Tabel 5.1 Arahan RTRW Kota Mataram
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti RTRW, RPJMD, RP2KP, RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mataram
Pada RTRW Kota Mataram menghasilkan suatu rencana struktur dan pola yang harus diterapkan selama 20 tahun, dengan masa berlaku 2011
- – 2031. Pada bab ini akan membahas arahan yang harus diterapkan dan dijadikan acuan pada RPI2JM pada tahun 2015. Berikut akan dipaparkan arahan rencana struktur dan Pola ruang yang harus dicapai hingga tahun 2031.
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
Kawasan sempadan pantai diarahkan pada sepanjang pesisir pantai bagian barat Kota Mataram ± 9 km sejauh antara 30-200 meter dari pasang tertinggi secara proporsional sesuai dengan bentuk, letak, dan kondisi fisik pantai. Rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai di Kota Mataram sebagaimana dilakukan melalui:
c. Fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti puskesmas; d. Wisata dan rekreasi, seperti rekreasi pasif (taman) dan rekreasi alam (pantai).
b. Fasilitas dan pelayanan sosial, seperti tempat ibadah dan/atau pusat informasi wisata;
7. Kegiatan budidaya yang diperbolehkan pada kawasan sempadan pantai adalah: a. Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti lapangan rumput, lapangan olahraga, dan/atau preservasi sumber daya alam;
6. Kawasan sempadan pantai yang sudah dikuasai pemerintah tetapi sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, maka bangunannya dapat dibongkar; dan
5. Pengaturan penempatan bangunan- bangunan perlindungan terhadap bencana gempa dan/atau gelombang tsunami;
4. Pemanfaatan kawasan sempadan pantai menjadi kegiatan rekreasi yang bersifat publik;
3. Peningkatan keanekaragaman jenis tanaman tahunan berakar panjang;
2. Perwujudan lahan-lahan sempadan pantai dengan cara partisipatisi masyarakat atau penertiban terutama di kawasan yang membahayakan kelangsungan penduduk di sekitarnya;
1. Penguasaan kawasan sempadan pantai oleh pemerintah dengan batas antara 30 - 200 meter dan diperkuat statusnya;
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya. Kawasan Sempadan Pantai
A. Pusat Pelayanan Kota (PPK)
A. Kawasan Lindung
Tabel 5.1 Arahan RTRW Kota Mataram2. Sub Pusat Pelayanan Sandubaya berfungsi untuk mendukung kegiatan perdagangan dan jasa;
1. Sub Pusat Pelayanan Selaparang berfungsi untuk mendukung kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata;
Sub Pusat Pelayanan Kota dikembangkan untuk mendukung Pusat Pelayanan Kota. Sub pusat pelayanan kota diarahkan pada kawasan-kawasan yang mendekati perbatasan kota dengan Kabupaten Lombok Barat. Hal ini dimaksudkan agar orientasi pergerakan penduduk mengarah ke luar Kota Mataram agar beban di bagian tengah tidak semakin bertambah. Fungsi-fungsi sub pusat pelayanan yang ada di wilayah Kota Mataram adalah sebagai berikut:
B. Sub Pusat Pelayanan Kota ( SPPK )
3. Pusat Pelayanan Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Pusat pelayanan di atas dikembangkan sebagai pusat bisnis skala kota dan regional, karena merupakan daerah tarikan dan pergerakan yang sangat intens di dalamnya
2. Pusat Pelayanan Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan;
1. Pusat Pelayanan Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan jasa serta pelayanan pariwisata;
PPK ditetapkan tepat di tengah wilayah Kota Mataram karena Kecamatan Ampenan, Kecamatan Mataram, dan Kecamatan Cakranegara merupakan kawasan primer yang memiliki fungsi utama untuk melayani seluruh penduduk Kota Mataram. Fungsi utama dari masing-masing Pusat Pelayanan Kota tersebut adalah:
3. Sub Pusat Pelayanan Sekarbela berfungsi mendukung kegiatan perkantoran dan pariwisata.
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
C. Pusat Lingkungan ( PL )
Pusat Lingkungan di Kota Mataram menyebar di seluruh wilayah yang berfungsi untuk mendukung sub pusat pelayanan kota. Pusat lingkungan merupakan gabungan dari dua atau lebih kelurahan.
Kawasan Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai. Pengelolaan kawasan sempadan sungai dilakukan dengan jalan sebagai berikut:
1. Penguasaan kawasan sempadan sungai oleh pemerintah dengan batas antara 5 - 15 meter dan diperkuat statusnya;
2. Perwujudan lahan-lahan sempadan sungai dengan cara partisipatif masyarakat atau penertiban terutama di kawasan yang membahayakan kelangsungan penduduk di sekitarnya;
3. Pengawasan dan pengendalian kawasan sempadan sungai yang telah dikuasai pemerintah;
4. Kawasan sempadan sungai yang dikuasai oleh masyarakat dapat dilakukan dengan cara penggantian sesuai dengan kesepakatan; dan
5. Kawasan sempadan sungai yang sudah dikuasai pemerintah tetapi sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, maka bangunannya dapat dibongkar.
