Perancangan enterprise architecture menggunakan togaf architecture development method (studi kasus: dinas tata kota, bangunan dan permukiman Kota Tangerang Selatan)

(1)

i SKRIPSI

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN

KOTA TANGERANG SELATAN)

Disusun Oleh: Ines Putri Karunia NIM: 1110093000041

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i SKRIPSI

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN

KOTA TANGERANG SELATAN)

Disusun Oleh: Ines Putri Karunia NIM: 1110093000041

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii SKRIPSI

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN

PERMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN)

Oleh:

Ines Putri Karunia NIM: 1110093000041

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

iii

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN

PERMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sistem Informasi (S.SI)

Oleh : Ines Putri Karunia NIM : 1110093000041

Menyetujui, Pembimbing I

Elvi Fetrina, MIT NIP. 19740625 200901 2 005

Pembimbing II

Evy Nurmiati, MMSI NIP.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Nia Kumaladewi, MMSI NIP. 19750412 200710 2 002


(5)

iv

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan

TOGAF Architecture Development Method (Studi Kasus: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari 6 Agustus 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata (S1) pada program studi Sistem Informasi.

Jakarta, 26 Agustus 2015 Menyutujui,

Penguji I Penguji II

A’ang Subiyakto, M.Kom Suci Ratnawati, MTI

NIP. 1976021920070 1 002 NIP.

Pembimbing I Pembimbing II

Elvi Fetrina, MIT Evy Nurmiati, MMSI

NIP. 19740625200901 2 005 NIP. Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Prodi Sistem Informasi

Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si Nia Kumaladewi, MMSI NIP. 197208161999031003 NIP. 1975041200710 2 002


(6)

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 9 Juli 2015


(7)

vi ABSTRAK

Ines Putri Karunia (1110093000041), Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF (Studi Kasus: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan). Dibawah Bimbingan ELVI FETRINA, MIT dan EVY MURMIATI, MMSI.

Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan (DTKBDP) merupakan instansi milik pemerintah dibawah pimpinan pemerintahan daerah kota Tangerang Selatan. DTKBDP mempunyai peran penting dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dan perbaikan sarana pemerintahan dan non pemerintahan kota Tangerang Selatan, serta mempunyai tanggung jawab dalam memberikan pelayanan perizinan pada setiap bangunan atau permukiman yang akan dibangun di Tangerang Selatan. Dalam perkembangannya, DTKBDP telah memiliki infrastruktur teknologi yang cukup bagus, namun aplikasi yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugasnya hanyalah aplikasi standar yang tidak saling terintegrasi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perencanaan teknologi informasi dan sistem informasi yang selaras dengan proses bisnis dalam DTKBDP. Tidak adanya database management system mejadikan penyimpanan dokumen, data serta informasi tidak tersusun dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perancangan enterprise architecture sebagai kerangka dasar solusi bisnis untuk menyelesaikan masalah dalam mengoptimalkan penggunaan TI yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) yang terdiri dari fase preliminary, arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi peluang dan solusi, serta rencana migrasi. Dari semua fase tersebut akan dihasilkan blueprint arsitektur dan roadmap implementasi aplikasi untuk DTKBDP.

Kata Kunci : DTKBDP, enterprise architecture, teknologi informasi, sistem informasi, database management system, TOGAF

V Bab + 204 Halaman + 55 Gambar + 40 Tabel + 22 Pustaka + Lampiran Pustaka Acuan (20, 2005-2013)


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobal’alamin. Dengan mengucapkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa tersirah untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Amiin.

Skripsi yang berjudul “Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF Architecture Development Metod (Studi Kasus: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan-DTKBDP) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sistem Informasi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan akhirnya telah rampung diselesaikan oleh penulis dengan sebaik-baiknya.

Berkenaan dengan selesainya penyusunan skripsi, maka dengan rasa syukur serta hormat penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta dukungan moril dan materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-bersanya kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.


(9)

viii

3. Ibu Elvi Fetrina, MIT selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing penulis, memberikan ilmu dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Evi Nurmiati, MMSI selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis, memberikan ilmu dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.

5. Seluruh dosen prodi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmunya. 6. Bapak Heri Asari S.Kom, Msi, selaku pembimbing dari Bidang IT

DTKBDP.

7. Untuk semua staff dan pegawai DTKBDP yang telah membantu penulis dalam memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan.

8. Ayah dan mama, H. Abi Sindu Harto dan Marlina, kedua orangtuaku yang sangat aku cintai dan sayangi, terimakasih telah merawat dan membimbingku hingga sekarang atas cinta dan kasih sayang serta motivasi dan doa yang selalu diberikan kepada anakmu ini. Tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.

9. Terimakasih juga kepaa adik-adikku, Ira dan Anya yang secara tidak langsung turut membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk Pulung Wibowo, SE terimakasih atas semangatnya serta dukungan untuk penulis, sehingga skripsi ini bisa selesai.

11. Untuk SIB wati, omah, alep, putri, minyi, tiwi, ika, ibon dan nda. Terimakasih selama 5 tahun ini kalian sudah menjadi sahabat bahkan lebih


(10)

ix

dari sahabat, suka dan duka kita lewati ebrsama. Semoga kita bisa meraih kesuksesan dimasa depan. Amin.

12. Seluruh teman kelas Sistem Infromasi B 2010, semga kekompakkan kita bisa bertahan hingga selamanya.

13. Terimakasih untuk keluarga serta sahabat-sahabat sepermainan yang juga turut memberikan dukungan kepada penulis.

14. Dan pihak-pihak yang terkait dan berjasa dalam proses pembuatan skripsi ini yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat terimakasih untuk kalian semua dari penulis.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak terutama kawan-kawan Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik sebagai karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar penelitian materi lebih lanjut.

Jakarta, 29 Juni 2015


(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... I

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN... V ABSTRAK ... Vi KATA PENGANTAR ... Vii DAFTAR ISI ... X DAFTAR GAMBAR ... Xiii DAFTAR TABEL ... Xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Metode Penelitian ... 10

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 10

1.6.2 Metode Perancangan ... 10


(12)

xi BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan ... 15

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi... 15

2.2.1 Pengertian Sistem... 15

2.2.2 Pengertian Informasi... 16

2.2.2.1 Kualitas Informasi... 17

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 17

2.3 Konsep Dasar Enterprise Architecture... 18

2.3.1 Pengertian Enterprise ... 18

2.3.2 Pengertian Architecture... 19

2.3.3 Pengertian Enterprise Architecture... 19

2.4 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)... 21

2.4.1 TOGAF Architecture Development Method (ADM)... 22

2.4.2 Preliminary ... 24

2.4.3 Requirement Management... 26

2.4.2.1 Phase A : Architecture Vision... 27

2.4.2.2 Phase B : Business Architecture ... 28

2.4.2.3 Phase C : Information Systems Architecture... 31

2.4.2.4 Phase D : Technology Architecture... 33

2.4.2.5 Phase E : Opportunities and Solution ... 35

2.4.2.6 Phase F : Migration Planning... 36

2.4.2.7 Phase G : Implementation Governance... 37


(13)

xii

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan TOGAF... 40

2.5 Tools Perancangan Arsitektur ... 41

2.5.1 Principle Catalog... 41

2.5.2 Flowchart... 44

2.5.3 Value Chain ...... 48

2.5.4 Stakeholder Map Matrix ... 50

2.5.5 Archimate... 51

2.5.6 Rich Picture... 52

2.5.7 Data Dissemination Diagram... 53

2.5.8 Unified Modelling Laguage (UML) ... 55

2.5.8.1 Sejarah UML... 63

2.5.9 Principle Catalog ... 64

2.5.10 Technology Portofolio Catalog ... 65

2.5.11 Communication Engineering Diagram ...... 66

2.5.13 Matriks Analisis Gap... 69

2.6 Metode Pengembangan Sistem rapid Application Development (RAD).. 69

2.6.1 Perencanaan Syarat (Requirement Planning)... 71

2.6.2 Proses Desain (Design Project)... 72

2.6.3 Implementasi (Implementation)... 73

2.7 Penelitian Sejenis... 73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ... 47


(14)

xiii

3.1.2 Metode Wawancara ... 48

3.1.3 Metode Studi Pustaka ... 50

3.1.4 Metode Studi Literatur ... 50

3.2 Metode Perancangan Enterprise Architecture ... 55

3.2.1 Tahapan TOGAF... 55

3.2.2 Alasan Penulis Menggunakan TOGAF... 60

3.3 Kerangka Berpikir Penelitian... 61

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE 4.1 Preliminary Phase... 91

