TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENYIMPANAN DANA KJKS AL MUBAROK CANDI SIDOARJO DI BANK KONVENSIONAL.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENYIMPANAN DANA
KJKS AL-MUBAROK CANDI SIDOARJO DI BANK
KONVENSIONAL
SKRIPSI
Oleh:
M. ARWANI MAHFUD
NIM. C02212029
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil dari penelitian dokumentasi dan lapangan dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo Di Bank
Konvensional.”. skripsi ini merupakan penelitian untuk menjawab pertanyaan, mengapa alasan
KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana di perbankan konvensional, dan bagaimana
tinjauan hukum Islam terhadap simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan
konvensional.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskripstif kualitatif, Dan selanjutnya
dianalisis menggunakan observasi, dan wawancara. Yaitu pembahasan yang di mulai dengan
mengumpulkan data-data yang diperoleh dari dokumen atau arsip dari pihak KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo dan mewawancarai pihak-pihak yang bersangkutan, kemudian diteliti dan
dianalisis dengan menggunakan hukum Islam yaitu tentang simpanan dana yang dilakukan oleh
pihak KJKS Al-Mubarok di perbankan konvensional.
Alasan pihak KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana dari para anggotanya
yaitu tujuan utama KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana atau uang para
anggotanya di perbankan konvensional adalah keamanan atas uang atau dana tersebut,
berinvestasi dengan memperoleh bunga atau laba, serta untuk memudahkan melakukan
transaksi pembayaran maupun penarikan. Sehingga memudahkan pihak KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo untuk penarikan dana dari perbankan konvensional jika ada anggotanya yang
meminjam atau melakukan pembiayaan dalam jumlah besar.
Dari hasil penelitian tersebut bahwa pola simpanan dana yang diterapkan oleh pihak
KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo adalah sebagai berikut dalam perspektif hukum Islam,
mengenai pola simpanan dana yang di lakukan oleh KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di
perbankan konvensional tidak bertentangan dengan hukum Islam. Sebab dalam praktiknya para
nasabah atau orang yang menabung di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo telah sepakat
menabungkan uangnya tersebut untuk di kelola oleh pihak KJKS, walaupun pihak KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana yang dari nasabah-nasabahnya di perbankan
Konvensional.
Sebaiknya pihak KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo tidak menyimpan dana-dananya
para nasabah tersebut di perbankan Konvensional, tapi menyimpanan dana tersebut di
perbankan syariah.
vi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM……………………………………………..…………………….…..……i
PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………………………………......……ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..………….…….……iii
PENGESAHAN……………………………………………………………………………….iv
MOTTO……………………………………………………………………..…………...…….v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………..…..…….……vi
ABSTRAK…………………………………………………………………………......….…vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....…….……x
PEDOMAN TRANSLITRASI…………………………………………………...….....…...xii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………..……1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
BAB II
Latar Belakang Masalah……………………………………………..……1
Identifikasi dan Batasan Masalah……………………………......………9
Rumusan Masalah………………………………………………..………10
Kajian Pustaka …………………………………….………......………...10
Tujuan Pelitian…………………………………….………..….……...…13
Kegunaan Penelitian……………………………….……...…….………..13
Definisi Operasional……………………………….……...…….…....….13
Metode Penelitian………………………………….……..…….………..14
Sistem Pembahsan………………………………….…...…………….....18
Kajian Bunga dan Wadi‘ah………..………………………..………………..20
A. Kajian Bunga Bank oleh fuqaha……….……………..…………...……..20
B. Wadi’ah………………………………….……..………………..….…....26
1. Pengertian Wadi’ah……………………..…………………..…..……26
2. Dasar Hukum Wadi’ah………………..………….……………..….…27
3. Hukum Menerima Barang Tititpan…..………….………..….………30
4. Rusak dan Hilangnya Barang Titipan …..……….…………….….....31
5. Macam-macam Wadi’ah………………………….……….…….…....33
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Pendapat Para Ulama tentang Wadi’ah…………..…….……………….34
BAB III
Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan
konvensional…………………………………………………………………..…37
A. Gambaran Umum Tentang KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo……..…..…37
1. Sejarah Singkat KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo……………..…..…37
2. Visi Misi dan Motto KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo……………….38
3. Legalitas Hukum dan Struktur Organisasi………………………………39
4. Jobdiscripsi…………………………………………………………..…..42
B. Mengapa Alasan KJKS Menyimpan Dana di Bank Konvensional..……......50
C. Praktik atau Mekanisme penyimpanan dana………………………...………52
1. Praktik Simpana Dana Nasabah di KJKS Al-Mubarok……….…..….....53
2. Praktik Penyimpanan Dana KJKS Al-Mubarok di Bank
Konvensional…………………………………………………..………...57
D. Proses penyimpanan dana KJKS di Bank Konvensional…………..………..60
BAB IV
Analisis Hukum Islam terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo di Bank Konvensional……………….……..…………………..….......64
A. Analisis terhadap Simpanan Dana di KJKS Al-Muabarok Di Bank
Konvensional…………………………………………………..………….…64
B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok
di Bank Konvensional…………………………..…………………..……….67
BAB V
Penutup….…………………………………………………….…………………74
A. Kesimpulan…….…………………………………….………………………74
B. Saran…………………………………………………….……………….......75
BIODATA PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-oramg yang berhimpun
secara suka rela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
secara bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki dan dikendalikan secara
demokratis. Dengan demikian koperasi memiliki jati diri dari, oleh, dan untuk
anggota serta dalam menjalankan kegiatannya berpedoman pada prinsip-prinsip
koperasi. 1 Kita bisa melihat pengertian modal dari beberapa segi, misalnya dari segi
asalnya atau sumbernya atau dari pemiliknya, seperti yang kita temukan pada
Undang-undang No. 25/1992 tentang perkoperasian yang mengatakan bahwa modal
sendiri dan modal pinjaman. 2
Dalam Undan-undang No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian pada
pasal 32 ayat (1) ditentukan bahwa modal koperasi itu terdiri dari dan dipupuk dari
simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari segi usahanya
termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Kemudian dalam koperasi tediri dari:
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Masing-masing jenis
simpanan tersebut mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda terhadap kerugian
yang mungkin terjadi atau bilamana koperasi itu kemudian dibubarkan. Jadi disini
pengertian modal lebih dilihat dari segi wujud atau sebagai bukti.
1
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi (Jakarta: Gelora Askara Pratama, 2010), 2.
Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori, dan Praktek (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1998), 182.
2
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Selanjutnya, masing-masing jenis simpanan tersebut dalam Undang-undang
No. 12/1967 diberikan definisi sebagai berikut:
a. Simpanan Pokok ialah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota
untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu seseorang masuk sebagai
anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota.
Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih sebagai anggota. Simpanan pokok ini ikut
menanggung kerugian.
b. Simpanan Wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada
anggota
untuk
membayarnya
kepada
koperasi
anggota
untuk
membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya
ditarik pada waktu penjualan barang-barang atau ditarik pada pada waktu
anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan wajib
ini tidak ikut menanggung kerugian.
c. Simpanan Sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar suka rela atau
berdasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peratuaran khusus.
Simpanan sukarela tersebut bisa saja diadakan misalnya dalam rangka
Hari Raya atau Lebaran atau bisa saja simpanan tersebut, di mana kepada
pemiliknya dapat diberikan suatu imbalan jasa. 3
Sumber pertama modal dasar untuk membiayai koperasi adalah kontribusi
para anggotanya. Kontribusi keuangan ini penting sebab saham dalam koperasi
bukanlah penanaman modal seperti saham dalam perusahaan perseroan. Seorang
3
Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori, dan Praktek (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1998), 183.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
anggota koperasi tidak menanam sebagian uangnya dalam saham, sebab ia tidak
ingin memperoleh keuntungan dari modalnya itu dalam bentuk pembagian sisa hasil
usaha atau untuk berspekulasi. Saham koperasi adalah sejumlah uang yang
disediakan oleh para anggota untuk koperasinya selama keanggotaan itu dapat
membantu membiayai fasilitas bersama.
Dalam simpanan pokok ada dua kriteria anggota yaitu anggota khusus dan
anggota biasa. Anggota khusus biasanya adalah mereka yang mempunyai kontribusi
modal yang besar terhadap koperasi dan biasanya mereka adalah pendiri organisasi
koperasi. Mereka pada umumnya selain ingin memanfaatkan pelayanan koperasi
demi kepentingan bisnisnya, juag karena koperasi mempunyai potensi untuk
berkembang. Anggota khusus ini biasanya diprioritaskan dalam pembagian SHU dan
diberikan proporsi yang kebih besar sebagai imbalan jasa kontribusi modal yang
besar terhadap koperasi. Anggota biasa adalah anggota yang keikutsertaannya
mengikuti prosedur umum yang ditentukan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga. Biasanya anggota biasa ini adalah anggota yang keikutsertaannya hanya
ingin memanfaatkan pelayanan yang disediakan koperasi, seperti ingin mendapatkan
bantuan kredit, ingin mendapatkan bahan baku murah, ingin memasarkan barangbarang dagangannya melalui koperasi dan lain-lain.
Berbeda dengan saham pada perusahaan nonkoperasi, simpanan anggota
(saham koperasi) akan terus dimiliki anggotanya selama ia masih menjadi anggota
koperasi. Simpanan anggota tidak bolah dipindahtangankan karena koperasi
kumpulan orang, bukan kumpulan modal. Jika anggota keluar dari keanggotaan
koperasi, maka semua simpanan yang dia miliki akan diambil, seperti simpanan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
pokok, dan ketika simpanan pokok diambil, pada saat itu juga dia tidak lagi menjadi
anggota koperasi tersebut. 4
Simpanan wajib berkaitan dengan jumlah uang tertentu yang tidak harus
sama yang wajib dibayar anggota kepada koperasi pada waktu dan kesempatan
tertentu yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota. Meskipun secara umum banyak koperasi menetapkan jumlah simpanan
wajib yang sama bagi semua anggota, namun secara hukum jumlah simpanan itu
tidak harus sama. Hal ini sangat tergantung terhadap ketentuan anggaran dasar, dan
anggaran rumah tangga, kemampuan masing-masing anggota secara individu, dan
kesepakatan awal ketika masuk menjadi anggota koperasi.
Beda dengan simpanan pokok koperasi yang hanya dilakukan satu kali
selama dia menjadi anggota koperasi dan menjadi dasar kepemilikannya atas
perusahaan koperasi, simpanan wajib adalah bentuk simpanan rutin yang dilakukan
anggota koperasi setiap periode tertentu tapi bukan sebagai dasar penentuan hak
miliknya atas koperasi. 5
Jika simpanan pokok dan simpanan wajib merupakan sebuah kewajiban
anggota terhadap koperasi karena didukung oleh anggaran dasar dan anggaran rumah
tanggah sehingga manajemen tidak membutuhkan daya motifasi yang kuat,
pengumpualan dana malalui simpanan sukarela membutuhkan daya motifasi yang
sangat kuat. Pihak manajemen perlu memberikan rangsangan-rangsangan yang
sangat kuat sehingga anggota sukarela menabung di koperasinya. 6
4
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi (Jakarta: Gelora Askara Pratama, 2010), 192.