6. Kegiatan budidaya yang diperbolehkan pada kawasan sempadan sungai di Kota Mataram adalah:
a. Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti pemakaman, lapangan rumput, lapangan olahraga, dan/atau lahan untuk menjual tanaman hias di ruang terbuka; b. Fasilitas dan pelayanan sosial, seperti tempat ibadah dan/atau pusat informasi wisata;
c. Fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti puskesmas; d. Wisata dan rekreasi, seperti rekreasi aktif
(taman bermain dan/atau jogging track) dan rekreasi pasif (taman). Sungai-sungai di Kota Mataram yang memerlukan penertiban sempadan pantai adalah Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Brenyok dan Sungai Ancar. Adapun kriteria jalur sempadan sungai untuk kawasan perkotaan adalah: a. Sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
sepanjang kaki tanggul;
b. Sekurang-kurangnya 100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 m di kanan kiri sungai kecil yang tidak bertanggul;
c. Sekurang-kurangnya 10 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m;
d. Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20 m; e. Sekurang-kurangnya 30 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m.
Kawasan Sempadan Mata Air
Kriteria untuk kawasan lindung ini adalah kawasan di sekitar mata air dengan radius sekurang-kurangnya 10 - 15 meter dari titik mata air. Perlindungan dapat dilakukan dengan membangun batas pengaman terhadap mata air dari pencemaran lingkungan, serta mempertahankan kelestarian lingkungan dengan penanaman pohon di sekitar mata air.
Pemerintah Kota Mataram melalui instansi terkait perlu melakukan monitoring serta sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat, khususnya penduduk di sekitar mata air agar lebih menjaga dan mengelola mata air. Rencana pemeliharaan kawasan sempadan mata air di Kota Mataram tersebar di beberapa titik, yaitu:
1. Lingkungan Timbrah Kelurahan Pagesangan Barat sebanyak 1 titik;
2. Lingkungan Pagesangan Barat Kelurahan Pagesangan sebanyak 1 titik;
3. Lingkungan Petemon Kelurahan Pagutan Timur sebanyak 1 titik;
4. Lingkungan Pesongoran Kelurahan Pagutan Barat sebanyak 1 titik;
5. Lingkungan Muhajirin Kelurahan Dasan Agung sebanyak 1 titik;
6. Lingkungan Kebon Bawaq Timur Kelurahan Kebon Sari sebanyak 1 titik;
7. Lingkungan Kebon Bawaq Barat Kelurahan Pejeruk sebanyak 1 titik;
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
8. Karang Mas-mas Kelurahan Monjok Barat sebanayk 2 titik;
9. Lingkungan Oloh Kelurahan Monjok Barat sebanyak 2 titik;
10. Lingkungan Karang Taliwang Kelurahan Karang Taliwang sebanyak 1 titik;
11. Lingkungan Karang Pande, Lingkungan Lendang Re, Lingkungan Lendang Kelor, dan Lingkungan Pancor Mas Kelurahan Sayang-sayang masing-masing sebanyak 1 titik.
Kegiatan yang diperbolehkan di sekitar kawasan sempadan mata air hanya ruang terbuka hijau, seperti lapangan rumput, lapangan olahraga, penjualan tanaman hias dan bunga di ruang terbuka, hutan/taman kota.
2. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota
Kawasan RTH direncanakan pada setiap unit lingkungan kecil akan dibangun taman dan tempat bermain, sedangkan setiap 2 - 3 unit lingkungan besar akan dibangun sebuah lapangan olahraga dan tempat rekreasi. Dengan berpedoman kepada hal-hal tersebut, maka pengembangan RTH di Kota Mataram adalah taman, tempat bermain, dan lapangan olahraga melalui penataan lansekap yang lebih baik sehingga mempunyai daya tarik yang tinggi.
Ruang terbuka hijau di Kota Mataram dikontribusi dari RTH Konservasi berupa hutan kota dan daerah tangkapan air; RTH Lingkungan berupa taman kota, taman lingkungan dan pekarangan, dan ruang terbuka hijau taman atap; RTH Koridor berupa jaringan jalan dan jalur jaringan listrik tegangan tinggi; RTH Khusus berupa Tempat Pemakaman Umum (TPU), pekarangan perkantoran, kawasan penyangga seperti sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan pendidikan, kawasan pariwisata alam, dan kawasan rekreasi hijau. Penataan RTH disesuaikan dengan pola tata hijau lingkungan perumahan, pola tata hijau sepanjang alur sungai, pola tata hijau pemakaman, dan pola tata hijau jalur jalan.
3. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan di Kota Mataram yang berpotensi dan/atau memiliki kekhasan budaya dan nilai historis, bangunan bernilai budaya tinggi, serta situs yang mempunyai manfaat tinggi untuk
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
pengembangan ilmu pengetahuan, maka dipertahankan keberadaannya sebagai Kawasan Cagar Budaya. Rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya di Kota Mataram diarahkan pada lokasi- lokasi berikut: a. Cagar Budaya Taman Mayura-Pura Meru di
Kelurahan Cakranegara Utara;
b. Cagar Budaya Makam van Ham di Kelurahan Cilinaya;
c. Cagar Budaya Kota Tua di Ampenan Utara;
d. Cagar Budaya Makam Loang Baloq di Kelurahan Tanjung Karang; dan
e. Cagar Budaya Makam Bintaro di Kelurahan Bintaro Ampenan. Bentuk pengelolaan kawasan cagar budaya di Kota Mataram dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini:
1. Mempertahankan keberadaannya dan dijaga kelestariannya melalui upaya konservasi bangunan dan lingkungan;
2. Membangun infrastruktur pendukung di sekitar Kawasan Cagar Budaya yang berfungsi menjaga kelestarian kawasan;
3. Menyediakan prasarana dan sarana yang mendukung kegiatan budidaya di sekitar kawasan cagar budaya;
4. Kegiatan-kegiatan budidaya yang diperbolehkan di sekitar kawasan cagar budaya adalah sebagai berikut:
a. Perdagangan skala lokal, seperti warung dan kios; b. Kantor pemerintah, seperti kantor kelurahan; c. Fasilitas dan institusi sosial, seperti tempat ibadah, museum, dan/atau lembaga pelayanan sosial;
d. Fasilitas dan pelayan kesehatan, seperti puskesmas; e. Industri, seperti industri kecil dan/atau industri kerajinan rumah tangga; f. Pelayanan dan jasa kendaraan bermotor, seperti halte.
g. Wisata, seperti rekreasi aktif (tempat bermain) dan/atau rekreasi pasif (taman).
4. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Kota Mataram terdiri dari kawasan rawan banjir dan tanah longsor yang ditetapkan di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Ning, Sungai Brenyok, dan Sungai Unus; kawasan rawan gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai ditetapkan di sepanjang pesisir pantai bagian barat Kota Mataram meliputi Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru; kawasan rawan gempa bumi ditetapkan di seluruh wilayah Kota Mataram; serta kawasan rawan kebakaran ditetapkan di kawasan permukiman padat penduduk.
Secara umum, diperlukan rencana mitigasi dan adaptasi bencana di kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana. Upaya mitigasi dan adaptasi bencana ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut: a. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai mitigasi dan penanggulangan bencana; b. Pengembangan organisasi masyarakat yang siap dan siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam;
c. Pencegahan kegiatan-kegiatan budidaya yang dapat merusak lingkungan; d. Pengawasan dan pengendalian pada kawasan rawan bencana; serta e. Pembentukan jalur-jalur evakuasi serta penetapan kawasan-kawasan darurat sebagai tempat mengungsi korban.
B. Kawasan Budidaya
1. Kawasan Peruntukan Permukiman Padat
Penerapan konsep pembangunan Kota Mataram sebagai Kota Perdagangan dan Jasa menuntut adanya kualitas lingkungan kota yang baik dan nyaman. Oleh sebab itu, luas peruntukan lahan permukiman sebaiknya dimaksimalkan hingga 60% dari luas keseluruhan Kota Mataram atau sebesar 3.678 Ha untuk menampung ± 623.164 jiwa pada Tahun 2030. Untuk ketersediaan ruang yang semakin berkurang, maka selain dilakukan pengembangan permukiman secara horizontal juga dilakukan pengembangan secara vertikal berupa rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Rencana pengembangan permukiman secara vertikal tidak dilakukan di kawasan cagar budaya, kawasan dengan kapasitas prasarana yang terbatas, kawasan industri, dan/atau tingkat pelayanan jalan yang rendah. Rencana pengembangan kawasan peruntukan permukiman di Kota Mataram dilakukan sebagai berikut:
A. Pengembangan kegiatan permukiman berkepadatan tinggi pada sekitar kawasan pusat kota, sedangkan kegiatan
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
permukiman berkepadatan sedang dan rendah dikembangkan pada kawasan pinggiran kota;
B. Pengembangan Kasiba (Kawasan Siap Bangun) dan Lisiba (Lahan Siap Bangun) pada kawasan yang belum terbangun beserta prasarana pendukungnya seperti jalan lingkungan, prasarana air minum, prasarana pengolahan limbah, jaringan telekomunikasi, dan penerangan;
C. Kegiatan perdagangan dan jasa dan pelayanan umum yang ada di kawasan permukiman dibatasi untuk skala pelayanan lingkungan;
D. Kegiatan perdagangan dan jasa serta pelayanan umum yang ada di kawasan permukiman harus menyediakan lahan parkir setidaknya sama dengan luas bangunan yang digunakan untuk kegiatannya;
E. Relokasi kampung nelayan di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru.
2. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa melayani kebutuhan barang dan jasa dalam skala internasional, nasional, regional, dan lokal. Perdagangan dan jasa skala internasional dan nasional dengan konsep superblok dikembangkan di Kelurahan Mandalika, Kelurahan Bertais, Kelurahan Pagesangan Barat, Kelurahan Karang Pule, dan Kelurahan Tanjung Karang. Perdagangan dan jasa skala regional dan lokal dikembangkan Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Cakranegara Timur, Kelurahan Cakranegara Selatan, Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, Kelurahan Sapta Marga, Kelurahan Abian Tubuh, dan Kelurahan Dasan Cermen.
Secara umum, rencana pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa adalah
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
sebagai berikut:
A. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan konsep superblok di Kecamatan Cakranegara;
B. Penyediaan ruang parkir yang memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada kegiatan perdagangan dan jasa;
C. Pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang; dan D. Pengembangan perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian di sekitar Kota Mataram.
E. Pengembangan jasa berupa jasa keuangan (bank, asuransi, keuangan non-bank, pasar modal), jasa pelayanan (komunikasi, konsultan, kontraktor), jasa profesi (pengacara, dokter praktek, psikolog), jasa perdagangan (ekspor-impor dan perdagangan berjangka), serta jasa pariwisata (agen, biro perjalanan, dan penginapan) diarahkan ke wilayah Kota Mataram bagian barat dengan memprioritaskannya di pusat-pusat sekunder serta sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai dengan peruntukannya.
