EVALUASI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI WILAYAH KECAMATAN CIRUAS - FISIP Untirta Repository

  

EVALUASI IMPLEMENTASI PERATURAN

DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9

TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA

ROKOK (KTR) DI WILAYAH KECAMATAN

CIRUAS

  

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

Muhammad Rafli Maulid

  

NIM. 6661121598

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

ABSTRAK

Muhammad Rafli Maulid. NIM. 6661120857. SKRIPSI. 2017. Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa

Rokok di Kecamatan Ciruas. Konsentrasi Kebijakan Publik, Program Studi

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Dr. Dirlanudin, M.Si.,

Pembimbing II: Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si

  Perda Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok menjelaskan bahwa Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruang atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau. Tujuan dari Perda ini yaitu untuk memberikan jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih dan melindungi hak asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan melalui pengendalian terhadap bahaya asap rokok. Adapun permasalahannya yakni tidak adanya ruang khusus merokok, tidak adanya pengawasan dan kurangnya koordinasi antara pihak terkait dengan Satpol PP, sosialisasi tentang perda kawasan tanpa rokok belum maksimal, sanksi yang kurang dipertegas dalam penerapan Perda, dan masih ada yang menjual rokok di area kawasan tanpa rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kecamatan Ciruas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti menggunakan teori Implementasi Kebijakan menurut Charles O. Jones. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perda Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kecamatan Ciruas belum diterapkan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan hasil uji hipotesis, peneliti memperoleh angka 19 persen dari angka yang telah peneliti hipotesiskan yaitu lebih besar dari 60 persen. Saran dari peneliti yaitu seharusnya pemerintah memberikan tanda-tanda peringatan pada setiap ruang lingkup yang dilarang merokok, meningkatkan pengawasan di setiap ruang lingkup kawasan tanpa rokok, pemerintah harus melakukan sosialisasi secara merata, dan memberikan sanksi denda yang telah diatur dalam Perda Kawasan Tanpa Rokok secara tegas.

  Kata Kunci: Kebijakan, Evaluasi Implementasi, Kawasan Tanpa Rokok

  

ABSTRACT

Muhammad Rafli Maulid. NIM. 6661120857. Thesis. 2017. The Evaluation

Implementation Of Serang Regency Regulation Number 9 Year 2014 About

Region Without Cigarette In Ciruas. Concentration in Public Policy, State

Administration Major, Faculty of Social and Political Sciences, University of

Sultan Ageng Tirtayasa. Advisor I: Dr. Dirlanudin, M.Si., Pembimbing II:

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si

Serang Regency Regulation Number 9 year 2014 about region without cigarette

explain that was the room or area in declared prohibited for smoking activity or

activities of producing, selling, advertising, and / or promote tobacco products.

The initial goal of this law is to guarantee for clean air environment and protect

human rights in achieving the level of health through the control of the dangers of

cigarette smoke. Problem identified of the research in this study is no smoking

room, there is no supervision and lack of coordination between the parties related

to Satpol PP, the socialization of the regulation of the region without cigarettes is

not maximized, the sanctions are less emphasized in implementing a law, and

there are those who sell cigarettes in the area smoking area. This study aims to

determine the evaluation implementation of Serang Regency Regulation Number 9

year 2014 About region without cigarette in Ciruas. This research uses a

quantitative method with descriptive approach. Researchers used the theory of

Policy Implementation by Charles O. Jones. The results showed Serang Regency

Regulation Number 9 year 2014 about region without cigarette is not optimally.

It’s because based on the results of hypothesis testing, researchers obtained 19

percent of the number that has researchers hypothesized that greater than 60

percent. Suggestions of researchers that the government should provide warning

signs on each scope is forbidden to smoke, improve oversight of every scope of the

region without cigarettes, the government should socialize evenly, and penalties

that have been covered by regulations without cigarette expressly.

  Keywords: Policy, Evaluation of the Implementation, No Smoking

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan inayah-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok di Wilayah Kecamatan Ciruas tanpa menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.