Ibid., 193.
6
Ibid., 194.
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Pada hakikatnya lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui
kegiatan-kegiatannya menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam mayarakat.
Sebagai lembaga keuangan Bank mempunyai usaha pokok berupa menghimpun dana
dari masyarakat untuk kemudian menyalurkannya kembali kemasyarakat yang
membutuhkan dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah. Fungsi untuk mencari dan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan memegang peranan penting terhadap pertumbuhan suatu bank, sebab
volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula
volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman
dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efekefek, atau surat-surat berharga di pasar uang. 7
Dari apa yang dikemukakan di atas, berarti bahwa dana yang dibutuhkan
dalam pengelolaan lembaga keuangan tidak semata-mata hanya mengandalkan
modal yang dimiliki oleh lembaga keuangan tersebut, tetapi harus sedemikian rupa
dapat memobilisadi dan memotivasi masyarakat untuk menyimpan dana yang
dimilikinya di lembaga keuangan tersebut, baik berupa simpanan maupun dalam
bentuk lain, dan melalui kerjasama dengan lembaga keuangan yang lain. 8
Pada prinsipnya sumber dana dari suatu bank itu sendiri terdiri dari empat
sumber dana, yaitu:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
2. Dana yang bersumber dari masyarakat.
3. Dana yang bersumber dari bank Indonesia sebagai bank sentral.
7
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia ( Jakarta: kencana , 2011) 43.
Ibid., 44.
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
4. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan Bank dan lembaga
keuangan bukan Bank. 9
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai sumber dana perbankan baik yang
bersumber dari bank itu sendiri, masyarakat, Bank sentral maupun yang bersumber
dari lembaga keuangan lain tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Dana yang bersumber dari Bank sendiri
Dana yang bersumber dari bank sendiri adalah dana yang berbentuk
modal setor yang bersumber dari para pemegang saham dan cadangancadangan serta keuntungan bank yang belum dibagikan kepada para
pemegang saham. Dana ini adalah dana murni dimiliki bank yang sudah
ada sejak bank tersebut memulai kegiatan usahanya, bahkan sejak bank
tersebut memperoleh izin dari bank Indonesia. Modal setor yang berasal
dari pemegang saham dapat dikatakan bersifat tetap, dalam arti akan
selamanya tetap mengendap di bank dan tidak akan mudah ditarik begitu
saja oleh penyetornya. 10
b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas.
Dana yang bersumber dari masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kegiatan perbankan. Dana tersebut pada prinsipnya
merupakan dana yang harus diolah atau dikelola oleh bank dengan sebaikbaiknya agar memperoleh keuntungan (profit). Dana yang berasal dari
masyarakat luas ini terdiri dari:
9
Ibid., 44.
Ibid., 45.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
1. Simpana giro adalah simpanan pihak ketiga dalam bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
surat perintah pembayar lainnya, atau dengan cara memindahbukuan.
2.
Deposito adalah diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.
3. Sertifiakt Deposito menurut ketentuan pasal 1 butir 8 undang-undang
No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk
deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindah
tangankan.
4. Tabungan dapat diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank
yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. 11
c. Dana yang bersumber dari Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
Dana tersebut adalah dana yang dikucurkan oleh Bank Indonesia melalui
fasilutas kredit kepada bank-bank yang mengalami kesulitan pendanaan
jangka pendek dan dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi dan
mudah dicairkan. 12
d. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank. Dana yang berasal dari lembaga-lembaga keuangan
pada umumnya diperoleh bank pada bentuk pinjaman baik dalam jangka
11
Ibid., 48.
Ibid., 49.
12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
pendek amaupun dalam jangka panjang sesuai dengan kebutuhan dari
bank yang membutuhkan dana tersebut. 13
KJKS merupakan lembaga keuangan simpan pinjam yang menggunakan
sistem syariah. Sebagai lembaga keuangan syariah, KJKS (Koperasi Jasa Keuangan
Syariah)menjalankan fungsi menghimpun dana dan menyalurkannya. Seperti yang
diterapkan dalam lembaga keuangan syariah di lembaga keuangan KJKS (Koperasi
Jasa Keuangan Syariah) Al-Mubarok Candi Sidoarjo, di KJKS Candi Sidoarjo
‘ah Yad Adh-Dhamanah yaitu dana berupa uang ataupun
menerapkan akad Wadi<
barang dari nasabah yang berada di lembaga KJKS bisa dimanfaatkan dan dikelola,
lalu dana yang dari nasabah atau yang ikut andil dalam penitipan uang ataupun
barang di KJKS tersebut itu disimpan lagi di lembaga keuanga non syariah, disini
permasalahan yang akan diteliti, mengapa lembaga keuangan syariah seperti KJKS
(Koperasi Jasa Keuangan Syariah) menyimpan dana berupa uang atapun barang yang
dari nasabah itu di lembaga keuangan non Syariah.
Dana yang disimpan di lembaga keuangan non syariah tersebut berkembang,
dan pihak KJKS berhak atas dana yang berkembang tersebut seperti halnya bunga.
Peneliti disini akan membahas tentang dana nasabah yang dikelola oleh pihak KJKS
(Koperasi Jasa Keuangan Syariah), dana tersebut di simpan di lembaga keuangan
non syariah maka dari itu lembaga keuangan non syariah pastinya diterapkannya
bunga dan bunga tersebut masih belum jelas atau gharar.
13
Ibid., 54.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Dari latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti tentang simpanan dana di
KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo untuk dijadikan objek penelitian berdasarkan
peneliti.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Identifikasi
masalah
dilakukan
untuk
menjelaskan
kemungkinan-
kemungkinan cakupan masalah yang dapat muncul dalam peneliti. Berdasarkan dari
latar belakang tersebut di atas, dapat diindentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan dana dari nasabah.
2. Akad Wadi‘ah Yad Adh-Dhamanah
terhadap penerapan pengelolaan dana
nasabah di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
3. Sistem atau praktek terhadap pengelolaan dana nasabah.
4. Akad simpanan dana yang digunakan pada lembaga KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo
5. simpanan dana nasabah yang dikelola oleh pihak KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo.
6. Pendapat para Ulama tentang seputar bunga (riba)
Adapun batasan masalah yang di cantumkan sipeneliti hanya membahas tetang
akad simpana dana yg di kelola oleh pihak lembaga KJKS candi Sidoarjo. Maka
peneliti lebih fokus pada permasalahan tersebut yang dibatasi oleh sebagai berikut:
1. Mengapa alasan KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo mennyimpan dana di
perbankan konvensional.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
2. Tinjauan hukum Islam terhadap dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di bank
konvensional.
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut di atas. Maka peneliti bisa
menarik kesimpulan sebagai berikut: Tinjauan hukum Islam penerapan simpanan
dana di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti bisa
mengangkat pokok permasalah yaitu sebagai berikut:
1. Mengapa alasan KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana di
perbankan konvensional?
2. Bagaimana tinjauan hukm Islam terhadap dana KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo di bank konvensional?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi singkat tetang kajian atau penelitian yang
sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas
bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi
dari kajian atau penelitian yang sudah ada. 14
Skripsi yang ditulis olehMaghfiroh Aizzatul tahun 2015 yang berjudul “
‘ah Yad Adh-dhamanah terhadap peningkatan
Pengaruh simpanan akad Wadi<
keuntungan di KJKS Mawar Karanggeneng lamongan”. Permasalahan dalam skripsi
14
Tim Penyusun, Petunjuk Penulisan Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014)\,8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
ini adalah tabungan dengan akad Wadi‘ahYad Ad-hamanah yang merupakan salah
satu unsur yang dapat mempengaruhi peningkatan keuntungan KJKS Mawar. Hasil
pengujian koefisien regresi sederhana Y= -5284.795 + 0,085X,yang artinya; (a) = 5284.795 artinya apabila X=0 atau tidak simpanan akad Wadi<
‘ah Yad Adh-
dhamanah, maka keuntungan KJKS Mawar (Y) sebesar negative 5284.795. (b)
=koefisien regresi regresi hasil menunjukkan sebesar 0,085 menyatakan bahwa setiap
adanya peningkatan simpanan akad Wadi<
‘ah Yad Adh-Dhamanah naik sebesar satu
satuan, maka akan meningkatkan keuntungan KJKS Mawar sebesar 0,085. Maka
‘ah Yad Adh-Dhamanah memiliki
hasil tersebut menunjukkan simpanan akad Wadi<
pengaruh terhadap peningkatan keuntungan KJKS Mawar. 15
Skripsi yang ditulis oleh Uyun Eni Khikmatul pada tahun 2015 yang berjudul
“ Pengaruh pendapatan bagi hasil, pendapatan margin murabahah dan dana simpanan
Wadi‘ah terhadap bonus Wadi‘ah; studi laporan keuangan Bank Syariah Mandiri
periode april 2011-2014”. Permasalahan dalam skripsi ini adalah seberapa besar
pengaruh naik turunya pendapatan bagi hasil pendapatan margin Mura<
bahah dan
‘ah terhadap bonus Wadi‘ah. Hasil penelitian menyimpulkan
dana simpanan Wadi<
hah, dan dana simpanan
bahwa pendapatan bagi hasil, pendapatan margin Muraba<
Wadi<
‘ah terbukti berpengaruh simpultan atau bersama-sama secara segnifikan
‘ah Bank Syariah Mandiri tersebut. Gabungan variabel
terhadap bonus Wadi<
exogenouspenelitian ini dapat menjelaskan variabel bonus Wadi<
‘ah sebesar 79,4%.
Sedangkan secara parsial hanya pendapatan bagi hasil tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap bonus Wadi<
‘ah, sedangkan pendapatan margin Muraba<
hahdan
15
Maghfiroh Aizzatul “Pengaruh Simpanan Akad Wadi’ah Yad Adh-dhamanah Terhadap Peningkatan
Keuntungan di KJKS Mawar Karanggeneng lamongan”(Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
‘ah berpengaruh dan signifikan terhadap bonus Wadi<
‘ah pada
dana simpanan Wadi<
Bank Syariah Mandiri tersebut. 16
Skripsi yang ditulis oleh Arifin Nur pada tahun 2014 yang berjudul “ Minat
nasabah terhadap produk tabungan Wadi<
‘ah Yad Dha-Manah dan Muda<
rabah
Mutlhaqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya”. Permasalahan dalam
skripsi ini adalah bagaimana persepsi dan minat nasabah terhadap tabungan wadi<
‘ah
rabah Mutlaqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro.
yad Dhamanah dan Muda<
Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan dan persepsi nasabah
terhadap produk tabungan Wadi<
‘ah Yad adh-Damanah dan Muda<
rabah Mutlaqahdi
Bank BNI Syariah KCP Diponegoromasih minim dan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat nasabah dalam memiliki produk tabungan Wadi<
‘ah Yad adh-
rabah Mutlaqah. 17
Dhamanah dan Muda<
Yang membedakan dengan penelitian sekarang sama penelitian yang
terdahulu adalah yaitu sama-sama menggunakan akad Wadi<
‘ah Yad-Adhama<
h
namun yang mendasari perbedaan yaitu jenis transakasi simpanan dana yang dari
nasabah berupa uang, dana tersebut disimpan lagi di lembaga keuangan non syariah,
contoh lembaga yang menerima simpanan dari dana KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo yaitu: Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BCA.
