BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Populasi dan Sampel - SETIYAWAN, BAB IV

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Populasi dan Sampel

  Populasi penelitan ini adalah perusahaan yang termasuk dalam penghitungan indeks LQ-45. Sampel dalam penelitian ini adalah 29 perusahaan yang berturut-turut termasuk dalam penghitungan indeks LQ-45 selama tiga periode dari 2010, 2011, dan 2012 serta memenuhi kriteria penelitian.

Tabel 4.1 Deskripsi Pengambilan Sampel Tidak Memenuhi No Keterangan memenuhi kriteria kriteria

  1 Perusahaan berturut-turut

  16

  29 masuk ke dalam indeks LQ-45 periode 2010-2012

  2 Perusahaan selalu

  16

  29 mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian.

  3 Perusahaan selalu

  16

  29 mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap untuk periode 2010-2012.

  Jumlah perusahaan sampel

  29 Tahun pengamatan

  3 Jumlah sampel total selama tahun pengamatan

  87 Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat Tabel 4.2

Tabel 4.2 Sampel Penelitian NO KODE NAMA EMITEN 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.

  16 INDY Indika Energy Tbk.

  28 UNTR United Tractors Tbk.

  27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

  26 TINS Timah (Persero) Tbk.

  25 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.

  24 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

  23 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

  22 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.

  21 LPKR Lippo Karawaci Tbk.

  20 KLBF Kalbe Farma Tbk.

  19 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.

  18 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

  17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

  15 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

  2 ADRO Adaro Energy Tbk.

  14 INCO Vale Indonesia Tbk.

  13 GGRM Gudang Garam Tbk.

  12 ENRG Energi Mega Persada Tbk.

  11 ELTY Bakrieland Development Tbk.

  10 BUMI Bumi Resources Tbk.

  9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.

  8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.

  7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

  6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

  5 BBCA Bank Central Asia Tbk.

  4 ASII Astra International Tbk.

  3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.

  29 UNVR Unilever Indonesia Tbk.

4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel

  Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS, hasil uji statistik deskriptif untuk variabel independen terlihat dalam tabel 4.3 dan untuk variabel dependen menggunakan frekuensi dikarenakan merupakan variabel yang diukur dengan pemberian kode (dummy) terlihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Std.

  N Minimum Maximum Mean Deviation PROF 87 -9.29 40.38 11.6805 10.09898

  SOLV

  87

  13.32 93.46 47.7925 23.80807 LIK

  87 14.77 1064.23 2.2100E2 190.37889 SK

  87

  2.19 94.84 39.3118 18.74509 Valid N

  87 (listwise)

  (Sumber : Output SPSS 16.0) Nilai minimum variabel profitabilitas (PROF) adalah -9,29 yaitu Bumi Resources Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimumnya adalah 40,38 yaitu pada Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012. Rata-rata variabel profitabilitas adalah 11,6805 dengan standar deviasi 10,09898. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan perusahaan sampel dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 11,68 persen.

  Nilai minimum variabel solvabilitas (SOLV) adalah 13,32 yaitu Indocement Tunggal Prakasa Tbk pada tahun 2011 dan nilai maksimumnya adalah 93,46 yaitu pada Bumi Resources Tbk pada tahun 2012. Rata-rata variabel solvabilitas adalah 47,7925 dengan standar deviasi 23,80807.

  Nilai minimum variabel likuiditas (LIK) adalah 14,77 yaitu Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimumnya adalah 1064,23 yaitu pada Aneka Tambang (Persero) Tbk pada tahun 2011. Rata-rata variabel likuiditas adalah 2,2100E2 dengan standar deviasi 190,37889.

  Nilai minimum variabel struktur kepemilikan (SK) adalah 2,19 yaitu Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimumnya adalah 94,84 yaitu pada Bumi Resources Tbk pada tahun 2010. Rata-rata variabel struktur kepemilikan adalah 39,3118 dengan standar deviasi 18,74509. Hal ini berarti bahwa rata-rata kepemilikan publik pada perusahaan sampel adalah sebesar 39,3118 persen.