4.1.1 Prinsip-prinsip Perancangan Enterprise Architecture... 92

4.1.2 Identifikasi 5W+1H... 96

4.2 Requirement Management... 98

4.2.1 Kondisi Sistem Berjalan... 98

4.2.2 Issue Organisasi... 110

4.2.3 Solusi Aktivitas... 113

4.2.4 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK... 115

4.3 Phase A : Architecture Vision... 115

4.3.1 Profil Instansi... 115

4.3.2 Visi dan Misi Instansi... 116

4.3.3 Struktur Organisasi dan Tupoksi DTKBDP... 117

4.3.4 Analisis Value Chain... 121

4.3.5 Struktur Organisasi Usulan... 128


(15)

xiv

4.3.7 Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi... 133

4.4 Phase B: Business Architecture... 136

4.4.1 Pemetaan Layanan Bisnis, Proses Bisnis, dan Fungsi Bisnis di DTKBDP... 136

4.4.2 Rancangan Architecture Business... 145

4.5 Phase C: Information System Application... 154

4.5.1 Application Architecture... 154

4.5.5.1 Arsitektur Aplikasi Permohonan Rekomendasi IMB... 158

4.5.5.2 Arsitektur Aplikasi Rekomendasi SLF... 160

4.5.5.3 Arsitektur Aplikasi SPK Lelang... 161

4.5.5.4 Arsitektur Aplikasi Progress Bangunan... 163

4.5.5.5 Arsitektur Aplikasi E-inventaris... 164

4.5.5.6 Arsitektur Aplikasi E-keuangan... 165

4.5.2 Data Architecture... 166

4.5.2.1 Data Dissemination Diagram... 167

4.5.2.2 Class Diagram... 168

4.6 Phase D: Technology Architecture... 174

4.6.1 Infrastruktur Jaringan... 174

4.6.2 Platform Teknologi... 178

4.6.3 Konfigurasi Hardware dan Software... 180

4.6.4 Technolgy Portofolio Catalog... 182

4.7 Phase E: Opportunities and Solution... 183

4.7.1 Analisis Gap... 183

4.8 Phase E: Migration Planning... 194


(16)

xv

4.8.2 Roadmaps... 198 4.8.2.1 Penjelasan Roadmaps... 199

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 203 5.2 Saran... 204

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(17)

xvi

Daftar Gambar

Gambar 2.1 ADM Process (The open Group, 2009)... 23

Gambar 2.2 Diagram Value chain (Porter, 1985)... 49

Gambar 2.3 Contoh Rich Picure... 52

Gambar 2.4 Data Dissemination Diagram... 54

Gambar 2.5 Contoh Model Use Case Diagram... 59

Gambar 2.6 Contoh Model Class Diagram... 62

Gambar 2.7 Contoh Communication Engineering Diagram... 67

Gambar 2.8 Platform Decomposition Diagram... 68

Gambar 2.9 Fase Rapid Application Development (RAD)... 71

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian... 89

Gambar 4.1 Sistem Berjalan... 99

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Berjalan Level 0... 102

Gambar 4.3 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Rekomendasi IMB... 104

Gambar 4.4 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Rekomendasi SLF... 105

Gambar 4.5 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Pendataan Hasil Musrembang... 106

Gambar 4.6 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Design... 107

Gambar 4.7 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Progress Bangunan... 108

Gambar 4.8 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Keuangan... 109

Gambar 4.9 Flowchart Sistem Berjalan Bagian Inventaris... 110

Gambar 4.10 Struktur Organisasi DTKBDP... 117

Gambar 4.11 Value Chain... 122

Gambar 4.12 Struktur Organisasi Usulan DTKBDP...... 128

Gambar 4.13 Tree Diagram Pemetaan Layanan, Proses Bisnis dan Fungsi Bisnis DTKBDP... 138

Gambar 4.14 Layanan Bisnis di DTKBDP... 139

Gambar 4.15 Proses Bisnis Pada Layanan IMB DTKBDP... 139


(18)

xvii

Gambar 4.17 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pendaftaran... 140

Gambar 4.18 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Persidangan... 141

Gambar 4.19 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Verifikasi Berkas SLF... 142

Gambar 4.20 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Pendataan... 142

Gambar 4.21 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Design... 143

Gambar 4.22 Fungsi Bisnis pada Proses Bisnis Progress Bangunan... 144

Gambar 4.23 Solusi Arsitektur Bisnis... 147

Gambar 4.24 Solusi Arsitektur Bisnis Rekomendasi IMB&SLF...148

Gambar 4.25 Solusi Arsitektur Bisnis SPK Lelang...149

Gambar 4.26 Solusi Arsitektur Bisnis Solusi Bisnis Progress Bangunan...151

Gambar 4.27 Solusi Arsitektur Bisnis E-inventaris... 152

Gambar 4.28 Solusi Arsitektur Bisnis E-keuangan... 153

Gambar 4.29 Arsitektur Aplikasi... 157

Gambar 4.30 Arsitektur Aplikasi Permohonan Rekomendasi IMB... 158

Gambar 4.31 Arsitektur Aplikasi Rekomendasi SLF... 160

Gambar 4.32 Arsitektur Aplikasi SPK Lelang... 161

Gambar 4.33 Arsitektur Aplikasi Progress Bangunan... 163

Gambar 4.34 Arsitektur Aplikasi E-inventaris... 164

Gambar 4.35 Arsitektur Aplikasi E-keuangan... 165

Gambar 4.36 Data Dissemination Diagram... 167

Gambar 4.37 Arsitektur Data Aplikasi IMB dan SLF... 169

Gambar 4.38 Arsitektur Data Aplikasi SPK Lelang... 170

Gambar 4.39 Arsitektur Data Aplikasi Progress Bangunan... 171

Gambar 4.40 Arsitektur Data Aplikasi E-inventaris... 172

Gambar 4.41 Arsitektur Data Aplikasi E-keuangan... 173

Gambar 4.42 Arsitektur Jaringan Awal Keseluruhan DTKBDP... 176

Gambar 4.43 Arsitektur Jaringan Usulan Keseluruhan DTKBDP... 177

Gambar 4.44 Platform Teknologi... 178


(19)

xviii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Principle Catalog...... 41

Tabel 2.2 Simbol Penghubung Flowchart... 45

Tabel 2.3 Simbol Proses Flowchart... 46

Tabel 2.4 Simbol Input-Output... 47

Tabel 2.5 Contoh Stakeholder Map Matrix... 50

Tabel 2.6 Daftar Simbol Use Case Diagram... 57

Tabel 2.7 Daftar Simbol Class Diagram... 61

Tabel 2.8 Principle Catalog... 64

Tabel 2.9 Technology Portofolio Catalog... 66

Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian Sejenis... 79

Tabel 3.2 Daftar Simbol Kerangka Penelitian... 90

Tabel 4.1 Principle Catalog... 94

Tabel 4.2 5W+1H... 96

Tabel 4.3 Permasalahan dalam Aktivitas Organisasi... 111

Tabel 4.4 Solusi Aktivitas... 113

Tabel 4.5 data Inventaris Sarana dan Prasarana Pendukung TIK... 115

Tabel 4.6 Target Value Chain... 126

Tabel 4.7 Daftar Pelatihan Usulan... 131

Tabel 4.8 Stakeholder Map Matrix... 133

Tabel 4.9 Penjelasan Keterlibatan Stakeholder di Setiap Aktivitas... 134

Tabel 4.10 Pemetaan Kendala... 145


(20)

xix

Tabel 4.12 Konfigurasi Hardware... 180

Tabel 4.13 Konfigurasi Software... 181

Tabel 4.14 Technology Portofolio Catalog... 182

Tabel 4.15 Analisis Gap Arsitektur Bisnis IMB dan SLF... 186

Tabel 4.16 Analisis Gap Arsitektur Bisnis SPK Lelang... 187

Tabel 4.17 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Progress Bangunan... 188

Tabel 4.18 Analisis Gap Arsitektur Bisnis E-keuangan... 189

Tabel 4.19 Analisis Gap Arsitektur Bisnis E-inventaris... 189

Tabel 4.20 Analisis Gap Arsitektur Aplikasi DTKBDP... 190

Tabel 4.21 Analisis Gap Arsitektur Data DTKBDP... 191

Tabel 2.22 Analisis Gap Arsitektur Bisnis Teknologi DTKBDP... 192

Tabel 2.23 Analisis Gap Matriks Aplikasi Terhadap Data... 194

Tabel 2.24 Front Office System... 195

Tabel 4.25 Back Office System... 195

Tabel 4.26 Urutan Implementasi... 197

Tabel 4.27 Roadmap Aplikasi Tahun 2015... 199

Tabel 4.28 Roadmap Aplikasi Tahun 2016... 201


(21)

xx

Simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013)

Simbol Deskripsi

Use Case Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai

unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor; biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case.

