HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) TERHADAP STATUS KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI (Studi Di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)

TERHADAP STATUS KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI

  

(Studi Di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban)

PUTRI DESITA PURNAMA SARI

13.321.0105

  

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) TERHADAP STATUS KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI (Studi Di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban)

  SKRIPSI Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

  Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

PUTRI DESITA PURNAMA SARI 13.321.0105 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 08 desember 1995, putri dari Bapak Sugeng Waluya dan Ibu Siti Jumiatun. Memiliki saudara atau adik perempuan bernama Gisca Yunita Anissa Nuraini yang terpaut jarak 10 tahun.

  Tahun 2007 penulis lulus dari SDN 1 Mulyoagung, tahun 2010 penulis lulus dari SMPN 1 Singgahan, tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 1 Singgahan dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKES Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur tes PMDK. Penulis memilih Program Studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKES ICME Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, Mei 2017 Putri Desita Purnama Sari

  113210105

  

MOTTO

Pengalaman Hidup Yang Terlewati

Merupakan Motivasi Serta Guru Alami

  

Untuk Memilih Apa Prioritas dan Apa Penghambat

Pemahaman Yang Salah

Akan Menciptakan Kesalahan

Hasil Yang Tercipta

  

Merupakan Pedoman Serta Cerminan

Dari Sebuah Lukisan Usaha

Lakukan Terbaik, Untuk Hasil Terbaik

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayahNya, serta kemudahan sehingga karya ini dapat terselesaikan.

  Kupersembahkan karya ini kepada :

  1. Ayah dan Mama yang aku sayangi, yang tiada pernah henti dan lelah dalam mendukung aku serta memberikan kasih sayang yang begitu tulus, selalu sabar menghadapi aku menjadi sandaranku ketika aku bersedih. Beribu terimakasih tak akan dapat mewakilkan segala pengorbanan yang telah kalian berikan untukku, hingga saat ini aku belum bisa menjadi anak kebanggan kalian. Hanya persembahan sederhana yang tak sebanding ini yang dapat ku persembahkan tanda cinta dariku untukmu Ayah dan Mama.

  2. Saudaraku yang aku sayangi, adik yang tak pernah lelah bertengkar denganku selalu cemburu ketika aku pulang kerumah karena perhatian ayah dan mama terbagi tapi selalu perduli dan menyayangiku.

  3. Sahabatku seperjuangan terutama sahabat GRAHA DJAYADI bisa disebut sahabat KOREA, Suci Estini si Sutinem kembaran tercinta, Heni Krismon teman trip dan jalan, Tia Lisdiati (Lambe Kaset), Elok Kusuma (Kak El), Siti Masruroh (Culloh), Dian Ratna (Mamdi), Dwi Retno S (Temen dari TK dan Sekampung), Yuhana Urba (Mbak Hana), Usnul Afifah Fauziah (Ncex,Piton), Romadhona Febrianti (Mbak Dona), Soffi Nor Ida S (Mak Sop). Seluruh sahabat di STIKES ICME dan semua temanku yang telah membantu serta memberikan dukungan ketika aku lelah, terimakasih atas perhatian serta kasih sayang kalian selama ini.

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap Status Kesehatan Penderita Hipertensi ini dengan sebaik-baiknya.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skirpsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep.,Ns.,MH., selaku ketua STIKES

  ICME Jombang yang memberikan izin untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir program studi S1 Keperawatan, Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.,M.Kep., selaku kaprodi S1 Keperawatan, H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep.,Ns.,MH. selaku pembimbing utama yang memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi, Anin Wijayanti, S.kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing anggota yang memberikan bimbingan penulisan dan pengarahan kepada penulis, Kepala STIKES ICME Jombang beserta Bapak Ibu dosen dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi umumnya, Amin.

