PEMAHAMAN IBADAH SALAT DAN IMPLEMENTASINYA PADA TAHANAN DI RUMAH TAHANAN KEPOLISIAN RESOR KOTA SALATIGA TAHUN 2018 SKRIPSI

  

PEMAHAMAN IBADAH SALAT DAN IMPLEMENTASINYA

PADA TAHANAN DI RUMAH TAHANAN KEPOLISIAN

RESOR

KOTA SALATIGA TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

Helena Vidya Sukma

111 14 292

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

MOTTO

Vini Vidi Vici

I came, I saw, I conquered

  (veni vidi vici is the famous victory statement by Julius Caesar to the Roman Senate)

  

َﺪَﺟ َو ﱠﺪَﺟ ْﻦَﻣ

ُﻞَﺳَﺎﻜَﺘَﯾ ْﻦَﻤِﻟ َﻰﺒْﻘُﻌﻟا ُﺔَﻣاَﺪَﻨَﻓ ًﻼِﻓﺎَﻏ ُﻚَﺗ َﻻ َو ْﻞَﺴْﻜَﺗ َﻻ َو ْﺪَﮭْﺟِا

  (mahfudzot)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini saya persembahkan kepada :

  1. Orang tuaku yang senantiasa menyayangi, mendukung, dan memotivasi.

  2. Kelurga besarku yang amat aku sayangi yang berada di jawa, sumatra dan irian.

  3. Dan teruntuk sahabat-sahabat yang selalu memotivasi dan mengingatkanku.

  4. Pondok Modern Darussalam Gontor, laksana Ibu kandungku.

  5. Teman-teman seperjuanganku, PKKI 2014. Terimakasih untuk menjadi teman belajar dan bermain yang tidak akan terlupakan.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pemahaman Ibadah Salat Dan Implementasinya Pada Terdakwa Di rumah Tahanan Kepolisian Resor Kota Salatiga.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu- satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam. Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Bapak Suwardi, M.Pd.

  3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Bapak Imam Mas Arum M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Pembimbing Akademik saya ibu Noor Malihah, S.pd., M.Hum., Ph.D.

6. Ibu Sari Famularsih M.A. selaku Pengelola Program Khusus Kelas

  Internasional yang juga pembimbing skripsi yang telah memberikan ide dan inspirasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

  Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga,........................... Helena Vidya Sukma NIM. 11114292

  

ABSTRAK

  Sukma, Helena Vidya. 2018. Pemahaman Ibadah Salat dan Implementasinya

  Pada Tahanan di Rumah Tahanan Kepolisian Resor kota Salatiga tahun 2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas

  Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: (1) Imam Mas Arum, M.Pd., (2) Sari Famularsih, M.A.

  Kata Kunci: Ibadah salat, implementasi, terdakwa.

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman salat dan implementasinya pada terdakwa di rumah tahanan kepolisian resor kota Salatiga ketika sebelum menjadi terdakwa dan sesudak menjadi terdakwa.

  Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan dan dengan pendekatan kulaitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni tahanan, dan sumber sekunder yakni Kasat Tahti.

  Temuan ini menunjukkan bahwa mayoritas tahanan mengetahui pemahaman tentang salat. Pemahaman tentang salat ini telah mereka dapatkan ketika masa kanak-kanak. Namun, dalam pelaksanaanya tidak semua tahanan melaksanakan salat lima waktu secara lengkap. Ditinggalkannya salat ini dikarekan berbagai alasan yang berhubungan dengan masalah duniawi.Namun, setelah menjadi tahanan, mereka mulai menyadari akan pentingnya salat dalam kehidupan mereka. Dan mulai melaksanakan salat secara lengkap lima waktu didalam rumah tahanan. Dengan harapan mendapat ampunan dari Allah dan berharap agar dijatuhi hukuman seringan-ringannya.

  

DAFTAR ISI

  DEKLARASI..........................................................................................................iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................iv LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN............................................................v MOTTO..................................................................................................................vi PERSEMBAHAN..................................................................................................vii KATA PENGANTAR..........................................................................................viii ABSTRAK...............................................................................................................x DAFTAR ISI...........................................................................................................xi

  BAB I A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Fokus Penelitian...........................................................................................4 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4 D. Kegunaan Penelitian.....................................................................................4 E. Penegasan Istilah..........................................................................................5 F. Metode Penelitian.........................................................................................6 G. Sistematika Penulisan.................................................................................13 BAB II A. Ibadah Salat................................................................................................15

