Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008068 BAB II

(1)

9 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Peran Keluarga

2.1.1 Pengertian Peran Keluarga

Peran keluarga adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Efendy, 2009). Dapat dikatakan bahwa peran merupakan sesuatu yang diharapkan akan dilakukan seseorang yang kemudian akan memberikan pemenuhan kebutuhan. Jika mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan individu, keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu peran keluarga juga merupakan salah satu fungsi keluarga dalam upaya pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga, tempat pengambilan keputusan (decision making) dan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat (Mubarak, 2009).

2.1.2 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah salah satu institusi masyarakat yang paling penting. Keluarga mewakili kelompok sosial primer yang


(2)

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh individu dan instansi lain. Setiap individu dalam keluarga mengakui keluarga sebagai unit sosial dasar karena kebanyakan individu memiliki kedekatan untuk berinteraksi dan berhubungan secara terus- menerus dengan anggota keluarganya daripada dengan kelompok sosial lain. Bobak, dkk (2004: 11-12). Lebih lanjut, menurut Mubarak, (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau odopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.

2.1.3 Tipe-Tipe Keluarga

Menurut Friedman, (1998) ada beberapa tipe keluarga secara umum antara lain : Keluarga inti (konjugal) adalah keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian nafkah, keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak mereka, anak kandung, anak adopsi atau keduanya, keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan, sedangkan keluarga besar merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah) yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman kelurga inti (termasuk sanak keluarga, kakek/nenek, tante paman dan sepupu. Sedangkan menurut Mubarak ada berbagai Tipe keluarga diantaranya :


(3)

1. Traditional Nuclear. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah

2. Extended family. Extended family adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya 3. Reconstituted nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah

4. Middle age/aging couple. Suami sebagai pencari uang, istri dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier

5. Dyadic nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja di luar rumah

6. Single parent. Satu orang tua sebagai akibat

perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah

7. Dual carrier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak


(4)

8. Commuter married. Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu

9. Single adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal dalam sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah

10. Three generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah

11. Institusional. Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti

12. Comunal. Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

13. Group marriage. Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak

14. Unmaried parent and child. Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi

15. Cohobing cauple. Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan


(5)

2.1.4 Fungsi Keluarga

Dalam satu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat dijalankan diantaranya sebagai berikut :

1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga

2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memeberikan identitas pada keluarga

3. Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya

4. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang

5. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,


(6)

memepersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Friedman, 1998 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, diantaranya adalah :

1. Fungsi afektif (the affective function)

Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang gembira dan bahagia. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungsi afektif afektif antara lain :

a. Memelihara saling asuh ( mutual nurturance)

Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan saling menerima, dan saling mendukung antaranggota. Setiap anggota yang mendapat kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain, maka kemampuannya untuk memberi dapat


(7)

meningkat, sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.

b. Keseimbangan saling menghargai

Pendekatan yang cukup baik untuk menjadi orang tua diistilakan dengan keseimbangan saling menghargai. Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang positif dimana tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun sebagai anak, sehingga fungsi afektif akan tercapai

c. Pertalian dan identifikasi

Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan individu dalam keluarga adalah pertalian (bonding) atau kasih sayang (attachment) digunakan secara bergantian. Kasih sayang adaslah ikatan emosional yang relatif unik dan abadi antara dua orang tertentu.


(8)

d. Keterpisahan dan kepaduan

Salah satu masalah pokok psikologis yang sentral dan menonjol yang meliputi kehidupan keluarga adalah cara keluarga memenuhi kebutuhan psikologis, mempengaruhi identitas diri dan harga diri individu

2. Fungsi sosialisasi (the socialization )

Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan di akhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dimana individu secara kontinu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang berpola secara sosial yang mereka alami

3. Fungsi reproduksi (the reproductive function)

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia

4. Fungsi ekonomi (the economic function)

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti : makanan, pakaian, dan perumahan, maka keluarga memerlukan sumber keuangan


(9)

5. Fungsi perawatan keluarga/ pemeliharaan kesehatan (the helath care function). Bagi para profesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian keluarga.