Nama Use Case Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri; biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.

Asosiasi (association) Komunikasi antara aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case.

Ekstensi (extend) Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan; biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan.


(22)

xxi

Generalisasi (generalization) Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum – khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.

Menggunakan (include) Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini. Dua sudut pandang mengenai include di use case, yaitu :

1. Include berarti use case yang ditambahkan akan selalu dipanggil saat use case tambahan dijalankan.

2. Include berarti use case yang tambahan akan selalu melakukan pengecekan apakah use case yang ditambahkan telah dijalankan sebelum use case tambahan dijalankan. Kedua sudut pandang tersebut dapat digunakan salah satu atau keduanya, tergantung pada pertimbangan dan sudut pandang yang dibutuhkan.


(23)

xxii

Simbol Deskripsi

Kelas Kelas pada struktur sistem.

Antarmuka (interface) Sama seperti konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek.

Asosiasi (association) Relasi antar kelas dengan makna umum; biasanya disertai dengan multiplicity.

Asosiasi berarah (directed association)

Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain; biasanya disertai dengan multiplicity.

Generalisasi (generalization) Relasi antar kelas dengan makna generalisasi – spesialisasi (umum – khusus).

Kebergantungan (depedency) Relasi antar kelas dengan makna nama_kelas

+Attribute +Operation()

Simbol Use Case Diagram (Sugiarti, 2013)


(24)

xxiii

Simbol Business Service, Business Process, Business Function (The Open Group, 2009)

Business Function Elemen tindakan berdasarkan pada

sekumpulan kriteria yang dipilih (kriteria yang dibutuhkan sumber daya bisnis).

Triggering Triggering menjelaskan tentang

hubungan sebab-akibat antara proses-proses.

Flow Flow menjelaskan tentang

pertukaran informasi diantara proses bisnis dan fungsi bisnis. kebergantungan antar kelas.

Simbol Keterangan

Business Service Layanan yang memenuhi kebutuhan

bisnis untuk customer internal atau eksternal organisasi.

Business Process Elemen tindakan berdasarkan pada

urutan aktivitas. Proses bisnis dimaksudkan untuk menetapkan sekumpulan produk atau layanan bisnis.


(25)

(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan sistem informasi dan teknologi dalam menjalankan proses bisnis di era informasi saat ini sangat diperlukan. Teknologi merupakan salah satu solusi terpenting untuk mengatasi dan membantu manusia dalam kehidupannya. Semakin tinggi kebutuhan manusia akan teknologi, semakin tinggi pula kualitas teknologi yang diharapkan.

Perkembangan teknologi informasi dalam dunia bisnis, ini akan menuntut organisasi untuk melakukan perubahan dengan diterapkannya suatu perencanaan bisnis yang matang agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan perusahaan. Agar suatu perencanaan bisnis bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan sebuah tool yang dapat digunakan untuk menyediakan struktur dasar organisasi pada perusahaan secara menyeluruh serta dapat menggambarkan hubungan antar aspek-aspek yang ada didalamnya. Tool yang dimaksudkan dalam hal ini adalah Enterprise Architecture (EA).

Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman (DTKBDP) Kota Tangerang Selatan terbentuk berdasarkan peraturan walikota No.59 Tahun 2009. Dinas Tata Kota, bangunan dan Permukiman merupakan instansi milik pemerintah dibawah pimpinan pemerintahan daerah kota Tangerang Selatan. Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman mempunyai peran penting dalam melaksanakan


(27)

2

kegiatan pembangunan atau pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintahan atau non pemerintahan yang berada di kota Tanggerang Selatan, serta mempunyai tanggung jawab dalam memberikan pelayanan perizinan pada setiap bangunan atau permukiman yang akan dibangun disekitar daerah kota Tangerang Selatan. Dalam menjalankan tupoksi tersebut, Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman dituntut untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, salah satunya adalah infrastruktur SI/TI untuk membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Namun dalam pelaksanaannya Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman belum menggunakan perencanaan Enterprise Architecture. Sehingga proses bisnis tersebut belum berjalan secara optimal. Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman mempunyai lebih dari satu perangkat komputer yang dimiliki oleh setiap bagian di dalam organisasi, namun investasi tersebut dirasa belum mampu menunjang proses bisnis seperti yang terjadi pada pelayanan proses bisnis untuk pengajuan permohonan perizinan mendirikan bangunan (IMB) di daerah Tangerang Selatan yang masih menggunakan ms.office, dikarenakan mereka belum mempunyai suatu aplikasi khusus untuk melaksanakan kegiatan pelayanan pada IMB. Selain menyediakan pelayanan IMB, DTKBDP juga melaksanakan pembangunan dan perbaikan di Tangerang Selatan, namun dalam pelaksanaan proses pencatatan pembangunan, pemeliharaan bangunan, dana untuk proses pembangunan dan perbaikan bangunan, serta pada proses pelaksanaan lelang juga masih menggunakan ms.office, pada pelaksanaan lelang DTKBDP masih harus mencari sendiri kontraktor yang nantinya akan membangun bangunan


(28)

3

tersebut. Serta untuk mengetahui progress bangunan, pencatatan BMN (Barang Milik Negara) dan keuangan, DTKBDP belum mempunyai sistem khusus, sehingga pencatatan tersebut dilakukan hanya menggunakan ms.office. Hal ini juga disebabkan oleh tidak adanya database management system yang dimiliki. Maka dari itu diperlukan suatu perancangan arsitektur TI dalam Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan untuk dapat mengintegrasikan sistem informasi dan database dalam DTKBP Tangsel.

EA merupakan suatu perencanaan, perancangan dan pengelolaan infrastruktur SI/TI, serta mampu mengintegrasikan SI/TI didalam suatu arsitektur.

Menurut The Open Group (2009), dapat disimpulkan Enterprise Architechture adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi organisasi. Enterprise Architecture berfungsi sebagai penyedia cetak biru atau kerangka dasar (blueprint) untuk sistem dan selama proses berlangsungnya proyek pengembangan sistem tersebut. EA dikonsentrasikan pada infrastruktur yang meliputi hardware, software dan network untuk dapat bekerja secara bersama dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi dengan didukung oleh Teknologi Informasi. Berbagai macam paradigma dan metode dapat digunakan dalam perancangan enterprise architecture diantaranya adalah Zachman, TOGAF, FEA dan gartner.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu acuan kerangka kerja untuk melakukan pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur di bidang Teknologi Informasi pada sebuah


(29)

4

organisasi/perusahaan. TOGAF berupa panduan tahapan-tahapan dan prinsip-prinsip yang memberikan keleluasaan dalam memilih teknik pemodelan yang digunakan dan merupakan panduan gabungan dari berbagai framework pengembangan arsitektur (FEAF, TEAF, DoDAF, dsb).

“TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana

membangun, mengelola dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM)

(Surendro, 2009)”. Menjelaskan bagaimana menemukan sebuah arsitektur

perusahaan/organisasi secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya dan proses. Selain itu TOGAF memiliki Resource Base yang memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan ADM. Resource Base juga menyediakan banyak material referensi.

Berbeda dengan TOGAF, framework Zachman adalah framework EA yang menyediakan enam sudut pandang yang dijelaskan dalam sebuah cube. Keenam sudut pandang tersebut adalah planner, owner, designer, builder, subcontractor, builder, dan functioning.

Sedangkan FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan, memelihara dan mengimplementasikan lingkungan operasional di top-level dan mendukung implementasi dari sistem TI, namun FEAF tidak memiliki proses arsitektur yang detil dan tidak ada standarisasinya.


(30)

5

Terdapat beberapa penelitian di bidang EA menggunakan TOGAF yang mendukung kesiapan dan kemampuan menggunakan TI, diantaranya oleh Vivi Vydiani (2013) yang membuat Perancangan Model enterprise Architecture Dengan Menggunakan TOGAF ADM Pada PT. SATYA KARYA UTAMA, Riffa Ruffaida (2012), Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Rumah Sakit dengan TOGAF (The Open Group Architecture Framework), dan Syafrizal (2013), Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan Kerangka Kerja Togaf Pada Kantor Pelayanan Umum dan Perizinan Kabupaten Solok Selatan). Ketiga penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh dan terpadu untuk mencapai visi dan misi lembaga menggunakan TOGAF.

Dengan permasalahan dan fakta yang sudah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat perancangan Enterprise Architecture dalam perencanaan SI/TI di Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan dengan menggunakan framework TOGAF ADM (The Open Group Architecture Framework). Oleh sebab itu, penulis mengajukan penelitian sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas dengan judul

“PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN

TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA


(31)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1) Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman belum memiliki arsitektur sistem informasi untuk menyelaraskan strategis SI/TI dengan strategi bisnis.

