Berbagai isu strategis yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah: • Pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen melalui

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  Rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Selanjut nya adalah sasaran program-program sectoral yang harus dicapai dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

7.1. SEKT OR PENGEM BANGAN PERM UKI M AN

  Berdasarkan UU No. 1 T ahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

  Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari Permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan unt uk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

  VII -

  1

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

7.1.1. KONDISI EKSI ST I NG PENGEM BANGAN KAW ASAN PERMUKIM AN

A. I su Strategis Pengembangan Permukiman

  Berbagai isu strategis yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

  Pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen melalui • penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan. M eningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang

  • layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas Prioritas penyediaan perumahan dan kawasan permukiman dalam rangka
  • meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah Pemanfaatan teknologi dan bahan bangunan yang aman dan murah serta
  • pengembangan implementasi konsep rumah tumbuh (incremental housing). Peningkatan peran Badan Usaha M ilik Negara (BUM N) yang terkait dengan • penyediaan perumahan untuk M BR Peningkatan tata kelola dan keterpaduan antara para pemangku kepentingan • pembangunan perumahan Percepatan pembangunan di wilayah timur I ndonesia (Provinsi NT T ,
  • Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
  • Belum optimalnya pemanfaatan I nfrastruktur Permukiman yang sudah
  • dibangun. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas
  • dalam pengembangan kawasan permukiman.

  Sampai saat ini Kabupaten Flores T imur T elah belum memiliki dokumen perencanaan SPPI P,

  VII -

  2

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  sehingga belum dapat menjelaskan dan merinci isu strategis Daerah yang berkaitan dengan sektor Bangkim. Namun dapat dicatat beberapa isu strategis pengembangan permukiman di daerah yang bersifat lokal seperti :

   M asih tingginya keterisilasian wilayah perdesan

   Kemiskinan, pengangguran dan kerentanan ekonomi masyarakat desa

   Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum

  

Belum optimalnya tata kelola desa dan peran kelembagaan desa dalam perencanaan

dan pembangunan desa

  

Keterbatasan ketersediaan infrastruktur dalam mendorong keterkaitan desa-kota

  

M engembangkan pusat desa mulai dari tingkat dusun sampai kota secara hierarki.

  

T abel 7.1.

I su-I su Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Flores T imur

No I su Strategis

  1 Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

  a. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan yang memadai.demi meningkatan kesejahteraan masyarakat b. Pemanfaatan lahan untuk permukiman pada kawasan rawan bencana di kota

  Larantuka

  c. M endorong pihak swasta untuk menanamkan investasinya dalam pengembangan Kawasan Perkotaan.

  d. Permukiman kumuh yang tersebar di beberapa kawasan pesisir kota Larantuka, W aiwerang, Lamahala Jaya dan Lohayong - Solor

  e. Penurunan kwalitas lingkungan permukiman akibt tekanan penduduk perkotaan

  2 Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

  a. Dukungan infrastruktur permukiman perdesaan yang terpencil dan terisolir

  c. Dukungan infrastruktur permukiman pada kawasan aropolitan dan minapolitan

  e. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan sehat dan layak huni

  VII -

  3

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman B.1. Kawasan Kumuh

  

Untuk pencapaian target 100-0-100 yang salah satunya pengurangan kawasan kumuh

menjadi 0% pada tahun 2019, maka pada tahun 2014 telah diterbitkan SK Bupati Flores

T imur No.110 tahun 2015, tanggal 24 April 2015 tentang luasan kawasan kumuh yang

harus diintervensi. Berdasarkan SK tersebut luasan kawasan kumuh di Kota Larantuka

mencapai 50,60 hektar. Penanganan kawasan kumuh di Kota Larantuka sudah dilaksanakan

sebelum SK penetapan tersebut dikeluarkan yaitu melalui dana APBN pada tahun 2011dan

2012 pada kawasan Sarotari melalui pembangunan jalan lingkungan dan drainase.

  T abel 7.2.

Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Flores T imur

Luas Kawasan

  NO Lokasi Kawasan Kumuh (Ha) (1) (2) (3)

  1 Amagarapati 11,71

  2 Postoh 6,85

  3 Ekasapta 10,09

  4 Sarotari 21,95

   Jumlah 50,60

  B.2. Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Sektor permukiman memfokuskan pada penataan kawasan permukiman yang berada di kawasan perkotaan (Kws.Kumuh) dan kawasan pedesaan yaitu pada kawasan desa potensial agropolitan dan minapolitan. Penataan Kawasan ini lebih diarahkan pada pembangunan jalan lingkungan kawasan permukiman ataupun jalan akses pedesaan menuju kawasan potensial minapolitan atau agropolitan.

  Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 penataan kawasan permukiman berupa pembangunan jalan lingkungan permukiman dan jalan akses (poros) kawasan pedesaan di Kabupaten Flores T imur telah terbangun sepanjang KM , dengan anggaran mencapai Rp. 7.843.878.000.

  VII -

  4

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

    T abel 7.3.

  

Panjang Jalan Lingkungan T erbangun T ahun 2011-2015 (Sumber Dana APBN)

Besaran/ Panjang Keterangan No Uraian Satuan

  2011 2012 2013 2014 2015 a Perkotaan

  Drainase jalan M et er 3.733 Panjang Jalan M et er 4.610 Lingkungan

  Jalan Rabat M et er 700 b Pedesaan

  Panjang Jalan Rabat M et er 2.326 Beton Turab M et er 1.600

  Turab Unit

  1 c Pagu Dana (x1000)

  Rp 3.292.635 2.664.226 1.887.017 Sumber : Profil CK NTT

C. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  o Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya: Pencapaian target 0% Kumuh, termasuk didalamnya pencapaian Program- Program o Pro Rakyat (Direktif Presiden).

  Belum terpenuhinya kebutuhan pengembangan permukiman (Prasarana dan Sarana Dasar o Permukiman) Belum tersedianya permukiman yang layak dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman, o serasi dan teratur o pertumbuhan wilayah yang belum merata o Kurangnya dukungan kegiatan ekonomi melalui pengembangan permukiman o Belum berkembangnya kawasan perdesaan agropolitan dan minapolitan o Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

  Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya

  VII -

  5

  • VII -

   Pencapaian program pro- raykat (direktif presiden)

  M engembangkan program peningkatan infrastruktur

   Pencapaian target pembangunan

  2 Aspek Sosial  T inggingginya pencemaran

  5. Pembangunan Prasarana I nfrastruktur Perdesaan (PPI P)

  4. Pembangunan/ Peningkatan I nfrastruktur Kws. Permukiman di Perbatasan dan Pulau Kecil T erluar

  3. I nfrastruktur Rawan Bencana Kawasan Perkotaan

  2. Peningkatan I nfrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh

  1. RPKPP

   Pencapaian target M DG’s M eningkatkan kualitas permukiman melalui program- program:

   Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

   Pembangunan infrastruktur permukiman menjadi tugas pemerintah daerah otonom

   Pencapaian target pembangunan permukiman: “Kota tanpa Permukiman Kumuh”

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

   Belum berkembangnya kawasan desa potensial

   Pembangunan infrastruktur tidak terintegrasi (bersifat partial/ sektoral)  T erbatasnya dukungan sarpras dasar permukiman perdesaan terutama daerah terpencil, tertinggal, kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil

   M asih luasnya kawasan kumuh di daerah perkotaan

  1 Aspek Fisik dan Lingkungan

  Alternatif Solusi

  T antangan Pengembangan

  Permasalahan Yang Dihadapi

  No Aspek Pengembangan Permukiman

  I dentifikasi Permasalahan dan T antangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Flores T imur

  Permasalahan dan tantangan di Kabupaten Flores T imur terkait permukiman pada tabel di bawah ini menjelaskan pula strategi yang diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan baik internal maupun eksternal. Selengkapnya pada tabel di bawah ini:

T abel 7.4.

  kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah o M emberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/ kota.