2.1.5 Peran-Peran Formal Keluarga

Menurut Mubarak, (2009) setiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang terkait, yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggotanya, seperti cara-cara masyarakat membagi peran-perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai berikut : Peran sebagai provider atau penyedia, Sebagai pengatur rumah tangga, Perawatan anak, baik yang sehat maupun sakit, Sosialisasi anak, Rekreasi, Persaudaraan (kinship), memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan Peran seksual. Sedangkan peran-peran informal keluarga bersifat implisit, biasanya tidak tampak, dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan/untuk menjaga


(10)

keseimbangan dalam keluarga. Beberapa contoh peran informal yang bersifat adaptif diantaranya sebagai berikut ;

1. Pendorong. Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengarkan

2. Pengharmonis. Pengharmonis yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat

3. Insiator-kontributor. Mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok

4. Pendamai. Pendamai berarti jika terjadi konflik yaitu peranik dalam keluarga maka konflik dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai

5. Pencari nafkah. Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi


(11)

kebutuhan, baik material maupun nonmaterial anggota keluarganya

6. Perawatan keluarga. Perawatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit.

7. Penghubung keluarga. Perantara keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitor komunikasi dalam keluarga

8. Pionir keluarga. Pionir keluarga yaitu membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing dan mendapatkan pengalaman baru

9. Sahabat, penghibur, dan koordinator. Koordinator keluarga berarti mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan

Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan dengan baik berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga juga harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :


(12)

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti . perubahan sekecil apapun yang dialami oleh anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhaian keluarga atau orang tua

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi

4. Mempertahankan yang suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota


(13)

keluarga akan memilki waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memaafkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya 2.2 Keluarga Sebagai Motivator

Keluarga adalah salah satu institusi masyarakat yang paling penting. Keluarga mewakili kelompok sosial primer yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh individu dan instansi lain.

Motivasi adalah kondisi internal yang terdiri dari kebutuhan, dorongan, dan hasrat yang menggerakkan perilaku individu untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan tertentu (Shobiah, 2002). Motivasi juga merupakan kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu (Elliot et al. 2000). Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya (1) hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, (2) dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, (3) harapan dan cita-cita, (4)


(14)

penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) lingkungan yang baik, serta (6) kegiatan yang menarik

2.2.1 Teori Motivasi

Berdasarkan beberapa pendekatan mengenai motivasi, Swansburg (2001), mengklasifikasikan motivasi kedalam teori-teori isi motivasi dan proses motivasi.

2.2.1.1 Teori Isi Motivasi

Teori – teori isi motivasi berfokus pada faktor-faktor atau kebutuhan dalam diri seseorang untuk menimbulkan semangat, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku

A. Teori Motivasi kebutuhan (Abraham A. Maslow)

Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia secara hierarki, yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok defisiensi dan kelompok pengembangan. Kelompok defisiensi secara hierarkis adalah fisiologis, rasa aman, kasih sayang dan penerimaaan, serta kebutuhan akan harga diri.

Kelompok pengembangan mencakup kebutuhan aktualisasi diri (Ahmadi dan Supriyono, 1991).


(15)

a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur biologis. Kebutuhan ini berupa : kebutuhan makan, minum, bernapas, seksual dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman dan bahaya lingkungan.

c. Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta, yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, berafiliasi, berinteraksi, mencintai dan dicintai

d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai.

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kebutuhan (skill) dan potensi, serta berpendapat dengan mengemukakan penilaian dan kritik terhadap sesuatu

B. Teori ERG ( Alderfer’s ERG Theory)

Teory ERG (existence, relstedness and growth), dikembangkan oleh Clayton Alderfer. Menurut teori ini, komponen existence adalah mempertahankan eksitensi merupakan kebutuhan setiap manusia untuk menjadi terhormat. Hampir sama dengan teori Maslow, kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan fisiologis juga terdapat kebutuhan akan keamanan yang merupakan komponen existence. Relatedness tercermin dari sifat manusia sebagai insan sosial yang


(16)

ingin berafiliasi, dihargai, dan diterima oleh lingkungan sosial. Growth lebih menekankan kepada keinginan seseorang untuk tumbuh dan berkembang mengalami kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan dan kemampuan, serta mengaktualisasi diri (Siagian, 2004)

C. Teori Motivasi Dua Faktor (Frederick Herzbeg’s Two FactorsTheory)

Hezberg, seorang psikolog yang berusaha mengembangkan kebenaran teorinya, melakukan penelitian kepada sejumlah pekerja untuk menemukan jawaban dari : ” Timbulnya keinginan Hezberg untuk meneliti adalah karena adanya keyakinan bahwa terdapat hubungan yang mendasar antara seseorang dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, sikap seseorang terhadap pekerjaannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalannya (siagian, 2004).

