TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET : STUDI DIREKTORI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO NO.831/PID.B/2013/PN.SDA.

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP
PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET
(Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo
No.831/Pid.B/2013/PN.Sda)
SKRIPSI
Oleh:
Ria Ulfa Altine
NIM: C03212054

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM PUBLIK ISLAM
PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM
2016

ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap

Perjudian Togel Melalui Media Internet (Studi Putusan Nomor
831/Pid.B/2013/PN.Sda)” ini merupakan hasil penelitian kepustakaan
untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana pertimbangan hukum hakim

dalam putusan No.831/Pid.B/2013/PN.Sda terhadap perjudian togel
melalui media internet?, Bagaimana tinjauan Hukum Pidana Islam
tentang perjudian togel melalui media internet dalam putusan
No.831/Pid.B/2013/PN.Sda?.
Dalam penelitian ini, Teknik pengambilan data diambil
menggunakan teknik dokumentasi .Selanjutnya data yang telah dihimpun
dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis yakni suatu penelitian
yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Pola pikir yang dipakai dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan pola pikir deduktif, yaitu
metode yang berangkat dari faktor-faktor khusus yakni tentang perjudian
bola melalui media internet di Pengadilan Negeri Sidoarjo ditinjau dari
analisis hukum pidana Islam.
Hasil penelitian dari memahami Putusan Pengadilan Negeri
Sidoarjo Nomor 831/Pid.B/2013/Pn.Sda bahwa berdasarkan pertimbangan
hukum hakim dalam memutus perkara judi togel online diatas sudah
sesuai dengan Hukum Islam. Dimana dalam Syariat Islam sendiri dengan
tegas melarang sekaligus menghukum pelaku yang melakukan tindak
pidana judi. Hal ini dikarenakan perjudian sendiri dapat menimbulkan

kerusakan bagi pelaku yang melakukannya.
Dan dengan adanya ketentuan hukuman ta’zi>r kepada pelaku yang
sepenuhnya dijatuhkan oleh penguasa yang di era sekarang adalah seorang
hakim. Maka secara tidak langsung akan memberikan efek jera kepada si
pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan juga memberikan
kemaslahatan bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari cara hakim
memberikan efek jera kepada si pelaku dengan menjatuhkan pidana
penjara selama 2 (dua) bulan 15 (lima belas) hari dan membayar biaya
perkara sebesar Rp.2500,- (dua ribu lima ratus rupiah). Dengan ketentuan
masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya
dari pidana tersebut.
Sejalan dengan kesimpulan diatas disarankan seharusnya penuntut
umum dan khususnya Majelis Hakim lebih mencermati lagi terhadap
kasus yang dihadapi. Perlu adanya pemahaman yang mendasar mengenai
perjudian umum (konvensional) dan perjudian online. Karena kedua
perbuatan tersebut walaupun memiliki sifat yang sama yakni berjudi
namun keduanya adalah perbuatan yang berbeda dan berdiri sendiri.

DAFTAR ISI


SAMPUL DALAM ............................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN ..... . ...........................................................................................

iv

MOTTO ................. . ...........................................................................................

v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................ xi
BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ...............................................
C. Rumusan Masalah .......................................................................
D. Kajian Pustaka.............................................................................
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
F. Kegunaan Hasil Penelitian ..........................................................
G. Definisi Operasional ....................................................................
H. Metode Penelitian .......................................................................
I. Sistematika Pembahasan .............................................................

1
1
6
8
8
11

11
12
12
16

BAB II

JUDI DITINJAU DARI HUKUM PIDANA ISLAM ..................... 18
A. Pengertian Judi ............................................................................ 18
B. Pengertian Judi Online ................................................................ 20
C. Landasan Hukum tentang Judi .................................................... 21
D. Judi Ditinjau dari Hukum Pidana Islam ...................................... 24
E. Unsur-unsur Judi ......................................................................... 36
F. Bentuk-bentuk Judi ..................................................................... 40
G. Macam-macam Judi .................................................................... 42

BAB III

DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO
NOMOR 831/PID.B/2013/PN.SDA TENTANG PERJUDIAN

TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET .................................... 50
A. Deskripsi tentang Pengadilan Negeri Sidoarjo ........................... 50
B. Deskripsi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo tentang
Perjudian Togel Melalui Media Internet .................................... 50
C. Pertimbangan Hukum yang Dipakai Hakim Pengadilan Negeri
Sidoarjo dalam Menyelesaikan Perkara Tindak Pidana
Perjudian Togel Melalui Media Internet .................................... 56
D. Isi Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo terhadap Perjudian
Togel Melalui Media Internet..................................................... 57

BAB IV

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI
SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI
MEDIA INTERNET .................................................................... 60
A. Analisis terhadap Pertimbangan Hukum Hakim terhadap
Putusan

Pengadilan


Negeri

Sidoarjo

No.831/Pid.B/2013/PN.SDA tentang Perjudian Togel Melalui
Media Internet ............................................................................ 60
B. Analisis Hukum Pidana Islam terhadap Putusan Pengadilan
Negeri

Sidoarjo

No.831/Pid.B/2013/PN.SDA

tentang

Perjudian Togel Melalui Media Internet .................................... 65
BAB V

PENUTUP .................................................................................... 68
A. Kesimpulan .................................................................................. 68

B. Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
LAMPIRAN ........................................................................................... .........
BIODATA PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi massa mengalami kemajuan
sangat pesat. Kemajuan teknologi tersebut telah mengantarkan umat manusia
semakin mudah untuk berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Berbagai informasi dan peristiwa yang terjadi di belahan dunia dengan secara
cepat dapat diketahui oleh manusia pada benua yang lain. Era globalisasi
yang ditandai oleh semakin majunya teknologi komunikasi juga disebut
dengan era informasi. Bila pada awalnya masyarakat hanya mendapatkan
informasi dari media cetak seperti surat kabar atau majalah, sekarang sarana
tersebut semakin banyak dengan munculnya media elektronik, baik audio
seperti radio maupun visual seperti televisi. Bahkan komputer telah menjadi

media komunikasi massa yang cukup ampuh dengan munculnya jaringan
internet.1
Internet adalah sejenis media massa yang baru dimanfaatkan di
Indonesia pada tahun 1996. Seseorang yang mempunyai pesawat komputer
dapat menyambungkannya dengan jaringan komputer lainnya lewat satelit.
Perbedaannya dengan media massa lain bahwa internet dapat digunakan oleh
orang per orang, bukan hanya oleh suatu lembaga yang bergerak dalam
penyiaran informasi. Informasi yang dibuat seseorang dapat diketahui oleh

1

Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa ( Dalam Pandangan Islam) , (Jakarta: PT. Logos Wacana
Ilmu, 1999), 1.

1

2

orang banyak sepanjang ia mempunyai jaringan. Karena dapat diakses oleh
publik inilah maka internet dapat dikategorikan sebagai media massa.2

Sesuai dengan tujuannya, perkembangan teknologi khususnya pada
internet mempunyai fungsi untuk memberikan informasi, mendidik,
menghibur dan mempengaruhi. Sudah dapat dipastikan bahwa perkembangan
teknologi akan memberikan dampak atau pengaruh terhadap pengguna atau
pengaksesnya. Apabila pengaruhnya tidak ada, maka tujuan perkembangan
teknologi itu sendiri tidak berjalan.3
Dampak positif dari perkembangan teknologi misalnya untuk mencari
bahan-bahan tugas atau referensi, dapat juga digunakan sebagai lahan
informasi di bidang pendidikan, kebudayaan dan sebagainya, juga untuk
kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga
tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran atau penjualan atau biasa
disebut dengan online shop.
Selain

ada

dampak

positifnya,


perkembangan

teknologi

juga

mempunyai dampak negatifnya yaitu sebagai sarana cybercrime yaitu
kejahatan yang dilakukan seseorang dengan sarana internet, misalnya seperti

hacking, situs prostitusi online, dan salah satunya adalah perjudian online.
Dengan

semakin

berkembangnya

arus

informasi

dan

jaringan

komunikasi dunia, terjadi pula apa yang disebut dengan proses modernisasi.
Modernisasi tersebut melahirkan berbagai macam bentuk perubahan baik
secara struktural maupun kultural. Salah satu bentuk dari modernisasi
2
3

Ibid, 29.
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa...., 30.

3

tersebut adalah semakin berkembangnya bentuk-bentuk kejahatan baru di
dunia teknologi. Salah satu kejahatan atas berkembangnya kemajuan
teknologi dan informasi yang saat ini tengah beredar adalah praktek perjudian
melalui media internet (internet gambling). Melalui alat komunikasi canggih
yang mendukung dengan jaringan internet seperti laptop, handphone (telepon
genggam) dan alat komunikasi canggih lainnya yang didalamnya mendukung
sistem untuk menggunakan jaringan internet secara mudah dan praktis.4
Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai tindak pidana perjudian
apabila telah memenuhi unsur-unsur khusus yaitu :
1. Pengakuan dari pelaku bahwa dia benar-benar telah melakukan atau
turut serta berjudi.
2. Adanya benda atau barang sebagai taruhannya.
3. Adanya obyek yang dijadikan suatu perbuatan judi.
4. Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan pelaku dengan orang
yang dirugikan.
Perjudian merupakan perbuatan melawan hukum yang bertentangan
dengan norma agama. Perjudian merupakan tindak pidana yang secara yuridis
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 303 dan diatur juga
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 303 ayat 1 disebutkan
bahwa :

4

Muhammad Azhar, Fiqh Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme Islam , (Yogyakarta:
LESISKA, 1996). 57

4

“Barangsiapa tanpa mendapat izin dengan sengaja menawarkan atau
memberi kesenpatan untuk permainan judi dan menjadikan sebagai
pencaharian, atau dengan sengaja turut serta dalam suattu perusahaan
untuk itu diancam dengan pidana paling lama dua tahun delapan bulan
atau denda paling banyak enam ribu rupiah”.5
Perjudian di internet diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UU ITE yang
berbunyi:
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan
perjudian”.
Dalam pasal tersebut di atas terdapat celah hukum bagi pihak-pihak
yang tidak disebutkan dalam teks pasal tersebut, akan tetapi terlibat dalam
acara perjudian di internet. Seperti misalnya para penjudi yang bermain atau
menggunakan atau menerima akses informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik yang memiliki muatan perjudian.6
Perjudian merupakan permainan yang tidak terlepas dari unsur taruhan
secara materi. Seorang muslim tidak dibenarkan menjadikan judi sebagai
media permainan, hiburan, serta pengisi waktu kosongnya. Sebagaimana ia
tidak dibenarkan pula menjadikan judi sebagai cara untuk mengumpulkan
harta dalam kondisi apa pun.7

