PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) OLEH SUKU DINAS KOPERASI, UMKM, DAN PERDAGANGAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT (Studi Kasus Pada Produsen Tempe Dan Tahu Di Semanan, Kalideres) - FISIP Untirta Repository

  

PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH (UMKM) OLEH SUKU DINAS

KOPERASI, UMKM, DAN PERDAGANGAN KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

  

(Studi Kasus Pada Produsen Tempe Dan Tahu Di Semanan, Kalideres)

  SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh : Fitri Maliani Nugraha

  NIM 6661111466

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2015

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Orang yang ingin bergembira, Harus menyukai kelelahan akibat bekerja (Plato) Tentukan Mimpimu, Lalu Kejarlah ! Setiap tahap kehidupan pasti ada UJIAN, TUGASKU mempersiapkan kesuksesannya

  Skripsi ini kupersembahkan untuk, Bapak dan Mamah, keluarga, dan sahabat tercinta.

  

ABSTRAK

Fitri Maliani Nugraha. NIM. 6661111466. Skripsi. Pemberdayaan UMKM

Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi

Jakarta Barat (Studi Kasus Pada Produsen Tempe dan Tahu di Semanan,

Kalideres). Pembimbing I : Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si.

Pembimbing II : Riny Handayani, M.Si.

  UMKM tempe dan tahu sangat rentan terhadap masalah dalam mengembangkan usahanya, karena bahan baku kedelai diimpor dari berbagai negara dunia yang menyebabkan harga kedelai fluktuatif, peran pemerintah sangat diperlukan dalam hal ini yaitu Suku Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat untuk membina produsen agar dapat bertahan dan bersaing dalam pasar global.Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis pemberdayaan UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat. Teori yang digunakan adalah Teori Pemberdayaan dari Suharto (2005).Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.Informan penelitian ditentukan dengan teknik purposive. Hasil penelitian bahwa pemberdayaan oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dirasa belum optimal, karena kurangnya koordinasi antar agen pemberdayaan. Sarannya adalah diperlukannya koordinasi antar agen pemberdayaan, peningkatan jumlah anggota koperasi dan meningkatkan peran aktif produsen dalam kegiatan pemberdayaan.

  Kata Kunci : UMKM, Pemberdayaan, dan Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

  

ABSTRACT

Fitri Maliani Nugraha. NIM 6661111266.Thesis.Empowerment of UMKM

Developed by Department of Cooperation, UMKM, and Ministry of Trade of

West Jakarta

  (Case Study of Tempe and Tofu’s Makers at Semanan, Kalideres).

AdvisorI : Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. AdvisorII : Riny Handayani,

M.Si.

  

UMKM tempe and tofu are very prone to problems in developing a business,

because the soybeans are imported from various countries of the world, that

caused soybean prices to fluctuate. In the case the role of Department of

Cooperative, UMKM, and Ministry of Trade of West Jakarta are indispensable to

help tempe and tofu producers. This research aimed to analyze and find out the

empowerment of UMKM developed by Department of Cooperation, UMKM, and

Ministry of Trade of West Jakarta. The theory of Empowerment by Suharto

(2005). The methodology used in this research is descriptive qualitative method.

The informants were determined by using purposive technique.The result of this

research is the empowerment that is developed by Department of Cooperation,

UMKM, and Ministry of Trade of West Jakarta felt not optimal yet. This condition

due to lack of coordination between agents of the empowerment. Suggestion of

this research is coordination berween agents of empowerment is needed,

increasing the number of cooperatives members, and enchance the active role of

UMKM in empowerment activity.

  

Keywords: UMKM, Empowerment, Department of Cooperation, UMKM, Ministry

of Trade of West Jakarta

KATA PENGANTAR

  Puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia

  • – Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, atas berkat rahmat, karunia, dan ridho
  • – Nya, Alhamdulillah penelitian ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik oleh peneliti.

  Terimakasih untuk Bapak dan Mamah tercinta yang senantiasa mendukung secara moril maupun materil, terimakasih atas bantuan dan dorongan kalian dalam menyelesaikan penelitian ini, serta terimakasih atas kasih sayang serta doa tulus yang selalu menyertai disetiap langkah kaki peneliti.

  Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat”. Hasil proposal skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak

  • – pihak berikut :

  1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah mengarahkan dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Mia Dwiana, S.Sos., MM., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Gandung Ismanto, S.Sos., MM.,Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Ipah Ema Jumiati, S.Sos.,M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Anis Fuad, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik.