2.2.1.2 Teori Proses Motivasi

Teori proses motivasi terdiri atas teori penguatan, teori pengharapan, teori keadilan, dan teori penetapan tujuan.

a. Teori Penguatan (Skinner’s Reinfircement theory)

Skinner mengemukakan suatu teori proses motivasi yang desebut operant conditioning. Pembelajaran timbul sebagai akibat dari perilaku, yang juga disebut modifikasi perilaku.


(17)

Perilaku merupakan operant, yang dapat dikendalikan dan diubah melalui penghargaan dan hukuman. Perilaku positif yang diinginkan harus dihargai dan diperkuat, karena penguatan yang baik akan memberikan motivasi, meningkatkan kekuatan dari suatu respon atau menyebabkan pengulangannya.

b. Teori Pengharapan (Victor H. Vroom’s Expectancy Theory)

Teori harapan dikembangkan oleh Vroom yang diperluas oleh porter dan Lawler. Inti dari teori harapan terletak pada pendapat yang mengemukakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak bergantung pada harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan terdapat daya tarik pada hasil tersebut bagi orang yang bersangkutan (Siagian, 2004).

c. Teori Keadilan (Adam’s Equity Theory)

Teori keadilan yang dikembangkan oleh adam didasari pada asumsi bahwa puas atau tidaknya seseorang terhadap apa yang dikerjakannya merupakan hasil dari membandingkan antara input usaha, pengalaman, skill, pendidikan, dan jam kerjanya dengan output atau hasil yang didapatkan dari pekerjaan tersebut (Mangkunegara, 2005).


(18)

d. Teori Penetapan Tujuan (Edwin Locke’s Theory)

Dalam teori ini, Edwin Locke mengemukakan kesimpulan bahwa penetapan suatu tujuan tidak hanya berpengaruh terhadap pekerjaan saja, tetapi juga mempengaruhi orang tersebut untuk mencari cara yang efektif dalam mengerjakannya (Mangkunegara, 2005). Kejelasan tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya akan menumbuhkan motivasi yang tinggi. Tujuan yang sulit sekalipun apabila ditetapkan sendiri oleh orang yang bersangkutan atau organisasi yang membawahinya akan membuat prestasi yang meningkat, asalkan dapat diterima sebagai tujuan yang pantas dan layak dicapai (Siagian, 2004).

2.2.1.3. Jenis Motivator

Manusia sifatnya unik sehingga untuk memotivasi satu dengan yang lain tidak harus sama. Melalui pemahaman tentang hierarki kebutuhan maslow, kita dapat mengetahui jenis-jenis motivator. Individu memiliki hierarki kebutuhan yang menentukan tindakannya. Sekali kebutuhan paling dasar dipuaskan, individu akan termotivasi untuk mencapai klebutuhan berikutnya.

Menurut Abraham C. dan Shanley F. (1997), jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja


(19)

yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkiungan yang kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam bekerja.

A. Cara Memotivasi

Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memotivasi seseorang, yaitu :

a. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan

b. Memotivasi dengan bujukan (Motivating by enticement), yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang memberikan motivasi

c. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by indentification or ego-involvement),yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu.


(20)

Keluarga menyediakan suatu fungsi proteksi bagi anggotanya. Fungsi ini memberi dukungan, sosialisasi anak-anak, memenuhi kebutuhan makanan, dan tempat tinggal serta merupakan tempat yang aman dari dunia luar. Sebagai bagian dari masyarakat keluarga adalah suatu subsistem dari sistem sosial yang lebih besar (Karen Stolte).

Petze (1994) mengemukakan kompetensi keluarga sebagai ketrampilan berkomunikasi, pembelajaran sebelumnya dan perilaku koping yang berhubungan, pengertian terhadap tindakan dan motivasi seseorang, kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara emosional, kemampuan untuk menjadi jujur dan terbuka dalam menghadapi orang lain, kapasitas mengatasi masalah dan mengikuti rencana

2.3 Konsep Kanker Payudara

2.3.1 Pengertian kanker payudara

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat kali ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau tidak terkontrol maka sel sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain dan nantinya dapat mengakibatkan kematian. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe), ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu


(21)

sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit dan bawah kulit. Akibat penyakit ini penderita bisa meras nyeri, fungsi dari organ-organ yang terserang menurun hingga bisa menyebabkan kematian (Tapan, 2005).