  Jombang, Mei 2017 Penulis

  ( Putri Desita Purnama Sari ) 13.321.0105

  

ABSTRAK

HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS

(PROLANIS) TERHADAP STATUS KESEHATAN

PENDERITA HIPERTENSI

  

(Studi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban)

Oleh :

PUTRI DESITA PURNAMA SARI

13.321.0105

  Prolanis merupakan program pengendalian penyakit kronis seperti HT dan DM yang cukup efektif dan efisien tapi masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan tersebut. Hipertensi dianggap sebagai masalah kesehatan serius karena kedatangannya yang tanpa disadari dapat menimbulkan penyakit yang mematikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban tahun 2017

  Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional, populasinya adalah semua peserta program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) yang menderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban berjumlah 32 responden, sampelnya berjumlah 30 responden dengan teknik purposive sampling, variabelnya ada 2 yaitu variabel independent yaitu program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) dan variabel dependent yaitu status kesehatan penderita hipertensi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring dan tabulating. Analisa data menggunakan uji “rank spearman”.

  Hasil penelitian ini didapatkan dari 30 responden terdapat sebagian besar responden berjumlah 27 bernilai baik dalam mengikuti program prolanis (90,0%) dan 24 responden (80,0%) berstatus kesehatan baik. Hubungan pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi yang bernilai baik sebanyak 24 responden (80,0%). Hasil uji “rank spearman” dengan ditolak. SPSS didapatkan (ρ = 0,03), sehingga H

  Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.

  Kata Kunci : program prolanis, status kesehatan, penderita hipertensi

  

ABSTRACT

RELATIONSHIP PROGRAM OF CHRONIC (PROLANIS)

DISEASES ON HEALTH CERTIFICATE

STATUS PATIENTS HYPERTENSION

  

(Study at Puskesmas Singgahan, Tuban Regency)

By:

PUTRI DESITA PURNAMA SARI

13.321.0105

  Prolanis is a program of chronic disease control such as HT and DM which is quite effective and efficient but still many people who have not utilize the service. Hypertension is considered a serious health problem because its unconscious arrival can lead to a deadly disease. The purpose of this study is to analyze the relationship of chronic disease management program (PROLANIS) to the health status of hypertensive patients in Puskesmas Singgahan, Tuban Regency in 2017

  The design of this study is cross sectional analytic, the population is all participants of chronic disease management program (PROLANIS) suffering from hypertension in Puskesmas Singgahan, Tuban Regency is 32 respondents, the sample is 30 respondents with purposive sampling technique, there are 2 variables that is independent variable that is disease management program Chronic (PROLANIS) and dependent variable that is health status of hypertension patient. Data collection using questionnaires. Data processing techniques using editing, coding, scoring and tabulating. The data analysis used the "rank spearman" test

  The results of this study obtained from 30 respondents there are most respondents amounted to 27 good value in following the prolanis program (90.0%) and 24 respondents (80.0%) good health status. Relation of management of chronic disease (PROLANIS) to health status of hypertension patient with good value counted 24 respondents (80,0%). The result of "rank spearman" test with SPSS is obtained (ρ = 0,03), so H0 is rejected. The conclusion in this research is there is correlation of management of chronic disease (PROLANIS) to health status of hypertension patient at Singgahan Health Center of Tuban Regency. Keywords: prolanis program, health status, hypertension patient

  

DAFTAR ISI

.................................................................................................... HALAMAN JUDUL i ..................................................................................

  HALAMAN JUDUL DALAM ii ............................................................................................ iii

  SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iv

  LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ LEMBAR PENGESAHAN

  v

  

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... vi

.......................................................................................................................... MOTTO

  vii

  .................................................................................. viii LEMBAR PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix

  ................................................................................................................. xiii DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL

  xv

  .................................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii

  ....................................................... xviii DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

  BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................

  1 .................................................................................................

  1.2 Rumusan Masalah 4 ..................................................................................................

  1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................

  5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................

  2.1 Konsep Prolanis 6 ....................................................................................

  2.2 Konsep Status Kesehatan 14 2.3 Konsep Hipertensi ................................................................................................

  23 ..................................................................................

  2.4 Bentuk Penilaian Program

  38 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ...........................................................................................

  3.1 Kerangka Konseptual 40 .................................................................................................................

  3.2 Hipotesis

  41 BAB 4 METODE PENELITIAN ..................................................................................................

  4.1 Desain penelitian 42 4.2 Waktu dan tempat penelitian ..............................................................................