  Dalam skripsi ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal mengenai deskripsi beberapa permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, landasan teori, dan metode penelitian yang tertuang dalam Skripsi ini. Ucapan terimakasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan, pelajaran, serta motivasi dan dukungan dalam upaya penyusunan Skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. DR. Agus Sjafari S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Dosen Pembimbing Akademik yang membimbing peneliti dari awal hingga akhir.

  4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah memberikan ilmunya serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini

  6. Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Dr. Dirlanudin, M.Si selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang selalu membimbing, memberikan ilmunya, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu dan bantuannya.

  8. Semua Dosen dan Staff Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  9. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang yang telah memberikan informasi kepada peneliti.

  10. Dinas Pendidikan Kabupaten Serang yang telah memberikan informasi kepada peneliti.

  11. Dinas Pemuda, Olaraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang telah memberikan informasi kepada peneliti.

  12. Kedua orang tua yang selalu membimbing, mendoakan dan mengantarkan anaknya sampai ke dalam tahap perguruan tinggi. Terimakasih banyak pa, ma.

  13. Saudara-saudariku, Rifki, Mulqi, Hana, Hani dan keluarga besar yang telah mendukung dan mendoakan.

  14. Silvia Romanova yang selalu memberikan semangat dan selalu menemani sehingga penulis dapat termotivasi untuk cepat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Terimakasih banyak atas waktunya dan sukses selalu.

  15. Sahabat-sahabatku, dan teman-teman seperjuangan kelas C Administrasi Negara angkatan 2012.

  16. Sahabat Futsal Fisip Untirta yang banyak memberikan pengalaman selama di kampus.

  Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam Skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penulis melakukan penelitian. Terimakasih.

  Serang, Mei 2017 Muhammad Rafli Maulid

  

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN

  KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

  DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

  1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 14

  1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 14

  1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 14

  1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 15

  1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 15

  BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

  2.1 Deskripsu Teori ......................................................................................... 16

  2.1.1 Pengertian Kebijakan ....................................................................... 16

  2.1.2 Pengertian Publik ............................................................................. 18

  2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ........................................................... 19

  2.1.4 Evaluasi Kebijakan Publik .............................................................. 21

  2.1.5 Implementasi Kebijakan Publik ....................................................... 32

  2.1.6 Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik ........................................ 44

  2.1.7 Pengertian Kawasan Tanpa Rokok ...................................................47

  2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 48

  2.3 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 51

  2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 53

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian ...................................................................................... 55

  3.2 Intrumen Penelitian ................................................................................... 55

  3.2.1 Teknik pengumpulan Data .............................................................. 58

  3.3 Populasi dan sampel .................................................................................. 59

  3.3.1 Populasi ........................................................................................... 59

  3.3.2 Sampel ............................................................................................. 62

  3.4 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 66

  3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................... 67

  3.5.1 Uji Validitas Instrumen .................................................................... 67

  3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................ 68

  3.6 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 69

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  4.4 Analisis Data ............................................................................................. 81

  4.4.9 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 9 ......................................... 91

  4.4.8 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 8 ......................................... 90

  4.4.7 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 7 ......................................... 89

  4.4.6 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 6 ......................................... 88

  4.4.5 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 5 ......................................... 86

  4.4.4 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 4 ......................................... 85

  4.4.3 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 3 ......................................... 84

  4.4.2 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 2 ......................................... 83

  4.4.1 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 1 ......................................... 82

  4.3.1 Identitas Responden...................................................................... 78

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ....................................................................... 71

  4.3 Deskripsi Data ......................................................................................... 78

  4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 77

  4.2.1 Hasil Uji Validitas ....................................................................... 74

  4.2 Penguji Persyaratan Statistik .................................................................... 74

  4.1.5 Kesehatan .................................................................................... 73

  4.1.4 Sosial dan Budaya ...................................................................... 73

  4.1.3 Penduduk .................................................................................... 72

  4.1.2 Pemenrintahan ............................................................................ 71

  4.1.1 Keadaan Geografis ...................................................................... 71

  4.4.10 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 10 ....................................... 92

  4.4.11 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 11 ....................................... 93

  4.4.12 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 12 ....................................... 94

  4.4.13 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 13 ....................................... 95

  4.4.14 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 14 ....................................... 96

  4.4.15 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 15 ....................................... 97