  9. Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu selama menjalani perkuliahan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  10. Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh staff administrasi dan staff perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  11. Terimakasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya, Bapak Agus Kurnia Nugraha dan Ibu Euis Mulyati yang selalu memberikan doa dan semangat serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  12. Terimakasih saya ucapkan kepada kakak (Kistanti Malia Nugraha), adik – adikku (Dewi Yulia Nugraha dan Rizki Jaelani Nugraha) yang selalu mengingatkan dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  13. Terimakasih saya ucapkan kepada Kakek Adjat Sudrajat dan Nenek Juaningsih yang selalu memberikan semangat serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  14. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Japto Soerjosoemarsono, SH., yang telah mendukung saya secara materi dan non materi serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  15. Terimakasih saya ucapkan kepada Kurniawan Yulianto, teman dekat dan penyemangat yang selalu membantu dan memberikan semangat tiada henti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  16. Terimakasih saya ucapkan kepada teman seperjuangan angkatan 2011 Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memberikan dukungan dan semangat, terutama teman seperjuangan Ayu Fitri Lestari, Dita Marsela Sufitri, Nella Hani Rosa, Ika Dewi Safitri, Resty Nani Yustini, Nurul Fitri Sugiharto, Ita Mafrohati, Rizki Parhani

  • – dan Anita yang selalu memberikan semangat , dukungan, serta masukan masukan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

  17. Terimakasih saya ucapkan kepada teman seperjuangan sewaktu SMA yaitu Sasih Karani, Amalia Wati, dan Rohmalia Fadhlah yang selalu mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

  18. Terimakasih saya ucapkan kepada teman seperjuangan sewaktu SMA yaitu Vera Hendrayani yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

  19. Terimakasih saya ucapkan kepada Almarhum Bapak Suharto selaku Ketua PRIMKOPTI Swakerta, Semanan, Kalideres yang telah memberikan ilmu dan informasi kepada peneliti, serta kepada Bapak Handoko selaku Sekretaris PRIMKOPTI Swakerta yang bersedia meluangkan waktu kapan pun peneliti membutuhkan informasi, serta terimakasih kepada produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat yang telah membantu peneliti.

  20. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Muchtar dan Bapak Dirman yang telah memberikan informasi kepada peneliti di Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

  21. Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Heri dan Bapak Aman serta staff Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta yang telah memberikan informasi kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

22. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Lurah dan Bapak Sekretaris

  Lurah di Kelurahan Semanan, Kalideres yang telah membantu memberikan data dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  23. Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti sangat berterimakasih atas segala batuan yang telah diberikan, semoga apa yang telah diberikan dapat bermanfaat dan mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.

  Tidak lupa peneliti memohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan oleh peneliti selanjutnya serta dapat bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membaca dan khususnya bagi peneliti sendiri.