  42

  4.3 Populasi, sampel dan sampling ..........................................................................

  43 .....................................................................................................

  4.4 Kerangka Kerja 46 .............................................................................................

  4.5 Identifikasi Variabel 47 4.6 Definisi Operasional ............................................................................................

  47 ...............................................................

  4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

  49 .....................................................................................................

  4.8 Etika Penelitian

  58 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian .....................................................................................................

  60 ...........................................................................................................

  5.2 Pembahasan

  68 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ............................................................................................................

  76 ........................................................................................................................

  6.2 Saran

  76 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  8. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lama Menderita ............................................

  15. Tabel 5.11 Tabulasi Silang Hubugan Prolanis terhadap Status Kesehatan Penderita Hipertensi .........................................................................

  66

  14. Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan .........................................

  66

  65 13. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Prolanis ...........................................................

  65 12. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Penghasilan ....................................................

  11. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan ........................................................

  64

  10. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir .....................................

  64

  63 9. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Perkawinan .........................................

  63

  Halaman

  7. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah ...............................................

  62

  62 6. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur ................................................................

  5. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin .................................................

  48

  4. Tabel 4.1 Definisi operasional ............................................................................

  28

  3. Tabel 2.3 Klasifikasi Hipertensi European ......................................................

  28

  19 2. Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi ..........................................................................

  1. Tabel 2.1 Penggolongan status kesehatan ........................................................

  67

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman 1. Gambar 2.1 Skema pengelolaan penyakit kronis ...........................................

  9

  2. Gambar 2.2 Rentang sehat sakit .........................................................................

  18 3. Gambar 3.1 Kerangka konseptual ......................................................................

  40

  4. Gambar 4.4 Kerangka kerja ................................................................................

  46

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

  2. Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden

  3. Lampiran 3 Lembar Kuesioner

  4. Lampiran 4 Jadwal Penelitian

  5. Lampiran 5 Tabulasi Umum

  6. Lampiran 6 Tabulasi Data Khusus

  7. Lampiran 7 Tabulasi Validitas

  8. Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Dan Reliability

  9. Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Kuesioner

  10. Lampiran 10 Lembar Pernyataan Dari Perpustakaan

  11. Lampiran 11 Lembar Surat Studi Pendahuluan dan Pre Survey Data

  12. Lampiran 12 Lembar Surat Izin Penelitian

  13. Lampiran 13 Lembar Surat Telah Melakukan Penelitian

  14. Lampiran 14 Lembar Konsultasi

  15. Lampiran 15 Surat bebas plagiasi

DAFTAR LAMBANG

  1. H1 : hipotesis alternatif 2. % : prosentase 3. : alfa (tingkat signifikansi)

  α 4. : nilai yang diperoleh

  р 5. : ceklist / centang

  √ 6. : skor yang didapat

  ƒ 7. Ν: besar populasi

  8. n: besar sampel 9. : kurang dari sama dengan

  ≤ : lebih dari sama dengan

  10. ≥ 11. > : lebih dari 12. < : kurang dari

DAFTAR SINGKATAN

  ACE : Angiostensin Converting Enzyme ASKES : Asuransi Kesehatan BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial CT Scan : Computerized Tomography Scanner DM : Diabetes Mellitus EKG : Elektro Kardio Gram Faskes : Fasilitas Kesehatan GDP : Gula Darah Puasa GDPP : Gula Darah 2 Jam PP HbA1C : Komponen minor dari hemoglobin terkait dengan glukosa

  HT : Hipertensi

  ICME : Insan Cendekia Medika WHO :

  IMT : Indeks Massa Tubuh JAMKESDA : Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESMAS : Jaminan Kesehatan Masyarakat KB : Keluarga Berencana KESBANGPOL : Kesatuan Bangsa dan Politik PPDM : Peserta Prolanis Diabetes Mellitus PPHT : Peserta Prolanis Hipertensi PROLANIS : Pengelolaan penyakit kronis Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar RS : Rumah Sakit RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah S1 : Sarjana SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA : Sekolah Menengah Atas SMS : Short Message Service STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Gambaran masyarakat indonesia di masa depan yang ingin dicapai meliputi pembangunan kesehatan ditandai oleh perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan secara adil dan merata. Prolanis salah satu program pengendalian penyakit kronis seperti HT dan DM dapat dikatakan cukup efektif dan efisien tapi masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan tersebut.