6 R P I2 -J M

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  • VII -

  1. Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman

  Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari kegiatan Non Fisik berupa pengaturan, pembinaan, pengawasan dan kegiatan fisik berupa pembangunan dan pengembangan di kawasan perkotaan; perdesaan dan kawasan khusus. Pengembangan permukiman terdiri dari :

  M engembangkan infrastruktur perdesaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi perdesaan sehingga menekan migrasi ke perkotaan

  M asih rendahnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan kelestarian lingkungan serta memelihara hasil pembangunan sarana-prasarana.

  4 Aspek Budaya T ingginya pertumbuhan penduduk kota akibat migrant perdesaan dengan ketrampilan terbatas mengakibatkan tumbunya permukiman kumuh perkotaan

  M engembangkan Program pembanguan infrastrukut yang berbasis pemberdayaan masyarakat

  M asih tingginya ketergantungan pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman pada sumber pendanaan APBN.

  3 Aspek Ekonomi Lemahnya daya beli, masy. dalam membangun dan memelihara rumah dan sarana-prasarana permukiman.

  development)

  permukiman berbasis masyarakat (community base

  (bina M anusia, bina usaha dan bina lingkungan)

   Pembangunan Permukiman berbasis: T ribina

   Operasi dan pemeliharaan infrastruktur menjadi tanggungjawab masyarakat

  sembaranagan”

   Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan permukiman: “babas BAB

   I nfrastruktur Cipta Karya terbangun kurang berfungsi dan tidak terpelihara

  Alternatif Solusi lingkungan yang menyebabkan berkembangnya wabah penyakit

  T antangan Pengembangan

  Permasalahan Yang Dihadapi

  No Aspek Pengembangan Permukiman

7.1.2. Sasaran Program

7 R P I2 -J M

  • VII -
  • Peratutran Pengembangan Kawasan Permukiman

  3. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan meliputi :

  Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

  Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)

  7. Pembangunan Percontohan Kota Baru

  6. I nfrastruktur Berbasis M asyarakat

  5. Pembangunan dan Pengembangan kawasan permukiman khusus meliputi :

  4. Pembangunan dan Pengembangan kawasan permukiman perdesaan meliputi :

  2. Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  • Pendampingan Penyusunan NPSK
  • Penyusunan Kebijakan, Strategi dan rencana Pengembangan Kawasan Permukiman - Pembinaan, Pengawasan dan Kemitraan Penyelengaraan Pengembangan Kawasan Permukiman

  • peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh
  • peningkatan lingkungan permukiman perkotaan
  • pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman nelayan

  • pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesan potensial
  • pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan tetinggal, terpencil dan pulau-pulau kecil terluar
  • Pembangunan I nfrastruktur Sosial ekonomi Wilayah

  • pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan
  • Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Pulau-pulau Kecil terluar
  • pembangunan dan pengembangan kawasan rawan bencana, paska bencana, dan kawasan tertentu

  • Program Peningkatan Kualitas Permukiman

  • Perintisan I nkubasi Kota Baru

  • Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
  • I ndikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.

8 R P I2 -J M

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T • Kesiapan lahan (sudah tersedia).
    • Sudah tersedia DED.
    • T ersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (SPPI P/ RP2KP/ RKP RPKPP,

  Masterplan Kws. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

  • T ersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
  • Ada unit pelaksana kegiatan.
  • Ada lembaga pengelola pasca konstruksi. Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No. 1/ 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh memiliki ciri :

  (1) ketidakterat uran dan kepadatan bangunan yang tinggi (2) ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum (3) penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum (4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencanatata ruang wilayah.

  Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai berikut:

  1. Vitalitas Non Ekonomi

  a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana T ata Ruang W ilayah Kota atau RDT K, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota.

  b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

  c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan

  VII -

  9

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  • VII -

  kepadatan penduduk.

  2. Vitalitas Ekonomi Kawasan

  a. T ingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah kota, apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.

  b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/ stasiun, pertokoan, atau fungsi lainnya.

  c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk kawasan permukiman kumuh.

  3. Status Kepemilikan T anah a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.

  b. Status sertifikat tanah yang ada.

  4. Keadaan Prasarana dan Sarana : a. Kondisi Jalan, b.Drainase, c. Air bersih, d. Air limbah

  5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/ Kota

  a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme kelembagaan penanganannya.

  b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan) kawasan dan lainnya.