5

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 111.
Budi Suharianto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (CYBERCRIME) , (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2009). 166.
7
Yusuf Al-Qaradhawi, Fikih Hiburan, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), 62.
6

5

Sebagaimana firman Allah:

          

          

           

   

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya arak, judi,
berhala dan mengundi nasib adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran arak dan berjudi itu,
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat maka berhentilah kamu.
(QS. Al –Maidah: 90-91).
Dalam hukum Islam, kasus tindak pidana perjudian bola melalui media
internet termasuk dalam kategori jarimah ta’zi>r yaitu kejahatan-kejahatan
yang bentuknya ditentukan dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip dan tujuan
syariah. Ta’zi>r juga berarti hukuman yang berupa memberi pelajaran. Disebut
dengan ta’zi>r karena hukuman tersebut bersifat menghalangi untuk tidak
kembali lagi melakukan jarimah atau dengan kata lain membuat si pelaku
jera.8
Dari latar belakang yang telah diuraikan mengenai tindak pidana
perjudian togel melalui media internet, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan di Pengadilan Negeri Sidoarjo. Salah satu contoh kasus di
Pengadilan Negeri Sidoarjo yakni terkait dengan tindak pidana perjudian

8

Ahmad. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2000), 165.

6

togel melalui media internet, hal itu dapat dilihat dari Putusan Perkara
Pengadilan Negeri Sidoarjo Nomor 831/Pid.B/2013/Pn.Sda.
Dalam kasus ini, terdakwa Sayudi telah melakukan perjudian togel yang
sebelumnya sudah mempunyai akun dalam situs judi togel di situs google
Jaya Togel. Terdakwa berperan sebagai penombok dengan cara membuka
situs google Jaya Togel kemudian mendapatkan sebuah password. Setelah
mendapat password kemudian terdakwa mengirimkan uang melalui rekening
ATM BCA Nomor 6050355614 an. Winatrso dan

nomor rekening

1050011250663 an. Elvin. Setelah itu terdakwa memasang angka nomor
togel online melalui HandPhone.9
Penggunaan media internet sebagai salah satu akses tindak pidana
perjudian dalam permainan togel sekaligus pertimbangan hukum hakim yang
digunakan dalam memutuskan perkara tindak pidana perjudian togel melalui
media internet. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti serta menjadi
alasan bagi peneliti untuk menulis judul “Analisis Hukum Pidana Islam
terhadap Tindak Pidana Perjudian Togel melalui Media Internet (Studi
Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No.831/Pid.B/2013/PN.Sda)

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan
yang akan diteliti, yaitu:

9

Salinan Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No.831/Pid.B/2013/Pn.Sda

7

a. Perjudian online menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
b. Perjudian menurut Pasal 303 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana.
c. Perjudian menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang
Penertiban Perjudian.
d. Pandangan hukum positif mengenai tindak pidana perjudian melalui
media online.
e. Analisis Hukum Pidana Islam mengenai tindak pidana perjudian
melalui media online.
2. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan ruang lingkup masalah yang telah
diidentifikasi dan dibatasi dalam rangka menetapkan batas-batas masalah
secara jelas sehingga lebih terarah dan tidak menyimpang dari sasaran
pokok penelitian. Maka dari itu penulis memfokuskan masalah yaitu :
a. Pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo dalam memutus
perkara perjudian togel melalui media internet di Pengadilan Negeri
Sidoarjo.
b. Analisis Yuridis tentang perjudian togel melalui media internet
dalam putusan No.831/Pid.B/2013/PN.Sda di Pengadilan Negeri
Sidoarjo.

8

c. Analisis Hukum Pidana Islam tentang perjudian togel melalui media
internet dalam putusan No.831/Pid.B/2013/PN.Sda di Pengadilan
Negeri Sidoarjo.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana

pertimbangan

hukum

hakim

dalam

putusan

No.831/Pid.B/2013/PN.Sda terhadap perjudian togel melalui media
internet?
2. Bagaimana tinjauan Hukum Pidana Islam tentang perjudian togel
melalui media internet dalam putusan No.831/Pid.B/2013/PN.Sda?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.10
Dalam kajian pustaka ini penulis akan menguraikan beberapa skripsi
yang berkaitan dengan perjudian online. Adapun skripsi tersebut adalah :
Skripsi yang ditulis oleh M. Darul Farokhi dengan judul “Komunikasi

Anti Sosial Anggota Komunitas Judi Online di Taman Sepanjang Sidoarjo” .

10

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Skripsi, (Surabaya: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya,
2015), 8.