  Hipertensi dianggap sebagai masalah kesehatan serius karena kedatangannya yang tanpa disadari dapat menimbulkan penyakit jantung dan stroke yang mematikan. World Health Organization (WHO) 2013 hipertensi merupakan kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg) yang menetap (Wahyudi, 2015).

  Data WHO tahun 2000 sekitar 972 juta orang (26,4%) dengan perbandingan pria 26,6% dan wanita 26,1% angka ini kemungkinan mengalami peningkatan menjadi 29,2% di tahun 2025 (Masriadi, 2016). Amerika Serikat menjadi negara dengan prevalensi hipertensi paling tinggi. Sekitar 25.000 kematian dan lebih dari 1,5 juta mengalami serangan jantung dan stroke setiap tahunnya (Carlson, 2016). Indonesia sendiri memiliki angka hipertensi pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8% tertinggi di Bangka Belitung sebesar 30,9%. Prevalensi Jawa Timur menunjukan pengukuran penderita hipertensi sebesar 26,2% (Riskesdas, 2013).

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deiby, Herlina, dan Hedison (2016) tentang “Pengaruh Senam Prolanis terhadap Penyandang Hipertensi di Klinik Husada Sario Manado” didapatkan hasil dari 25 responden diberi perlakuan senam prolanis disimpulkan pada kedua kelompok latihan terdapat penurunan bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik setelah senam prolanis selama 4 minggu berturut-turut. Angka penderita hipertensi di Tuban tahun 2015 mencapai jumlah 6,3%. Angka hipertensi di Puskesmas Singgahan setiap tahun mengalami peningkatan pada tahun 2014 hipertensi menduduki peringkat ke-7 dengan jumlah 4,1% dari beberapa penyakit yang ada kemudian pada tahun 2015 meningkat menjadi peringkat ke-5 dengan persentase 5,3% dan tahun 2016 hipertensi menjadi peringkat ke-4 dengan persentase 7,4%.

  Besarnya permasalahan penderita hipertensi semakin mengalami peningkatan. Menurut Jain (2011) dalam Masriadi (2016) Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan mempunyai tingkat mortalitas cukup tinggi serta mempengaruhi status kesehatan, kualitas hidup dan produktivitas seseorang. Bila hipertensi tidak mendapatkan penanganan khusus maka dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan arteri dalam tubuh hingga mengakibatkan gagal jantung, stroke, kerusakan ginjal dan kebutaan mata (Andra dan Yessie, 2013).

  Sebelum mengenal BPJS, banyak orang lebih mengenal ASKES, JAMKESMAS, JAMKESDA kartu ini bisa digunakan di faskes yang telah terdaftar dan terpilih sesuai alur pelayanan dengan aturan yang berlaku.

  Manfaat yang bisa anda gunakan dalam pelayanan tingkat puskesmas adalah program prolanis berdasarkan pengalaman yang telah berlangsung rata-rata peserta perbulan bertambah dengan mayoritas penderita hipertensi disusul penderita DM adapun pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah cek gula darah, kolesterol, atau hanya untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Dengan adanya program ini peserta dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengontrol kesehatan mereka agar lebih diperhatikan lagi dalam menjaga kesehatan (Hendi, 2015).

  Seiring dengan meningkatnya masalah hipertensi yang terjadi, pemerintah telah merencanakan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan penderita hipertensi dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan penderita hipertensi. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat seperti asuransi kesehatan, dalam programnya dirasa belum efektif dengan dibuktikan banyaknya masalah rujukan untuk ke rumah sakit pada penderita hipertensi.

  BPJS kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. BPJS membuat program salah satunya yakni pemeliharaan kesehatan bagi peserta yang menderita penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes mellitus penyakit yang sering ditemukan pada masyarakat. Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) merupakan pelayanan kesehatan serta pendekatan proaktif yang dilaksanakan terintegrasi yang melibatkan peserta fasilitas kesehatan BPJS yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal (BPJS Kesehatan, 2014)

  Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap Status Kesehatan Penderita Hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.