  4.4.16 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 16 ....................................... 98

  4.4.17 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 17 dan Ke 35 ..................... 100

  4.4.18 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 18 dan Ke 36 .................... 101

  4.4.19 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 19 dan Ke 43 .................... 102

  4.4.20 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 20 ..................................... 103

  4.4.21 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 21 dan Ke 37 ..................... 104

  4.4.22 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 22 ..................................... 105

  4.4.23 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 23 dan Ke 44 ..................... 106

  4.4.24 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 24 dan Ke 45 ..................... 108

  4.4.25 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 25 ..................................... 109

  4.4.26 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 26 ..................................... 110

  4.4.27 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 27 dan Ke 46 ..................... 111

  4.4.28 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 28 dan Ke 47 .................... 112

  4.4.29 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 29 ..................................... 113

  4.4.30 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 30 ..................................... 115

  4.4.31 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 31 dan Ke 42 .................... 116

  4.4.32 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 32 ..................................... 117

  4.4.33 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 33 dan Ke 48 ................... 118

  4.4.34 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 34 dan Ke 49 .................... 119

  4.4.35 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 38 ..................................... 120

  4.4.36 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 39 ..................................... 121

  4.4.37 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 40 ..................................... 122

  4.4.38 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 41 ..................................... 123

  4.4.39 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 50 dan Ke 67 ................... 125

  4.4.40 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 51 dan Ke 68 ................... 126

  4.4.41 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 52 dan Ke 69 .................... 127

  4.4.42 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 53 dan Ke 70 .................... 128

  4.4.43 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 54 dan Ke 71 .................... 129

  4.4.44 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 55 dan Ke 72 .................... 130

  4.4.45 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 56 dan Ke 73 .................... 131

  4.4.46 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 57 dan Ke 74 .................... 132

  4.4.47 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 58 dan Ke 75 .................... 133

  4.4.48 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 59 dan Ke 76 .................... 134

  4.4.49 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 60 dan Ke 77 .................... 135

  4.4.50 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 61 dan Ke 78 .................... 136

  4.4.51 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 62 dan Ke 79 .................... 137

  4.4.52 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 63 dan Ke 80 .................... 138

  4.4.53 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 64 dan Ke 81 .................... 139

  4.4.54 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 65 dan Ke 82 .................... 140

  4.4.55 Jawaban Responden Pertanyaan Ke 66 dan Ke 83 ..................... 141

  4.5 Pengujian Hipotesis .................................................................................. 142

  4.6 INTERPRETASI HASIL PENELITIAN ................................................. 145

  4.7 PEMBAHASAN ...................................................................................... 146

  4.7.1 Bagaimana Hasil Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Di Kecamatan Ciruas? ................................................................... 146

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 153

  5.2 Saran ........................................................................................................ 155

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Ruang Lingkup KTR ................................................................. 8Tabel 2.1 Dunn (2000: 612) Tiga Pendekatan Evaluasi ........................................ 26Tabel 2.1 Dunn (2000: 610) Kriteria-Kriteria KP.................................................. 30Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen ........................................................................ 56Tabel 3.2 Instrumen Penelitian .............................................................................. 56Tabel 3.3 Jumlah Populasi Penelitian .................................................................. 59Tabel 3.4 Jumlah Sampel Penelitian ...................................................................... 63Tabel 3.5 Waktu Penelitian ................................................................................... 69Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Analisis Butir Validitas Intrumen ........................... 75Tabel 4.2 Reliability Statistics .............................................................................. 78Tabel 4.3 Indikator Skor Hasil Penelitian ............................................................ 148

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kantor Kecamatan Ciruas .................................................................... 8Gambar 1.2 Angkutan Umum Ciruas ..................................................................... 9Gambar 1.3 Dalam Ruangan Kantor Kec. Ciruas ................................................. 10Gambar 1.4 Warung Kantor Kecamatan Ciruas ................................................... 12Gambar 1.5 Isi Warung Kantor Kecamatan Ciruas .............................................. 12Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir Penelitian .................................................... 45Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ................................... 153

  