  1. Pemahaman Ibadah Salat...............................................................15

  2. Implementasi Ibadah Salat.............................................................18

  3. Dasar Kewajiban Salat...................................................................20

  4. Keistimewaan Ibadah Salat............................................................23

  5. Syarat sah dan Rukun Ibadah Salat................................................24

  B. Terdakwa....................................................................................................30

  1. Pengertian Terdakwa dan ruang lingkupnya..................................30

  2. Proses Terdakwa............................................................................31

  C. Penelitian Terdahulu..................................................................................36

  BAB III A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................38

  1. Sejarah kepolisian resor kota Salatiga............................................38

  2. Profil kepolisian resor kota Salatiga..............................................40

  3. Rumah Tahanan kepolisian resor kota Salatiga.............................41

  B. Temuan Penelitian......................................................................................44

  1. Pemahaman Ibadah Salat pada Tahanan........................................44

  2. Implementasi salat pada Tahanan..................................................48

  BAB IV A. Pemahaman ibadah salat tahanan di rumah tahanan kepolisan resor kota Salatiga.......................................................................................................54 B. Implementasi ibadah salat tahanan di rumah tahanan kepolisian resor kota Salatiga.......................................................................................................58

  BAB V A. Kesimpulan ...............................................................................................65 B. Saran...........................................................................................................66 Daftar Pustaka........................................................................................................67

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salat merupakan rukun islam yang paling ditekankan dan paling utama

  setelah dua kalimat syahadat. Hal itu karena salat merupakan bentuk peribadatan yang paling sempurna dan paling utama di hadapan Allah. Salat merupakan ibadah yang pertama dijadikan sebagai asas agama oleh Rasulullah sesudah tauhid (Al-Muqaddim 2005:11).

  Salat merupakan pokok dari segalah ibadah badaniah dan merupakan ibadah yang mutlak ada dalam agama kita ini. Hukum salat fardhu ‘ain berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunah, serta Ijmak. Allah menyampaikan kefarduannya itu (secara langsung) kepada Rasulullah dilangit pada malam Isra’ Mi’raj, yang dimana berbeda dengan syariat-syariat yang lain. Ini menunjukkan kemuliaan salat sekaligus menegaskan bahwa hukum wajib setiap muslim yang

  

mukallaf. Tidak gugur kewajiban mengerjakannya dari muslim tersebut dalam

kondisi apapun.

  Salat sendiri hakikatnya adalah dzikir, sebagaimana yang di sebutkan dalam Alqur’an :

  َأ ﱠﻻِإ َﮫَٰﻟِإ َﻻ ُ ﱠ9ا ﺎَﻧَأ ﻲِﻨﱠﻧِإ ي ِﺮْﻛِﺬِﻟ َة َﻼﱠﺼﻟا ِﻢِﻗَأ َو ﻲِﻧْﺪُﺒْﻋﺎَﻓ ﺎَﻧ

  “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain

Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.” (QS.

  Thoha:14) (alqur’an dan terjemahannya 2007:314).

  Mengingat dan menyebut Allah dari takbir hingga salam adalah penuh dengan aktivitas berdzikir. Dimana berdiri, ruku, sujud adalah ritual salat yang dimana kita akan banyak mengingat dan berdoa kepada Allah. Salat adalah ibadah yang tidak akan pernah hilang dari nafas kehidupan seorang muslim. Jadi, salat merupakan perbuatan yang terus-menerus dilakukan seorang muslim selama ia hidup (Bahsani 2008:17).

  Dalam kehidupan ini, tak jarang manusia melakukan kelalaian dalam hidupnya. Karena memang manusia adalah tempat salah dan lupa. Perbuatan keji dan mungkar dapat dilakukan oleh setiap manusia, tapi dapat dicegah dengan salat. Seperti yang terkandung dalam surat Alankabut ayat 45 yang berbunyi

  ۗ ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟا َو ِءﺎَﺸْﺤَﻔْﻟا ِﻦَﻋ ٰﻰ َﮭْﻨَﺗ َة َﻼﱠﺼﻟا ﱠنِإ ۖ َة َﻼﱠﺼﻟا ِﻢِﻗَأ َو ِبﺎَﺘِﻜْﻟا َﻦِﻣ َﻚْﯿَﻟِإ َﻲ ِﺣوُأ ﺎَﻣ ُﻞْﺗا َنﻮُﻌَﻨْﺼَﺗ ﺎَﻣ ُﻢَﻠْﻌَﯾ ُ ﱠ9ا َو ۗ ُﺮَﺒْﻛَأ ِ ﱠ9ا ُﺮْﻛِﺬَﻟ َو

  

“Bacalah kitab Al-qur’an yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan

laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan

mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaanya

dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (alqur’an dan

  terjemahannya 2012: 401).