  1.2 Rumusan Masalah

  Adakah hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban tahun 2017 ?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan umum Menganalisis hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan tahun 2017.

  1.3.2 Tujuan khusus

  1. Mengidentifikasi program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) di Puskesmas Singgahan tahun 2017

  2. Mengidentifikasi status kesehatan pada penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan tahun 2017

  3. Menganalisis hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban tahun 2017

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat teoritis Sebagai pengembangan ilmu yang berkaitan dengan status kesehatan penderita hipertensi dan pemanfaatan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS)

  1.4.2 Manfaat praktis

  1. Bagi Penderita Hipertensi Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi.

  2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan mampu mengembangkan program pengelolaan penyakit kronis pada penderita hipertensi.

  3. Bagi Petugas Program Prolanis di Puskesmas Sebagai masukan dan tambahan informasi dalam menentukan tindak lanjut pengelolaan penyakit kronis pada penderita hipertensi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)

  2.1.1 Pengertian Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

  2.1.2 Tujuan Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke

  Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil ”baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

  2.1.3 Sasaran Seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (Diabetes Melitus tipe 2 dan Hipertensi).

  2.1.4 Bentuk Pelaksanaan Aktifitas dalam prolanis meliputi konsultasi medis / edukasi, home visit, reminder, aktifitas klub dan pemantauan status kesehatan.

  2.1.5 Penanggungjawab Penanggungjawab adalah kantor cabang BPJS Kesehatan bagian manajemen pelayanan primer.

  2.1.6 Langkah Pelaksanaan Persiapan pelaksanaan PROLANIS

  1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan :

  a. Hasil skrining riwayat kesehatan dan atau

  b. Hasil diagnosa DM dan HT (pada faskes tingkat pertama maupun RS)

  2. Menentukan target sasaran

  3. Melakukan pemetaan faskes dokter keluarga / puskesmas berdasarkan distribusi target sasaran peserta

  4. Menyelenggarakan sosialisasi prolanis kepada faskes pengelola

  5. Melakukan pemetaan jejaring faskes pengelola (Apotek, Laboratorium)

  6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring faskes untuk melayani peserta PROLANIS

  7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan kelompok pasien kronis di RS, dan lain-lain)

  8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS

  9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan format kesediaan yang diberikan oleh calon peserta prolanis

  10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar PROLANIS

  11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar

  12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS

  13. Melakukan distribusi data peserta prolanis sesuai faskes pengelola

  14. Bersama dengan faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status kesehatan peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan.

  15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan peserta awal per faskes pengelola (data merupakan luaran Aplikasi P-Care)

  16. Melakukan monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-masing faskes pengelola: a. Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari faskes pengelola

  b. Menganalisa data

  17. Menyususn umpan balik kinerja faskes PROLANIS 18. Membuat laporan kepada kantor divisi regional / kantor pusat.

Gambar 2.1 Skema pengelolaan penyakit kronis

  2.1.7 Aktifitas PROLANIS

  1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan faskes pengelola

  2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis Definisi : Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta PROLANIS

  Sasaran : Terbentuknya kelompok peserta (Klub) PROLANIS minimal 1 faskes pengelola 1 klub. Pengelompokan diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi.

  Langkah-Langkah :

  a. Mendorong faskes pengelola melakukan identifikasi peserta terdaftar sesuai tingkat severitas penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi yang disandang

  b. Memfasilitasi koordinasi antara faskes pengelola dengan organisasi profesi / dokter spesialis di wilayahnya c. Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam klub

  d. Memfasilitasi penyusunan kriteria duta PROLANIS bertindak sebagai motivator dalam kelompok Prolanis (membantu faskes pengelola melakukan proses edukasi bagi anggota klub)

  e. Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktifitas klub minimal 3 bulan pertama f. Melakukan monitoring aktifitas edukasi pada masing-masing faskes pengelola:

  1. Menerima laporan aktfitas edukasi dari faskes pengelola

  2. Menganalisis data

  g. Menyusun umpan balik kinerja faskes PROLANIS

  h. Membuat laporan kepada kantor divisi regional / kantor pusat dengan tembusan kepada organisasi profesi terkait di wilayahnya.

