STUDI PEMASARAN JAGUNG DI KALIMANTAN SELATAN

STUDI PEM ASARAN

JA G U N G GFEDCBA
D I K A L IM A N T A N
R o s ita

.

S E L A T CBA
AN

G a lib

ABSTRAK
S tudi pem asaran
jagung di K alim antan
S elatan.
U ntuk m eningkatkan
produktivitas jagung di lahan kering dan sekalilgus pendapatan petani, telah dilakukan
studi pem asaran jagung untuk m engetahui saluran pem asarannya, efisiensi pem asaran
dan m asalah-m asalah dalam pem asaran kom oditas jagung.

M etode penelitian yang
digunakan adalah m etode survei dan observasi langsung kelapangan serta pasar-pasar
hasil pertanian.
L okasi peneIitian dipilih secara porpusive yaitu desa-desa sentra
H asil penelitian
produksi jagung dan penelitian dilaksanakan pada M T 1990191.
m enunjukkan bahw a kegiatan pem asaran belum lancar dan belum efisien, ini dapat
dilihat dari rendahnya tingkat harga yang diterim a petani (kurang dari 70% ), besarnya
biaya transportasi dan akom odasi (56,75% ).
D isam ping itu, harga ditingkat petani
selalu turun pada puncak-puncak panen, ini m enunjukkan bahw a distribusi hasil kom oditas jagung tidak m erata.

PENDAHULUAN

J

agung ( z e a m a y s L) m erupakan sum ber karbohidrat setelah padi dan m em pu-

nyai arti yang cukup penting dalam perekonom ian
M ade O ka dkk, 1994).

juga dapat digunakan

(S udaryanto,

K om oditas jagung disam ping

dkk 1988,

sebagai sum ber pangan

untuk bahan baku pakan ternak dan industri.

M elalui

berbagai proses pengolahan, jagung juga m em punyai potensi sebagai bahan baku
pem buatan kue dan lain-lain sarna halnya dengan tepung terigu, tepung beras dan
tepung ubikayu.
J agung yang dihasilkan di lahan kering K alim antan S elatan um um nya dijual
dalam bentuk tongkol hijau atau pipilan kering.
penggunaan


hasil jagung

w aktu-w aktu

puncak panen sehingga m erugikan petani.

nya kem am puan

m enyebabkan

K urangnya variasi bentuk dan

dan pengetahuan

petani disam ping

pasca panen yang dapat m em perpanjang
besar penjualan


sering terjadi penurunan

H al ini karena terbatasbelum

adanya perlakuan

daya sim pan jagung,

hasil dilakukan saat panen.

harga pada

m aka sebagian

P ada saat harga naik petani sudah

tidak m em iliki j agung lagi, sehingga petani kehilangan

kesem patan


m enikm ati

harga yang layak.
D ilain
pertam bahan

pihak,

.,:
kebutuhan

penduduk

jagung

dalam

dan berkem bangnya

negeri terus m eningkat

agro industri pertanian

karena
(industri

pakan dan pangan).

S tu d ;

pemasaran

ja g u llg d i K a lim a n ta n S e la ta n

235

U ntuk m em enuhi kebutuhanjagung
produksi m elalui perluasan

tersebut, dilakukan usaha peningkatan


areal panen dan peningkatan

produktivitas.

L aju

kenaikan produksi jagung dari tahun 1969 sam pai dengan 1985 telah m encapai CBA
(A ffandi, 1986).
B erdasarkan proyeksi dari B ank D unia 1992 dalam M ade O ka, 1994, luas

5 ,5 % /th

tanam jagung tahun 2010 diluar pulau Jaw a 1.396.000 ha. Jenis lahan yang cocok
untuk pertanam an
S ehingga

jagung adalah lahan kering (tegalan) dan lahan tadah hujan.

pengem bangan


sesuai dan berpotensi

pertanam an

jagung

(S ubandi, e t a l , 1990).

