BAB IV ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN - DOCRPIJM 282d69c4c3 BAB IVBab IV RPIJM Kota Depok 20152019

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

BAB IV ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

4.1 Analisis Sosial

  4.1.1 Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Aspek sosial yang perlu diperhatikan antara lain adalah responsifitas kegiatan

pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Menindaklanjuti hal tersebut maka diperlukan

suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk responsif gender dari masing-masing kegiatan,

manfaat, hingga permasalahan yang timbul sebagai pembelajaran di masa datang.

  4.1.2 Aspek Sosial Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Depok umumnya tidak mengalami

banyak kendala dan hambatan terhadap masyarakat. Hal ini dikarenakan lokasi pembangunan

kegiatan Cipta Karya sebagian besar milik Pemerintah Kota Depok. Bila menggunakan lahan yang

bukan milik Pemerintah Kota Depok maka akan dibebaskan telebih dahulu. Hanya saja untuk

meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka Pemerintah Kota

Depok melakukan sosialisasi melalui pemerintah kelurahan setempat dimana lokasi kegiatan Cipta

Karya dilaksanakan.

  Kesulitan yang sering terjadi adalah apabila pembangunan harus dilakukan di lahan

masyarakat sebagai bagian dari partisipasi masyarakat seperti yang disyaratkan dalam Sanimas.

Kesulitan tersebut dikarenakan penerima manfaat adalah warga MBR sehingga lahan yang mereka

miliki ingin dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian mereka (tidak untuk dihibahkan).

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

4.1.3 Aspek Sosial Pada Pasca Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya harus memberi manfaat bagi

masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara

sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu

tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh

penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut. Hasil identifikasi aspek sosial pasca

pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Depok tertuang pada Tabel 4.1.

  

Tabel 4. 1 Identifikasi Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan

Bidang Cipta Karya

Tahun Jmlh Penerima No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Ket Pelaksanaan Manfaat

  1. Pengembangan Permukiman

  a. Rehabilitasi Rumah Layak Huni 11 kec 2015-2019 1.245 KK

  b. Pembangunan Rusunawa beserta Kel. Abadijaya 2016-2019

  96 KK Infrastrukturnya

  c. Penataan Jalan Lingkungan dan

  6 Kel 2015-2019 30.293 Jiwa Infrastruktur Kawasan Kumuh

  d. P2WKSS

  5 Kel 2015-2019 8.655 Jiwa

  e. Penataan dan Peremajaan Kawasan Situ Kp. Lio Kel. 2017-2019 10.904 Jiwa Rawa Besar Depok

  f. Penataan Kawasan Kumuh Bojong Pondok Kel. Bojong 2018-2019 4.938 Jiwa Terong Pondok Terong

  2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

  a. Peyusunan Rencana Tata Bangunan dan Margonda, 2016-2019 1.104.821 Jiwa Lingkungan Depok Lama,

  Proklamasi, Juanda, Cinere,

  Meruyung, Bedahan

  b. Pembangunan Taman dan RTH Kel. Depok Jaya, 2015-2019 221.505 Jiwa Abadijaya, Panmas, Kec.

  Tapos, Kec.

  Bojongsari

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

  Tahun Jmlh Penerima No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Ket Pelaksanaan Manfaat

  e. Sosialisasi air limbah dan IPLT 2015-2019 1.898.567 Jiwa

  f. Sosialisasi dan pelatihan pemilahan 2014-2018 123.750 Jiwa sampah g. Pembangunan UPS Kec. Cilodong 2015 3.000 Jiwa

  h. Perluasan dan Optimalisasi Landfill TPA Kel. Cipayung 2015 509.444 Jiwa i. Pembangunan TPPST Pasir Putih Kel. Pasir Putih 2015 509.444 Jiwa j. Pembangunan Stasiun Peralihan Antara Kel. Tapos 2016-2019 226.415 Jiwa