2) DTKBP belum memiliki arsitektur sistem informasi untuk merancang proses integrasi aplikasi DTKBP dan sistem basis data.

3) DTKBP belum memiliki arsitektur bisnis untuk merancang kegiatan di dalam DTKBP yang meliputi, pelayanan permohonan perizinan serta proses pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan dan non pemerintahan serta administrasi.

4) DKTBP belum memiliki arsitektur teknologi yang berguna untuk kepentingan investasi hardware, software, dan networking.

Dari masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana membuat perancangan enterprise architecture untuk

mengoptimalkan kegiatan dan layanan di dalam Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien?”


(32)

7

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka batasan dari penelitian ini adalah :

1) Penelitian ini dilakukan di Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan pada keseluruhan divisi organisasi.

2) Bisnis proses yang dilakukan hanya membahas proses tahapan awal melakukan permohonan mendirikan pembangunan, survei lokasi proyek sampai mendapatkan surat perizinan pembangunan. Serta untuk internal DTKBDP sampai pada tahap proses pembangunan dan perbaikan sarana dan prasaran di Tangerang Selatan. Dan tidak membahas bagian SDM. 3) Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah The Open Group

Framework (TOGAF) dengan menggunakan Architecture Development Method (ADM) sebagai metode pengembangan arsitektur. Penelitian ini dibatasi hanya pada fase preliminary, arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, peluang dan solusi, serta perencanaan migrasi. Penelitian ini tidak membahas fase implementasi dan manajemen perubahan arsitektur.

4) Tools yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan model arsitektur, yaitu UML (Unified Model Language), Principle Catalog, Technology Portfolio Catalog, Communication Engineering Diagram, Matrix Gap Analysis dan Analisis Value Chain. Diagram UML yang digunakan, yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram.


(33)

8

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan rancangan

Enterprise Architecture pada Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini menghasilkan:

1. Rancangan suatu kerangka kerja berdasarkan konsep EA dengan menggunakan metode TOGAF Architecture Development Method.

2. Analisis kebutuhan dari EA secara menyeluruh dan terpadu yang dibutuhkan oleh perusahaan.

3. Rancangan Arsitektur Visi Perusahaan untuk melakukan identifikasi dan memprioritaskan komponen dari arsitektur saat ini.

4. Rancangan Arsitektur Bisnis Perusahaan yang menggambarkan strategi produk dan layanan serta aspek lingkungan bisnis (organisasi, fungsi, proses, dan informasi) berdasarkan pada prinsip bisnis, tujuan bisnis, dan penggerak strategi.

5. Rancangan Arsitektur Sistem Informasi yang terdiri atas arsitektur data yang menetapkan tipe dan sumber utama data yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dan arsitektur aplikasi yang menetapkan jenis sistem aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengolah data dan mendukung bisnis.

6. Rancangan Arsitektur teknologi yang memetakan komponen aplikasi yang telah ditetapkan pada fase arsitektur aplikasi ke dalam satu set komponen teknologi yang mewakili komponen software dan hardware.


(34)

9

7. Rancangan Peluang dan Solusi untuk menghasilkan sebuah implementasi keseluruhan dan strategis migrasi dan sebuah rencana implementasi. 8. Rancangan Perencanaan Migrasi untuk memilih proyek implementasi

yang bervariasi menjadi urutan prioritas.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat berikut :

1. Memberikan gambaran tentang keselarasan proses bisnis dengan teknologi untuk pengembangan arsitektur SI/TI pada Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman.

2. Memberikan blueprint sebagai landasan untuk pengembangan SI/TI. 3. Memberikan pemahaman terhadap penggunaan metode TOGAF

Architecture Development Method dalam merancang Enterprise Architecture.

4. Sebagai referensi utuk penelitian selanjutnya dibidang kajian Enterprise Architecture.


(35)

10

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metodologi ini terdiri dari dua macam, yaitu metodologi pengumpulan data dan perancangan Enterprise Architecture. Metodologi pengumpulan data-data yang telah dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Observasi dengan cara mengamati langsung objek untuk mendapatkan data responden (Hartono, 2008).

2. Wawancara, merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan data responden (Hartono, 2008).

3. Studi Pustaka, dengan mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian (Nazir, 2005).

1.6.2 Metode Perancangan

Untuk metodologi perancangan Enterprise Architecture adalah menggunakan metodologi TOGAF ADM. Ada 7 tahapan yang akan dilakukan pada skripsi ini, yaitu:

1. Preliminary Phase

Fase preliminary merupakan tahap awal untuk persiapan perencanaan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik. Tahapan ini menghasilkan prinsip-prinsip arsitektur yang merupakan bagian dari


(36)

11

kebijakan teknologi informasi perusahaan yang akan mempengaruhi keseluruhan proses desain dan untuk meyakinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan proses arsitektur.

2. Phase A : Architecture Vision

Fase A bertujuan untuk menciptakan keselarasan pandangan bagaimana pentingnya EA untuk pencapaian tujuan perusahaan dan menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan dan memetakan strategi. Visi arsitektur adalah kesempatan utama untuk menjual keuntungan dari pengembangan yang disarankan kepada pembuat keputusan enterprise sehingga memungkinkan tujuan bisnis tanggap kepada penggerak strategis, sesuai dengan prinsip dan mencapai maksud dan tujuan stakeholder, klarifikasi tujuan tersebut dan menunjukkan bagaimana tujuan dapat dicapai oleh pengembangan arsitektur yang disarankan.

3. Phase B : Business Architecture

Pada fase B, aspek bisnis dari proyek akan diperiksa. Fase ini melibatkan pemodelan secara ekstensif dari arsitektur saat ini menggunakan alat bantu seperti model business use case.


(37)

12

4. Phase C : Information System Architecture

Fase C berfokus pada arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Pada arsitektur data, harus ditentukan tipe dan sumber data utama yang diperlukan untuk mendukung bisnis. Pada arsitektur aplikasi, ditentukan jenis aplikasi penting untuk memproses data dan mendukung bisnis. Kemudian, dibuat matriks dari aplikasi saat ini dan arsitektur aplikasi tujuan, melakukan analisis gap dan melakukan korelasi fungsi bisnis dengan aplikasi tujuan.

5. Phase D : Technology Architecture

Fase D berupa untuk memetakan komponen aplikasi yang didefinisikan dalam arsitektur aplikasi menjadi satu set komponen teknologi yang mewakili komponen software, hardware, dan jaringan, dengan cara membeli ke pihak luar atau dikonfigurasi sendiri oleh perusahaan ke dalam platform teknologi.

6. Phase E : Opportunities dan Solutions

Pada fase E akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan target. Identifikasi proyek utama akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada.


(38)

13

7. Phase F : Migration Planning

Pada fase F akan dilakukan analisis risiko dan biaya. Tujuan fase ini untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas. Aktivitasnya mencakup penaksiran ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi.

1.2 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, dilakukan pembahasan dengan membagi kedalam 5 bab. Pembagian tersebut dapat dijelaskan dengan struktur sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian metode penelitian yang mencakup metode pengumpulan data dan metode


(39)

14

perancangan pada Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman.

BAB IV PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE Bab ini menjelaskan perancangan Enterprise Architecture Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman menggunakan TOGAF berdasarkan analisis dari data data yang telah diperoleh.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran serta rekomendasi atas penelitian yang telah dilakukan.


(40)

(41)

15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan

Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaannya (Rizky, 2011).

Proses perancangan memiliki tiga unsur penting yakni : pengetahuan mengenai teknik perancangan, kebutuhan sistem, serta kendala yang mungkin terjadi (Rizky, 2011).

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1 Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto (2005), “Sistem adalah suatu kumpulan komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan

tertentu”. Menurut Agus Mulyanto (2009), “Sistem adalah kumpulan elemen

-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu

kesatuan”. Selain itu ada pengertian lain tentang sistem menurut Sanyoto

Gondodiyoto (2007), “Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu, dan bertujuan untuk mencapai tujuan

tertentu”.


(42)

16

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

2.2.2 Pengertian Informasi

Definisi informasi menurut Agus Mulyanto (2009), “Informasi merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan, pengolahan data yang dibentuk agar berguna bagi

pemakainya”. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2007), “Informasi adalah

merupakan data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata yang dapat dipahami dan dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan, sekarang maupun untuk masa depan”.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulakan informasi merupakan hasil dari pengolahan data. Sedangkan data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata. Data sering kali disebut sebagai bahan mentah dari informasi. Melalui proses transformasi, data dibuat menjadi bermakna.