diarahkan

ke lahan kering yang

K alim antan

S elatan m em punyai

lahan kering seluas 1,5 juta hektar yang berpotensi untuk pengem bangan

tanam an


pang an term asuk tanam an jagung (A ffandi, 1986).
T etapi upaya pengem bangan
m em adai

sangat ditentukan

m aupun sosial ekonom is.
tingkat harga.

jagung

dengan tingkat produktivitas

yang

oleh banyak faktor, baik faktor teknis agronom is
F aktor ekonom is sang at erat hubungannya

T ingkat harga dipengaruhi


dengan

oleh kekuatan taw ar petani sebagai

produsen dan dilain pihak tingkat perm intaan konsum en disam ping faktor sarana
penunjang/infrastuktur
sang at tergantung

lainnya.

B erapa besar harga yang dapat diraih petani juga

dari sistem pem asaran yang berlaku.

S ehingga penelitian ini

ditujukan untuk m engetahui saluran pem asaran yang ada dan efisiensi pem asarannya. GFEDCBA
K erangka

P e m ik ir a n


S alah satu fungsi tataniaga (pem asaran) adalah m engusahakan
m em peroleh
tertentu.

barang

P em asaran

yang diinginkan

agar pem beli

pada tem p at, w aktu, bentuk

juga m erupakan

suatu keragaan

dan harga

dari sem ua usaha yang

m encakup kegiatan arus barang danjasa m ulai dari titik usahatani sam pai ditangan
konsum en akhir (K ohl dan N ahl, 1975).
D alam pasar persaingan
oleh perpotongan

sem pum a, harga yang terjadi dipasar ditentukan

antara penaw aran (S ) dan perm intaan (D ).

P ada kenyataannya

terdapat 3 m acam harga yaitu, harga tingkat petani (producers price), harga tingkat
konsum en (retail price) dan harga pedagang.

P erbedaan dari harga yang diterim a

petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsum en disebut m argin tataniaga.
D alam m argin pem asaran
pedagang perantara.
rantai pem asaran

terkandung

biaya pem asaran

(jasa) dan keuntungan

P ada um um nya dalam pem asaran terdapat beberapa m ata

berupa saluran- saluran yang m em punyai

m argin pem asaran

berbeda.
M enurut M ubyarto (1979), tataniaga dianggap efisien apabila m em enuhi 2
syarat, yaitu (1) m am pu m enyam paikan

hasil-hasil petani produsen kepada kon-

sum en dengan biaya term urah dan (2) m am pu m engadakan pem bagian yang adil

236

R o s ita

G a lib

dari keseluruhan

harga yanag dibayar konsum en

terakhir kepada sem ua pihak

yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu.
O leh karena itu untuk m enurunkan

m argin pem asaran

dapat ditem puh

2

cara yaitu (1) m enurunkan biaya pem asaran dan/atau (2) m enurunkan keuntungan
pedagang yang tidak w ajar.
lahan m argin pem asaran

M argin pem asaran total adalah m erupakan penjum -

dari m asing-m asing

m ata rantai, dapat diform ulasikan

sebagai berikut :

+ M2 + M3 +

MT = MI

+ M n,

dim ana :

M T = m argin pem asaran total
M I, M 2, M 3 dan M n = m argin parsial (dari m asing-m asing
S edangkan biaya pem asaran dapat diform ulasikan

+ B pt + K p,

B p = B pn
Bp

rantai pem asaran)

sebagai berikut :

dim ana :

= B iaya pem asaran

B pn = B iaya penanganan
B pt = B iaya pengangkutan
Kp

= K euntungan

M E T O D E GFEDCBA
P E N E L IT IA N
P e n e n tu a n

W ila y a b

D asar pertim bangan dalam m enentukan w ilayah adalah sentra produksi
jagung di lahan kering di P ropinsi K alim antan S elatan. D esa terpilih adalah D esa
P am pain

di K abupaten

T apin dan D esa B um i A sih di K abupaten

T anah laut.