  (SPA) ke TPPAS Nambo k. Masterplan Subsistem Drainase Kota 2015 1.898.567 Jiwa

  Depok l. Masterplan pembangunan sumur 2015 1.898.567 Jiwa imbuhan m. Pembangunan Drainase Primer 2015-2019 1.898.567 Jiwa n. Pembangunan dan pemeliharaan drainase 2015-2019 1.898.567 Jiwa kota dan lingkungan o. Pembangunan sumur imbuhan 2015-2019 55.000 Jiwa

  Sumber : BAPPEDA Kota Depok dan DDA 2013

4.2 Analisis Ekonomi

4.2.1 Aspek Ekonomi Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Aspek ekonomi pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu

melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindaklanjuti adalah

isu kemiskinan. Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya sehingga yang disasar

adalah kajian mengenai penduduk miskin, mencakup data eksisting, persebaran, karakteristik

sehingga kebutuhan penanganannya, seperti tertuang pada Tabel 4.2.

  IV - 4 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

  Sebagian besar tinggal di rumah sewa. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan atau sumber air terlindungi, tapi masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi, ada yang menggunakan jamban umum dan masih banyak ditemui KK yang BABS. Meskipun umumnya sudah menggunakan septiktank, masih banyak yang membuang limbah tinjanya tidak ke septiktank termasuk jamban bersama

  Kawasan permukiman padat banyak berkembang di sekitar sempadan situ. Pengelolaan air limbah

  Sebagian besar tinggal di rumah sewa, dan sebagian lagi di rumah milik. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan atau sumber

  Jumlah penduduk miskin 248 KK atau 986 jiwa

  3. Kel. Bojong Pondok Terong

  Penyusunan rencana urban renewal Penataan kawasan dengan urban renewal agar terbentuk kesatuan dengan pengembagan kawasan sekitarnya.

  Merupakan kawasan sub pusat pelayanan dengan rencana permukiman kepadatan tinggi. Sudah berkembang sebelum terbentuknya kota Depok. Wilayah padat kumuh terletak di sekitar pusat pemerintahan. Sulitnya dilakukan penataan kawasan dengan cara urban renewal

  2. Kel. Depok Jumlah penduduk miskin 373 KK atau 986 jiwa

  Kota Depok Tahun 2015-2019

Tabel 4. 2 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin di Kota Depok

  Penyiapan aspek legal Kasiba/Lisiba Pembentukan lembaga pengelola kasiba/Lisiba Penyelesaian masalah pertanahan

  Berdasarkan RTRW merupakan wilayah pengembangan permukiman berkepadatan rendah, dan termasuk dalam delienasi Kasiba/Lisiba. Saat ini sudah banyak pengembang yang mengajukan perijinan. Sementara aspek legal dan kelembagaan pengelolaan Kasiba belum tersedia. Banyaknya lahan yang memiliki sertifikat ganda juga menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemda apabila tetap menjalankan konsep Kasiba/Lisiba di wilayah ini

  Penduduk miskin yang tidak memiliki septic tank hampir sama banyaknya dengan yang sudah memiliki. Kondisi infrastruktur : Belum terlayani perpipaan PDAM, dan pengangkutan sampah baru melayani sebagian kecil perumahan formal.

  Status kepemilikan sebagian besar milik. Sumber air minum sebagian besar ledeng tapi masih ditemui sumber tidak terlindungi. Sebagian besar sudah memiliki jamban pribadi, sebagian menggunakan jamban umum, dan masih ditemui KK yang tidak memiliki jamban.

  Jumlah penduduk miskin 238 KK atau 1.305 jiwa

  1. Kelurahan Pengasinan

  No Lokasi Jumlah Penduduk Miskin Kondisi Umum Permasalahan Penanganan yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penanganan

  Pembangunan 1 unit ipal komunal Penanganan air limbah domestic melalui pemicuan, dan pembangunan septiktank/ipal komunal

  IV - 5 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

  Kota Depok Tahun 2015-2019 No Lokasi Jumlah Penduduk Miskin Kondisi Umum Permasalahan Penanganan yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penanganan

  air terlindungi, tapi masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi, ada yang menggunakan jamban umum dan masih ditemui KK yang BABS. Meskipun umumnya sudah menggunakan septiktank, jamban bersama belum menggunakan SPAL domestic yang langsung dibuang situ menyebabkan pencemaran situ Citayam, padahal situ juga digunakan sebagai sarana rekreasi warga