  Jelas dikatakan bahwa salat adalah hal yang utama dalam mencegah perbuatan keji dan mungkar. Ibadah salat juga lebih besar keutamaannya dibanding ibadah lain. Kegiatan salat ini dilakukan oleh seluruh umat muslim tanpa terkecuali. Kadangkala manusia melakukan salat ketika ia dalam keadaan sempit atau dalam kesedihan. Salat dapat menjadi penawar dikala hidup dalam masa sempit dan meminta kepada Allah untuk dilapangkan. Namun realitanya sebagai makhluk yang penuh kesalahan kadang ada kondisi yang membuat seseorang meninggalkan atau bahkan mengabaikan kewajiban salat.

  Dalam penelitian ini, jika salat dilakukan oleh orang umum seperti kita, maka adalah hal yang biasa. Tapi akan menjadi berbeda dan menarik jika salat ini dilakukan oleh orang yang terkena masalah hukum, misal seorang tahanan. Dimana seperti yang kita ketahui, tahanan atau orang yang pernah masuk jeruji besi kadang kala dianggap orang-orang yang dalam konteks negatif, melanggar hukum, dalam beragama pun mereka telah melanggar syariat perintah agama. Padahal dalam kenyataannya, sebagaimana yang telah peneliti lihat, ada sebagian dari para tahanan yang masih melakukan salat.

  Salat yang dilakukan oleh tahanan dapat dikarenakan mereka telah sadar akan kesalahan sehingga berharap dan meminta kepada Allah untuk di bebaskan dari kesulitan yang dijerat pada saat itu, ataupun salat adalah memang kewajiban yang biasa mereka lakukan sebelum berstatus tahanan namun mereka tersandung suatu masalah hukum sehingga terpaksa merasakan dinginnya jeruji besi. Namun, tidak sedikit juga yang di mana para tahanan seperti tidak tersentuh dengan keadaan mereka. Tetap tidak melaksanakan salat sebagaimana sebagian tahanan lainnya. Padahal salat adalah sebuah idealitas yang penting yang wajib dilakukan oleh siapun tanpa melihat kondisi apapun. Namun pada kasus ini, tahanan yang wajib. Tetapi tidak semua menjalankan namun ada pula yang menjalankan dengan baik.

  Maka dalam hal ini peneliti ingin meneliti pemahaman dan implementasi ibadah salat para tahanan ketika sebelum menjadi tahanan dan ketika sudah menjadi tahanan dengan penelitian yang berjudul “Pemahaman Ibadah Salat

  

dan Implementasinya Pada Tahanan di Rumah Tahanan Kepolisian Resor

kota Salatiga”

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pemahaman ibadah salat tahanan di Rumah Tahanan Kepolisian Resor kota Salatiga ?

  2. Bagaimana implementasi ibadah salat tahanan di Rumah Tahanan Kepolisian Resor kota Salatiga ?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:

  1. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman ibadah salat tahanan di Rumah Tahanan Polisi Resor kota Salatiga.

  2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan ibadah salat sebelum dan sesudah menjadi tahanan di Rumah Tahanan Polisi Resor kota Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi :

  1. Bagi peneliti, sebagai wadah untuk memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat meningkatkan kemampuan peneliti dibidang penelitian.

  2. Bagi mahasiswa, sebagai bahan informasi akademik untuk pelaksanaan penelitian berikutnya yang lebih meluas dan mendalam.

  3. Bagi Polisi Resor, sebagai bagan informasi data Rumah Tahanan.

  4. Sebagai salah satu sumbangsih peneliti bagi khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari intepretasi yang salah dalam membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci (istilah) yang terkandung dalam judul penelitian yaitu :

  1. Pemahaman Menurut kamus lengkap bahasa indonesia pemahaman adalah sesuatu yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya pengertian pengetahuan yang banyak, pendapat atau pikiran, aliran ; pandangan, mengerti benar akan, tahu benar (Depdikbud 1994:74).

  2. Ibadah salat Kata salat ( ةﻼﺼﻟا ) menurut arti bahasa (etimologi) adalah doa atau pujian.

  Sedang menurut definisi (terminologi), salat adalah menghadapnya kalbu kepada Allah sedemikian rupa sehingga bangkitlah rasa takut kepada Allah Yang Maha Suci dan muncul gambaran (dalam kalbu) tentang keagungan dan ke-Maha Sempurna Kuasa-Nya (Khalil 2006:29)

  3. Implementasi Dalam kamus besar bahasa indonesia implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan. Susilo mengatakan bahwa implementasi merupakan suatu penerapan, ide, konsep kebijaksanaan, dan inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap (2007:174)

  4. Tahanan Tahanan adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili disidang pengadilan (KUHP & KUHAP 2010:170). Dengan kata lain tahanan adalah seseorang yang diduga melakukan suatu tindakan pidana dan ada cukup alasan dilakukan pemeriksaan dimuka persidangan.