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 4.1 Identitas Responden Berdaarkan Jenis Kelamin.............................. 79 Diagram 4.2 Identitas Responden Berdaarkan Usia............................................. 79 Diagram 4.3 Identitas Responden Berdaarkan Jenis Pekerjaan............................ 80 Diagram 4.4 Koordinasi Instansi.......................................................................... 82 Diagram 4.5 Koordinasi dengan Elemen Organisasi............................................ 83 Diagram 4.6 Koordinasi dengan kalangan pendidikan......................................... 84 Diagram 4.7 Koordinasi dengan tokoh masyarakat.............................................. 86 Diagram 4.8 Koordinasi dengan tokoh agama...................................................... 87 Diagram 4.9 Koordinasi dari Sekertaris Daerah................................................... 88 Diagram 4.10 Adanya satuan Tugas Penegak...................................................... 89 Diagram 4.11 Struktur Organisasi ...................................................................... 90 Diagram 4.12 Bidang khusus pelaksanaan.......................................................... 91 Diagram 4.13 Petugas khusus pelaksanaan......................................................... 92 Diagram 4.14 SDM yang berkompeten............................................................... 93 Diagram 4.15 Penerapan berlandaskan perbup.................................................... 94 Diagram 4.16 Interaksi dengan masyarakat......................................................... 96 Diagram 4.17 Kalimat yang mudah dimengerti................................................... 97 Diagram 4.18 Peralatan yang mendukung sosialisasi.......................................... 98 Diagram 4.19 Materi yang di mengerti masyarakat............................................. 99 Diagram 4.20 Melihat petugas menyebarluaskan informasi melalui media cetak............................................................................................... 100 Diagram 4.21 Melihat petugas menyebarluaskan informasi melalui media elektronik........................................................................................ 101 Diagram 4.22 Melihat petugas kunjungan ke lokasi KTR untuk sosialisasi...... 102 Diagram 4.23 Melihat petugas melakukan sosialisasi dengan efektif............... 103 Diagram 4.24 Melihat petugas menegur atau mengawasi.................................. 104 Diagram 4.25 Pengendalian perokok................................................................. 106 Diagram 4.26 Operasi tipiring........................................................................... 107 Diagram 4.27 Sanksi administrasi terhadap pelanggar...................................... 108 Diagram 4.28 Sosialisasi yang dilakukan petugas............................................. 109 Diagram 4.29 Melapor atau menegur yang melanggar perda KTR................... 110 Diagram 4.30 Sanksi administratif teguran lisan............................................... 111 Diagram 4.31 Sanksi administratif teguran tertulis............................................ 112 Diagram 4.32 Sosialisasi petugas menarik untuk mengikuti kebijakan............ 114 Diagram 4.33 Narasumber sudah cukup kompeten........................................... 115 Diagram 4.34 Melihat petugas merokok............................................................ 116 Diagram 4.35 Petugas mengganti stiker/ spanduk............................................. 117 Diagram 4.36 Petugas melakukan pidana kurungan 3 hari atau denda Rp.

  50000.............................................................................................. 118 Diagram 4.37 Petugas melakukan pidana kurungan 7 hari atau denda

  Rp.5000.000................................................................................... 119 Diagram 4.38 Program khusus dalam menerapkan perda KTR......................... 120 Diagram 4.39 Anggaran khusus untuk menjalankan perda KTR...................... 121

  Diagram 4.41 Menerapkan perda KTR sesuai petunjuk teknis......................... 124 Diagram 4.42

  Melihat pengumuman “Anda Memasuki Kawasan Tanpa Rokok” ........................................................................................................ 125

  Diagram 4.43 Melihat pengumumam “ Dilarang Merokok” ............................. 126

  Diagram 4.44 Pengumuman larangan merokok berupa suara........................... 127 Diagram 4.45 Pengumuman dasar hukum atau sanksi yang dikenakan............. 128 Diagram 4.46 Pengumuman di tempatkan dipintu utama, ruang rapat, dan setiap pintu masuk bangunan bertingkat................................................... 129 Diagram 4.47 Sudah tidak adanya asbak........................................................... 130 Diagram 4.48 Sudah tidak adanya iklan, promosi dan sponsor......................... 131 Diagram 4.49 Masih melihat menjual produk rokok......................................... 132 Diagram 4.50 Masih melihat orang yang merokok............................................ 133 Diagram 4.51