7.1.3. Usulan Program Kegiatan

  Dari sejumlah sasaran dan program nasional pengembangan permukiman, diusulkan beberapa program yang relevan dengan kondisi eksisiting dan permasalahan pembangunan permukiman di Flores Timur sebagaimana disajikan pada tabel berikut :

10 R P I2 -J M

  • VII -

  1. Jumlah Penduduk

  I I T hn

  I I

  I T hn

  I V T hn

  V Ket (1)

  (2)

  (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

  Jiwa Kepadatan Penduduk

  No URAI AN T ahun Eksisting

Unit

T hn

  Jiwa/ Km2

  Penduduk Pedesaan

  37.356 Jiwa/

  Km2

  2. Desa Potensial untuk Agropolitan

  Kecamatan T itehena, Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Adonara Barat

  Desa

  I T hn

  

T abel 7.6.

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman

di Perdesaan yang M embutuhkan Penanganan Untuk 5 T ahun

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  (9) (10) 1.

  T abel 7.5.

Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 T ahun

No

  URAI AN T ahun Eksisting Unit T hn

  I T hn

  I I T hn

  I I I T hn

  I V T hn

  V Ket (1) (2) (4) (3) (5) (6) (7) (87 )

  Jumlah Penduduk 238 600 Jiwa 241.463 244.361 247.293 250.261 253.264 Kepadatan Penduduk

  Kws Direncanakan akan dibangun permukiman transmigrasi di Kec.Solor Barat.

  131,62 Jiwa/ Km2 133.20 134.79 136.41 138.05 139.70

  Penduduk perkotaan 100212 Jiwa 101.415 103,443 105,512 107,622 109,774 Proyeksi Persebaran Penduduk M iskin

  21.910 Jiwa 22.173 22.439 22.708 22.981 23.257 2.

  Sasaran Penurunan Kawasan Kumuh

  50,60 Ha Diasumsikan akibat I nterfensi program cipta karya selama tahun rencana akan menurun sebesar 10% atau sebesar 5,06 Ha 3.

  Kebutuhan Rusunawa T B Dibutuhkan 2 twin blog pada Kec. Kota Larantuka, yakni di kelurahan Amagarapati dan Ekasapta. Rusanawa diperlukan dalam rangka menjawab permasalah kawasan kumuh.

  4. Kebutuhan RSH unit Pihak Cipta Karya mengasumsikan rencana penyediaan unit RSH untuk membantu penurunan kemiskinan sebesar 10% selama tahun rencana.

  5. Kebutuhan Pengembangan Permukiman Baru

11 R P I2 -J M

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  T ahun Eksisting T hn T hn T hn T hn T hn No URAI AN Unit Ket

  I I

  I I

  I V

  I I

  V

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

  (2)

  3. Desa Potensial Adonara Timur, Desa untuk SolorT imur, Adonara Barat

  M inapolitan

  1. T sunami

  4. Kawasan Rawan : 17 Kecamatan (Kecuali Adonara T engah) Bencana

  2. Banjir :

  12 Kecamatan : Kecamatan Adonara, Kecamatan Demong Pagong, Kecamatan I le M andiri,

  Kecamatan Klubagolit, Kecamatan Larantuka, Kecamatan Lewolema, Kecamatan Solor Barat, Kecamatan Solor T imur, Kecamatan T anjung Bunga, Kecamatan T itehena, Kecamatan W itihama, dan Kecamatan W ulanggitang.

  1. Rawan Longsor: 2 Kecamatan

  Kecamatan Larantuka yang terletak di Kelurahan Postoh, Kelurahan Amagarapati, Kelurahan Lokea, Kelurahan Balela, Kelurahan Pohon Siri, dan Kelurahan Lohayong.

  Dan Kecamatan I lemandiri yang terletak di Desa Lewoloba dan Desa W ailolong. Kws

  7. Desa Kategori Desa M iskin

  8. Kawasan dengan Padi sawah: Kecamatan Kws W ulang gitang dan

  Komoditas Adonara Barat

  Unggulan

T abel 7.7.