(43)

17

2.2.2.1 Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2005) untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut:

1. Relevan (Relevance), informasi harus mempunyai manfaat bagi pemakainya.

2. Tepat Waktu (Timeliness), informasi harus tepat waktu datang kepada penerima, dan tidak boleh terlambat.

3. Akurat (Accurate), informasi harus benar-benar nyata, dan tidak boleh terjadi kesalahan-kesalahan yang nantinya akan menyesatkan penerima informasi. Informasi yang disampaikan harus jelas maksud dan tujuannya.

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Agus Mulyanto (2009), “Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk

mencapai suatu tujuan”.

Adapula pengertian lain tentang sistem informasi menurut Jogiyanto

(2005), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada


(44)

18

manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan

keputusan yang cerdik.”

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem Informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses yaitu data menjadi informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

2.3 Konsep Dasar Enterprise Architecture

2.3.1 Pengertian Enterprise

Enterprise merupakan kumpulan perusahaan atau organisasi yang memiliki beberapa tujuan tertentu. Menurut para ahli, enterprise dapat didefinisikan sebagi berikut :

1. “Enterprise bukan hanya perusahaan (company) yang berorientasi kepada profit saja, tetapi juga bisa berupa organisasi non-profit atau nirlaba. Seperti pemerintah, institusi pendidikan ataupun organisasi

amal” (Surendro, 2009).

2. “Enterprise diartikan sebagai semua kumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan tujuan. Enterprise dapat merupakan sebuah agen pemerintahan, sebuah korporasi keseluruhan, divisi korporasi, departemen tunggal atau sebuah rantai organisasi yang berhubungan


(45)

19

Menurut definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa enterprise adalah suatu kumpulan perusahaan atau organisasi yang mempunyai tujuan bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi.

2.3.2 Pengertian Architecture

Menurut Surendro (2009), “Architecture merupakan suatu perencanaan yang diwujudkan dengan model dan gambar dari bagian/komponen dari sesuatu

dengan berbagai sudut pandang”. Enterprise Architecture diperlukan karena

merupakan sebagai dasar sistem organisasi yang terdiri dari sekumpulan komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta memiliki keterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan untuk perancangan dan evaluasi (The Open Group, 2009).

Architecture pada awalnya hanyalah sebuah prinsip dan istilah yang digunakan untuk membuat bangunan, tetapi didalam konteks teknologi informasi, architecture diperlukan untuk membangun sebuah sistem.

2.3.3 Pengertian Enterprise Architecture

Enterprise Architecture merupakan perancangan proses bisnis dan teknologi disetiap organisasi dan perusahaan, dan kemudian diintegrasikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Surendro (2009), Enterprise Architecture merupakan kumpulan prinsip, metode, dan model yang bersifat masuk akal yang


(46)

20

digunakan untuk mendesain dan merealisasikan sebuah struktur organisasi enterprise, struktur organisasi, sistem informasi dan sistem infrastrukturnya”. Menurut The Open Group (2009) dapat disimpulkan Enterprise Architechture adalah blueprint organisasi yang menentukan bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan agar tercapai misi organisasi.

Enterprise Architecture dikonsentrasikan pada infrastruktur yang meliputi hardware, software dan network untuk dapat bekerja secara bersama dengan misi, sasaran, dan tujuan organisasi untuk menjalankan proses bisnis organisasi dengan didukung oleh Teknologi Informasi. Berbagai macam paradigma dan metode dapat digunakan dalam perancangan enterprise architecture diantaranya adalah Zachman, TOGAF, FEAF dan gartner.

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan salah satu acuan kerangka kerja untuk melakukan pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur di bidang Teknologi Informasi pada sebuah organisasi/perusahaan. TOGAF berupa panduan tahapan-tahapan dan prinsip-prinsip yang memberikan keleluasaan dalam memilih teknik pemodelan yang digunakan dan merupakan panduan gabungan dari berbagai framework pengembangan arsitektur (FEAF, TEAF, DoDAF, dsb).

“TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana

membangun, mengelola dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM)


(47)

21

perusahaan/organisasi secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya dan proses. Selain itu TOGAF memiliki Resource Base yang memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan ADM. Resource Base juga menyediakan banyak material referensi.

Berbeda dengan TOGAF, framework Zachman adalah framework EA yang menyediakan enam sudut pandang yang dijelaskan dalam sebuah cube. Keenam sudut pandang tersebut adalah planner, owner, designer, builder, subcontractor, builder, dan functioning.

Sedangkan FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan, memelihara dan mengimplementasikan lingkungan operasional di top-level dan mendukung implementasi dari sistem TI, namun FEAF tidak memiliki proses arsitektur yang detil dan tidak ada standarisasinya.

2.4 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan sebuah framework dan sebuah metode untuk mengembangkan data dan melaksanakan Enterprise Architecture. TOGAF memegang peranan penting membantu proses pengembangan arsitektur, memungkinkan pengguna TI membangun solusi berbasis sistem terbuka untuk kebutuhan bisnis mereka.


(48)

22

Menurut The Open Group (2009), ada empat jenis arsitektur yang umumnya diterima sebagai bagian dari keseluruhan Enterprise Architecture, yaitu :

a. Business architecture, yaitu mendefinisikan bagaimana proses bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Data architecture, adalah penggambaran bagaimana penyimpanan, pengelolaan, dan pengaksesan data pada perusahaan.

c. Application architecture, merupakan pendeskripsian bagaimana suatu aplikasi dirancang dan bagaimana interaksi dengan aplikasi lain.

d. Technology architecture, yaitu gambaran mengenai infrastruktur perangkat lunak dan perangkat keras yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya.

2.4.1 TOGAF Architecture Development Method (ADM)

TOGAF Architecture Development Method meyediakan teruji dan berulang dalam pengembangan arsitektur yang dibutuhkan perusahaan (The Open Group, 2009). ADM merupakan hasil kerjasama generik yang berisikan sekumpulan aktifitas yang mempresentasikan progresi dari setiap fase ADM dan model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan Enterprise Architecture (Surendro, 2009).

Prinsip pengembangan enterprise dengan menggunakan metodelogi TOGAF ADM terdiri dari tiga bagian, yaitu :


(49)

23

1. Prinsip-prinsip enterprise, mendukung keputusan bisnis di seluruh bagian organisasi/perusahaan.

2. Prinsip-prinsip teknologi informasi, mengarahkan penggunaan sumber daya teknologi informasi di seluruh bagian organisasi/perusahaan.

3. Prinsip-prinsip arsitektur, mengembangkan arsitektur proses organisasi/perusahaan dan arsitektur implementasinya. Pada prinsip ini dipengaruhi oleh rencana organisasi/perusahaan, strategi, faktor pasar, sistem dan teknologi yang ada dalam organisasi/perusahaan.

ADM mempunyai 9 fase seperti gambar berikut :


(50)

24

2.4.2 Preliminary

Fase preliminary merupakan tahap awal yang merupakan persiapan arsitektur enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur dapat terarah dengan baik. Tujuan dari fase preliminary adalah untuk meyakinkan setiap orang yang terlibat didalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk kesuksesan dari setiap arsitektur yang akan dibuat.

Pada fase preliminary dilakukan identifikasi “who”, “what”, “why”,

when”, dan “where” dari arsitektur itu sendiri (The Open Group, 2009).

1. “What” adalah ruang lingkup dari usaha arsitektur.

2. “Who” adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang

bertanggung jawab untuk mengerjakan arsitektur tersebut, di mana mereka akan dialokasikan dan bagaimana peranan mereka.

3. “How” adalah bagimana mengembangkan Enterprise Architecture,

menentukan Framework dan metode yang akan digunakan untuk menangkap informasi.

4. “When”” adalah kapan tanggal penyelesaian arsitektur.

5. “Why” adalah mengapa arsitektur ini dibangun, hal ini berhubungan

dengan tujuan organisasi yaitu bagaimana arsitektur dapat memenuhi tujuan organisasi.

6. “Where” adalah menunjukkan lokasi kerja dari organisasi. Memungkinkan organisasi berada di satu bangunan, beberapa kantor


(51)

25

atau di sekeliling dunia. Jika semua lokasi organiasi saling terkoneksi maka diperlukan identifikasi terlebih dahulu.