F. Metode Penelitian

  Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus menggunakan metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data objek yang dibahas.

  Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, pendekatan ini disebut juga penelitian naturalistik (alamiah). Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan yang bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik, karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test (Nasution, 2003: 18).

  Menurut Bogdan dan Taylor, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh) (Moleong, 2009:4).

  Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan tanpa menggunakan prosedur analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan melakukan peneliatn langsung di Rumah Tahanan Polsek Resort Salatiga agar memperoleh data- data yang lengkap dan akurat mengenai pemahaman dan implementasi ibadah salat pada tahanan.

2. Kehadiran Peneliti

  Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan salah satu instrumen kunci yang secara langsung mengamati, mewawancarai dan mengobservasi obyek yang diteliti.

  Dalam penelitian ini, peneliti merupaka pengamat penuh, yaitu mengamati pemahaman ibadah salat dan pengimplementasian tahanan dalam ibadah salat. Selain itu, kehadiran peneliti juga diketahui oleh pihak kepolian resor Salatiga, yang dimana rumah tahanan menjadi tempat obyek penelitian secara formal, yaitu melalui ijin tertulis kepada kepolian resor Salatiga.

  3. Lokasi penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi Rumah Tahanan

  Kepolisian Resor yang berlokasi di jalan Adisucipto nomer 1 salatiga, kota Salatiga.

  4. Sumber data Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto.

  a. Kata-kata dan tindakan Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio,

  tapes, pengambilan foto, atau film (meleong, 2009: 157). Sumber data

  ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung sebagai sumber utama yaitu pihak kepolisian dan tahanan yang ada di rumah tahanan kepolisian resor Salatiga.

  b. Sumber Data Tertulis Walaupun dikatakan bahwa diluar kata dan tindakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Meleong, 2009: 159).

  Sumber data ini diperoleh melalui dari dokumen yang ada di kepolisian resor Salatiga, meliputi profil Rumah tahanan, sarana prasarana, daftar pegawai, dan jumlah tahanan. Dokumen ini bertujuan untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui kata-kata dan tindakan yang diperoleh secara langsung di kepolisan resor Salatiga.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode yang dianggap relevan yaitu meliputi: a. Observasi

  Menurut M.Q Patton, observasi berupa diskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, dan situasi sosial, serta konteks kegiatan-kegiatan itu terjadi. Data itu diperoleh berkat adanya peneliti dilapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung (Nasution, 2003: 59).

  Dengan observasi dapat dijadikan sebagai dasar untuk memperoleh data atau informasi sebanyak-banyaknya, utuh, dan menyeluruh mengenai pemahaman dan implementasi ibadah salat pada tahanan kepolisian resor salatiga.

  b. Metode wawancara Wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam hati dan pikiran orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak diketahui melalui obeservasi (nasution, 2003: 73).

  Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi apa saja yang ada dalam pikiran responden. Dengan metode wawancara peneliti dapat memperoleh informasi lebih mendalam dengan subyek penelitian dan kearah fokus penelitian.

  Pihak-pihak yang diwawancarai meliputi: 1) Pimpinan rumah tahanan, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai letak geografisnya, visi, misi, kondisi tahanan, pegawai dan sarana prasarana.

2) Tahanan, yaitu untuk memperoleh informasi pemahaman dan implementasi ibadah salat dalam keseharian.

c. Metode dokumentasi

  Dokumen resmi ada dua: dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan- bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misal: majalah, penghayatan, dan berita yang disiarkan kepada media massa (Meleong, 2009: 219).

  Dokumen yaitu terdiri dari tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumentasi resmi (Nasution, 2003:85). Dokumentasi ini menyajikan data tentang keadaan rumah tahanan kepolisian resor Salatiga. Dapat dimanfaatkan untukmelengkapi data dalam rangka menjawab penelitian mengenai pemahaman dan implementasi ibadah salat.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasi data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (sugiono, 2009:244).

  Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dilapangan adalah sebagai berikut :

a. Display data, peneliti menyajikan semua data yang diperolehnya dalam bentuk uraian atau laporan terinci.

  b. Reduksi data, peneliti memotong data-data yang tidak perlu untuk dibuang. Laporan-laporan yang diambil hanya yang pokok saja, difokuskan pada hal-hal yang penting.

  c. Verivikasi data, sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkannya, kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian.

7. Pengecakan Keabsahan Data

  Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Meleong, 2009:331). Ada dua macam triangulasi yang digunakan, yaitu: a. Triangulasi sumber data.

  Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2011:241) b. Triangulasi metode.

  Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tekni pengumpulan dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Meleong, 2011:331).

  Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benar-benar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi metode, yakni menggali data atau informasi yang diperoleh suatu pihak dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misal dari pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar terhindar dari subyektivitas.

8. Tahap-tahap Penelitian.

  Menurut Meleong (2009:127-128) tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat: a. Tahap Pra Lapangan.

  Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan kepada pihak kepolisan resor Salatiga, menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

  b. Tahap pekerjaan lapangan.

  Pada tahap ini peneliti harus bersungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan berperan serta sambil mengumpulkan data.

  c. Tahap Analisi Data.

  Pada tahap ini dianalisikan konsep analisis data juga dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi agar mudah dibaca dan dipahami, adapun sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini adalah meliputi:

  BAB 1 Pendahuluan : memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka : merupakan kajian teoritis yang berisi tentang hal-hal yang terkait dengan pemahaman ibadah salat dan implementasinya. BAB III Paparan data dan Temuan Penelitian : pada Bab ini dipaparkan tentang definisi objek penelitian yaitu Rumah Tahanan kepolisian Resor Salatiga dan hasil wawancara.

  BAB IV Analisi Data : pada bab ini dijelaskan tentang analisis data hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan.

BAB V Penutup : pada bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ibadah Salat

1. Pemahaman Ibadah Salat

  Ibadah berasal dari bahasa arab yaitu

  • – اﺪﺒﻋ - – ﺪﺒﻌﯾ ﺪﺒﻋ yang berarti taat, tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina.

  ةدﺎﺒﻋ

  Menurut Yusuf Qardhawi, sebagaimana yang dikutip Zurinal dan Aminuddin (2008:27) dalam bukunya Fiqih Ibadah, bahawa ibadah adalah ketaatan terhadap sesuatu yang maha besar, yang objeknya tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Maka ketaatan itu kepada objek yang abstrak (yaitu Allah), sedangkan ketundukan kepada objek yang kongkrit yang dapat ditangkap oleh panca indra, seperti kepada penguasa (manusia, atau makhluk lain) tidak termasuk pengertian ibadah. Menurut kamus istilah fiqih, ibadah yaitu memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah-Nya dan anjuran-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan. Orang beribadah serusaha melengkapi dirinya dengan perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah swt (Mujieb, 1994:109).

  Dalam istilah syara’ pengertian ibadah oleh para ulama a. Al-Jurjani mengatakan:

  Ibadah adalah perbuatan yang dilakukan oleh mukallaf, tidak menurut hawa nafsunya, untuk memuliakan Tuhannya.

  b. Menurut Ibnu Katsir: Himpunan cinta, ketundukan, dan rasa takut yang sempurna.

  c. Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana yang dikutip Zurinal dan Aminuddin ( 2008: 27) dalam bukunya fiqih ibadah, bahwa ibadah adalah ketaatan terhadap sesuatu yang maha besar, yang objeknya tidak dapat ditangkap oleh panca indra.

  Maka ketaatan itu pada objek yang abastrak (yaitu Allah ), sedangkan ketundukan kepada objek yang kongkrit yang dapat ditangkap oleh panca indra seperti penguasa ( manusia, atau makhluk lain) tidak termsauk dalam pengertian ibadah.

  Menurut kamus istilah Fiqih, ibadah yaitu memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala Perintah- Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya kerena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan. Orang beribadah berusaha melengkapi dirinya dengan perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah SWT (M. Abdul Majieb, 1994:109)

  Menurut bahasa, salat adalah doa. Sedangkan menurut istilah syariat, pengertian salat adalah ibadah yang terdiri dari bacaan-bacaan khusus yang diawali dengan takbir kepada Allah dan diakhiri dengan salam (Rachman, 2007:19).

  Asal makna salat ( ) secara etimologi berarti doa,

  ةﻼﺼﻟا

  yang merupakan bentuk mufrod, sedangkan bentuk jamaknya adalah ( ) atau ( ) dengan memakai wawu yang

  تاﻮﻠﺻ ةﻮﻠﺼﻟا

  berarti meningkatkan amal kepada Allah sebagai tanda tunduk, syukur serta memohon perlindungan kepada Allah.

  Salat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat- syarat yang telah ditentukan syara (Muhammad, 2005:50).

  Menurut Muhyiddin (2006:1) salat adalah kewajiban dengan pijakan dalil yang tak terbantahkan lagi. Salat betul-betul diposisikan sebagai tangga untuk menaikkan alam ruhani ke realitas tertinggi yang dampak positifnya terlihat dalam kehidupan sosial.

  Menurut Alith (2009:50) salat adalah ibadah utama umat islam sekaligus bentuk aktual dari penghambaan tital yang pertama kali wajib untuk dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, baligh dan sehat jasmani dan rohani.