  Serang, Oktober2015 Peneliti

DAFTAR ISI

  Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN

  i

  LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

  ii

DAFTAR ISI

  vii

  DAFTAR TABEL

  x

  DAFTAR GAMBAR

  xi

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah

  1

  1.2 Identifikasi Masalah

  17

  1.3 Batasan Masalah

  18

  1.4 Rumusan Masalah

  18

  1.5 Tujuan Penelitian

  18

  1.6 Manfaat Penelitian

  19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Landasan Teori

  20

  2.1.1 Pemberdayaan

  20

  2.1.1.1 Definisi Pemberdayaan

  20

  2.1.1.2 Strategi Pemberdayaan

  24

  2.1.1.3 Indikator Keberdayaan

  26

  2.1.2 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

  27

  2.2 Penelitian Terdahulu

  28

  2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

  30

  2.4 Asumsi Dasar

  33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian

  34

  3.2 Fokus Penelitian

  34

  3.3 Lokasi Penelitian

  34

  3.4 Fenomena yang diamati

  35

  3.4.1 Definisi Konsep

  35

  3.4.2 Definisi Operasional

  35

  3.5 Instrumen Penelitian

  36

  3.6 Informan Penelitian

  40

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

  41

  3.7.1 Teknik Analisis Data

  41

  3.7.2 Keabsahan Data

  44

  3.8 Jadwal Penelitian

  47 BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

  48

  4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat

  48

  4.1.2 Gambaran Umum Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

  50

  4.1.2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

  51

  4.2 Deskripsi Data

  54

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

  54

  4.2.2 Deskripsi Informan Penelitian

  55

  4.3 Penyajian Data

  56

  4.3.1 Pemungkinan

  56

  4.3.2 Penguatan

  61

  4.3.3 Perlindungan

  65

  4.3.4 Penyokongan

  69

  4.3.5 Pemeliharaan

  71

  4.4 Pembahasan

  73

  4.4.1 Pemungkinan

  73

  4.4.2 Penguatan

  75

  4.4.3 Perlindungan

  79

  4.4.4 Penyokongan

  81

  4.4.5 Pemeliharaan

  83 BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan

  88

  5.2 Saran

  89 DAFTAR PUSTAKA

  90 RIWAYAT HIDUP

  LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

  1.1Kriteria UMKM Menurut UU RI No.20 Tahun 2008

  5

  1.2 Perkembangan UMKM Periode 2009 -2012

  6

  1.3 Penyebaran UKM Menurut Wilayah di Provinsi DKI Jakarta Sesuai Sensus Ekonomi 2006

  8

  1.4 Jumlah Usaha Kecil (UK) Terbina Menurut Wilayah DKI Jakarta Tahun 2014

  8

  1.5 Jumlah Usaha Kecil Terbina Menurut Jenis SektorUsaha Kecil Tahun 2014

  9

  1.6 Data UMKM yang Mendapat Bantuan Sertifikat Halal Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta

  9

  1.7Rekapitulasi Pendataan Pengrajin Tempe dan Tahu Wilayah Kota Jakarta Barat Tahun 2014

  11

  3.1 Pedoman Wawancara

  38

  3.2 Katogorisasi Informan Penelitian

  41

  4.1 Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat

  48

  4.2 Daftar Nama Kelurahan dan Luas Wilayah di Kecamatan Kalideres

  49

  4.3 Daftar Informan Penelitian

  56

  4.4 Matriks Hasil Penelitian

  85

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

  2.1 Kerangka Pemikiran

  32

  3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman

  42

  4.1 Struktur Organisasi Suku Dinas Koperasi, UMKM, Dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

  54

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pada era globalisasi saat ini, pembangunan di negara berkembang seperti Indonesia merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam mencapai keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.Pembangunan dilaksanakan dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan keamanan.Pembangunan di berbagai bidang tersebut merupakan hal yang paling mendasar dalam mewujudkan suatu perubahan kepada kondisi ideal yang diharapkan oleh masyarakat sebagai unsur penting dari adanya pembangunan itu sendiri.

  Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan tinggi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, jumlah penduduk Indonesia menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2010 adalah sebesar 237.641.326 orang, dengan laju

  • – pertumbuhan penduduk 1,49% berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 2010, sehingga diperkirakan pada tahun 2035 akan jauh melampaui 300 juta penduduk. (bps.go.id, 2014)

  Dengan Jumlah Penduduk Indonesia yang berkembang sangat cepat dan tinggi tersebut, Indonesia pada dasarnya memiliki modal yang paling utama dalam melakukan proses

  • – proses pembangunan untuk mencapai cita –

  2 cita bangsa. Di sisi lain, perkembangan penduduk yang sangat cepat dan tinggi tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia mengingat persaingan global mengharuskan manusia mampu bersaing dalam tataran global, sehingga Masyarakat Indonesia dapat mencapai kesejahteraan umum sesuai dengan cita

  • – cita Bangsa Indonesia yang tertera pada naskah pembukaan UUD 1945.

  Menurut Coralie Bryant dan Louise White dalam Managing Development in the Third World (1982, 14) dalam Agus Sjafari (2007:8), Pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk memperngaruhi masa depannya.Pembangunan pada dasarnya mengarah kepada perubahan kearah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan taraf hidup orang banyak, Pembangunan dalam era globalisasi sangat mengunggulkan sektor ekonomi sebagai ukuran dari keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, tidak terkecuali di negara berkembang seperti Indonesia.Namun, pertumbuhan ekonomi juga tidak bisa tumbuh dan berkembang jika pemanfaatan sumber daya manusia tidak optimal, karena sumber daya manusia merupakan objek dari adanya pembangunan itu sendiri.