  Variabel ketepatan waktu tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut menggunakan skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok dari suatu subyek dan hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik serta tidak memiliki arti apa-apa sehingga tidak tepat untuk menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel tersebut (Ghazali, 2009)

Tabel 4.4 Hasil Uji Frekuensi Frequencies

  Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative

  Percent Vali d

  4

  4.6

  4.6

  4.6

  1

  83

  95.4 95.4 100.0 Total 87 100.0 100.0

  (Sumber : Output SPSS 16.0) Untuk perusahaan yang memiliki menyampaikan laporan keuangan tepat waktu diberi kode (1) dan tidak tepat waktu diberi kode (0). Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan ada 83 observasi (95,4%) perusahaan yang tepat waktu dan ada 4 observasi (4,6%) yang tidak tepat waktu.

4.2 Pengujian Hipotesis

  Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi logistik untuk menguji pengaruh profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Pengujian hipotesis meliputi, 1). Menilai kelayakan model regresi, 2). Menilai keseluruhan model, dan 3). Menguji koefisien regresi.

4.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit test)

  Menilai kelayakan model regresi dengan menilai nilai signifikan pada tabel hosmer and lemeshow goodness of fit test. Model dikatakan mampu memprediksi nilai observasi karena cocok dengan data observasinya apabila hosmer and lemeshow goodness of tit test > 0,05 (Ghozali, 2009). Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test

Tabel 4.5 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig.

  1 .249 8 1.000 (Sumber : Output SPSS 16.0)

  Pada tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai statistic

  Hosmer and Lemeshow of fit test sebesar 0,249 dengan tingkat

  signifikan sebesar 1,000 yang nilainya lebih dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak (H0 diterima). Hal ini berarti model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

4.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

  Langkah selanjutnya menilai kelayakan model (overall model

  fit) . Pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 ditunjukkan uji kelayakan dengan

  memperhatikan angka pada awal -2log likelihood (LL) block number = 0, sebesar 32,450 dan angka pada -2log likelihood (LL) block number = 1, sebesar 12,003. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan nilai -2

  log likelihood di block 0 dan block 1 sebesar 32,450

  • – 12,003 = 20,447 penurunan likelihood ini menunjukkan bahwa keseluruhan model regresi logistik yang digunakan merupakan model yang baik.

  Pada tabel 4.7 menunjukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat nilai Nagelkerke`s R Square, merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nagelkerke`s R Square menunjukkan besarnya variabel independen dalam mempengaruhi naik turunnya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dilihat dari

  output SPSS 16.0 pada tabel 4.7 nilai Cox & Snell R Square sebesar

  0,209 dan nilai Nagelkerke R Square adalah 0,673 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 67,3 % dan sebesar 32,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

  • 2 Log likelihood

  Block 1

  a. Estimation terminated at iteration number 10 because parameter estimates changed by less than .001.

  .209 .673

  a

  Nagelkerke R Square 1 12.003

  Cox & Snell R Square

  Step

  Model Summary

Tabel 4.7 Hasil Uji Overall Model Fit (2)

  c. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

  b. Initial -2 Log Likelihood: 32.450

  Step 0 1 40.752 1.816 2 33.280 2.597 3 32.471 2.959 4 32.450 3.030 5 32.450 3.033 6 32.450 3.033 a. Constant is included in the model.

  Coefficients Constant

  Iteration

  Iteration History a,b,c

  Block 0

Tabel 4.6 Hasil Uji Overall Model Fit

  • 2 Log likelihood

  (Sumber : Output SPSS 16.0) Selain itu overall percentage correct di block 1 senilai 96,6 lebih tinggi dibandingkan nilai overall percentage correct di block 0 sebesar 95,4 hal ini juga mengartikan bahwa model regresi dengan estimator pada variabel independen tepat dalam mengestimasi pengaruh variabel independen terhadap ketepatan waktu. Hal ini terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.8 Overall percentage

  Block Nilai overall percentage Block 0 95,4 Block 1 96,6

  (Sumber : Output SPSS 16.0)