  4. Kel. Cipayung Jumlah penduduk miskin 188 KK atau 986 jiwa

  Sebagian besar merupakan rumah sewa, dan sebagian kecil rumah sewa. Sumber masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi dengan SPAL, ada yang menggunakan jamban bersama tanpa SPAL dan masih ditemui KK yang BABS. Kondisi infrastruktur : Jalan lingkungan relatif baik namun belum terlayani air minum perpipaan. Tersedia 1 SIPAS namun belum memenuhi kebutuhan warga. Angkutan persampahanpun belum melayani kelurahan ini.

  Merupakan prioritas SPPIP yang dihasilkan dari FGD. Kelurahan Cipayung kumuh sedang disebabkan pengelolaan sampah dan limbah yang belum memadai, meskipun terletak dekat dengan TPA. Karena kedekatan lokasi dengan TPA, air tanah warga diduga tercemar. Sementara itu kualitas dan kontinuitas akuifer tanah dalampun tidak cukup baik.

  Pembangunan unit pengolah sampah di TPA Pembangunan 1 tower air bersama dari SIPAS yang telah ada

  Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan 3R dan Bank Sampah. Pembangunan septiktank dan/atau ipal komunal Pembangunan hidran umum air minum dari jaringan primer PDAM

  5. Kel. Abadijaya Jumlah penduduk miskin 118 KK atau 986 jiwa

  Sebagian besar tinggal di rumah sewa, dan sebagian lagi di rumah milik. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi, banyak yang menggunakan jamban bersama dan masih ditemui KK yang BABS. Meskipun jamban pribadi sudah menggunakan SPAL, jamban bersama belum menggunakan SPAL

  Merupakan kawasan permukiman padat penduduk dan menjadi kawasan prioritas permukiman. Permasalahan yang ada adalah pengembangan kawasan yang tidak dipersiapkan dengan baik sehingga terjadi percampuran fungsi permukiman dan

  Pembangunan tendon air dan sumur imbuhan Pembuatan saluran drainase sekunder Pembuatan pintu air

  Pembebasan lahan daerah cekungan Pembebasan lahan untuk rusunawa untuk menampung pekerja yang tinggal dan menyewa rumah di lahan cekungan Pembuatan Rusunawa Pembuatan polder dan RTH

  IV - 6 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

  Kota Depok Tahun 2015-2019 No Lokasi Jumlah Penduduk Miskin Kondisi Umum Permasalahan Penanganan yang Sudah Dilakukan Kebutuhan Penanganan

  Kondisi infrastruktur : Wilayah kel. Abadijaya telah dilayani oleh jaringan PDAM, namun hanya melayani permukiman formal. Jalan lingkungan sudah cukup baik seiring dengan program betonisasi yang dijalankan pemda. Pelayanan pengangkutan sampah sudah menjangkau permukiman formal dan telah tersedia 2 fasilitas pengolah sampah 3R. perdagangan/jasa yang tidak terarah. Banjir yang terjadi karena beberapa kawasan merupakan daerah cekungan. Tidak adanya integrasi antara permukiman formal dan swadaya. Air limbah domestic yang tercampur dengan drainase dan mencemari sungai.

  Permukiman kumuh terbentuk dengan bertumbuhannya rumah sewa.

  Pembangunan ipal skala komunal/kawasan

  6. Kel. Tugu Jumlah penduduk miskin 376 KK atau 986 jiwa

  Umumnya tinggal di rumah sewa, dan hanya beberapa di rumah milik. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan, dan masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Meskipun umumnya sudah memiliki jamban pribadi, masih banyak yang menggunakan jamban bersama dan tidak memiliki SPAL, dan masih ditemui KK yang BABS.

  Merupakan kawasan permukiman padat penduduk. Terdapat percampuran dengan fungsi perdagangan/jasa khususnya di jalan utama (Jl Raya Bogor dan Jl Akses UI). Merupakan daerah banjir karena letak permukiman yang berada di bawah saluran irigasi. Terjadi pencemaran terhadap badan air akibat sampah, limbah domestik, dan limbah industry.