  Indonesia sebagai negara berkembang yang diperhitungkan di mata dunia karena memiliki potensi yang sangat besar baik dalam hal sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang melimpah, tentu tidak dapat menutup diri untuk kepentingan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam mencapai cita

  • – cita bangsa yaitu meningkatkan taraf hidup

  3 Masyarakat Indonesia serta dalam pemenuhan kebutuhan Masyarakat Indonesia.

  Pada tahun 2015, Masyarakat Indonesia harus mampu bersaing dalam

  • – menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), yang berarti negara negara yang bergabung dalam organisasi ASEAN dapat berinteraksi secara langsung dalam hal sosial maupun ekonomi, yaitu berupa perdagangan bebas, penghilangan tarif perdagangan antar Negara ASEAN, serta pasar tenaga kerja dan pasar modal yang bebas. Dengan adanya kerjasama antar Negara se- ASEAN ini tentu menjadi tantangan baru bagi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu Masyarakat Indonesia agar mampu bersaing dalam lingkup yang sangat luas.Pemanfaatan sumber daya manusia merupakan hal yang harus diperhatikan Pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan, pada khususnya pertumbuhan pada sektor ekonomi yaitu pada sektor dunia usaha.

  Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan penilaian keberhasilan pemerintah dalam melakukan pembangunan, tidak terkecuali di Indonesia dalam mengupayakan

  • – keberhasilan pembangunan, pemerintah membuat dan mendukung program program ekonomi yang berbasis rakyat atau disebut ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan ini merupakan rangsangan dari pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya manusia sebagai agen perubahan dalam pertumbuhan ekonomi.

  4 Pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan di Indonesia dapat dikatakan berhasil memberikan kontribusi PDRB secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dimana ekonomi kerakyatan sangat berkembang mulai dari segi jumlahnya hingga penyerapan tenaga kerja yang semakin meningkat dan justru dijadikan

  “payung” kekuatan ekonomi di era

  globalisasi dalam menghadapi krisis ekonomi negara – negara besar dunia. Ekonomi berbasis kerakyatan yang menjadi salah satu program pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sebagai agen dari pertumbuhan perekonomian yaitu pada Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM).

  • – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan amanat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi, sehingga UMKM ini diatur dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dimana pemberdayaan UMKM diselenggarakan secara menyeluruh, optimal dan berkesinambungan serta memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha. Untuk memudahkan pemberdayaan dan mengembangkan UMKM dibagi menjadi 3 kriteria menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 pada Bab IV Pasal 6 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yaitu :

  5 Tabel 1.1

  Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 No. Kriteria Usaha Omset (Rp) Aset/Modal Usaha (Rp)

  1 Usaha Mikro < 300 juta < 50 juta

  2 Usaha Kecil

  300 juta - 2,5 Milyar 50 juta - 500 juta

  3 Usaha Menengah

  2,5 Milyar - 50 Milyar 500 juta - 10 Milyar

  Sumber : Undang

  • – Undang RI No.20 Tahun 2008

  6

  • – Dalam perkembangannya, UMKM di Indonesia pada periode 2009 2012 sangat signifikan, dilihat dari data Badan Pusat Statistik berikut ini, yaitu:

Tabel 1.2 Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Periode 2009 – 2012 2009 2010 2011 2012 No. Indikator Satuan

  Jumlah

  52.764.603 53.823.732 55.206.444 56.534.592

  1 Unit UMKM Pertumbuhan

  2.64

  2.01

  2.57

  2.41

  2 Jumlah Persen UMKM Jumlah

  96.211.332 99.401.775 101.722.458 107.657.509

  3 Tenaga Kerja Orang UMKM Pertumbuhan Jumlah

  2.33

  3.32

  2.33

  5.83

  4 Persen Tenaga Kerja UMKM Sumbangan PDB UMKM Rp. 1.212.599.30 1.282.571.80 1.369.326.00 1.504.928.20

  5 (harga Miliar konstan) Pertumbuhan

  4.02

  5.77

  6.76

  9.90

  6 sumbangan Persen PDB UMKM Nilai Ekspor Rp. 162.254.52 175.894.89 187.441.82 208.067.00

  7 UMKM Miliar Pertumbuhan

  8.85

  8.41

  6.56

  11.00

  8 Nilai Ekspor Persen UMKM

  Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

  7 Dari data tersebut, perkembangan UMKM di Indonesia periode 2009

  • – 2012 mulai dari jumlah, penyerapan tenaga kerja, sumbangan PDB UMKM serta pertumbuhan nilai ekspor, rata
  • – ratanya mengalami pertumbuhan yang signifikan setiap tahunnya, persaingan di era globalisasi ini tidak kemudian menyurutkan perkembangan UMKM di Indonesia, justru pada perkembangan program UMKM ini memunculkan UMKM baru setiap tahunnya yang kemudian memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Era pasar bebas MEA, memberikan peluang dan tantangan tersendiri bagi sektor dunia usaha yaitu UMKM untuk berkembang, maka pemerintah harus mengambil lan
  • – langkah strategis agar mampu menghadapi persaingan dengan Negara ASEAN.

  DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dimana sebagai pusat perekonomian, tentu persaingan terhadap barang dan jasa serta manusia dalam mencari pekerjaan akan semakin padat, namun program perekonomian berbasis kerakyatan yang memberdayakan masyarakat DKI Jakarta dalam memajukan perekonomian serta meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi tentunya memberikan harapan kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya, berikut penyebaran UMKM menurut wilayah di Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebagai berikut :

  8 Tabel 1.3

  Dari data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di kawasan DKI Jakarta bertopang pada ekonomi usaha kecil yaitu sebesar 81,6% yang tersebar di berbagai wilayah DKI Jakarta. Berikut daftar Jumlah Usaha Kecil yang telah terbina di wilayah DKI Jakarta :

  5 Jakarta Pusat 133.048 2.794 Jumlah 683.621 14.714

  4 Jakarta Barat 146.527 3.072

  3 Jakarta Selatan 148.584 3.120

  2 Jakarta Timur 147.440 3.083

  1 Jakarta Utara 108.022 2.645

  

Tahun 2014

No. Wilayah Jumlah Usaha Kecil Jumlah UK Terbina

Tabel 1.4 Jumlah Usaha Kecil (UK) Terbina Menurut Wilayah DKI Jakarta

  Sumber

  

Penyebaran UKM Menurut Wilayah Di Provinsi DKI Jakarta

No. Wilayah Usaha Kecil Usaha Menengah Total UKM Share (%)

  Sesuai Sensus Ekonomi 2006

  Jumlah 683.741 154.164 837.905 100,00 Share (%) 81,6 18,4 100,0

  6 Kepulauan Seribu 120 45 165 0,02

  5 Jakarta Pusat 133.048 30.070 163.118 19,47

  4 Jakarta Barat 146.527 31.425 177.952 21,24

  3 Jakarta Selatan 148.584 31.933 180.517 21,54

  2 Jakarta Timur 147.440 31.748 179.188 21,39

  1 Jakarta Utara 108.022 28.943 136.965 16,35

  Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta,2015

  9 Jumlah usaha kecil binaan tersebut dikelompokkan dalam 4 sektor, yaitu :

  2 Jakarta Timur 73 194

  82 Jumlah 319 750

  39

  5 Jakarta Pusat

  79

  30

  4 Jakarta Barat

  3 Jakarta Selatan 99 226

  1 Jakarta Utara 78 169

Tabel 1.5 Jumlah Usaha Kecil Terbina Menurut Jenis Sektor Usaha KecilTabel 1.6 Data UMKM Yang Mendapat Bantuan Sertifikat Halal Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta No. Wilayah UMKM Tahun 2013 UMKM Tahun 2014

  Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan usaha yang digolongkan menjadi 2 bagian jenis usaha yaitu jenis usaha yang bergerak di bidang kuliner dan non kuliner.

  Jumlah 14.714 Sumber : Dinas Koperasi, UMKM,dan Perdagangan DKI Jakarta, 2015

  4 Aneka Usaha 1.049

  3 Jasa 4.167

  2 Industri 3.393

  1 Perdagangan 6.105

  

Tahun 2014

No. Sektor Usaha Kecil Jumlah

  Sumber : Dinas Koperasi, UMKM,dan Perdagangan DKI Jakarta,2015

  10 Data tersebut diatas merupakan jumlah UMKM yang mendapat bantuan sertifikat halal yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta bekerjasama dengan Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi terkait, melalui program pengembangan UMKM melalui pameran wisata kuliner di wilayah DKI Jakarta. Usaha pemberian sertifikat halal ini bertujuan untuk membantu UMKM di bidang usaha kuliner dalam mempromosikan produknya dan meningkatkan jumlah konsumen, namun dari jumlah UMKM yang ada di wilayah DKI Jakarta tidak seluruhnya UMKM yang bergerak di bidang kuliner atau makanan mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikat halal dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta karena terbatasnya informasi.

  Di Wilayah Jakarta Barat terdapat UMKM dibidang industri kuliner atau makanan yaitu terdapat sentra produsen tempe tahu terbesar di DKI Jakarta serta Tingkat Nasional yaitu pada kawasan Semanan, Kalideres, dimana kawasan relokasi sentra produksi tempe dan tahu ini dibangun pada tahun 1992 dari hasil relokasi para produsen tempe yang berada di Tambora I dan Tambora II, Kebon Jeruk, Cengkareng, serta Grogol.