  

Usulan dan Prioritas Program I nfrastruktur Permukiman Kabupaten Flores T imur

Dalam Jutaan

  Biaya No Kegiatan Volume Satuan Lokasi (Rp)

  1 Penataan/ Peningkatan I nfrastruktur

  2 Kaw. 6.000 Amagarapati Permukiman Kawasan Kumuh dan Postoh

  2 Penyediaan Prasarana dan Sarana (PS)

  2 Kaw. 3.500 Kota Larantuka Permukiman kawasan Rumah Sehat Huni (RSH),

  4 Rusunawa bagi M asyarakat

  2 T B 11.000 Amagarapati Berpenghasilan Rendah (M BR) dan Ekasapta

  5 Penyediaan Prasarana dan sarana di

  2 Kaw. 6.500 Konga, Kawasan Perdesaan

  W aiwadan, Potensial/ Agropolitan/ M inapolitan Lamakera

  6 Penanganan PS Permukiman di

  2 Kaw. 4.500 Kota Larantuka Kawasan Rawan Bencana

  7 Penyediaan Prasarana dan sarana

  2 Kaw. 3.500 W aiwerang dan pendukung kegiatan ekonomi dan W itihama sosial wilayah/ PI SEW

  8 Pembangunan prasarana dan sarana

  1 Kaw. 1.750 Ekasapta peningkatan kualitas permukiman kumuh nelayan

  VII -

  12

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  Biaya No Kegiatan Volume Satuan Lokasi (Rp)

  9 Penyediaan Prasarana dan sarana di

  2 Kaw. 5.000 Konga, Kawasan Perdesaan Agropolitan W aiwadan

  10 Penyediaan Prasarana dan sarana di

  2 Kaw. 5.000 Lamakera Kawasan Perdesaan M inapolitan Lamahala

T abel 7.8.

  

Usulan Pembiayaan Proyek I nfrastruktur Permukiman Kabupaten Flores T imur

No Kegiatan Volume Satuan Biaya (Rp)

  1 Penataan/ Peningkatan I nfrastruktur 6.000 600 6.600 Permukiman Kawasan Kumuh

  2 Penyediaan Prasarana dan Sarana (PS) 3.500 350 3.850 Permukiman kawasan Rumah Sehat Huni (RSH),

  4 Rusunawa bagi M asyarakat 11.000 1.100 12.100 Berpenghasilan Rendah (M BR)

  5 Penyediaan Prasarana dan sarana di 6.500 650 7.150 Kawasan Perdesaan Potensial/ Agropolitan/ M inapolitan

  6 Penanganan PS Permukiman di 4.500 450 4.950 Kawasan Rawan Bencana

  7 Penyediaan Prasarana dan sarana 3.500 350 3.850 pendukung kegiatan ekonomi dan sosial wilayah/ PI SEW

  8 Pembangunan prasarana dan sarana 1.750 175 1.925 peningkatan kualitas permukiman kumuh nelayan

  9 Penyediaan Prasarana dan sarana di 5.000 500 5.500 Kawasan Perdesaan Agropolitan

  10 Penyediaan Prasarana dan sarana di 5.000 500 5.500 Kawasan Perdesaan M inapolitan

  Secara rinci, usulan prioritas kegiatan dan pembiayaan Pengembangan Permukiman Kabupaten Flores T imur disajikan dalam M atriks RPI 2JM .

  VII -

  13

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

7.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan & Tantangan

  I su strategis PBL di kabupaten Flores T imur diidentifikasikan sebagai berikut :

T abel 7.9.

  

I su-I su Strategis Sektor PBL Kabupaten Flores T imur

No. Kegiatan Sektor I su Strategis Sektor PBL PBL

  1 Penataan

  a. M eningkatkan kapasitas penyelenggara Lingkungan dalam penataan lingkungan permukiman Permukiman

  b. M engembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota

  c. M eningkatkan kualitas lingkungan permukiman untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktifitas masyarakat d. M eningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan bangunan gedung dan penataan lingkungan permukiman

  2 Penyelenggaraan

  a. M eningkatkan pembinaan Bangunan Gedung penyelenggaraan bangunan gedung termasuk dan Rumah Negara bangunan gedung dan rumah negara b. M enjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian membangun (seni dan budaya).