  Pembuatan sodetan dari Kali Laya ke Kali Baru Penataan drainase dan jalan lingkungan Pemicuan kesadaran sanitasi lingkungan Pembentukan bank sampah

  Penanganan banjir dan drainase primer Pembuatan septiktank dan ipal komunal Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah Penyusunan RTBL Jl Akses UI

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

4.2.2 Aspek Ekonomi Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Pembangunan bidang Cipta Karya dilakukan untuk meningkatkan pelayanan akan

kebutuhan dasar baik untuk masyarakat MBR, maupun masyarakat pada umumnya. Namun

demikian, seperti juga pembangunan di bidang lainnya, pembangunan keciptakaryaan juga

berdampak pada ekonomi masyarakat baik positif maupun negatif pada tahap pembangunannya.

  Secara umum kegiatan pembangunan fisik yang dilakukan akan menggairahkan

perekonomian masyarakat setempat, baik dengan meningkatnya jumlah konsumen usaha ekonomi

masyarakat maupun dengan adanya kebijakan pemda Depok agar kontraktor merekrut pekerja dari

masyarakat setempat yang berkompeten. Adapun dampak negatif terhadap perekonomian

masyarakat pada tahap pembangunan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

  

Tabel 4. 3 Analisa Dampak Ekonomi pada Pelaksanaan

Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Dampak Ekonomi

  1. Pengembangan Permukiman

   a. Penataan dan Peremajaan Kawasan Kp. Lio Kel. Depok Relokasi sementara pemukim Kp Lio Situ Rawa Besar berdampak pada terganggunya perekonomian kelompok masyarakat tersebut khususnya bagi yang memiliki usaha ekonomi di sekitar tempat tinggalnya Penertiban sempadan situ sebagai

   bagian dari penataan kawasan akan menghilangkan sumber ekonomi masyarakat yang tinggal/memiliki usaha di daerah sempadan situ Rawa Besar

  b. Penataan Kawasan Kumuh Bojong   Kel. Bojong Pondok Penertiban permukiman di

  Pondok Terong Terong sempadan situ sebagai bagian dari penataan kawasan kumuh akan menghilangkan sumber ekonomi masyarakat yang memiliki usaha di daerah sempadan

  

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

diantisipasi dampak ekonominya terhadap penerima manfaat ataupun masyarakat yang terkena

proyek pasca pembangunan dan dicarikan jalan keluarnya. Dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang

menjelaskan mengenai analisa dampak ekonomi pasca pembangunan bidang Cipta Karya Kota

Depok.

  

Tabel 4. 4 Analisa Dampak Ekonomi Pasca Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Dampak Ekonomi

  1. Pengembangan Permukiman

  a. Penataan dan Peremajaan Kawasan Kp. Lio Kel. Depok Memulai dari awal usaha ekonomi

   Situ Rawa Besar yang ditinggalkan/dihentikan akibat relokasi sementara pada saat pembangunan Memulai usaha baru di tempat baru

   bagi masyarakat yang bermukim / memiliki usaha di daerah sempadan yang terkena penertiban

   b. Penataan Kawasan Kumuh Bojong Kel. Bojong Pondok Memulai usaha baru di tempat baru Pondok Terong Terong bagi masyarakat yang bermukim / memiliki usaha di daerah sempadan yang terkena penertiban

   yang lebih tinggi apabila masyarakat yang terkena penertiban bekerja di sekitar kawasan tersebut Relokasi ke tempat baru seringkali

  Mengeluarkan biaya transportasi

   c. Pembangunan Rusunawa beserta Kel. Abadijaya Infrastrukturnya mematikan usaha ekonomi yang sudah dijalankan di tempat sebelumnya Lokasi rusunawa bila jauh dari

   transportasi umum akan menambah waktu dan biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh masyarakat penerima manfaat

4.3 Analisis Lingkungan

4.3.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

  6)

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan

sekelompok masyarakat; dan/atau 7)

  

Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi

kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Kriteria penapisan usulan program/kegiatan bidang Cipta Karya di Kota Depok dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

  

Tabel 4. 5 Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Kriteria Penilaian Uraian Pertimbangan Kesimpulan (Signifikan/Tidak Signifikan)

  1. Perubahan Iklim

  • Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan iklim secara signifikan

  2. Kerusakan, kemerosotan, dan/kepunahan keanekaragaman hayati

  Pembangunan TPPST, pembangunan IPAL skala kawasan, pembangunan IPA dan Pembangunan Rusunawa akan menyebabkan terjadinya penebangan pohon penghijauan.