Inform asi digali dari 30 orang petani jagung, 4 orang pedagang pengum pul desa,
3 orang pedagang antar kota dan 2 orang pedagang pengecer yang dipilih secara
acak.

W a k tu

d a n C a r a P e n g a m b ila n

D a ta

P enelitian dilakukan pada bulan N opem ber tahun 1991. M etode dasar dari
penelitian

ini adalah

M etode

survei dan pengum pulan

inform asi

dilakukan

m elalui w aw ancara berdasarkan kuesioner yang disusun terlebih dahulu. CBA

S tu d l p e m a s a r a n ja g u n g d i K a lim a n ta n S e la ta n

237

J e n is D a t a d a n S u m b e r n y a baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

R esponden dalam penelitian ini adalah petani sebagai produsen serta pedagang sebagai pelaksana jasa pem asaran.
m endapatkan

R esponden

gam baran tentang usahatanijagung.

petani diperlukan

untuk

S edangkan untuk m engetahui

saluran dan besarnya m argin pem asaran, dilakukan w aw aneara terhadap pelaksana-pelaksana

pem asaran yaitu para pedagang, baik pedagang pengum pul desa,

pedagang pengum pulluar
eer.

daerah m aupun pedagang tingkat propinsi dan penge-

D ata yang dikum pulkan
biaya dan keuntungan

m eliputi biaya dan keuntungan usahatani jagung,

dalam m elaksanakan

H A S IL
1 . A n a lis is U s a h a t a n i

kegiatan pem asaran.

DAN PEM BAH ASAN

Jagung

T anam an jagung diusahakan petani seeara m onokultur dan bisa juga turnpangsari, dilakukan satu kali tanam atau dua kali atau lebih dalam setahun.
jagung dipungut dalam bentuk tongkol hijau (m uda) atau pipilan kering.
luan tenaga

kerja untuk usahatani jagung

dingkanjagung

yang dipungut m uda.

pipilan kering lebih banyak

U m ur pengusahaanjagung

jagung

T ingkat

dilokasi penelitian berkisar antara 1,4 sam pai 2,9 tonlha.

T otal luas areal tanam jagung pada tahun 1990 di K alim antan
18.396 hadengan

diban-

pipilan kering

sekitar 100-110 hari,sedangkan jagung m uda berkisar antara 70-75 hari.
produktivitas

H asil
K eper-

tingkatproduktivitas

rata-rata 1,097 ton/ha(S P P

S elatan sebesar
Jagung, 1992).

P enanam anjagung
dilakukan pada m usim hujan (M H ) dan m usim kem arau (M K )
dengan pola tanam (1) jagung-jagung-bera,
(2) jagung-kacang tanah, dan (3)
jagunglkc.tanah-kacanganlsayuran.
kering m aka pertanam an

jagung

D ibandingkan

dengan luas potensiallahan

yang ada m asih sedikit sekali.

T eknologi

produksi dalam usahatani jagung sudah m enggunakan varietas unggul dan pem upukan.

V arietas jagung yang banyak ditanam adalah H 6 dan A rjuna.

P upuk

yang digunakan um um nya hanya U rea dan T S P serta pupuk kandang.
Jagung adalah kom oditas yang tidak tahan disim pan lam a, sehingga petani
lebih banyak m enjual pada m usim panen akibatnya terjadi penurunan harga. P ada
urnum nya petani m enanam jagung

pertam a sekitar bulan O ktober dan N opem ber

dan tanam kedua pada bulan P ebruari sam pai M aret.
usahatanijagung

B iaya dan pendapatan

usahatani jagung per hektar pada M T 1990/91 di kedua

desa penelitian dapat dilihat pada tabel dibaw ah ini. CBA

238

R o s ita

R ata-rata luas garapan

setiap rum ah tangga adalah 0,25 ha, dengan variasi 0,25-1,5 ha.