Preliminary Phase memiliki input, serta langkah-langkah, dan berupa output sebagai berikut:

a. Input

1. Prinsip-prinsip dan tujuan aktivitas. b. Langkah-Langkah

1. Mendefinisikan dan membuat prinsip-prinsip arsitektur.

2. Menentukan ruang lingkup setiap unit-unit inti yang terlibat secara langsung dalam perencanaan strategis sitem informasi.

c. Output

1. Prinsip-prinsip perencanaan strategis sistem informasi (principles catalog). Prinsip-prinsip tersebut akan menjadi dasar dalam pengembangan perencanaan startegis sistem informasi yang akan menghasilkan beberapa arsitektur. Prinsip-prinsip tersebut akan dijelaskan dalam principle catalog.

2. Tabel identifikasi 5W (What, Who, Why, When, Where) + 1H (How), yang nantinya tabel ini akan menjelaskan dan menguraikan apa saja yang akan dilakukan pada objek penelitian, siapa saja yang akan mengerjakan serta bertanggung jawab dengan objek penelitian, bagaimana cara kerja pada objek penelitian, kenapa pekerjaan dalam objek dilakukan dan dimana tempat penelitian tersebut. Dalam


(52)

26

penelitian ini, objek penelitian penulis dilakukan di Dinas Tata Kota, Bangunan dan Permukiman Kota Tangerang Selatan (DTKBDP)

2.4.3 Requirement Management

Reuqirement Management adalah proses pengelolaan kebutuhan arsitektur di seluruh fase TOGAF ADM. Tujuan dari proses ini adalah untuk menentukan kebutuhan arsitektur enterprise, kebutuhan itu disimpan lalu dimasukkan ke dalam fase yang sesuai (The Open Group, 2009)

Sumber daya yang harus dikembangkan dalam tahapan ini adalah skenario aktivitas. Skenario aktivitas mencakup process business (alur aktivitas) dan issue (permasalahan dalam organisasi). Process business yang dimaksud adalah penjelasan sistem yang sedang berjalan pada organisasi.

Requirement Management memiliki input, serta langkah-langkah, dan berupa output sebagai berikut:

a. Input

1. Keadaan sistem pada saat ini.

2. Data inventaris sarana dan prasarana pendukung TIK. b. Langkah-langkah

1. Menganalisa kekurangan dan kelebihan dari kondisi sistem pada saat ini.

2. Identifikasi permasalahan dari kondisi sistem pada saat ini.


(53)

27

c. Output

1. Tabel permasalahan organisasi, yang menjelaskan daftar permasalahan dari setiap aktivitas organisasi.

2. Tabel solusi aktivitas, yang berisi tentang permasalahan dari setiap aktivitas beserta solusi yang akan mengatasi permasalahan tersebut. 3. Tabel solusi sistem informasi, pada tabel ini hampir sama dengan tabel

solusi altivitas. Tetapi, perbedaannya ada pada kolom solusi. Pada tabel ini, solusi yang akan diberikan sudah menyebutkan sistem atau aplikasi apa saja yang nantinya seharusnya digunakan dalam mengatasi permasalahan organisasi.

2.4.4 Phase A : Architecture Vision

Fase ini untuk menciptakan keselarasan pandangan bagaimana pentingnya EA untuk pencapaian tujuan organisasi. Elemen kunci dalam fase ini adalah visi, misi, strategi, serta tujuan perusahaan yang telah didokumentasikan. Kesemuanya itu dibutuhkan untuk menetapkan visi arsitektur yang baru.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Menentukan/menetapkan proyek.

2. Mendefinisikan tujuan dan penggerak bisnis. 3. Review prinsip arsitektur termasuk prinsip bisnis.

4. Mendefinisikan apa yang di dalam dan luar ruang lingkup. 5. Mendefinisikan batasan-batasan.


(54)

28

6. Mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan visi arsitektur.

Fase visi arsitektur memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai berikut:

a. Input

1. Prinsip aktivitas, sasaran aktivitas dan penggerak aktivitas. b. Langkah-langkah

1. Menguraikan tujuan aktivitas, penggerak aktivitas, dan kendala aktivitas.

2. Mendefinisikan apa saja yang ada di dalam dan di luar ruang lingkup arsitektur pada saat ini.

3. Mengembangkan visi arsitektur. c. Output

1. Mengidentifikasi semua aktivitas yang ada di dalam organisasi. identifikasi tersebut dihasilkan dalam value chain, diagram yang mengidentifikasi dan mengelompokkan seluruh aktivitas mana saja yang nantinya akan masuk ke dalam kelompok aktivitas utama dan aktivitas pendukung.

2. Hasil identifikasi stakeholder dengan aktivitas yang ada dalam organisasi untuk mengetahui keterlibatan setiap stakeholder dalam organisasi, dan untuk mengetahui kebutuhan stakeholder dalam pembuatan arsitektur. Identifikasi ini nantinya akan dijelaskan dalam stakeholder map matrix, matriks yang akan


(55)

29

menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan aktivitas dalam organisasi.

2.4.5 Phase B : Business Architecture

Pada fase ini bertujuan untuk menguraikan deskripsi arsitektur bisnis dasar, mengembangkan tujuan arsitektur bisnis dari proyek. Mengembangkan target arsitektur bisnis yang menjelaskan bagaimana pelaksanaan kebutuhan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis dalam mendukung visi arsitektur yang telah disetujui. Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan pemodelan dari arsitektur saat ini serta yang diinginkan menggunakan alat bantu seperti model proses bisnis atau model business usecase.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Melengkapi arsitektur bisnis. 2. Melakukan Gap analysis.

3. Mengembangkan deskripsi arsitektur bisnis saat ini untuk mendukung arsitektur bisnis target.

4. Mengidentifikasi reference model, sudut pandang dan tools. 5. Menentukan kandidat calon roadmap.

6. Membuat dokumen definisi arsitektur. 7. Menyelesaikan arsitektur bisnis.


(56)

30

Fase arsitektur bisnis memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut :

a. Input

1. Kondisi aktivitas pada saat ini. b. Langkah-langkah

1. Mengembangkan deskripsi arsitektur aktivitas dasar. 2. Melakukan analisis gap.

3. Membuat arsitektur bisnis (aktivitas). c. Output

1. Pemodelan arsitektur bisnis menggunakan archimate.

2. Rancangan arsitektur bisnis yang digambarkan menggunakan rich picture.

3. Struktur organisasi usulan, merupakan rancangan struktur organisasi yang baru untuk menunjang kinerja organisasi dan kinerja sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik.

Arsitektur bisnis dapat dijelaskan meggunakan beberapa konsep tambahan berdasarkan orientasi layanan, yaitu konsep business service (layanan bisnis), business process (proses bisnis), dan business function (fungsi bisnis).

a. Business Service

Business Service merepresentasikan kemampuan yang menawarkan nilai tambah untuk lingkungan dan kemampuan ini direalisasikan secara internal dan independen (The Open Group, 2009).


(57)

31

b. Business Process

Business Process merepresentasikan alur kerja atau aliran nilai yang terdiri atas proses atau fungsi lebih kecil. Tujuan dari business process adalah untuk memuaskan customer (The Open Group, 2009).

c. Business Function

Business Function menetapkan elemen perilaku berdasarkan pada sekumpulan kriteria terpilih. Business function mengelompokkan perilaku berdasarkan pada sumber daya bisnis, kemampuan, kompetensi dan pengetahuan yang dibutuhkan. Busniess function adalah tugas-tugas khusus yang dilakuan dalam sebuah organisasi The Open Group, 2009).

2.4.6 Phase C : Information Systems Architecture

Pada fase ini bertujuan untuk mendefinisikan tipe dan sumber utama data yang diperlukan untuk mendukung bisnis. Pada tahap ini tidaklah memperhatikan perancangan database, hanya menjelaskan pengembangan dari arsitektur sistem informasi untuk mendukung fase A yang telah disetujui.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Arsitektur data, tujuannya adalah mendefinisikan entitas data yang relevan dengan enterprise yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi tidak memperhatikan perancangan database.


(58)

32

Arsitektur data memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut:

a. Input

1. Data principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai data yang mendukung bisnis pada organisasi seperti prinsip penggunaan data tersebut.

b. Langkah-langkah

1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur data. 2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur data. 3. Melakukan analisis gap.

4. Menyelesaikan arsitektur data. c. Output

1. Rancangan diagram yang mengubungkan data, layanan bisnis dan aplikasi. Rancangan tersebut menggunakan data dissemination diagram.

2. Rancangan tipe data dan hubungan antara entiti data penting untuk mendukung aktivitas pada organisasi. Rancangan tersebut digambarkan dalam class diagram.

2. Arsitektur aplikasi, tujuannya adalah mendefinisikan berbagai jenis sistem aplikasi utama yang diperlukan untuk memproses data dan bisnis, tidak berhubungan dengan rancangan sistem aplikasi.