  Fardhu dengan wajib sama artinya yaitu apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Dapat disimpulkan ibdah salat fardhu secara harfiah adalah tingkat keseringan melakukan doa kepada Allah SWT. Sedang melakukan amal ibadah (perkataan dan perbuatan) yang diawali dengan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan salam.

  Kewajiban salat bermula ketika Nabi melakukan mi’raj. Tatkala Nabi berada di Sidrah al-Mumtahah, nabi dengan perantara jibril mendapatkan “oleh-oleh” dari Allah berupa salat yang konon katanya lima puluh waktu. Salatinilah yang dijadikan Nabi kepada umatnya sebagai kendaraan untuk melakukan mi’raj ruhani. Mendorong seseorang dapat mengapai makom terpuji (makam mahmudah) (Muhyiddin 2006:15).

2. Implementasi ibadah salat.

  Dalil tentang kewajiban salat sangat banyak terdapat di Alqur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW.

  Dalil Al-qur’an yang mewajibkan salat antara lain:

  َﻦﯿِﻌِﻛا ﱠﺮﻟا َﻊَﻣ اﻮُﻌَﻛ ْرا َو َةﺎَﻛ ﱠﺰﻟا اﻮُﺗآ َو َة َﻼﱠﺼﻟا اﻮُﻤﯿِﻗَأ َو “Dan dirikanlah salat, tunaikan zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ “(Albaqarah ayat 43) (Departemen Agama

  RI, 2012: 28).

  ۗ َﻚُﻗ ُز ْﺮَﻧ ُﻦْﺤَﻧ ۖ ﺎًﻗ ْز ِر َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧ َﻻ ۖ ﺎَﮭْﯿَﻠَﻋ ْﺮِﺒَﻄْﺻا َو ِة َﻼﱠﺼﻟﺎِﺑ َﻚَﻠْھَأ ْﺮُﻣْأ َو ٰى َﻮْﻘﱠﺘﻠِﻟ ُﺔَﺒِﻗﺎَﻌْﻟا َو “Dan perintahkanlah kepada umatmu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta

  

rezeki kepadamu, (sebaliknya) kamilah yang memberi rezeki

kepadamu. Dan akibat itu adalah bagi orang-orang yang

bertakwa” (Thaha/20: 132) (Departemen Agama RI, 2012: 322).

  Alasan lain tentang keutamaan salat : bahwa perintah (ajaran) salat diberikan Allah SWT kepada Rasulullah s.a.w dalam peristiwa khusus dan istimewa, yakni peristiwa isra’ mi’raj. Dengan kata lain, khusus untuk menerima ajaran salat, Rasulullah harus menghadap langsung kepada Allah, sedang ajaran-ajaran lainnya cukup dikirimkan lewat malaikat jibril. Ini jelas sekali mengisyaratkan keistimewaan salat (Khalil 2006:34).

  Ibadah yang dilakukan lidah dalam salat adalah dua kalimat syahadat, takbir, ta’awudz, basmalah, bacaan Al-Qur’an, tasbih, tahmid, istighfar, dan doa-doa. Ibadah yang dilakukan anggota tubuh adalah berdiri, rukuk, sujud, i’tidal, membungkukkan tubuh, mengangkat badan atau kepala, dan duduk. Ibadah yang dilakukan akal adalah merenung, menghayati, dan memahami. Ibadah yang dilakukan hati adalah khusyuk, lemah-lembut, takut, penuh harap, merasakan kelezatan, dan menangis (al Muqaddim 2005: 23).

  Ibnu Qayyim dalam al Muqaddim (2005:23) berkata, “karena salat meliputi aktivitas membaca al-Qur’an, dzikir, dan doa; dan karena salat merupakan gabungan dari berbagai ibadah dalam bentuk yang paling sempurna, maka kedudukan salat menjadi lebih utama daripada membaca al-Qur’an, dzikir, dan doa yang dilakukan secara terpisah-pisah (diluar salat). Itu karena salat merupakan gabungan dari berbagai ibadah yang dilakukan oleh seluruh anggota tubuh”.

  Adapun kewajiban salat bagi setiap muslim adalah lima kali dalam sehari yaitu : a. Salat shubuh yang dikerjakan dua raka’at dengan satu kali salam.

  b. Salat dzuhur yaitu salat yang dikerjakan empat reka’at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.

  c. Salat ashar yaitu salat yang dikerjakan empat raka’at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.

  d. Salat maghrib yaitu salat yang dikerjakan dengan tiga raka’at dua kali tasyahud dan satu kali salam.

  e. Salat isya’ yaitu salat yang dikerjakan empat kali raka’at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.