9

Penelitian ini membahas tentang bagaimana proses komunikasi anti sosial
pada komunitas judi online game yang ada di Taman Sepanjang Sidoarjo.
Karena seperti yang banyak orang ketahui bahwa komunikasi anti sosial
adalah sebuah komunikasi atau menyampaikan sebuah pesan yang kurang
baik, yang mana seseorang tersebut berinteraksi dan berkomunikasi dengan
seseorang yang kurang menguntungkan dirinya sendiri dan cenderung lebih
merusak atau merugikan orang lain yang dianggap kurang menguntungkan
bagi mereka, maka dalam bahasan penelitian ini peneliti fokus pada
komunitas judi online games yang cenderung lebih mementingkan dirinya
sendiri ataupun komunitas mereka daripada orang yang ada di sekeliling
mereka, karena mereka berkumpul, berinteraksi dan berkomunikasi untuk
kepentingannya sendiri. Dan lebih menekankan pada proses komunikasi anti
sosial komunitas judi online dan peranan media online pada anggota
komunitas judi online yang ada di Taman Sepanjang Sidoarjo.11
Sedangkan yang lainnya adalah skripsi yang berkaitan dengan
perjudian. Adapun skripsi yang membahas mengenai perjudian adalah:
Skripsi yang disusun oleh Achmad Solichuddin dengan judul
“Implementasi Pasal 303 KUHP terhadap Perilaku Judi Togel di Kelurahan

Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo (Dalam Tinjauan Hukum
Islam)”. Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan pasal 303 KUHP yang
menyangkut tentang terlaksana atau belum terlaksananya pasal 303 tersebut

11

M. Darul Farokhi, Komunikasi Anti Sosial Anggota Komunitas Judi Online di Taman
Sepanjang Sidoarjo. Skripsi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel

Surabaya, 2014.

10

dalam menjerat pengepul togel di Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo serta tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan pasal
303 KUHP tersebut.12
Skripsi yang ditulis oleh Sofiyah Indrawati dengan judul “Perjudian

Togel di Kalangan Remaja Dusun Klampok Desa Sumber Gedang Kecamatan
Pandaan Kabupaten Pauruan”. Penelitian ini meneliti tentang maraknya
perjudian-perjudian, salah satunya adalah perjudian togel yang banyak
dilakukan oleh kalangan atau kelompok remaja yang ada di Dusun Klampok
Desa Sumber Gedang Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan. Dan dalam
penelitian ini juga meneliti tentang perilaku atau tingkah laku para remaja
yang gemar melakukan perjudian togel, yakni perilaku yang timbul setelah
adanya perjudian togel tersebut dengan batasan usia para remaja yang
berumur 13 tahun – 21 tahun.13
Semua penelitian di atas berkaitan dengan perjudian togel dan juga
komunitas anti sosial terhadap judi online. Yang membedakan dengan
penelitian yang akan dibahas oleh peneliti ialah bagaimana analisis yuridis
dan analisis hukum pidana Islam dan juga pertimbangan hukum hakim dalam
memutus perkara mengenai perjudian togel dengan menggunakan media
internet, sehingga menurut penulis judul tentang “Analisis Yuridis dan
Hukum Pidana Islam terhadap Perjudian Togel Melalui Media Internet (Studi
12

Achmad Solichudin, Implementasi Pasal 303 KUHP terhadap Perilaku Judi Togel di Kelurahan
Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo (Dalam Tinjauan Hukum Islam). Skripsi pada

Jurusan Siyasah Jinayah, Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2003.
13
Sofiyah Indrawati, Perjudian Togel di Kalangan Remaja Dusun Klampok Desa Sumber Gedang
Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan”. Skripsi pada Jurusan Sosiologi Fakultas Dakwah UIN
Sunan Ampel, 2004.

11

Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No.831/Pid.B/2013/PN.Sda”) ini
dianggap layak untuk diteliti lebih lanjut.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pertimbangan hukum hakim dalam memutus perkara
perjudian togel melalui media internet dalam putusan di Pengadilan
Negeri Sidoarjo.
2. Mengetahui analisis yuridis dan analisis Hukum Pidana Islam terhadap
perjudian togel melalui media internet di Pengadilan Negeri Sidoarjo.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih ilmu
pengetahuan khususnya dalam Hukum Pidana Islam yang berkaitan
dengan perjudian bola melalui media internet.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat diharapkan berguna bagi masyarakat
terutama dalam rangka masukan dan pertimbangan bagi masyarakat
apabila melakukan suatu tindak pidana maka harus berani menerima
resikonya, juga sebagai pertimbangan bagi hakim agar lebih adil lagi

12

dalam memutus suatu perkara dan juga sebagai penyuluhan dan
bimbingan hakim secara komunikatif, edukatif, dan informatif.
G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi “Analisis Hukum
Pidana Islam terhadap Perjudian Bola melalui Media Internet (Studi Putusan
Pengadilan Negeri Gresik No.300/Pid.B/2015/PN.Gsk” maka dirasa perlu
untuk menjelaskan secara operasional agar terjadi kesepahaman judul skripsi
ini. Beberapa istilah dalam skripsi berikut adalah:
1. Analisis Hukum Pidana Islam : Analisis dari ketentuan-ketentuan
hukum pidana Islam (hukum yang mengatur perbuatan yang dilarang
oleh syara’ dan dapat meimbulkan hukuman had atau ta’zi>r).14
2. Perjudian Togel : permainan toto gelap, yaitu bentuk permainan dengan
bertaruh uang dengan menebak nomor-nomor akhir (buntut) yang akan
keluar.
3. Media internet : Segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam
bentuk penyampaian informasi melalui jaringan komputer yang saling
terhubung.
H. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini sendiri berarti sarana

14

Ahmad Djazuli, Fiqh jinayah (Upaya Menanggulangi,....2.