(59)

33

Arsitektur aplikasi memiliki input, langkah-langkan, dan output sebagai berikut :

a. Input

Application principles, berisi tentang prinsip-prinsip yang mengenai aplikasi yang digunakan pada organisasi, seperti prinsip penggunaan aplikasi tersebut.

b. Langkah-langkah

1. Melakukan analisis gap.

2. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur apikasi 3. Mengembangkan deskrispi target arsitektur aplikasi. 4. Menyelesaikan arsitektur aplikasi.

c. Output

1. Hasil identifikasi tersebut dijelaskan menggunakan application portofolio catalog.

2. Rancangan penempatan distribusi aplikasi yang digunakan user di dalam organisasi. rancangan tersebut digambarkan oleh application and user location diagram.

3. Rancangan penggambaran interaksi antara aktor (user) dan perannya dalam setiap aplikasi. Rancangan ini akan digambarkan dalam usecase diagram.


(60)

34

2.4.7 Phase D : Technology Architecture

Tujuan dari fase ini adalah untuk mengembangkan arsitektur teknologi yang diinginkan yang sesuai dengan arsitektur data dan aplikasi, yang mewakili perangkat lunak dan komponen perangkat keras, alternatif teknologi sampai pelaksanaan analisis kesenjangan.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Mengidentifikasi model, sudut pandang dan tools yang digunakan. 2. Mengembangkan baseline arsitektur teknologi.

3. Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi. 4. Membuat analisis gap.

5. Menentukan kandidat roadmap.

6. Menanggulangi seluruh dampak arsitektur. 7. Membuat review untuk stakeholder. 8. Menyelesaikan arsitektur teknologi. 9. Membuat dokumen definisi arsitektur.

Fase arsitektur teknologi memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut :

a. Input

1. Technology principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai teknologi yang digunakan untuk mendukung aktivitas pada organisasi. b. Langkah-langkah


(61)

35

2. Menyelesaikan arsitektur teknologi.

3. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur teknologi. 4. Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi. c. Output

1. Rancangan komunikasi dalam arsitektur teknologi, seperti rancangan jaringan yang melibatkan hardware untuk membuat suatu komunikasi jaringan. Rancangan tersebut digambarkan dalam communication engineering diagram.

2. Platform decomposition diagram menggambarkan platform teknologi yang mendukung sistem informasi.

3. Identifikasi teknologi yang sudah digunakan dalam sistem yang berjalan pada organisasi. hasil tersebut dapat dijelaskan menggunakan technology portofolio catalog.

2.4.8 Phase E : Opportunities and Solution

Pada fase ini bertujuan untuk berkonsentrasi pada rencana pembuatan implementasi awal dan identifikasi penyampaian arsitektur yang telah ditetapkan pada fase sebelumnya. Pada tahapan ini pula akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan target, identifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasi sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada.


(62)

36

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Menentukan atribut key corporate change. 2. Menetapkan batasan-batasan bisnis.

3. Menggabungkan hasil analisis gap dari fase Business Architecture sampai Technology Architecture.

4. Membuat ulasan persyaratan fungsi bisnis yang terkait. 5. Menggabungkan persyaratan operasi.

6. Mengesahkan ketergantungan.

7. Menetapkan kesiapan dan resiko transformasi bisnis. 8. Merumuskan implementasi dan migrasi.

9. Mengidentifikasi paket kerja kelompok utama. 10. Mengidentifikasi arsitektur transisi.

11. Membuat roadmap arsitektur dan implementasi migrasi.

Fase peluang dan solusi memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai berikut :

a. Input

1. Hasil analisis gap dari arsitektur bisnis, data, aplikasi dan teknologi. b. Langkah-langkah

1. Merumuskan implementsi dan strategi migrasi. 2. Menentukan kendala aktivitas untuk implementasi.

3. Meninjau kembali dan menggabungkan hasil analisis gap dari fase B sampai fase D.


(63)

37

c. Output

1. Hasil analisis gap gabungan dari fase arsitektur bisnis sampai arsitektur teknologi

2.4.9 Phase F : Migration Planning

Pada fase ini bertujuan untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas. Aktivitas mencakup penilaian ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi. Prioritas proyek akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaan implementasi detail dan rencana migrasi.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Menetapkan nilai bisnis untuk setiap paket kerja.

2. Memperkirakan kebutuhan sumberdaya, waktu proyek dan waktu pengiriman.

3. Mengutamakan migrasi proyek berdasarkan perkiraan biaya dan resiko.

4. Menyelesaikan rencana implementasi dan migrasi.

Fase rencana migrasi memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai berikut:

a. input

1. Implementation and migration plan, suatu rencana untuk menjadwalkan migrasi data dan implementasi aplikasi.


(64)

38

b. Langkah-langkah

1. Menetapkan model bisnis pada setiap proyek.

2. Membuat roadmap implementasi arsitektur dan perencanaan migrasi. 3. Memastikan interaksi kerangka kerja manajemen untuk rencana

implementasi dan migrasi.

4. Lebih memprioritaskan proyek migrasi melalui pelaksanaan penilaian biaya.

c. output

1. Roadmap implementasi aplikasi.

2.4.10 Phase G : Implementation Governance

Pada fase ini, proyek dilaksanakan sebagai program rencana kerja, serta pengelolaan proyek untuk mencapai keberhasilan arsitektur yang diinginkan.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:

1. Menetapkan ruang lingkup dan prioritas implementasi dengan manajemen pengembangan.

2. Mengidentifikasi sumberdaya dan kemampuan.

3. Melakukan penetapan solusi pengembangan pada setiap implementasi.

4. Menjalankan Enterprise Architecture yang telah dibuat/dirancang. 5. Mengimplementasikan manajemen bisnis dan operasi IT.


(65)

39

6. Mengadakan post-implementation dan menyelesaikan implementasi.

Fase tata kelola implementasi memiliki input, langkah-langkah dan output sebagai berikut :

a. Input

1. Architecture roadmap b. Langkah-langkah

1. Mengidentifikasi sumber daya. 2. Menerapkan bisnis operasi dan IT.

3. Melaksanakan tinjauan pasca implementasi dan menutupnya. c. Output

1. Kontrak arsitektur yang telah ditandatangani

2.4.11 Phase H : Architecture Change Management

Tujuan fase ini adalah untuk memastikan bahwa arsitektur mencapai target bisnis serta untuk menentukan/menetapkan proses manajemen perubahan arsitektur untuk Enterprise Architecture yang baru. Proses ini menyediakan monitoring berkelanjutan dari hal-hal seperti pengembangan teknologi baru dan menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan Enterprise Architecture berikutnya.

Beberapa tahap yang dilakukan di fase ini adalah:


(66)

40

2. Menetapkan monitoring tools. 3. Mengelola resiko.

4. Menyediakan analisis untuk manajemen arsitektur. 5. Menyediakan kebutuhan perubahan.

6. Mengelola proses tata kelola.

7. Mengaktifkan proses untuk menerapkan perubahan.

Fase manajemen perubahan arsitektutur memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut :

a. Input

1. Inovasi teknologi bisnis dan perubahan strategi. b. Langkah-langkah

1. Mengelola resiko

2. Menyebarkan tools monitoring. c. Output

1. Kontrak arsitektur yang telah diperbarui.

2. Perubahan kerangka arsitektur dan prinsip-prinsip. 3. Arsitektur yang diperbarui untuk proses pemeliharaan.


(67)

41

2.4.12 Kelebihan dan Kekurangan TOGAF

Salah satu kelebihan menggunakan TOGAF adalah karena sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source. TOGAF memandang enterprise architecture ke dalam empat kategori. Keempat kategori tersebut adalah business architecture, application architecture, data architecture, dan technology architecture (Setiawan, 2009).

Secara umum TOGAF memiliki struktur dan komponen sebagai berikut:

1. Architecture Development Method (ADM)

Merupakan bagian utama dari TOGAF yang memberikan gambaran rinci bagaimana mementukan sebuah enterprise architecture secara spesifik berdasarkan kebutuhan bisnisnya.

2. Foundation Architecture

Merupakan sebuah framework-within-a-framework dimana didalamnya tersedia gambaran hubungan untuk pengumpulan arsitektur relevan, juga menyediakan bantuan petunjuk pada saat terjadinya abstraksi level yang berbeda. foundation Architecture dapat dikumpulkan melalui ADM. 3. Resource Base

Pada bagian ini terdapat informasi mengenai guidelines, templates, checklist, latar belakang informasi dan detail material pendukung yang membantu arsitek dalam penggunaan ADM.


(68)

42

1. Tidak adanya template standar untuk seluruh domain (misalnya untuk membuat blok diagram).

2. Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made).