  Pengaruh yang ditimbulkan tidak signifikan.

  3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan

  • Tidak terdapatkegiatan yang dapat mempengaruhi peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

  4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

  • Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam.

  5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan.

  Pembangunan dan Peningkatan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Sampah Terpadu (TPPST) serta infrastruktur pendukungnya, Pembangunan IPAL kawasan, dan IPA akan merubah beberapa bagian kawasan alami di

  Pengaruh yang ditimbulkan tidak signifikan.

4.3.2 Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

  

Tabel 4. 6 Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program

Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Komponen Kegiatan Lokasi Perlindungan Lingkungan AMDAL UKL- UPL SPPLH

1. Pengembangan Permukiman

  a) Pembangunan Rusunawa beserta

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

  Penjabaran regulasi dan peraturan pemerintah secara detail tentang segala bentuk

rencana kegiatan pembangunan yang diprediksi akan memberikan dampak penting dan besar

terhadap lingkungan mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012

tentang Izin Lingkungan dan diikuti oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5

Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 Tahun

2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang

wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup. Proyek/kegiatan kemudian dikategorikan menjadi proyek wajib AMDAL, proyek tidak wajib

AMDAL tapi wajib UKL-UPK, dan proyek tidak wajib UKL-UPL tapi wajib SPPLH.

  Berdasarkan ketentuan pada PP, Permen LH, dan Permen PU diatas, maka pengelompokan

atau kategori program bidang Cipta Karya di Kota Depok yang memerlukan dokumen kajian dan

perlindungan lingkungan terdapat pada Tabel 4.6.

  • b)

  Pembangunan Infrastruktur RSH / Kasiba

  Kel. Pengasinan, Kel. Duren Mekar, dan Kel. Duren Seribu

  • c)

  Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh

  Kota Depok

  • d)

  Peremajaan Permukiman Kumuh Kp. Lio

  Kel. Depok

  Infrastrukturnya Kel. Abadijaya

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Depok Tahun 2015-2019

  Perlindungan Lingkungan No Komponen Kegiatan Lokasi UKL- AMDAL SPPLH UPL

  e) Kel. Kalimulya - - √

  Pembangunan/rehabilitasi IPLT

  f) Kec. Cilodong - - √

  Pembangunan UPS

  g) Kec. Tapos Pembangunan Stasiun Peralihan

  • Antara (SPA) ke Nambo

  √

  h) Kel. Pasir Putih - - √

  Pembangunan TPPST Pasir Putih

4. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

  a) Kec. Cimanggis - - √

  Pengambilan Air Baku Kec. Cinere - -

  √

  b) Kel. Depok - - √

  Peningkatan Kapasitas Instalasi

  • Pengolahan Air Kel. Mekarjaya √

  c) Kel. Tugu - - √

  Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Kel. Pengasinan - -

  √ Kel. Cinere - -

  √ d) Kec. Cimanggis, Kec. Tapos, Kec. Pembangunan Jaringan Distribusi

  Sukmajaya, Kec. Pancoran Mas,

  • √ Kec. Cinere, Kec. Limo, Kec. Bojongsari, Kec. Cipayung e) Kec. Sawangan, Kec. Limo, Kec.

  Pembangunan Jaringan Retikulasi Cimanggis, Kec. Tapos, Kec.

  Sukmajaya, Kec. Cilodong, Kec. √ - - Panmas, Kec. Beji, Kec. Cinere, Kec. Cipayung

  f) Kel. Sukatani - - √

  Pembangunan Booster Pump