4.2.3 Menilai Koefisien Regresi

  Tahap akhir setelah uji koefisen regresi dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9 tabel tersebut menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikan 0,05. Dari hasil pengujian persamaan regresi logistik tersebut maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut : Ln Time/(1-Time)= 8,815+0,170(PROF)+0,025(SOLV)+0,004(LIK)

  • 0,133(SK) + e

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Variabels in the Equation

  B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Step PROF .170 .172 .983 1 .321 1.185

  a

  1 SOLV .025 .045 .309 1 .578 1.025 LIK .004 .007 .269 1 .604 1.004 SK -.133 .068 3.835 1 .050 .876

  Constan 8.815 6.150 2.054 1 .152 6.731E3 t a. Variabel(s) entered on step 1: PROF, SOLV, LIK, SK.

  (Sumber : Output SPSS 16.0) Berdasarkan persamaan di atas dapat diartikan bahwa : b : Nilai konstanta menunjukkan angka 8,815 berarti apabila semua variabel independent (PROF,SOLV,LIK,SK) dianggap nol, maka probabilitas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar 8,815 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu. b

  

1 : Nilai koefisien variabel profitabilitas (PROF) sebesar 0,170 berarti apabila

  terjadi penambahan profitabilitas sebesar 1 % maka akan terjadi peningkatan probabiltas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar 0,170 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu. b

  

2 : Nilai koefisien variabel solvabilitas (SOLV) sebesar 0,025 berarti apabila

  terjadi penambahan solvabilitas sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan solvabilitas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar 0,025 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu. b

  

3 : Nilai koefisien variabel likuiditas (LIK) sebesar 0,004 berarti apabila terjadi

  penambahan likuiditas sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan likuiditas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar 0,004 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu. b

  

4 : Nilai koefisien variabel struktur kepemilikan (SK) sebesar -0,133 berarti

  apabila terjadi penambahan kepemilikan publik sebesar 1% maka akan terjadi penurunan probabilitas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu turun sebesar 0,133 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu

  Pengujian Hipotesis Pertama

  Rumusan hipotesis H : b

  1 = 0 Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  H : b Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

  a

  1 waktu penyampaian laporan keuangan.

  Kriteria pengujian hipotesis : Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H ditolak Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H diterima Hasil pengujian (tabel 4.9) menunjukan variabel profitabilitas (PROF) mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,170 dengan probabilitas variabel sebesar 0,321 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa H diterima, dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan antara perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang rendah adalah sama.

  Dalam penelitian ini terdapat perusahaan yang mengalami kerugian yaitu Bumi Resources Tbk. (2012) dengan tingkat profitabilitas -9,29% dan Energi Mega Persada Tbk. (2010) dengan tingkat profitabilitas -0,53% namun perusahaan tersebut menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi belum mampu untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Perusahaan tersebut adalah Bakrieland Development Tbk.(2011) dengan tingkat profitabilitas 0,08% dan Energi Mega Persada Tbk. (2012) dengan tingkat profitabilitas 1,33%. Hal ini berarti bahwa tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami kerugian akan terlambat atau tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Setiady (2006), Rachmawati (2008), Yusralaini dkk (2010), dan Bramanto (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Arianti (2008), Mulatsari (2010), Istiqomah (2010), Wulandari (2011), Amalia (2011) dan Haryati (2012).

  Pengujian Hipotesis Kedua

  Rumusan hipotesis H : b

  2 = 0 Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. H : b Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

  a

  2 waktu penyampaian laporan keuangan.

  Kriteria pengujian hipotesis : Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H ditolak Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H diterima Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel solvabilitas (SOLV) mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,025 dengan probabilitas variabel sebesar 0,578 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa H diterima, dengan demikian hipotesis kedua yang berbunyi solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan antara perusahaan dengan tingkat solvabilitas yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas yang rendah adalah sama.