  3. Reminder melalui SMS Gateway Definisi : Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin kepada faskes pengelola melalui pengingat jadwal konsultasi ke pengelola faskes tersebut

  Sasaran : Tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta ke masing-masing faskes pengelola Langkah-langkah :

  a. Melakukan rekapitulasi nomor handphone peserta PROLANIS / Keluarga peserta per masing-masing faskes pengelola b. Entri data nomor handphone ke dalam aplikasi SMS

  Gateway

  c. Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per faskes pengelola d. Entri data jadwal kunjungan per peserta per faskes pengelola e. Melakukan monitoring aktifitas reminder (melakukan rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat reminder) f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat reminder dengan jumlah kunjungan g. Membuat laporan kepada kantor divisi regional / kantor pusat

  4. Home Visit Definisi : Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta PROLANIS untuk pemberian informasi / edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga

  Sasaran : Peserta PROLANIS dengan kriteria :

  a. Peserta baru terdaftar

  b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek perorangan / Klinik / Puskesmas 3 bulan berturut-turut

  c. Peserta dengan GDP / GDPP di bawah standar 3 bulan berturut-turut (PPDM) d. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bulan berturut-turut (PPHT) e. Peserta pasca opname

  Langkah-langkah :

  a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home Visit b. Memfasilitasi Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu kunjungan c. Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan Home Visit

  d. Melakukan administrasi Home Visit kepada Faskes Pengelola dengan berkas sebagai berikut :

  1. Formulir Home Visit yang mendapat tanda tangan Peserta / Keluarga peserta yang dikunjungi

  2. Lembar tindak lanjut dari Home Visit / lembar anjuran

  e. Melakukan monitoring aktifitas Home Visit (melakukan rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat home visit) f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat Home Visit dengan jumlah peningkatan angka kunjungan dan status kesehatan peserta

  2.1.8 Hal-Hal yang Perlu Mendapat Perhatian

  1. Pengisian formulir kesediaan bergabung dalam PROLANIS oleh calon peserta PROLANIS. Peserta PROLANIS harus sudah mendapat penjelasan tentang program dan telah menyatakan kesediaan untuk bergabung

  2. Validasi kesesuaian diagnosa medis calon peserta. Peserta PROLANIS adalah peserta BPJS yang dinyatakan telah terdiagnosa DM Tipe 2 dan atau Hipertensi oleh Dokter Spesialis di Faskes Tingkat Lanjutan.

  3. Peserta yang telah terdaftar dalam PROLANIS harus dilakukan proses entri data dan pemberian flag peserta didalam aplikasi kepesertaan. Demikian pula dengan Peserta yang keluar dari program.

  4. Pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi Pelayanan Primer (P- Care).

  (BPJS Kesehatan, 2014)

2.2 Konsep Status Kesehatan

  2.2.1 Pengertian Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,

  spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pada Undang-Undang terdahulu

  Undang-Undang No. 23 / 1992, batasan kesehatan mencakup 3 aspek, yakni : fisik, mental dan sosial kemudian disempurnakan dengan UU No.36 tahun 2009 yang menyatakan batasan kesehatan mencakup 5 aspek, yakni : fisik (badan), mental (jiwa), sosial, spiritual, dan ekonomi.

  (Notoatmodjo, 2012) Status kesehatan adalah derajat kesehatan yang menunjukkan seseorang untuk dapat beraktifitas fisik, emosional, dan sosial, dengan atau tanpa pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui dan

  hasil

  menetapkan pengukuran status kesehatan, salah satu cara

  adalah

  yang dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

  .