  11 Tabel 1.7

  

Rekapitulasi Pendataan Pengrajin Tempe dan Tahu

Wilayah Kota Jakarta Barat Tahun 2014

Jenis Kebutuhan Jumlah Produksi Bahan

  

Kecamatan Kelurahan Jumlah Tenaga

Baku Kerja Tempe Tahu Kedelai

  Kebon 2 - Kebon 20 3.320 108

  Jeruk Jeruk

  10

  8 Duri Kepa

  • 22

  Angke Tambora 30 2.650

  82 Jembatan

  • 8

  Besi

  • 11

  Slipi Palmerah 14 1.560

  55 3 - Tomang

  25

  2 Kembangan Kembangan 53 4.500 169

  21

  5 Kedoya 13 - Kapuk

  Cengkareng 74 15.680 334

  52

  9 Rawabuaya 1.160

  13 Semanan Kalideres 1.222 64.705 2.462

  • 49

  Tegal Alur

  1.376 37 1.413 92.415 3.210 Jumlah Sumber :Prikompti Swakerta, 2015

  Berdasarkan data tersebut dan hasil wawancara dengan Bapak Handoko selaku Pengurus PRIMKOPTI Swakerta, khusus wilayah Semanan, Kalideres, kebutuhan bahan baku kedelai produsen tempe dan tahu sebesar 61.910 kilogram per hari, sehingga dengan jumlah produsen tempe dan tahu 1.173, maka kebutuhan kedelai tiap produsen tempe dan tahu yaitu 53 kilogram per hari, sedangkan jumlah tenaga kerja khusus wilayah Semanan, Kalideres dalam UMKM ini dapat menyerap 2.315 tenaga kerja. (Sumber : Bapak Handoko selaku Pengurus PRIMKOPTI di Jl. H. M. Asenie No. 2

  12 RT.006/011, Kelurahan: Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada hari Sabtu,

  21 Februari 2015 Pukul 10.25) Tempe dan tahu merupakan makanan yang paling sering dikonsumsi oleh Masyarakat Indonesia, sehingga tempe dapat dikatakan makanan khas

  Masyarakat Indonesia, makanan khas yang berbahan baku kedelai ini selain makanan yang bergizi tinggi karena mengandung protein pengganti daging sapi, tempe dan tahu juga termasuk makanan dengan harga yang terjangkau, sehingga tempe dan tahu menjadi pilihan masyarakat Indonesia baik kalangan menengah kebawah maupun menengah keatas untuk dikonsumsi.

  Tempe dan tahu yang menjadi makanan khas Masyarakat Indonesia tersebut akan berpengaruh pada tingkat konsumsi kedelai di Indonesia, ini terbukti di tahun 2013 konsumsi kedelai meningkat menjadi sekitar 2,5 juta ton. Padahal produksi kedelai nasional di tahun yang sama hanya 0,8 juta ton, sehingga kekurangannya 1,7 juta ton atau sekitar 70% dari total konsumsi nasional harus dipenuhi dengan kedelai impor. Perlu dicatat bahwa impor kedelai Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada akhir era Orde Baru, tahun 1997, impor kedelai hanya 0,6 juta ton, pada tahun 2013, impor kedelai telah membengkak menjadi 1,7 juta ton, hamper tiga kali lipat dari impor tahun 1997.

  13 Dengan konsumsi kedelai yang terus meningkat, tentu Indonesia harus memproduksi bahan baku tempe dan tahu yaitu kedelai lebih besar dibandingkan dengan jumlah konsumsi kedelai secara nasional, namun pada nyatanya, Indonesia harus mengimpor kedelai dari beberapa Negara penghasil kedelai terbesar di dunia untuk memenuhi kebutuhan pokok industri tempe dan tahu di Indonesia. Berikut adalah Negara pengimpor kedelai terbesar secara nilai transaksi ke Indonesia pada Januari 2014, yaitu: 1.