16
Uyun Eni Khikmatul “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Murabahah dan Dana Simpanan
Wadi’ah Terhadap Bonus Wadi’ah; Studi Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode April 20112014”(Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015).
17
Arifin Nur “Minat Nasabah Terhadap Produk Tabungan Wadi’ah Yad Adh-damaanah dan Mudharabah
Muthlaqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya”(Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
E. Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan yang ingin
disampaikan oleh penulis pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui praktek simpanan dana di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap dana di KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan hasil penelitian yang digunakan ini diharapkan bisa bermanfaat
untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Secara teoretis bisa berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan terhadap simpanan dana dengan akad wadi<
‘ah
adh-dhamanah di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo yaitu sebuah lembaga
keunagan syariah dan selanjutnya bisa digunakan sebagai bahan penelitian lebih
luas atau lanjut.
2. Secara praktek diharapkan bisa memberikan masukan bagi para pembaca untuk
‘ah adhdapat dijadikan landasan teori tentang simpanan dana dengan akad wadi<
dhamanah di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo, dan sekaligus mempertajam
analisis teori dan praktek terhadap masalah tersebut.
G. Definisi Operasional
Dalam rangka untuk memperoleh pengetahuan luas dan jelas dalam
pembahasan tetang judul skripsi yang mebahas Tinjauan Hukum Islam Terhadap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di bank konvensional, maka
peneliti perlu menjelaskan secara jelas dan tajam apa maksud judul tersebut:
1. Hukum Islam: yang dimaksud dengan hukum Islam di sini yaitu ketentuanketentuan hukum Islam yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, dalam
penelitian ini yaitu tentang simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di
bank konvensional.
2. Simpanan dana adalah harta atau barang yang dititipkan atau disimpan di KJKS
Al-Mubarok Candi Sidoarjo terus dana atau barang tersebut dititipkan atau
disimpan lagi di Bank Konvensional atau Bank non Syariah.
H. Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitan empiris yaitu lapangan
yang di dasarkan pada penelitian kualitatif, penelitian lapangan adalah yang data
utamanya diperoleh dari lapangan. sedangkan kualitatif memuat tentang prosedur
penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa tulisan atau perkataan dari seseorang
atau pelaku yang diteliti.
Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Data yang Dikumpulkan
Dengan melihat permasalahan diatas , maka data yang akan dicari oleh
peneliti antara lain meliputi sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
a. Data yang meliputi alasan mengapa pihak KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo menyimpan dana-dana dari para anggota di perbankan
konvensional.
b. Data yang bersumber dari hukum Islam yang berkaitan dengan praktek
simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan
konvensional.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang pertama di mana sebuah
data di hasilkan, yaitu sumber data yang terkait langsung. 18
Yang meliputi para pegawai KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo, Satu
menjabat sebagai kepala, yang kedua sebagai wakil, ketiga dan ke empat
sebagai admin dan sekertaris, yang kelima dan enam sebagai marketing,
dan nasabah yang ikut menanamkan modalnya di KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data skunder adalah sumber data dari bahan bacaan yang
bersifat membantu atau menunjang dalam melengkapi serta memperkuat
data. Memberikan penjelaskan meneganai sumber data primer, berupa
18
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya : Airlangga University Press, 2001), 129.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
buku daftar pustaka yang berkaitan dengan objek penelitian. 19di antara
sumber data sekunder adalah
1. Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah
2. Juhaya S. Pradja, Lembaga Keuangan Syariah
3. Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Klasik dan Kontenporer
4. Ahmad Ashar Basjir, Asas-asas Hukum Muamalat
5. Muhammad Firdaus dkk. Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Kontenporer
6. Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekomomi Islam
7. Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh
8. Ali Al-Khalif, Al-Kam Al.Muamalat
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan beberapa informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Pengumpulan
data
dengan
menggunakan
atau
mangadakan
pengamatan langsung atau pencatatan sistematis tentang penerapan
simpanan dana yang ada di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
b. Interview (Wawancara)
Merupakan percakapan dalam bentuk Tanya jawab yang diarahkan
pada pokok permasalahan tertentu oleh dua orang atau lebih yang berhadapan
secara fisik. Wawancara atau interview ini merupakan suatu kegiatan yang
19
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 143.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
dilakukan
untuk
mendapatkan
informasi
secara
langsung
dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada responden atau narasumber
yaitu pihak karyawan dan nasabah yang menitipkan uangnya dengan akad
Wadi<
‘ah Adh-dhamanah lembaga keuanagan KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo. 20
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan dalam
metodologi penulisan sosial. Pada intinya studi dokumen adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri historis.21 Teknik peengumpulan data ini
dilakukan untuk memperoleh data tentang simpanan dana KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo di perbankan konvensional.
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yaitu teknik yang dilakukan melalui analisis data
dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,
pencatatan, dan penyajian fakta untuk penelitian. 22
b. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan data
tersebut. 23
c. Coding adalah kegiatan mengklasifikasi dan memeriksa data yang relevan
dengan tema penelitian agar lebih fungsional. 24
5. Teknik Analisis Data
20
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kenana,2011), 141.
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prada Media Grup, 2007), 121.
22
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89.
23
Ibid.,97.
24
Ibid., 99.
21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian yaitu dengan
menggunakan diskriptif analisis yaitu teknik untuk menggambarkan atau
menjelaskan data yang terkait dengan pembahasan, 25dalam teknik penelitian ini
menggambarkan apa yang terjadi di dalam praktek simpanan dana KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo di perbankan konvensional. Kemudia data itu dianalisis
ke dalam tinjauan hukum Islam.
Analisis tersebut menggunakan pola deduktif yaitu dimulai dengan
‘ah Adhmenggunakan teori-teori atau dalil-dalil dalam apliksi akad Wadi<
Dhmanah simpanan dana dan dikemukakan pemahaman secara umum menurut
tinjauan hukum islam untuk selanjutnya dapat diambil kesimpulan bersifat
khusus.
I. Sistematika Pembahasan
Bab pertama adalah latar belakang masalah yang berisikan tentang simpanan
dana, akad wadi<
‘ah dan simpana dana di KJKS Al-Mubarok candi sidoarjo,
identifikasi dan batasan masalah mencakup batasan masalah yang akan diteliti,
rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasa.
Bab kedua adalah mengenai landasan teori yang membahas tentang kajian
‘ah, macam-macam Wadi<
‘ah, dasar hukum
bunga bank oleh fuqaha, Pegertian Wadi<
Wadi<
‘ah, rukun dan syarat Wadi<
‘ah dan pendapat para ulama’.
Bab ketiga adalah mengenai tetang deskripsi lokasi penelitian, yaitu
berisikan tentang gambaran umum serta sejarah berdirinya lembaga KJKS Al-
25
Moh. Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia,1999), 63.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Mubarok Candi Sidoarjo, visi-misi KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo, legalitas
hukum struktur organisasi, job description, alasan nasabah atau pihak KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo menyimpan dananya di perbankan konvensional serta
penjelasan tetang mekanisme penyimpanan dana.
Bab keempat adalah berisikan tentang tinjauan hukum islam terhadap
simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan konvensional. Dalam
bab ini peneliti mengenganalisa: 1. Mengapa alasan pihak nasabah atau KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo menyimpan dananya di perbankan konvensional. 2.
Tinjauan hukum islam terhadap simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di
perbankan konvensionaal.
Bab kelima adalah bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang
kesimpulan-kesimpulan yang di lengkapi dengan saran-saran, dan selain itu bab
penutup ini akan di lengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang
dianggap perlu.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB II
KAJIAN BUNGA BANK DAN WADI’AH
A. Kajian Bunga Bank Oleh Fuqaha
Kegiatan ekonomi dari masa ke masa terus mengalami perkembangan, yang
dahulu ada kini tidak ada, atau sebaliknya. Dulu institusi pemodal seperti bank tidak
dikenal dan sekarang ada. Maka persoalan baru dalam fiqh muamalah muncul ketika
pengertian riba dihadapkan pada persoalan bank. Di satu pihak, bunga bank (interest
bank) terperangkap dalam kriteria riba, di sisi lain, bank mempunyai fungsi sosial
yang besar, bahkan dapat dikatakan tanpa bank suatu negara akan hancur. 1
Dalam Ensiklopedia Indonesia, bahwa Bank (perbankan) ialah suatu lembaga
keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasanya dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, dengan mengedarkan alat tukar baru
dalam bentuk uang atau giral. Jadi kegiatannya bergerak dalam bidang keuangan
serta kredit dan meliputi dua fungsi yang penting yaitu sebagai perantara pemberi
kredit dan menciptakan uang. 2
Ada yang mendefinisikan bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang
bergerak menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian dana tersebut disalurkan
kepada yang memerlukan, baik perorangan maupun kelembagaan, dengan sistem
bunga. 3
Sistem hubungan perekonomian dan keuangan zaman sekarang ini, baik
dalam maupun luar negeri, adalah melalui saluran bank. Tidak ada suatu negara
1 Muhammad Zuhri, Riba dalam al-Qur’an dan Masalah Perbankan: Sebuah Tilikan Antisipatif, cet. I (Jakarta:
Raja Grafindo, 1996), hlm. 4.
2 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo
Husada, 1996), hlm. 39-40
3Djejen Zainudin dan Suparta, Fiqh, (Semarang: Toha Putra, 1996), hlm. 71
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
dimana pun yang tidak mempunyai perusahan bank, karena bank dapat melancarkan
segala perhubungan dan lebih menjamin selamatnya pengiriman. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa tujuan dari suatu bank adalah mencari keuntungan dan
keuntungan itu dicapai dengan berniaga kredit. Bank mendapat kredit dari orang luar
dengan membayar bunga. Sebaliknya bank memberikan kredit dari kepada orang luar
dengan memungut bunga yang lebih besar dari pada yang dibayarkannya.