3. Dasar kewajiban salat

  Sebuah bangunan dikatakan kuat jika memiliki pondasi yang kokoh agar tidak cepat rusak. Jika bangunan membutuhkan pondasi yang kuat, maka salatpun membutuhkan pondasi atau dasar pinjakan agar memantapkan hati untuk salat. Dasar kewajiban salat bertumpuan pada pada pedoman umat muslim yaitu Alqur’an dan hadits. Maka dasar untuk menjalankan salat bagi setiap muslim adalah sebagai mana dalam ayat-ayat Alqur’an yang berbunyi :

  

اَذِﺈَﻓ ۚ ْﻢُﻜِﺑﻮُﻨُﺟ ٰﻰَﻠَﻋ َو اًدﻮُﻌُﻗ َو ﺎًﻣﺎَﯿِﻗ َ ﱠ9ا اوُﺮُﻛْذﺎَﻓ َة َﻼﱠﺼﻟا ُﻢُﺘْﯿَﻀَﻗ اَذِﺈَﻓ

ﺎًﺑﺎَﺘِﻛ َﻦﯿِﻨ ِﻣ ْﺆُﻤْﻟا ﻰَﻠَﻋ ْﺖَﻧﺎَﻛ َة َﻼﱠﺼﻟا ﱠنِإ ۚ َة َﻼ ﱠﺼﻟا اﻮُﻤﯿِﻗَﺄَﻓ ْﻢُﺘْﻨَﻧْﺄَﻤْطا ﺎًﺗﻮُﻗ ْﻮَﻣ

  

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah

Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.

  

Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah

shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah

fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang

beriman.” (QS. Annisa:103)

  ي ِﺮْﻛِﺬِﻟ َة َﻼﱠﺼﻟا ِﻢِﻗَأ َو ﻲِﻧْﺪُﺒْﻋﺎَﻓ ﺎَﻧَأ ﱠﻻِإ َﮫَٰﻟِإ َﻻ ُ ﱠ9ا ﺎَﻧَأ ﻲِﻨﱠﻧِإ

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)

selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk

mengingat Aku” (QS. Thaha:14)

  Dalam hadits nabi juga :

  ُﷲ َﻲ ِﺿ َر ِبﺎﱠﻄَﺨْﻟا ِﻦْﺑ َﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑ ِﷲ ِﺪْﺒَﻋ ِﻦَﻤْﺣ ﱠﺮﻟا ِﺪْﺒَﻋ ﻲِﺑَأ ْﻦَﻋ

َلﺎَﻗ ﺎَﻤُﮭْﻨَﻋ : ُمَﻼْﺳِﻹْا َﻲِﻨُﺑ : ُل ْﻮُﻘَﯾ ﻢﻠﺳو ﷲ ﻰﻠﺻ ِﷲ َل ْﻮُﺳ َر ُﺖْﻌِﻤَﺳ

ُمﺎَﻗِإ َو ِﷲ ُل ْﻮُﺳ َر ًاﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﱠنَأ َو ُﷲ ﱠﻻِإ َﮫَﻟِإ َﻻ ْنَأ ُةَدﺎَﮭَﺷ : ٍﺲْﻤَﺧ ﻰَﻠَﻋ

   َ◌ نﺎَﻀَﻣ َر ُم ْﻮَﺻ َو ِﺖْﯿَﺒْﻟا ﱡﺞَﺣ َو ِةﺎَﻛ ﱠﺰﻟا ُءﺎَﺘْﯾِإ َو ِةَﻼﱠﺼﻟا

  

“Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob

  

Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas

lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah

selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah,

menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan

puasa Ramadhan.”(Riwayat Turmuzi dan Muslim)

  Berdasarkan ayat dan hadits di atas sudah jelas, bahwa salat merupakan suatu kewajiban bagi orang-orang islam, karena salat merupakan salah satu rukun iman yang harus kita patuhi dan kerjakan. Di dalam islam, salat menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah dan amalan apapun.

  

ِﻦَﻋ ٰﻰَﮭْﻨَﺗ َة َﻼﱠﺼﻟا ﱠنِإ ۖ َة َﻼﱠﺼﻟا ِﻢِﻗَأ َو ِبﺎَﺘِﻜْﻟا َﻦِﻣ َﻚْﯿَﻟِإ َﻲ ِﺣوُأ ﺎَﻣ ُﻞْﺗا

َنﻮُﻌَﻨْﺼَﺗ ﺎَﻣ ُﻢَﻠْﻌَﯾ ُ ﱠ9ا َو ۗ ُﺮَﺒْﻛَأ ِ ﱠ9ا ُﺮْﻛِﺬَﻟ َو ۗ ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟا َو ِءﺎَﺸْﺤَﻔْﻟا