G a lib

T abel 1. B iaya dan P enerim aan
N o. D es
1.
2.

U sahatani Jagung, 1990191
B iaya CBA

P enerim aan

a

P am pain
B um i A sih

750.000
861.750

407.250
482.250

R lC

ratio

1,84
1,79

T ingkat produktivitas yang dapat dicapai dalam percobaan-percobaan

yang

dilakukan B alittan pada lahan yang sarna berkisar antara 4-5 tonlha, sem entara
ditingkat petani berkisar antara 1,4-3 tonlha. H al ini m enunjukkan bahw a potensi
hasil jagung belum dicapai secara m aksim al. GFEDCBA
2.

S a lu r a n

P em asaran

S aluran pem asaran jagung di lahan kering K alim antan S elatan dari petani
sam pi ke konsum en yang um um berlaku adalah sebagai berikut :
1. P etani ---> pedagang antar kota ---> konsum en
2. P etani ---> pedagang antar kota ---> pengecer ---> konsum en
3. P etani ---> pedagang penngum pul desa ---> pedagang antar kota --> pengecer ---> konsum en
P em asaran jagung yang dilakukan hanya terbatas pada fungsi pertukaran
saja, belum ada fungsi perubahan bentuk fisiko
relatif tidak bervariasi,
konsum en

H arga jual pada tingkat petani

harga yang berbeda hanya diperlihatkan

sesuai saluran pem asaran yang dilalui.

pada tingkat

S istem pem asaran

hanya berlaku pada pasar desa dan kecam atan dalam volum e kecil.

nom or 1

S edangkan

sistem pem asaran nom or 2 dan 3, berlaku sam pai ke pasar kabupaten dan propinsi
dan dalam volum e besar.
3.

M a r g in

T a t a n ia g a

M argin tataniaga adalah selisih antara harga yang diterim a petani sebagai
produsen

dengan

harga yang dibayar konsum en.

terdiri dari biaya tataniaga dan pendapatan pedagang.
dapat dilihat pada T abel2

M argin tataniaga

terse but

B esarnya m argin tataniaga

berikut ini.

S tu d ;

pemasaran

ja g u n g d i K a lim a n ta n S e la ta n

239

B iaya pem asaran

sem akin besar apabila saluran pem asaran

sem akin panjang, w alaupun

yang dilalui

harga yang diterim a petani produsen tetap.

P an-

j angnya saluran pem asaran ini karena hasil j agung dalam jum lah besar tidak dapat
diserap habis oleh pasar desa atau kecam atan

setem pat.

U ntuk m em asarkan

jagung dalam jum lah besar harus dijual kepasar kabupaten atau propinsi. GFEDCBA
4 . S t r u k t u r B ia y a T a t a n ia g a

B iaya adalah sebagian dari m argin tataniaga terdiri dari biaya transportasi/akom odasi,

peralatan, penyusutan

transportasi/akom odasi

dan lain-lain.

B iaya dikeluarkan

untuk

m asing- m asing untuk pedagang pengum pul desa sebesar

62,5% (R p 25/kg), pedagang antar kota sebesar 44% (R p 20/kg) dan pedagang
pengecer sebesar 100% (R p 7,5/kg).

T ingginya biaya untuk transportasilakom o-

dasi ini karena alat angkut yang tersedia m em iliki kapasitas/volum e
yaitu 1500 kg/1 kali angkut.

S ecara keseluruhan

angkut kecil,

kom ponen biaya pem asaran

jagung di lahan kering K alim antan S elatan, 1991 dapat dilihat pada tabel berikut
In 1 .

T abel3.

K om ponen

N o. K om ponen
1.
2.
3.
4.