13

yang dipergunakan oleh manusia untuk memperkuat, membina, serta
mengembangkan ilmu pengetahuan.15
1. Sumber Data
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber Data Primer
Sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
sumber pokok yang memuat tentang pembahasan, berikut
diantaranya:
1) KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana)
2) UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
3) Salinan

putusan

Pengadilan

Negeri

Sidoarjo

No.831/Pid.B/2013/Pn.Sda.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang menunjang
kelengkapan data. Sumber data sekunder diperoleh dari bahan
pustaka yang relevan atau berhubungan dengan judul penelitian,
antara lain:
1) Sumber rujukan seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan
internet.
2) Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa ( Dalam Pandangan

Islam), (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999).

15

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-PRESS, 2007), 3.

14

3) Muhammad Azhar, Fiqh Kontemporer Dalam Pandangan

Neomodernisme Islam, (Yogyakarta: LESISKA, 1996).
4) Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2008).
5) Budi Suharianto, Tindak Pidana Teknologi Informasi

(CYBERCRIME), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009).
6) Yusuf Al-Qaradhawi, Fikih Hiburan, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005).
7) A. Jazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2000).

2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data adalah teknik pengumpulan data yang
secara riil (nyata) digunakan dalm penelitian, bukan yang disebut dalam
literatur metodologi penelitian.16 Adapun teknik pengumpulan data
adalah:
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah menghimpun data-data yang menjadi
kebutuhan penelitian dari berbagai dokumen yang ada baik berupa
buku, artikel, koran dan lainnya sebagai data penelitian.17 Dalam
hal ini, teknik dokumentasi penulis digunakan untuk memperoleh
16

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk
Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel,

Surabaya, 2014), 9.
17
Ibid.

15

data dengan cara mempelajari pertimbangan hukum hakim tentang
perjudian bola melalui media intenet dan putusan perjudian togel
melalui media online tersebut.
3. Teknik Analisis Data
Dalam

melakukan

analisa

data

penelitian

ini,

penulis

menggunakan metode dekriptif analisis, yaitu suatu penelitian yang
bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.18
Pola pikir yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pola pikir deduktif, yaitu metode yang berangkat dari
faktor-faktor khusus yakni tentang perjudian bola melalui media
internet di Pengadilan Negeri Sidoarjo ditinjau dari analisis hukum
pidana Islam.
I. Sistematika Pembahasan
Bab I : Pendahuluan yang dalam hal ini berisi tentang pokok-pokok
pikiran atau landasan permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini,
sehingga memunculkan gambaran isi tulisan yang terkumpul dalam konteks
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi
operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II : Memuat tentang judi menurut hukum pidana Islam.
18

Moh. Nazir, Metode Peneitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), 63.

16

Bab III : Memuat tentang laporan hasil penelitian yang terdiri dari
deskripsi profil lokasi penelitian serta pertimbangan hukum hakim
Pengadilan Negeri Sidoarjo dalam memutus dan menangani tindak pidana
perjudian online.
Bab IV : Memuat tentang tinjauan Hukum Pidana Islam tentang
putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo terhadap tindak pidana perjudian online.
Bab V : berisi tentang kesimpulan dari berbagai uraian-uraian yang
telah dibahas dalam keseluruhan penelitian dan saran.

BAB II
DEFINISI JUDI DAN HUKUMAN TA’ZIR

A. Definisi Judi
1. Judi ditinjau dari segi epistemologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, judi adalah permainan
dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan (seperti main
dadu dan kartu). Sedangkan berjudi adalah mempertaruhkan sejumlah
uang atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan dengan
tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada
jumlah harta atau jumlah uang pada semula.1
Judi dalam bahasa arab disebut dengan maysir. Kata (‫ )ميسر‬maysir
terambil dari kata (‫ )يس‬yusr yang berarti mudah atau gampang.2 Judi
dinamai maysir karena pelakunya memperoleh harta dengan mudah dan
kehilangan harta dengan mudah. Kata maysir juga berarti pemotongan
dan pembagian.3
Dahulu, masyarakat Jahiliyah berjudi dengan onta untuk kemudian
mereka potong d\an dibagi-bagi dagingnya sesuai dengan kemenangan
yang mereka raih. Dari segi hukum, maysir atau judi adalah segala macam
aktifitas yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk memenangkan
suatu pilihan dengan menggunakan uang atau materi sebagai taruhan.
1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), 479.
2
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT.Hida Karya Agung, 1972), 509.
3
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an) Vol.III,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 192.