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab

(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan

sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al Ankabut:45)

  Dalam ayat lain yaitu Al-hajj:77 menjelaskan:

  

َﺮْﯿَﺨْﻟا اﻮُﻠَﻌْﻓا َو ْﻢُﻜﱠﺑ َر اوُﺪُﺒْﻋا َو اوُﺪُﺠْﺳا َو اﻮُﻌَﻛ ْر ا اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ

َنﻮُﺤِﻠْﻔُﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ

  “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al Hajj : 77)

  Ayat-ayat Allah SWT ini memerintahkan umat manusia untuk mendirikan salat, menuruh mengerjakan salat bersama-sama, menyatakan bahwa salat menghalangi manusia dari rusak dan keji, memerintahkan agar manusia melakukan salat dengan cara yang sempurna dan menegakkan salat diwaktu-waktu yang telah ditentukan.

4. Keistimewaan ibadah salat Salat adalah penghubung antara hamba dengan tuhannya.

  Yang memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:

  a. Salat adalah fardhu yang mula-mula difardhukan dari ibadat- ibadat badaniyah.

  b. Salat adalah tiang agama Salat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan salat sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meruntuhkan salat, sesungguhnya ia telah meruntuhkan agama. (H.R Al-Baihaqy dari Umar R.A, Al-Ihya 2:9). Salat lima waktu difardhukan dilangit, pada malam hari ketika nabi muhammad SAW ber isro’ (berjalan malam) dan bermi’roj (naik ke alam tinggi). Hanya salat fardhulah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada nabi

  Muhammad, berbeda dengan ibada yang lain yang disampaikan melalui malaikat jibril dahulu.

  Diperintahkan salat fardhu itu sebelumnya nabi terlebih dahulu diberishkan dhohir dan batin dengan zam- zam. Dan Allah SWT memerintahkan salat kepada nabi Muhammad ketika beliau menghadap Allah menegaskan bahwa salat ibadah yang luar biasa, suatu perbuatan yang terhormat.

  c. Salat akhir wasiat nabi kita Muhammad SAW dan nabi nabi yang lain. Dalam wasiat yang terakhir nabi mengatakan; ingatlah akan Allah, terhadap Salat dan terhadap budak-budak sahaya yang kamu miliki (H.R.

  Ahamd, Risalah Ash Shalah:8)

d. Salat permulaan amal yang dihisab di akhirat dan di akhir ibadah yang ditinggalkan umat di dunia.

  e. Salat seutama-utama syair Islam, dan sekuat kuat tali perhubungan antara hamba dengan Allah (Ash Sidiqy: 20)

5. Syarat sah dan rukun ibadah salat

  a. syarat sah salat ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan melaksanakan salat yaitu:

  1) islam Salat fardhu diwajibkan atas setiap muslim laki-laki dan perempuan yang telah mengaku dan menyatakan dirinya seorang islam dengan membaca dua syahadat. Dengan demikian orang kafir tidak wajib untuk melakukan salat, karena kafor akan tertolak amalannya walaupun dia banyak mengamalkan perbuatan yang baik. Seperti dalam surah At-taubah : 17

  ٰﻰَﻠَﻋ َﻦﯾِﺪِھﺎَﺷ ِ ﱠ9ا َﺪ ِﺟﺎَﺴَﻣ او ُﺮُﻤْﻌَﯾ ْنَأ َﻦﯿِﻛ ِﺮْﺸُﻤْﻠِﻟ َنﺎَﻛ ﺎَﻣ ْﻢُھ ِرﺎﱠﻨﻟا ﻲِﻓ َو ْﻢُﮭُﻟﺎَﻤْﻋَأ ْﺖَﻄِﺒَﺣ َﻚِﺌَٰﻟوُأ ۚ ِﺮْﻔُﻜْﻟﺎِﺑ ْﻢِﮭِﺴُﻔْﻧَأ َنوُﺪِﻟﺎَﺧ

  “Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.”

2) Balagh

  Orang yang sudah balagh diwajibkan untuk melakukan salat. Yang dimaksud balagh adalah orang telah mencapai umurnya untuk melakukan kewajiban agama, laki-laki maupun perempuan. Laki-laki ditandai dengan mimpi, sedangkan perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi. Batasan baligh ini menandalan bahwa anak balita yang belum mencapai balagh tidak memiliki kewajiban salat.

  3) menutup aurat Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut, aurat perempuan adalah seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Menutupnya dengan apa yang tidak menampakkan kulit (dan bentuk tubuh), berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah tidak akan menerima shalat wanita yang telah haidh (yakni yang telah baligh) kecuali dengan khimar (pakaian yang menutup seluruh tubuh, seperti mukenah).” (HR. Abu Dawud)