B iaya

P eralatan
T ransportasi/akom odasi
P enyusutan
L ain-lain
lum lah

240

B iaya P em asaran Jagung di L ahan K ering K alsel, 1991

R o s ita

G a lib

PAK

peR

25 ( 65% )

10 ( 23% )
20 ( 44% )

7,5 (100% )

15 ( 37,5% )

15 ( 33% )

40 (100% )

45 (100% )

PPD

7,5 (100% ) CBA

P endapatan

bersih

yang

diperoleh

m asing-m asing

saluran

pem asaran

adalah sebagai berikut :
1) 70, 2) 80 dan 3) 132,5. S ehingga persentase harga yang dapat diperoleh petani
pada m asing-m asing

sistem pem asaran

64,28% dan3) 61,64% .

adalah m asing-m asing

M argin tataniagam asing-m asing

1) 67,16% ,

sistem adalah

2)

1) 32,84,

2) 35,72 dan 3) 38,36. D ilihat dari pem bagian penerim aan tersebut, m aka bagian
yang diterim a petani kurang dari 70% .
S elain itu penerim aan yang diperoleh
petani m erupakan kum pulan dari pendapatan bersih dan biaya produksi usahatani.
B erdasarkan CBA
R l C ratio usahatanijagung
m aka bagian

pendapatan

yang diperoleh petani antara 1,84-1,79,

bersih yang diperoleh

petani tidak m eneapai

50% ~

B erarti sistem tataniaga jagung yang berlaku di K alim antan S elatan belum efisien.
U ntuk m em perbaiki

sistem tataniaga tersebut salah satu altem atif adalah : m em -

perpendek

pem asaran

saluran

atau m engurangi

biaya

transportasi

sehingga

persentase m argin m enjadi lebih keeil. GFEDCBA

K E S IM P U L A N

S istem pem asaran jagung di lahan kering K alim antan
diperbaiki dan belum efisien.
taan perluasan

S elatan m asih perlu

U saha perbaikan dapat ditem puh m elalui peneip-

bagi penyerapan

jagung

dan penyuluhan-penyuluhan

pasea panen sehingga dapat m em perpanjang

teknologi

daya sim pan jagung di petani pro-

dusen.
K etersediaan lem baga penunjang pem asaran dan laneam ya transportasi
dengan biaya relatif m urah akan m em perkeeil biaya dan m argin tataniaga, sehingga bagian harga yang diterim a petani m enjadi lebih baik.
P edagang

perantara

m asih tetap diperlukan

apabila daya tam pung

terdekat m asih keeil dan biaya transportasi m asih tinggi.
dieari terobosan-terobosan

baru untuk m eningkatkan

hingga m am pu m elakukan penganekaragam an
bentuk
H al-hal

yang tahan disim pan

itu perlu

petani, se-

produk jagung kedalam berbagai

lam a, tidak m em erlukan

lain yang dapat m em perkuat

berhadapan

D isam ping

pengetahuan

pasar

tem pat

luas dan aw et.

posisi petani sebagai produsen

apabila

dengan konsum en perlu dieiptakan oleh penentu kebijakan.

S tu d i

pemasaran

ja g u n g d i K a iim a m a n S e la ta n

241

DAFTAR

M ubyarto,

PUSTAK A

1979. P engantar E konom i P ertanian L P 3E S , Jakarta.

S utikno, H ., Y . R ina dan R achm adi R ., 1990. T ataniaga L abu M erah di D aerah
R aw a K alim antan

S elatan.

R isalah S em inar U sahatani di L ahan P asang

S urut dan R aw a P royek S w am ps II. B adan P enelitian dan P engem bangan
P ertanian. D epartem en P ertanian.
R osita G alib, 1989. A nalisis B iaya dan P endapatan U sahatani di L ahan K ering
K alim antan

S elatan.

baru T h. 1988/89.

L aporan H asil P enelitian T anam an P angan B anjar-

B alai P enelitian T anam an P angan B anjarbaru.

T om ek, W .G and K .L . R obinson, 1972. A gricultural product prices, S econd
E dition. C ornell U niversity P ress, Ithaca and L ondon. CBA

baZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
GFEDCBA

I
.1

242

R o s ita

G a lib