F. Kegiatan jasa di sekitar kawasan perdagangan yang diperbolehkan adalah jasa perkantoran (bank, konsutan, pengacara, notaris); asa perawatan/ perbaikan/reparasi (reparasi jam, service komputer, alat elektronik, dan lain-lain); jasa pelayanan umum (ekspedisi, warnet, wartel,
photocopy, penjahit, tukang cukur); salon dan spa perawatan kecantikan.
3. Kawasan Peruntukan Perkantoran
Rencana kawasan peruntukan perkantoran secara umum diarahkan di Kelurahan Dasan Agung Baru, Kelurahan Dasan Agung, Kelurahan Gomong, Kelurahan Punia, Kelurahan Mataram Timur, Kelurahan Mataram Barat, Kelurahan Pejanggik, Kelurahan Monjok Barat, Kelurahan Sayangsayang, dan Kelurahan Jempong Baru.
Secara khusus, Kota Mataram mengemban fungsi sebagai pusat pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), maka fasilitas perkantoran di Kota Mataram tidak hanya fasilitas perkantoran untuk pemerintahan Kota Mataram saja, tetapi juga fasilitas perkantoran untuk Pemerintahan Provinsi NTB. Oleh sebab itu,
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
rencana pengembangan kawasan peruntukan perkantoran di Kota Mataram adalah mempertahankan perkantoran pemerintah provinsi dan kota pada lokasi saat ini. Di samping itu, perlu dikembangkan perkantoran swasta atau jasa pelayanan di bagian tengah Kota Mataram.
4. Kawasan Peruntukan Industri
Sektor perindustrian yang akan dikembangkan di Kota Mataram adalah sektor industri kecil dan menengah yang ramah lingkungan. Dengan demikian, industri polutif harus berada di Kota Mataram. Sesuai dengan tujuan Kota Mataram yang akan menuju kota perdagangan dan jasa dan dengan mempertimbangkan kondisi fisik Kota Mataram masih mungkin untuk mengembangkan industri besar, menengah, maupun kecil khususnya industri-industri yang berbasis pertanian dan perikanan (agro industri) Industri menengah skala regional dan lokal dikembangkan di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagutan, Kelurahan Dasan Cermen, Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, Keluarahan Mandalika, dan Kelurahan Pagutan.
Sedangkan industri kecil skala lokal dan lingkungan dikembangkan di seluruh kelurahan yang ada di Kota Mataram dikelola dengan cara berikut:
A. Pengembangan industri bernilai ekonomi tinggi yang ramah lingkungan; B. Pengembangan industri pengolahan pada komoditas barang setengah jadi dan untuk mempunyai dampak berganda (multiplier
effects) membangkitkan jumlah tenaga
kerja yang relatif besar dan diversifikasi usaha; C. Industri kecil dan menengah berwawasan lingkungan yang berada di lingkungan permukiman tetap dipertahankan selama tidak menimbulkan dampak negatif. Sedangkan industri yang tidak berwawasan lingkungan dan menimbulkan dampak terhadap lalu lintas dan jaringan jalan harus keluar dari kota secara bertahap;
D. Lokasi industri tidak berwawasan lingkungan diarahkan untuk menjadi industri berwawasan lingkungan atau dialihfungsikan menjadi kegiatan jasa.
E. Pemanfaatan teknologi industri tepat guna yang memperhatikan kemampuan produksi lokal, tenaga kerja lokal dan modal;
F. Penataan struktur industri dan rencana
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
ruang/relokasi pengusaha industri kecil dan menengah dengan melakukan kegiatan Kajian Penataan Ruang Peruntukan Industri seperti pembuatan peta lokasi potensi industri, perencanaan relokasi potensi industri, pembinaan dan pengembangan industri kecil menengah, serta promosi investasi bagi pengembangan industri pertanian dan penanggulangan pencemaran industri;
G. Pengembangan infrastruktur penunjang seperti jalan, air minum, dan bangunan penunjang lainnya; dan
H. Pembuatan Rencana Detail Kawasan Industri khusus untuk industri yang menimbulkan dampak penting.
5. Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata yang dikembangkan mencakup destinasi pariwisata serta prasarana dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan pariwisata skala internasional, nasional, regional, dan lokal yang meliputi:
A. Peruntukan pariwisata pantai dikembangkan di Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru atau kawasan pesisir pantai bagian Kota Mataram sepanjang ± 9 km;
B. Peruntukan pariwisata belanja khususnya produk kerajinan dikembangkan di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat, Kelurahan Karang Pule, Kelurahan Tanjung Karang, Kelurahan Cilinaya, dan Kelurahan Sayang-sayang;
C. Peruntukan pariwisata budaya dikembangkan di Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Ampenan Tengah;
D. Peruntukan pariwisata religi dikembangkan di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Tanjung Karang, Kelurahan Cilinaya, dan Kelurahan Mayura;
E. Peruntukan pariwisata buatan dikembangkan di Kelurahan Pejarakan Karya, Kelurahan Kebon Sari, Kelurahan Jempong Baru, Kelurahan Pagesangan Timur, dan Kelurahan Tanjung Karang;
F. Peruntukan pariwisata kuliner dikembangkan di Kelurahan Sayang- sayang, Kelurahan Selagalas, dan
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
Kelurahan Karang Taliwang;
6. Kawasan Peruntukkan Ruang Terbuka non Hijau
RTNH di Kota Mataram dikembangkan dengan cara menyediakan RTNH skala mikro, yaitu RTNH pekarangan pada masing-masing pekarangan selain lahan di luar bangunan baik untuk pekarangan permukiman ataupun non permukiman serta menyediakan RTNH skala makro berupa lahan parkir dan plasa sebagai tempat berkumpulnya massa (assembly point) pada kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Cakranegara dengan berbagai jenis kegiatan seperti sosialisasi, duduk-duduk, aktivitas massa.
7. Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana
Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana dikembangkan untuk memberikan ruang yang aman sebagai tempat berlindung dan tempat penampung penduduk sementara dari bencana banjir dan tanah longsor, bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi, bencana gempa bumi, serta bencana kebakaran. Rencana pengembagan untuk kawasan peruntukan ruang evakuasi adalah sebagai berikut:
A. Memanfaatkan ruang bangunan/fasilitas publik dan bangunan privat untuk kepentingan evakuasi korban bencana yang dapat diatur oleh pemerintah kota melalui kerjasama dan/atau sesuai dengan kesepakatan.
B. Menyediakan tenda-tenda darurat pada lokasi-lokasi yang dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu di Kelurahan Banjar, Kelurahan Karang Baru, Kelurahan Gomong, Kelurahan Mataram Barat, Kelurahan Pagesangan Barat, Kelurahan Selagalas, Kelurahan Turida.
8. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Sektor Informal
Kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk kegiatan sektor informal adalah di areal taman dan Makam Loang Baloq, areal Lapangan Malomba, areal Taman Kota Udayana, areal Taman Kota Selagalas, areal GOR Turida, Jalan Pabean, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Airlangga, Jalan Pemuda, Jalan Panjitilar Negara, Jalan Bung Karno, Jalan Pejanggik, Jalan Selaparang, Jalan Jayengrana. Sedangkan kawasan-kawasan yang dilarang bagi kegiatan
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
PK5 adalah Jalan Niaga, Jalan Saleh Sungkar, Jalan Adi Sucipto, Jalan Majapahit, Jalan Sriwijaya, Jalan Gajah Mada, Jalan Dr. Wahidin, Jalan Dr. Sutomo, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sandubaya, dan sekitar Terminal Mandalika.
9. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum
Kawasan peruntukan pelayanan umum terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Kawasan pendidikan dikembangkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi skala nasional, regional, dan lokal. Rencana pengembangan kawasan peruntukan pendidikan tinggi dikembangkan di Kelurahan Dasan Agung Baru, Kelurahan Jempong Baru, Kelurahan Dasan Cermen, Kelurahan Cakranegara Utara, Kelurahan Turida, dan Kelurahan Pagutan Barat.
10. Kawasan Peruntukan Pertahanan Keamanan
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan ditetapkan untuk kegiatan bidang pertahanan dan keamanan Kota Mataram dan/atau Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dikembangkan di Kelurahan Rembiga, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Taman Sari, Kelurahan Pejanggik, Kelurahan Sapta Marga, Kelurahan Pagesangan Timur, dan Kelurahan Jempong Baru.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan hanya ditetapkan lokasinya, tidak untuk dikembangkan karena menyangkut kebijakan internal korps militer yang bersangkutan. Meskipun demikian lahan bekas peruntukan pertahanan dan keamanan dapat digunakan dan dibangun peruntukan yang baru apabila kawasan tersebut sudah dipindahkan.
11. Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat bermukim di pinggiran Kota Mataram. Pertanian tanaman pangan yang sudah ada dan telah beririgasi seluas 758 Ha serta kawasan pertanian tanaman pangan basah yang dikembangkan seluas 1.799,92 Ha dengan pengembangan irigasi seluas 1.022,92 Ha tetap dipertahankan dengan meminimalisir kegiatan budidaya yang sifatnya
Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang
terbangun.Lahan pertanian yang dipertahankan umumnya berada di kawasan perbatasan, terutama di Kelurahan Rembiga, Kelurahan Sayang-sayang, Kelurahan Selagalas, Kelurahan Bertais, Kelurahan Mandalika, Kelurahan Jempong Baru, dan Kelurahan Turida. Lahan pertanian yang dipertahankan ini lebih diarahkan untuk budidaya tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena Kota Mataram pada masa yang akan datang alih fungsi lahan terutama sawah irigasi teknis akan terdesak. Mengingat kontribusi kegiatan pertanian hanya sekitar 1% dan bahkan hingga 20 tahun mendatang hanya memberikan nilai tambah yang kurang signifikan bagi Kota Mataram, ditambah dengan semakin meningkatnya kepadatan penduduk yang dibarengi dengan bertambahnya jumlah fasilitas di kawasan-kawasan pertanian, maka perlu dilakukan konversi lahan pertanian. Kawasan peruntukan perikanan air tawar dikembangkan di Kelurahan Sayang-sayang, Kelurahan Selagalas, dan Kelurahan Bertais. Sedangkan peruntukan perikanan air laut dikembangkan Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan kelurahan Jempong Baru. Kawasan perikanan perlu disediakan kawasan penyangga.
Sumber: RTRW Kota Mataram 2011
- – 2031
Pada dasarnya dalam pemilihan kawasan strategis ditinjau dari potensi perkembangan yang dimilikinya dan dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Pemilihan kawasan strategis ini juga dapat berpengaruh terhadapa keberlangsungan terhadap sector lainnya. Berikut akan dibahas kawasan strategis yang telah ditetapkan oleh RTRW Kota Mataram 2011
- – 2031 .
NO KOTA/KABUPATEN KAWASAN STRATEGIS SUDUT LOKASI KEPENTINGAN
1 Kota Mataram Kawasan eks. Bandar Udara Pertumbuhan Kelurahan Selaparang Ekonomi (Bidang Rembiga (Kec.
Pariwisata) Selaparang) dan Kel. Ampenan Utara (Kec.