Jadi sedikit penjelasan di atas, maka yang disebut bunga bank adalah
tambahan yang harus dibayarkan oleh orang yang berhutang kepada bank atau
keuntungan yang diberikan pihak bank kepada orang yang menyimpan uang di bank
dengan besar-kecil sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bank tersebut. Tetapi
konsensus pendapat-pendapat menganggap bahwa bunga bank merupakan tambahan
tetap bagi modal, dikemukakan bahwa tambahan yang tetap ini merupakan biaya
yang layak bagi proses produksi. 4
Jadi selisih bunga itulah keuntungan bank. Sehingga bunga merupakan suatu
masalah yang tidak dapat dilepaskan dari perusahan bank dunia (umum). Mengenai
kedudukan bank tersebut, Moh.Hatta mengatakan bahwa sampai saat ini berbagai
ulama ada yang mengharamkan pemungutan bunga. Dengan larangan itu maka
hilanglah sendi tempat bank berdiri. Kalau bunga tidak boleh dipungut, maka tidak
dapat pula orang Islam untuk mendirikan bank. Lebih lanjut ia juga berpendapat, ada
pula ulama yang mengatakan, bahwa memungut rente itu merupakan perbuatan yang
tidak terpuji, tetapi apabila masyarakat mengkehendakinya, rente itu dibolehkan
juga. Hal seperti ini menimbulkan pemahaman masyarakat tentang sifat hukum
4 M. Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,alih bahasa Nastangin(Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf,
1997), hlm. 120
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
dalam Islam mempertimbangkan buruk dengan baik. Jika lebih besar baiknya dari
pada buruknya, hukumnya menjadi harus, pekerjaan seperti itu diperbolehkan. 5
Sementara Mirza Nurul Huda sebagaimana dikutip oleh A.Chatib,
memaparkan, bahwa satu segi kegiatan yang terpenting dari bank perdagangan
adalah menerima titipan uang dari orang-orang dan meminjamkan dengan jangka
pendek kepada orang lain guna menegakkan perdagangannya yang direncanakan.
Oleh karena itu, maka bunga bank berdiri dan ada untuk mencari keuntungan.
Apabila kita menghapus bunga sebagaimana yang diwajibkan oleh negara Islam
maka bagaimana bank akan bekerja. 6
Dalam Islam telah mengharamkan adanya riba. Masyarakat masa awal Islam
belum mengenal sistem perbankan modern dalam arti praktis, sehingga dalam
menanggapi fenomena ini, terjadi pebedaan pendapat. Beda pandangan dalam
menilai permasalahan ini menimbulkan kesimpulan–kesimpulan hukum yang berbeda
pula, dalam hal boleh atau tidaknya, halal haramnya umat Islam bermu’amalah
dengan bank.
Fenomena yang menarik kaitannya dengan ini adalah adanya respon dua
organisasi besar Islam Indonesia dalam menyikapi masalah bunga bank tersebut,
yaitu Nahdlatul Ulama melalui Bahsul Masail-nya dan Muhammadiyah dengan
Majlis Tarjih-nya. Salah satu keputusan hukum tentang bunga bank yang selama ini
telah beredar dalam kalangan umat Islam di antaranya adalah keputusan Mu’tamar
NU XII di Malang pada tanggal 12 Rabi’ah as-Sani 1356 H atau 25 Maret 1937 No
204, dan hasil sidang Majlis Tarjih Muhammadiyah tahun 1968 di Sidoarjo.
5 Fuad M Fahruddin, Riba dalam Bank: Koprasi, Perseroan dan Asuransi, (Bandung: al-Ma’arif, 1985), hlm.21
6 A. Chotib, Bank dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1962), hlm. 16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Telah menjadi sebuah pertanyaan besar masalah bunga bank ini dalam
mu’tamar NU terjadilah pembahasan yang begitu panjang tentang bagaimana hukum
menitipkan uang dalam bank, hingga kemudian pemerintah menetapkan pajak
kerena alasan mendapatkan bunga. Halalkah bunga itu? Dan bagaimana hukumnya
menitipkan uang dalam bank karena menjaga keamanan saja dan tidak menginginkan
bunga? Jawaban dari pertanyaan tersebut diambil dengan merujuk pada keputusan
Mu’tamar NU II di Surabaya pada tanggal 12 Rabi’ah as-Sani 1346 H atau 9
Oktober 1927 No. 28. yang memutuskan bahwa hukum bunga bank dan
sehubunganya itu sama dengan hukum gadai yang telah ditetapkan dalam mu’tamar
tersebut.
Di antara hasil keputusan Mu’tamar NU II di Surabaya, tentang gadai telah
menghasilkan tiga pendapat yaitu:
a.
Haram: sebab termasuk hutang yang dipungut manfaatnya (rente).
b. Halal: sebab tidak ada syarat sewaktu akad, menurut ahli hukum yang terkenal
bahwa adat yang berlaku itu tidak termasuk menjadi syarat.
c.
Syubhat (tidak tentu haram halalnya): sebab para ahli hukum masih terjadi
selisih pendapat .7
Sebagai catatan penting dalam keputusan mu’tamar tersebut bahwa untuk
lebih berhati-hati ialah dengan mengambil pendapat pertama yakni yang telah
mengharamkannya. Adapun menitipkan uang dalam bank karena untuk keamanannya
saja hukumnya makruh, dengan syarat apabila telah diyakini kalau uang tersebut
akan digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
7Abu Hamdan Abdu al-Jalil Hamid, Ahkam al-Fuqaha’ fi al-Muqarrarat Mu’tamarat Nahdatu al-Ulama’,
(Semarang: Toha Putra, t.t.), I:22. sebagai perbandingan lihat Abu Hamdan Abdu al-Jalil Hamid, Ahkam alFuqaha’ fi al-Muqarrarat Mu’tamarat Nahdatu al-Ulama’, (Semarang: Toha Putra, t.t.), II: 71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Sementara keputusan Munas ‘Alim Ulama NU di Bandar Lampung tanggal 21-25
Januari 1992. Mengenai keputusan hukum bunga Bank ditempuh melalui prosedur
yang lebih metodologis lagi, sebagai penyeimbang keputusan Muktamar NU XII di
Malang. Adapun hasil keputusannya sebagai berikut :
a.
Haram, kerena bunga bank dipersamakan dengan riba secara mutlak
b. Boleh, kerena bunga bank tidak dipersamakan dengan riba
c.
Subhat, kerena masih belum jelas
Sementara itu, salah satu respon dari Muhammadiyah melalui keputusan
Majlis Tarjih tahun 1968 di Sidoarjo Jawa Timur tentang masalah–masalah fiqh
kontemporer (khususnya mengenai bunga bank) telah dilakukan dengan cara
berijtihad. Dalam berijtihad Majlis Tarjih menempuh tiga metode:
1.
Ijtihad Bayani, yaitu menjelaskan hukum yang kasusnya telah terdapat dalam
nash al-Quran dan al-Hadis
2. Ijtihad Qiyasi, yakni menyelesaikan kasus baru dengan cara menganalogikannya
dengan kasus yang hukumnya telah diatur dalam nash al-Quran dan al-Hadis
3.
Ijtihad Istislahi, yakni menyelesaikan beberapa kasus baru yang tidak terdapat
dalam kedua sumber di atas, dengan cara menggunakan penalaran yang didasarkan
atas kemaslahatan.
Dalam menetapkan hukum bunga bank, Majlis Tarjih mangaitkannya dengan
masalah riba, apakah bunga bank identik dengan riba atau tidak?, untuk memastikan
jawaban tersebut, Majlis Tarjih menggunakan qiyas sebagai metode ijtihadnya. 8
Bagi Muhammadiyah ‘illat diharamkannya riba adalah adanya pengisapan
atau penganiayaan (az-Zulm) terhadap peminjaman dana. Konsekuensinya, kalau
‘illat itu ada pada bunga bank, maka bunga bank sama dengan riba dan hukumnya
8 Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah,cet. I (Jakarta: Logos Publishing House,
1995 ), hlm. 64
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
riba. Sebaliknya kalau ‘illat itu tidak ada pada bunga bank, maka bunga bank bukan
riba, kerana itu tidak haram. 9
Bagi Muhammadiyah ‘illat diharamkannya riba disinyalir juga ada pada
bunga bank, sehingga bunga bank disamakan dengan riba dan hukumnya adalah
haram. Namun keputusan tersebut hanya berlaku untuk bank milik swasta. Adapun
bunga bank yang diberikan oleh bank milik negara pada para nasabahnya atau
sebaliknya, termasuk perkara musytabihat, tidak haram dan tidak pula halal secara
mutlak. 10
Dari diskripsi di atas nampak bahwa kedua organisasi tersebut mempunyai
konsep yang berbeda bahkan berseberangan.Namun, keduanya mempunyai sisi
kesamaan yaitu demi kemaslahatan umat manusia, meskipun implimentasinya juga
berbeda.Perbedaan
tersebut
terjadi
karena
adanya
sudut
pandang
yang
mempenagruhinya dalam menetapkan hukum tersebut.
Oleh karena itu penyusun tertarik untuk mencoba meneliti dan menelusuri
kembali permasalahan-permasalahan hukum bunga bank tersebut menurut pendapat
Nahdlatul Ulama melalui Bahsul Masail-nya dan Muhammadiyah dengan Majlis
Tarjih-nya, dengan titik tekan pada permaslahan dasar yang melatarbelakangi dari
perbedaan tersebut mengenai bunga bank adalah melalui metode pengambilan
keputasan hukumnya yang diambil dari segi kajian fiqhnya,
9Ibid., hlm. 125-126.
10 Urain selengkapnya dapat dilihat dalam Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majlis Tarjih
Muhammadiyah, (Yogyakarta: Persatuan, t.t), hlm 304-307
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
B. Wadi’ah
1. Wadi‘<
ah
a. Pengertian Wadi<
‘ah
Yang dimaksud dengan Al-Wadi<
’ah adalah sesuatu yang dititipkan
(ditinggalkan) baik berupa uang atau lainnya, kepada orang yang akan
menjaganya agar mengembalikan kepada orang yang menitipkannya kapan
’ah itu termasuk dalam jenis amanat, dan hukum
saja dia memintanya. Wadi<
wadi<
’ah itu berbeda menurut kondisinya. Terkadang wajib seorang muslim
untuk menerimanya, seperti ketika ada seorang muslim harus menjaga harta
saudaranya, dimana saudaranya tidak mendapati orang lain yang bisa untuk
’ah itu sunnah
menjaganya kecuali dirinya. Dan terkadang menerima wadi<
hukumnya, hal itu terjadi apabila ada orang yang meminta dirinya untuk
menjaga sesuatu dan dia dengan senang hati mampu menjaganya, karena itu
termasuk tolong menolong dalam kepajikan yang diperintahkan oleh Allah. 11
Menurut Sayid Sabiq bahwa penetipan barang adalah merupakan amanah
yang harus dijaga oleh penerima titipan, dan ia berkewajiban pula untuk
memelihara serta mengembalikannya pada saaat dikehendaki atau diminta
oleh pemilik. Kalau dianalisis dari pengertian penitipan barang sebagaimana
di ungkapkan di atas, makan akan terlihan bahwa penitipan barang
merupakan “perjanjian riil”, dikatakan sebagai perjanjian riil disebabkan katakata “sesuatu yang ditinggalkan”, yang mana dalam kata sesuatu disini,
berarti berwujud barang/benda. Dalam suatu perjanjian riil, timbulnya
hubungan hukum setelah dilakukannya perbuatan riil atau nyata, dalam hal
11 Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri, Minhajul Muslimin (Surakarta: Insan Kamil, 2011), 684
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
penitipan barang ini tentunya perbuatan riiltersebut dinyatalaksanakan/di
realisasikan dalam bentuk “menyerahkan suatu barang”. Dengan sendirinya
kalaupun perjanjian penitipan barng sudah diikat/diadakan, akan tetapi tidak
diikuti dengan tindakan p
KJKS AL-MUBAROK CANDI SIDOARJO DI BANK
KONVENSIONAL
SKRIPSI
Oleh:
M. ARWANI MAHFUD
NIM. C02212029
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil dari penelitian dokumentasi dan lapangan dengan judul
“Tinjauan Hukum Islam terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo Di Bank
Konvensional.”. skripsi ini merupakan penelitian untuk menjawab pertanyaan, mengapa alasan
KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana di perbankan konvensional, dan bagaimana
tinjauan hukum Islam terhadap simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan
konvensional.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskripstif kualitatif, Dan selanjutnya
dianalisis menggunakan observasi, dan wawancara. Yaitu pembahasan yang di mulai dengan
mengumpulkan data-data yang diperoleh dari dokumen atau arsip dari pihak KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo dan mewawancarai pihak-pihak yang bersangkutan, kemudian diteliti dan
dianalisis dengan menggunakan hukum Islam yaitu tentang simpanan dana yang dilakukan oleh
pihak KJKS Al-Mubarok di perbankan konvensional.
