Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tingkat Learned Helplessness Siswa yang Memiliki Prestasi Akademik Terendah di Kelas Regular dan Kelas Unggulan T1 802007075 BAB V
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang
memiliki prestasi akademik terendah di kelas reguler dan
kelas unggulan.
2. Siswa yang memiliki prestasi akademik terendah di kelas
reguler mempunyai learned helplessness yang lebih tinggi
dibandingkan siswa yang memiliki prestasi akademik
terendah di kelas unggulan.
B. Saran
Memperhatikan kesimpulan di atas, maka adapun
saran yang diajukan adalah bahwa diperlukan upaya-upaya
oleh pihak terkait (seperti misalnya para guru dan orang tua
dari siswa) guna mengurangi atau mengatasi learned
helplessness pada siswa yang memiliki prestasi akademik
terendah di kelasnya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Guru yang mengajar di kelas regular sebaiknya secara
intens mengkomunikasikan kepada siswanya bahwa
semua siswa dapat melakukan tugas dengan baik jika
80
81
berusaha dan tekun. Jika siswa memperoleh keberhasilan,
mereka hendaknya diberi pujian atau penghargaan.
Sebaliknya jika mendapatkan kegagalan, siswa dihibur
bahwa sebetulnya mereka juga mampu, tetapi mungkin
kurang berusaha. Kata-kata ini akan lebih baik bagi siswa
di kelas regular guna meningkatkan efiksasi dirinya.
2. Guru yang mengajar di kelas regular sebaiknya juga perlu
sering mengingatkan kepada siswanya bahwa setiap orang
tidak sepenuhnya hanya memiliki kelemahan atau
kekurangan dalam dirinya.
Jika ia gagal dalam satu
bidang bukan berarti ia juga tidak mempunyai kemampua
yang baik di bidang lainnya.
3. Guru yang mengajar di kelas unggulan sebaiknya perlu
mengajari siswanya tentang cara belajar (study skills) dan
manajemen waktu yang benar. Hal ini mengingat bahwa
jika siswa mengalami kegagalan, hal tersebut bukan
dikarenakan mereka tidak pandai mengingat mereka
berada di kelas unggulan. Kegagalan yang dialami siswa
dapat saja disebabkan karena cara belajarnya serta
manajemen waktu yang kurang baik.
4. Selaku orang tua, hendaknya tidak menaruh harapan yang
terlampau tinggi kepada anaknya sehingga tidak menjadi
beban bagi sang anak. Selain itu, perlu lebih memberikan
perhatian, dukungan, dan kesiapan untuk membantu
anaknya dalam belajar di rumah.
82
5. Orang tua juga sepatutnya memberikan pujian atas
keberhasilan anaknya karena kerja keras mereka dan
sebaliknya tidak mengkritik kegagalan mereka karena
ketidakmampuannya.
6. Orang tua sebaiknya selalu memberikan motivasi,
sekalipun anaknya mengalami kegagalan dan tidak
melabel bahwa anaknya adalah anak yang bodoh.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang
memiliki prestasi akademik terendah di kelas reguler dan
kelas unggulan.
2. Siswa yang memiliki prestasi akademik terendah di kelas
reguler mempunyai learned helplessness yang lebih tinggi
dibandingkan siswa yang memiliki prestasi akademik
terendah di kelas unggulan.
B. Saran
Memperhatikan kesimpulan di atas, maka adapun
saran yang diajukan adalah bahwa diperlukan upaya-upaya
oleh pihak terkait (seperti misalnya para guru dan orang tua
dari siswa) guna mengurangi atau mengatasi learned
helplessness pada siswa yang memiliki prestasi akademik
terendah di kelasnya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Guru yang mengajar di kelas regular sebaiknya secara
intens mengkomunikasikan kepada siswanya bahwa
semua siswa dapat melakukan tugas dengan baik jika
80
81
berusaha dan tekun. Jika siswa memperoleh keberhasilan,
mereka hendaknya diberi pujian atau penghargaan.
Sebaliknya jika mendapatkan kegagalan, siswa dihibur
bahwa sebetulnya mereka juga mampu, tetapi mungkin
kurang berusaha. Kata-kata ini akan lebih baik bagi siswa
di kelas regular guna meningkatkan efiksasi dirinya.
2. Guru yang mengajar di kelas regular sebaiknya juga perlu
sering mengingatkan kepada siswanya bahwa setiap orang
tidak sepenuhnya hanya memiliki kelemahan atau
kekurangan dalam dirinya.
Jika ia gagal dalam satu
bidang bukan berarti ia juga tidak mempunyai kemampua
yang baik di bidang lainnya.
3. Guru yang mengajar di kelas unggulan sebaiknya perlu
mengajari siswanya tentang cara belajar (study skills) dan
manajemen waktu yang benar. Hal ini mengingat bahwa
jika siswa mengalami kegagalan, hal tersebut bukan
dikarenakan mereka tidak pandai mengingat mereka
berada di kelas unggulan. Kegagalan yang dialami siswa
dapat saja disebabkan karena cara belajarnya serta
manajemen waktu yang kurang baik.
4. Selaku orang tua, hendaknya tidak menaruh harapan yang
terlampau tinggi kepada anaknya sehingga tidak menjadi
beban bagi sang anak. Selain itu, perlu lebih memberikan
perhatian, dukungan, dan kesiapan untuk membantu
anaknya dalam belajar di rumah.
82
5. Orang tua juga sepatutnya memberikan pujian atas
keberhasilan anaknya karena kerja keras mereka dan
sebaliknya tidak mengkritik kegagalan mereka karena
ketidakmampuannya.
6. Orang tua sebaiknya selalu memberikan motivasi,
sekalipun anaknya mengalami kegagalan dan tidak
melabel bahwa anaknya adalah anak yang bodoh.