  Melihat tanda “ dilarang merokok diangkutan umum berukuran 11cm x 17cm................................................................................... 134

  Diagram 4.52 Melihat sudah adanya tempat fasilitas khusus merokok .............. 135 Diagram 4.53 Melihat tempat khusus merokok memiliki luas 2M x 1,5M ....... 136 Diagram 4.54 Sudah ada petunjuk bahwa Smoking Area.................................. 137 Diagram 4.55 Sudah dilengkapi data atau informasi bahaya merokok.............. 138 Diagram 4.56 Tempat khusus merokok terpisah dari gedung/ruangan............. 139 Diagram 4.57 Tempat khusus merkok jauh dari pintu masuk .......................... 140 Diagram 4.58 Tempat khusus merokok jauh dari tempat orang berlalu- lalang.............................................................................................. 141

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Indonesia merupakan negara yang diperhitungkan saat ini. Hal ini dikarenakan selain letak negara Indonesia yang strategis, Indonesia juga merupakan negara yang sedang giat melakukan pembangunan di berbagai sektor seperti pembangunan ekonomi, infrastruktur, pariwisata, kesehatan, dan pendidikan. Hal ini sekiranya dilakukan sebagai upaya agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi dari sebelumnya dan mampu bersaing dengan negara- negara lainnya.

  Pembagunan disektor ekonomi dan infrastrukur merupakan pembangunan yang selalu menjadi prioritas bagi pemerintah Indonesia setiap tahunnya. Namun pembangunan di sektor pendidikan dan kesehatan merupakan pembangunan yang tak kalah pentingnya. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan akar untuk mencipatakan manusia yang berkualitas. Sedangkan kesehatan merupakan syarat utama bagi manusia untuk mampu beraktifitas sehari-hari baik bekerja maupun belajar.

  Berbicara mengenai pembangunan kesehatan, pemerintah Indonesia saat ini telah serius melalukan perubahan di sektor kesehatan. Hal ini bertujuan agar mencipatakan masyarakat yang sehat melalui layanan kesehatan yang baik dan gratis untuk setiap orang. Bahkan hampir setiap daerah di Indonesia mempunyai program tersendiri seperti Kartu Sehat yang mana kegunaannya memberikan layanan kesehatan gratis khususnya bagi masyarakat miskin.

  Kesehatan merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Dengan tubuh yang sehat maka seseorang akan lebih maksimal dalam melakukan aktivitas. Contohnya dengan tubuh yang sehat seorang buruh akan lebih produktif dalam bekerja. Dengan tubuh yang sehat pelajar akan mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Menciptakan masyarakat yang sehat tidaklah hanya bergantung pada pelayanan kesehatan yang baik saja. Namun lingkungan yang sehat serta gaya hidup yang sehat merupakan faktor lain dari terciptanya masyarakat yang sehat.

  Lingkungan yang sehat terutama udara yang bersih yang bebas dari asap rokok misalnya. Rokok sendiri bukan hal yang baru lagi bagi mayarakat Indonesia.

  Dahulu rokok mungkin hanya dinikmati oleh kalangan kelas atas atau bahkan syarat khusus dalam upacara-upacara adat. Namun untuk saat ini hampir semua kalangan dapat menikmati rokok dengan bebas. Bahkan merokok sudah menjadi budaya oleh sebagian orang.

  Rokok pada dasarnya sangatlah berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Berdasarkan website resmi dari Departemen Kesehatan, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama. SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyatakan bahwa dampak buruk asap rokok yang ada di dalam sebatang rokok yaitu mengandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya untuk tubuh dimana 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Dengan komponen utama adalah Nikotin suatu zat berbahaya penyebab kecanduan, Tar yang bersifat karsinogenik, dan CO yang dapat menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Dari penyataan tersebut sangatlah jelas betapa bahanyanya rokok bagi kesehatan tubuh manusia.

  Berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Kesehatan, jumlah perokok dari tahun 2001 dengan 2010 mengalami peningkatan di kategori pemula remaja 10-14 tahun, dari 9.5% (Susenas, 2001) menjadi 17.5% (Riskesdas, 2010). Dan menurut data hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 menyebutkan bahwa 85.4% orang dewasa terpapar asap rokok ditempat umum, di rumah (78.4%) dan di tempat bekerja (51.3%). Sedangkan untuk prevelensi perokok aktif untuk pria dan wanita berdasarkan hasil GATS dengan Riset Kesehatan Dasar perbandingan 2011 dengan 2013, ialah sebesar 67,4 % menjadi 64,9 % untuk pria dan 4,5 % menjadi 6,9 % untuk wanita.

  Dari data tersebut dapat terlihat bahwa di usia 10-14 tahun yang mana tegolong anak SMP sudah menghisap rokok yang mana seharusnya di usia seperti itu mereka haruslah berfokus kepada pendidikan daripada menghisap rokok yang notabennya dapat merusak kesahatan mereka dimasa yang akan datang. Terlebih lagi dari hasil survei GATS dapat kita simpulkan bahwa orang dewasa yang terpapar asap rokok yang mana resikonya dua kali berbahaya dari rokok itu sendiri sangatlah tinggi presentasenya khusunya di tempat umum, diikuti tempat berikutnya yaitu di rumah dan di tempat kerja. Adapun untuk perbandingan perokok aktif pria dan wanita berdasarkan data tersebut, untuk perokok aktif pria mengalami penurunan sebesar 3,5% sedangkan untuk wanita mengalami peningkatan sebesar 2,4% persen.

  Pada dasarnya rokok maupun tembakau lebih memberikan dampak buruk kepada kesahatan tubuh manusia dan berujung pada kematian, hal tersebut diperkuat dengan hasil kajian yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI tahun 2013 dimana hasil kajian menunjukkan telah terjadi kenaikan kematian prematur akibat penyakit terkait tembakau dari 1162.260 (2010) menjadi 240.618 kematian (2013), serta kenaikan penderita penyakit akibat konsumsi tembakau dari 384.058 orang (2010) menjadi 962.403 orang (2013).

  Rokok tidak hanya berdampak buruk bagi perokok sendiri (perokok aktif), namun asapnya itu sendiri pun menimbulkan dampak yang lebih berbahaya kepada orang lain (perokok pasif) yang berada didekatnya lalu menghirupnya. Adapun dampak asap rokok pada orang lain (perokok pasif) menurut British Medical Association (BMA), bagi orang dewasa dampak asap rokok ialah kanker paru-paru, penyakit jantung coroner, penyakit hati, asma, bronchitis, stroke, terganggunya pertumbuhan janin dan bayi lahir prematur.

  Menurut website Healthy Articles Adapun dampak asap rokok bagi anak ialah, sindrom kematian mendadak pada bayi atau Cot Death (Sudden Infant

  

Death Syndrome ), infeksi/peradangan telinga, infeksi/peradangan pernapasan,

  asma atau "bibit" asma yang akan diderita setelah dewasa nanti, pneumonia, dan bronchitis. Dan dampak buruk lainnya seperti pemendekan nafas, Nusea, Sakit kepala, batuk, dan iritasi mata.

  Merokok pada dasarnya merupakan hak setiap orang, namun orang lain pun mempunyai hak untuk menghirup udara yang bersih. Berdasarkan dampak rokok dan asap rokok bagi lingkungan orang sekitar perokok dan dalam upaya menciptakan udara yang bersih yang terbebas dari rokok serta menjaga generasi mendatang, maka pemerintah mengambil langkah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah ini Pasal 8 Ayat 1 Bagian D menjelasakan bahwa :

  “…..penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan meliputi Kawasan Tanpa Rokok.” Kawasan Tanpa Rokok menurut Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 ialah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau. Dalam peraturan ini pun juga dijelaskan bahwa pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok hal itu tertuang dalam Pasal 52 yang berbunyi:

  “Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya dengan Peraturan Daerah..” Bersadarkan pasal tersebut semua wilayah pemerintahan daerah yang ada di

  Indonesia diwajibkan menetapkan Kawasan Tanpa Rokok diwilayahnya melalui Peraturan Daerah, tak terkecuali Pemerintah Kabupaten Serang.

  Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Banten yang memiliki 29 Kecamatan dan 330 Desa, ibu kotanya adalah Ciruas, namun saat ini pusat pemerintahannya masih berada di Kota Serang. Kabupaten Serang ini berada di ujung barat laut pulau jawa, berbatasan dengan laut jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tanggerang di timur, Kabupaten Lebak di Selatan, serta Kota Cilegon di Barat.

  Menjawab respon pemerintah yang menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan yang tujuannya melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok dan setiap pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok maka pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Maksud dalam perda ini yaitu ada pada pasal 2 bahwa :

  “KTR dimaksudkan untuk memberikan jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih dan melindungi hak asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan melalui pengendalian terhadap bahaya asap rokok. Sehingga bisa dikatakan maksud perda KTR ini menjauhkan bahaya asap rokok di lingkungan masyarakat. Dalam perda ini terdapat 9 area tempat yang di larang untuk merokok, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, angkutan umum, fasilitas olahraga, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. Apabila masyarakat meroko pada tempat yang sudah di tentukan, maka akan di beri sanksi yang sudah tercantum dalam perda KTR. Untuk petunjuk pelaksanaan perda KTR ini merujuk kepada Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Dalam perbup KTR ini berisikan hal-hal yang musti dilakukan pemerintah agar pelaksanaan perda KTR ini berjalan dengan baik. Di perbup KTR terdapat bentuk persyaratan tanda-tanda dilarang merokok, kewajiban dan larangan pemeerintah dalam menjalankan perda KTR, mekanisme peneguran, teknis pembuatan ruangan tempat khusus merokok dan teknis-teknis pelaksanaan lainnya. Sehingga merujuk pada perbup KTR ini perda KTR akan lebih mudah untuk dilaksanakan, karena sudah tersusun penjelasan teknis-teknisnya. Dengan adanya Perda ini maka seluruh wilayah Kabupaten Serang haruslah mentaati apa yang tercantum dalam Peraturan Daerah tersebut, terutama Kecamatan Ciruas.

  Kecamatan Ciruas merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Serang, yang merupakan juga ibu kota Kabupaten Serang. Kecamatan Ciruas letaknya berdekatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Serang yang berada di Kota Serang. Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Ciruas berjumlah 37.735 dan jumlah penduduk perempuannya 36.517.

  Karena Kecamatan Ciruas merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Serang, maka segala jenis kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Serang harus diikuti maupun dilaksanakan dengan baik. Khususnya Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Dalam Peraturan daerah ini bahwa maksud dibuatnya Peraturan ini adalah untuk memberikan jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih dan melindungi hak asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan melalui pengendalian terhadap bahaya asap rokok. Jelas bahwa dilihat dari maksud dibuatnya perda ini sudah baik, karena belakangan ini semakin meningkatnya angka perokok, yang berdampak semakin berkurangnya angka kesehatan. Tetapi dengan sekarang meningkatnya produksi rokok dengan berbagai macam jenisnya memungkinkan sulitnya menciptakan lingkungan udara yang bersih.

  Berkaitan dengan tempat yang dilarang untuk merokok yang sudah dijelaskan diatas, berikut adalah jumlah tempat dilarang untuk merokok yang ada di Kecamatan Ciruas :

  6 Fasilitas Olahraga

  Pertama , berdasarkan hasil observasi awal penelitian di lapangan masih

  9 Tempat Lain Yang Ditetapkan - Sumber : Peneliti, 2016 Dilihat dari tabel tersebut jumlah tempat kawasan tanpa rokok memanglah banyak tetapi perda ini belumlah berjalan dengan baik, karena masih banyak persoalan masalah dalam penerapannya.