Alasan pihak KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana dari para anggotanya
yaitu tujuan utama KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana atau uang para
anggotanya di perbankan konvensional adalah keamanan atas uang atau dana tersebut,
berinvestasi dengan memperoleh bunga atau laba, serta untuk memudahkan melakukan
transaksi pembayaran maupun penarikan. Sehingga memudahkan pihak KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo untuk penarikan dana dari perbankan konvensional jika ada anggotanya yang
meminjam atau melakukan pembiayaan dalam jumlah besar.
Dari hasil penelitian tersebut bahwa pola simpanan dana yang diterapkan oleh pihak
KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo adalah sebagai berikut dalam perspektif hukum Islam,
mengenai pola simpanan dana yang di lakukan oleh KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di
perbankan konvensional tidak bertentangan dengan hukum Islam. Sebab dalam praktiknya para
nasabah atau orang yang menabung di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo telah sepakat
menabungkan uangnya tersebut untuk di kelola oleh pihak KJKS, walaupun pihak KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana yang dari nasabah-nasabahnya di perbankan
Konvensional.
Sebaiknya pihak KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo tidak menyimpan dana-dananya
para nasabah tersebut di perbankan Konvensional, tapi menyimpanan dana tersebut di
perbankan syariah.
vi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM……………………………………………..…………………….…..……i
PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………………………………......……ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..………….…….……iii
PENGESAHAN……………………………………………………………………………….iv
MOTTO……………………………………………………………………..…………...…….v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………..…..…….……vi
ABSTRAK…………………………………………………………………………......….…vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....…….……x
PEDOMAN TRANSLITRASI…………………………………………………...….....…...xii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………..……1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
BAB II
Latar Belakang Masalah……………………………………………..……1
Identifikasi dan Batasan Masalah……………………………......………9
Rumusan Masalah………………………………………………..………10
Kajian Pustaka …………………………………….………......………...10
Tujuan Pelitian…………………………………….………..….……...…13
Kegunaan Penelitian……………………………….……...…….………..13
Definisi Operasional……………………………….……...…….…....….13
Metode Penelitian………………………………….……..…….………..14
Sistem Pembahsan………………………………….…...…………….....18
Kajian Bunga dan Wadi‘ah………..………………………..………………..20
A. Kajian Bunga Bank oleh fuqaha……….……………..…………...……..20
B. Wadi’ah………………………………….……..………………..….…....26
1. Pengertian Wadi’ah……………………..…………………..…..……26
2. Dasar Hukum Wadi’ah………………..………….……………..….…27
3. Hukum Menerima Barang Tititpan…..………….………..….………30
4. Rusak dan Hilangnya Barang Titipan …..……….…………….….....31
5. Macam-macam Wadi’ah………………………….……….…….…....33
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Pendapat Para Ulama tentang Wadi’ah…………..…….……………….34
BAB III
Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan
konvensional…………………………………………………………………..…37
A. Gambaran Umum Tentang KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo……..…..…37
1. Sejarah Singkat KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo……………..…..…37
2. Visi Misi dan Motto KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo……………….38
3. Legalitas Hukum dan Struktur Organisasi………………………………39
4. Jobdiscripsi…………………………………………………………..…..42
B. Mengapa Alasan KJKS Menyimpan Dana di Bank Konvensional..……......50
C. Praktik atau Mekanisme penyimpanan dana………………………...………52
1. Praktik Simpana Dana Nasabah di KJKS Al-Mubarok……….…..….....53
2. Praktik Penyimpanan Dana KJKS Al-Mubarok di Bank
Konvensional…………………………………………………..………...57
D. Proses penyimpanan dana KJKS di Bank Konvensional…………..………..60
BAB IV
Analisis Hukum Islam terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo di Bank Konvensional……………….……..…………………..….......64
A. Analisis terhadap Simpanan Dana di KJKS Al-Muabarok Di Bank
Konvensional…………………………………………………..………….…64
B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok
di Bank Konvensional…………………………..…………………..……….67
BAB V
Penutup….…………………………………………………….…………………74
A. Kesimpulan…….…………………………………….………………………74
B. Saran…………………………………………………….……………….......75
BIODATA PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-oramg yang berhimpun
secara suka rela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
secara bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki dan dikendalikan secara
demokratis. Dengan demikian koperasi memiliki jati diri dari, oleh, dan untuk
anggota serta dalam menjalankan kegiatannya berpedoman pada prinsip-prinsip
koperasi. 1 Kita bisa melihat pengertian modal dari beberapa segi, misalnya dari segi
asalnya atau sumbernya atau dari pemiliknya, seperti yang kita temukan pada
Undang-undang No. 25/1992 tentang perkoperasian yang mengatakan bahwa modal
sendiri dan modal pinjaman. 2
Dalam Undan-undang No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian pada
pasal 32 ayat (1) ditentukan bahwa modal koperasi itu terdiri dari dan dipupuk dari
simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari segi usahanya
termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Kemudian dalam koperasi tediri dari:
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Masing-masing jenis
simpanan tersebut mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda terhadap kerugian
yang mungkin terjadi atau bilamana koperasi itu kemudian dibubarkan. Jadi disini
pengertian modal lebih dilihat dari segi wujud atau sebagai bukti.
1
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi (Jakarta: Gelora Askara Pratama, 2010), 2.
Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori, dan Praktek (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1998), 182.
2
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Selanjutnya, masing-masing jenis simpanan tersebut dalam Undang-undang
No. 12/1967 diberikan definisi sebagai berikut:
a. Simpanan Pokok ialah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota
untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu seseorang masuk sebagai
anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota.
Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih sebagai anggota. Simpanan pokok ini ikut
menanggung kerugian.
b. Simpanan Wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada
anggota
untuk
membayarnya
kepada
koperasi
anggota
untuk
membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu, misalnya
ditarik pada waktu penjualan barang-barang atau ditarik pada pada waktu
anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan wajib
ini tidak ikut menanggung kerugian.
c. Simpanan Sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar suka rela atau
berdasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peratuaran khusus.
Simpanan sukarela tersebut bisa saja diadakan misalnya dalam rangka
Hari Raya atau Lebaran atau bisa saja simpanan tersebut, di mana kepada
pemiliknya dapat diberikan suatu imbalan jasa. 3
Sumber pertama modal dasar untuk membiayai koperasi adalah kontribusi
para anggotanya. Kontribusi keuangan ini penting sebab saham dalam koperasi
bukanlah penanaman modal seperti saham dalam perusahaan perseroan. Seorang
3
Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori, dan Praktek (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1998), 183.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
anggota koperasi tidak menanam sebagian uangnya dalam saham, sebab ia tidak
ingin memperoleh keuntungan dari modalnya itu dalam bentuk pembagian sisa hasil
usaha atau untuk berspekulasi. Saham koperasi adalah sejumlah uang yang
disediakan oleh para anggota untuk koperasinya selama keanggotaan itu dapat
membantu membiayai fasilitas bersama.
Dalam simpanan pokok ada dua kriteria anggota yaitu anggota khusus dan
anggota biasa. Anggota khusus biasanya adalah mereka yang mempunyai kontribusi
modal yang besar terhadap koperasi dan biasanya mereka adalah pendiri organisasi
koperasi. Mereka pada umumnya selain ingin memanfaatkan pelayanan koperasi
demi kepentingan bisnisnya, juag karena koperasi mempunyai potensi untuk
berkembang. Anggota khusus ini biasanya diprioritaskan dalam pembagian SHU dan
diberikan proporsi yang kebih besar sebagai imbalan jasa kontribusi modal yang
besar terhadap koperasi. Anggota biasa adalah anggota yang keikutsertaannya
mengikuti prosedur umum yang ditentukan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga. Biasanya anggota biasa ini adalah anggota yang keikutsertaannya hanya
ingin memanfaatkan pelayanan yang disediakan koperasi, seperti ingin mendapatkan
bantuan kredit, ingin mendapatkan bahan baku murah, ingin memasarkan barangbarang dagangannya melalui koperasi dan lain-lain.
Berbeda dengan saham pada perusahaan nonkoperasi, simpanan anggota
(saham koperasi) akan terus dimiliki anggotanya selama ia masih menjadi anggota
koperasi. Simpanan anggota tidak bolah dipindahtangankan karena koperasi
kumpulan orang, bukan kumpulan modal. Jika anggota keluar dari keanggotaan
koperasi, maka semua simpanan yang dia miliki akan diambil, seperti simpanan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
pokok, dan ketika simpanan pokok diambil, pada saat itu juga dia tidak lagi menjadi
anggota koperasi tersebut. 4
Simpanan wajib berkaitan dengan jumlah uang tertentu yang tidak harus
sama yang wajib dibayar anggota kepada koperasi pada waktu dan kesempatan
tertentu yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota. Meskipun secara umum banyak koperasi menetapkan jumlah simpanan
wajib yang sama bagi semua anggota, namun secara hukum jumlah simpanan itu
tidak harus sama. Hal ini sangat tergantung terhadap ketentuan anggaran dasar, dan
anggaran rumah tangga, kemampuan masing-masing anggota secara individu, dan
kesepakatan awal ketika masuk menjadi anggota koperasi.
Beda dengan simpanan pokok koperasi yang hanya dilakukan satu kali
selama dia menjadi anggota koperasi dan menjadi dasar kepemilikannya atas
perusahaan koperasi, simpanan wajib adalah bentuk simpanan rutin yang dilakukan
anggota koperasi setiap periode tertentu tapi bukan sebagai dasar penentuan hak
miliknya atas koperasi. 5
Jika simpanan pokok dan simpanan wajib merupakan sebuah kewajiban
anggota terhadap koperasi karena didukung oleh anggaran dasar dan anggaran rumah
tanggah sehingga manajemen tidak membutuhkan daya motifasi yang kuat,
pengumpualan dana malalui simpanan sukarela membutuhkan daya motifasi yang
sangat kuat. Pihak manajemen perlu memberikan rangsangan-rangsangan yang
sangat kuat sehingga anggota sukarela menabung di koperasinya. 6
4
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi (Jakarta: Gelora Askara Pratama, 2010), 192.
Ibid., 193.
6
Ibid., 194.