17

18

2. Judi ditinjau dari istilah
Perjudian

sendiri

adalah

pertaruhan

dengan

sengaja,

yaitu

mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan
menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwaperistiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian
yang tidak atau belum pasti hasilnya.4
R.Soesilo mendefinisikan bahwa judi sebagai permainan yang kalah
menangnya tergantung kepada nasib baik dan nasib sialnya saja,
melainkan juga dari kelihaian bermain dari pemain tersebut.5
Sedangkan Dali Mutiara, dalam tafsiran KUHP menyatakan sebagai
berikut:
“Permainan judi ini harus diartikan dengan arti yang luas, juga
termasuk segala pertaruhan tentang kalah dan menangnya suatu
pacuan kuda atau lain-lain pertandingan atau segala pertaruhan
dalam perlombaan-perlombaan yang diadakan antara dua orang yang
tidak ikut sendiri dalam perlombaan-perlombaan itu, misalnya
totalisator dan lain-lain.”6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian judi itu adalah setiap permainan yang mengharapkan suatu
keuntungan dengan merugikan pihak lain. Pihak yang menang
mendapatkan keuntungan materi sedangkan pihak yang kalah harus
membayar dengan sejumlah materi. Hal ini tidak tergantung dari nasib

4

Kartini kartono, Patologi Sosial Jilid I, (Jakarta: Rajawali Pers, 1981), 52.
R. Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, (Bogor:
Politeia, 1984), 185.
6
Dali Mutiara, Tafsir KUHP, (Jakarta: Bintang Indonesia, 1962), 203.
5

19

baik atau sial saja melainkan juga dari keahlian bermain dari si pemain
tersebut.
Dengan begitu, bermain judi secara resmi atau secara hukum
dianggap sebagai tindak pidana, dianggap sebagai kejahatan. Dan jika ada
individu yang bekerja dianggap bersalah karena ia melakukan perjudian
yang dianggap sebagai kejahatan, maka hak melakukan pekerjaan tadi
bisa dicabut. Selanjutnya, masyarakat umum menganggap tindak judi itu
sebagai tingkah laku yang disebabkan oleh akses-akses yang buruk dan
merugikan. Khususnya merugikan diri sendiri dan keluarganya karena
segenap harta kekayaan, bahkan kadang kala juga anak dan istri habis
dipertaruhkan di meja judi. Juga oleh nafsu dengan berjudi, maka orang
berani menipu, mencuri, korupsi, merampok dan membunuh orang lain
untuk mendapatkan uang guna bermain judi.
3. Pengertian Judi Online
Dalam dunia maya, perjudian tergolong komunitas komersial
terbesar. Pada umumnya metode perjudian yang digunakan cenderung
klasik, yakni dengan mempertaruhkan atau sekedar mencoba peruntungan
dengan jalan mengikuti instruksi model perjudian yang telah ditentukan.
Ada banyak situs-situs di internet yang menyediakan fasilitas perjudian
dari model klasik yang hanya memainkan fungsi tombol keyboard sampai
yang sangat canggih yang menggunakan pemikiran matang dan
perhitungan-perhitunhan adu keberuntungan. Modus ini menjanjikan
banyak keuntungan bagi pemiliknya. Tidak diperlukan lagi perizinan-

20

perizinan khusus untuk membuat sebuah usaha perjudian via internet.
Cukup dengan bermodalkan sebuah web dengan fasilitas perjudian
menarik, setiap orang dapat memiliki rumah perjudian di internet.7
Judi online sendiri masuk ke dalam kejahatan atau tindak pidana

cybercrime. Cybercrime sendiri adalah segala macam penggunaan
jaringan komputer untuk tujuan kriminal dan atau kriminal berteknologi
tinggi dengan menyalahgunakan kemudahan teknologi digital. Kejahatan
dunia maya merupakan istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau
tempat terjadinya kejahatan. Judi online sendiri masuk dalam kategori
kegiatan kejahatan tradisional dimana komputer atau jaringan komputer
digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu
terjadi.8
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Pasal 27
Ayat (2) mengartikan judi adalah setiap orang yang dengan sengaja dan
tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memilik muatan perjudian.9
4. Landasan Hukum tentang Judi
a. Ditinjau dari Al-Qur’an dan Hadits

7

Merry Magdalena dan Maswigrantoro Roes Setyadi. Cyberlaw Tidak Perlu Takut.
(Yogyakarta:Andi, 2007). 43.
8
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jjinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), 185.
9
Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cybercrime), (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012), 115.

21

1) Al-Qur’an
Sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an surat al-Maidah
ayat 90:

       

        
        
           

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya
arak, judi, berhala dan mengundi nasib adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu
bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran arak dan berjudi itu, menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan shalat maka berhentilah kamu. (QS. Al –
Maidah: 90-91).
Dalam surat Al-Baqarah ayat 219 juga dijelaskan:

          
        
          

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan
judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan".
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamu berfikir”. (Qs. Al-Baqarah ayat 219).10

10

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid II (juz 1-3), (Jakarta: Widya Cahaya,
2011), 320.

22

2) Hadits
Dari as-Sunnah, terdapat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam Shahih al-Bukhari :

ِ
ِ ِ ِ‫منْْقَالَْْل‬
ْْ‫صدق‬
َ َ‫ْتَ َعالْأُقَام ُر َْكْفَ ليَ ت‬:ْ‫صاحبِ ْه‬
َ
َ

Artinya: “Barangsiapa yang menyatakan kepada saudaranya,
‘Mari, aku bertaruh denganmu.’ maka hendaklah dia bersedekah.”
(HR. Bukhari dan Muslim).11
b. Ditinjau dari Hukum Positif

Perjudian menurut KUHP dalam Pasal 303 Ayat (3) dijelaskan
bahwa:
“Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan,
dimana pada umumnya kemungkinan mendapatkan untung
tergantung pada peruntungan semata, juga karena pemainnya
lebih terlatih atau mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan
tentang keputusan perlombaan atau permainan lainnya, yang
tidak diadakan di antara mereka yang turut berlomba atau
bermain. Demikian juga segala pertaruhan lainnya.
Maka dalam KUHP Pasal 303 disebutkan juga:
1) Dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun
delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ribu rupiah.
Barang siapa dengan tidak berhak :
a. Berpencaharian dengan sengaja memajukan atau memberi
kesempatan berjudi atau dengan sengaja turut campur dalam
perusahaan main judi.
b. Dengan sengaja memajukan atau memberi kesempatan
berjudi kepada umum atau dengan sengaja turut dalam

11

Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Hadits no.5826, (i-software-kitab sembilan imam).