  3

  8 Tempat Umum

  15

  7 Tempat Kerja

  5

  59

Tabel 1.1 Jumlah Ruang Lingkup KTR

  5 Angkutan Umum

  61

  4 Tempat Ibadah

  3 Tempat Anak Bermain -

  2 Tempat Proses Belajar Mengajar 102

  27

  1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

  

No Ruang Lingkup KTR Jumlah

  banyak tempat kawasan tanpa rokok yang tidak adanya ruang khusus merokok, hanya kantor pemerintahan Kabupaten Serang yang letaknya di Kota Serang, dari hasil observasi di lingkungan tempat belajar mengajar, kantor Kecamatan Ciruas dan kantor desa juga masih tidak adanya ruang khusus merokok. Dalam perda KTR di bab 4 pasal 8 ini menjelaskan bagaimana harusnya ruang khusus merokok ada dalam lingkungan kawasan tanpa rokok yaitu “ (1) merupakan ruang terbuka atau ruang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik. (2) terpisah dari gedung/tempat/ ruangan lain yang digunakan untuk beraktifitas. (3) jauh dari pintu masuk dan pintu keluar. (4) jauh dari tempat orang berlalu- lalang.”. Berikut gambar situasi di Kantor Kecamatan

  Ciruas:

Gambar 1.1 Kantor Kecamatan Ciruas

  Gambar menunjukan dimana tidak ada ruang khusus merokok di Kantor Kecamatan Ciruas, hal ini yang menyebabkan masih adanya yang merokok diruang kantor Kecamatan Ciruas.

  Kedua , dari observasi awal di lapangan kurangnya pengawasan yang

  dilakukan pemerintah Kabupaten Serang. Masih tidak adanya pengawasan ditempat kawasan tanpa rokok, yang berdampak masih banyaknya masyarakat yang merokok di area kawasan tanpa rokok. Dari hasil observasi wawancara Satpol PP Kabupaten Serang, menyatakan bahwa masih tidak adanya koordinasi antara dinas kesehatan sebagai pelaksana perda dengan Satpol PP untuk bahwa pengawasan dilakukan oleh SKPD terkait yaitu Dinas Kesehatan yang berkoordinasi dengan masyarakat, badan atau lembaga dan/atau organisasi kemasyarakatan. Berikut adalah gambarnya :

Gambar 1.2 Angkutan Umum Ciruas Gambar 1.3 Dalam Ruangan Kantor Kec. CiruasGambar 1.2 dan 1.3 menunjukan bahwa masih adanya perokok diruang lingkup KTR, yaitu diangkutan umum dan kantor Kecamatan Ciruas. sehingga permasalahan dalam perda ini dapat dibilang kurangnya pengawasan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Serang.

  Ketiga , dari hasil obervasi awal di lapangan masih kurangnya sosialisasi di

  sekitar wilayah Kecamatan Ciruas, sehingga masih ada yang tidak tahu lokasi mana saja yang dilarang untuk merokok. Tidak adanya spanduk peringatan di sekitar lokasi kawasan yang dilarang untuk merokok juga membuktikan masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan dinas terkait, kurangnya sosialisasi juga ini berdampak masih banyaknnya perokok di sekitaran wilayah Kecamatan Ciruas yang merokok di tempat bebas asap rokok atau tempat yang dilarang untuk merokok. Buktinya kita bisa lihat digambar 1.1 dimana tidak adanya spanduk tentang perda KTR atau larangan untuk merokok. Dalam gambar 1.2 dan 1.3 pun dampak masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Serang.

  Keempat , dari hasil observasi awal di lapangan Sanksi yang kurang

  dipertegas dalam menjalankan perda kawasan tanpa rokok. Didalam perda XI mengenai sanksi pidana pasal 20 ayat 1 sudah dijelaskan bahwa adanya sanksi yang diberikan kepada masyarakat apabila merokok dalam kawasan tanpa rokok yaitu denda paling banyak Rp.50.000, sanksi ini tidak membuat jera masyarakat, karena kita ketahui masyarakat kita sulit untuk mematuhi peraturan. Sanksi ini juga dari hasil observasi awal tidak berlaku karena tidak adanya rajia yang dilakukan dinas terkait dari awalnya diberlakukannya perda ini. Dalam hal ini juga Satpol PP sebagai pengawas perda tidak tegas, karena masih banyak anggota yang merokok dalam ruangan kerjanya sendiri, sehingga sanksi ini hanya tercantum dalam perdanya tetapi tidak berjalan. Bukan hanya Satpol PP tetapi dinas lainnya yang seharusnya dijadikan sebagai contoh masyarakat juga masih banyak pegawainya merokok dalam area tempat kerja.