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Pada hakikatnya lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui
kegiatan-kegiatannya menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam mayarakat.
Sebagai lembaga keuangan Bank mempunyai usaha pokok berupa menghimpun dana
dari masyarakat untuk kemudian menyalurkannya kembali kemasyarakat yang
membutuhkan dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah. Fungsi untuk mencari dan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan memegang peranan penting terhadap pertumbuhan suatu bank, sebab
volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula
volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman
dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efekefek, atau surat-surat berharga di pasar uang. 7
Dari apa yang dikemukakan di atas, berarti bahwa dana yang dibutuhkan
dalam pengelolaan lembaga keuangan tidak semata-mata hanya mengandalkan
modal yang dimiliki oleh lembaga keuangan tersebut, tetapi harus sedemikian rupa
dapat memobilisadi dan memotivasi masyarakat untuk menyimpan dana yang
dimilikinya di lembaga keuangan tersebut, baik berupa simpanan maupun dalam
bentuk lain, dan melalui kerjasama dengan lembaga keuangan yang lain. 8
Pada prinsipnya sumber dana dari suatu bank itu sendiri terdiri dari empat
sumber dana, yaitu:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
2. Dana yang bersumber dari masyarakat.
3. Dana yang bersumber dari bank Indonesia sebagai bank sentral.
7
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia ( Jakarta: kencana , 2011) 43.
Ibid., 44.
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
4. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan Bank dan lembaga
keuangan bukan Bank. 9
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai sumber dana perbankan baik yang
bersumber dari bank itu sendiri, masyarakat, Bank sentral maupun yang bersumber
dari lembaga keuangan lain tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Dana yang bersumber dari Bank sendiri
Dana yang bersumber dari bank sendiri adalah dana yang berbentuk
modal setor yang bersumber dari para pemegang saham dan cadangancadangan serta keuntungan bank yang belum dibagikan kepada para
pemegang saham. Dana ini adalah dana murni dimiliki bank yang sudah
ada sejak bank tersebut memulai kegiatan usahanya, bahkan sejak bank
tersebut memperoleh izin dari bank Indonesia. Modal setor yang berasal
dari pemegang saham dapat dikatakan bersifat tetap, dalam arti akan
selamanya tetap mengendap di bank dan tidak akan mudah ditarik begitu
saja oleh penyetornya. 10
b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas.
Dana yang bersumber dari masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kegiatan perbankan. Dana tersebut pada prinsipnya
merupakan dana yang harus diolah atau dikelola oleh bank dengan sebaikbaiknya agar memperoleh keuntungan (profit). Dana yang berasal dari
masyarakat luas ini terdiri dari:
9
Ibid., 44.
Ibid., 45.
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
1. Simpana giro adalah simpanan pihak ketiga dalam bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
surat perintah pembayar lainnya, atau dengan cara memindahbukuan.
2.
Deposito adalah diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.
3. Sertifiakt Deposito menurut ketentuan pasal 1 butir 8 undang-undang
No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk
deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindah
tangankan.
4. Tabungan dapat diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank
yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. 11
c. Dana yang bersumber dari Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
Dana tersebut adalah dana yang dikucurkan oleh Bank Indonesia melalui
fasilutas kredit kepada bank-bank yang mengalami kesulitan pendanaan
jangka pendek dan dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi dan
mudah dicairkan. 12
d. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank. Dana yang berasal dari lembaga-lembaga keuangan
pada umumnya diperoleh bank pada bentuk pinjaman baik dalam jangka
11
Ibid., 48.
Ibid., 49.
12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
pendek amaupun dalam jangka panjang sesuai dengan kebutuhan dari
bank yang membutuhkan dana tersebut. 13
KJKS merupakan lembaga keuangan simpan pinjam yang menggunakan
sistem syariah. Sebagai lembaga keuangan syariah, KJKS (Koperasi Jasa Keuangan
Syariah)menjalankan fungsi menghimpun dana dan menyalurkannya. Seperti yang
diterapkan dalam lembaga keuangan syariah di lembaga keuangan KJKS (Koperasi
Jasa Keuangan Syariah) Al-Mubarok Candi Sidoarjo, di KJKS Candi Sidoarjo
‘ah Yad Adh-Dhamanah yaitu dana berupa uang ataupun
menerapkan akad Wadi<
barang dari nasabah yang berada di lembaga KJKS bisa dimanfaatkan dan dikelola,
lalu dana yang dari nasabah atau yang ikut andil dalam penitipan uang ataupun
barang di KJKS tersebut itu disimpan lagi di lembaga keuanga non syariah, disini
permasalahan yang akan diteliti, mengapa lembaga keuangan syariah seperti KJKS
(Koperasi Jasa Keuangan Syariah) menyimpan dana berupa uang atapun barang yang
dari nasabah itu di lembaga keuangan non Syariah.
Dana yang disimpan di lembaga keuangan non syariah tersebut berkembang,
dan pihak KJKS berhak atas dana yang berkembang tersebut seperti halnya bunga.
Peneliti disini akan membahas tentang dana nasabah yang dikelola oleh pihak KJKS
(Koperasi Jasa Keuangan Syariah), dana tersebut di simpan di lembaga keuangan
non syariah maka dari itu lembaga keuangan non syariah pastinya diterapkannya
bunga dan bunga tersebut masih belum jelas atau gharar.
13
Ibid., 54.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Dari latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti tentang simpanan dana di
KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo untuk dijadikan objek penelitian berdasarkan
peneliti.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Identifikasi
masalah
dilakukan
untuk
menjelaskan
kemungkinan-
kemungkinan cakupan masalah yang dapat muncul dalam peneliti. Berdasarkan dari
latar belakang tersebut di atas, dapat diindentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi simpanan dana dari nasabah.
2. Akad Wadi‘ah Yad Adh-Dhamanah
terhadap penerapan pengelolaan dana
nasabah di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
3. Sistem atau praktek terhadap pengelolaan dana nasabah.
4. Akad simpanan dana yang digunakan pada lembaga KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo
5. simpanan dana nasabah yang dikelola oleh pihak KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo.
6. Pendapat para Ulama tentang seputar bunga (riba)
Adapun batasan masalah yang di cantumkan sipeneliti hanya membahas tetang
akad simpana dana yg di kelola oleh pihak lembaga KJKS candi Sidoarjo. Maka
peneliti lebih fokus pada permasalahan tersebut yang dibatasi oleh sebagai berikut:
1. Mengapa alasan KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo mennyimpan dana di
perbankan konvensional.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
2. Tinjauan hukum Islam terhadap dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di bank
konvensional.
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut di atas. Maka peneliti bisa
menarik kesimpulan sebagai berikut: Tinjauan hukum Islam penerapan simpanan
dana di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti bisa
mengangkat pokok permasalah yaitu sebagai berikut:
1. Mengapa alasan KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana di
perbankan konvensional?
2. Bagaimana tinjauan hukm Islam terhadap dana KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo di bank konvensional?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi singkat tetang kajian atau penelitian yang
sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas
bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi
dari kajian atau penelitian yang sudah ada. 14
Skripsi yang ditulis olehMaghfiroh Aizzatul tahun 2015 yang berjudul “
‘ah Yad Adh-dhamanah terhadap peningkatan
Pengaruh simpanan akad Wadi<
keuntungan di KJKS Mawar Karanggeneng lamongan”. Permasalahan dalam skripsi
14
Tim Penyusun, Petunjuk Penulisan Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014)\,8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
ini adalah tabungan dengan akad Wadi‘ahYad Ad-hamanah yang merupakan salah
satu unsur yang dapat mempengaruhi peningkatan keuntungan KJKS Mawar. Hasil
pengujian koefisien regresi sederhana Y= -5284.795 + 0,085X,yang artinya; (a) = 5284.795 artinya apabila X=0 atau tidak simpanan akad Wadi<
‘ah Yad Adh-
dhamanah, maka keuntungan KJKS Mawar (Y) sebesar negative 5284.795. (b)
=koefisien regresi regresi hasil menunjukkan sebesar 0,085 menyatakan bahwa setiap
adanya peningkatan simpanan akad Wadi<
‘ah Yad Adh-Dhamanah naik sebesar satu
satuan, maka akan meningkatkan keuntungan KJKS Mawar sebesar 0,085. Maka
‘ah Yad Adh-Dhamanah memiliki
hasil tersebut menunjukkan simpanan akad Wadi<
pengaruh terhadap peningkatan keuntungan KJKS Mawar. 15
Skripsi yang ditulis oleh Uyun Eni Khikmatul pada tahun 2015 yang berjudul
“ Pengaruh pendapatan bagi hasil, pendapatan margin murabahah dan dana simpanan
Wadi‘ah terhadap bonus Wadi‘ah; studi laporan keuangan Bank Syariah Mandiri
periode april 2011-2014”. Permasalahan dalam skripsi ini adalah seberapa besar
pengaruh naik turunya pendapatan bagi hasil pendapatan margin Mura<
bahah dan
‘ah terhadap bonus Wadi‘ah. Hasil penelitian menyimpulkan
dana simpanan Wadi<
hah, dan dana simpanan
bahwa pendapatan bagi hasil, pendapatan margin Muraba<
Wadi<
‘ah terbukti berpengaruh simpultan atau bersama-sama secara segnifikan
‘ah Bank Syariah Mandiri tersebut. Gabungan variabel
terhadap bonus Wadi<
exogenouspenelitian ini dapat menjelaskan variabel bonus Wadi<
‘ah sebesar 79,4%.
Sedangkan secara parsial hanya pendapatan bagi hasil tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap bonus Wadi<
‘ah, sedangkan pendapatan margin Muraba<
hahdan
15
Maghfiroh Aizzatul “Pengaruh Simpanan Akad Wadi’ah Yad Adh-dhamanah Terhadap Peningkatan
Keuntungan di KJKS Mawar Karanggeneng lamongan”(Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
‘ah berpengaruh dan signifikan terhadap bonus Wadi<
‘ah pada
dana simpanan Wadi<
Bank Syariah Mandiri tersebut. 16
Skripsi yang ditulis oleh Arifin Nur pada tahun 2014 yang berjudul “ Minat
nasabah terhadap produk tabungan Wadi<
‘ah Yad Dha-Manah dan Muda<
rabah
Mutlhaqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya”. Permasalahan dalam
skripsi ini adalah bagaimana persepsi dan minat nasabah terhadap tabungan wadi<
‘ah
rabah Mutlaqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro.
yad Dhamanah dan Muda<
Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan dan persepsi nasabah
terhadap produk tabungan Wadi<
‘ah Yad adh-Damanah dan Muda<
rabah Mutlaqahdi
Bank BNI Syariah KCP Diponegoromasih minim dan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat nasabah dalam memiliki produk tabungan Wadi<
‘ah Yad adh-
rabah Mutlaqah. 17
Dhamanah dan Muda<
Yang membedakan dengan penelitian sekarang sama penelitian yang
terdahulu adalah yaitu sama-sama menggunakan akad Wadi<
‘ah Yad-Adhama<
h
namun yang mendasari perbedaan yaitu jenis transakasi simpanan dana yang dari
nasabah berupa uang, dana tersebut disimpan lagi di lembaga keuangan non syariah,
contoh lembaga yang menerima simpanan dari dana KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo yaitu: Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BCA.