  Dari data penelitian dapat diketahui nilai rata-rata solvabilitas perusahaan sampel adalah 47,79%. Beberapa perusahaan dalam penelitian ini memiliki tingkat solvabilitas rendah, di bawah rata-rata perusahaan sampel, namun perusahaan-perusahaan tersebut belum mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu, seperti Bakrieland Development Tbk dengan tingkat solvabilitas 38,43%. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas tinggi, di atas rata-rata perusahaan sampel ternyata mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu seperti Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan tingkat solvabilitas 90,93%. Dalam kondisi perekonomian saat ini masalah hutang dianggap biasa dan bukan permasalahan yang luar biasa bagi sebuah perusahaan selama masih ada kemungkinan penyelesaiannya, sehingga perusahaan yang mempunyai tingkat solvabilitas yang tinggi pun ingin mengumumkan laporan keuangan perusahaan khususnya pada pihak kreditor dengan tujuan agar kreditor mengetahui kinerja perusahaan dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman dari kreditor. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya solvabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan Almilia dan Setiady (2006), Rachmawati (2008), Yusralaini dkk (2010) dan Wulandari (2011) yang menyatakan bahwa solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Istiqomah (2010), dan Amalia (2011).

  Pengujian Hipotesis Ketiga

  Rumusan hipotesis H : b

  3 = 0 Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  H a : b

3 Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  Kriteria pengujian hipotesis : Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H ditolak

  Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H diterima Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel likuiditas (LIK) mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,004 dengan probabilitas variabel sebesar 0,604 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa H diterima, dengan demikian hipotesis ketiga yang berbunyi likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan antara perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang rendah adalah sama.

  Beberapa perusahaan dalam penelitian ini memiliki tingkat likuiditas rendah namun perusahaan-perusahaan tersebut mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu, seperti Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan tingkat likuiditas 14,77%, Bank Central Asia Tbk dengan tingkat likuiditas 20,97%, dan Lippo Karawaci Tbk dengan tingkat likuiditas 57,94%. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi belum mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu seperti Energi Mega Persada Tbk dengan likuiditas 67,08%, Bumi Resources Tbk dengan tingkat likuiditas 156,06%, dan Bakrieland Development Tbk dengan tingkat likuiditas 217,27%. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya likuiditas tidak mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan Almilia dan Setiady (2006), Fitri dan Nazira (2009), Yusralaini dkk (2010), Wulandari (2011), Amalia (2011) dan Sulistiyaningsih (2011) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Istiqomah (2010) dan Bramanto (2012).

  Pengujian hipotesis keempat

  Rumusan hipotesis H : b

  4 = 0 Struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  H a : b

4 Struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  Kriteria pengujian hipotesis : Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H ditolak Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H diterima Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel struktur kepemilikan

  (SK) mempunyai nilai koefisien negative sebesar -0,133 dengan probabilitas variabel sebesar 0,050 kurang dari sama dengan signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa H ditolak, dengan demikian hipotesis keempat yang berbunyi struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diterima. Artinya terbukti bahwa struktur kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.

  Dari data data penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata struktur kepemilikan perusahaan sampel adalah 39,31% Berapa perusahaan dalam penelitian ini memiliki tingkat struktur kepemilikan publik, dibawah rata-rata perusahaan sampel, namun perusahaan-perusahaan tersebut menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu, seperti Unilever Indonesia Tbk tingkat kepemilikan publik sebesar 15%, Jasa Marga (Persero) Tbk tingkat kepemilikan publik sebesar 27%, dan Vale Indonesia Tbk tingkat kepemilikan publik sebesar 20,14%. Sedangkan perusahaan dengan tingkat kepemilikan publik yang tinggi belum mampu untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.

  Perusahaan tersebut adalah Bumi Resources Tbk dengan tingkat kepemilikan publik 94,84%, Bakrieland Development Tbk dengan tingkat kepemilikan publik 83%, dan Energi Mega Persada Tbk dengan tingkat kepemilikan publik 66,48. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan publik yang tinggi akan terlambat atau tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan sedangkan perusahaan dengan tingkat kepemilikan public yang rendah akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.

  Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Arianti (2008) dan Bramanto (2012) yang menyatakan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.