23

perusahaan perjudian itu, walaupun diadakan atau tidak
diadakan suatu syarat atau cara dalam hal memakai
kesempatan itu.
c. Berpencaharian turut main judi.
2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan dalam pekerjaannya,
maka boleh dicabut haknya melakukan pekerjaan itu.
Sedangkan menurut Undang-undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) Pasal 27 Ayat (2) mengartikan judi adalah setiap
orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memilik muatan
perjudian.12
Ancaman pidana dari Pasal 27 ayat (2) bersumber pada Pasal 45
ayat (1), yang berbunyi:
“Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
5. Judi ditinjau dari Hukum Pidana Islam
Secara umum, hukum Islam merupakan suatu sistem yang berwatak
membedakan sistem itu dengan sistem hukum yang lainnya. Hasby Ash

12

Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi ,... 115.

24

Shiddiqy mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul “Filsafat Hukum
Islam” bahwa watak atau tabiat Hukum Islam antara lain:13
a. Takamul, sempurna, bulat dan tuntas.
b. Wasatiyah, imbang, harmonis, tidak ifrat dan ifrith.
c. Harakah, bergerak dengan berkembang, bertathawur sesuai dengan
perkembangan zaman.
Dalam Hukum Islam, perbuatan pidana disebut juga dengan jarimah
atau jinayah. Menurut Ahmad Hanafi yang dimaksud dengan hukum
pidana Islam yaitu suatu larangan-larangan syara’ yang ada kalanya
berupa perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang
diperintah oleh Allah dan terhadap yang dilarang atau meninggalkan
perbuatan yang diperintah oleh Allah dan terhadap pelanggaran perbuatan
tersebut diancam dengan hukuman had atau ta’zi>r.14
Dalam Hukum Pidana Islam, judi dipandang sebagai perbuatan
tercela dan harus dijauhi. Sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an surat
al-Maidah ayat 90:

         

         
          

      

13
14

Hasbi Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), 105.
Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), 1.

25

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya arak, judi,
berhala dan mengundi nasib adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran arak dan berjudi itu,
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat maka berhentilah
kamu. (QS. Al –Maidah: 90-91).
Judi online atau cybercrime atau kejahatan dalam dunia maya masuk
ke dalam ranah jarimah ta’zi>r dan bukan termasuk jarimah qishas dan

hudud. Jarimah ta’zi>r secara etimologis berarti menolak atau mencegah.
Ta’zi>r berlaku atas semua orang yang melakukan kejahatan.
Syaratnya adalah berakal sehat. Tidak ada perbedaan, baik laki-laki
maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, atau kafir maupun
muslim. Setiap orang yang melakukan kemungkaran atau mengganggu
pihak lain dengan alasan yang tidak dibenarkan baik dengan perbuatan,
ucapan, atau isyarat perlu diberi sanksi ta’zi>r agar tidak mengulangi
perbuatannya.
Sebab bisa dipastikan bahwa di zaman Rasulullah belum ditemukan
teknologi komputer dan internet seperti pada zaman sekarang. Maka dari
itu tidak ada satu ayat atau hadis yang menyebutkan secara eksplisit
eksistensi kejahatan dunia maya seperti yang ada di zaman sekarang ini.
6. Unsur-unsur Judi
Unsur-unsur judi sendiri meliputi :
a. Ada permainan atau perbuatan manusia
b. Bersifat untung-untungan
c. Dengan menggunakan uang atau barang sebagai taruhannya

26

Jadi yang dikatakan judi harus memenuhi ketiga unsur tersebut.
Sedangkan berdasarkan Pasal 27 ayat (2) UU-ITE, unsur-unsur
tindak pidana perjudian online adalah sebagai berikut :15
a. Setiap orang
Yang dimaksud dengan orang adalah orang perseorangan, baik
warga Negara Indonesia, Warga Negara Asing, maupun badan
hukum. Dalam penerapannya menegaskan bahwa Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE berlaku untuk setiap orang yang
melakukan perbuatan hukum yang diatur dalam undang-undang ini
baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia yang memiliki akibat hukum di wilayah
Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia.
b. Dengan sengaja tanpa hak
Unsur ini juga merupakan unsur subyektif tindak pidana.
Sengaja

mengandung

makna

mengetahui dan menghendaki

dilakukannya suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang
ITE atau mengetahui dan menghendaki terjadinya suatu akibat yang
dilarang oleh undang-undang ITE. Pemahaman kesengajaan dalam
undang-undang ITE mengacu kepada teori-teori kesengajaan yang
berlaku di Indonesia, yaitu :16

15

Widodo, Hukum Pidana di Bidang “Teknologi Informasi (CyberLaw: Telaah Teoritik dan
Bedah Kasus), (Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2013), 141.
16
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 177.