16
Uyun Eni Khikmatul “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil, Pendapatan Margin Murabahah dan Dana Simpanan
Wadi’ah Terhadap Bonus Wadi’ah; Studi Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode April 20112014”(Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015).
17
Arifin Nur “Minat Nasabah Terhadap Produk Tabungan Wadi’ah Yad Adh-damaanah dan Mudharabah
Muthlaqah di Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya”(Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
E. Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan yang ingin
disampaikan oleh penulis pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui praktek simpanan dana di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap dana di KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan hasil penelitian yang digunakan ini diharapkan bisa bermanfaat
untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Secara teoretis bisa berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau
menambah wawasan pengetahuan terhadap simpanan dana dengan akad wadi<
‘ah
adh-dhamanah di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo yaitu sebuah lembaga
keunagan syariah dan selanjutnya bisa digunakan sebagai bahan penelitian lebih
luas atau lanjut.
2. Secara praktek diharapkan bisa memberikan masukan bagi para pembaca untuk
‘ah adhdapat dijadikan landasan teori tentang simpanan dana dengan akad wadi<
dhamanah di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo, dan sekaligus mempertajam
analisis teori dan praktek terhadap masalah tersebut.
G. Definisi Operasional
Dalam rangka untuk memperoleh pengetahuan luas dan jelas dalam
pembahasan tetang judul skripsi yang mebahas Tinjauan Hukum Islam Terhadap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di bank konvensional, maka
peneliti perlu menjelaskan secara jelas dan tajam apa maksud judul tersebut:
1. Hukum Islam: yang dimaksud dengan hukum Islam di sini yaitu ketentuanketentuan hukum Islam yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, dalam
penelitian ini yaitu tentang simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di
bank konvensional.
2. Simpanan dana adalah harta atau barang yang dititipkan atau disimpan di KJKS
Al-Mubarok Candi Sidoarjo terus dana atau barang tersebut dititipkan atau
disimpan lagi di Bank Konvensional atau Bank non Syariah.
H. Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitan empiris yaitu lapangan
yang di dasarkan pada penelitian kualitatif, penelitian lapangan adalah yang data
utamanya diperoleh dari lapangan. sedangkan kualitatif memuat tentang prosedur
penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa tulisan atau perkataan dari seseorang
atau pelaku yang diteliti.
Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Data yang Dikumpulkan
Dengan melihat permasalahan diatas , maka data yang akan dicari oleh
peneliti antara lain meliputi sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
a. Data yang meliputi alasan mengapa pihak KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo menyimpan dana-dana dari para anggota di perbankan
konvensional.
b. Data yang bersumber dari hukum Islam yang berkaitan dengan praktek
simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan
konvensional.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang pertama di mana sebuah
data di hasilkan, yaitu sumber data yang terkait langsung. 18
Yang meliputi para pegawai KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo, Satu
menjabat sebagai kepala, yang kedua sebagai wakil, ketiga dan ke empat
sebagai admin dan sekertaris, yang kelima dan enam sebagai marketing,
dan nasabah yang ikut menanamkan modalnya di KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data skunder adalah sumber data dari bahan bacaan yang
bersifat membantu atau menunjang dalam melengkapi serta memperkuat
data. Memberikan penjelaskan meneganai sumber data primer, berupa
18
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya : Airlangga University Press, 2001), 129.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
buku daftar pustaka yang berkaitan dengan objek penelitian. 19di antara
sumber data sekunder adalah
1. Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah
2. Juhaya S. Pradja, Lembaga Keuangan Syariah
3. Ismail Nawawi, Fiqih Muamalah Klasik dan Kontenporer
4. Ahmad Ashar Basjir, Asas-asas Hukum Muamalat
5. Muhammad Firdaus dkk. Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Kontenporer
6. Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekomomi Islam
7. Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh
8. Ali Al-Khalif, Al-Kam Al.Muamalat
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan beberapa informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Pengumpulan
data
dengan
menggunakan
atau
mangadakan
pengamatan langsung atau pencatatan sistematis tentang penerapan
simpanan dana yang ada di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo.
b. Interview (Wawancara)
Merupakan percakapan dalam bentuk Tanya jawab yang diarahkan
pada pokok permasalahan tertentu oleh dua orang atau lebih yang berhadapan
secara fisik. Wawancara atau interview ini merupakan suatu kegiatan yang
19
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 143.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
dilakukan
untuk
mendapatkan
informasi
secara
langsung
dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada responden atau narasumber
yaitu pihak karyawan dan nasabah yang menitipkan uangnya dengan akad
Wadi<
‘ah Adh-dhamanah lembaga keuanagan KJKS Al-Mubarok Candi
Sidoarjo. 20
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan dalam
metodologi penulisan sosial. Pada intinya studi dokumen adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri historis.21 Teknik peengumpulan data ini
dilakukan untuk memperoleh data tentang simpanan dana KJKS Al-Mubarok
Candi Sidoarjo di perbankan konvensional.
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yaitu teknik yang dilakukan melalui analisis data
dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,
pencatatan, dan penyajian fakta untuk penelitian. 22
b. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan data
tersebut. 23
c. Coding adalah kegiatan mengklasifikasi dan memeriksa data yang relevan
dengan tema penelitian agar lebih fungsional. 24
5. Teknik Analisis Data
20
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kenana,2011), 141.
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana Prada Media Grup, 2007), 121.
22
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89.
23
Ibid.,97.
24
Ibid., 99.
21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian yaitu dengan
menggunakan diskriptif analisis yaitu teknik untuk menggambarkan atau
menjelaskan data yang terkait dengan pembahasan, 25dalam teknik penelitian ini
menggambarkan apa yang terjadi di dalam praktek simpanan dana KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo di perbankan konvensional. Kemudia data itu dianalisis
ke dalam tinjauan hukum Islam.
Analisis tersebut menggunakan pola deduktif yaitu dimulai dengan
‘ah Adhmenggunakan teori-teori atau dalil-dalil dalam apliksi akad Wadi<
Dhmanah simpanan dana dan dikemukakan pemahaman secara umum menurut
tinjauan hukum islam untuk selanjutnya dapat diambil kesimpulan bersifat
khusus.
I. Sistematika Pembahasan
Bab pertama adalah latar belakang masalah yang berisikan tentang simpanan
dana, akad wadi<
‘ah dan simpana dana di KJKS Al-Mubarok candi sidoarjo,
identifikasi dan batasan masalah mencakup batasan masalah yang akan diteliti,
rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian,
definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasa.
Bab kedua adalah mengenai landasan teori yang membahas tentang kajian
‘ah, macam-macam Wadi<
‘ah, dasar hukum
bunga bank oleh fuqaha, Pegertian Wadi<
Wadi<
‘ah, rukun dan syarat Wadi<
‘ah dan pendapat para ulama’.
Bab ketiga adalah mengenai tetang deskripsi lokasi penelitian, yaitu
berisikan tentang gambaran umum serta sejarah berdirinya lembaga KJKS Al-
25
Moh. Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia,1999), 63.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
Mubarok Candi Sidoarjo, visi-misi KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo, legalitas
hukum struktur organisasi, job description, alasan nasabah atau pihak KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo menyimpan dananya di perbankan konvensional serta
penjelasan tetang mekanisme penyimpanan dana.
Bab keempat adalah berisikan tentang tinjauan hukum islam terhadap
simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan konvensional. Dalam
bab ini peneliti mengenganalisa: 1. Mengapa alasan pihak nasabah atau KJKS AlMubarok Candi Sidoarjo menyimpan dananya di perbankan konvensional. 2.
Tinjauan hukum islam terhadap simpanan dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di
perbankan konvensionaal.
Bab kelima adalah bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang
kesimpulan-kesimpulan yang di lengkapi dengan saran-saran, dan selain itu bab
penutup ini akan di lengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang
dianggap perlu.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB II
KAJIAN BUNGA BANK DAN WADI’AH
A. Kajian Bunga Bank Oleh Fuqaha
Kegiatan ekonomi dari masa ke masa terus mengalami perkembangan, yang
dahulu ada kini tidak ada, atau sebaliknya. Dulu institusi pemodal seperti bank tidak
dikenal dan sekarang ada. Maka persoalan baru dalam fiqh muamalah muncul ketika
pengertian riba dihadapkan pada persoalan bank. Di satu pihak, bunga bank (interest
bank) terperangkap dalam kriteria riba, di sisi lain, bank mempunyai fungsi sosial
yang besar, bahkan dapat dikatakan tanpa bank suatu negara akan hancur. 1
Dalam Ensiklopedia Indonesia, bahwa Bank (perbankan) ialah suatu lembaga
keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasanya dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, dengan mengedarkan alat tukar baru
dalam bentuk uang atau giral. Jadi kegiatannya bergerak dalam bidang keuangan
serta kredit dan meliputi dua fungsi yang penting yaitu sebagai perantara pemberi
kredit dan menciptakan uang. 2
Ada yang mendefinisikan bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang
bergerak menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian dana tersebut disalurkan
kepada yang memerlukan, baik perorangan maupun kelembagaan, dengan sistem
bunga. 3
Sistem hubungan perekonomian dan keuangan zaman sekarang ini, baik
dalam maupun luar negeri, adalah melalui saluran bank. Tidak ada suatu negara
1 Muhammad Zuhri, Riba dalam al-Qur’an dan Masalah Perbankan: Sebuah Tilikan Antisipatif, cet. I (Jakarta:
Raja Grafindo, 1996), hlm. 4.
2 M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo
Husada, 1996), hlm. 39-40
3Djejen Zainudin dan Suparta, Fiqh, (Semarang: Toha Putra, 1996), hlm. 71
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
dimana pun yang tidak mempunyai perusahan bank, karena bank dapat melancarkan
segala perhubungan dan lebih menjamin selamatnya pengiriman. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa tujuan dari suatu bank adalah mencari keuntungan dan
keuntungan itu dicapai dengan berniaga kredit. Bank mendapat kredit dari orang luar
dengan membayar bunga. Sebaliknya bank memberikan kredit dari kepada orang luar
dengan memungut bunga yang lebih besar dari pada yang dibayarkannya.