  Amerika Serikat dengan nilai transaksi sebesar 84,12 Juta USD 2. Ukraina dengan nilai transaksi sebesar 783,63 Ribu USD 3. Malaysia dengan nilai transaksi sebesar 759 Ribu USD 4. Kanada dengan nilai transaksi 2,60 Juta USD 5. Negara lain dengan nilai transaksi sebesar 66,59 juta USD

  (http://m.liputan6.com/bisnis/read/2021461/ironis-ri-impor-kedelai-dari- negara-miskin) Dalam memproduksi tempe dan tahu yang menjadi makanan khas

  Masyarakat Indonesia yang berbahan baku kedelai ini, pemerintah harus mengimpor kedelai dari negara lain sehingga harga kedelai sangat fluktuatif tergantung dengan faktor

  • – faktor ekonomi lainnya, sehingga produsen tempe dan tahu rentan mendapatkan permasalahan dalam mengembangkan usahanya, pada khususnya di wilayah sentra produsen tempe dan tahu terbesar di tingkat nasional dan wilayah DKI Jakarta yang terletak di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. Oleh karena itu, sejak pemerintahan orde

  14 baru, dalam membantu sentra

  • – sentra UMKM dalam pengembangan usahanya, pemerintah membentuk koperasi sebagai usaha untuk mengembangkan sentra
  • – sentra UMKM tersebut, yang kemudian koperasi ini diatur dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Pengkoperasian, kemudian diperbarui di Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pengkoperasian.

  Pada tingkat kota administrasi, Koperasi untuk produsen tempe dan tahu disebut sebagai Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI)

  • – Swakerta. Di wilayah Semanan, Kalideres, Jakarta Barat ini, PRIMKOPTI
  • – Swakerta berfungsi sebagai wadah produsen tempe dan tahu diharapkan mampu menampung segala aspirasi produsen dan menjadi wadah dalam pengembangan produsen tempe dan tahu selain menjalankan usahanya sebagai penyalur kedelai untuk memenuhi kebutuhan produksi anggota produsen tempe dan tahu, yang kemudian dalam pelaksanaannya untuk mengembangkan UMKM produsen tempe dan tahu baik dalam hal pemasaran, kemudahan akses pasar dan promosi produk, serta permodalan, PRIMK
  • – Swakerta bekerjasama dengan pemerintah tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat, yaitu Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dalam melakukan pemberdayaan untuk pengembangan UMKM.

  Pada tahap observasi awal, peneliti melakukan wawancara dengan produsen tempe, yaitu Bapak Prasetyo menyebutkan kurang optimalnya koperasi dalam menjalankan tugasnya sebagai wadah dari produsen tempe

  15 dan tahu di Semanan, Kalideres untuk membantu pengembangan usaha, yaitu pada permasalahan permodalan, koperasi tidak lagi menghimpun dana dari produsen atau biasa disebut simpan pinjam, sehingga produsen mencari modal sendiri, serta pada pemasaran hasil produksi, produsen mencari akses pasar sendiri dalam memasarkan tempe dan tahu. (Sumber : hasil wawancara dengan Bapak Prasetyo selaku produsen tempe di wilayah sentra produsen tempe PIK KOPTI RT/RW : 009/ 011 Kelurahan, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada hari Minggu, 19 Oktober 2014 Pukul 10.00)

  Selain melakukan wawancara dengan Bapak Prasetyo sebagai produsen tempe di Semanan, pada tahap observasi awal, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Suharto sebagai Ketua PRIMKOPTI

  • – Swakerta, bahwa hampir 90% kedelai di PRIMKOPTI memang di impor dari Amerika Serikat, dan pernyataan tersebut kemudian dibenarkan oleh Bapak Handoko selaku Pengurus PRIMKOPTI
  • – Swakerta Semanan, Kalideres bahwa semua kedelai yang dipasok berasal dari impor yaitu dari Amerika, sekarang tidak lagi ada kedelai lokal dan tentu harga kedelai impor pun lebih murah dengan kedelai lokal, meskipun kadang harga kedelai tidak menentu namun jika dalam keadaan baik kedelai impor dikatakan dapat lebih murah dibandingkan dengan kedelai lokal, selain itu pada permasalahan simpan pinjam, koperasi memang selama satu tahun ini yaitu tahun 2014 tidak berjalan untuk sementara ini saja karena produsen tempe dan tahu dirasa kurang antusias dengan program simpan pinjam (Sumber : hasil wawancara dengan Bapak Suharto selaku Ketua PRIMKOPTI dan Bapak Handoko selaku

  16 SekretarisPRIMKOPTI di Jl. H. M. Asenie No. 2 RT.006/011, Kelurahan: Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, pada hari Kamis, 23 Oktober 2014 Pukul 11.00).

  Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, peneliti menemukan masalah yang melatarbelakangi adanya penelitian ini, yaitu: Pertama, PRIMKOPTI Swakerta sebagai sentra UMKM dan wadah bagi produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres dirasa kurang optimal oleh produsen tempe dan tahu dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan usaha produsen tempe dan tahu, yaitu masalah simpan pinjam dana yang dihimpun koperasi tidak berjalan selama tahun 2014, sehingga koperasi hanya melakukan usaha perdagangan kedelai saja, maka diperlukan kerjasama antara pemerintah daerah dalam hal ini Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan dalam memberikan pemberdayaan baik kepada koperasi untuk membantu produsen maupun produsen tempe dan tahu itu sendiri.

  Kedua, Terbatasnya akses pasar dan jaringan usaha yang menyebabkan produsen tempe dan tahu harus mencari pasar sendiri. Dan Ketiga, Terbatasnya modal usaha bagi produsen tempe dan tahu yang membuat usaha produsen tempe dan tahu dengan skala kecil ini sulit berkembang.

  Berdasarkan permasalahan tersebut, untuk mencapai kesejahteraan umum, serta menciptakan masyarakat yang mampu bersaing dalam tataran global dan siap menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN, dalam hal ini yaitu UMKM produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, tentu

  17 tidak dapat terlepas dari campur tangan pemerintah khususnya pemerintah pada tingkat daerah yaitu dalam hal ini adalah Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat dalam melakukan pemberdayaan kepada UMKM produsen tempe dan tahu agar usahanya dapat semakin berkembang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh

  Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

  1. PRIMKOPTI – Swakerta sebagai wadah UMKM dirasa kurang optimal oleh produsen tempe dan tahu dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan usahanya yaitu pada masalah simpan pinjam yang tidak berjalan.

  2. Terbatasnya akses pasar dan jaringan usaha yang menyebabkan UMKM harus mencari pasar sendiri.

  3. Terbatasnya modal usaha yang membuat perkembangan UMKM ini sulit berkembang.

  18

  1.3 Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini banyak masalah yang muncul.Namun agar lebih terfokus pada masalah penelitian maka peneliti membatasi masalah pada Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada khususnya Produsen Tempe dan Tahu di Semanan, Kalideres.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka peneliti merumusakan rumusan masalah yaitu Bagaimana pemberdayaan yang dilakukan oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Koperasi Kota Administrasi Jakarta Barat kepada produsen UMKM tempe dan tahu di Semanan, Kalideres dalam mengembangkan usahanya?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Tanpa adanya tujuan penelitian, maka seorang peneliti tentunya akan mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian. Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemberdayaan yang dilakukan oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat kepada Usaha Mikro Kecil Menengah dalam meningkatkan usahanya.

  19

1.6 Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian yang berjudul Pemberdayaan UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat yaitu terdiri dari manfaat teoritis dan praktis, yaitu:

  1. Manfaat Teoritis

  Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan keilmuan, pengetahuan, dan wawasan yang terkait dengan masalah tersebut yang berkaitan dengan Pemberdayaan UMKM oleh Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.

  2. Manfaat Praktis

  Bagi Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat yang bersangkutan dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang terkait dengan pemberdayaan UMKM khususnya pada UMKM produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan penguasaan ilmu

  • – ilmu yang telah dipelajari selama mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Serta karya peneliti ini juga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pemberdayaan

2.1.1.1 Definisi Pemberdayaan

  Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan daya/kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (disempowered) kepada pihak yang terlalu berkuasa (powerful) sehingga terjadi keseimbangan (Djohani, 2003 dalam M. Anwas, 2013:49).

  Kata

  “empowerment” dan “empower” diterjemahkan dalam bahasa

  indonesia Menjadi Pemberdayaan Dan Memberdayakan, Menurut Merriam Webster Dan Oxfort English Dictionery (dalam prijono dan pranarka, 1996 : 3) mengandung dua pengertian yaitu : pengertian pertama adalah to give

  power or authority to , dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable . Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan,

  mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedang dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan

  .

  kemampuan atau keberdayaan Menurut Rapport (1987), pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara psikologis pengaruh kontrol individu terhadap keadaan sosial,

  21 kekuatan politik, dan hak

  • – haknya menurut undang – undang. Sementara itu, menurut Mc.Ardle (1989) mengartikan pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang
  • – orang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Orang – orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. Namun demikian, McArdle mengimplikasikan hal tersebut bukan untuk mencapai tujuan, melainkan makna pentingnya proses dalam pengambilan keputusan. (Harry Hikmat, 2010: 3)

  Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan, (b) menjangkau sumber

  • – sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang
  • – barang dan
  • – jasa yang mereka perlukan, dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan – keputusan yang mempengaruhi mereka.