2.3.2 Penyebab Kanker Payudara

Menurut Brunner & Suddarth, Penyebab langsung kanker payudara hingga saat ini belum diketahui, namun menurut hasil penelitian bahwa ternyata banyak faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara. Faktor penyebab tersebut antara lain : 1) Riwayat pribadi tentang kanker payudara (risiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun). 2) Hubungan keluarga langsung dari wanita dengan kanker payudara (risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun. 3) Risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung). 4) Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun (menarke dini). 5) Wanita yang mempunyai anak pertama setelah berusia 30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia sebelum 20 tahun. 6) Menopause pada usia lanjut (setelah 50 tahun) meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara dalam


(22)

perbandingan wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai resiko sepertiganya, 7) Riwayat penyakit payudara jinak mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara. 8) pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun berisiko hampir dua kali lipat. 9) Obesitas (risiko terendah diantara wanita pascamenopause) yang mana wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat. 10) Wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker payudara dan resiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi. 11) Terapi penggantian hormone : wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan ekstrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang atau lebih dari 10 sampai 15 tahun dapat mengalami peningkatan risiko sedangkan penambahan progesteron terhadap penggantian ekstrogen menigkatkan insidens kanker endometrium yang mana hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara). 12) Wanita yang mengkonsumsi alkohol ( sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari.


(23)

2.3.3 Gejala Klinis Kanker Payudara

Menurut Tapan, 2005 gambaran klinis pada kanker payudara adalah teraba adanya benjolan, tidak sakit, tunggal pada payudara, dengan konsistensi yang keras dan padat. Benjolan tersebut berbatas tegas, dengan ukuran kurang dari 5 cm. Biasanya dalam stadium dini ini, belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. Sedangkan menurut Jane, 2003, manifestasi kanker payudara dapat digolongkan menjadi tiga antara lain : (1) Gejala yang paling sering ditemukan : massa (terutama jika keras, ireguler, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara, atau daerah aksila; rabas puting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai karakter serosanguineous (mengandung serum dan darah); retraksi atau inversi puting susu; perubahan ukuran, bentuk atau struktur, payudara (asimetris); pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya; kulit yang bersisik di sekitar puting susu; (2) gejala penyebaran lokal atau regional : kemerahan, ulserasi edema, atau pelebaran vena; pelebaran peau d’ orange (seperti kulit jeruk); pembesaran kelenjar getah bening aksila; (3) bukti metastasis : pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal; hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura; peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif dan atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang; tes fungsi hati abnormal


(24)

Menurut Brunner & Suddart (2000) tumor mempunyai tahap I –IV tergantung pada ukuran, nodus limfe yang terkena, dan metastasis): (1) Tahap I : tumor kecil kurang dari 2 cm, nodus limfe negatif dan tidak terdeteksi metastasis; (2) Tahap II : tumor lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus limfe terfiksasi positif, tidak terdeteksi metastasis; (3) Tahap III : Tumor lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan invasi kulit atau dinding dada atau nodus limfe terfiksasi positif dala area klavikular, tanpa bukti metastasis; (4) Tahap IV: Tumor dalam ukuran berapa saja dengan nodus limfe positif atau negatif dengan metastasis jauh 2.3.4 Tipe Kanker Payudara

Menurut Otto E. Shirley ( 2005) beberapa tipe kanker payudara antara lain

a. Karsinoma in situ

Karsinoma in situ adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan karsinoma duktker dini yang belum menyebar atau meyusup keluar dari tempat asalnya

b. Karsinoma duktal

Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90 % kanker payudara merupakan carsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada


(25)

pemeriksaan mammograf, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikas). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35 % penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama)

c. Karsinoma Lobuler

Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30 % penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara)

d. Kanker invasif

Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80 % kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10 % adalah kanker lobuler

e. Karsinoma medular

Kanker ini berasal dari kelenjar susu dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan


(26)

lambat sehingga prognosisnya lebih baik. Sekitar 6% dari kanker payudara termasuk jenis ini

f. Karsinoma duktal-tubular

Kanker ini berasal dari kelenjar susu, jarang terjadi, menempati sekitar 2 % kanker. Prognosisnya sangat baik karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim

g. Karsinoma inflamatori

1%-2% menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor setemoat, nyeri tekan, payudara secara abnormal keras dan membesar, kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi puting susu

h. Penyakit paget’s payudara

Tipe ini jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara, tumor ini dapat duktal atau invasif. Massa sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul

i. Kanker musinus

3% dari kanker payudara penghasil lendir, tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik


(27)

2.3.5 Penatalaksanaan

Menurut Smeltzer (2002), penatalaksanaan kanker payudara terdiri dari :

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi : keseluruhan payudara diangkat bersamaan dengan nodus limfe aksilar.

2. Pembedahan payudara-konservasi: lumpektomi, mastektomi, segmental atau kuadranektomi, dan diseksi aksilaris diikuti dengan terapi radiasi terhadap penyakit mikroskopik residual

3. Mastektomi memberikan kesempatan maksimum pengangkatan tumor, dan nodus yang terkena

4. Serangkaian terapi sinar eksternal pada masa tumor, untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan dan eradiksi kanker residual.

5. Kemoterapi diberikan untuk eradikasi penyebaran mikrometastasis penyakit misalnya : cytoxan(C), metotreksat (M), fluorourasil(F) dan AdrIamycin (A)

6. Program kemoterapi untuk kanker payudara menggabungkan beberapa preparat untuk menggambungkan beberapa preparat untuk meningkatkan penghancuran sel tumor dan untuk meminimalkan resistensi medikasi. Preparat kemoterapeutik yang paling sering digunakan dalam kombinasi adalah cytoxsan (C),


(28)

methot rexate (M), Fluororacil (F) dan adryamicin (A) Regimen CMF atau CAF adalah protokol pengobatan yang sering.

7. Transplan sumsum tulang autolog (ABMT) sekarang ini sudah menunjukan peningkatan dalam penggunaannya; penggunaan faktor-faktor pertumbuhan untuk menstimulasi sumsum tulang mempunyai penurunan mortalitas yang tinggi

8. Terapi hormonal berdasarkan pada indeks reseptor, estrogen dan progesteron. Tamoksifen merupakan agen hormonal utama yang digunakan untuk menekan tumor yang tergantung pada hormon. Preparat hormonal lainnya adalah megace. Halotestin, dan cytadren

9. Pembedahan rekonstruktif elektif memberikan pertimbangan keuntungan psikologis, tetapi merupakan kontraindikasi jika kanker merupakan tahap lanjut setempat, metastatik, atau inflamasi


(1)

2.3.3 Gejala Klinis Kanker Payudara

Menurut Tapan, 2005 gambaran klinis pada kanker payudara adalah teraba adanya benjolan, tidak sakit, tunggal pada payudara, dengan konsistensi yang keras dan padat. Benjolan tersebut berbatas tegas, dengan ukuran kurang dari 5 cm. Biasanya dalam stadium dini ini, belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. Sedangkan menurut Jane, 2003, manifestasi kanker payudara dapat digolongkan menjadi tiga antara lain : (1) Gejala yang paling sering ditemukan : massa (terutama jika keras, ireguler, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara, atau daerah aksila; rabas puting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai karakter serosanguineous (mengandung serum dan darah); retraksi atau inversi puting susu; perubahan ukuran, bentuk atau struktur, payudara (asimetris); pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya; kulit yang bersisik di sekitar puting susu; (2) gejala penyebaran lokal atau regional : kemerahan, ulserasi edema, atau pelebaran vena; pelebaran peau d’ orange (seperti kulit jeruk); pembesaran kelenjar getah bening aksila; (3) bukti metastasis : pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal; hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura; peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif dan atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang; tes fungsi hati abnormal


(2)