  3 Pemberdayaan

  a. M emberdayakan masyarakat dalam Komunitas Dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang Penanggulangan tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan Kemiskinan selaras

  b. M emberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan

  VII -

  14

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  Kondisi Eksisting

Program Sektor Penataan Bangunan dan lingkungan difokuskan pada penataan bangunan

  melalui fasilitasi pembentukan dan implementasi Perda Bangunan Gedung, dan penataan lingkungan melalui penataan kawasan strategis baik itu kawasan bersejarah, tradisional, Penyediaan Ruang T erbuka Hijau maupun kawasan yang mempunyai nilai ekonomi. Fungsi dari penataan atau revitalisasi kawasan tersebut yaitu untuk meningkatkan kualitas kawasan.

  Sampai dengan tahun 2015 persentase bangunan gedung yang sudah mempunyai IM B belum

  

terdata dikarenakan sampai dengan tahun 2015 belum pernah dilakukan pendataan bangunan

  gedung di Kabupaten Flores T imur. Persentase Ruang T erbuka Hijau berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Flores T imur telah mencapai 30% dari luas kawasan di Kabupaten Flores T imur. Adapun Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut :

  

T abel 7.10.

Kondisi Eksisting Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan T ahun 2015

NO URAIAN SATUAN BESARAN KETERANGAN

  1 STATUS PERDA BG Ada/ t idak Ada

  2 PROSENTASI BANGUNAN BER-IM B % Belum t erdat a

  3 PROSENTASI BANGUNAN BERSERTIFIKAT SLF % Belum Terdat a

  4 PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG unit Belum t erdat a

  5 PROSENTASI RTH % 20% Dat a RTRW

  6 STATUS BANGUNAN PUSAKA (NASIONAL) Ada/ t idak Tidak ada

  7 STATUS BANGUNAN PUSAKA (DUNIA) Ada/ Tidak Tidak ada Sumber : Hasil Kompilasi Satker Randal NTT

  Pembangunan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Flores T imur yang dibiayai melalui APBN berupa Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Kota Larantuka Kab. Flores T imur yang di bangun pada tahun 2011 dengan anggaran mencapai Rp. 1.118.926.000.

  VII -

  15

  • VII -

  

T abel 7.11.

Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan T ahun 2011 – 2015

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

NO URAIAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015

  Sumber; Profil CK NTT 2016 Permasalahan dan T antangan

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain: a. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RT BL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

  b. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage; c. Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM

  d. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; e. Masih kurangnya perda bangunan gedung unt uk kota metropolitan, besar, sedang, kecil di seluruh I ndonesia; f. Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan); g. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/ terbuka, sarana olah raga.

  2 REVITALISASI KWS.STRATEGIS Kw s

  

1

(Kws.Kot a

Larant uka)

  3 PENATAAN KWS.TRADISIONAL Kw s - - - - -

  4 PERDA BG Lap - - - Bantuan Penyusunan

  Ranperda BG

  5 PAGU DANA Rp 1.118.926 790.815

  1 PENATAAN RTH Kw s - - - - -

16 R P I2 -J M

  R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A

  • K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T T abel 7.12.

  I dentifikasi Permasalahan dan T antangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Flores T imur Permasalahan T antangan No Aspek PBL Alternatif Solusi Yang Dihadapi Pengembangan

  I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  1 Aspek T eknis Revitalisasi dan

    M enurunnya Optimalisasi pelestarian fungsi kawasan pemanfaatan lahan lingkungan dan degradasi kawasan pusat permukiman kawasan ekonomi kota tradisional dan

   utama kota Pelestarian bangunan

  Larantua dan bangunan/ lingku bersejarah kawasan tradisional ngan tua bersejarah serta bersejarah heritage

   T ingginya

   T idak fregfenasi kejadian terkendalinya bencana alam pembangunan pada gempa dan kawasan cepat kebakaran di tumbuh di kabupaten Flores perkotaan T imur

  Larantuka

  2 Aspek Kelembagaan M inimnya koordinasi Peningkatan Optimalisasi antar lembaga pada koordinasi dan fungsi Randal berbagi jenjang kapasitas Ciptakarya kelembagaan