  2.2.2 Sehat dan Sakit Kesehatan adalah hal yang kontinu, yang berada dari titik ujung sehat sampai dengan titik pangkal sakit serius. Oleh Fashel dan Bush

  (1970) yang mendasarkan uraiannya pada definisi Parson menjabarkan kedalam 11 tingkatan keadaan. Dari ke-11 tingkatan tersebut mereka membuat indikator-indikatornya sekaligus sebagaimana diuraikan di bawah :

  1 Well being (sehat sempurna) Pada keadaan ini individu terbebas dari gejala, keadaannya kesehatan sesuai dengan definsi sehat WHO, yaitu : sehat fisik, mental, spiritual, sosial dan ekonomi

  2 Dissatifaction (kurang memuaskan) Keadaan kesehatan dalam batas tertentu dan dapat diterima, namun ada penyimpangan ringan dari keadaan well being, misal: caries dentis

  3 Discomfort (tidak nyaman) Aktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan tanpa pengurangan, walaupun beberapa gejala mulai tampak.

  4 Minor disability (ketidakmampuan minor) Aktivitas sehari-hari dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna karena adanya gangguan kesehatan

  5 Mayor disability (ketidakmampuan mayor) Aktivitas sehari-hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna

  6 Disabled (cacat) Individu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari tetapi masih bisa bergerak bebas dalam masyarakat

  7 Confined (terbatas) Individu berada di tempat tidur, tetapi tidak masuk rumah sakit

  (dirawat)

  8 Confined + bedridden (tinggal di tempat tidur) Kemampuan kegiatan individu hanya terbatas di tempat tidurnya

  9 Isolated (terisolasi) Individu terpisah dari keluarga dan kawan-kawan (dirawat).

  10 Coma Individu hampir mati, namun ada kemungkinan bisa sembuh dan jadi sehat lagi

  11 Mati Individu tidak mampu sama sekali.

  Wolansky (1980) seorang ahli sosiologi kesehatan yang mengklasifikasikan bentangan sehat-sakit ini menjadi 3, yakni:

  1 Body movement, dimana seseorang masih mampu menggerakan anggota tubuh, walau dalam keadaan sakit

  2 Mobility, dimana seseorang dapat melakukan kegiatan kemana saja, walau tidak dapat menjalankan tugas atau pekerjaan utamanya

  3 Major role activity, dimana seseorang masih mampu melakukan pekerjaan utamanya, sesuai pekerjaan dan tugasnya (Notoatmodjo, 2012)

  Indikator status kesehatan individu antara lain sebagai berikut :

  1. Kesehatan fisik, apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal tidak ada gangguan fungsi tubuh.

  2. Kesehatan mental (jiwa), mencakup dua komponen, yakni pikiran dan emosional a. Pikiran yang sehat terlihat dari cara berpikir seseorang yang masuk akal dan runtut.

  b. Emosional terlihat dari cara seseorang mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan sebagainya.

  3. Kesehatan Spiritual, terlihat dari cara seseorang mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan kepada sang pencipta. Secara mudah, spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaannya atau kepercayaannya.

  4. Kesehatan sosial, terwujud bila seseorang mampu berhubungan serta berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, kepercayaan serta saling menghargai dan toleransi.

  5. Kesehatan dan aspek ekonomi, terlihat dari produktivitas seseorang (dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya atau keluarga secara finansial.

  (Notoatmodjo, 2012)

  2.2.4 Rentang Sehat Sakit Neuman (1990) “sehat dalam suatu rentang adalah tingkat sejahtera klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian, yang menandakan habisnya energi total”.

  Menurut kontinum sehat sakit, sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai adaptasi individu terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.

  Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

  Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai beberapa tingkat, maka akan lebih akurat bila ditentukan sesuai dengan titik tertentu pada skala kontinum sehat sakit :

  Rentang sehat sakit

Gambar 2.2 Rentang sehat sakit

  2.2.5 Penggolongan Status Kesehatan Tingkat Psikologis Medis Sosial

  Normally Baik Baik Baik Pessimistic Sakit Baik Baik Socially ill Baik Baik Sakit Hypochondriacal Sakit Baik Sakit Medically ill Baik Sakit Baik Martyr Sakit Sakit Baik Optimistic Baik Sakit Sakit Seriously Sakit Sakit Sakit

Tabel 2.1 Penggolongan status kesehatan

  Penggolongan status kesehatan individu menurut Notoatmodjo :