Ampenan) Kawasan Mayura yang terdiri Pertumbuhan Kelurahan dari Taman Mayura, Pura Ekonomi (Bidang Mayura Meru, dan kolam pemandian Pariwisata) (Kecamatan NO KOTA/KABUPATEN KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI
Mayura Cakranegara); Kawasan Udayana Pertumbuhan
Ekonomi (Bidang Pariwisata)
Kelurahan Kebonsari dan Kelurahan Pejarakan Karya (Kecamatan Ampenan);
Kawasan Mutiara Sekarbela Pertumbuhan Ekonomi (Bidang Pariwisata)
Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat (Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela);
Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq, dan taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata
Pertumbuhan Ekonomi (Bidang Pariwisata)
Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan Sekarbela);
Kawasan Kota Tepian Air Pertumbuhan Ekonomi (Bidang Pariwisata)
Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);
Kawasan Sayang-sayang Pertumbuhan Ekonomi (Bidang Pariwisata)
Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang (Kecamatan Sandubaya)
Pusat perdagangan Ampenan
Pertumbuhan Ekonomi (Bidang Perdagangan dan Jasa)
Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan
- – 2031
- – 2031.
Kementerian PU, Bappeda Provinsi.
Tidak APBN / APBD Provinsi / APBD Kota
Kel. Mataram Barat, Kel. Mataram Timur, Kel.
Pengembangan Pusat Pelayanan Mataram
Kementerian PU, Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Ya APBN / APBD Provinsi / APBD Kota
Kel. Dayan Peken, Kel. Ampenan Selatan, Kel. Ampenan Tengah.
2 Pengembangan Pusat Pelayanan Ampenan
Bappeda Kota
Tidak APBN / APBD Provinsi / APBD Kota
NO KOTA/KABUPATEN KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI
Kota Mataram dan kawasan hinterlandnya (6 Kecamatan perbatasan Kab. Lombok Barat).
1 Pengembangan KSP Mataram Metro.
INSTANSI PELAKSANA Program Perwujudan Pusat-pusat Pelayanan
PENDANAAN
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER
Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Mataram terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta KaryaPada subab ini selain membahas rencana struktur dan pola ruang, perencanaan kawasan strategis, subbab ini juga akan membahas indikasi program yang kiranya akan mengatur rencana struktur pola dan kawasan strategis yang sudah direncanakan. Dalam arti apabila indikasi program yang direncanakan telah dijalankan dan dipenuhi dengan baik. Maka dapat diartikan bahwa rencana dapat diimplementasikan dengan baik. Berikut adalah table mengenai indikasi program yang telah ditetapkan pada RTRW 2011
Sumber: RTRW Kota Mataram 2011
Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);
Kementerian PU, Dinas PU Provinsi,
NO USULAN PROGRAM LOKASI MERUPAKAN SUMBER
INSTANSI UTAMA KSK (YA/TIDAK) PENDANAAN PELAKSANA
Pejanggik Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Pengembangan Pusat Kel. Tidak APBN / APBD Kementerian Pelayanan Cakranegara PU,
Provinsi / Timur, Kel. Cakranegara
Dinas PU APBD Kota Mayura, Kel.
Provinsi, Mandalika
Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Pengembangan Sub Kel. Karang Ya APBD Dinas PU Pusat Pelayanan Baru, Kel.
Provinsi / Provinsi, Selaparang
Rembiga, Kel. Dinas APBD Kota. Pejarakan
PU Kota, Karya
Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Pengembangan Sub Kel. Tidak APBD Dinas PU Pusat Pelayanan Mandalika,
Provinsi / Provinsi, Sandubaya Kel. Turida
Dinas APBD Kota. PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Pengembangan Sub Kel. Jempong Tidak APBD Dinas PU Pusat Pelayanan Baru
Provinsi / Provinsi, Sekarbela
Dinas APBD Kota. PU Kota, Bappeda NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER
PENDANAAN
Dr. Sutomo), PL. E1 (Pasar Sayang Sayang), PL. E2 (Sirkuit Selagalas), PL.
Cakranegara Timur, Kel. Cakranegara
Monjok Timur, Kel. Pejanggik, Kel.
Kel. Tanjung Karang Permai, Kel. Jempong Baru, Kel.
E3 (Pasar Cakranegara), PL. E4 (Depo Bangunan)
D1 (sekitar Pendopo Gubernur), PL. D3 (RSU Mataram), PL.
Pengembangan PL. B1 (sekitar Perumnas), PL. B3 (Asrama Haji), PL. C3 (Pasar Cemara), PL.
Ya Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Selaparang, Kel. Sayang Sayang, Kel. Selagalas, Kel. Turida
Kel. Taman Sari, Kel. Tanjung Karang, Kel.
F1 (RSJ Selagalas), PL. F3 (Univ. Al Azhar)
PL. A4 (RS Bhayangkara), PL. B2 (Makam Loang Baloq), Pl. C2 (Pertokoan Jl.
INSTANSI PELAKSANA
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Ya APBD Provinsi / APBD Kota.
Kebon Sari, Kel. Pagutan Timur
Kel. Rembiga, Kel. Ampenan Utara, Kel.
Pengembangan PL. A2 (Kawasan Eks. Bandara Selaparang), PL. A3 (sekitar Mataram Water Park), PL. C1 (Pasar Rembiga), PL. D4 (Pasar Pagutan)
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Tidak APBD Provinsi / APBD Kota.