  3 Aspek Pembiayaan Ketergantungan yang Pembangunan M obilisasi tinggi terhadap keciptakaryaan pembiayaan dari sumber pendanaan menjadi tugas dan berbagai sumber pusat (APBN) tanggungjawab pembiayaan pemda kabupaten/ kota

  4 Aspek Peran Serta Rendahnya Peningkatan M engambangkan M asyarakat/ Swasta partisipasi partisipasi masyarat program penataan masyarakat dan dan swasta dalam lingkungan swasta dalam penataan permukiman penataan lingkungan lingkungan berbasis permukiman permukimn masyarakat

  VII -

  17

  • VII -

  Penguatan kelembagaan bangunan gedung dan rumah negara

   Pengendalian asepek kemanan bangunan dan

  Kabupaen Flores T imur merupakan daerah rawan bencana gempa dan tsunami

  T ingginya resiko terkait keamanan dan keselamatan lingkungan

  5 Aspek Lingkungan Permukiman

  M engambangkan program penataan lingkungan permukiman berbasis masyarakat

  Peningkatan partisipasi masyarat dan swasta dalam

  Rendahnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam menjaga tertib pembangunan rumah negara

  4 Aspek Peran Serta M asyarakat/ Swasta

  M obilisasi pembiayaan dari berbagai sumber pembiayaan

  Pembangunan keciptakaryaan menjadi tugas dan tanggungjawab pemda kabupaten/ kota

  3 Aspek Pembiayaan Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber pendanaan pusat (APBN)

  Pemenuhan NSPM yang berkaitan dengan (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  2 Aspek Kelembagaan Kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif

   Pendataan gedung dan rumah negara

   Pengembangan NSPM tentang penyelenggaraan bangunan geung dan rumah negara

   banyaknya aset negara yang tidak teradministrasika n dengan baik T ertib Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  1 Aspek T eknis  Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

  I I Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

   Pengembangan RT H perkotaan

   Pemenuhan kebutuhan RT H 30 dari luas kota  Penyusunan dokumen RTBL, RT H, RI SPK dll

   Kurang diperhatikannya kebutuhan RT H public di perkotaan  Percepatan pengembangan instrument pengendalian bangunan dan lingkungan

   Belum siapnya landasan hukum pengendalian bangunan dan lingkungan

  5 Aspek Lingkungan Permukiman

  No Aspek PBL Permasalahan Yang Dihadapi T antangan Pengembangan Alternatif Solusi

18 R P I2 -J M

  • VII -

  3 Aspek Pembiayaan Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber pendanaan pusat (APBN)

  Pemenuhan target kota tanpa kumuh Pendampingan/ fas ilitasi serta kampanye sadar lingkungan

  Rendahnya kesadaran masyarakat miskin terhadap aspek kesehatan lingkungan

  5 Aspek Lingkungan Permukiman

  Fasilitasi/ pendam pingan untuk menggerakan partisipasi masyarakat untuk mengatasi masalahnya sendiri

  Persoalan kemiskinan harus diatasi oleh masyarakat miskin sendiri

  Rendahnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam program penanggulangan kemiskinan

  4 Aspek Peran Serta M asyarakat/ Swasta

  M obilisasi pembiayaan stimulant dari berbagai sumber pembiayaan

  Pembangunan keciptakaryaan menjadi tugas dan tanggungjawab pemda kabupaten/ kota

  Pendampingan/ fas ilitasi untuk pengauatan kelembagaan terutama dari aspek teknis

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  Peningktan kapasitas kelembagaan bagi lmbaga sosial kemasyarakatan yang ada di desa

   Kelembagaan pemberdayaan masyarakat yang belum berfungsi efektif  T erbatasnya tenaga trampil di desa miskin

  2 Aspek Kelembagaan

  Pengembangan konsep Tri Bina (Bina manusia, bina usaha dan bina lingkungan)