  1 Normally : Sosial, psikologis dan medis sehat

  2 Pessimistic : Medis dan sosial sehat, tetapi tetap menganggap dirinya sakit

  3 Socially ill : Medis dan psikologis sehat, tapi sosial sakit. Contohnya guru sekolah yang hamil di luar nikah

  4 Hypochondriacal : Medis sehat, tapi psikologis dan sosial dianggap sakit. Mempunyai kekhawatiran berlebih terhadap kesehatannya dan menampilkan diri sebagai orang sakit sehingga tidak mampu menjalankan peran sosialnya

  5 Medically ill : Medis sakit, namun merasa secara psikologis merasa sehat dan sosial mampu menjalankan peran.

  Contohnya seseorang yang bermain bola tapi kaki sedang cidera sehingga tidak bisa bermain hanya mennton saja

  6 Martyr : Secara sosial sehat, namun secara medis dan psikologis sakit. Misalnya penderita AIDS

  7 Optimistic : Psikologis sehat, namun medis dan sosial sakit. Misal orang lansia yang masih ceria namun secara medis mengalami penyakit degenerative.

  8 Seriously : Fisik, mental dan sosial sakit (Ika, 2013)

  2.2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang menurut Blum (1974) ditentukan oleh 4 faktor yaitu :

  1. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan dan pekerjaan).

  2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku 3. Heredity, yang merupakan faktor bawaan penyakit.

  4. Pelayanan kesehatan, meliputi promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi. Sedangkan Prolanis merupakan program yang dikeluarkan oleh badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) yang ditujukan pada peserta penyandang penyakit kronis (Hipertensi dan DM Tipe 2) agar mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014)

  Faktor- faktor diatas merupakan faktor kesehatan kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di masyarakat. Akan tetapi untuk kesehatan individu selain ke empat faktor diatas, faktor internal individu

  • – juga berperan, yakni umur, gender, pendidikan dan sebagainya. Faktor faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat yaitu :

  Faktor Makanan 1.

  Merupakan faktor penting dalam kesehatan. Mereka yang memelihara tubuh dengan makanan yang cocok, akan menikmati tubuh yang benar-benar sehat. Kecocokan makanan ditinjau dari waktu, jumlah dan harga yang tepat. Hanya saat makan berlebihan makanan menjadi tidak cocok dengan tubuh, reaksinya yakni sakit bila dirawat dengan benar tubuh akan kembali sehat. Penyakit merupakan peringatan untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih baik. Tubuh hanya memerlukan makanan yang tepat dengan jumlah yang sesuai.

  2. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Pendidikan mempengaruhi perilaku dalam menjaga kesehatan. Biasanya orang yang berpendidikan lebih beresiko kecil terkena penyakit dibandingkan dengan masyarakat awam dengan kesehatan.

  Faktor Sosioekonomi 3.

  Faktor seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan, pekerjaan dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang berpengaruh pada penentuan derajat kesehatan seseorang. Dalam masalah gizi misalnya, masyarakat yang ekonomi dan berpendapatan rendah biasanya rentan terkena gizi buruk.

  Latar Belakang Budaya 4.

  Budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi. Sebagian adat istiadat masih ada yang yang tidak mempedulikan kesehatan misalnya, suku baduy yang tidak memperbolehkan masyarakat mengenakan alas kaki.

  5. Usia Setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman serta respon yang berbeda mengenai perubahan kesehatan yang terjadi.

  6. Faktor Emosional Setiap pemikiran memiliki pengaruh, tidak sulit memahami pengaruh dari pikiran terhadap kesehatan yang diperlukan hanya usaha mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI BERBASIS TEORI CARING (Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 10

PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI BERBASIS TEORI CARING (Di Puskesmas Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang Tahun 2017) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

5 28 108

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAPPENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI (Studi Di Desa Plandi Dsn Parimono Kec.Jelakombo Kab. Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 98

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI (Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 107

PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Studi Di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

4 48 77

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA (Studi di Puskesmas Mayangan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 104

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM MELAKUKANBABY MASSAGE (Studi Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 149

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

3 33 120

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA PADA LANSIA (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 167