2.5 Tools Perancangan Arsitektur

2.5.1 Principle Cataloga

Bertujuan dari katalog ini adalah untuk menangkap bisnis dan prinsip-prinsip yang menggambarkan solusi atau arsitektur yang seharusnya seperti apa. Nantinya prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengevaluasi dan menyetujui hasil dari arsitektur bisnis. Prinsip ini juga digunakan sebagai tools untuk membuat tata kelola arsitektur yang mempunyai inisiatif perubahan. (The Open Group, 2009).

Tabel 2.1 Contoh Principle Catalog

No Prinsip Tujuan

1. Keputusan arsitektur harus mengacu pada tujuan strategis dan proses bisnis pada Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman.

 Mendukung kemampuan adaptasi terhadap proses bisnis

 Memperkuat hubungan antara infrastruktur dan proses bisnis serta lebih mudah menyelaraskan proses bisnis ketika perubahan terjadi.


(69)

43

diusahakan mudah. berbagi data dan sumber daya lain dalam pelayanan kepada pengguna dan membantu kerjasama antar divisi.

3. Arsitektur yang dikembangkan harus aman.

 Dapat meminimalisasi dampak atas bencana alam.

 Mampu bertahan dari serangan eksternal seperti virus, worm, hack, syware, crack, phising, denial of service.

4. Data Previlege

(Perlindungan Data)

 Untuk melindungi dari akses pihak-pihak yang tidak berwenang.

 Mengatur stakeholder dalam

mengolah data. 5. Arsitektur dirancang agar

mudah melakukan penambahan dan pengembangan.

 Memungkinksn respon yang lebih cepat apabila ada perubahan yang dapat berakibat pada infrastruktur yang bersifat adaptif.

6. Penerapan arsitektur multi-tier dan arsitektur berbasis komponen.

 Memudahkan kegiatan penggantian komponen yang rusak (meningkatkan availability).


(70)

44

 Memudahkan duplikasi dan upgrading modul.

7. Menggunakan open technology.

 Menghindari ketergantungan pada vendor.

 Menjamin dukungan produk yang kuat terhadap teknologi.

 Meminimalisasi training manusia yang harus dilakukan setiap kali ada perubahan dalam pilihan vendor.

8. Data yang konsisten.  Tersedianya kebutuhan bagi pihak yang membutuhkan.

 Meminimalkan resiko akan kerancuan jika ada pengembangan yang akan dikerjakan.

2.5.2 Flowchart

Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memerlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta intruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan simblo. Setiap simbol menggambarkan proses tertentu, sedangkan


(71)

45

hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005).

Terdapat dua macam flowchart yang menggambarkan prosess komputer, yaitu :

1. System Flowchart

Bagan yang menggambarkan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2. Program flowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan intruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk emmecahkan masalah dalam suatu program.

Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang akan digunakan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu simbol penghubung/alur (flow direction symbols), simbol proses (processing sysmbols), dan simbol input-output (input -output symbols). Dengan uraian sebagai berikut.

1. Simbol penghubung/alur (Flow Direction Symbols)

Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut:


(72)

46

Tabel 2.2 Simbol Penghubung Flowchart

Simbol Penjelasan

Arus/Flow Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.

Communication Link Untuk menyatakan bahwa adanya

transisi suatu data/informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Connector Untuk menyatakan sambungan

dari suatu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.

Off-line Connector Untuk menyatakan sambungan

dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.

2. Simbol Proses (Processing Symbols)

Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut.


(73)

47

Tabel 2.3 Simbol Proses Flowchart

Simbol Penjelasan

Proses/penugasan Untuk kegiatan pemrosesan input, pada simbol ini dapat menuliskan operasi-operasi yang dikenakan pada input.

Manual Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).

Decision/logika Untuk menunjukkan suatu kondisi

tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya atau tidak.

Predefined Process Pengolahan untuk member harga awal.

Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.


(1)

Transkip wawancara I

Nama : Heri Asari S.Kom, Msi

Jabatan : Staff Bidang IT DTKBDP

Tanggal : 18 Agustus 2014

1. Bagaimana proses bisnis utama pada DTKBDP?

Proses bisnis utama dari DTKBDP adalah melakukan pelayanan permohonan rekomendasi IMB dan SLF pada setiap bangunan yang nantinya akan dibangun disekitar TangSel. Pelayanan tersebut ditujukan untuk pihak eksternal, yaitu hanya pada sampai tahap pembuatan IMB dan SLF. Namun pihak internal dinas juga memerlukan IMB dan SLF pada setiap bangunan di TangSel. Selain melakukan pelayanan IMB, DTKBDP juga melakukan proses pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan atau non pemerintahan didaerah TangSel.

2. Bagaimana alur kerja dari pelayanan IMB dan proses pembangunan didaerah Tangerang Selatan itu sendiri?

Pemohon yang ingin membuat IMB harus datang ke DTKBDP serta membawa berkas-berkas yang sudah ditentukan, berkas tersbut akan disidangkan untuk mengethui kelengkapan berkas tersebut, setelah berkas diras lengkap, maka pihak DTKBDP akan melakukan survey pada lahan yang nantinya akan dibangun, dari hasil survey tersebut akan didapatkan siteplan, apabila siteplan sudah sesuai maka akan dicetak rekomendasi


(2)

IMB. SLF akan dicetak setelah bangunan sudah didirikan. Dan untuk proses pembangunan di daerah Tangsel, pemerintah kota akan melakukan musrembang pada masyarakat, tujuannya untuk mengetahui bangunan apa saja yang natinya akan dibangun atau diperbaiki, setelah musrembang didapat, maka akan keluar DPA dari bapeda, kemudian bidang design akan membuat gambar dan DTKBDP akan mencari kontraktor yang nantinya akan membangun bangunan tersebut.

3. Apakah DTKBDP sudah mempunyai aplikasi khusus?

Untuk saat ini, DTKBDP hanya menggunakan Microsoft Exel dan word untuk melakukan transaksi.

4. Apakah DTKBDP sudah memiliki suatu perencanaan strategis sistem informasi?

DTKBDP belum memiliki perencanaan SI dan TI.

5. Bagaimana gambaran besar sistem informasi secara keseluruhan? Kami disini sebagian besar hanya menggunakan Microsoft word maupun Microsoft exel untuk mengolah data dan informasi. Belum ada sistem informasi secara keseluruhan.

6. Bagaimana infrastruktur jaringan yang ada di DTKBDP?

Saat ini, agar semua bagian terkoneksi dengan internet maka DTKBDP mengandalkan router di lantai 1 yang berfungsi sebagai gateway. Kemudia, router tersebut akan terhubung dengan jaringan LAN dan terhubung dengan wireless.


(3)

Yang khusus dikembangkan oleh DTKBDP sendiri belum ada. DTKBDP hanya mempunyai website.

8. Bagaimana pengelolaan data pada DTKBDP saat ini?

Untuk pengelolaan data, kami hanya menggunakan aplikasi dasar yang seperti microsoft word dan icrosoft exel.

9. Bagaimana rencana pengembangan sistem teknologi informasi kedepannya?

Untuk kedepannya kami menginginkan pelayanan IMB dan SLF bisa dilakukan secara online, begitu juga pada proses pembangunan agar memudahkan DTKBD untuk memdapatkan kontraktor yang sesuai dan juga adanya suatu sistem terintegrasi, sehingga memudahkan dalam pertukaran data dan informasi.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Perencanaan arsitektur enterprise menggunakan Togaf versi 9: studi kasus Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)

10 100 415

Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan Togaf Adm 9.1 di PPPPTK TK dan PLB Bandung

10 53 90

Perancangan Arsitektur Enterprise di Seksi Penyelenggara Balai Diklat IV PU Bandung Menggunakan Togaf Architecture Development Method

0 20 20

Perancangan enterprise architecture menggunakan togaf architecture development method (studi kasus PT. Bali Double C)

10 45 276

Analisis dan Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF Framework pada Klinik Medika Antapani.

8 14 19

PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE YAKES TELKOM PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN AND ANALYSIS OF YAKES TELKOM IN BUSINESS ARCHITECTURE DOMAIN USING TOGAF ADM FRAMEWORK

0 0 11

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN DEVELOPMENT PLANNING FUNCTION OF BAPPEDA BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEWORK

0 0 8

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA FUNGSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN RESEARCH AND DEVELOPMENT FUNCTION OF BAPPEDA BANDUNG DISTRICT USING TOGAF ADM FRAMEW

0 0 8

Perancangan Enterprise Architecture Dengan Menggunakan TOGAF Pada PT Sejahtera Usaha Bersama

1 2 5

DESIGNING ENTERPRISE ARCHITECTURE IN PT.XYZ USING TOGAF ADM METHOD

1 2 211