  Pemenuhan target pengentasan kemiskinan kebijakan Pro Poor

  1 Aspek T eknis M asih tingginya prosentase masyarakat miskin di kabupaten Flores T imur

  I I I Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan

   Pengembangan T ES (T empat Evakuasi sementara

  gedung dan rumah negara

  No Aspek PBL Permasalahan Yang Dihadapi T antangan Pengembangan Alternatif Solusi

19 R P I2 -J M

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  • VII -

7.2.2. Sasaran Program

  Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan di wilayah Kabupaten Rote Ndao, diperlukan tidak hanya untuk mengendalikan pertumbuhan fisik suatu kawasan kota sejak dini dalam rangka memandu pertumbuhan kota, tetapi juga memelihara, melindungi dan mencegah dari segala ancaman yang akan merusak eksistensi kota. Untuk dapat menciptakan tahap pembangunan dan pengembangan wilayah dan kota, maka sangat diperlukan pemanfaatan ruang yang optimal. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagai alat pengendali pemanfaatan ruang kota juga diharapkan dapat berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang dapat dipedomani berbagai pihak dalam pembangunan fisik kota serta mereduksi berbagai konflik kegiatan masyarakat dalam pemanfaatan ruang kota.

  Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:

  1. Peraturan Penataan Bangunan :

  • Penyusunan Rancangan UU dan RPP Bidang Penataan Bangunan dan Lingkun
  • Penyusunan Standar / Pedoman/ Kriteria (SPK)

  2. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  • Pembinaan pengelolaan bangunan gedung
  • Standarisasi dan Kelembagaan Bidang Pebataan Bangunan  Fasilitasi Kemitraan Bidang Penataan Bangunan  Fasilitasi Penguatan Pemda  Pengawasan dan Evaliasu Kenerja Bidang Penataan Bangunan  Pembinaan Pnengelolaan rumah Negara  Pembinaan Penataan Bangunan Loinglungan Khusus

  Perencanaan dan Analisa T eknis

  • Administrasi dan Penatausahaan Penataan Bangunan

  3. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

  • Bangunan Gedung Pusaka/ T radisional
  • Bangunan Gedung Hijau

20 R P I2 -J M

  • VII -
    • Bangunan Gedung M itigasi Bencana  Bangunan Gedung Perbatasan  Pembangunan Bangunan Gedung Pendukung Kebun Raya
    • Penataan Bangunan Kawasan Strategis
    • Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana
    • Penataan Bangunan Kawasan Perbatasan
    • >Penataan Bangunan Kawasan H
    • Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata

  • Penataan Kawasan Pengembangan Kota HI jau
  • Penataan Kawasan Revitalisasi Kota Pusaka  Penataan Kawasan Revitalisasi T radisional Bersejarah  Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Wisata
  • Kegiatan Penyebarluasan I nformasi PI P2B
  • Fasilitasi Pemanfaatan Ruang terbuka Publik

  • * Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 T ahun 2006;
    • Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;

  21 R P I2 -J M R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M)

  B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  4. Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  5. Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan T ematik Perkotaan

  6. Fasilitasi Edukasi dan Pengembangan Partisipasi M asyarakat Bidang Penataan Bangunan

  Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.

  Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:

  1. Penyusunan Rencana T ata Bangunan Dan Lingkungan (RT BL)

  R en can a T er padu dan P r ogr am In ves t as i In f r as t r u k t u r J an gk a Men en gah (R P I2 -J M) B ID AN G CIP T A K AR Y A K AB . F L OR E S T IMU R -P R OVIN S I N T T

  • VII -
    • Kawasan yang dilestarikan/ heritage;
    • Kawasan rawan bencana;
    • Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/ atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business

  district

  );

  • Kawasan strategis menurut RT RW Kab/ Kota;
  • Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/ atau pengembangan wilayah
  • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;
  • Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
  • Sudah memiliki RT BL atau merupakan t urunan dari lokasi perencanaan RT BL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;
  • T urunan dari T ata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan wilayah
  • Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana T ata Ruang dan/ atau pengembangan wilayahnya; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

  2. Penyusunan Rencana T indak Kawasan Strat egis Nasional, Kawasan Pusaka, Rawan

  

Bencana, kawasan hijau dan kawasan D estinasi W isat a, Ruang T erbuka Hijau