasional, yaitu Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda.
Sementara dalam konteks Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Kota Serang memiliki peluang
besar di masa depan untuk dapat memanfaatkan dampak ekonomi dari
rencana pembangunan ekonomi Provinsi Banten yangditetapkan sebagai
wilayah yang menempati Koridor II bersama dengan Jawa Barat, DKI
Jakarta, Semarang, Jogja, dan Surabaya.

Hal 2 - 28

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Salah satu peran penting yang dapat diambil oleh Kota Serang
adalah memberikan dukungan kepada Provinsi Banten yang akan
menjadi wilayah utama yang berfungsi menyatukan Koridor II dan
Koridor I di Pulau Sumatera sehingga akan menimbulkan dampak
ekonomi signifikan terhadap seluruh wilayah Banten, termasuk bagi Kota
Serang sebagai wilayah penyangganya.
Sementara dalam konteks RPJMN 2015-2019 Kota Serang dapat
mengambil peran dalam mengoptimalkan rencana Pengembangan Sistem
Transit dan Semi Bus Rapid Transit (BRT) dalam rencana kegiatan
strategis pembangunan infrasrukur nasional di Kota Serang. Peluang ini
dapat dimanfaatkan pada tahap awal guna memfasilitasi kebutuhan
transportasi massal bagi kalangan pelajar dan mahasiswauntuk
menunjang visi Kota Pendidikan, serta untuk melayani masyarakat luas
pada tahap selanjutnya guna mengantisipasi kemacetan yang gejalanya
sudah mulai tampak dalam lima tahun terakhir.
Di samping itu, peluang pengembangan sistem dan jaringan
drainase kota dalam rangka pengendalian banjir yang potensinya cukup
tinggi di Kota Serang juga perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya, yang
diintegrasikan dengan sistem irigasi guna menunjang visi pertanian
sebagai penopang fungsi Kota, serta mendukung target swasembada
pangan nasional.
Dalam konteks rencana pengembangan kawasan strategis provinsi,
sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Banten
Tahun 2010-2030, Kota Serang memiliki beberapa kawasan strategis, yaitu:
1) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Pertahanan dan keamananyang
merupakan kewenangan Pemerintah yaitu Kawasan TNI AD KOPASUS di
Kecamatan Taktakan Kota Serang;
2) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu
a. Banten Water Front City di Kota Serang;
b. Kawasan Sport City di Kota Serang;
c. KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) di Kota Serang;

Hal 2 - 29

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Selain menetapkan rencana Kawasan Strategis, Pemerintah
Provinsi Banten juga mengembangkan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh
(KSCT) dengan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2008
tentang Kawasan Strategis Cepat Tumbuh. Dalam konteks ini sebagian
atau seluruh wilayah Kota Serang menjadi bagian dari KSCT dengan
klasifikasi sebagai: (1) Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; (2)
Kawasan pengembangan minapolitan terpadu (perikanan tangkap,
perikanan budidaya, pengolahan hasil perikanan dan minawisata); dan
(3) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Sosial dan Budaya, yaitu
Kawasan Situs Banten Lama di Kota Serang.
Dalam kaitan dengan RTRW Nasional dan Provinsi itulah sejumlah
isu strategis kewilayah dalam konteks penataan ruang di Kota Serang
diproyeksikan dalam RTRW Provinsi Banten, yaitu:
1.

Pengembangan Kawasan Strategis Banten Water Front City sebagai wajah
Ibukota Provinsi Banten menghadap kelaut;

2.

Percepatan pembangunan Bendungan Sindang Heula untuk penyediaan air
baku bagi Kawasan Industri Serang-Cilegon dan permukiman penduduk.

3.

Pengembangan Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi dan Kawasan Sport City.

4.

Pelestarian Situs Benda Purbakala dan Masjid Banten Lama;

5.

Revitalisasi Terminal Tipe A Pakupatan, Terminal Angkutan Kota Cipocok
dan Kepandeaan;

6.

Revitalisasi

penataan

Geometri

perempatan

jalan

perkotaan

untuk

mengatasi kemacetan;
7.

Revitalisasi penataan kawasan Ruang Terbuka Hijau Alun-Alun Kota Serang
sebagai pusat kegiatan rekreasi dan olahraga masyarakat;

8.

Revitalisasi Drainase kota Serang untuk menangani banjir perkotaan;

9.

Revitalisasi pasar-pasar tradisional;

10. Belum optimalnya pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan Kasemen.

Hal 2-30

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu dan
sekitarnya merupakan kawasan yang strategis dilihat dari berbagai
sektor. Kawasan PPN Karangantu yang memanfaatkan lahan 2,5 Ha telah
difungsikan sejak tahun 1978 yang berlokasi di Desa Banten Kecamatan
Kasemen,
dikelola
berdasarkan
SK
Menteri
Pertanian
No.
311/KPTS/Org/1978 tanggal 25 Mei 1978. Seiring dengan nilai strategis
dan historisnya, PPN Karangantu baru berganti nama dan meningkat
kelasnya dari Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu menjadi
Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu berdasarkan Permen
Kelautan dan Perikanan RI, No PER.29/MEN/2010 tanggal 30 Desember
2010, yang secara teknis operasionalnya diatur dalam Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan nomor PER.16/MEN/2006 Tentang Pelabuhan
Perikanan
pada BAB VII Pasal 18 bahwa Pelabuhan Perikanan
Nusantara ditetapkan berdasarkan kriteria teknis sebagai berikut :
a. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut
territorial, zona ekonomi ekslusif Indonesia,
b. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 30 GT
c. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 meter dengan kedalaman
kolam sekurang-kurangnya minus 3 meter
d. Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau
jumlah keseluruhan sekurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus
e. Terdapat industri perikanan

Hal 2-31

REVIEW DOKUMEN RPIJM 2016 B I D A N G P U / C I P T A K A R Y A
Kota Serang 2015-2019

Sementara dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten
2010-2030. kawasan PPN Karangantu diproyeksikan sebagai:
a. K