Menurut Brunner & Suddart (2000) tumor mempunyai tahap I –IV tergantung pada ukuran, nodus limfe yang terkena, dan metastasis): (1) Tahap I : tumor kecil kurang dari 2 cm, nodus limfe negatif dan tidak terdeteksi metastasis; (2) Tahap II : tumor lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus limfe terfiksasi positif, tidak terdeteksi metastasis; (3) Tahap III : Tumor lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan ukuran berapa saja dengan invasi kulit atau dinding dada atau nodus limfe terfiksasi positif dala area klavikular, tanpa bukti metastasis; (4) Tahap IV: Tumor dalam ukuran berapa saja dengan nodus limfe positif atau negatif dengan metastasis jauh 2.3.4 Tipe Kanker Payudara

Menurut Otto E. Shirley ( 2005) beberapa tipe kanker payudara antara lain

a. Karsinoma in situ

Karsinoma in situ adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan karsinoma duktker dini yang belum menyebar atau meyusup keluar dari tempat asalnya

b. Karsinoma duktal

Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90 % kanker payudara merupakan carsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada


(3)

pemeriksaan mammograf, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikas). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35 % penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama)

c. Karsinoma Lobuler

Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30 % penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara)

d. Kanker invasif

Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80 % kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10 % adalah kanker lobuler

e. Karsinoma medular

Kanker ini berasal dari kelenjar susu dan tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan


(4)

lambat sehingga prognosisnya lebih baik. Sekitar 6% dari kanker payudara termasuk jenis ini

f. Karsinoma duktal-tubular

Kanker ini berasal dari kelenjar susu, jarang terjadi, menempati sekitar 2 % kanker. Prognosisnya sangat baik karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim

g. Karsinoma inflamatori

1%-2% menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor setemoat, nyeri tekan, payudara secara abnormal keras dan membesar, kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi puting susu

h. Penyakit paget’s payudara

Tipe ini jarang terjadi, gejala yang sering timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara, tumor ini dapat duktal atau invasif. Massa sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul

i. Kanker musinus

3% dari kanker payudara penghasil lendir, tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik


(5)

2.3.5 Penatalaksanaan

Menurut Smeltzer (2002), penatalaksanaan kanker payudara terdiri dari :

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi : keseluruhan payudara diangkat bersamaan dengan nodus limfe aksilar.

2. Pembedahan payudara-konservasi: lumpektomi, mastektomi, segmental atau kuadranektomi, dan diseksi aksilaris diikuti dengan terapi radiasi terhadap penyakit mikroskopik residual

3. Mastektomi memberikan kesempatan maksimum pengangkatan tumor, dan nodus yang terkena

4. Serangkaian terapi sinar eksternal pada masa tumor, untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan dan eradiksi kanker residual.

5. Kemoterapi diberikan untuk eradikasi penyebaran mikrometastasis penyakit misalnya : cytoxan(C), metotreksat (M), fluorourasil(F) dan AdrIamycin (A)

6. Program kemoterapi untuk kanker payudara menggabungkan beberapa preparat untuk menggambungkan beberapa preparat untuk meningkatkan penghancuran sel tumor dan untuk meminimalkan resistensi medikasi. Preparat kemoterapeutik yang paling sering digunakan dalam kombinasi adalah cytoxsan (C),


(6)

methot rexate (M), Fluororacil (F) dan adryamicin (A) Regimen CMF atau CAF adalah protokol pengobatan yang sering.

7. Transplan sumsum tulang autolog (ABMT) sekarang ini sudah menunjukan peningkatan dalam penggunaannya; penggunaan faktor-faktor pertumbuhan untuk menstimulasi sumsum tulang mempunyai penurunan mortalitas yang tinggi

8. Terapi hormonal berdasarkan pada indeks reseptor, estrogen dan progesteron. Tamoksifen merupakan agen hormonal utama yang digunakan untuk menekan tumor yang tergantung pada hormon. Preparat hormonal lainnya adalah megace. Halotestin, dan cytadren

9. Pembedahan rekonstruktif elektif memberikan pertimbangan keuntungan psikologis, tetapi merupakan kontraindikasi jika kanker merupakan tahap lanjut setempat, metastatik, atau inflamasi


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008068 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008068 BAB IV

0 0 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang T1 462008068 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Sebagai Motivator Pasien Ca Mammae Post Mastectomy di RS Panti Wilasa Citarum Semarang

0 0 63

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB I

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB II

0 3 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB IV

0 3 248

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah T1 462008061 BAB V

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Pre- dan Post-Histerektomi di Rumah Sakit Panti Wilasa “Citarum” Semarang Jawa Tengah

0 0 20