27

1) Kesengajaan sebagai maksud
2) Kesengajaan sebagai kepastian
3) Kesengajaan sebagai kemungkinan
c. Mendistribusikan
Yang dimaksud dengan mendistribusikan adalah mengirimkan
informasi atau dokomen elektronik kepada beberapa pihal atau
tempat melalui atau dengan sistem elektronil. Tindakan ini dapat
dilakukan dengan mengirimkan Email (Elektronic mail), SMS

(Short Messages Service), MMS (Multimedia Messaging Service),
dan lain sebagainya kepada banyak penerima termasuk dalam
kategori mendistribusikan.
d. Mentransmisikan
Yang dimaksud dengan mentransmisikan adalah mengirimkan
atau meneruskan informasi atau dokumen elektronik dari satu pihak
atau tempat ke satu orang atau tempat lain.
e. Membuat Dapat Diaksesnya
Yang dimaksud dengan mmbuat dapat diaksesnya memiliki
makna membuat informasi atau dokumen elektronik dapat diakses
oleh orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal
ini dapat dilakukan dengan memberikan link yaitu tautan atau
referensi yang dapat digunakan oleh pengguna internet untuk
mengakses

lokasi

atau

dokumen,

memberikan

kode

akses

(password) sehingga para pelaku perjudian online dapat menemukan

28

link-link yang berkaitan dengan perjudian secara online dengan
mudah dan cepat.
f. Informasi atau dokumen elektronik
Dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 1 tentang
ITE memberikan definisi Informasi Elektronik sebagai berikut:
“Satu atau sekumpulan data elektronik termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
electronic data interchange (EDI), surat elektronik (e-mail),
telegram, teleks, telecopy atau telecopy atau sejenisnya, huruf,
tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang telah
diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang
mampu memahaminya.”
Pengertian dokumen elektronik menurut Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 1 tentang ITE adalah:
“Setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog,
digital, elegtromagnetik, optikal atau sejenisnya yang dapat
dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau
sistem elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas oleh tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf,
tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki
arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.”
Esensi perbedaan antara informasi elektronik dan dokumen
elektronik adalah bahwa informasi elektronik pada esensinya adalah
konten sedangkan dokumen elektronik merupakan media dari
konten

itu

sendiri

yang

elektromagnetik atau optical.

dapat

berbentuk

analog,

digital,

29

g. Muatan perjudian
Secara sempit yang dimaksud dengan muatan perjudian ialah
website perjudian dan di dalamnya ada bursa taruhan yang dibangun
oleh seseorang. Akan tetapi, jika mengacu pada esensi perjudian
maka yang dimaksud dengan muatan perjudian tidak hanya sekedar
website dan bursa taruhan yang ada dalam website, karena bagian
penting dari suatu perjudian adalah harus ada memasang taruhan
dan adanya hasil dari taruhan tersebut baik menang maupun kalah.17
7. Bentuk-bentuk Judi
Adapun bentuk-bentuk judi dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Bentuk perjudian yang legal
Bentuk perjudian yang legal ini diizinkan oleh pemerintah.
Kegiatannya

mempunyai

lokasi

resmi,

dijamin

keamanan

beroperasinya dan diketahui oleh umum. Contoh judi legal antara
lain ialah :18
1) Casino-casino dan Petak Sembilan di Jakarta, Sari Empat jalan
kelenteng Bandung.
2) Toto (totalisator) Grey Hound di Jakarta (telah ditutup
Oktober 1978 oleh pemerintah DKI).
3) Undian Harapan yang sudah berubah berubah menjadi Undian
Sosial Berhadia, pusatnya ada di Jakarta. Sedangkan di
Surabaya ada undian Sampul Rejeki, di Solo ada Sampul
17
18

Widodo, Hukum Pidana,... 141.
Kartini Kartono, Patologi Sosial Jilid 1, (PT. Raja Grafindo:Jakarta, 1981), 56.

30

Borobudur, di Medan ada Sampul Danau Toba, dan di Jakarta
ada Sampul Sumber Harapan. Semuanya berhadiahkan 80
(delapan puluh) juta rupiah.
Bentuk perjudian yang diberikan legalisasi oleh pemerintah
antara lain bertujuan untuk mendapatkan dana keuangan untuk
pembangunan dan dana sosial. Contoh, dana sosial tertentu antara
lain diperoleh dengan jalan mengadakan undian. Mengenai undian
ini, Direktorat Jenderal Bantuan Sosial Departemen Sosial pada
tahun 1977 menyatakan sebagai berikut :
Undian dalam Undang-undang tanggal 27 Juli 1954 no. 22
disebutkan bahwa tiap-tiap kesempatan yang diadakan oleh
suatu badan untuk mereka yang setelah memenuhi syaratsyarat tertentu dapat ikut serta dalam memperoleh hadiah
berupa uang atau benda, yang akan diberikan kepada pesertapeserta yang ditunjuk sebagai pemenang dengan jalan undi
atau dengan lain cara menentukan untuk yang tidak dapat
dipengaruhi oleh peserta sendiri.
Selanjutnya Undang-undang no. 22 tahun 1954

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24