Kel. Ampenan Tengah
Pengembangan PL. A1 di Pasar Kebon Roek
Provinsi, Bappeda Kota.
Ya Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Provinsi / Dinas PU Provinsi, Dinas PU
Program Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi Darat
1. Pembangunan jalan tembus dari Jl.Panjitilar Negara
Tidak Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota
Kel. Jempong Baru, Kel. Karang Taliwang dan Lingk.Nyangg et Kel. Selagalas, Kel. Ampenan Utara
Bambu Runcing – Jl. Adi Sucipto
3. Pembangunan jalan tembus baru dari Jl.
2. Pembangunan jalan baru dari Jl. Tohpati
Sujono
1. Pembangunan jalan tembus dari Jl. Dr.
Dinas PU Provinsi, Setda Kota
Provinsi / APBD Kota
Pagutan Ya APBD
Pagesangan, Kel. Jempong Baru, Kel.
Pelebaran Jl. Gajah Mada Kel.
Tidak
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER
Seluruh kecamatan di Kota Mataram
Penyusunan dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Tidak APBD Provinsi / APBD Kota.
Abian Tubuh.
Kel. Punia, Kel. Bertais, Kel.
Pengembangan PL. D2 (eks. Kantor Bupati Lombok Barat), PL. F2 (Kawasan Bisnis dan Pergudangan Bertais), PL. F4 (Pasar Abian Tubuh)
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota, Bappeda Provinsi, Bappeda Kota.
Provinsi / APBD Kota.
Dasan Agung Tidak APBD
Kel. Dasan Agung Baru, Kel.
Selatan Pengembangan PL. C4 (Islamic Center)
INSTANSI PELAKSANA
PENDANAAN
- – Kuranji
- – Jl. Gora
- – Jl. Merdeka Kel. Karang Pule, Kel. Jempong Tidak APBD
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota
Pembangunan jalan baru dari bantaran Sungai Ancar – Kel. Tanjung Karang Permai
Ya APBD Provinsi / APBD Kota
Kebon Sari, Kel. Monjok, Kel.
2. Pembangunan jalan Kel. Ampenan Selatan, Kel.
1. Pembangunan jalan baru pesisir Ampenan Selatan
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota
Kel. Rembiga Ya APBD Provinsi / APBD Kota
Pembangunan jalan tembus dari Jl. Dakota – Jl. Adi Sucipto
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota
Ya APBD Provinsi / APBD Kota
Kawasan pesisir pantai dari Kel. Bintaro – Kel. Jempong Baru
Pembangunan jalan baru di sepanjang pesisir pantai
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota
Ya APBD Provinsi / APBD Kota
Kel. Tanjung Karang Permai
Kementerian PU, Dinas PU
Tidak APBD Provinsi / APBD Kota
INSTANSI PELAKSANA
Kel. Jempong Baru, Kel. Taman Sari
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER
PENDANAAN
Merdeka Raya
1. Pembangunan jalan tembus dari Jl.
Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kota
Tidak APBN/APBD Provinsi/APB D Kota
Kel. Jempong Baru, Kel. Tanjung Karang
Baru. APBD Kota Kota Pembangunan jalan tembus dari Jl. Batu Mandiri – Situs Makam Loang Baloq
2. Pembangunan jalan tembus dari Jl. Batu Mandiri – Jl. Dr. Sujono
- – Situs Makam Loang Baloq.
2. Pembangunan jalan tembus dari Jl. Arya Banjar Getas
- – bantaran Sungai Ancar.
3. Pembangunan jalan laying (flyover) di Kec. Ampenan.
- – jalan di selatan Sungai Ancar.
NO USULAN PROGRAM LOKASI MERUPAKAN SUMBER
INSTANSI UTAMA KSK (YA/TIDAK) PENDANAAN PELAKSANA
baru di bantaran Sayang Sungai Jangkok Sayang, Kel. Kel. Kebon Sari. Dasan
3. Pembangunan jalan Agung tembus baru dari Jl.
Bung Hatta – Jl. Jenderal Ahmad Yani.
4. Pembangunan jalan tembus baru dari bantaran Sungai Jangkok Kel. Dasan Agung – Jl. Udayana
1. Pembangunan Jl. Kel. Taman Tidak APBD Dinas PU Lumba-lumba Sari, Kel.
Provinsi, – Jl. Provinsi /
Irigasi – Jl. Monjok Dinas PU Swakarya. APBD Kota
Barat Kota
2. Pembangunan jalan tembus Jl. Udayana
- – Jl. Semanggi.
3. Pembangunan Jl.
Cendrawasih – Jl. Oloh
Pembangunan jalan Kel. Kebon Tidak APBD Dinas PU tembus baru dari Sari Provinsi,
Provinsi / bantaran Sungai Dinas PU
APBD Kota Jangkok Kelurahan
Kota Kebon Sari – Jl. Udayana. Pembangunan jalan Kel. Punia Tidak APBD Dinas PU dari Jl. Majapahit
Provinsi, Provinsi /
Dinas PU
- – bantaran Sungai APBD Kota Ancar – Jl.
Kota Airlangga.
1. Pembangunan jalan Kel. Ya APBD Dinas PU dari Jl. KH. Pagesangan Provinsi, Provinsi / Ahmad Dahlan – Jl.
Dinas PU Batu Bolong – Jl.
APBD Kota Kota Nuraksa.