Jadi sedikit penjelasan di atas, maka yang disebut bunga bank adalah
tambahan yang harus dibayarkan oleh orang yang berhutang kepada bank atau
keuntungan yang diberikan pihak bank kepada orang yang menyimpan uang di bank
dengan besar-kecil sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bank tersebut. Tetapi
konsensus pendapat-pendapat menganggap bahwa bunga bank merupakan tambahan
tetap bagi modal, dikemukakan bahwa tambahan yang tetap ini merupakan biaya
yang layak bagi proses produksi. 4
Jadi selisih bunga itulah keuntungan bank. Sehingga bunga merupakan suatu
masalah yang tidak dapat dilepaskan dari perusahan bank dunia (umum). Mengenai
kedudukan bank tersebut, Moh.Hatta mengatakan bahwa sampai saat ini berbagai
ulama ada yang mengharamkan pemungutan bunga. Dengan larangan itu maka
hilanglah sendi tempat bank berdiri. Kalau bunga tidak boleh dipungut, maka tidak
dapat pula orang Islam untuk mendirikan bank. Lebih lanjut ia juga berpendapat, ada
pula ulama yang mengatakan, bahwa memungut rente itu merupakan perbuatan yang
tidak terpuji, tetapi apabila masyarakat mengkehendakinya, rente itu dibolehkan
juga. Hal seperti ini menimbulkan pemahaman masyarakat tentang sifat hukum
4 M. Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,alih bahasa Nastangin(Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf,
1997), hlm. 120
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
dalam Islam mempertimbangkan buruk dengan baik. Jika lebih besar baiknya dari
pada buruknya, hukumnya menjadi harus, pekerjaan seperti itu diperbolehkan. 5
Sementara Mirza Nurul Huda sebagaimana dikutip oleh A.Chatib,
memaparkan, bahwa satu segi kegiatan yang terpenting dari bank perdagangan
adalah menerima titipan uang dari orang-orang dan meminjamkan dengan jangka
pendek kepada orang lain guna menegakkan perdagangannya yang direncanakan.
Oleh karena itu, maka bunga bank berdiri dan ada untuk mencari keuntungan.
Apabila kita menghapus bunga sebagaimana yang diwajibkan oleh negara Islam
maka bagaimana bank akan bekerja. 6
Dalam Islam telah mengharamkan adanya riba. Masyarakat masa awal Islam
belum mengenal sistem perbankan modern dalam arti praktis, sehingga dalam
menanggapi fenomena ini, terjadi pebedaan pendapat. Beda pandangan dalam
menilai permasalahan ini menimbulkan kesimpulan–kesimpulan hukum yang berbeda
pula, dalam hal boleh atau tidaknya, halal haramnya umat Islam bermu’amalah
dengan bank.
Fenomena yang menarik kaitannya dengan ini adalah adanya respon dua
organisasi besar Islam Indonesia dalam menyikapi masalah bunga bank tersebut,
yaitu Nahdlatul Ulama melalui Bahsul Masail-nya dan Muhammadiyah dengan
Majlis Tarjih-nya. Salah satu keputusan hukum tentang bunga bank yang selama ini
telah beredar dalam kalangan umat Islam di antaranya adalah keputusan Mu’tamar
NU XII di Malang pada tanggal 12 Rabi’ah as-Sani 1356 H atau 25 Maret 1937 No
204, dan hasil sidang Majlis Tarjih Muhammadiyah tahun 1968 di Sidoarjo.
5 Fuad M Fahruddin, Riba dalam Bank: Koprasi, Perseroan dan Asuransi, (Bandung: al-Ma’arif, 1985), hlm.21
6 A. Chotib, Bank dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1962), hlm. 16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Telah menjadi sebuah pertanyaan besar masalah bunga bank ini dalam
mu’tamar NU terjadilah pembahasan yang begitu panjang tentang bagaimana hukum
menitipkan uang dalam bank, hingga kemudian pemerintah menetapkan pajak
kerena alasan mendapatkan bunga. Halalkah bunga itu? Dan bagaimana hukumnya
menitipkan uang dalam bank karena menjaga keamanan saja dan tidak menginginkan
bunga? Jawaban dari pertanyaan tersebut diambil dengan merujuk pada keputusan
Mu’tamar NU II di Surabaya pada tanggal 12 Rabi’ah as-Sani 1346 H atau 9
Oktober 1927 No. 28. yang memutuskan bahwa hukum bunga bank dan
sehubunganya itu sama dengan hukum gadai yang telah ditetapkan dalam mu’tamar
tersebut.
Di antara hasil keputusan Mu’tamar NU II di Surabaya, tentang gadai telah
menghasilkan tiga pendapat yaitu:
a.
Haram: sebab termasuk hutang yang dipungut manfaatnya (rente).
b. Halal: sebab tidak ada syarat sewaktu akad, menurut ahli hukum yang terkenal
bahwa adat yang berlaku itu tidak termasuk menjadi syarat.
c.
Syubhat (tidak tentu haram halalnya): sebab para ahli hukum masih terjadi
selisih pendapat .7
Sebagai catatan penting dalam keputusan mu’tamar tersebut bahwa untuk
lebih berhati-hati ialah dengan mengambil pendapat pertama yakni yang telah
mengharamkannya. Adapun menitipkan uang dalam bank karena untuk keamanannya
saja hukumnya makruh, dengan syarat apabila telah diyakini kalau uang tersebut
akan digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
7Abu Hamdan Abdu al-Jalil Hamid, Ahkam al-Fuqaha’ fi al-Muqarrarat Mu’tamarat Nahdatu al-Ulama’,
(Semarang: Toha Putra, t.t.), I:22. sebagai perbandingan lihat Abu Hamdan Abdu al-Jalil Hamid, Ahkam alFuqaha’ fi al-Muqarrarat Mu’tamarat Nahdatu al-Ulama’, (Semarang: Toha Putra, t.t.), II: 71.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Sementara keputusan Munas ‘Alim Ulama NU di Bandar Lampung tanggal 21-25
Januari 1992. Mengenai keputusan hukum bunga Bank ditempuh melalui prosedur
yang lebih metodologis lagi, sebagai penyeimbang keputusan Muktamar NU XII di
Malang. Adapun hasil keputusannya sebagai berikut :
a.
Haram, kerena bunga bank dipersamakan dengan riba secara mutlak
b. Boleh, kerena bunga bank tidak dipersamakan dengan riba
c.
Subhat, kerena masih belum jelas
Sementara itu, salah satu respon dari Muhammadiyah melalui keputusan
Majlis Tarjih tahun 1968 di Sidoarjo Jawa Timur tentang masalah–masalah fiqh
kontemporer (khususnya mengenai bunga bank) telah dilakukan dengan cara
berijtihad. Dalam berijtihad Majlis Tarjih menempuh tiga metode:
1.
Ijtihad Bayani, yaitu menjelaskan hukum yang kasusnya telah terdapat dalam
nash al-Quran dan al-Hadis
2. Ijtihad Qiyasi, yakni menyelesaikan kasus baru dengan cara menganalogikannya
dengan kasus yang hukumnya telah diatur dalam nash al-Quran dan al-Hadis
3.
Ijtihad Istislahi, yakni menyelesaikan beberapa kasus baru yang tidak terdapat
dalam kedua sumber di atas, dengan cara menggunakan penalaran yang didasarkan
atas kemaslahatan.
Dalam menetapkan hukum bunga bank, Majlis Tarjih mangaitkannya dengan
masalah riba, apakah bunga bank identik dengan riba atau tidak?, untuk memastikan
jawaban tersebut, Majlis Tarjih menggunakan qiyas sebagai metode ijtihadnya. 8
Bagi Muhammadiyah ‘illat diharamkannya riba adalah adanya pengisapan
atau penganiayaan (az-Zulm) terhadap peminjaman dana. Konsekuensinya, kalau
‘illat itu ada pada bunga bank, maka bunga bank sama dengan riba dan hukumnya
8 Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah,cet. I (Jakarta: Logos Publishing House,
1995 ), hlm. 64
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
riba. Sebaliknya kalau ‘illat itu tidak ada pada bunga bank, maka bunga bank bukan
riba, kerana itu tidak haram. 9
Bagi Muhammadiyah ‘illat diharamkannya riba disinyalir juga ada pada
bunga bank, sehingga bunga bank disamakan dengan riba dan hukumnya adalah
haram. Namun keputusan tersebut hanya berlaku untuk bank milik swasta. Adapun
bunga bank yang diberikan oleh bank milik negara pada para nasabahnya atau
sebaliknya, termasuk perkara musytabihat, tidak haram dan tidak pula halal secara
mutlak. 10
Dari diskripsi di atas nampak bahwa kedua organisasi tersebut mempunyai
konsep yang berbeda bahkan berseberangan.Namun, keduanya mempunyai sisi
kesamaan yaitu demi kemaslahatan umat manusia, meskipun implimentasinya juga
berbeda.Perbedaan
tersebut
terjadi
karena
adanya
sudut
pandang
yang
mempenagruhinya dalam menetapkan hukum tersebut.
Oleh karena itu penyusun tertarik untuk mencoba meneliti dan menelusuri
kembali permasalahan-permasalahan hukum bunga bank tersebut menurut pendapat
Nahdlatul Ulama melalui Bahsul Masail-nya dan Muhammadiyah dengan Majlis
Tarjih-nya, dengan titik tekan pada permaslahan dasar yang melatarbelakangi dari
perbedaan tersebut mengenai bunga bank adalah melalui metode pengambilan
keputasan hukumnya yang diambil dari segi kajian fiqhnya,
9Ibid., hlm. 125-126.
10 Urain selengkapnya dapat dilihat dalam Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majlis Tarjih
Muhammadiyah, (Yogyakarta: Persatuan, t.t), hlm 304-307
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
B. Wadi’ah
1. Wadi‘<
ah
a. Pengertian Wadi<
‘ah
Yang dimaksud dengan Al-Wadi<
’ah adalah sesuatu yang dititipkan
(ditinggalkan) baik berupa uang atau lainnya, kepada orang yang akan
menjaganya agar mengembalikan kepada orang yang menitipkannya kapan
’ah itu termasuk dalam jenis amanat, dan hukum
saja dia memintanya. Wadi<
wadi<
’ah itu berbeda menurut kondisinya. Terkadang wajib seorang muslim
untuk menerimanya, seperti ketika ada seorang muslim harus menjaga harta
saudaranya, dimana saudaranya tidak mendapati orang lain yang bisa untuk
’ah itu sunnah
menjaganya kecuali dirinya. Dan terkadang menerima wadi<
hukumnya, hal itu terjadi apabila ada orang yang meminta dirinya untuk
menjaga sesuatu dan dia dengan senang hati mampu menjaganya, karena itu
termasuk tolong menolong dalam kepajikan yang diperintahkan oleh Allah. 11
Menurut Sayid Sabiq bahwa penetipan barang adalah merupakan amanah
yang harus dijaga oleh penerima titipan, dan ia berkewajiban pula untuk
memelihara serta mengembalikannya pada saaat dikehendaki atau diminta
oleh pemilik. Kalau dianalisis dari pengertian penitipan barang sebagaimana
di ungkapkan di atas, makan akan terlihan bahwa penitipan barang
merupakan “perjanjian riil”, dikatakan sebagai perjanjian riil disebabkan katakata “sesuatu yang ditinggalkan”, yang mana dalam kata sesuatu disini,
berarti berwujud barang/benda. Dalam suatu perjanjian riil, timbulnya
hubungan hukum setelah dilakukannya perbuatan riil atau nyata, dalam hal
11 Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri, Minhajul Muslimin (Surakarta: Insan Kamil, 2011), 684
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
penitipan barang ini tentunya perbuatan riiltersebut dinyatalaksanakan/di
realisasikan dalam bentuk “menyerahkan suatu barang”. Dengan sendirinya
kalaupun perjanjian penitipan barng sudah diikat/diadakan, akan tetapi tidak
diikuti dengan tindakan p