2. Pembangunan jalan tembus baru dari Jl.
Batu Bolong – Jl. Nuraksa.
Peningkatan fungsi Kel. Ampenan Tidak APBN / APBD Kementerian jaringan Jl. Saleh Tengah, Kel. PU, Provinsi
Provinsi Kementerian PU, Dinas PU Provinsi
Tidak APBN / APBD Provinsi
Jl. Abdul Kadir Kota Mataram Tidak APBN/APBD
3. Pemeliharaan Jl.Chairil Anwar
Udayana 2. Pemeliharaan Jl. Dr. Sujono, Jl. A. Yani, Jl. Pendidikan
Kementerian PU, Dinas PU Provinsi 1. Pemeliharaan Jl.
Kota Mataram Tidak APBN/APBD Provinsi
Wahidin – Jl. Dr. Sutomo – Jl. HOS. Cokroaminoto – Jl. WR. Supratman – Jl. AR. Hakim – Jl. Nuraksa
Kementerian PU, Dinas PU Provinsi Pemeliharaan Jl. Dr.
Tidak APBN/APBD Provinsi
Cakranegara Selatan, Kel. Sapta Marga
Langko – Jl. Pejanggik – Jl. Selaparang – Jl. Sandubaya Kel.
2. Pemeliharaan Jl.
Brawijaya – Jl. Sriwijaya – Jl. Majapahit.
Kementerian PU, Dinas PU Provinsi 1. Pemeliharaan Jl.
Kecamatan Mataram
NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER
Airlangga
Kementerian PU, Dinas PU Provinsi Peningkatan Jl.
Tidak APBN / APBD Provinsi
Mandalika, Kel. Sandubaya
Cakranegara Selatan Baru, Kel. Abian Tubuh Baru, Kel. Dasan Cermen, Kel.
Kel. Cakranegara Selatan, Kel.
3. Peningkatan jalan tembus di Jl. Sultan Hasanudin – Jl. Diponegoro.
2. Peningkatan Jalan TGH. Faisal.
Gde Ngurah – Jl. Prabu Rangkasari.
Dinas PU Provinsi 1. Peningkatan Jl. AA.
Ampenan Selatan
INSTANSI PELAKSANA Sungkar. Banjar, Kel.
PENDANAAN
- – Jl. Gajah Mada.
- – Jl. Catur Warga – Jl. Panca Usaha, Jl. Swasembada.
- – Jl. Ismail Marzuki – Jl. Amir Hamzah –
NO USULAN PROGRAM LOKASI MERUPAKAN SUMBER
INSTANSI UTAMA KSK (YA/TIDAK) PENDANAAN PELAKSANA
Munsyi.
1. Pemeliharaan Jl. Kota Mataram Tidak APBN/APBD Kementerian RA. Kartini – Jl. Ade
PU, Provinsi Irma Suryani, Jl.
Dinas PU Transmigrasi
Provinsi 2. Pemeliharaan Jl. R. Suprapto – Jl. Panjitilar Negara 3. Pemeliharaan Jl.
Gusti Jelantik Gosa
- – Jl. Guru Bangkol Jl. Sultan Kaharudin – Jl. Sultan Salahudin.
4. Pemeliharaan Jl.
Bung Karno – Jl. Bung Hatta
Pembangunan
1. Kel. Tidak APBN / APBD Kementerian jembatan Pejeruk, PU, Provinsi /
Kel. Banjar Dinas PU 2. Kel. APBD Kota
Provinsi, Karang Pule, Kel
Dinas PU Jempong
Kota Baru
3. Kel Pagesanga n Tengah, Kel. Jempong Baru 4. Kel.
Monjok, Kel. Karang Baru
Pembuatan Rencana Kota Mataram Tidak APBN / APBD Kementerian Induk Transportasi
Provinsi / Perhubungan, Kota
APBD Kota Dinas Mataram Perhubungan.
Program Pengembangan Terminal dan Tempat Pemberhentian (Shelter/Halte)
Peningkatan Kel. Bertais, Tidak APBN / APBD Kementerian pelayanan terminal Kel. Ampenan Provinsi / Perhubungan, penumpang
Utara APBD Kota Dinas regional Mandalika (Lingkungan dan pengembangan Kebon
Perhubungan NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER
PENDANAAN
Program Pengembangan Pelabuhan Laut
Kota Mataram Tidak APBD Provinsi / APBD Kota.
Pembuatan Rencana Induk Pelabuhan
Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi, Dinas Perhubungan Kota.
Tidak APBN / APBD Provinsi / APBD Kota
Lingkungan Mapak Kel. Jempong Baru
Pembangunan dan pengembangan pelabuhan khusus wisata beserta prasarana dan sarananya.
Kota Mataram Tidak APBD Kota Dinas Perhubungan.
INSTANSI PELAKSANA
Kota Mataram Tidak APBD Kota Dinas Perhubungan. Pengembangan rute/trayek baru untuk angkutan orang dan barang dalam kota dan ke arah luar kota
Pengembangan trayek AKAP dan AKDP
Program Pengembangan Rute/Trayek Angkutan Orang dan Barang
Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi, Dinas Perhubungan Kota.
Kota Mataram Tidak APBN / APBD Provinsi / APBD Kota
Pengembangan tempat pemberhentian (shelter/halte)
terminal tipe C Roek) Provinsi, Dinas Perhubungan Kota.
Dinas Perhubungan Provinsi, Dinas Perhubungan NO USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI MERUPAKAN KSK (YA/TIDAK) SUMBER
PENDANAAN